Ischialgia
Pembimbing :
dr. Hernawan, Sp.S
Disusun Oleh:
Risma Orchita Agwisa F G1A014031
Mia Octavia Medisa P G1A014032
Mochamad Rizki Firmansyah G1A014033
Ahmad Mustafid Alwi G1A014034
Diajukan untuk memenuhi syarat ujian blok 7.4 “Foundation for Clinical
Rotation” Bagian Saraf di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
1
I. LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. Rochmat
b. Umur : 35 tahun
c. Alamat : Sokaraja kulon
d. Pekerjaan : Tukang las
e. Agama : Islam
f. Jenis kelamin : Laki-laki
2. Keluhan utama: nyeri pinggang sampai ke kaki
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Onset : 1 bulan yang lalu
b. Kronologi: awalnya saat sedang bekerja pasien jatuh dalam posisi duduk. 2
hari setelah kejadian tersebut pasien mulai merasakan nyeri pada pinggang
akan tetapi tidak berobat
c. Kuantitas:
d. Kualitas: keluhan hilang timbul dan mengganggu aktivitas
e. Faktor memperberat: saat bangun tidur, duduk, membungkuk, dan membawa
beban berat
f. Faktor memperingan: istirahat
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Keluhan nyeri pinggang sebelumnya disangkal
b. Hipertensi disangkal
c. Diabetes melitus disangkal
d. Trauma disangkal
5. Riwayat penyakit kelaurga
a. Keluarga tidak ada yang mengeluhkan nyeri pinggang
b. Kelurga tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi maupun darah tinggi
6. Riwayat gizi
a. Ketika pasien makan santan pinggangnya sakit
b. Pasien dilarang memakan sayur bayam
c. Pasien jarang mengkonsumsi kopi
2
7. Riwayat sosial ekonomi
a. Pekerjaan pasien sebagai tukang las
b. Pasien sering mengangkat beban berat saat bekerja
8. Status internus pasien
a. Keadaan umum: Kompos mentis
b. Tekanan darah: 110/70 mmHg
c. Denyut nadi: 86x/menit
d. Suhu: 36 oC
e. Pernafasan: 24x/menit
f. Bb: 50,5 kg
g. Tb: 155 cm
h. Paru-paru : SD vesikuler +/+, wheezing -/-, rbh -/-, rbk -/-
i. Jantung: S1>S2, ictus kordis tak tampak, kuat angkat -, murmur negatif,
gallop negatif
j. Abdomen: datar, bising usus posititf normal, timpani, lien tidak teraba
membesar
k. Hati: hepar tidak teraba membesar
l. Kel. Limfe: tidak teraba pembesaran
m. Status gizi: -
9. Status neurologik
a. Kesadaran : komposmentis
b. Kuantitatif: GCS 15
c. Kualitatif: tingkah laku normal perasaan stabil
d. Orientasi : tempat baik, orang baik, sekitar baik
e. Jalan pikiran : baik, kecerdasan baik
f. Daya ingat kejadian baru baik, lama baik
g. Kemampuan bicara baik, sikap tubuh normal
h. Cara berjalan baik gerakan abnormal tidak ada
i. Kepala
Bentuk mesochepal, simetris, ukuran normal
Palpasi positif normal, nyeri tekan negatif
j. Leher
3
Sikap normal, gerakan normal, kaku kuduk negatif
k. Bentuk vertebrae normal, nyeri tekan vertebrae negatif
l. Pulsasi negatif, bising karotis kanan negatif kiri negatif
m. Bising subklavia kanan negatif, kiri negatif
n. Tes nafsiger negatif
o. Tes brudzinski negatif
p. Tes valsava positif nyeri pada pinggang kiri
10. Saraf otak
a. N.I olfaktorius daya penghidu (kanan) tidak dilakukan, kiri tidak dilakukan
b. N. II optikus
Daya penglihata kanan normal, kiri normal
Pengenalan kanan baik, kiri baik
Warna kanan baik, kiri baik
Medan kanan baik, kiri baik
Penglihatan kanan baik, kiri baik
Fundus tidak dilakukan
c. N. III okulomotorius
Ptosis kana (-), kiri (-)
Gerak bola mata ke medial kanan (+), kiri (+). Atas kanan (+), kiri (+). Bawah
kanan (+), kiri (+)
Ukuran pupil kanan 3mm, kiri 3mm
Bentuk pupil kanan bulat, kiri bulat
Reflek cahaya langsung kanan +N, kiri +N
Reflek cahaya konsensual kanan +N, kiri +N
Reflek akomodatif kanan +N, kiri +N
Strabismus divergen kanan (-), kiri (-)
