Anda di halaman 1dari 21

BAB V

MEMPERSIAPKAN PROPOSAL

➢ Pengertian proposal menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah rencana yang
dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang, dan teliti.

➢ Fungsi Proposal:
• Untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan agama, sosial, budaya, ekonomi, dan
lain-lain.
• Bisa digunakan untuk mendirikan suatu usaha.
• Bisa dipakai untuk mengajukan suatu tender dari berbagai macam lembaga.
• Bisa digunakan untuk mengadakan acara-acara kegiatan tertentu, seperti acara perayaan,
pelatihan, perlombaan, seminar, dan sebagainya.
• Bisa untuk mengajukan dana pada lembaga untuk bantuan terhadap suatu acara atau
pengembangan daerah.

➢ Tujuan Proposal:
• Agar mendapatkan bantuan dana
• Agar mendapatkan perizinan suatu acara
• Agar mendapatkan dukungan
• Agar mendapatkan sponsor

➢ Unsur- unsur Proposal:


• Nama kegiatan (adalah nama dari kegiatan yang akan dilaksanakan yang menjadi gambaran
secara umum proposal tersebut).
• Latar belakang (dalam pembuatan proposal harus tercantum latar belakang yang isinya
pokok-pokok atau alasan mengapa perlu diadakan atau disetujui kegiatan tersebut).
• Tujuan kegiatan (berisi tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan).
• Tema (mendasari suatu kegiatan yang tertera pada proposal).
• Sasaran atau peserta (pada setiap proposal yang dibuat harus menetapkan secara jelas siapa
yang menjadi sasaran dalam kegiatan tersebut).
• Tempat dan waktu (berisikan secara detail waktu dan tempat diadakan kegiatan tersebut).
• Kepanitiaan (pada proposal harus dituliskan secara lengkap susunan panitia yang
mengadakan kegiatan tersebut).
• Rencana anggaran biaya (berisikan rencana anggaran biaya secara detail dan jelas yang akan
digunakan dalam kegiatan tersebut agar dapat dipertanggungjawabkan).

➢ Sistem Penulisan Proposal


Sistem penulisan sebuah proposal adalah sebagai berikut:

PROPOSAL PENELITIAN:
- Latar Belakang
Pada bagian ini memiliki isi pemikiran-pemikiran tentang permasalahan yang hendak diteliti
dan alasan-alasan mengapa permasalahan yang dikemukakan dalam tulisan ini diambil dan
perlu diadakan penelitian. Penulisan pada bagian ini harus dilakukan secara sistematis dari
secara umum ke khusus. Seorang penulis harus menjelaskan mengapa bisa tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap masalah yang akan diteliti.
- Batasan Masalah
Batasan-batasan pada penelitian sangat penting agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti
tidak meluas atau melebihi batas. Contoh batasan seperti pengumpulan data, batasan analisis,
batasan anggaran dana dan lain-lain.
- Rumusan Masalah
Penulis harus merumuskan dengan detail permasalahan yang akan ditelitinya, menjelaskan
dengan sistematis konsep untuk menjawab permasalahan yang diteliti, hipotesis yang akan
diuji, dugaan sementara yang akan dilakukan pembuktiannya, permasalahn yang akan dicarikan
cara pemecahannya. Menjelaskan tentang definisi, asumsi dan ruang lingkup batasan kegiatan
dari penelitian.
- Tujuan Penelitian
Pada bagian ini dapat dijelaskan secara detail apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai
permasalahan yang diteliti. Umumnya tujuan penelitian dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:
• Tujuan umum: tujuan yang secara keseluruhan mengapa melakukan penelitian tersebut
• Tujuan khusus: penjelasan secara menyeluruh dari masing-masing tujuan penelian, baik itu
mengenai variabel independen ataupun variabel dependen dan gabungan dari kedua
variabel tersebut.

- Manfaat Penelitian

Adalah apa saja yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian harus ditulis
berdasarkan dari segi keilmuan, manfaat bagi diri sendiri atau objek yang diteliti.

