Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

STROKE ISKEMIK

Penulis :
Putri Fatwa Nabilla Yamin
030.12.215

Pembimbing :
dr. Budi Wahjono, SpS
PENDAHULUAN
Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga
orang yangmengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain pada kelompok
usia 45 tahun ke atas

Dari data studi Framingham yang dilakukan setiap 2 tahun selama 36 tahun pada 5070
pria dan wanita yang tidak berpenyakit cardiovaskuler, berusia 30-62 tahun didapatkan
kasus stroke dan transient ischemic attack (TIA) sebanyak 693 orang.

Dua karakteristik demografik yang di kemukakan adalah usia dan gender. Usia rata-
rata stroke adalah 58,8 tahun kurang lebih 13,3 tahun, dengan kisaran 18-95 tahun. Usia
rata-rata wanita lebih tua dari pada pria 60,4 versus 57,5. Usia dari 45 tahun sebanyak
12,5% dan lebih dari 65 tahun sebanyak 35,8%. Dari data ini terlihat peningkatan
kejadian stroke yang berkorelasi dengan bertambahnya usia.

.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Pekejaan : PNS
Alamat : Tanah Abang
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 10 Oktober 2017
Ruang Rawat : P. Numfor kelas II
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Kelemahan anggota gerak sebelah
kiri sejak 4 SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Kelemahan anggota gerak kiri
Kesemutan pada anggota gerak kiri
bicara cadel
Nyeri dada
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kebiasaan
makan makanan yang tinggi
Dislipidemia lemak
Hipertensi merokok
rutin berolahraga

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Sosial Ekonomi dan Pribadi

Ibu kandung dari pasien memiliki


riwayat berkeluarga
Stroke Biaya RS ditanggung oleh
diabetes mellitus BPJS.
hiperkolestrol
hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
Status Pasien Jantung :S1-2 reguler, murmur (-),
Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5) gallop (-)
Tekanan darah : 170/100 mmHg Paru :suara napas vesikuler +/+,
Nadi : 84 x/ menit rhonki -/-, wheezing -/-
Pernafasan : 18x/ menit, Abdomen :datar, jejas (-), memar (-),
thorakoabdominal supel, nyeri tekan (-)
Suhu : 36,5oC bising usus (+)
Kepala : normochepal normal,hepar/lien
Leher : pergerakan baik, tidak teraba membesar
jejas (-), memar (-) Ekstremitas : oedem -, akral dingin -
Status Psikiatri
Status Neurologis
Cara berpikir : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Perasaan hati : Tenang
GCS : E4M6V5 GCS
Tingkah laku : Wajar
Sikap tubuh : berbaring
Ingatan : Baik
Cara berjalan : Tidak di nilai
Kecerdasan : Baik
Gerakan abnormal : tidak ada

Tanda rangsang meningeal Kepala


Kaku kuduk : (-) Bentuk : Normocephali
Brudzinski I : (-) Nyeri tekan : (-)
Brudzinski II : (-) Pulsasi : (-)
Laseque : (-) Simetri : (+)
Kernig : (-)
Leher
Sikap : normal
Pergerakan : dapat
digerakkan
Nyeri tekan : tidak ada
Afasia motorik : (-)
Afasia sensorik : (-)
Nervi kranialis
Hasil Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan
Kanan Kiri
N. I (Olfaktorius) Baik Baik
N. II (Optikus)
Pupil Bulat, diameter 3mm Bulat, diameter 3mm
Tajam Penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang Penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Melihat Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. III (Okulomotorius)
Sela Mata Baik Baik
Pergerakan Bulbus Baik Baik
Nistagmus (-) (-)
Pupil Refleks cahaya langsung Refleks cahaya langsung
dan tidak langsung (+) dan tidak langsung (+)
N. IV (Trokhlearis)

Pergerakan Mata Baik Baik

Sikap Bulbus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Melihat Kembar Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N. V (Trigeminus)

Membuka Mulut Baik Baik

Mengunyah Baik Baik

Menggigit Baik Baik

Reflex Kornea (+) (+)

N. VI ( Abducen)

Pergerakan Mata Baik Baik

Melihat Kembar (-) (-)


N. VII (Facialis)

Mengerutkan Dahi Baik Baik

Menutup Mata Baik Baik

Memperlihatkan Gigi Baik Tidak Baik

Perasaan Lidah (2/3 depan) Tidak dilakukan Tidak dilakukan


N.VIII (Vestibulokokhlearis)

Detik Arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Suara Berbisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan


N. IX (Glossefaringeus)

Perasaan Lidah (1/3 belakang) Tidak dilakukan Tidak dilakukan


N. X (Vagus)

Arkus Faring Baik Baik

Berbicara Baik Baik


N. IX (Accesorius)

Mengangkat Bahu Baik Baik

Memalingkan Kepala Baik Baik


N. XII (Hipoglossus)

Pergerakan Lidah Lidah deviasi ke arah sinistra Lidah deviasi ke arah sinistra

Tremor Lidah Baik Baik

Artikulasi Baik Baik


Badan dan Anggota gerak
Motorik
Bebas Bebas
Gerakan :

5555 4444
Kekuatan :
5555 4444

Pronator drift (+)

Tonus : Normotonus pada keempat ekstremitas

Trofi : Eutrofi pada keempat ekstremitas


Refleks Fisiologis
Refleks Tendon : Kanan Kiri
Refleks Biseps : (++) (++)
Refleks Triseps : (++) (++)
Refleks Patella : (++) (++)
Refleks Archilles :(++) (++)

Refleks Patologis Kanan Kiri


Hoffmann Tromner : (-) (-)
Babinzki : (-) (+)
Chaddock : (-) (+)
Oppenheim : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer : (-) (-)
Rosolimo : tidak dilakukan
Mendel Bechterew : tidak dilakukan
Klonus patella : tidak dilakukan
Klonus achilles : tidak dilakukan
Sensibilitas
Taktil : tidak dilakukan
Nyeri : (-) / (-)
Suhu : tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Gerak abnormal
Tremor : (-) / (-)
Athetose : (-) / (-)
Mioklonik : (-) / (-)
Chorea : (-) / (-)
Alat vegetatif
Miksi : baik
Defekasi : baik
Refleks anal : tidak dilakukan
Refleks kremaster : tidak dilakukan
Refleks bulbokavernosus: tidak dilakukan
Pemeriksaan Siriraj Stroke Score
No Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor
1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk X 2,5 0
(2) Semi koma/koma

2. Muntah (0) Tidak


X 2 0
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
X 2 0
(1) Ya
4. Tekanan Darah Diastolik X 10 % 10
5. Ateroma
a. DM
b. Angina pektoris (0) Tidak
X (-3) -3
c. Hiperkolesterolemia (1) Ya

Klaudikasio Intermiten

6. Konstanta - 12 7
HASIL SSS -5

Interpretasi : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non-hemoragik
Total: -5 klinis Stroke iskemik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah rutin tanggal 10/10/17:

DARAH RUTIN
- Hemoglobin : 14,6 g/dL (14-16 g/dL)
- Hematokrit : 42% (42-48%)
- Leukosit : 8000/uL (5.000-10.000/uL)
- Trombosit : 323 ribu/uL (150.000-450.000/uL)
- Eritrosit : 5,04 juta/ uL (4,6-6,2 juta/uL)
KIMIA KLINIK
- GDS : 129 mg/dL (<200 mg/dL)
- Ureum :36 mg/dL (17-43 mg/dL )
- Kreatinin ;0,9 mg/ dL (0,7-1,3)
ELEKTROLIT
- Natrium :139 mmol/L (134-146)
- Kalium :4,21 mmol/L (3,4-4,5)
- Chlorida :108 (96-108)
Pemeriksaan darah rutin tanggal 11/10/17:

Trigliserida : 153 mg/dL (60-170 mg/dL)


Kolesterol total : 251 mg/dL (< 200 mg/dL)
Kolesterol HDL : 45 mg/dL (40-60 mg/dL)
Kolestrol LDL : 183 mg/dL (<130 mg/dL)
AST (SGOT) :22 U/l (<35 U/l)
ALT (SGPT) :33 U/l (<55 U/l)
Asam urat :4.9 mg/dL (3,5-7,2 mg/dL)
CT Scan Kepala tanggal 11 Oktober 2017
RESUME
Seorang laki-laki 37 tahun datang diantar keluarganya ke IGD RSAL Dr.
Mintohardjo dengan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri, sejak 4
jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan timbul mendadak, disertai dengan
rasa kesemutan pada anggota gerak kiri.Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah
pasien didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, HR 84 x/m, RR 18 x/m. pada
status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan
kelainan pada pemeriksaan motorik, dan refleks patologis.Yaitu pada
pemeriksaan motorik didapatkan hasil tangan dan tungkai kanan dengan
kekuatan 4, ditemukan refleks patologis + (babinski dan chaddok) pada
ekstremitas bawah.Terdapat parese N.VII sentral sinistra dan parese N.XII
sentral sinistra.
ASSESMENT (DIAGNOSIS)
Dx1 : Diagnosa klinis : hemiparesis sinistra, parese N.VII sentral dextra dan
parese N.XII sentral sinistra.
Diagnosa etiologis : stroke iskemik
Diagnosa topis : hemisfer serebri dextra
Diagnosa patologis : oklusi pembuluh darah
Dx2 : Hipertensi grade II tidak terkontrol
Dx3 : Hiperkolesterolemia
PLANNING
A. Terapi
IVFD RL 20 tpm
Inj Citicholin 2 x 500 mg
Tab Aspilet 2 x 80 mg
Amlodipin 1 x 10 mg
Valsartan 1 x 160 mg PROGNOSIS
Simvastatin 1 x 20 mg Ad Vitam : ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Paracetamol 3x500mg
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Follow Up 10 Oktober2017
Subyektif Obyektif Assesement Planning

