KLIMATOLOGI
FISIKA
ILMU TANAH BIOLOGI
KIMIA
EDAPHOLOGI
KESUBURAN
TANAH
AGRONOMI KEHUTANAN
I. PENDAHULUAN
Udara
(25%)
Mineral
(45%)
Air
(25%)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
2. Tanaman tersebut terutama terdiri dari karbon yang berasal dari karbon
dioksida dan oksigen dari atmosfer, bukannya berasal dari air.
8. Semenjak 1940.
Pengetahuan tentang tanaman telah tumbuh luar biasa.
Hal ini sangat menguntungkan sebab:
ada urgensinya dengan kebutuhan bercocok tanam untuk menghasilkan
makanan dan serat untuk kebutuhan manusia.
Bahan
Pelapukan Genesa
Tanah
Proses Pelapukan batuan induk menjadi bahan induk dibedakan dalam dua
kategori.
1. Pelapukan fisika disintegrasi
2. Pelapukan kimia dan transformasi dekomposisi
1. Pelarutan: 1. Hidrasi:
NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O 2Fe2O3 + 3 H2O 2Fe2O3 3 H2O
hematite limonit
2. Hidrolisis:
KAlSi3O8 + H2O HAlSi3O8 + KOH 2. Oksidasi: (proses pemberian e-)
oksidasi
3. Karbonatasi: 4FeO + O2 2Fe2O3
CO2 + H2O H+ + HCO3- reduksi
CaCO3 + H+ + HCO3- Ca(HCO3)2
3. Reduksi:(proses penerimaan e-)
a. Pelarutan
NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O
Garam Air (Ion-ion terlarut dalam air)
terlarut
b. Hidrolisis
(yang terpenting dalam pelapukan kimia) tergantung pada disosiasi partial air
menjadi H+ dan OH-, dibantu oleh CO2- dan asam-asam organik.
KAlSi3O8 + H2O HAlSi3O8 + KOH
Ortoklas asam silikat
lempung
oksidasi
4FeO + O2 ------ 2Fe2O3
Ferroues Ferric
Oxide oxide
Lava
Limestone
RESIDUAL Sedimentary Sandstone
Formed on site
(Sedentary) Shale
Schist
Igneous Gneiss
origin Heat,
Metamorphic presure, Quartzite
chemicals
Sedimentary Marble
origin
b = biosphere
r = relief (position or landform)
t = time
Lumut
Batuan melapuk sampai cukup
mensuplai elemen/hara bagi
hidupnya lumut dan jenis jenis
tanaman rendah lainnya
Kemiringan sedang
Air
Banyak tanaman
Air
Horison
Horison tipis
lebih dalam
Runoff
Taksonomi Tanah
Berasal dari kata Yunani, taxis, berarti pengaturan/penyusunan/ pengelompok-
an, adalah pengelompokan barang yang sama/mirip secara sistematik.
Taksonomi tanah merupakan pengelompokan tanah-tanah yang mirip/sejenis
secara ilmiah.
Semua tanah dimasukkan ke dalam 12 Order, terdiri atas > 54 suborder, >>
200 great-group, >> dari 1000 sub-group, >> 4500 famili, dan >> 10 500 seri tanah.
HORISON DESKRIPSI
Terdiri/tersusun atas bahan organik tanah Oi (filorik), Oe (hemik); Oa
O
(saprik)
Terbentuk dari bahan mineral tanah, tetapi digelapkan oleh bahan
A
organik tanah terhumifikasi yang tercampur dengan mineral tanah
Horison mineral dengan lempung silikat, Fe, Al, atau kombinasinya
E tercuci dan tereluviasi, meninggalkan horison berwarna cerah yang
didominasi oleh mineral tanah lapuk (kuarsa berukuran pasir dan debu)
AB Horison transisi antara A dan B, tetapi lebih menyerupai A dari pada B
EB Horison transisi antara E dan B, lebih meyerupai E dari pada B
Horison transisi yang lebih cocok sebagai horison A, kecuali untuk
A/B
inklusi yang < 50 % volume material yang cocok sebagai B
Horison transisi yang lebih cocok sebagai E, kecuali untuk inklusi < 50
E/B
% volume bahan yang cocok sebagai B.
BA Horison transisi antara A & B, lebih menyerupai B dari pada A
BE Horison transisi antara B dan E, lebih menyerupai B dari pada E.