- Tinjauan Pustaka
Berisikan dasar pemikiran dan dasar-dasar teori berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
- Metode Penelitian
Berisikan rancangan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber penelitian, teknik pengumpulan
data, etika penelitian, pengolahan data, analisis data, hingga bahan-bahan yang di inputkan.
- Objek Penelitian
Adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau keadaan yang menjadi pusat perhatian saat
penelitian.
- Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan survey, interview, dan juga
eksperimen.
- Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul lalu dilakukan analisis data. Metode analisis data kualitatid prosedur-
prosedurnya sangat jelas, ketajaman pada analisis data kualitatif tergantung pada kebiasaan-
kebiasaan peneliti dalam melakukan penelitian.
- Hasil yang diharapkan
Berisikan uraian kontribusi penelitian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pemecahan
masalah yang dapat membangun atau mengembangkan objek yang diteliti.
- Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber materi yang menjadi referensi dalam menyusun proposal dan disusun
sesuai abjad nama penulis materi.
1. Proposal Kegiatan
2. Latar Belakang Kegiatan
3. Dasar Pemikiran
4. Nama Kegiatan
5. Tujuan Kegiatan
6. Target Kegiatan
7. Manfaat Kegiatan
8. Jenis Kegiatan
9. Waktu dan Tempat Kegiatan
10. Jadwal Kegiatan
11. Pelaksana dan Organisasi Kerja
12. Sasaran
13. Anggaran Dana Kegiatan
14. Penutup

➢ Macam-Macam Proposal Atau Jenis-Jenis Proposal


• Secara Umum:
- Proposal Bisnis
Proposal bisnis yaitu berkaitan dengan dunia usaha, baik berupa perseorangan ataupun
kelompok.
- Proposal Proyek
Yaitu proposal yang mengacu pada dunia kerja yang terdapat serangkaian rencana bisnis atau
komersil.
- Proposal Penelitian
Proposal yang digunakan pada dunia akademikk dan organisasi keilmuan.
- Proposal Kegiatan
Yaitu proposal pengajuan untuk melakukan sebuah kegiatan, baik sifatnya individu atau
kelompok.
• Berdasarkan Bentuk
- Proposal Formal
Yaitu proposal dengan bentuk formal yang terdiri atas tiga bagian utama pendahuluan,
bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian pendahuluan terdiri atas sampul, halaman judul,
kata pengantar, ikhtisar, daftar isi, lembar pengesahan.Pada bagian isi terdiri latar belakang,
batasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (landasan teori), metodologi,
fasilitas, susunan panitia (personalia), analisis (keuntungan dan kerugian), waktu dan
tempat, anggaran. Pada bagian penutup terdiri daftar pustaka, lampiran-lampiran (tabel,
dokumentasi dan sebagainya)
- Proposal Non Formal
Proposal yang dibuat tidak selengkap dengan proposal formal. Yang didalamnya
mengandung masalah, saran, pemecahan, dan juga permohonan.
- Proposal Semi Formal
Jenis proposal yang hampir sama dengan proposal non formal, karena proposal semi formal
tidak selengkap proposal formal.

➢ Kaidah kebahasaan proposal


1. Menggunakan istilah ilmiah, baik yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilakukan atau yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.
2. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menyatakan langkah-langkah kegiatan
atau metode penelitian.
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian, seperti merupakan, yaitu,
yakni, adalah.
4. Menggunakan kata-kata yang mengandung makna perincian, seperti pertama,
kedua, selain itu.
5. Menggunakan kata-kata yang bersifat ke-akan-an, seperti akan, diharapkan.
6.Menggunakan kata-kata denotatif atau bermakna sebenarnya. Hal ini sangat penting
untuk menghindari kesalahpahaman antara pihak pengaju proposal dengan pihak
penerima proposal.
TUGAS! (Untuk tambahan nilai semester genap)

1. Cari dan bacalah sebuah proposal, baik di perpustakaan atau di internet.


2. Analisislah unsur kebahasaan yang terkandung dalam proposal tersebut!
3. Buatlah sebuah rancangan proposal tentang rencana sebuah kegiatan! (kegiatannya bebas)

BAB VI
MERANCANG KARYA ILMIAH

➢ Karya tulis dibagi menjadi 3 jenis, yaitu karya tulis ilmiah bentuk populer, bentuk semiformal
dan bentuk formal. Setiap jenis karya tulis memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.
Entah dari ciri-ciri karangannya atau dari fungsi dan kegunaan karya tulis itu sendiri.

1. Karya Tulis ilmiah atau biasa disingkat dengan karya ilmiah ( Scientific paper). Adalah
sebuah karangan atau laporan yang ditulis berdasarkan pemikiran atau penelitian dalam
masalah tertentu. Atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan. Karya ilmiah sering juga disebut dengan sebutan tulisan akademis
(academis writing). Karena karya ilmiah sering ditulis dan dibuat oleh kalangan kampus,
mahasiswa maupun dosen. Karangan ini berfungsi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi berupa pengawasan, penjelasan dan prediksi. Karya ilmiah
bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas.