Lemah anggota KU: TSS KS: CM Diagnosa klinis : IVFD RL 20 tpm


Tanda vital:
gerak sebelah TD: 170/100 mmHg
hemiparesis sinistra, Inj Citicholin 2 x
parese 500 mg
kiri, HR:80X RR:18x
N.VII sentral dextra
S:36,9 GCS E4V4M6 Tab Aspilet 2 x 80
kesemutan pada St. Neurologis dan parese N.XII
mg
anggota gerak Pupil isokor , RCL +/+ , sentral sinistra.
RCTL +/+ Diagnosa etiologis : Amlodipin 1 x 10
sebelah kiri TIK (-) TRM (-) mg
stroke iskemik
nyeri dada LNK: Parese N.VII Diagnosa topis : Valsartan 1 x 160
sebelah kanan sentral sinistra, parese hemisfer serebri mg
N.XII sentral sinistra
Motorik:5555 4444
dextra Simvastatin 1 x 20
ekstremitas atas dan bawah Diagnosa patologis : mg
oklusi pembuluh
Refleks fisiologis: Paracetamol
darah
B ++/++ Dx2 : Hipertensi
3x500mg
T++/++ grade II tidak Konsul spesialis
terkontrol jantung dan
P ++/++
Dx3Hiperkolesterole pembuluh darah
A ++/++
mia
Refleks Patologis

B -/+

C-?+
Follow Up 11 Oktober2017
Subyektif Obyektif Assesement Planning

Lemah anggota KU: TSS KS: CM Diagnosa klinis : IVFD RL 20 tpm


Tanda vital:
gerak sebelah TD: 130/90 mmHg
hemiparesis sinistra, Inj Citicholin 2 x
parese 500 mg
kiri, HR:80X RR:18x
N.VII sentral dextra
S:36,9 GCS E4V4M6 Tab Aspilet 2 x 80
kesemutan pada St. Neurologis dan parese N.XII
mg
anggota gerak Pupil isokor , RCL +/+ , sentral sinistra.
RCTL +/+ Diagnosa etiologis : Amlodipin 1 x 10
sebelah kiri TIK (-) TRM (-) mg
stroke iskemik
nyeri dada LNK: Parese N.VII Diagnosa topis : Valsartan 1 x 160
sebelah kanan sentral sinistra, parese hemisfer serebri mg
N.XII sentral sinistra
berkurang Motorik:5555 4444
dextra Simvastatin 1 x 20
ekstremitas atas dan bawah Diagnosa patologis : mg
oklusi pembuluh
Refleks fisiologis: Paracetamol
darah
B ++/++ Dx2 : Hipertensi
3x500m
T++/++ grade II tidak
P ++/++
terkontrol
Dx3Hiperkolesterole
A ++/++
mia
Refleks Patologis

B -/+

C-?+
Follow Up 12 Oktober2017
Subyektif Obyektif Assesement Planning

Lemah anggota KU: TSS KS: CM Diagnosa klinis : IVFD RL 20 tpm


Tanda vital:
gerak sebelah TD: 1350/90 mmHg
hemiparesis sinistra, a Inj Citicholin 2 x
parese 500 mg
kiri, HR:72X RR:18x
N.VII sentral dextra
S:36,6 GCS E4V4M6 Tab Aspilet 2 x 80
kesemutan pada St. Neurologis dan parese N.XII
mg
anggota gerak Pupil isokor , RCL +/+ , sentral sinistra.
RCTL +/+ Diagnosa etiologis : Amlodipin 1 x 10
sebelah kiri TIK (-) TRM (-) mg
stroke iskemik
nyeri dada LNK: Parese N.VII Diagnosa topis : Valsartan 1 x 160
sebelah kanan sentral sinistra, parese hemisfer serebri mg
N.XII sentral sinistra
Motorik:5555 4444
dextra Simvastatin 1 x 20
ekstremitas atas dan bawah Diagnosa patologis : mg
oklusi pembuluh
Refleks fisiologis: Paracetamol
darah
B ++/++ Dx2 : Hipertensi
3x500mg
T++/++ grade II tidak
P ++/++
terkontrol
Dx3Hiperkolesterole
A ++/++
mia
Refleks Patologis