Diplopia kana (-), kiri (-)
d. N. IV. Trokhelearis
Gerak bola mata ke lateral- bawah kanan +N, kiri +N
Strabismus convergen kanan (-), kiri (-)
Diplobia kanan (-), kiri (-)
e. N.V. trigeminus
4
menggigit kanan (+), kiri (+)
membuka mulut kanan (+), kiri (+)
sensibilitas muka kanan (+), kiri (+)
relek kornea kana (tdl), kiri (tdl)
reflek bersin kana (tdl), kiri (tdl)
reflek masseter kana (tdl), kiri (tdl)
reflek zygimatikus kana (tdl), kiri (tdl)
f. N.VI. abdusen
Gerakan mata lateral kanan (+), kiri (+)
Strabismus convergen kanan (-), kiri (-)
Diplobia kanan (-), kiri (-)
g. N. VII. Fasialis
Kerutan kulit dahi kanan (+), kiri (+)
Kedipan mata kanan (+), kiri (+)
Lipatan nasolabial kanan (+), kiri (+)
Sudut mulut kana simetris, kiri simetris
Mengerutkan dahi kanan (+), kiri (+)
Mengerutkan alis kanan (+), kiri (+)
Menutup mata kanan (+), kiri (+)
Meringis kanan (+), kiri (+)
Mengembungkan pipi kanan (+), kiri (+)
Tic fasialis kanan (-), kiri (-)
Lakrimasi kanan (-), kiri (-)
Daya kecap lidah 2/3 depan kana (tdl), kiri (tdl)
Reflek visuopalpebral kana (tdl), kiri (tdl)
Reflek glabella kana (tdl), kiri (tdl)
Reflek aurikulopalpebrae kana (tdl), kiri (tdl)
Tanda myerson kana (tdl), kiri (tdl)
Tanda chovstek kana (tdl), kiri (tdl)
Bersiul kana (tdl), kiri (tdl)
h. N.VII. vestibulokoklearis
Mendengar suara berbisik kanan +N, kiri +N
5
Mendengar detak arloji kanan +N, kiri +N
Tes rinne kana (tdl), kiri (tdl)
Tes weber kana (tdl), kiri (tdl)
Tes schwabach kana (tdl), kiri (tdl)
Tes bing kanan (tdl), kiri (tdl)
i. N. IX. Glosofaringeus
Arkus laring kana (tdl), kiri (tdl)
Daya kecap lidah 1/3 belakang kana (tdl), kiri (tdl)
Reflek muntah kanan (tdl), kiri (tdl)
Sengau kanan (+), kiri (+)
Tersedak kanan (-), kiri (-)
j. N. X. Vagus
Denyut nadi permenit kanan normal, kiri normal
Arkus laring kanan (tdl), kiri (tdl)
Bersuara kanan (+), kiri (+)
menelan kanan (+), kiri (+)
k. N. XI Asesorius
Memalingkan kepala kanan +N, kiri +N
Sikap bahu kanan +N, kiri +N
Mengangkat bahu kanan +N, kiri +N
Trofi otot bahu kanan (-), kiri (-)
l. N. XII. Hipoglosus
Sikap lidah simetris
Artikulasi jelas
Tremor lidah negatif
Menjulurkan lidah + simetris
Kekuatan lidah +/+
Trofi otot lidah eutrofi/eutrofi
Fasikulasi lidah -/-
11. Badan
a. Trofi otot punggung eutrofi, trofi otot badan eutrofi
6
b. Nyeri membungkuk badan normal, palpasi dinding perut supel, timpani
normal
c. Kolumna vertebralis: bentuk normal, gerakan bebas, nyeri tekan –
d. Sensibilitas tidak dilakukan
12. Anggota gerak atas:
a. Drop hand -, claw hand -, pritcher hand -, kontraktur -, palpasi -, tidak ada
kelainan
b. Gerakan lengan atas B/B, lengan bawah B/B, tangan B/B
c. Kekuatan lengan atas 5/5, lengan bawah 5/5, tangan 5/5
d. Tonus lengan atas N/N, lengan bawah N/N, tangan N/N
e. Trofi lengan atas eutrofi/ eutrofi, lengan bawah eutrofi/ eutrofi, tangan
eutrofi/ eutrofi
f. Sensibilitas lengan atas +/+, lengan bawah +/+, tangan +/+
g. Termis lengan atas tdl/tdl, lengan bawah tdl/tdl, tangan tdl/tdl
h. Taktil lengan atas +/+, lengan bawah +/+, tangan +/+
i. Diskriminasi lengan atas tdl/tdl, lengan bawah tdl/tdl, tangan tdl/tdl
j. Posisi lengan atas tdl/tdl, lengan bawah tdl/tdl, tangan tdl/tdl
k. Vibrasi lengan atas tdl/tdl, lengan bawah tdl/tdl, tangan tdl/tdl
Biseps trisep Radius ulna
Kana kiri Kana Kiri Kana Kiri Kana kiri
n n n n
Reflek +N +N +N +N +N +N +N +N
fisiologi
s
Perluas Negat Negat Negat Negat Negat Negat Negat negat
an if if if if if if if if
Reflek
Reflek - - - - - - - -
silang
7
13. Anggota gerak bawah:
Inspeksi : drop foot (-) kontraktur (-) warna (-)