➢ Ciri-ciri karya ilmiah

1. Netral.
2. Objektif.
3. Sistematis.
4. Logis.
5. Menyajikan sebuah fakta.
6. Tidak berbelit-belit.
7. Menggunakan bahasa formal.

2. Bentuk semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri dari:
a. Halaman judul
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Pendahuluan
e. Pembahasan
f. Simpulan, dan
g. Daftar pustaka

Bentuk karya ilmiah semacam ini umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan
biasa dan makalah.

3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis
secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk
formal meliputi hal-hal berikut:
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Daftar isi
f. Bab pendahuluan
g. Bab telaah kepustakaan/ kerangka teoritis
h. Bab metode penelitian
i. Bab pembahasan hasil penelitian
j. Bab simpulan dan rekomendasi
k. Daftar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup

➢ Kaidah kebahasaan karya ilmiah


- Menggunakan bahasa yang lugas
- Menggunakan makna denotatif
- Menghindari penggunaan kalimat bermakna ganda
- Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan secara eksplisit
➢ Tujuan Karya ilmiah
1. Melatih seseorang untuk mengungkapkan pemikirannya sesuai dengan hasil pengamatan,
penelitian yang disusun secara sistematis dalam bentuk tulisan.
2. Karya ilmiah juga bertujuan sebagai sumber informasi yang bermanfaat kepada para
pembacanya.
3. Karya tulis adalah bukti nyata bahwa pelajar memiliki pengetahuan dan potensi ilmiah
untuk menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah.
4. Melatih ketrampilan seseorang untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah.
5. Menciptakan seorang pelajar yang memiliki kemampuan dalam membuat karya tulis dalam
bidang pengetahuan.

TUGAS 1! (Untuk tambahan nilai semester genap)

1. Carilah dua buah jurnal!


2. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah dari kedua jurnal tersebut!
3. Bandingkan sistematika karya ilmiah yang disajikan dalam dua jurnal tersebut!
4. Tulislah hasil analisis kalian pada tabel di bawah ini!

No Judul Karya Ilmiah Sistematika Analisis

TUGAS 2! (Untuk tambahan nilai semester genap)


Kerjakanlah soal di bawah ini!
Bermakna denotasi atau konotasikah kata bercetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini!
1. Rencananya, paman akan membuka bengkel di kota ini.
2. Kami baru sampai ke kampung halaman pukul sebelas malam.
3. Pada malam hari keadaan di kampong nenek sangat sunyi sepi.
4. Tanjakkan ini telah memakan dua korban dalam perayaan ulang tahun kemarin.
5. Di ujung jalan tersebut terdapat sebuah pos polisi.
6. Kami selalu berhati-hati jika melewati daerah itu.
7. Keadaannya sangat mencekam setelah peristiwa tabrakan itu terjadi.
BAB VII
MENILAI KARYA MELALUI RESENSI
A. Pengertian Teks Resensi/Ulasan

Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, flm,
atau karya lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
suatu karya apakah layak dibaca atau tidak.
B. Macam-Macam Teks Resensi

Berdasarkan objek karyanya, resensi terdiri atas bermacam-macam jenis. Seperti yang terdapat di
dalam contoh di atas. Ada resensi untuk novel; ada pula yang berupa kumpulan cerpen.

Berdasarkan objek tanggapannya, ada pula yang berupa flm, drama, lagu, buku ilmu pengetahuan,
lukisan, dan karya-karya lainnya.

C. Fungsi dan Manfaat Teks Resensi

Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya
apakah layak dibaca atau tidak.

Dengan perbedaan-perbedaan objek karya yang diresensi, informasi yang kita dapat pun akan
bermacam-macam pula. Misalnya, dari resensi novel atau kumpulan cerpen, informasi yang kita
dapatkan adalah tentang alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat di dalam buku -
buku cerita itu. Berbeda halnya apabila resensi itu tentang buku populer, informasi yang kita
dapatkan berupa sejumlah ilmu pengetahuan yang dapat memperluas wawasan kita tentang topik
yang dibahas oleh buku itu.

D. Struktur Teks Resensi


Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur, bahasa,
dan manfaat bagi pembaca. Kemudian, unsur-unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi
di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dll)
4. Inti/isi resensi (Sinopsis)
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup

E. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Resensi


- Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti: bahwa, yakni, yaitu.
- Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
- Banyak menggunakan konjungsi penyebaban: karena, sebab.
- Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian
akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya.