Horison transisi yang lebih cocok sebagai B, kecuali inklusi < 50 %
B/A
volume materi yang cocok sebagai A
Horison transisi yang cocok sebagai B, kecuali untuk inklusi < 50 %
B/E
volume materi yang sesuai sebagai E
Horison yang terbentuk dibawah A, E dan O, dan didominasi oleh
adanya struktur batuan asalnya, dan oleh adanya: (1) konsentrasi
illuvial silica; (2) bukti hilangnya karbonat; (3) konsentrasi residu
sesquioksida; (4) pembungkusan sesquioksida, meyebabkan horison
B
memiliki value rendah, chroma tinggi, atau hue lebih merah daripada
horison diatasnya maupun dibawahnya tanpa illuviasi Fe; (5) alterasi
yang membentuk lempung silikat, dan yang membentuk struktur
granuler, gumpal atau prismatik; (6) gabungan/kombinasi semuanya.
BC Horison transisi antara B dan C, lebih menyerupai B dari pada C
CB Horison transisi antara B dan C, lebih menyerupai C dari pada B
Horison mineral, relatif tidak dipengaruhi oleh proses pedogenik dan
C
tidak memiliki sifat-sifat horison O, A, E, atau B
Lapisan terdiri dari batuan induk yang padat/keras, tidak dapat
R
dihancurkan/digali dengan cangkul/skop.
Diskripsi 12 Order Tanah (USDA)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Taksonomi
Diskripsi
Tanah
Berbagai kedalaman akumulasi sisa tanaman
Histosols Tanah Organik
di air tergenang dan rawa
Bagian permukaan tanah mineralnya
Andisols Tanah abu volkan berketebalan 30-60 cm dan memiliki sifat
andic
Beriklim subhumid. Umumnya pada vegetasi
Alfisols Pedalfers (Al-Fe) hutan. Akumulasi lempung pada B2, sedang
A2 umumnya tebal
Pasiran, tanah hutan dingin koniferus
terlindi. Hor O sangat masam, A2 terlindi.
Spodosols Tanah berabu
Akumulasi BO dan/ Fe, Al oksida pada hor
B2.
Tanah melapuk lanjut, dalamnya > 3m,
Oxisols Tanah oksida kesuburan rendah, didominsai lempung Fe &
Al oksida dan asam.
Sangat asam, tanah tropika dan subtropik
Ultisols Tanah pelindihan yang melapuk lanjut. Hor A2 dalam.
Dicirikan dengan akumulasi lempung di B2
Kandungan lempung (mengembang
mengkerut) tinggi. Membutuhkan musim
Vertisols Tanah membalik basah dan kering untuk berkembang.
Umumnya hanya memiliki hor A1
mencampur sendiri yang dalam.
Tanah padang rumput, hor A1 berwarna
Mollisols Tanah lunak gelap, mungkin memiliki B2 dan akumulasi
kapur.
Tanah dengan pembentukan horison lemah.
Seperti Entisols, dengan cukup waktu
Inceptisols Tanah muda membentuk hor A1 yang tegas dan B2
lemah. Tanah tergenang menghambat
pengembangan hor.
Tanah tanpa perkembangan profil, kecuali
Tanah baru mungkin hor A1 yang tipis. Deposit dataran
Entisols
berkembang banjir tepi sungai, deposit abu volkan, dan
pasir merupakan Entisols.
Tanah daerah beriklim kering/arid. Ada
Tanah Arid perkembangan akumulasi kapur/gipsum,
Aridosols
(Pedocals) lapisan garam, dan/ hor A1 dan B2.
5. 1. Pendahuluan
Tekstur (Texture)
Struktur (Structure)
Kerapatan (Density)
Konsistensi (Consistency)
Porositas (Porosity)
Warna (Color)
Temperatur (Temperature)
Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Sifat fisik tanah bergantung pada:
Jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari pertikel
tanah.
Macam dan jumlah bahan organik tanah.
Volume dan ukuran pori-porinya, serta perbandingan air: udara yang
menempatinya.
Pasir (Sand) |
Debu (Silt) | gabungan proporsionil ketiganya disebut
DASAR-DASAR ILMU TANAH
5. 3. Peranan Tekstur
Tekstur tanah mempengaruhi beberapa karakter (ciri) tanah seperti:
Tingkat penyerapan air
Penyimpanan/penahanan air
Pengudaraan tanah
Kemudahan pengolahan tanah
Kesuburan tanah
Contoh:
Tanah Lempungan Tanah Pasiran
partikel halus - mudah diolah
ikatan kuat - cukup udara
pori makro < - pori makro dominan
pori mikro dominan - mudah dibasahi
sulit dibasahi - mengering secara cepat
sulit diatuskan - terdrainase secara cepat
- mudah kehilangan hara
DASAR-DASAR ILMU TANAH
h 2 gr 2 ( P L ) 9h
V r2
t 9 2 g ( P L )t
Agregat: unit sekuder/granula yang tersusun dari ikatan/sementasi partikel tanah oleh
bahan penyemen (oksida besi, karbonat, lempung/silika, humus)
Gambar 5. 5b. (Kiri) Contoh struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Tipe: granular; kelas: medium; derajad: moderat. (Kanan) Contoh
struktur tanah yang tidak baik untuk pertumbuhan tanaman. Tipe: subangular
blocky; kelas: kasar; derajad: kuat.