B -/+

C-?+
Follow Up 14 Oktober2017
Subyektif Obyektif Assesement Planning

Lemah anggota KU: TSS KS: CM Diagnosa klinis : Tab Citicholin 2 x


Tanda vital: hemiparesis sinistra,
gerak sebelah TD: 120/80 mmHg
500 mg
parese Tab Aspilet 2 x 80
kiri, HR:80X RR:18x
N.VII sentral dextra
S:36,9 GCS E4V4M6 mg
kesemutan pada dan parese N.XII
St. Neurologis Amlodipin 1 x 10
anggota gerak Pupil isokor , RCL +/+ , sentral sinistra.
RCTL +/+ Diagnosa etiologis : mg
sebelah kiri TIK (-) TRM (-) Valsartan 1 x 160
stroke iskemik
nyeri dada LNK: Parese N.VII Diagnosa topis : mg
sebelah kanan sentral sinistra, parese hemisfer serebri Simvastatin 1 x 20
N.XII sentral sinistra
Motorik:5555 4444
dextra mg
ekstremitas atas dan bawah Diagnosa patologis : Paracetamol
oklusi pembuluh
Refleks fisiologis: 3x500mg
darah
B ++/++ Dx2 : Hipertensi
T++/++ grade II tidak
P ++/++
terkontrol
Dx3Hiperkolesterole
A ++/++
mia
Refleks Patologis

B -/+

C-?+
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Stroke
Kumpulan gejala defisit neurologis akibat
gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun
global yang mendadak, disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada
parenkim otak , retina atau medulla spinalis,
yang disebabkan oleh penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena
, yang dibuktikan denganpemeriksaan imaging
dab/atau patologi.
Menurut WHO stroke didefinisikan suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda
dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan
kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
Epidemiologi Stroke

WHO, 15 juta orang menderita stroke setiap tahun.


5 juta dari penderita tersebut meningga

5 juta mengalami disabilitas permanen.


Di Indonesia, 8,3 per 1.000 penduduk
Etiologi

1)trombosis (bekuan darah dalam pembuluh


darah otak atau leher),

2) embolisme serebral (bekuan darah atau


material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh lain)

(3) Iskemia
Faktor Risiko Stroke Iskemik
Manifestasi Klinis

defisit neurologik secara mendadak/subakut, terjadi pada waktu istirahat atau


bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun
Gangguan pada sistem karotis

Pada cabangnya yang menuju otak


Pada cabangnya yang menuju otak bagian depan (a.serebri anterior)
bagian tengah (a.serebri media) dapat dapat terjadi gejala:

terjadi gejala
Kelumpuhan salah satu tungkai
Gangguan rasa
dan gangguan saraf perasa
Gangguan gerak dan kelumpuhan
Ngompol (inkontinensia urin
Gangguan untuk berbicara
Penurunan kesadaran
Gangguan pengelihatan
Afasia
Kesadaran menurun
Pada cabangnya yang menuju otak bagian belakang (a.serebri
posterior), dapat memberikan gejala :
1) Gangguan seluruh lapangan pandang satu sisi atau separuh
lapangan pandang pada satu sisi atau separuh lapangan pandang
pada kedua mata. Bila bilateral disebut cortical blindness
2) Rasa nyeri spontan
3) Kesulitan memahami barang yang dilihat, namun dapat mengerti
jika meraba atau mendengar suaranya.
Gangguan pada sistem vertebrobasilaris

Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia, sehingga jalan


sempoyongan
gangguan nervus kranialis bila mengenai batang otak
gangguan motorik, gangguan koordinasi, drop attack, gangguan
sensorik dan gangguan kesadaran.
Patofisiologi Stroke Iskemik
Diagnosis Stroke Iskemik

Anamnesis Pemeriksaan fisis Skoring


dan
algoritma
Siriraj Skor
No Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor
1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk X 2,5
(2) Semi koma/koma
2. Muntah (0) Tidak
X 2
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
X 2
(1) Ya
4. Tekanan Darah Diastolik X 10 %
5. Ateroma
a. DM
(0) Tidak
b. Angina pektoris X (-3)
(1) Ya
c. Hiperkolesterolemia
Klaudikasio Intermiten
6. Konstanta - 12
HASIL SSS -
Pemeriksaan penunjang