➢ Contoh:
Teks Resensi Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata
a. Identitas Buku
– Judul buku resensi : Laskar Pelangi
– Genre : Roman
– Penerbit : Yogyakarta, Bandung Pustaka
– Penulis : Andrea Hirata
– Tahun terbit : 2005
– Jumlah halaman : 529 hlm
– Nomor Edisi Terbit : ISBN 970-3062-79-7

b. Sinopsis
Novel yang ditulis oleh Andrea Hirata ini berkisahkan 10 orang anak yang tinggal di
Belitung Timur, Desa Gantung Kabupaten Gantung. Kisah ini awalnya dimulai karena
Depdikbud yang akan membubarkan sekolah Muhamamadiyah yang terancam akan
dibubarkan jika tidak memiliki 10 murid.
Saat itu kepala sekolah Pak Hafran mengumumkan jika jumlah muridnya tidak mencapai
10 orang maka Depdikbud akan membubarkan sekolah tersebut. Namun tak lama setelah
Pak Hafran mengumumkan hal tersebut maka datang Harun dan ibunya yang hendak
mendaftarkan dirinya di sekolah Muhammadiyah tersebut.
Kisah Laskar Pelangi dari sini dimulai, ketika Bu Muslimah yang akrab disapa Bu Mus
yang memberi nama mereka dengan sebutan Laskar Pelangi. Laskar pelangi ini tak hanya
menceritakan mengenai Borek yang ceroboh, Kucai yang sering protes, Mahar yang diam-
diam memiliki bakat yang menakjubkan, Ikal yang mengalami peristiwa jatuh cinta, dan
Lintang yang pekerja keras dan tidak mudah menyerah.
Nama yang diberikan oleh Bu Mus ini dikarenakan para murid yang jumlahnya hanya 10
orang ini memiliki semangat yang sangat luar biasa. Buktinya hal itu ditunjukkan dengan
kecerdasan Lintang yang mampu mengalahkan Drs.Zulfikar yang terkenal memiliki otak
yang cerdas dan jabatan yang tinggi di PN. Kemenangan yang diraih oleh Mahar pada acara
karnaval 17 Agustus.
Kisah laskar pelangi ini tidak hanya mencerikan mengenai kisah mereka dalam lingkup
sekolah saja melainkan kisah ini sangat berliku mulai dari kisah kematian ayah Lintang
yang dengan tidak sengaja memaksa Lintang yang dijuluki Einstein kecil itu dipaksa untuk
putus sekolah. Dan tak lama kisah haru disusul oleh Ikal yang harus melanjutkan
sekolahnya di kampung halamannya diluar kampung Belitong.
c. Kelebihan
Andrea Hirata memang sosok penulis yang sangat berkarakter sehingga hal tersebut sangat
tampak dari gaya tulisan yang disajikan pada novel Laskar Pelangi. Gaya penulisannya
yang begitu khas dan menarik sudah sangat mengakar pada semua karya Andrea Hirata. Di
dalam novel Laskar Pelangi ini Andrea Hirata menyajikan dengan sentuhan etnis melayu
yang kental. Novel ini juga menceritakan tentang kisah persahabatan yang sangat kental
dan haru, kisah juang para sahabat dalam menggapai mimpinya.
d. Kekurangan
Kekurangan dari novel Laskar Pelangi ini penulis seolah tidak menjelaskan waktu yang
jelas. Karena kisah dari novel ini daingkat dari kisah nyata namun penulis seolah
mengaburkan waktu tepat yang terjadi pada saat hal itu terjadi. Seolah-olah ingin
melindungi pemerintahan pada saat itu. Karena kisah yang diangkat dalam novel Laskar
Pelangi ini nyata maka hal tersebut menuai banyak kritikan dari pada pembaca novel atas
perlakuan pemerintahan pada masa itu.
e. Penutup
Novel ini memiliki banyak pesan moral dan pendidikan. Oleh karena itu, novel ini sangat
layak untuk dibaca khususnya oleh kalangan pelajar/ muda. Karena dalam novel ini
digambarkan makna dari sebuah persahabatan yang sesungguhnya dan semangat untuk
menggapai cita-cita.