Nilai BV (BD) sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah (ukuran dan kepadatan
jenis partikel), struktur tanah (ruang pori), dan kandungan bahan organik tanah. Nilai
BV tanah-tanah pertanian bervariasi antara 1.1-1.6 g/cm 3.
5. 8. Konsistensi Tanah
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Gambar 5. 8. Berat Jenis Volume, dan Berat Jenis Partikel Tanah. Lakukan
perhitungan dengan hati-hati dan perhatikan istilah dengan benar. Dalam
kasus di atas, berat jenis volume adalah setengah dari berat jenis partikel, dan
% pori adalah 50%
9/.. (putih)
Udara
25%
Air tersedia
25%
Air tak tersedia
Padatan tanah
50%
Gambar 5. 10. Komposisi ideal tanah (udara, air, dan padatan tanah).
Mekanisme Kapilar
Molekul-molekul air ditarik oleh dinding tabung oleh gaya adhesi dan bergerak
naik. Gaya kohesi antara molekul-molekul air juga menyebabkan air yang tidak
berkontak dengan dinding tabung naik. Tinggi naiknya air dalam tabung sama dengan
beratnya untuk mengimbangi gaya-gaya adhesi dan kohesi.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
0.15 0.15 3
h r 10 cm
r h
Gambar 5. 12. Pergerakan kapileritas ke atas, (a) dalam tabung gelas yang
berbeda ukuran, dan (b) dalam tanah. Mekanisme kapilaritas sama dalam tabung
dan dalam tanah. Tetapi terdapat ketidak teraturan dalam tanah akibat sifat
kekelokan (tortous) dan keragaman ukuran pori, dan udara yang terperangkap.
Gambar 5. 14. Hubungan antara enerji bebas air murni dan air tanah, dan
pengaruh elevasi terhadap enerji bebas untuk mengilustrasikan potensial
gravitasi. Catatan: pengaruh osmotic dan tarikan padatan tanah (matriks)
terhadap air keduanya mengurangi enerji bebas air tanah. Tingkat penurunan ini
menunjukkan potensial osmotic dan matriks. Pengaruh gravitasi meningkatkan
enerji bebas, jika titik referensi standard pada air bebas berada pada elevasi
lebih rendah daripada air tanah dalam profil. Catatan: potensial osmotic dan
matriks negatip, menerangkan mengapa keduanya sering disebut sebagai tarikan
atau tensi. Potensial gravitasi umumnya positip. Perilaku air tanah pada suatu
waktu tertentu dipengaruhi oleh ketiga potensial tersebut.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
w = p + m + s
t = p + m + s + z
Berat merupakan salah satu metod yang paling mudah untuk menspesifikasi
satuan air. Jadi dalam hal z, merupakan perbedaan jarak-vertikal/ketinggian suatu
titik/kedudukan yang ditanyakan dengan titik/kedudukan referensi. Jika titik tersebut
berada di atas titik referensi, maka z positif (+), dan jika berada di bawah titik
referensi, maka z negatif (-).
Catatan:
Potensial = = usaha = gaya * jarak = F * h
sedang F = m*a (dimana a = percepatan = g)
jadi jika unit potensial dinyatakan dalam satuan berat, maka
= (F * h)/berat = (F * h)/(F) = h (satuan jarak)
A B C
Gambar 5. 16. (A) Potensial matriks air tanah pada mangkkuk keramik adalah
jarak vertical pada titik tengah mangkuk terhadap muka air pada manometer.
Untuk ilustrasi (A), m= -15 cm.
(B) Suatu tensiometer dibuat dengan menghubungkan mangkuk keramik dengan
manometer air raksa melalui tabung penuh air. Simbol-simbol mengacu pada
persamaan m= - 13.6 ZHg + Z dan m= - 12.6 ZHg + Z0, yang dapat digunakan
untuk menghitung potensial matriks, C.
(C) Tabung Piezometer yang digunakan untuk menentukan batas muka air tanah
dan juga menentukan potensial tekanan air tanah. Potensial tekanan pada
sembarang titik dalam tanah adalah jarak antara titik tersebut dengan batas air
dalam tabung piezometer. Jadi, potensial tekanan pada titik A, P = 10 cm.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
1. Metode Gravimetri
Menyatakan kandungan air dalam tanah (kelengasan tanah) dalam persen berat
air (dalam tanah tersebut) terhadap berat tanah kering (kering oven, 100-105 s.d
110oC).
2. Metode Daya Hantar Listrik (metod Tahanan, Resistance Method)
Kenyataannya bahwa bahan porous seperti gipsum, nilon, dan fiberglas
memiliki tahanan listrik yang berhubungan dengan kandungan airnya.
Jika blok bahan tersebut dihubungkan dengan elektroda, dan kemudian
ditempatkan tanah basah di atasnya, maka blok bahan tersebut akan menyerap air
sampai mencapai kesetimbangan. Tahanan listrik blok ditentukan oleh kandungan air.
Hubungan antara pembacaan tahanan dan kandungan air dapat ditentukan melalui
kalibrasi. Akurasi pembacaan kelengasan dalam kisaran 1-15 bars.
3. Metode Tegangan
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Rumus: V = K f (cm/jam)
V = total volume air yang dipindahkan (digerakkan) per satuan waktu; K =
konduktivitas hidraulik (cm/jam); f = gaya penggerak air (gaya yang menyebabkan air
bergerak) f = /L f = h/L
Gambar 5. 21. Volume air dan udara dari 100 gr tanah geluh berdebu bergranulasi
baik pada berbagai tingkatan kelembaban.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Air
2. Perluasan perakaran
3. Absorpsi aktif
Adanya akumulasi garam pada perakaran
+ air
tanah
tanah
Layu sementara
Evapotranspirasi?
Air yang diserap
+ air
tanah tanah
Layu permanen
DASAR-DASAR ILMU TANAH
[C] + O2 CO2
Komposisi
Organik
(legume). Gula bit dan alfalfa membutuhkan ODR lebih tinggi daripada cengkih ladino
(ladino clover).
Tanaman (tingkat tinggi) sangat dipengaruhi oleh aerasi tanah yang buruk
dalam 4 cara, yaitu:
(a) pertumbuhan tanaman, khususnya akar, terhambat. Lihat Tabel 4.3.
(b) penyerapan (absorpsi) nutrien/hara berkurang. Lihat Tabel 4.4.
(c) penyerapan air juga terhambat, dan
(d) pembentukan senyawa anorganik yang meracuni tanaman umumnya
terjadi pada kondisi aerasi yang buruk.
Gambar 5. 25. Skema keseimbangan radiasi pada siang dan malam hari pada
musim semi atau awal musim panas di daerah sub-tropis. Kurang lebih separuh
dari radiasi sinar matahari mencapai bumi, baik langsung maupun tidak, dari
radiasi atas bumi (sky radiation).
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Bahan organik (BO) mempengaruhi sifat fisik (memperbaiki struktur, meningkatkan porositas,
memperbaiki hubungan air dan udara), dan kimia tanah (meningkatkan KTK. sumber hara N, P [5-60%],
S [80%], B, dan Mo), walaupun terdapat dalam jumlah sedikit.
Umumnya mempengaruhi sedikitnya setengah dari KTK permukaan tanah, dan
bertanggung jawab atas stabilitas agregat tanah melebihi faktor tunggal lainnya.
Disamping itu BO mensuplai energi dan bahan pembentuk tubuh untuk kebanyakan
mikro-organisme.
Kecepatan Dekomposisi
DASAR-DASAR ILMU TANAH
7. 2. Energi BO Tanah
Mikro-organisme tidak hanya membutuhkan substansi (bahan) untuk sintesis
jaringannya, tapi juga energi yang keduanya diperoleh dari BO tanah.
BO mengandung energi potensial yang sebagian besar siap ditransfer ke dalam
bentuk latent atau dibebaskan sebagai panas.
o P H2PO4-, HPO42-
7. 4. Siklus C
C merupakan bahan umum penyusun BO dan terkait dengan semua proses
kehidupan yang esensial.
Transformasi elemen C dalam Siklus C dalam kenyataan-nya merupakan siklus
hidup (biocycle) yang memungkin-kan kelangsungan hidup di bumi. (lihat Fig.
8.4.).
Pelepasan CO2. melalui proses fotosintesis.
o CO2 diassimilasi oleh tumbuhan tingkat tinggi dan di-konversikan
menjadi berbagai macam senyawa organik.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Pelepasan N (lb/acre)
% BO tanah
Sandy Loam Silt Loam Clay Loam
1 50 20 15
2 100 45 40
3 - 68 45
4 - 90 75
5 - 110 90
Apapun masalahnya, baik erosi atau temperatur tanah, yang paling serius harus
ditanggulangi lebih dulu, tetapi tidak ada yang diabaikan.
Rasio C/N
Akibat dekomposisi:
o Bahan terdekompos cepat hilang,
o Suhu
8. 1. Pendahuluan
Walaupun penggunaan kotoran hewan (sebagai pupuk kandang) pada lahan
pertanian merupakan praktik yang sudah umum dilaksanakan, garam-garam
mineral sudah digunakan secara sistematik dan meluas untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman, lebih dari 100 tahun.
Sekarang sudah merupakan kebutuhan ekonomik pada hampir semua lahan.
