Anda di halaman 1dari 13

Apa Pengertian dari proposal?

Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan dan secara
sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran
baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk
mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain - lain. Proposal
juga dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk
menjabarkan atau menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.

PENGERTIAN PROPOSAL
Untuk mengetahui arti dari proposal, berikut saya sertakan pengertian proposal dari beberapa
pandangan dari para ahli:

Hasnun Anwar (2004 : 73) proposal adalah : rencana yang disusun utnuk kegiatan
tertentu.
Jay (2006 : 1) proposal adalah alat bantu manajemen standar agar menajemen dapat
berfungsi secara efisien.
Pengertian Proposal Menurut KBBI (2002) adalah rencana yang dituangkan dalam
bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan teliti yang dibuat
oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan (field
research) maupun penelitian di perpustakaan (library research). Keterampilan menulis
proposal perlu dimiliki setiap insan berpendidikan agar mereka terbiasa berpikir
sistematis-logis sebagaimana di dalam langkah-langkah penulisan proposal.
Pengertian Proposal Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian proposal ialah
rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang kemudian akan dilaksanakan oleh
peneliti terhadap bahan penelitiannya. Dalam pengertian proposal ini itu berarti
proposal sama halnya dengan usulan.Ada juga yang menyatakan bahwa pengertian
proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga dikatakan sebagai saran yang
ditujukan kepada seseorang, instansi, organisasi, suatu badan, atau suatu kelompok
untuk menjalankan atau melaksanakan suatu pekerjaan.

Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan
memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan,
pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia, anggaran, penutup,
tanda tangan dan nama terang.

FUNGSI PROPOSAL

1. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau
swasta.
4. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
5. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.

JENIS JENIS PROPOSAL

Secara umum proposal dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu perseorangan
maupun kelompok dan contoh dari proposal ini misalnya proposal pendirian usaha,
proposal dalam bentuk kerjasama antar perusahaan.
2. Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia kerja yang
berisikan serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya proposal proyek
pembangunan.
3. Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang akademisi
misalnya penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya. isi dari proposal ini
adalah pengajuan kegiatan penelitan.
4. Proposal Kegiatan - yaitu pengajuan rencana sebuah kegiatan bak itu bersifat individu
maupun kelompok misalnya proposal kegiatan pentas seni budaya.

Berdasarkan bentuknya proposal terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian
pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar),
ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar
belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan
dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian,
waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka,
lampiran, tabel, dan sebagainya.
2. Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal
dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non
formal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan,
dan permohonan.
3. Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal
karena tidak selengkap jenis proposal formal.

UNSUR-UNSUR PROPOSAL

1. Latar belakang masalah, Dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan


kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Selain itu, dipaparkan secara ringkas tentang
teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan diskusi ilmiah maupun
pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan
demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih
kokoh.
2. Rumusan masalah, Rumusan masalah dinyatakan secara tersurat berupa pertanyaan-
pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dalam hal ini hendaknya rumusan
masalah disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat
tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti
dan dapat diuji secara empiris.
3. Tujuan penelitian, Tujuan penelitian diungkapkan pada sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian.Tujuan penelitian mengacu pada rumusan penelitian dan berupa
pernyataan.
4. Hipotesis, Hipotesis diajukan berupa jawaban sementara terhadap masalah penelitian
agar hubungan antara masalah yang diteliti dengan kemungkinan jawabannya lebih
jelas.Adapun rumusan hipotesis yang baik hendaknya: dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, dapat diuji secara
empiris, dan menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
5. Asumsi penelitian, Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal
ini tidak perlu dibuktikan kebenarannya, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil
penelitian yang diperolehnya dari orang lain melalui karya tulisnya.
6. Manfaat penelitian, Manfaat penelitian ditunjukkan untuk mengenai pentingnya
penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam
arti luas. Dengan kata lain, bagian ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang
diteliti.
7. Ruang lingkup, dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian dikemukakan karena sering dihadapi keterbatasan ruang lingkup kajian
yang terpaksa harus dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian,
ataupun karena alasan logistik. keterbatasan penelitian karena kendala yang
bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidal memungkinkan peneliti
mencari data yang diinginkan.
8. Kajian pustaka, dan Kajian pustaka memaparkan teori-teori yang disusun berdasarkan
kemutakhiran dan relevansi yang diperlukan dalam penelitian.
9. Definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan
berdasarkan hal yang yang dapat diamati oleh peneliti. Definisi operasional bukan
definisi berdasarkan kamus atau pendapat para ahli. Hal ini diperlukan terutama untuk
istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dalam penelitian juga
untuk menghindari perbedaan persepsi.

