Anda di halaman 1dari 15

Mengamati sel-sel epidermis bawang merah

Tujuan

Mengamati struktur sel-sel epidermis pada bawang merah.

Alat dan Bahan

1. Mikroskop

2. Kaca preparat

3. Kaca penutup

4. Jarum

5. Tisu

6. Pinset

7. Pipet tetes

8. Bawang merah

9. Yodium/betadine

Cara Kerja

1. Kupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau dan
pinset! Cara yang gampang lihat gambar! Potonglah sebagian kecil bawang
merah, kemudiah patahkan. Lepaskan lapisan epidermis yang tersisa.

2. Letakkan di atas kaca preparat, beri setetes air, tutup dengan kaca penutup. Gunakan
jarum bedah untuk menghilangkan gelembung udara pada preparat!

3. Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.

4. Beri setetes larutan yodium untuk mewarnai sel dengan menggunakan teknik
pengairan. (teteskan sedikit yodium pada bagian tepi kaca penutup, lalu buang
kelebihannya dengan tisu)

5. Gambar dan beri warna bagianbagian sel seperti dinding sel, membran sel,
sitoplasma, nukleus, dan vakuola sel!

Diskusi

1. Bagaimanakah bentuk dan warna sel epidermis bawang merah yang sedang kalian
amati?
2. Organel apa saja yang dapat diamati pada sel epidermis bawang merah dalam
pengamatan ini?

Hasil pengamatan

Bergantung pada cara kerja, kualitas dan kondisi mikroskop, serta teknik pewarnaannya, hasil
pengamatan sel-sel epidermis bawang merah kira-kira seperti screenshot di bawah ini.

Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan yodium pada perbesaran 100x. Tampak
bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain di dalam sel tidak tampak dengan
perbesaran ini, atau hanya dengan pewarnaan yodium.

Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan metilen blue pada perbesaran 400x.
Tampak bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain di dalam sel yang masih
mungkin tampak adalah vakuola. Organel sel lain tidak tampak hanya dengan pewarnaan ini.
Epidermis bawang merah tanpa pewarnaan pada perbesaran 100x. Organel sel dan inti tidak
tampak tanpa pewarnaan.

Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan metilen blue pada perbesaran 450x.
Tampak bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain yang masih mungkin tampak
adalah vakuola.

HASIL PENGAMATAN

1. Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang rapi
kotak-kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini dikarenakan bawang merah adalah
tumbuhan. Mengapa demikian karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di luar
membrannya. Sehingga terlihat rapi saat kita melihat melalui mikroskop.

Sekarang kalau kita melihat warna dari sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti.
Sel tersebut berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak selalu
mengandung klorofil.

2. Pada sel epidermis bawang merah ada beberapa organel yang dapat diamati.

- Dinding sel.
- Kloroplas.
- Protoplasma.
KESIMPULAN
setelah kami melakukan pengamatan kami dapat menyimpulkan bahwa sel epidermis bawang
merah berbentuk persegi tapi tidak sempurna dengan warna keungu-unguan. Jika melihat sel
epidermis bawang merah melalui mikroskop, di dalamnya terdapat organel yang menyusun
sel epidermis bawang merah. Di antaranya adalah dinding sel, kloroplas, dan protoplasma.

Judul Pengamatan : Struktur Jaringan pada Stomata


Tumbuhan

Tujuan Pengamatan :
- Mengetahui sel sel penyusun stomata daun.
- Menganalisis bagian bagian yang ada di dalam stomata.

Dasar Teori :
Stomata merupakan derivat epidermis yang ada pada seluruh
daun pada setiap tanaman. Stomata terdiri atas sel penjaga dan
lubang stomata. Pada sebagian besar tanaman dikotil menurut
bentuk sel penjaganya memiliki tipe ginjal sedangkan pada
monokotil bertipe halter.

Fungsi stomata :
1. Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis.
2. Sebagai jalan penguapan (transpirasi).
3. Sebagai jalan pernafasan (respirasi).

Alat dan bahan :


Mikroskop
Kaca benda
Kaca penutup
Silet / cutter
Pipet tetes
Air
Tumbuhan Rhoeo discolor

Langkah Kerja :
Mengambil daun Rhoeo discolor.
Menyiapkan alat & bahan.
Mengambil Mikroskop.
Menyetting cahaya pada mikroskop.
Membuat sayatan melintang setipis mungkin pada daun tumbuhan
dengan menggunakan silet.
Meletakkan sayatan daun pada kaca benda, lalu ditetesi air.
Menutup kaca benda dengan kaca penutup.
Mengamati preparat mikroskop dengan perbesaran 40 kali.
Menggambar bagian bagian yang teramati pada daun dan member
keterangan pada setiap bagiannya.