Palpasi : edema (-)
Tungkai atas Tungkai bawah kaki
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan kiri
Gerakan Baik Baik Baik Baik Baik baik
Kekuatan 5 5 5 5 5 5
Tonus Normal Normal Normal Normal Normal normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi eutrofi
Sensibilitas
Nyeri + + + + + +
Termis Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl tdl
Taktil + + + +
diskriminasi TDL TDL TDL TDL
Posisi TDL TDL TDL TDL
vibrasi TDL TDL TDL TDL
patella achiles
Kanan Kiri Kanan Kiri
Reflek fisioligis +N +N +N +N
Perluasan reflek - - - -
Reflek silang - - - -
8
Mendel bactewer tdl tdl
Test brudzinski II - -
Test laseque + +
Test guillain Tdl tdl
Test O’connel tdl Tdl
Test patrick - +
Test gsenslen tdl Tdl
Test homan Tdl tdl
Kontra patrick + +
Test edelmen Tdl tdl
Test kernig - +
Klonus paha - -
Klonus kaki - -
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
terjadi radikulopati.
Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4, L5, S1,
sakri. Di situ pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal
10
membentuk nervus iskhiadikus, yang merupakan saraf perifer terbesar.
nervus iskhiadikus dapat terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek
trochantor major femoris. Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat
C. Faktor Risiko
2007):
D. Patofisiologi
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
11
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis,
dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal 4-sakral
4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
permukaan tepi luar kaki termasuk kawasan sensorik nervus tibialis (Ted, 2006).
dan atau iritasi dari salah satu lima akar saraf yang cabang pada saraf
bagian kaki dan kaki. Selain rasa sakit, yang kadang-kadang berat, mungkin
ada mati rasa, kelemahan otot, dan kesulitan bergerak atau mengendalikan
kaki. Biasanya, gejala hanya merasa pada satu sisi tubuh. Linu panggul
umumnya disebabkan oleh kompresi akar saraf tulang belakang lumbal (L4,
L5) atau tulang sakral saraf akar (S1, S2, S3) atau oleh kompresi dari
dalam kanalis vetebralis akibat proses degeneratif dari anulus fibrosus atau
spinalis. Jika keadaan seperti ini tidak segera diobati maka lama – kelamaan akan
12
mengakibatkan adanya nyeri menjalar pada sepanjang tungkai oleh karena
terpelanting, atau ayunan kepal (whip lash). HNP lebih sering terjadi pada daerah
lumbal bawah daripada cervical. Pada lumbal bawah antara L4-L5 dan S1, serta
Karena itu radiks dorsalis dapat tertekan dari samping, dari medial atau posterior.
masih utuh dan berfungsi baik mengakibatkan timbulnya nyeri radikuler. Jika
kerusakan struktural yang lebih berat, maka gejala yang timbul adalah
oksigen agar produksi energi dapat berjalan lancar, namun aliran tersebut justru
dkk, 2007).
Nervus peroneus sering terganggu karena letaknya dekat tepi dan tulang
fibula. Pada lesi di pangkal nervus ischiadicus pun otot dan kulit yang dipersarafi
13
nervus peroneus akan terganggu. Karena nervus tibialis merupakan cabang tepi
terganggu akan terjadi gejala kelumpuhan atau kelemahan pada otot yang
tonus otot (hipotoni atau bahkan atoni), refleks otot juga akan menghilang.
gangguan tonus otot. Tonus otot diatur oleh sel-sel khusus yang disebut spindle
otot yang berada di jaringan otot. Dari spindle ini keluar saraf-saraf sensori
aferen yang menuju medulla spinalis dan berakhir di kornu motoris. Dari kornu
motoris berjalan saraf eferen kembali ke spindle otot. Rusaknya arkus refleks
akan menyebabkan otot menjadi lemas atau flaksid (Borenstein & Wiesel, 1989).
