v Legislatif
DPR-RI memiliki tugas diantaranya membentuk undang-undang dan melakukan pengawasan
(supervisi) terhadap penggunaan APBN, namun apa yang terjadi apabila DPR menyalahgunakan
tugas, fungsi, dan kewenangannya, Alhasil yang terjadi adalah perbuatan pidana yang sangat
familiar saat ini, yaitu korupsi. Mungkin tidak berlebihan jika ada anggapan bahwa ladang
korupsi bukan hanya birokrasi dikalangan eksekutif yang akan saya bahas kemudian, tetapi juga
dikalangan legislatif. Mengapa tidak, sudah begitu banyak anggota DPRD maupun DPR
dihukum secara berjamaah dalam kasus tindak pidana korupsi..
kasus yang sedang hangat saat ini seperti kasus Nazaruddin. Kasus tersebut adalah kasus mark
up anggaran sehingga ada bagian yang bisa digunakan dalam proses suap menyuap, dan lahir
dari perselingkuhan pembahasan anggaran, sehingga menjelma menjadi mata rantai kesewenang-
wenangan dalam memperlakukan anggaran negara.
v Eksekutif
fakta yang terjadi adalah lembaga eksekutif sebagai penyelenggara pemerintahan yang terdiri
dari kementerian, gubernur, bupati dan walikota, juga melakukan korupsi. Sama dengan
legislatif, kalangan eksekutif pun kebanyakan dari partai politik (parpol). Tanpa dukungan parpol
mereka tidak mungkin dapat menduduki kursinya sekarang, untuk memperoleh dukungan dari
parpol mereka membutuhkan dana. Karena parpol tidak akan menerima mereka sebagai
kadernya kalau tidak memberikan uang. Tiada uang tiada kursi.
Contoh teraktual dari kasus yang yang melibatkan kalangan Eksekutif yakni kasus yang
menimpa Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Banyaknya pelaku
korupsi yang sudah ditangkap KPK sepertinya tidak membuat takut para pejabat instansi
pemerintah untuk tetap melakukan korupsi.
v Yudikatif
Badan Yudikatif berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman. Di Indonesia, kini
dikenal adanya 3 badan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan tersebut. Badan-
badan itu adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
Tidak jauh beda dengan dua lembaga yang sudah di bahas sebelumnya, lembaga yudikatif
sebagai lembaga penegak hukum pun tak terlepas dari godaan korupsi. Sudah sangat banyak
contoh kasus yang terjadi yang melibatkan hakim-hakim nakal di dalam jajaran yudikatif yang
menjadi sorotan publik. Seperti penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi yg melakukan tindak
pidana korupsi dengan pejabat daerah.