CT-Scan adalah untuk mendapatkan etiologi dari


stroke yang terjadi.
MRI menunjukkan area hipointens
Diagnosis Banding

Strok Hemoragik

Ensefalopati toksik/metabolic
Trauma kepala
Ensefalitis
Ensefalopati hipertensif
Lesi struktural intrakranial
Migren hemiplegic
(hematoma subdural, hematoma
epidural, tumor otak) Abses otak

Kelainan non neurologis / Sklerosis multiple


fungsional (contoh: kelainan jiwa)
Penatalaksanaan

Pendekatan pada terapi darurat memiliki tiga tujuan

mencegah cedera
neurologik lebih
lanjut
membalikkan
cedera saraf
sedapat mungkin
mencegah cedera
otak akut
a) Tatalaksana Umum :
Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
Stabilisasi hemodinamik ( infus kristaloid)
Pengendalian tekanan intracranial ( mannitol jika diperlukan)
Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
Analgetik dan antipiretik, jika diperlukan
Gastroprotektor, jika diperlukan
Menejemen nutisi
Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
a) Tatalaksana Khusus
Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada stroke iskemik
onset <6jam
Terapi endovascular:trombektomi mekanik, pada stroke iskemik denganoklusi
karotis interna atau pembuluh darah intracranial, onset <8 jam
Manajemen hipertensi (nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium antagonis,
Beta blocker, deuretik)
Manajemen gula darah (insulin, antidiabetik oral)
Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet: aspirin, clopidogrel,cilostazol, atau
antikoagulan :warfarin, dabigartran)
Neroprotektor (citicholin,piracetam,DLBS 1033)
Perawatan di unit stroke
Neurorestorasi/Neurorehabilitasi
a) Edukasi
Penjelasan sebelum masuk rumah sakit (rencana rawat,
biaya, pengobatan, prosedur dan tindakan pemulihan dan
latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi
Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko, dan
komplikasi selama perawatan.
Penjelasan mengenai faktor resiko dan pencegahan
rekurensi
Penjelasan program peulangan pasien
Penjelasan mengenai gejala stroke dana pa yang harus
dilakukan sebelum dibawa ke RS.
Seorang laki-laki 37 tahun datang diantar keluarganya ke IGD RSAL Dr. Mintohardjo
dengan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri, sejak 4 jam sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan timbul mendadak, disertai dengan rasa kesemutan pada anggota
gerak kiri dn bicara terdengar cadel. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien
didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, HR 84 x/m, RR 18 x/m. pada status generalis
dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kelainan pada pemeriksaan
motorik, dan refleks patologis.Yaitu pada pemeriksaan motorik didapatkan hasil tangan
dan tungkai kanan dengan kekuatan 4, ditemukan refleks patologis + (babinski dan
chaddok) pada ekstremitas bawah.Terdapat parese N.VII sentral sinistra dan parese N.XII
sentral sinistra.
pasien memiliki riwayat hipertensi dan hiperkolesterol, selain itu pasien memiliki
kebiasaan merokok dan makan makanan yang berlemak. Hal tersebut merupakan faktor
resiko stroke yang dapat dimodifikasi. Ibu pasien memiliki riwayat stroke, hipertensi,
hiperkolesterol, dan diabetes militus dimana hal tersebut dapat menjadi faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi.
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis Stroke karena adanya deficit neurologic berupa
kelemahan enggota gerak di sebelah kiri. Pasien diduga mengalami stroke Iskemik, karena
ditemukan pada pasien ini tidak didapatkannya penurunan kesadaran, sakit kepala, mual dan
muntah sehingga memenuhi kriteria siriraj dengan skor kurang dari 1.Selain itu yang
menjadi penunjang diagnosis yaitu ct scan kepala tanpa kontras didapatkan lesi hipodens
pada batang otak kanan yang dicurigai sebagai stroke iskemik..

Untuk terapi khusus diberikan Injeksi Citicoline 2x500 mg adalah obat noorotics dan
neurotonics yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan sel otak.Obat oral Amlodipine
1x10 mg yaitu golongan antagonis kalsium yang berfungsi untuk mengatasi tekanan darah
tinggi, valsartan yang merupakan obat antihipertensi golongan antagonis angiotensin II yang
bekerja menghambat angiotensin II (memiliki efek vasokonstriksi) sehingga akan
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Aspilet 1 x 80 mg tablet yang digunakan untuk
mengatasi thrombosis dan antitrombotik . Lalu pasien diiberikan Simvastatin untuk
menurunkan kadar kolesterol pasien, simvastatin adalah obat antikolesterol golongan statin
yang merupakan obat lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol

Anda mungkin juga menyukai