Disusun Oleh:
04020160193
FAKULTAS HUKUM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah RUU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang biasa
disebut MD3 itu disahkan menjadi UU No 17 tahun 2014 tentang
MPR, DPR, DPD dan DPD, maka bersamaan dengan itu badan
yang mempunyai tugas dan wewenang mengawasi para anggota
DPR tersebut sudah di atur di dalamnya. yaitu Mahkamah
Kehormatan Dewan.
Dari beberapa ulama fiqh siyasah yang sepakat dengan konsep ahl
al-hall-wa-al-aqd itu sama dengan DPR/MPR mempunyai alasan
yang kuat yaitu bahwa keduanya sama-sama merupakan lembaga
perwakilan rakyat,dan mempunyai tugas untuk menyampaikan
aspirasi rakyat, karena tidak mungkin apabila seluruh rakyat
menghadap penguasa satu persatu untuk menyampaikan
aspirasinya, maka dari itu diperlukan adanya suatu lembaga
perwakilan
C. Tujuan
Untuk mengetahui pelaksanaan peran dan fungsi Mahkamah
Kehormatan Dewan Dalam Menjaga Martabat Dan Perilaku
Anggota DPR RI, dan tinjauan fiqih siyasah terhadap pelaksanaan
peran dan fungsi Mahkamah Kehormatan Dewan Dalam Menjaga
Martabat Dan Perilaku Anggota DPR RI.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, hanya ada dua (2) jenis
amar putusan yaitu,
Memang secara umum, ada dua jenis sanksi yang mungkin diberikan
kepada pelanggar kode etik. Pertama, jika kode etik yang dilanggar
masih dalam pelanggaran moral, maka sanksi yang diberikan adalah
sanksi moral berupa celaan atau pengucilan dari kelompok atau pihak-
pihak terkait.Kedua,jika kode etik yang dilanggar telah melewati batas
norma moral dan sosial,maka sanksi yang mungkin diberikan adalah
sanksi hukum.
Juga seperti syarat, harus memiliki sifat adil dan memiliki syarat-
syarat lainnya yang dituntut dalam jabatannya sebagai wakil rakyat.
Karena Ahl Al Hall Wa Al Aqd sebagai lembaga perwakilan rakyat
atau sebagai representasi dari kehendak rakyat, harus memegang
prinsip-prinsip dasar dalam politik Islam, seperti prinsip menunaikan
amanat, prinsip keadilan prinsip persamaan dan prinsip musyawarah.
Jadi, dalam kajian fiqh siyasah tidak disebutkan secara jelas lembaga
apa yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi lembaga
perwakilan atau Ahl Al Hall Wa Al Aqd, namun dalam hal pengawasan
ada sebuah lembaga yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengawasan. Tetapi pengawasan tersebut ditujukan untuk mengawasi
penguasa yang melakukan pelanggaranpelanggaran serta sengketa
atau perselisihan dengan warga negara, yaitu Wiayat Al-Mazhalim.
Mengenai pelaksanaan dari Mahkamah Kehormatan Dewan, belum
sepenuhnya sesuai dengan lembaga Wilayat Al-Mazhalim.
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Dalam Fiqh Siyasah tidak ada lembaga yang sama persis seperti
Mahkamah Koharmatan Dewan, namun ada lembaga bernama
Wilayah Al-Mazhalim yang tugasnya tidak hanya mengawasi
perilaku pejabat, tetapi juga melakukan pengawasan terhadap
para keluarga pejabat. Berbeda dengan Mahkamah Kehormatan
Dewan yang anggotanya hanya terdiri dari kalangan internal
anggota DPR, komposisi keanggotaan Wilayat AlMazhalim
terdiri dari beberapa unsur sehingga tidak ada kekhawatiran
adanya ketidak obyektifan dalam penanganan sebuah kasus.
B. Saran