Data Hasil Percobaan :


Stomata Daun Rhoeo discolor

Struktur Jaringan Stomata Daun Rhoeo discolor Jika Diperjelas

Analisis Data :
Pada pengamatan daun tumbuhan Rhoeo discolor pada
mikroskop cahaya terlihat jaringan epidermis pada daun
tumbuhan Rhoeo discolor yang berbentuk persegi panjang dan
susunan selnya rapat yang berfungsi sebagai pelindung sel-sel yang
ada dibawahnya. Dan juga terdapat stomata,stomata ini terdiri dari
satu porus atau celah dan dua sel penutup yang mengapitnya.
Stomata berperan penting dalam proses respirasi dan transpirasi
pada tumbuhan.

Kesimpulan :
Kesimpulan dari data diatas adalah setiap tumbuhan jaringan
yang bernama stomata. Stomata sangat bermanfaat bagi
tumbuhan. Stomata terdiri atas sel penjaga dan lubang stomata.
Salah satu contohnya kita dapat mengamati daun pada
tumbuhan Rhoeo discolor Dengan menggunakan mikroskop cahaya
seperti pada data diatas.

PENGAMATAN JAMUR TEMPE

A. TUJUAN
1. Siswa dapat mengamati jamur tempe dengan mikroskop
2. Siswa dapat menggambarkan jamur roti

B. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pinset
5. Tusuk gigi
6. Pipet
7. Tisu
Bahan :
1. Jamur tempe
2. Roti berjamur
3. Air

C. CARA KERJA
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Ambil sedikit objek glass
3. Uraikan jamur tempe dengan tusuk gigi agar tidak terlalu menggumpal
4. Kemudian tetesi dengan sedikit air menggunakan pipet tetes
5. Letakan cover glass diatasnya yang sudah ada jamur tempenya, lalu pasangkan
pada mikroskop
6. Amamti melalui mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan dengan cahaya yang
sesuai
7. Gambar jamur tempe yang telah diamati dan buat keterangan-keterangan lainnya
8. Bersihkan dengan objek glass dan keringkan dengan tissue
9. Ulangi kegiatan diatas dengan mengamati jamur tempe dengan roti berjamur
D. HASIL PENGAMATAN
1. Jamur tempe
Nama spesies : Rhizopus Oryzae

2. Roti berjamur
Nama spesies : Rhizopus stolonifer

Perbesaran 10 x 10 = 100x

E. PEMBAHASAN
Nama divisi jamur pada tempe dan roti adalah Zygomycota

Ciri-ciri zygomycota
1. Ada yang hidup saprofit dan parasit
2. Dinding sel mengandung zat kitin
3. Hifa tidak bersekat ( hifa seonestik sehingga terlihat seperti pipa / pembuluh )
4. Miselium bercabang banyak
5. Tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang berdinding

F. KESIMPULAN
Jadi jamur pada tempe dan roti berjamur merupakan kelompok dari divisi
zygomycota, yang memiliki struktur tubuh berhifa, miselium bercabang dan memiliki kontak
spora dari ujung hifa.

Jamur tempe terdiri atas tiga tipe hifa yaitu :


a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap
makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya.

Jamur tempe ( Rhizopus oryzae) merupaakan mikro organism semi anaerob dan
organism saprofit. Jamur tempe memiliki cirri utama yaitu misellium nya tidak bersekat yang
juga merupakan ciri utama dari family Mucoraceae. Jamur tempe terdiri dari misellium,
sporangiophore, sporangium, dan spora yang menjadi alat perkembangbiakannya.

Jamur tempe atau yang juga disebut dengan kapang tempe, memegang peranan yang
sangat penting dalam pembentukan butir kedelai menjadi tempe yang padat. Jamur yang
biasa digunakan untuk tempe ini merupakan kelompok Zygomycota yang memang terdiri
dari benang-benang hifa yang bersekat.

