Kondisi Batas Konveksi
Kondisi Batas Konveksi
Kondisi Batas-Konveksi
Dalam kebanyakan situasi praktis, masalah konduksi kalor transien (transien heat-
conduction) berhubungan erat dengan kondisi batas konveksi (convection boundary
condition) pada permukaan benda padat. Kondisi batas untuk persamaan diferensial itu
tentulah harus disesuaikan untuk dapat memperhitungkan perpindahan kalor konveksi pada
permukaan. Untuk soal benda padat semi-tak berhingga, hal tersebut dapat dinyatakan
dengan:
Kalor yang dikonveksi ke permukaan = kalor yang di konduksi di permukaan
Atau (1)
Penyelesaian untuk soal tersebut cukup rumit, dan ini setelah dikerjakan secara terperinci
oleh Schneider. Hasilnya adalah
(2)
Dimana X =
Page 1
LTM Perpindahan Kalor Pemicu 2
Gambar 1. Distribusi Suhu pada benda padat semi-tak-berhingga dengan kondisi batas konveksi
Sumber: Holman, J.P. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. 1988
Page 2
LTM Perpindahan Kalor Pemicu 2
Angka Biot
Angka Biot atau modulus Biot, dinamakan berdasar fisikawan Prancis Jean-Baptiste
Biot (1774-1862), merupakan rasio antara besaran konveksi-permukaan dan tahanan
konduksi-dalam perpindahan-kalor.
(5)
Page 3
LTM Perpindahan Kalor Pemicu 2
hambatan yang diberikan oleh dinding pipa dan hambatan dari udara atau lingkungan. Pada
kasus ini, hambatan yang diberikan oleh udara lebih besar daripada yang diberikan oleh
dinding pipa sehingga angka Biot-nya akan kurang dari satu. Sementara apabila pipa tersebut
terbuat dari kayu, di mana akan memberikan hambatan yang jauh lebih besar daripada udara,
maka angka Biot-nya akan lebih besar dari satu.
Nilai angka Biot yang rendah berarti bahwa tahanan atau hambatan konduksi-dalam
dapat diabaikan terhadap tahanan konveksi-permukaan. Dengan demikian suhu pada seluruh
bagian benda akan mendekati sama pada tiap-tiap bagiannya, dan dapat digunakan metode
analisis kapasitas-tergabung.
Jika perbandingan V/A dianggap sebagai dimensi karakteristik s, maka eksponen
persamaan dinyatakan dengan angka Biot dan Fourier menjadi
(6)
Angka Fourier
Angka Fourier, dikenal juga sebagai modulus Fourier, merupakan bilangan tak
berdimensi yang digunakan dalam mempelajari perpindahan panas dalam keadaan tak tunak.
Angka Fourier membandingkan dimensi karakteristik benda dengan kedalaman tembus
(penetrasi) gelombang suhu (kira-kira) pada suatu waktu . Angka ini sebanding dengan
perkalian konduktivitas termal dan waktu dibagi dengan densitas media, kapasitas panas pada
tekanan konstan, dan jarak dari pusat media yang mengalir ke permukaan. Dengan rumus
matematis dapat ditulis dengan
(7)
(8)
Page 4
LTM Perpindahan Kalor Pemicu 2
Bagan Heisler diterapkan dengan membagi penyelesaian deret tak berhingga menjadi
beberapa suku saja. Bagan-bagan Heisler hanya dapat digunakan jika angka Fourier lebih
besar dari 0,2.
(9)
Sistem dikenakan perubahan temperatur dari lingkungan (atau dari permukaan ketika
1/h = 0).
R = T/Q
Keterangan :
R = tahanan alias hambatan termal
Q = konduktivitas termal
T = temperatur
Untuk kondisi keadaan tunak, perpindahan energi netto ke dalam node adalah nol. Sedangkan
untuk soal-soal keadaan tak tunak perpindahan energi netto ke dalam node itu harus nyata
sebagai suatu tambahan energi dalam node itu. Setiap unsur volume mempunyai tingkah laku
sebagai suatu kapasitas-tergabung kecil dan interaksi semua unsur itu menentukan pula
tingkah laku benda padat yang bersangkutan selama berlangsungnya proses transien.
Jika energi dalam node i dapat dinyatakan dengan kalor spesifik dan suhu, maka laju
perubahannya didekati dengan:
Page 5
LTM Perpindahan Kalor Pemicu 2
Dimana V adalah unsur volume. Jika kita definisikan kapasitas termal sebagai
Maka formulasi kapasitas-tahanan umum untuk neraca energi pada suatu node adalah
Page 6