Semua garam anorganik, seperti amonium-nitrat, ataupun senyawa/substansi
organik, seperti lumpur-manure (sewage sludge), yang dibeli dan diaplikasikan
pada lahan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dianggap sebagai pupuk
komersiil.
Terdapat 14 elemen nutrisi esensiil, yang diperoleh oleh tanaman dari tanah.
Dua diantaranya, Mg dan Ca,diaplikasikan sebagai kapur. Meski umumnya tidak
dianggap sebagai pupuk, kapur memberikan efek nutrisi yang nyata.
Belerang terdapat pada beberapa pupuk komersiil, dan pengaruhnya dianggap
penting, khususnya di daerah tertentu.
Hal itu menyisakan 3 elemen selain hara mikro, -N, P, dan K. Dan karena
ketiganya sangat umum diaplikasikan dalam pupuk komersiil, mereka sering diacu
sebagai elemen-elemen pupuk.
1. Pupuk Pembawa N
a. Kelompok Organik-N
Termasuk biji kapas, guano, kotoran ikan, gambut beramonia, dan kotoran
ternak, dll.,
Kandungan N rendah,
Perlu biaya tinggi per unit N yang diaplikasikan,
mensuplai < 2% dari total N yang diberikan sebagai pupuk komersiil,
beberapa digunakan sebagai pupuk khusus untuk rumput halaman, kebun
bunga, dan tanaman pot,
N dilepas secara lambat (sedikit demi sedikit) oleh aksi mikrobiologi,
Membantu menyediakan suplai N kontinyu,
DASAR-DASAR ILMU TANAH
b. Kelompok Anorganik-N
Banyak pembawa anorganik digunakan untuk mensuplai N dalam pupuk
campur (mixed fertilizers),
Kisaran kandungan N, dari 3% dalam superfosfat beramonia s.d. 82% dalam
Anhydrous ammonia, (lihat Tabel 18.1),
Proses sintesis pupuk N membutuhkan energi sangat tinggi, > 80% dari energi
yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk.
Amonia
Mungkin merupakan proses sintetik terpenting, yaitu gas amonia dibentuk dari
elemen H dan N.
o N2 + 3 H2 2 NH3
o Proses tsb membutuhkan temperatur dan tekanan tinggi, serta energi
yang banyak,
o H berasal dari gas alam, dan N berasal dari atmosfer,
o Reaksi tsb menghasilkan senyawa (dalam Tabel 18.1) dengan harga unit
N paling murah.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
o Biaya per unit N dari Na- Nitrat cukup mahal, dianggap sebagai
sumber N yang minor.
Urea:
o Dalam tanah mudah terhidrolisis membentuk (NH4)2CO3:
CO(NH2)2 + H2O (NH4)2CO3 , yang ideal untuk nitrifikasi. Khususnya jika
terdapat banyak basa-basa dapat ditukar,
o Produk akhirnya dalam bentuk ion NH4+ dan NO3- untuk diserap
tanaman,
o (NH4)2CO3 tidak stabil pada pH > 7, melepas gas amonia ke atmosfer,
o Konsekuensinya lebih baik meberikan urea ke dalam tanah daripada
memberikannya pada permukaan tanah, khususnya bila tanahnya alkalin.
Amonium-Fosfat:
o Merupakan pupuk pembawa N dan P yang paling penting,
o Dibuat dari asam fosfat dan amonia (Fig. 18.2.),
Pembawa N-sintetik lainnya:
o Nitrofosfat, dibuat dengan pengasaman (acidulating) batuan fosfat
dengan nitrat.
Pembawa N Melepas-lambat:
o Pupuk N yang ketersediaanya terlalu siap kurang meng-untungkan,
karena menjadi tidak tersedia untuk waktu yang lama,
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Penghambat Nitrifikasi,
o Banyak dikembangkan bahan-bahan/senyawa yang mampu menahan
proses nitrifikasi,
o Fungsinya adalah mempertahankan N dalam bentuk NH 4 sehingga
melambatkan kemungkinan hilangnya N oleh pencucian dan denitrifikasi,
o Bahan/senyawa tsb dicampur dengan pupuk N, atau diaplikasi sebagai
pelapis permukaan pada pelet.
Superfosfat:
o Kualitas yang biasa mengandung 16-21% P 2O5, dibuat dari batuan fosfat
dengan H2SO4 dalam jumlah yang sesuai,
o Reaksi yang terjadi dalam proses pembuatannya,
Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4 + bahan
(insoluble) (water soluble) tak murni
o Juga sering terbentuk CaHPO4 (asam fosfat larut dalam sitrat), karena
banyaknya asam yang ditambahkan tidak mampu menyelesaikan reaksi,
Triple superfosfat:
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Amonium Fosfat:
o Paling banyak digunakan di USA,
o Diamonium fosfat mengandung s.d. 21% N dan 53% P2O5 (23% P),
o Diamonium fosfat dibuat dengan mereaksikan asam fosfat (dari batuan fosfat)
dengan amonia:
Ca3(PO4)2 + H2SO4 H3PO4 + 3 CaSO4
H3PO4 + 2NH3 (NH4)2HPO4
o Bahan lain yang mengandung amonium fosfat adalah ammophos, terutama
monoammonium fosfat (11% N, dan 48% fosfat), dan superfosfat beramonia
(3-4% N dan 16-18% fosfat).
