Anda di halaman 1dari 3

QUROTTA AINUN REYSIKA MANSYUR

2014330084 / KELAS H
TUGAS ESTETIKA

KARYA SENI INSTALASI SUNARYO : MENENGOK LANGKAH

Foto di atas merupakan foto salah satu karya seni Sunaryo yang dipamerkan di Gedung A Selasar
Sunaryo. Karya Seni bertajuk Menengok Langkah ini memamerkan berbagai seni instalasi yang dibuat
oleh Sunaryo sejak tahun 1997 hingga 2014. Ketika mengunjungi pameran di Gedung A tersebut pada
awalnya saya tidak menyadari karya seni di atas, karena karya seni tersebut sendiri dipamerkan di sebuah
ruangan kecil gelap yang pintunya ditutupi oleh sebuah kain hitam. Namun, ketika sedang berjalan saya
melihat ada yang aneh dan berbeda di salah satu bagian lantai Gedung A, sebagian kecil jalan menuju
ruangan tersebut di hiasi oleh instalasi yang berbentuk tanah pecah-pecah yang biasanya diakibatkan oleh
kekeringan. Saya pun awalnya ragu untuk melihat apa yang ada di balik pintu kain hitam karena saya takut
lantai tanah kering tersebut tidak boleh diinjak. Namun, setelah membaca petunjuk di dinding akhirnya
saya pun melangkah maju untuk melihat karya tersebut.

Di dalam ruangan, hanya terdapat sebuah lampu kuning yang menyorot karya instalasi Sunaryo
tersebut. Di ruangan pameran tersebut terdapat instalasi berbentuk pohon-pohon yang sudah habis ditebang
dan di tengahnya terdapat sebuah instalasi berbentuk kran air yang sedang meneteskan tetes air terakhirnya.
Ruangan tempat karya tersebut berada juga dikelilingi oleh kaca di setiap dindingnya, sehingga kita dapat
melihat refleksi diri kita dan memberikan kesan bahwa instalasi pohon-pohon tersebut menjadi sangat
banyak. Menurut saya, karya di atas merupakan karya yang sangat unik karena karya tersebut berbeda
dengan karya-karya lain yang dipamerkan di Gedung A. Karya-karya lain di Gedung A mayoritas dibuat
menggunakan batu dan tembaga serta dipamerkan secara terbuka di sekitar ruangan.

Karya diatas juga menjadi unik karena memberikan pengalaman tersendiri bagi penikmat karya
seni yang berkunjung ke Selasar Sunaryo. Selain itu, karya seni diatas juga memberikan berbagai makna
terutama terkait bagaimana peran alam bagi kehidupan manusia. Pohon-pohon yang sudah ditebang dalam
instalasi tersebut mengingatkan kita tentang bagaimana manusia kerap kali mengeksploitasi lingkungan
alam sekitar. Manusia kerap kali lupa bahwa sebenarnya pohon-pohon ini sudah menyediakan salah satu
kebutuhan paling fundamental bagi manusia yaitu air. Seperti yang kita ketahui, kita tidak bisa hidup tanpa
air karena air memiliki berbagai fungsi tidak hanya untuk diminum, tapi juga untuk melakukan berbagai
aktivitas seperti mandi dan mencuci.

Seiring perkembangan zaman, kita bisa melihat disekeliling kita bahwa lahan untuk hutan sudah
sangat minim dan keberadaannya diganti oleh rumah dan gedung-gedung tinggi. Karya seni ini memaksa
kita untuk melakukan refleksi diri dan berpikir tentang apa yang sudah kita lakukan terhadap hutan dan apa
dampaknya bagi kehidupan kita sendiri. Ketika keberadaan hutan terancam akibat banyak pohon-pohon
yang ditebang, lama kelamaan kita akan menerima imbasnya yaitu datangnya kekeringan. Kekeringan
muncul karena pohon-pohon yang berfungsi untuk menyerap air sudah tidak ada lagi. Keserakahan manusia
yang kerap kali melakukan eksploitasi terhadap alam pada akhirnya akan membawa bencana bagi manusia
itu sendiri. Hal ini juga tercermin dalam instalasi berbentuk kran yang sedang meneteskan tetesan
terakhirnya. Karya ini mengingatkan kita bahwa hal tersebut sangat mungkin untuk menjadi kenyataan
apabila masalah penebangan pohon ini tidak segera diselesaikan.

Saya sebagai pengunjung pameran sangat terkesan dengan karya instalasi diatas karena karya
tersebut memiliki makna yang sangat bagus dan mengingatkan saya untuk terus melakukan refleksi diri
terkait dengan apa yang sudah saya lakukan terhadap lingkungan sekitar. Karya ini juga mengingatkan saya
tentang masih banyaknya isu penebangan hutan illegal di Indonesia yang belum bisa diselesaikan. Dampak
buruk dari illegal loging ini juga sudah dapat kita lihat dengan kejadian kebakaran hutan di Riau dewasa
ini yang tidak hanya merusak ekosistem hutan tapi juga mengancam Masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah sekitar kebakaran hutan yang terkena kabut asap. Maka dari itu, kita harus terus ingat akan kebaikan
alam yang sudah menyediakan berbagai kebutuhan manusia dan kita harusnya bisa membalas kebaikan
alam tersebut dengan tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Kita sebagai makhluk yang memiliki
akal harusnya bisa menjaga lingkungan dan alam sekitar kita karena hal ini diperlukan tidak hanya agar
ekosistem tidak hancur tapi juga demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai