PASTEURISASI
Universitas Brawijaya
2016
II. PASTEURISASI
A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud dengan pasteurisasi? Jelaskan pula tujuan pasteurisasi!
Pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan yang menggunakan suhu
rendah di bawah 100 C Proses ini sering diikuti dengan teknik lain misalnya
pendinginan atau pemberian gula dengan konsentrasi tinggi. Pasteurisasi bertujuan
untuk menonaktifkan enzim-enzim, memperpanjang daya simpan, membunuh
mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir yang bersifat patogen dan tidak
membentuk spora (Sukasih E dkk, 2009) .
B. Tinjauan Pustaka
Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila terdapat butir
butir susu pada dinding tabung menunjukkan susu tersebut positif telah rusak. Susu segar
yang berkualitas baik tidak akan pecah atau menggumpal bila dipanaskan atau dididihkan.
Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Hal itu
terjadi karena adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari peruraian laktosa. Asam
tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila
dilakukan pemanasan. Jadi, susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam
dan mudah pecah bila dipanaskan (Soriah, 2010).
C. Diagram alir/flowchart
1. Analisis bahan awal
Bahan
analisis
Hasil
2. Pasteurisasi
Bahan
Bahan diaduk
Angkat pan
Analisis
Hasil
3. Uji alkohol
Susu 1 liter
Wadah
2 ml susu dan
etanol 68%
Lakukan uji Alkohol
Pasteurisasi T: 70 OC , 80
O
C, 90 OC . t: 10 menit
Hasil
C. Tabulasi Data dan Pembahasan Hasil Praktikum
C.1.1 Pengamatan Kuantitatif
Berat Nilai pH Viskositas
Suhu
Bahan Penyusutan
(C) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
(%)
6,5 6,4 Encer Encer
70C 48,0590 43,6035 9,270
5. Apakah suhu dan lama pasteurisasi yang digunakan pada praktikum ini telah sesuai untuk
setiap produk yang dicoba? Jelaskan alasannya!
Setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda suhu dan waktu yang diterapkan pun
berbeda. Karakteristik produk dapat mencakup kandungan nutrisi pada produk. Produk yang
memiliki nutrisi lebih banyak seperti susu memiliki kisaran pasteurisasi 71,7 C selama 15
detik sedangkan proses ultra pasteurisasi menggunakan pemanasan antara 125 138 oC
selama 2 4 detik. Pengawetan sari buah saat ini menggunakan pasteurisasi termal dengan
memanaskan sari buah pada suhu 76 C 87,7 C. Pasteurisasi termal menyebabkan
perubahan kimia dan nutrisi yang dikandung sari buah sehingga akan mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan (Khurniyati, 2015).
C.1.2 Pengamatan Kualitatif
Warna Warna
Penampakan
Bahan (Color Reader) (Visual)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Susu segar L=84,8 70oC
A=-2,97 L=69,8
B=8,13 A=-2,77
B=6,87
80oC
L=56,33 Tidak ada Tidak ada
Putih Putih
A=-1,87 gumpalan gumpalan
B=6,23
90oC
L=69,53
A=-2,83
B=9,47
Santan L=79,4 70oC
A=-0,8 L=84,5
B=3,267 A=-1,43
B=3,57
80oC
L=85,9 Tidak ada Tidak ada
Putih Putih
A=-1,26 gumpalan gumpalan
B=3,57
90oC
L=86,4
A=-1,3
B=4,03
Jus apel L=52,7 70oC
A=0,567 L=69,8
B=13,93 A=-2,77
Ada
B=6,87
endapan, Ada
80oC
tidak ada endapan,
L=56,33
Krem Krem emulsi, tidak ada
A=-1,87
keruh ada emulsi,
B=6,23
padatan keruh
90oC
tersuspensi
L=69,53
A=-2,83
B=9,47
Sari wortel L=55,667 70oC
A=0,267 L=53,03
Tidak ada
B=35,233 A=-0,23
Oranye Oranye endapan
B=11,47 Ada kerat
muda lebih muda dan tidak
80oC
ada buih
L=48,8
A=-0,23
B=12,43
90oC
L=48,6
A=-0,067
B=11,86
6. Apakah terjadi perubahan warna pada produk berikut dan apa penyebabnya
a. Susu segar
Warna diukur menggunakan color reader. Warna susu segar sebelum pasteurisasi yaitu
L=84,8 a=-2,97 b=8,13. Kemudian warna diukur kembali pada suhu 70 C yaitu L=69,8 a=-
2,77 b=6,87 pada suhu 80 C yaitu L=56,33 a=-1,87 b=6,23 dan 90 C yaitu L=69,53 a=-
2,83 dan b=9,47. Terjadi perubahan warna pada susu segar karena kecerahan (L) menurun.