Aktivitas refleks tonus ini dihambat oleh saraf yang berjalan di dalam
berkurang sehingga tonus meninggi dan terjadilah kekakuan otot. Pada otot
tungkai, otot-otot ekstensor lebih kuat daripada otot fleksor. Pada kelumpuhan
sentral maka otot terfiksasi dalam sikap ekstensi pada sendi lutut. Pada tungkai
bawah, otot fleksor lebih kuat daripada otot ekstensor, sehingga pada gangguan
traktus piramidalis , kaki tertekuk kearah telapak kaki. Dengan adanya semua
14
gejala ini akan menyebabkan cara berdiri dan cara jalan yang khas pada
E. Diagnosis
Keluhan utama pasien ischialgia adalah adanya nyeri yang menjalar dari pinggul
membungkuk, maupun timpuh (duduk diatas kedua kaki) akibat gangguan tonus
otot. Pasien juga dapat mengeluhkan gangguan sensoris seperti kesemutan dan
rasa baal. Keluhan ischialgia biasanya terjadi unilateral (Vroomen et al, 2009).
ischialgia. Tanda yang biasa ditemukan pada ischialgia adalah adanya Laseque
sign. Pasien akan merasa lebih nyeri saat kaki diangkat dan diluruskan. Belum
ada kriteria diagnosis yang jelas untuk ischialgia jika hanya didasarkan pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis biasanya ditegakkan jika ada nyeri
menjalar dari pinggul hingga ke kaki dan disertai satu tanda neurologis yang
infeksi atau keganasan. Selain itu radiologis juga dilakukan pada kasus yang
berat dan tidak mendapat perbaikan setelah 6-8 minggu terapi (Jensen et al,
2004).
15
F. Tatalaksana
kasus yang berat, diperkenankan memberikan kodein atau morpin pada pasien
ischialgia. Pada beberapa penelitian, istirahat total pada kasus ischialgia tidak
Pembedahan menjadi salah satu alternative terapi pada kasus yang tidak
respon hingga pemberian kodein atau morpin, atau pada kasus dengan
maka akan mudah untuk dimanipulasi. Dengan adanya pemanasan ini serabut
Tumpukan yang telah hancur akan lebih mudah untuk diangkut kembali ke aliran
G. Prognosis
16
Pada umumnya prognosis ischialgia baik jika diberikan terapi yang tepat.
Sekitar 30% kasus dapat berlanjut menjadi nyeri kronik hingga 1 tahun atau
perbaikan dalam 10 hari. Pasien dengan fisioterapi memiliki prognosis yang baik
17
III. KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Borenstein, D.G and Wiesel, S.W. 1989. Low Back Pain Medical Diagnosis and
Comprehensive Management. W.B Sounders Company, Philadelpia, hal.
78-79 dan 468-471.
Deville WLJM, Windt DAWM, van der Dzaferagic A, Bezemer PD, Bouter LM.
2000. The test of Lasegue: systematic review of the accuracy in diagnosing
herniated discs. Spine 2000;25:1140-7.
Hagen KB, Jamtvedt G, Hilde G, Winnem MF. 2005. The updated Cochrane review
of bedrest for low back pain and sciatica. Spine;30:542-6.
Jensen MC, Brant-Zawadzki MN, Obuchowski N, Modic MT, Malkasian D, Ross
JS. 2004 Magnetic resonance imaging of the lumbar spine in people without
back pain. N Engl J Med 331:69-73.
Koes B W et.al. 2007. Diagnosis and Treatment of Sciatica. University Medical
Center Netherlands. BMJ 2007;334:1313-7.
Koes BW, Tulder MW van, Ostelo R, Burton AK, Waddell G. 2001. Clinical
guidelines for the management of low back pain in primary care: an
international comparison. Spine 2001;26:2504-13.
Mardjono, M dan Sidharta, Priguna .1989. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian
Rakyat
Markam S. 1982.Neurologi. Jakarta : EGC
Vroomen PCAJ, Krom MCTFM de, Knottnerus JA. 2009. Diagnostic value of
history and physical examination in patients suspected of sciatica due to disc
herniation: a systematic review. J Neurol ;246:899-906.
Weinstein JN, Lurie JD, Tosteson TD, Skinner JS,HanscomB, Tosteson ANA, et
al. 2006 Surgical vs nonoperative treatment for lumbar disk herniation: the
spine patient outcomes research trial (SPORT) observational cohort. JAMA
2006;296:2451-9.
19