Batuan Fosfat:
o Harus digerus halus karena sifat ketidak-larutannya,
o Ketersediaannya sangat meningkat dengan adanya Bo yang
melapuk,urutan kerterlarutan senyawa fosfat adalah:
Amonium fosfat dan superfosfat, basic slag, tulang, dan batuan fosfat,
o Batuan fosfat yang halus sangat efektif bila ditambahkan pada
tanah asam dan tanah yang kaya BO,
o Karena kelarutannya yang rendah, selalu digunakan sebagai
sumber pembuatan senyawa-senyawa lain yang mudah larut.
Nitro-fosfat:
o Merupakan suatu proses penting dalam pembuatan pupuk yang
menggunakan asam nitrat, bukan asam sulfat atau asam fosfat untuk
menambah kelarutan batuan fosfat,
o Produk dari proses ini disebut nitrofosfat, rekasinya:
Ca3(PO4)2 + 4 H2NO3 Ca(H2PO4)2 + 2 (CaNO3)2
Ca3(PO4)2 + 6 HNO3 2 H3PO4 + 3 Ca(NO3)2
o Ca(NO3)2 selanjutnya dirubah menjadi NH4NO3 dengan interaksi
dengan amonia dan CO2:
Ca(NO3)2 + 2 NH3 CO2 + H2O 2 NH4NO3 + CaCO3
3. Pupuk Kalium
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4. Pupuk Campur(an)
Telah lama petani menggunakan bahan yang mengan-dung lebih dari dua
elemen, dan umumnya mengandung ketiganya dalam perbandingan jumlah yang
diharapkan untuk memenuhi kebutuhan elemen hara,
Larutan amonia, TSP, K-nitrat, dan pupuk organik mungkin diberikan jika
pemupukan lengkap diharapkan.
Tetapi, secara ekonomi lebih disukai untuk menggunakan pupuk pembentuk keasaman
terpisah de-ngan penggunaan kapur dalam jumlah banyak.
o
DASAR-DASAR ILMU TANAH
(Fertilzer Annex)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
9. 1. Pendahuluan
Secara ringkas pencemaran tanah dapat dicirikan sebagai tidak berfungsinya
tanah sebagai komponen lingkungan yang disebabkan oleh masuknya senyawa-
senyawa asing yang dihasilkan karena aktivitas manusia. Pencemaran dapat terjadi
misalnya dari pembuangan limbah rumah tangga, limbah industri, penggunaan bahan
pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan.
Untuk menjaga ekosistem tanah sebagai akibat pencemaran, perlu diketahui
suatu pengertian umum mengenai senyawa pencemar, perangainya dalam tanah, cara-
cara mengendalikannya, cara menghancurkan atau menghilangkan sifat keaktivannya,
dan sebagainya.
9. 2. Bahan-Bahan Pencemar
Terjadinya pencemaran yang banyak terdapat di sekitar kita dan sangat
mempengaruhi ekologi tanah, berdasarkan jenis bahan pencemarnya, dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bahan pestisida yang sebagian besar dipakai dalam usaha pertanian dan
semuanya mencapai tanah;
2. Bahan pencemar anorganik seperti Hg, Cd, dan Pb yang ditemukan dalam
tingkat beracun dalam rantai bahan pangan;
3. Bahan pencemar organik, seperti yang dihasilkan dari kandang ternak dan
industri makanan;
4. Bahan pencemar garam;
5. Bahan pencemar radionuklida.
1. Bahan Pestisida
Penggunaan pestisida telah lama dikenal, misalnya orang-orang Yunani pada
tahun 400 SM telah me nggunakan serbuk belerang untuk mengendalikan suatu
penyakit tanaman. Penggunaan bubur Bordeaux (campuran kapur dan CuSO 4), larutan
senyawa arsenik, dan sebagainya telah digunakan hampir satu abad yang lalu.
Dengan majunya teknologi kimia, pada tahun 1939 diketemukan DDT sebagai
pemberantas serangga (insektisida) dan tahun 1942 diketemukan 2,4 D yang
mematikan gulma dan penemuan ini merupakan awal dari revolusi kimia di bidang
pertanian dan semenjak itu telah dibuat bahan pestisida secara besar-besaran di
DASAR-DASAR ILMU TANAH
negara-negara maju. Pada tahun 1970 lebih dari 500 juta kg pestisida digunakan di
Amerika dan kurang lebih 50% digunakan dalam bidang pertanian. Telah dibuat
sekitar 900 macam senyawa kimia sebagai bahan pokok untuk pembuatan pestisida
dan dari bahan pokok tersebut telah dibuat 60.000 macam ramuan untuk
mengendalikan hama.
