CKD PDF
CKD PDF
KONSEP DASAR
A. PNGERTIAN
Berikut ini adalah pengertian tentang CKD menurut beberapa ahli dan
1. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
uremia atau retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam darah (Smeltzer
2. CKD adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat pulih,
dan dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia sendiri telah dipakai
sebagai nama keadaan ini selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang
kita sadari bahwa gejala CKD tidak selalu disebabkan oleh retensi urea
penyakit ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh secara
total seperti sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap ahir yang dapat
menyebabkan uremia.
6
B. TAHAPAN PENYAKIT CKD
CKD dapat ditunjukan dari laju filtrasi glomerulus (LFG), adalah sebagai
berikut :
a. Tahap I adalah kerusakan ginjal dengan LFG normal atatu meningkat >
90 ml/menit/1,73 m2.
b. Tahap II adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan yaitu 60-
89 ml/menit/1,73 m2.
c. Tahap III adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG sedang yaitu
d. Tahap IV adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG berat yaitu 15-
29 ml/menit/1,73 m2.
1. Anatomi
Berikut ini adalah struktur dan anatomi ginjal menurut Pearce dan
Wilson (2006) :
7
terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Dan ginjal kanan sedikit lebih
Gambar 2.1
Anatomi ginjal tampak dari depan.
Sumber : digiboxnet.wordpress.com
dan tebalnya antara 1,5 sampai 2,5 cm, pada orang dewasa berat ginjal
antara 140 sampai 150 gram. Bentuk ginjal seperti kacang dan sisi
8
Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dan jaringan fibrus yang
ungu tua dan terdiri dari bagian kapiler disebelah luar, dan medulla
Gambar 2.2
Potongan vertikal ginjal.
Sumber : adamimage.com
nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai membentuk sebagai berkas
atas yang lebar pada unineferus. Tubulus ada yang berkelok dan ada yang
9
lurus. Bagian pertama tubulus berkelok-kelok dan kelokan pertama disebut
tubulus proksimal, dan sesudah itu terdapat sebuah simpai yang disebut
Gambar 2.3.
Bagian microscopic ginjal
Sumber : adamimage.com
yaitu arteri renalis yang membawa darah murni dari aorta abdominalis ke
10
salah satu glomerulus. Pembuluh eferen kemudian tampil sebagai arteriola
kevena kava inferior. Maka darah yang beredar dalam ginjal mempunyai
dua kelompok kapiler, yang bertujuan agar darah lebih lama disekeliling
2. Fisiologi.
a. Fungsi ginjal
sistem organ tubuh. Kerusakan ginjal akan mempengaruhi kerja organ lain
dan sistem lain dalam tubuh. Ginjal punya dua peranan penting yaitu
sebagi organ ekresi dan non ekresi. Sebagai sistem ekresi ginjal bekerja
sebagai filtran senyawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh
seperti urea, natrium dan lain-lain dalam bentuk urin, maka ginjal juga
Selain sebagai sistem ekresi ginjal juga sebagai sistem non ekresi dan
bekerja sebagai penyeimbang asam basa, cairan dan elektrolit tubuh serta
11
untuk menghasilkan eritrosit. Disamping itu ginjal juga menyalurkan
Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam
ginjal. Darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan
bagian plasma darah, kemudian akan disaring dalam tiga tahap yaitu
1. Proses filtrasi.
2. Proses reabsorsi.
12
3. Proses ekresi.
Sisa dari penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan
D. ETIOLOGI
Dibawah ini ada beberapa penyebab CKD menurut Price, dan Wilson
nefropati.
serta amiloidosis.
13
8. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari
E. PATHOFISIOLOGI
akibat dari penurunan fungsi renal, produk akhir metabolisme protein yang
gangguan kliren renal. Banyak masalah pada ginjal sebagai akibat dari
Sehingga kadar kreatinin serum akan meningkat selain itu, kadar nitrogen
paling sensitif dari fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara
konstan oleh tubuh. NUD tidak hanya dipengarui oleh penyakit renal tahap
akhir, tetapi juga oleh masukan protein dalam diet, katabolisme dan medikasi
seperti steroid.
14
Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) juga berpengaruh pada
retensi cairan dan natrium. Retensi cairan dan natrium tidak terkontol
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon
ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-
hari tidak terjadi. Natrium dan cairan sering tertahan dalam tubuh yang
menurun dan anemia terjadi disertai sesak napas, angina dan keletian.