Perbedaan warna dapat dihitung menggunakan delta-e calculator. Perbedaan warna antara
sebelum pasteurisasi dan pemanasan susu 70 C adalah 15,33. Perbedaan jelas terlihat
(>6). Pada suhu 80 C sebesar 28,55 sedangkan pada suhu 90 C adalah sebesar 15,32.
Perubahan warna susu dapat diakibatkan oleh reaksi maillard. Reaksi maillard adalah reaksi
yang terjadi antara gula pereduksi dan dengan gugus amina primer karena adanya panas.
Warna susu akan menjadi agak gelap atau kecoklatan (Winarno, 2008).
b. Santan
Pengukuran warna awal santan dengan color reader yaitu L=79,4 a=-0,8 b=3,267.
Terjadi perubahan warna pada suhu 70 C L=84,5 a=-1,43 b=3,57 sedangkan pada suhu
80 C yaitu L=85,9 a=-1,26 b=3,57. Pada suhu 90 C yaitu L=86,4 a=-1,3 b=4,03.
Perubahan warna dapat dilihat dari perbedaan warna sebelum dan sesudah menggunakan
delta-e calculator. Terjadi perubahan warna pada santan. Warna santan adalah emulsi
minyak dalam air yang berwarna putih, yang diperoleh dengan cara memeras daging kelapa
segar yang telah diparut atau dihancurkan dengan atau tanpa penambahan air. Secara
keseluruhan warna emulsi ditentukan oleh ukuran partikelnya. Perubahan warna santan
karena pemanasan dapat disebabkan karena pecahnya emulsi santan, timbulnya aroma
tengik dan terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap (agak coklat) (Sukasih, 2009).
c. Jus apel
Pengukuran warna jus apel pada awal sebelum pasteurisasi adalah L=52,7 a=0,567
b=13,93. Kemudian pada suhu 70 C warna diukur kembali menjadi L=69,8 a=-2,77 b=6,87
sedangkan pada suhu 80 C L=56,33 a=-1,87 b=6,23 dan pada 90 C yaitu sebesar
L=69,53 a=-2,83 b=9,47. Menurut , Proses pasteurisasi termal ini ternyata tidak hanya
menonaktifkan mikroorganisme patogen sari buah, tetapi juga dapat merusak kandungan
gizi yang terkandung di dalam sari buah, kehilangan vitamin, kehilangan nutrisi esensial, dan
perubahan warna, bau dan rasa (Sari, 2012). Menurut Khurniyati (2015), suhu pemanasan
yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi dan perubahan struktur pigmen
sehingga terjadi pemucatan dan penurunan stabilitas warna.
d. Sari wortel
Pengukuran warna pada sari wortel sebelum pasteurisasi adalah L=55,667 a=0,267
b=35,233. Pada suhu 70 C perubahan suhu sebesar L=53,03 a=-0,23 b=11,47 sedangkan
pada suhu 80 C L=48,8 a=-0,23 b=12,43 dan pada suhu 90 C perubahan warna sebesar
L=48,6 a=-0,067 b=11,86. Terjadi penurunan kecerahan pada sari wortel. Hal tersebut
dapat disebabkan karena pencoklatan akibat vitamin C (asam askorbat). Sari wortel memiliki
pigmen beta-karoten yang rentan terhadap panas dan cahaya sehingga semakin tinggi suhu
pemanasan, pigmen semakin rusak dan berakibat pada perubahan warna (Winarno, 2008).