9. 5. Macam Pestisida
Pestisida pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kelompok pengganggu yang
dituju, yaitu:
1. Insektisida: untuk membunuh serangga;
2. Fungisida: untuk membunuh fungi;
3. Herbisida: untuk membunuh herba;
4. Rodentisida: untuk membunuh tikus;
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Yang banyak dipakai dalam pertanian adalah pestisida no.1 s/d 3 dan oleh karena
itu sering mencemari tanah.
dimakan ikan
Dimakan manusia
(terjadi penimbunan)
Methyl air raksa dapat tertimbun dalam tubuh ikan melalui makanan ikan dan
dapat mencapai tingkat racun bagi manusia.
Pb
Pada saat ini ada kekhawatiran makin meningkatnya Pb di udara yang
dihasilkan dari pembakaran bensin.
Pb dalam tanah sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman, dan bila ada
pencemaran Pb pada tanaman pangan biasanya berasal dari atmosfer.
Senyawa Pb sebagian besar sukar larut dalam air, terutama bila tanah tidak terlalu masam.
Diketemukannya Pb pada lapisan permukaan tanah, menunjukkan suatu bukti
tidak adanya pergerakan ke bawah.
Ketersediaan Pb dalam tanah dapat dikurangi dengan pengapuran.
As
Pemberian pestisida As yang cukup berat selama bertahun-tahun telah
menyebabkan terjadinya penimbunan dan bersifat racun. As bersifat seperti P, dan
dikenal senyawa oksidanya yaitu arsenat AsO43-. Oleh karena itu sebagian besar
arsenat yang ditambahkan ke dalam tanah, relatif tidak tersedia bagi tanaman. Pada
suasana sedikit masam arsenat diikat oleh Al dan oksidasi hidrous besi.
Al+++ + H2AsO4 2H+ + Al(OH)2H2AsO4
Fe(OH)3 + H2AsO4 Fe(OH)2H2AsO4 + OH-
Pemakaian pestisida As yang terus menerus dalam jangka panjang dapat
menimbulkan keracunan pada beberapa tanaman yang peka seperti kentang, jagung
manis, kacang-kacangan, dsb.
Keracunan As dapat ditekan dengan menambah garam-garam Zn, Fe dan Al-
sulfat ke dalam tanah. Hal ini mungkin karena terbentuknya senyawa arsenat dari Zn,
Fe, dan Al yang sukar larut.
Boron (B)
Pencemaran boron dalam tanah dapat terjadi karena air irigasi kaya unsure
boron atau karena pemberian pupuk yang berlebihan. Boron agak kurang larut dalam
tanah dan sifat racunnya dapat tercuci pada tanah berpasir dan bersifat masam.
Keracunan boron bersifat setempat.
Fluor (F)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
Keracunan fluor bersifat setempat. Senyawa fluorida banyak dibentuk dari hasil
iindustri. Fluorida yang terbentuk dalam tanah sangat tidak larut, dan kelarutannya
menurun bila tanah mengandung cukup kapur.
Kerugian:
1. Karena kandungan haranya sangat rendah, bila sampah organik akan digunakan
sebagai pupuk akan dibutuhkan dalam volume yang besar;
2. Comberan kotoran ternak mempunyai kadar logam berat dan senyawa racun
anorganik yang cukup besar. Mempertahankan pH tinggi merupakan syarat agar
kemungkinan keracunan logam berat dapat dikurangi.
Keuntungan:
1. Pada tempat pembuangan sampah akan berkembang berbagai macam mikro
organisme penghancur sampah.
2. Senyawa-senyawa anorganik yang dibentuk dari perombakan sampah dapat
bereaksi dengan beberapa jenis mineral tanah atau akan diserap oleh koloid tanah.
Kerugian:
1. Sampah organik dalam jumlah besar dapat menyebabkan terjadinya keracunan
logam berat dan nitrat pada air tanah;
2. Sampah organik kaya nitrogen bila melapuk menghasilkan senyawa nitrat yang
cukup banyak yang dapat mencemari air tanah.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
10. 1. Pendahuluan
Konservasi tanah adalah usaha-usaha untuk menjga agar tanah tetap produktif, atau
memperbaiki tanah yang rusak karena erosi dan/atau mengalami degradasi
kesuburannya, agar menjadi lebih produktif.
Konservasi air adalah usaha-usaha agar air dapat lebih banyak disimpan di dalam
tanah sehingga dapat digunakan seoptimal mungkin dan mengurangi terjadi-nya banjir
dan erosi.
