Laporan Fix
Laporan Fix
PERCOBAAN 1
ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)
Disusun oleh:
Golongan : II B
Kelompok : 1
Hari/tanggal: Senin, 1 April 2013
Asisten : Kak Mayang
B. Metode Percobaan
B.1. Tinjauan Pustaka
Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antaramateri
dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwacahaya akan
diserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan, atau diubah sudutgetarnya. Spektrofotometri
dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan daripenilikan visual dimana studi yang lebih
terinci mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan
yang lebih besar dalampencirian dan pengukuran kuantitatif (Underwood, 2001).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentudan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan ataudiabsorbsi. Jadi, spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jikaenergi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk
larutan sampel atau blanko dansuatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding(Khopkar, 2003). Spektrofotometri ini hanya terjadi bilaterjadi
perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yanglebih tinggi.
Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutan
tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).
500 mg Amoxicillin
- Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N
- Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N
- Dibaca absorbansi pada = 200 380 nm
Hasil
500 mg Amoxicillin
Hasil
Hasil
10 Tablet Amoxicillin
Amoxicillin
- Diambil secara acak
- Ditimbang satu per satu
- Digerus halus hngga homogen
Serbuk Amoxicillin
Amoxicillin
- Ditimbang dalam jumlah tertentu
- Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N
- Dikocok selama 10 menit
- Didiamkan dalam ruang tertutup 15 menit
- Disentrifugasi, diambil supernatannya
5 mL filtrat 5 mL filtrat
- diencerkan dengan NaOH 0,1 N
- Diukur absorbansi pada maks
Dibuang
- NaOH 01 N blanko
- Dilarutkan replikasi 3 x
- Dihitung kadarnya
Hasil
D. Data Pengamatan
Perlakuan Gambar
E. Perhitungan
D.1. Pengenceran amoxicillin baku
*Pengenceran 50x
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 1 = M2 . 50ml
M2 = 40ppm
*Pengenceran 10ppm
M1 . V1 = M2 . V2
40 . V1 = 10 . 25
V1 = 6,25ml
*Pengenceran 15ppm
M1 . V1 = M2 . V2
40 . V1 = 15 . 25
V1 = 9,375ml
*Pengenceran 20ppm
M1 . V1 = M2 . V2
40 V1 = 20 . 25
V1 = 12,5ml
y = a + b
D.5. Kadar
Kadar (x) x ( x x) ( x x) 2
1,307 0,022 4,84 x 10-4
1,245 1,285 -0,04 1,6 x 10-3
1,302 0,017 2,89 x 10-4
= 23,73 x 10-4
SD =
( x x)2
n1
=
23,73 x 104
31
=
23,73 x 104
2
11,865 x 104
= 3,44 x 10-4
Kadar = x
SD
= 1,285 3,44 x 10-4
F. Pembahasan
Tujuan dalam praktikum kali ini adalah melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa
obat dengan metode spektrofotometri UV. Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri
digunakan untuk menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa
setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh terutama dalam hal
penyerapannya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi
radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia.
Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan
campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih
meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri digunakan
suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah spektrum ultraviolet itu. Dari spektrum
ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm (Depkes
RI, 1979).
Spektrum UV merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagentik (REM) dengan
molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan
partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu
diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang, dan serapan. REM
mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam bidang-bidang yang tegak
lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Berbeda
dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel
dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar
dapat digunakan lampu deuterium (Khopkar, 2003).
Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar
daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka
fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat dengan
memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur
besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2003).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan
metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Depkes RI,
1979). Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh
suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula
pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu
(Underwood, 2001).
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah dapat
digunakan secara luas, memiliki kepekaan yang tinggi, keselektifannya cukup baik, tingkat
ketelitian tinggi. Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan
komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang
gelombang tertentu.
2. Aquades
H-O-H
BM 18,02
Air murni adalah air yang dimurnikan yang di peroleh dengan destilasi.perlakuan
dengan menggunakan penukar ion,osmosis yang baik,atau proses lain yang sesuai.Dibuat dari
air yang memenuhi persyaratan air minum,dan tibak mengandung zat tambahan yang
lain.Pemerian cairan jernih,tidak berwarna,dan tidak berbau.Aquadest digunakan untuk
pembuatan sediaan-sediaan.Bila digunakan untuk seediaan steril air harus memenuhi uji
sterilitas(Depkes RI,1995).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang
bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat
"hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya
lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat
dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-
menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat
tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut
tidak larut dan akan mengendap dalam air.
3. Natrium Hidroksida
Na-O-H
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan
atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
diudara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
(Depkes RI, 1995).
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,
sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter
dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning
pada kain dan kertas.
NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur,
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida
dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
Titik leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1
molekul air (Daintith, 2005).
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan, 1989).
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4 Column2
0.3
0.2
0.1
0
10 ppm 15 ppm 20 ppm
Kemudian ditentukan kurva kalibrasi regresi linear antara absorbansi larutan yang
didapat dengan konsentrasi amoxicillin dalam larutan NaOH 0,1 N, dan didapatkan
nilai
a = 0,0253
b = 0,0352
r = 0,998
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
Day, R. A. and A. L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Daintith, J. 2005. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.
Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Keenan, C. 1989. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.