TUGAS! (Untuk tambahan nilai semester genap)


1. Bacalah sebuah buku novel!
2. Buatlah resensi dari novel yang telah kalian baca tersebut, tulis di kertas polio!

BAB VIII
BERMAIN DRAMA

➢ Menurut jenisnya, pementasan drama dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu drama
tragedi, drama komedi, melodrama, dan dagelan.
1. Drama tragedi adalah drama yang melukiskan kisah sedih. Tokoh-tokohnya menggambarkan
kesedihan. Tokoh dalam drama tragedi ini disebut tragic hero artinya pahlawa yang
mengalami nasib tragis.
2. Drama komedi adalah drama yang bersifat menghibur, di dalamnya terdapat dialog kocak
yang bersifat menyindir , dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Tokoh-tokoh dalam
drama jenis ini biasanya tolol, konyol, atau bijaksana tetapi lucu.
3. Melodrama adalah cerita yang sentimental. Artinya tokoh dan cerita yang disuguhkan
mendebarkan dan mengharukan. Tokoh dalam jenis drama ini biasanya digambarkan hitam-
putih. Tokoh jahat digambarkan serba jahat, sebaliknya tokoh baik digambarkan sangat
sempurna baiknya hingga tidak memiliki kesalahan dan kekurangan sedikit pun.
4. Dagelan (farce) adalah drama kocak dan ringan. Alurnya disusun berdasarkan perkembangan
situasi tokoh. Isi cerita biasanya kasar dan fulgar. Drama jenis ini juga disebut komedi
murahan atau komedi picisan.
Sebuah cerita drama harus bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah
menuju suatu akhir. Ketiga bagian itu diapit oleh dua bagian penting lainnya, yakni prolog
dan epilog.
1. Prolog adalah kata-kata pembuka yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh
tertentu.
2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan atau amanat tentang isi keseluruhan
dialog.

Adapun unsur-unsur drama adalah:


1. Tema
2. Setting atau Latar
3. Alur atau Plot
4. Penokohan atau Perwatakan
5. Amanat
6. Bloking dan Akting
7. Tata Pentas.

➢ Struktur Drama
1. Orientasi
2. Komplikasi
3. Resolusi

➢ Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:


1. Berdasarkan peran terhadap jalan cerita, ada tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh
tritagonis.
a. Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang pertama-tama menghadapi masalah. Tokoh
ini biasanya didudukkan penulis sebagai tokoh yang memperoleh simpati pembaca/penonton
karena memiliki sifat yang baik.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.
c. Tokoh tritagonis disebut juga tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis maupun
antagonis.
2. Berdasarkan peran dalam lakon serta fungsinya, ada tokoh sentral, tokoh utama, dan tokoh
pembantu.
a. Tokoh sentral adalah tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh sentral
merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan tokoh
antagonis.
b. Tokoh utama adalah pendukung atau penentang tokoh sentral. Mereka dapat berperan sebagai
perantara tokoh sentral. Dalam hal ini, yang berperan sebagai tokoh utama ialah tokoh tritagonis.
c. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam
mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini hanya menurut kebutuhan cerita. Tidak semua
lakon drama menghadirkan tokoh pembantu.
Mengenal dan memahami tokoh mutlak dilakukan oleh calon pemeran, sebab akan
memungkinkannya mengenal benar hubungan tokoh yang akan diperankannya dengan tokoh-
tokoh lainnya. Dengan demikian, akan memperjelas sifat dan perilaku tokoh yang harus
diperankannya.
Membaca naskah dan memahami tokoh harus diikuti dengan latihan pementasan. Latihan-latihan
ini meliputi:
1. latihan sikap, gerak atau perbuatan agar tidak canggung, tidak kaku , dan tidak overacting,
2. latihan blocking (perpindahan dari satu tempat ke tempat lain),
3. latihan dialog (pembicaraan dengan tokoh lain) secara tepat,
4. latihan gesture (gerakan tangan dan kaki) secara wajar,
5. latihan vokal dengan artikulasi yang tepat,
6. latihan menggambarkan watak secara wajar,
7. latihan mimik (ekspresi wajah) sehingga agar meyakinkan penonton,
8. latihan pantomimik (gerakan-gerakan tubuh), dan
latihan memanfaatkan segala properti dan situasi pentas dengan baik