C. Syarat-Syarat Proposal
1. Memiliki struktur dan logika yang jelas. Haindari kata-kata seperti; mungkin,
sebaiknya ataupun kata-kata lain yang menunjukkan sikap ragu-ragu
2. Hasil kegiatan itu harus terukur. Gunakan angka-angka yang pasti/bukan perkiraan
3. Rumuskanlah jenis-jenis kegiatan secara jelas, inovatif dan terperinci
4. Rasional antara dana dan kegiatan

D. Sistematika Pembuatan Proposal

Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut ini:

1. Latar belakang
Pada bagian ini berisikan pemikiran-pemikiran tentang permasalahan yang hendak di teliti
dan alasan-alasan mengapa permasalahan yang dikemukakan dalam tulisan ini diambil dan
perlu dilakukan penelitian. Pada bagian ini juga penulisannya harus dilakukan secara
sistematis dari secara umum ke khusus. Pada bagian latar belakang ini penulis harus
menjelaskan mengapa bisa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan ini.

2. Batasan Masalah

Batasan-batasan pada suatu penelitian sangat di butuhkan supaya ruang lingkup permasalahan
yang diteliti tidak meluas dan melebihi batas. Batasan-batasan ini misalnya seperti batasan
pengumpulan data-data, batasan analisis, batasan anggaran dana dll.

3. Rumusan masalah

Penulis harus merumuskan secara jelas permasalahan yang ditelitinya, uraikan secara
sistematis konsep untuk menjawab permasalahan yang diteliti, hipotesis yang akan di uji,
dugaan sementara yang akan dilakukan pembuktiannya, permasalahan yang akan dicarikan
cara pemecahannya. Dalam merumuskannya dapat menjelaskan definisi, asumsi dan ruang
lingkup batasan kegiatan dari penelitian. Uraian permasalahan yang diteliti tidak diharuskan
selalu dalam bentuk suatu pertanyaan saja.

4. Tujuan Penelitian

Pada bagian ini dapat dikatakan sebagai sasaran yang ingin capai pada penelitian yang
dilakukan sesuai permasalahan yang di teliti. Tujuan penelitian umumnya di bagi menjadi 2
(dua) macam yaitu:

Tujuan umum yaitu tujuan yang secara keseluruhan kenapa melakukan penelitian
tersebut.
Tujuan khusus yaitu uraian secara menyeluruh dari masing-masing tujuan penelitian,
baik itu mengenai variabel independen maupun variabel dependen dan gabungan dari
kedua variabel tersebut.

5. Manfaat Penelitian

Merupakan apa saja yang bisa didapatkan dari penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian
harus ditulis berdasarkan dari segi keilmuan, manfaat bagi diri sendiri maupun bagi objek
yang diteliti.

6. Tinjauan pustaka

Bagian ini berisikan dasar pemikiran dan dasar-dasar teori yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang diteliti. Umumnya meliputi definisi-definisi variabel dan perumusan
penelitian dll.

7. Metode penelitian
Pada bagian metode penelitian umumnya berisikan rancangan penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional variabel, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian,
jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, etika penelitian jika manusia
yang dijadikan sebagai objek penelitian, pengolahan data, analisis data, hingga bahan-bahan
yang di inputkan.

8. Objek Penelitian

Merupakan sifat keadaan dari suatu benda, orang atau keadaan yang menjadi pusat perhatian
saat penelitian. Sifaat keadaan tersebut bisa berupa sifat, kuantitas dan kualitas objek yang
diteliti, bisa juga berupa perilakunya, kegiatan, pendapat, keadaan dll.

9. Metode pengumpulan data

Pada penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data dapat dengan melakukan survey,
interview dan juga eksperimen.

Jika penelitian kualitatif maka dapat dilakukan metode pengumpulan data dengan beberapa
cara, misalnya seperti:

Wawancara yaitu teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada


orang yang ada kaitanya dengan objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan
data berupa jawaban.
Observasi yaitu melihat dan mengamati secara langsung objek yang diteliti, dengan
harapan bisa mendapatkan data-data untuk penelitian.
Review dokumen yaitu mencari data yang diperlukan untuk penelitian melalui
dokumen-dokumen tertulis, gambar, video dll.