10. 2. Erosi
Erosi merupakan suatu proses di mana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan oleh kekuatan air, angin, atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang
terpenting adalah yang disebabkan oleh air.
Erosi dipercepat, (accelerated erosion), adalah erosi yang berjalan relatif cepat, dimana
jumlah tanah yang tererosi jauh lebih besar daripada tanah baru yang terbentuk,
akibatnya tanah atas (top-soil) menjadi hilang. Terjadinya erosi ini sebagai akibat
kegiatan manusia yang telah banyak melakukan perubahan terhadap lingkungan di
atas tanah, misalnya penggundulan hutan.
Erosi macam ini dapat berbahaya, karena baru disadari setelah seluruh top soil
tererosi.
1. Curah Hujan
Sifat hujan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Intensitas hujan, menunjukkan banyaknya curah hujan per satuan waktu.
Umumnya dinyatakan dalam satuan mm/jam atau cm/jam.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
b. Jumlah hujan, menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, dapat
dihitung selama satu bulan atau satu tahun, dsb.
c. Distribusi hujan, menunjukkan penyebaran waktu terjadi hujan.
Dari sifat-sifat tersebut, yang terpenting dalam mempengaruhi besarnya erosi adalah
intensitas hujan. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan menyebabkan
erosi yang berat apabila hujan terjadi merata, sedikit demi sedikit sepanjang tahun.
Sebaliknya, curah hujan rata-rata tahunan yang rendah mungkin dapat menyebabkan
erosi berat bila hujan terseut jatuh sangat deras meskipun hanya sebentar.
4. Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:
a. Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga
kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi
yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi.
b. Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air inflitrasi.
c. Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui
vegetasi.
5. Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau
lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan
pengaruh baik, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di
daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat
menyebabkan erosi dan banjir.
Pendugaan Erosi
Besarnya erosi tanah secara kuantitatif dapat dihitung menggunakan suatu rumus yang
disebut Universal Soil Loss Equation (USLE) atau Persamaan Umum Hilangnya
Tanah. Persamaan ini dikemukakan oleh Wischmeier dan Smith (1962) dan digunakan
untuk menduga besarnya erosi tanah-tanah di Amerika. Rumus tersebut kemudian
digunakan juga oleh beberapa negara termasuk Indonesia.
Indeks Daya Erosi Curah Hujan (erosivitas hujan) dapat dihitung dari rata-rata daya
erosi curah hujan, yang diperoleh dari pengamatan intensitas hujan (I) dan intensitas
hujan selama 30 menit (I30), dengan menggunakan penakar hujan otomatik
(ombrometer), dimana banyaknya dan penambahan hujan setiap saat dicatat secara
otomatik dalam kertas plas (ombrograf).
b. terjadinya polusi kimia dari pupuk, yaitu penimbunan senyawa unsur-unsur hara
dari hara pupuk.
c. terjadinya polusi kimia dari bahan-bahan insektisida.
I. Metode vegetatif
Tujuan metode ini adalah melindungi permukaan tanah terhadap pukulan tetesan air
hujan, memperkecil run-off dan meningkatkan daya inflitrasi tanah.
Metode vegetatif yang banyak dilakukan, antara lain:
1. Penamaman strip
Beberapa tanaman pokok ditanam dalam strip yang berselang-seling dengan
tanaman penutup tanah yang disusun memotong lereng.
Tanaman pokok
Tanaman
penutup tanah
Tanaman
pokok
Tujuan dari metode ini adalah mencegah terjadinya erosi dengan tindakan atau
membuat suatu konstruksi (bangunan) dengan tujuan:
a. memperlambat aliran permukaan (run-off).
b. menampung dan menyalurkan aliran permukaan agar tidak mempunyai kekuatan
yang merusak.
Beberapa metode mekanik, antara lain:
1. Pengolahan tanah.
2. Pengolahan tanah menurut kontur.
3. Pembuatan galengan/saluran menurut kontur.
4. Pembuatan teras.
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan secara terbatas, dengan tujuan agar tanah menjadi
gembur, tapi tidak dibentuk tapak bajak. Dengan cara demikian, bila turun hujan air
akan mudah meresap ke bawah (inflitrasi meningkat) dan aliran permukaan menjadi
kecil.
4. Pembuatan teras
Gunanya:
a. memperpendek panjang lereng.
b. memperkecil kecepatan aliran permukaan.
c. memperbesar daya inflitrasi tanah.
Dari jenis-jenis teras yang terkenal adalah teras bangku, yang dibedakan dalam
teras datar, teras miring, dan teran tajam.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH
DAFTAR PUSTAKA
Tisdale, S. and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Third edition.
Macmillan Publishing Co., Inc. New York. 694p.