➢ Bermain drama sesuai dengan watak tokoh


Seorang pemain drama diharapkan dapat mengantar penonton memahami, menghayati isi, dan
konflik cerita. Oleh karena itu, selain berdialog secara jelas dan wajar pemain juga harus
menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan.
Gerak-gerik adalah sikap tubuh/perbuatan seseorang pemeran. Misalnya: acungan jempol,
memukul meja, membungkuk, dan masih banyak lagi. Mimik adalah ungkapan perasaan melalui
wajah. Misalnya: kerut di dahi, gerakan alis mata, bentuk mata, gerakan mulut, dan sebagainya.
Dalam naskah drama, gerak-gerik dan mimik yang harus diaktingkan oleh pemeran umumnya
ditulis dalam kurung. Hal ini diistilahkan kramagung. Sedangkan intonasi adalah lagu dialog
pemeran drama. Intonasi/nada harus diatur sedemikian rupa, sehingga mampu
menghasilkan/menampilkan karya seni yang indah.
Mementaskan drama bukan pekerjaan mudah, karena untuk mementaskan sebuah drama
melibatkan berbagai personil dan peralatan. Jadi pementasan drama merupakan hasil kerja tim
(team work) termasuk didalamnya adalah pemain. Setiap pemain dituntut mampu menampilkan
tokoh yang diperankan sesuai dengan karakter yang dikehendaki penulis naskah.
Meskipun ada pengarah pementasan, yaitu: sutradara, pemain harus memerhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1.Memahami keseluruhan isi cerita, termasuk tema dan pesan penulis, sehingga harapan
penulis tidak terabaikan tetapi justru tersalurkan dengan baik.
2. Menghafalkan teks, dengan mengutamakan garis besarnya agar mudah melakukan
improvisasi apabila kelupaan di tengah percakapan/dialog diatas panggung.
3. Latihan pernapasan. Pernapasan yang baik akan memberi kekuatan pada gerak jantung,
memperlancar sirkulasi darah, dan memperbaiki koordinasi gerak urat-urat tubuh. Pernapasan
yang baik dan tepat sangat membantu kesempurnaan vocal.
4.Pengucapan(vocal). Pengucapan setiap kata hendaknya jelas sesuai dengan vocal dan
konsonannya. Selain itu, juga harus memerhatikan tempo( cepat lambatnya pengucapan ),
nada/picth(tinggi rendahnya suara), dan volume( kekuatan dan kekerasan suara ), sehingga dialog
terdengar jelas oleh penonton.
5. Ekspresi, meliputi mimik, dan gerak anggota tubuh.
6. Acting merupakan kemampuan bermain peran. Pemain harus benar-benar menyatu
dengan tokoh yang diperankan, sehingga seolah-olah menjadi orang lain yang kadang-kadang
bertentangan dengan sifat pada dirinya
7. Bloking/lintas panggung adalah perpindahan posisi(kedudukan) antar pemain. Pemain
di atas panggung harus menjaga keseimbangan ruang, tidak mengumpulkan disatu tempat.
Pergeserannya pun tidak boleh membelakangi penonton.
Yang perlu dipahami, dialog pemain tidak harus sama persis dengan yang tertulis dalam
teks. Pemain boleh saja menambahi atau mengurangi agar tercapai tingkat penjiwaan yang lebih
tinggi.

➢ BENTUK-BENTUK DRAMA
Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama puisi (sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi).
b. Drama prosa (cakapannya disusun dalam bentuk prosa/ cerita)
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama yang menampilkan tokoh sedih yang terlibat dalam situasi gawat
karena situasi yang tidak menguntungkan).
b. Komedi (drama yang bersifat menghibur).
c. Tragikomedi (drama yang menggunakan alur duka cita tetapi berakhir dengan
kebahagiaan).
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim (drama tanpa kata-kata).
b. Minikata (drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata).
c. Dialog-monolog (drama yang menggunakan banyak kata-kata).
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera (drama yang menonjolkan suara seni atau musik).
b. Sendratari (drama yang menonjolkan seni drama dan tari).
c. Tablo (drama tanpa gerak atau dialog).
5. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd (Drama yang sengaja mengabaikan konversi alur, penokohan, dan
tematik).
b. Drama baca (Drama yang hanya cocok untuk dibaca).
c. Drama borjuis (Drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan).
d. Drama domestik (Drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa).
e. Drama duka (Drama yang menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh utama).
f. Drama liturgis (Drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian
gereja).
g. Drama satu babak (Drama yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan
sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas).

TUGAS KELOMPOK! (Untuk tambahan nilai semester genap)


1. Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari minimal 5
orang!
2. Buatlah satu buah teks naskah drama (tema bebas) bersama anggota kelompokmu,
kemudian di pertemuan selanjutnya praktikkanlah di depan kelas drama yang telah kalian
buat tersebut!

Anda mungkin juga menyukai