10. Metode analisis data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Metode analisis data
kualitatif prosedur-prosedurnya sangat jelas, ketajaman pada analisis data kualitatif
tergantung pada kebiasaan-kebiasaan peneliti dalam melakukan penelitian, jika peneliti sudah
terbiasa dengan penelitian kualitatif maka hasil penelitiannya akan sangat mendalam dan juga
kongkrit. Sementara analisis data kuantitatif tidak terlalu mendalam seperti analisis data
lualitatif, pada bagian ini tergantung penulis menggunakan metode yang digunakannya.

11. Hasil yang diharapkan

Pada bagian ini umumnya menguraikan kontribusi penelitian dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, pemecahan permasalahan yang dapat membangun atau mengembangkan objek
yang diteliti.

12. Daftar Pustaka

Pada bagian daftar pustaka merupakan sumber-sumber materi yang menjadi referensi dalam
menyusun proposal dan disusun sesuai abjad nama penulis materi. Baca juga
tentang: Pengertian daftar pustaka dan cara penulisannya.
PROPOSAL PENELITIAN SOSIOLOGI TENTANG BULLYING
BULLYING
(STUDI KASUS DI SMAN1 PADANG PANJANG)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bullying sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topic yang
masih hangat diperbincangkan dan belummenemukan titk terang. Keberadaan bullying
seakan akan di pandang sebelah mata, sehingga mungkin baru sedikit yang menyadari bahaya
dari keberadaan bullying tersebut. Padahal bahaya dari bullying dapat sampai mengakibatkan
kehilangan nyawa. Kini saatnya di butuhkan penyadaran terhadap berbagai pihak untuk
mengatasi masalah bullying.
Bullying seakan akan sudah menjadi tradisi yang rutin terjadi sehingga menimbulkan
pola diantara orang orang, contohnya saja disekolah yang kami teliti saat ini. Bullying dapat
dikatakan sebagai hal yang sangat wajar. Setiap masalah pasti selalu ada penyebab yang
melatarbelakangi, sehingga kami sebagai peneliti dapat mengetahui mengapa bullying selalu
terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi. Bullying bukan saja bisa terjadi karena tradisi
yang dilestarikan, tetapi juga bisa terjadi karena ketidaksadaran seorang pelaku, korban dan
saksi yang berujung terhadap tindakan bullying.
Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui dan mendalami mengapa bullying bisa
terjadi. Pengaruh apa saja yangdapat dirasakan bagi pelaku, korban, dan saksi dari kasus
bullying. Dari pengaruh yang berdampak negative tersebut apakah ada sebuah pengaruh yang
berkaitan terhadap keaktifan siswa disekolah.

B. Identifikasi Masalah
Masalah Bullying sangatlah luas dan kompleks. Beberapa faktor penyebab terjadinya
tindakan Bullying adalah :

1. Faktor pribadi anak itu sendiri


2. Faktor keluarga
3. Faktor lingkungan
4. Faktor sekolah
5. Faktor pengaruh media
Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab munculnya tindakan Bullying di dalam dan luar
dunia pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Penulis mengangkat topik tindakan Bullying ini bertujuan untuk mengembalikan


Tujuan Pendidikan Nasional sesuai UUD 1945 (versi Amandemen), seperti yang sudah
termaktub di latar belakang penulisan, Pasal 31, ayat 3, menyebutkan, Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan, yang
diatur dengan undang-undang.
D. Perumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan bullying?
Apakah pengaruh bullying pada siswa?
Apa dampak dari bullying?
Bagaimana cara mengatasi bullying?

E. Tujuan Penelitian
Menjawab dari rumusan masalah di atas.

F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini agar tidak terjadi lagi bullying diantara kalangan pelajar atau siswa
maupun disekolah. Selanjutnya, Manfaat penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai referensi bacaan untuk para pembaca .
2. Sebagai pengetahuan terhadap pembaca.
3. Sebagai standarisasi nilai siswa.

BAB II
KERANGKA TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Makna Bullying

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang perilaku Bullying :

1. Ken Rigby (2002:15) : Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang


secara psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan yang
kurang, oleh seseorang atau kelompok orang yang lebih kuat.

