Anda di halaman 1dari 6

Remaja dan Teman Sebaya

Seperti yang dialami oleh Jackie Robinson, sumber penting bagi dukungan emosional selama
masa peralihan yang rumit (masa remaja) dan juga sumber tekanan untuk melakukan perilaku
yang tidak disukai oleh orang tua, yaitu meningkatnya keterlibatan remaja dengan teman
sebaya. Kelompok teman sebaya adalah sumber kasih sayang, simpati, pengertian, dan tuntunan
moral; tempat untuk melakukan eksperimen; serta sarana untuk mencapai otonomi dan
kemandirian dari orang tua. Kelompok teman sebaya adalah tempat untuk membentuk
hubungan dekat yang berfungsi sebagai Tatihan" bagi hubungan yang akan mereka bina di
masa dewasa (Buhrmester, 1996; Gecas & Seff, 1990; Laursen, 1996).

Pengaruh dari teman sebaya paling kuat di saat masa remaja awal; biasanya memuncak
di usia 12-13 tahun serta menurun selama masa remaja pertengahan dan akhir, seiring dengan
membaiknya hubungan remaja dengan orang tua. Keterikatan dengan teman sebaya di masa
remaja awal tidak selalu menyebabkan masalah, kecuali jika keterikatan ini terlalu kuat
sehingga remaja bersedia untuk mengabaikan aturan di rumah mereka, lalai mengerjakan
tugas sekolah, serta tidak mengembangkan bakat mereka untuk memlDaiigkan persetujuan
teman sebaya dan mendapatkan popularitas (Ftdigni et aL, 2001).
Di masa kanak-kanak, kebanyakan interaksi antara teman sebaya adalah dyadic atau satu
lawan satu, walaupun pengdompokan yang lebih besar mulai terbentuk di masa anak-anak
pertengahan Oihat kembali Bab 10). Saat anak-anak beranjak remaja,
^ Ajm
sistem sosial teman sebaya menjadi lebih rumit dan bervariasi. Walaupun remaja tetap memiliki
hubungan pertemanan satu lawan satu, klik, atau gengstruktur kelompok pertemanan yang
melakukan berbagai hal bersama-samamenjadi lebih penting. Tipe ketiga, kelompok yang lebih * Jika Anda mempuriya
satu atau lebih
besar adalah crowd atau kerumunan, yang biasanya tidak ada sebelum masa remaja, terbentuk bukan saudara kandung,
berdasarkan interaksi personal, tetapi berdasarkan reputasi, citra, atau identitas. Keanggotaan apakah hubungan
kerumunan adalah konstruksi sosial, seperangkat label yang dipakai remaja untuk membedakan peta
Anda dengan
mereka berubah
sosial berdasarfcati daerah tempat tinggal, suku bangsa, status sosial ekonomi, atau faktor-faktor selama masa
lain. Ketiga tingkatan dari pengelomppkkan teman sebaya ini mungkin ada secara bersamaandan remaja?
beberapa keanggotaan mungkin tumpang tindih, yang dapat berubah seiring dengan berjalannya
waktu (Brown & Klute, 2003),

Pertemanan Pertemanan telah diteliti lebih luas dibandingkan dengan jenis hubungan antarteman sebaya yang lain. Kekuatan dan
pentingnya pertemanan serta jumlah waktu yang dihabiskan dengan teman, lebih besar di masa
remaja dibandingkan dengan masa-masa lain sepanjang rentang kehidupan manusia. Pertemanan
secara keseluruhan cenderung untuk lebih timbal balik, lebih setara, dan lebih stabil; pertemanan
yang kurang memuaskan dalam aspek-aspek tersebut kemungkinan tidak lagi menjadi penting
atau akan ditinggalkan. Remaja cenderung untuk memilih teman yang serupa dengan
mereka dalam gender, suku bangsa, dan dalam hal lain. Teman juga
saling memengaruhi satu sama lain, terutama dalam masalah yang Titife
berisiko atau bermasalah; remaja lebih mungkin untuk mulai Penyecekan
W Dapatkah Anda. . .
Menggambarkan
perubahan yang umum
teqadi dalam hubungan
'^4fliBrsaudara
kafidung selama masa
remaja?
merokok jika seorang teman sudah merokok (Brown & Klute, 2003). Teman cenderung untuk memiliki sikap serta prestasi
akademis yang serupa, seperti tingkat pemakaian narkoba yang sama (Hamm, 2000). Akan tetapi, hubungan ini mungkin terlalu
tinggi dalam memandang pengaruh teman terhadap perilaku berisiko; kualitas yang membuat teman memilih satu sama lain,
mungkin mendorong perkembangan mereka dalam cara tersendiri, tetapi paralel. Dengan mengendalikan efek-efek seleksi ini,
penelitian longitudinal selama satu tahun terhadap 1.700 remaja yang memiliki pertemanan berpasangan menemukan bahwa
pengaruh teman sebaya dalam minum alkohol secara berlebihan dan aktivitas seksual ternyata cukup lemah (Jaccard, Blanton, dan
Dodge, 2005).
Stres dalam kedekatan hubungan, kesetiaan, dan berbagi menandai peralihan menuju pertemanan yang lebih dewasa.
Remaja mulai lebih mengandalkan teman dibandingkai orang tua untuk mendapatkan kedekatan dan dukungan serta
mereka lebih berbagi rahasia dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda dengan teman mereka (Berndt &
Perry, 1990; Buhrmester, 1990,1996; Hartup & Stevens, 1999; Laursen, 1996). Pertemanan remaja perempuan
cenderung lebih dekat dibandingkan remaja laki-laki, dengan lebih seringnya mereka berbagi rahasia (Brown & Klute,
2003). Kedekatan dengan teman sesama jenis meningkat selama masa remaja awal dan menengah, setelah itu umumnyi
menurun serta digantikan dengan kedekatan lawan jenis (Laursen ^ QQ^fl Mmirfkttnyi kedekatan diiun
pertemanan remata mencmniiikati kognitif dan )ugi emotional. Remaji, kini dapat mtitgungkipkin
pemikirati dan ifmaan pribadi markka dengan lebih balk. Mereka dapat lebih mem]^rtimhn(|bn
$udut pandang orang Iain serta menjadi lebih mud ah bagi mereka untuk memahami pemikiran dan
perasaan teman. Meningkatnya kedekatan )uga mencerrntnkan munculnva kepedulian remaja untuk
mengenal dirt mereka sendiri Rereertta kepada teman membantu remaja untuk menggali perasaan
mereka sendiri, mendeftnisikan identitas mereka, dan menekankan harga diri mereka. Pertemanan
menyediakan tempat yang aman untuk menyatakan pen dapat, mengakui kelemahan, dan mencari
bantuan untuk menyelesaikan masalah (Buhrmester, 1996).

Kapasitas untuk membangun kedekatan berhubungan dengan penyesuaian diri

psikologis dan kompetensi sosial. Remaja yang memiliki pertemanan yang dekat,

stabil, dan mendukung umumnya memiliki pandangan yang baik tentang diri mereka

sendiri, menjalani pendidikan di sekolah dengan baik, mampu bergaul, serta memiliki

kemungkinan yang kecil untuk menjadi untuk kasar, cemas> atau depresi (Berndt &

Perry, 1990; Buhrmester, 1990; Hartup & Stevens, 1999). Mereka juga cenderung untuk

memiliki hubungan yang kuat dengan orang tua (Brown & Klute, 2003). Proses dua

arah mungkin sedang bekerja: hubungan yang baik memunculkan penyesuaian diri,
,

yang pada akhirnya membentuk pertemanan yang baik.


Peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama dan dari sekolah menengah pertama ke
sekolah menengah atas tampaknya berat terutama bagi remaja yang dalam penelitian sosiometrik
tergolong sebagai ditolak atau diabaikan (Hatzichristou & Hopf, 1996; lihat kembali Bab 10). Pertemanan
yang dekat dan penuh dukungan, penting terutama untuk melindungi remaja dari penolakan secara sosial
(Brown & Klute, 2003).
Kawanan Kawanan mungkin ada pada anak-anak praremaja, tetapi lebih merupakan karakteristik dari
masa remaja awal. Sebagai perpanjangan lingkaran teman-teman, kawanan biasanya terdiri dari remaja
dengan usia, gender, dan suku bangsa yang sama. Akan tetapi, keanggotaan kawanan cenderung tidak
hanya didasarkan pada kesamaan pribadi, tetapi juga popularitas atau status sosial. Orang mungkin dapat
menjadi anggota lebih dari satu kawanan atau tidak sama sekali dan keanggotaan kawanan bisa stabil atau
berubah. Di satu waktu, remaja dapat menjadi member dari satu kawanan, yang hampir mengikat
keseluruhan dalam kelompok itu; liaison, memiliki ikatan dengan lebih dari satu kawanan dan berfungsi
untuk menyatukan kawanan-kawanan tersebut; atau isolate, yang tidak memiliki hubungan dengan
kawanan manapun. Isolate mungkin memiliki teman, tetapi mereka tidak memiliki ikatan yang cukup
dengan kawanan yang ada untuk menjadi bagian dari kawanan tersebut. Saat remaja menjalani masa
remaja, jumlah isolate dan liaison meningkat, menciptakan struktur yang lebih cair serta terjalin secara
lebih longgar (Brown & Klute, 2003).
Dinamika keanggotaan kawanan di masa praremaja bcrbasis status yang tinggi, terutama pada
remaja pcrempuan. Anggota dengan dengan status tertinggi dianggap sebagai pemimpin, dengan kekuatan
untuk menyatakan siapa yang dapat masuk kawanan dan siapa yang keluar. Kawanan sendiri membentuk
hierarki; kawanan dengan status yang lebih tinggi lebih diinginkan oleh orang luar, tetapi tetap
mempertahankan kendaii terkuat terhadap keanggotaan mereka (Adler Sc Adler, 1995). Dalam masa
remaja awal, kendaii sosial seperti ini dapat menjadi kurang kaku (Brown Sc Klute, 2003).
Struktur kawanan dapat dipandang kasar oleh orang luar, tetapi efektif utuk mencapai tujuan
mengarahkan kembali prioritas remaja dari norma sosial masa anak- anak ke norma sosial remaja.
Struktur kawanan dapat menyampaikan pesan langsung siapa yang bertanggung jawab dalam sistem sosial
teman sebaya (teman sebaya, bukan orang dewasa) dan menyediakan infomasi yang jelas mengenai
bagaimana orang tetap ada di dalam sistem tersebut (Brown & Klute, 2003, hal. 341). Struktur kawanan
juga dapat menciptakan tekanan emosional bagi mereka yang gagal dalam bernegosiasi dengan sistem
tersebut (Brown Sc Klute, 2003).

Kerumunan Drama musikal West Side Story karya Leonard Bernstein, secara jelas menggambarkan
kekuatan kerumunan remaja. Kategori kerumunan adalah tujuan kognitif untuk karakteristik yang sama-
sama dimiliki oleh para anggota kerumunan, misalnya daerah tempat tinggal (orang yang tinggal di daerah
barat atau selatan), latar belakang suku bangsa (Puerto Riko atau Italia), status teman sebaya (sombong atau
bukan siapa-siapa), atau kemampuan, minat, atau gaya hidup (kutu buku, olaharagawan, atau pemakai
narkoba). Kategori spesifik di mana remaja menggambarkan latar sosial mereka dapat bervariasi dari
masyarakat satu ke masyarakat yang lain.

Kerumunan memiliki beberapa tujuan. Mereka membantu remaja membangun identitas dan memperkuat kesetiaan
terhadap norma perilaku dari kelompok etnik atau sosial ekonomi. Seperti yang ditampilkan oleh West Side
Story, menjadi bagian dari kerumunan mempermudah menjalin hubungan dengan teman sebaya dalam
kerumunan yang sama dan sulit dengan orang luar. Seperti pada kawanan, afiliasi kerumunan cenderung lebih
longgar saat masa remaja terus berjalan (Brown Sc Klute,
2003).

Hubungan Romantis Hubungan romantis adalah bagian utama dari sebagian besar dunia sosial remaja.
Hubungan ini memunculkan emosi kuat, baik positif maupun
\

negatif. Hubungan ini berperan dalam perkembangan baik kedekatan maupun identitas. Sayangnya,
karena hubungan ini melibatkan kontak seksual, hubungaiMp* uga memunculkan risiko
kehamilan, penyakit menular seksual, dan terkadang I

Anda mungkin juga menyukai