Kasus McFarland
Janet McFarland membuat selai dan salsa yang diberikannya secara cuma-cuma
kepada teman-teman dan keluarganya. Hingga suatu ketika temannya menyarankan Janet
untuk menjual selai dan salsa buatannya itu. Dan akhirnya Janet memutuskan untuk mencoba
menjual produk rumahan yang dia buat.
Kemudian Janet merencanakan penjualan yang berkonsentrasi pada satu produk, yaitu
salsa kaktus hijau dan dia melakukan peninjauan. Janet mulai mencari pemasok (toples, tutup
botol, dan label) dan mempelajari peraturan penjualan makanan pada kantor pertanian
lokal. Salah satu sumber yang mengejutkan adalah bahwa dia harus mendapat konfirmasi
dari ahli bahan untuk salsanya. Makanan diminta untuk diberi label nama masing-masing
bahan dan proporsi jumlahnya. Janet membutuhkan resep standar. Dia meminta seorang ahli
kimia makanan profesional untuk menganalisis resep dan proporsi bahan produknya.
Janet pergi ke beberapa toko kelontong dan toko souvenir di daerahnya. Beberapa
toko menggunakan sistem konsinyasi dan beberapa toko yang lain memberikan biaya untuk
pemajangan produk.
1. Menurut anda, biaya variabel dan biaya tetap apa saja yang harus ditanggung
Janet?
Janet sebelum menjual produknya ia harus melakukan analisis titik impas. Analisis
titik impas dimana pendapatan sama dengan total biaya. Untuk menentukan titik
impas, Janet harus mendefenisikan satu unit sebagai satu botol salsa dan melakukan
pemisahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang
secara total berubah sesuai dengan volume produksi. Biaya variabel dalam kasus ini
adalah biaya bahan baku, upah tenaga kerja lansung, dan biaya overhead. Biaya tetap
merupakan biaya yang secara tatap tidak mengalami perubahan, walaupun ada
perubahan volume produksi atau penjualan dalam kasus ini biaya tetapnya adalah gaji,
penyusutan aktiva tetap, sewa gedung, botol, penutup botol, pembuatan label, dll.
2. Berdasarkan penilaian awal Bob mengenai biaya variabel yang lebih tinggi dari
harga normal, apa yang salah dari pemikiran Janet yang menyatakan bahwa
jalan keluarnya menjual lebih banyak?
Janet berpikir bahwa dengan harga yang ia tetapkan ia dapat menjual lebih banyak,
hal ini merupakan pemikiran yang salah karena harga jual yang ditetapkan lebih
rendah daripada biaya yang ia keluarkan. Sehingga, apabila hal tersebut ia lakukan
maka ia akan mengalami kerugian karena semakin banyak jumlah barang ia jual maka
semakin besar pula kerugian yang ia tanggung.
4. Mengapa konsep titik impas penting? Bukankah Janet ingin mendapatkan laba?
Break event point digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus
dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Tujuan dari break
event point adalah mencari tingkat aktivitas dimana total pendapatan sama dengan
total pengeluaran, menunjukkan target penjualan minimal yang harus diraih serta
memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat atau jauh
dari titik impas. Sehingga Janet memerlukan analisis break event point sebagai dasar
untuk mengetahui target penjualan minimal yang harus diraih tidak mengalami
kerugian dan memperoleh laba yang diinginkan.
5. Janet tidak tahu berapa harga yang seharusnya ia tetapkan. Bagaimana caranya
agar ia dapat menentukan harga dengan lebih baik?
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.
Price to charge yang sebaiknya ditetapkan untuk periode awal bisnisnya adalah harga
yang melebihi biaya yang ia keluarkan atau minimal sama dengan biaya yang ia
keluarkan (minimal pada titik impas). Baru kemudian apabila produknya sudah
dikenal masyarakat atau pasar, dia dapat menaikkan harganya lagi untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.