2. Andrew Mellor (1997), seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris,


mendefinisikan Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain
dan dia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak berdaya untuk
mencegahnya.

3. Barbara Coloroso (2003:44) : Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan


secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui
ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun
yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang
seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh
seorang anak atau kelompok anak.
Dari beberapa pengertian diatas maka pada dasarnya bullying adalah bentuk tindakan atau
perilaku, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang dilakukan secara
sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang.
Bullying dapat terjadi di mana saja, tidak memilih umur atau jenis kelamin korban. Korban
bullying pada umumnya adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam dan special (cacat,
tertutup, cantik atau punya ciri-ciri tubuh yang tertentu) yang dapat menjadi bahan ejekan.
Jenis-jenis Bullying
Menurut Andi Priyatna (2010:3), jenis-jenis bullying dikategorikan sebagai berikut :
1. Fisikal : memukul, menendang, mendorong, merusak
2. Verbal : mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti
3. Sosial : gossip, rumor, dikucilkan dari pergaulan, dan sejenisnya
4. Cyber/elektronik: mempermalukan orang dengan menyebar gossip di jejaring social
internet (missal : Facebook)

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bullying

Beberapa faktor penyebab terjadinya tindakan bullying adalah :

1. Faktor pribadi anak itu sendiri


2. Faktor keluarga
3. Faktor lingkungan
4. Faktor sekolah
5. Faktor pengaruh media

B. Penelitian Relevan
Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen
siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan yang
menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa enggan atau
malas untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang
disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul,
ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra
Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan
sampel penelitian, tindak bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak
bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa
kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil
penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat
55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam
berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying
membalas tindak bullying yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).
Menurut Ratna (dalam Juwita, 2008, h.2) selaku ketua peneliti kekerasan bullying yang
hasilnya diumumkan di seminar nasional ketiga anti-bullying yang digelar di Hotel JW
Marriott, meningkatnya kasus bullying di kalangan remaja disebabkan oleh beberapa hal,
salah satunya melibatkan peran media massa, yaitu begitu banyaknya film yang selalu
menampilkan adegan kekerasan.

C. Kerangka Berfikir
Menurut teori konvergensi yang dikemukan oleh William Stern, dikemukakan bahwa
perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan saja, tetapi faktor
lingkungan juga ikut berpengaruh. Sehingga manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud
dengan anak adalah:
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
Menurut Ganter & Yeakel adalah lembaga yang terakreditasi bagi anak pengaruhnya
terhadap sikap mereka mengembangkan adalah signifikan. Sikap dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan bagi seorang anak untuk mendapatkan proses yang tepat. Salah satu fungsi
utama dari sekolah adalah mencari pengetahuan. Sikap anak terhadap belajar terutama
ditandai oleh pengetahuan mencari, dan sikap ini sering berubah dalam kondisi sekolah
formal. Di banyak sekolah anak masih diharapkan menjadi tidak aktif, anak terkadang
bersikap malas dan kurang ada rasa ingin tahu.
School Bulying menurut Riauksina, Djuwita dan Soesinto didefinisikan sebagai perilaku
agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang memiliki
kekuasaan, terhadap pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang
tersebut.
Cohen dengan teori subkebudayaan delinkuennya menjelaskan bahwa perilaku kenakalan
dilakukan oleh anak-anak yang berkelompok dengan teman-temannya. Kenakalan ini salah
satunya adalah bullying, yang menurut Cohen sebuah tindakan yang tidak memiliki asas atau
tujuan yang jelas.
Shawn dan Mc Kay mengemukakan sebuah teori yang berpendapat bahwa kenakalan perlu di
transmisi karena pengaruh gaya hidup dan mendapatkan status merupakan hal yang penting.
Teori ini dinamakan sebagai Cultural Transmission Theory.

D. Hipotesis Penelitian

1. Pengertian Bullying
Bullying berasal dari kata asal bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian
adanya ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih
lemah atau rendah dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbanny
a, berupa stres yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya.
Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan), sehingga sangat mungk
in mempengaruhi korban secra psikis. Korban bully
akan merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka, ada juga peresa
an marah, malu, dan kecewa pada diri sendiri, karena membiarkan kejadian tersebut,
dan tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa.