7. Apakah terjadi perubahan penampakan pada produk berikut dan apa penyebabnya?
a. Susu segar
Pada sampel susu tidak terjadi perubahan penampakan. Sebelum pasteurisasi, susu tidak
ada gumpalan dan setelah dilakukan pasteurisasi susu juga tidak membentuk gumpalan.
Menurut Abubakar (2006), pemanasan pada suhu pasteurisasi dimaksudkan untuk
membunuh sebagian kuman patogenik yang ada dalam susu, dengan seminimum mungkin
kehilangan gizinya dan mempertahankan semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa susu
segar. Maka perbedaan penampakan sebelum dan sesudah pasteurisasi tidak terlihat karena
mutu susu pasteurisasi diharapkan sama seperti susu segar.
b. Santan
Pada sampel santan tidak terjadi perubahan penampakan. Sebelum pasteurisasi, santan
tidak ada gumpalan dan setelah dilakukan pasteurisasi santan juga tidak membentuk
gumpalan. Pasteurisasi merupakan salah satu tahapan dalam proses produksi santan yang
paling kritis dan cukup sulit diterapkan pada santan, karena santan tidak dapat
disterilisasikan dengan pemanasan sebagaimana dilakukan terhadap produk yang lain. Hal ini
disebabkan santan mengalami koagulasi jika dipanaskan diatas suhu 80 C, dan aroma
(flavor) kelapa yang harum sebagian besar akan hilang. Selain itu, belum ada data suhu dan
waktu pasteurisasi untuk santan, sehingga perlu dihitung kecukupan panas untuk
memperoleh kondisi optimal pasteurisasi (Sukasih, 2009). Suhu yang dipakai pada proses
pasteurisasi adalah 85 C selama 10 menit. Pada santan tidak terjadi perubahan, dapat
dikarenakan belum mencapai waktu koagulasi, jika waktu diperlama koagulasi berpeluang
terjadi.
c. Jus apel
Sebelum dilakukan pasteurisasi jus apel memiliki endapan, tidak ada emulsi, keruh ada
padatan tersuspensi. Setelah dilakukan pasteurisasi, jus apel masih memiliki endapan, tidak
ada emulsi, dan keruh. Proses utama yang banyak dipakai dalam pengolahan jus apel pada
saat ini adalah metode termal yaitu suatu proses pengolahan pangan konvensional dengan
menggunakan pemanasan antara 60-100 C. suhu tersebut dapat menyebabkan reaksi yang
tidak diinginkan, seperti kehilangan nutrisi esensial, dan perubahan warna, bau dan rasa.
Selain itu, pengolahan jus apel dengan menggunakan panas akan mengurangi kualitas sari
buah apel yang dihasilkan karena adanya oksidasi yang menyebabkan berkurangnya
kandungan vitamin C (Hawa, 2011).
d. Sari wortel
Perlakuan pasteurisasi pada wortel sebelumnya tidak ada endapan dan tidak ada buih dan
setelah dilakukan pasteurisasi pada sari wortel muncul kerat. Penampakan sari wortel tidak
berubah secara kasat mata setelah pasteurisasi. Namun sebenarnya secara komponen gizi,
wortel mengalami kerusakan contohnya adalah -karoten. -karoten dalam bahan pangan
mudah rusak karena oksidasi dan pengolahan dengan panas. Pemanasan jus wortel pada
suhu pasteurisasi dan sterilisasi berakibat terhadap penurunan -karoten dan perubahan
geometri dari bentuk trans ke bentuk cis (Sirajuddin, 2009).
