Anda di halaman 1dari 5

MENENTUKAN PILIHAN PASCALULUS: BEKERJA,

BERWIRAUSAHA, DAN STUDI LANJUT

Makalah

Oleh:
Alif Ulfatun Nur Izzati
13013014

Disusun sebagai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


KU4078 Studium Generale

Institut Teknologi Bandung


2017
Abstrak

ITB merupakan perguruan tinggi berbasis riset yang memiliki indikator keberhasilan
berupa keunggulan akademis dalam bidang edukasi, relevansi, kontribusi pengetahuan dan
pemberdayaan (Mihradi, S. dalam Sambutan Kepala LK (Budi, 2016)). Untuk memperoleh
umpan balik dari para alumninya, ITB memiliki metode tracer study sebagai salah satu
sarana perbaikan system dan pengelolaan pendidikan di ITB. Selain itu, informasi ini juga
berguna bagi mahasiswa ITB khususnya untuk mengetahui distribusi persebaran lulusan ITB.
Data primer diperoleh dari fakta kondisi alumni ITB dari tracer study ITB 2016.
Selain itu, data sekunder yang digunakan adalah data dari presentasi Dr. Eng. Bambang Setia
Budi, S.T., M.T. pada hari Rabu, 22 Februari 2017 dengan tema Tantangan Menghadapi
Dunia Kerja dan Tracer Study ITB 2016.
Jumlah alumni ITB 2009 yang menjadi responden tracer study ITB 2016 adalah 2647
orang alumni atau sekitar 93% dari total alumni ITB 2009 dengan rincian 1595 orang pria
dan 1052 orang wanita. Jumlah responden yang cukup banyak (mendekati 100%) ini
menunjukkan bahwa data primer yang digunakan dalam pembuatan makalah ini valid.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi dunia kerja menurut Dr.
Bambang adalah mengikuti pelatihan, entrepreneurship, pembuatan cover letter, CV,
persiapan interview, memperhatikan sikap dan penampilan, menguasai bahasa asing, dan
memiliki sikap profesional. Selain itu, softskill mendasar seperti cara berkomunikasi, cara
bekerja kelompok, kejujuran, kecerdasan emosional, dan loyalitas juga diperlukan.
Bagi kebanyakan alumni yang memilih untuk bekerja, sebagian besar dari mereka
menyatakan pekerjaan yang ideal adalah pekerjaan yang bias memberi kesempatan belajar
lebih besar, memberikan fasilitas dan gaji yang baik, memiliki lingkungan kerja yang
nyaman, sesuai minat, menambah wawasan, serta memiliki jenjang karir yang lebih baik.
Bagi yang memilih untuk berwirausaha atau studi lanjut juga memerlukan persiapan
yang tidak sedikit. Namun, persiapan ini tidak berbeda jauh dengan yang memilih untuk
bekerja. Softskill dan hardskill juga harus dikuasai.

Kata kunci: alumni ITB, bekerja, berwirausaha, studi lanjut, persiapan

1
Pendahuluan
ITB merupakan perguruan tinggi berbasis riset yang memiliki indikator keberhasilan
berupa keunggulan akademis dalam bidang edukasi, relevansi, kontribusi pengetahuan dan
pemberdayaan (Mihradi, S. dalam Sambutan Kepala LK (Budi, 2016)). Untuk memperoleh
umpan balik dari para alumninya, ITB memiliki metode tracer study sebagai salah satu
sarana perbaikan system dan pengelolaan pendidikan di ITB. Selain itu, informasi ini juga
berguna bagi mahasiswa ITB khususnya untuk mengetahui distribusi persebaran lulusan ITB.
Tracer study bertujuan untuk mengetahui pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia
pendidikan tinggi ke dunia usaha dan industri, keluaran pendidikan berupa penilaian diri
terhadap penguasaan dan pemerolehan kompetensi, proses pendidikan berupa evaluasi proses
pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap pemerolehan kompetensi serta input
pendidikan berupa penggalian lebih lanjut terhadap informasi lulusan (Budi, 2016).

Metodologi
Data primer diperoleh dari fakta kondisi alumni ITB dari tracer study ITB 2016.
Metode yang digunakan dalam tracer study ITB 2016 adalah metode survey kepada alumni
ITB 2009. Pelaksanaan tracer study ITB 2016 terbagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan tracer study ITB, tahap penutupan kuesioner
dan analisis data, serta tahap laporan.
Selain itu, data sekunder yang digunakan adalah data dari presentasi Dr. Eng.
Bambang Setia Budi, S.T., M.T. pada hari Rabu, 22 Februari 2017 dengan tema Tantangan
Menghadapi Dunia Kerja dan Tracer Study ITB 2016.