2. Pengertian Pengaruh Bullying Terhadap Siswa


Bullying menurut psikolog Andrew Mellor adalah
pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain d
an ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi . Ron Banks memaparkan
sebuah penelitian pada tahun 1997 di Scandinavian bahwa ada koleksi yang kuat
antara bullying yang dilakukan oleh siswa selama beberapa tahun.
Mereka sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk sekolah dan menja
di tidak percaya diri, merasa tidak nyaman, dan tidak bahagia.
Aksi bullying menyebabkan seseorang menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya
karena teman sebaya korban bullying tidak mau akhirnya mereka menjadi
target bullying karena mereka berteman dengan korban.

3. Dampak dari Bullying


Para korban bullying umumnya bukanlah pemberani, memiliki rasa cemas, dan rendah diri,
yang menjadikan mereka sebagai korban tindak kekerasan ( Ramdan, Dadan Muhammad.
2008 ). Akibat mendapat perlakuan ini,korban pun memiliki rasa dendam,untuk suatu ketika
akan mebalasnya terhadap individu lain. Sehingga bukan tak mungkin korban bullying akan
menjadi pelaku bullying pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan tujuannya,yaitu guna
mendapat kepuasan dengan cara membalas dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani,
dan ada dendam yang tak terselesaikan.siswa korban bullying akan mengalami
permasalahan kesulitan dalammembina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang
datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit
berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi
awal bahwa anak mungkin sedang mengalami bullying di sekolah oleh bullying, tidak
menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada campur
tangan secara efektif dari sekolah.

4. Cara mengatasi bullying


Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja adalahmenghimbau
para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.Ajarkan anak
untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa
dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program yang tegas, jelas dan terarah, kalau
kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi dendam di sekolah tersebut.
Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para siswa sekolah, baik pada generasi
ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi dan mencegah masalah bullying
diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan
komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama
antara guru,orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat
hukum dan sebagainya sangat diperlukan dalam menangani masalah ini.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kami melakukan penelitian ini di SMA Negeri 1 Padang Panjang Jl.

B. Waktu Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dari awal selama 4 minggu. Dengan rincian sebagai berikut :
Minggu ke-1 : Melakukan survei terhadap masyarakat sekitar.
Minggu ke-2 : Pembuatan teknis penelitian dan mencari informan.
Minggu ke-3 : Merumuskan masalah-masalah.
Minggu ke-4 : Memasukan data yang telah di dapat seta menganalisisnya.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian


Menurut Oakley.1999:156 dalam Jurnal internasional relations Penelitian Kuantitatif
adalahPenelitian Ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena yang terjadi.

D. Sumber Data
Data yang kami peroleh adalah dari hasil survei dan pendapat dari siswa SMAN 1 Padang
Panjang yang kami lakukan,sumber data yang kami peroleh didapat di Internet dan buku-
buku.

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Prof. Heru (2006) Observasi adalah Aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap
suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-informasi yanf dibutuhkan untuk melanjutkan
suatu penelitian

F. Teknik Analisis
Menurut Sugiyono ( 2003:II ) Deskriptif Kualitatif adalah Prosedur penelitian berdasarkan
data deskriptif ,yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati
dan memiliki karakteristik bahwa data yang tidak diubah serta menggunakan cara yang
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander dikutip Sejiwa,2008.10 dalam widiharto 2008.2 Bullying dan Peserta didik.
Available at: http://www.usnews.com/education/blogs/high-school-notes/
Oakley.1999:156.30 Oktober 2010 Penelitian Kuantitatif
http://www. blogs.peneltiankuantitatif.Devania annesya.com
Prof.Heru. 2006.observasi.Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya
Ramdan, Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah. Available
at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah.htm
Ratna Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah.
TUGAS PRAKARYA
TENTANG PROPOSAL DAN CONTOH PROPOSAL

Disusun oleh:
1. Ade Erin Deviana
2. Aghnia Maulidina
3. Fakhrul Aziz Siddiq
4. Kemal Hidayat A
5. Luthfiah Nur Istighna
6. Yuliana Wildan N

Kelas: XII MIA 4


SMA NEGERI 2 PURWAKARTA

Jl. Raya Sadang No. 17. (0264) 201072 Purwakarta 41118

Anda mungkin juga menyukai