Rhizopus Oligosporus
Seperti telah dijelaskan bahwa jenis jamur yang lazim digunakan dalam pembuatan
tempe berasal dari kelompok Zygomycota. Spesifikasi jenis jamur dari kelompok tersebut
yang digunakan untuk tempe adalah Rhizopus Oligosporus dan Rhizopus Stolonifer. Namun,
secara umu, jenis jamur yang paling umum digunakan oleh petani tempe adalah jenis
Rhizopus Oligosporus. Jamur ini sering juga disebut dengan jamur benang. Karakteristiknya
berupa koloni abu-abu dengan sedikit degradasi coklat. Ketinggian jamur tempe ini bisa
mencapai 1 mm.
Rhizopus Oligosporus menghasilkan sebuah enzim bernama Fitase. Kerja enzim ini
adalah memecah Fitat dan membuat komponen senyawa makro pada kacang kedelai dilebur
atau dipecah menjadi kompenen mikro yang lebih sederhana. Hal ini yang menjadikan zat
gizi pada tempe jauh lebih mudah untuk diolah oleh tubuh kita. Jamur ini juga bisa
memfermentasikan substrat lainnya, memproduksi beberapa enzim (salah satu enzim yang
diproduksi yaitu enzim golongan protase) dan bahkan bisa digunkana untuk mengolah
beberapa jenis limbah.

Warna Putih Tempe


Mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya, dari mana datangnya warna putih pada
tempe yang menyelubungi kacang kedelai. Warna putih tersebut merupakan warna alamiah
yang bersumber dari pertumbuhan miselia jamur tempe atau kapang tempe. Miselia ini yang
kemudian merekatkan bebijian kedelai sehingga tekstrurnya menjadi padat. Miselia ini dalam
bahasa ilmiah dikenal dengan nama hifa, yakni struktur biologis berupa berkas-berkas yang
sangat halus dan merupakan bagian integral vegetatif jamur. Hifa atau miselia atau miselium
bisa dikatakan adalah bentuk tubuh jamur yang sebenarnya. Fungsi hifa sendiri sama seperti
akar dan daun pada tumbuhan sempurna.
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe.
Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan
asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi
trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease.
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-
6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH
8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan
jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan
air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah
nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri R. oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik),
hidup sebagai saprotrof, yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe
dilakukan secara aerobik. Reproduksi aseksual cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara
membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat sporangiospora. Pada R. oryzae terdapat
stolon, yaitu hifa yang terletak di antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium).
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium. Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk
gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan
plasma akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang
telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya
berkembang menjadi sporangium kecambah. Di dalamsporangium kecambah setelah meiosis
akan terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+)
dan hifa (-).

Siklus hidup Rhizopus oryzae


Sifat-sifat Rhizopus oryzae, yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi
abu-abu, stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan.
Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok
(hingga 5 sporangiofora), rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama
dengan sporangiofora. Terdapat sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak.
Kolumela oval hingga bulat dengan dinding halus atau sedikit kasar. Rhizopus oryzae
memiliki spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Suhu optimal untuk
pertumbuhan jamur ini adalah 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam
laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.

Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae

jaringan dan struktur jamur tempe


JAMUR TEMPE

di sini saya akan membahas tentang rhizopus (jamur tempe atau roti). Bagaimana struktur
tubuhnya, klasifikasinya, cara reproduksinya, peranannya bagi manusia, dan lain-lain.
2.2 Klasifikasi

Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada devisi
Zygomycota.

a. Struktur Tubuh
Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap
makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya

b. Cara Reproduksi

Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual


adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan konjugasi.

2.3 Ciri

a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati


b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi
tua
c. Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di
permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk
menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
d. Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan
spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
2.4 Cara Reproduksi

Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan
generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan
menghasilkan zigospora

2.5 Peranan
Di bawah ini adalah peranan jamur:
Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.
Mucor javanicus terdapat dalam ragi tape

7 Perbedaan Monokotil dan Dikotil dalam Tabel dan Gambar


Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang
jumlah keping bijinya hanya satu, sedangkan tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang keping
bijinya berjumlah dua.

Selain dari jumlah keping bijinya, tumbuhan monokotil dan dikotil juga memiliki
beberapa perbedaan yang dapat dilihat langsung secara morfologis. Perbedaan monokotil
dan dikotil tersebut dapat kita amati dari akar, batang, daun, bunga, hingga klasifikasinya.
Perbedaan Monokotil dan Dikotil
Untuk memahami secara sederhana perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil
simaklah tabel di bawah ini!
Perbedaan Monokotil Dikotil
Berkeping 1 sehingga tidak membelah Berkeping 2 sehingga membelah saat
Biji
saat berkecambah berkecambah
Akar Serabut Tunggang
Tidak bercabang dan tidak memiliki
Batang Bercabang dan memiliki kambium
kambium
Memanjang layaknya pita dengan Melebar dengan tulang daun
Daun
tulang daun yang sejajar yangmenyirip atau menjari
Jumlah kelopak 2, 4, dan 5 atau
Bunga Jumlah kelopak 3 atau kelipatannya
kelipatannya
Berkas
Tersebar Teratur
pengangkut