Data dan Analisis


Jumlah alumni ITB 2009 yang menjadi responden tracer study ITB 2016 adalah 2647
orang alumni atau sekitar 93% dari total alumni ITB 2009 dengan rincian 1595 orang pria
dan 1052 orang wanita. Jumlah responden yang cukup banyak (mendekati 100%) ini
menunjukkan bahwa data primer yang digunakan dalam pembuatan makalah ini valid. Data
sekunder yang digunakan merupakan presentasi langsung dari pembuat laporan Tracer Study
ITB 2016 yang telah menganalisis hasil survey tracer study ITB dan memberikan beberapa
masukan kepada mahasiswa ITB tentang persiapan untuk menghadapi dunia kerja.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi dunia kerja menurut Dr.
Bambang adalah mengikuti pelatihan, entrepreneurship, pembuatan cover letter, CV,
persiapan interview, memperhatikan sikap dan penampilan, menguasai bahasa asing, dan
2
memiliki sikap profesional. Selain itu, softskill mendasar seperti cara berkomunikasi, cara
bekerja kelompok, kejujuran, kecerdasan emosional, dan loyalitas juga diperlukan.
Berdasarkan data primer, alumni ITB 2009 memiliki rata-rata nilai IPK sebesar 3,27
dengan 62% lulusannya bekerja dan 7% berwirausaha (Gambar 1). Hal ini mengindikasikan
bahwa tidak diperlukan IPK dan status cumlaude bukan segalanya. Alumni ITB 2009
memiliki tingkat keaktifan organisasi yang cukup tinggi, yaitu di atas 80%. Hal ini
merupakan pertimbangan lain perusahaan dan salah satu faktor kesuksesan berwirausaha
(softskill dan hardskill).

5%
wirausaha 7%
12%

23%
tidak bekerja/melanjutkan studi 24%
32%

4%
bekerja dan wiraswasta 5%
6%

68%
bekerja 63%
50%

3 tahun setelah lulus 2 tahun setelah lulus 1 tahun setelah lulus

Gambar 1. Status pekerjaan alumni ITB berdasarkan tahun lulusan


(Budi dkk., 2016)

Berdasarkan Gambar 1, bekerja setelah lulus masih mendominasi sebagai aktivitas


pasca lulus alumni ITB. Meskipun technopreneurship sudah cukup digencarkan, tampaknya
memulai start-up masih sulit dilakukan oleh para alumni yang baru lulus. Lebih dari 20%
alumni memilih untuk tidak bekerja, kebanyakan dari mereka sepertinya belum mau berhenti
menuntut ilmu secara formal sehingga kuliah pascasarjana menjadi pilihan menarik bagi
mereka. Beberapa orang berpendapat alumni yang melanjutkan studi lanjut adalah mereka
yang tidak berhasil diterima kerja dimanapun. Ungkapan ini tidak memiliki dasar apapun,
faktanya, untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi diperlukan persiapan yang
bahkan jauh lebih banyak daripada persiapan untuk bekerja. Belum lagi, mendapatkan
beasiswa baik dari pemerintah maupun bukan, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

3
Bagi kebanyakan alumni yang memilih untuk bekerja, sebagian besar dari mereka
menyatakan pekerjaan yang ideal adalah pekerjaan yang bias memberi kesempatan belajar
lebih besar, memberikan fasilitas dan gaji yang baik, memiliki lingkungan kerja yang
nyaman, sesuai minat, menambah wawasan, serta memiliki jenjang karir yang lebih baik
(Gambar 2).

memberi kesempatan belajar lebih besar 2002

fasilitas dan gaji yang baik 1974

lingkungan kerja yang nyaman 1766

sesuai minat 1720

menambah wawasan 1717

jenjang karir yang lebih baik 1717

menantang / tidak monoton 1572

memberi banyak manfaat bagi banyak 1558

mempu meningkatkan kesejahteraan 1441

jam kerja dan jobdesk yang sesuai 1220

waktu flexible dan tidak terlalu menguras 1046

sesuai bidang kuliah 741

0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar 2. Pekerjaan ideal menurut alumni ITB


(Budi dkk., 2016)

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah pilihan untuk bekerja,
melanjutkan studi, atau berwirausaha memiliki tantangan dan persiapan tersendiri sehingga
satu dan lainnya tidak bisa dianggap remeh dan dijadikan sebagai pelarian atau rujukan
kedua.

Referensi
Budi, B. S., dkk. 2016. Report Tracer Study ITB 2016 Angkatan 2009. Bandung: Lembaga
Kemahasiswaan ITB.

Anda mungkin juga menyukai