C.1.3 Pengamatan Uji alkohol
Gumpalan Endapan
Bahan
Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Susu segar sebelum
pasteurisasi
Susu pasteurisasi
70 C
o
Susu pasteurisasi
80 C
o
Susu pasteurisasi
90oC
9. Apakah perbedaan suhu pasteurisasi memberikan pengaruh terhadap hasil uji alkohol?
Mengapa demikian?
Perbedaan suhu pasteurisasi berdasarkan percobaan tidak memberikan pengaruh
terhadap hasil uji alkohol. Pengolahan terhadap susu dengan kualitas yang buruk memang
tidak dapat memperbaiki kualitasnya kembali dengan pengolahan berbagai macam suhu.
Prinsip dasar pada uji alkohol merupakan kestabilan sifat koloidal protein susu tergantung
pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir protein terutama kasein.
Apabila susu dicampur dengan alkohol yang memiliki daya dehidratasi, maka protein akan
berkoagulasi. Semakin tinggi derajat keasaman susu, semakin berkurang jumlah alkohol
dengan kepekatan yang sama dibutuhkan untuk memecahkan susu yang sama banyaknya
(Dwitania, 2013). Dapat disimpulkan bahwa perbaikan mutu susu tidak dapat dilakukan
dengan pasteurisasi berbagai macam suhu karena protein akan tetap terkoagulasi yang
merupakan indikasi dari aktivitas mikroba. Berdasarkan data percobaan, di dalam susu
setelah pasteurisasi terdapat gumpalan, dapat disebabkan oleh kontaminasi setelah
pasteurisasi.
Perhitungan:
UJI ALKOHOL SUSU SUHU 70OC
No Waktu Suhu t T- , , , F
konversi 65,6
1 0 70 0 4,4 0,66 4,57 2,285 0
2 1 77 1 11,4 1,711 51,4 27,985 27,985
3 2 81 1 15,4 2,31 204,173 127,79 127,79
4 3 83 1 17,4 2,61 407,38 305,78 305,78
5 4 85 1 19,4 2,91 812,83 610,105 610,105
6 5 86 1 20,4 3,06 1148,153 980,49 980,49
7 6 86,5 1 20,9 3,13 1348,962 1248,56 1248,56
8 7 87 1 21,4 3,21 1621,810 1485,39 1485,39
9 8 87 1 21,4 3,21 1621,810 1621,81 1621,81
10 9 88 1 22,4 3,36 2290,867 1956,34 1956,34
11 10 89 1 23,4 3,51 3235,936 2763,402 2763,402
Fo =
11127,652
1500.000
1000.000 Linear (LR)
500.000
0.000
-500.000 0 2 4 6 8 10 12
Waktu
2500
2000
10(T-65,6)/Z
1500
Linear (10(T-65,6)/Z)
1000
500
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
20000
R = 0.0089 LR
15000
10000 Linear (LR)
5000
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu
Kurva
Perhitungan:
Perhitungan kurva pada suhu 700C
5 293,93 2
1. 1,5 293.93 310.77 = [ 310,77] 1,55
2
293,93 (5)2
= [ 310,77 (5)]
2
293,93 (1,5)2
[ 310,77 (1,5)]
2
= [2120,275 (135,48375)]
9,5 293,93 2
2. 5 293.93 310.77 = [ 2 310,77] 9,55
293,93 (9,5)2
=[ 310,77 (9,5)]
2
293,93 (5)2
[ 310,77 (5)]
2
= [10311,27625 2120,275]
6 334.59 2 6
a. 3.5 334.59 + 260.41 = [ + 260.41]
2 3.5
334.59 (6)2
= [ + 260.41 (6)]
2
334.59 (3.5)2
[ + 260.41(3.5)]
2
= [7585.08 2960.799]
= 4624.281satuan luas
7 318,5 2
a. 2 318.56 17184 = [ + 17184] 72
2
318,5 (7)2 318,5 (2)2
= [ + 17184 (7)] [ + 17184 (2)]
2 2
= [128091,25 (35005)]