1. Perbedaan Biji

Seperti dijelaskan di atas, perbedaan monokotil dan dikotil yang paling utama dapat kita
lihat dari jumlah keping bijinya. Tumbuhan dengan satu keping biji (monokotil) tidak akan
mengalami pembelahan saat berkecambah, misalnya pada tumbuhan padi, jagung, kelapa,
dan anggrek. Sedangkan tumbuhan dengan 2 keping biji (dikotil) akan membelah jadi 2 saat
perkecambahan, misalnya pada biji kakao, karet, kacang-kacangan, dan bunga matahari.

2.Perbedaan Akar
Perbedaan mencolok yang dimiliki tumbuhan monokotil dan dikotil juga dapat kita
identifikasi langsung dari struktur akarnya. Tumbuhan monokotil umumnya memiliki sistem
akar serabut yang tipis dan kecil, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki sistem akar tunggang
yang bercabang, kuat, dan dalam menembus tanah.

Selain dari bentuknya, perbedaan akar tumbuhan monokotil dan dikotil juga tampak dari ada
atau tidaknya tudung akar (kaliptra). Akar tumbuhan monokotil umumnya memiliki tudung
akar, sedangkan pada tumbuhan dikotil, akar umumnya tidak memiliki organ ini.

3. Perbedaan Batang

Perbedaan monokotil dan dikotil selanjutnya dapat diidentifikasi dari morfologi batangnya.
Batang tumbuhan dikotil umumnya bercabang dan memiliki kambium pada perbatasan antara
jaringan xilem dan floem, sedangkan batang tumbuhan monokotil umumnya tidak bercabang
melainkan terus tumbuh meninggi serta tidak memiliki kambium. Perlu dipahami bahwa ada
atau tidaknya kambium dapat kita ketahui dengan menyayat kulit batang tumbuhan.

4. Perbedaan Daun
Bentuk tulang daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil juga sangat berbeda. Bentuk daun
tumbuhan monokotil umumnya memanjang layaknya pita dengan tulang daun yang sejajar,
sedangkan bentuk daun tumbuhan dikotil umumnya melebar dengan tulang daun menjari atau
menyirip.

5. Perbedaan Bunga

Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil juga dapat diidentifikasi dari bunganya. Bunga
tumbuhan monokotil umumnya memiliki kelopak dengan jumlah 3 atau kelipatannya,
sedangkan bunga tumbuhan dikotil umumnya memiliki kelopak dengan jumlah 2, 4, 5 atau
kelipatannya.

6. Berkas Pengangkut
Tumbuhan dikotil dan monokotil juga memiliki perbedaan pada berkas pengangkut. Berkas
pengangkut pada tumbuhan monokotil umumnya tersebar, baik pada pembuluh tapis maupun
pada pembuluh kayunya, sedangkan berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil umumnya
teratur.

7. Perbedaan Klasifikasi

Tumbuhan monokotil dan dikotil juga berbeda dalam hal klasifikasi. Tumbuhan monokotil
umumnya dikelompokan menjadi 5 suku, di antaranya Graminae, Palmae, Musaceae,
Orchidaceae, dan Zingiberaceae, sedangkan tumbuhan dikotil umumnya dikelompokan
menjadi 5 suku, di antaranya Euphorbiaceae, Leguminoceae, Solanaceae, Myrtaceae, dan
Compositae. Secara lebih lengkap, klasifikasi monokotil dan dikotil beserta contoh
tumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut:
No Monokotil Dikotil
Graminae, contohnya jagung dan
1 Euphorbiaceae, contohnya karet dan singkong
padi
Palmae, contohnya kelapa dan Leguminoceae, contohnya kacang kedelai dan kacang
2
pinang tanah
3 Musaceae, contohnya pisang Solanaceae, contohnya terong dan tomat
4 Orchidaceae, contohnya anggrek Myrtaceae, contohnya jambu
5 Zingiberaceae, contohnya jahe Compositae, contohnya bunga matahari
Nah, demikianlah pemaparan mengenai perbedaan monokotil dan dikotil. Anda bisa kembali
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan tersebut melalui morfologi contoh tumbuhan yang
telah kami cantumkan pada tabel di atas.

Anda mungkin juga menyukai