Eritropoetin yang tidak adekuat dapat memendekkan usia sel darah merah,
15
diproduksi oleh ginjal untuk menstimulasi sum-sum tulang untuk
Abnormalitas utama yang lain pada CKD menurut Smeltzer, dan Bare
(2001) adalah gangguan metabolisme kalsium dan fosfat tubuh yang memiliki
hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain
parathormon dari kelenjar paratiroid. Namun pada CKD, tubuh tidak berespon
fungsi ginjal juga berkaitan dengan gangguan yang mendasari ekresi protein
dan urin, dan adanya hipertensi. Pasien yang mengekresikan secara signifikan
cepat memburuk dari pada mereka yang tidak mengalimi kondisi ini.
16
F. MANIFESTASI KLINIS
Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, dan kondisi lain yang mendasari. Manifestasi yang terjadi pada CKD
antara lain terjadi pada sistem kardio vaskuler, dermatologi, gastro intestinal,
1. Kardiovaskuler :
feron.
17
7. Psiko sosial seperti terjadinya penurunan tingkat kepercayaan diri sampai
pada harga diri rendah (HDR), ansietas pada penyakit dan kematian.
G. KOMPLIKASI
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
anorganik.
18
H. PENATALAKSANAAN
umum. Menurut Suwitra (2006), sesuai dengan derajat penyakit CKD dapat
Tabel 2.1
Derajat CKD
Sumber : Suwitra 2006.
tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasono grafi,
yang tepat terhadap terapi spesifik. Sebaliknya bila LFG sudah menurun
sampai 2030 % dari normal terapi dari penyakit dasar sudah tidak
bermanfaat.
19
2. Penting sekali untuk mengikuti dan mencatat kecepatan penurunan LFG
dan pengeluaran urin serta Insesible Water Loss (IWL). Dengan asumsi
antara 500-800 ml/hari yang sesuai dengan luas tubuh. Elektrolit yang
yang fatal. Oleh karena itu pembatasan obat dan makanan yang
mengandung kalium (sayuran dan buah) harus dibatasi dalam jumlah 3,5-
20
diantaranya protein nilai biologis tinggi. Kalori yang diberikan sebesar
hiperfosfatemia.
proteinuri.
21
pencegahan dan terapi penyakit vaskuler adalah pengendalian hipertensi,
cairan dan elektrolit. Semua ini terkait dengan pencegahan dan terapi
6. Terapi dialisis dan transplantasi dapat dilakukan pada tahap CKD derajat
I. PENGKAJIAN FOKUS
1. Demografi.
kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama dan lingkungan
22
yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa
saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu
dari dokter. Tandanya adalah pasien terlihat lesu dan khawatir, pasien
terlihat bingung kenapa kondisinya seprti ini meski segala hal yang
c. Pola eliminasi
23
d. Aktifitas dan latian.
dibantu.
h. Pola reproduksi
24
j. Pola mekanisme koping.
k. Pola kepercayaan.
5. Pengkajian fisik
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi
c. Antropometri.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum,
bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
25
f. Dada
g. Abdomen.
buncit.
h. Genital.
terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
6. Pemeriksaan penunjang.
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1. Urin
26
b) Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan
mereabsorbsi natrium.
5. Darah
27
untuk mengeksekresi hidrogen dan amonia atau hasil akhir
b. Pemeriksaan Radiologi
atas.
28
5. KUB foto digunakan untuk menunjukkan ukuran ginjal / ureter /
9. Pada pasien CKD pasien mendapat batasan diit yang sangat ketat
pembatasan yang sangat ketat pula pada asupan cairan yaitu antara
500-800 ml/hari.
10. pada terapi medis untuk tingkat awal dapat diberikan terapi obat
29
I. PHATWAYS KEPERAWATAN
Infeksi Vaskuler (hipertensi, DM) Zat toksik Obstruksi saluran kemih
Arterio sklerosis Tertimbun dalam ginjal
Reaksi antigen antibody
Refluks
Suplai darah ginjal turun
GFR turun
Iskemia
Peningkatan tekanan ginjal
CKD
Nefron rusak
is Suplai O2
Penurunan COP jaringan
Perub.pola napas Mual,
Hiperventilasi
turun
muntah,anorek
Anoreksia mual Gangguan nutrisi kurang dari Intoleransi
muntah Intak turun kebutuhan Kelelahan otot aktivitas
30
Sumber : Purwo (2010), mengacu pada Doengus (2011), Carpenito (2006), Semeltzer dan Bare (2001)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
elektrolit).
31
K. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL
napas efektif.
Kriteria hasil : Gas Darah Analisa (GDA) dalam rentang normal, tidak ada
Intervensi :
a) Kaji fungsi pernapasan klien, catat kecepatan, adanya gerak otot dada,
c) Kaji klien adanya keluhan nyeri bila batuk atau napas dalam.
32
Rasional : Untuk mengetahui elektrolit sebagai indikator keadaan status
cairan.
atau penurunan berat badan yang cepat tidak terjadi, pengukuran albumin
Intervensi :
besi).
mengevaluasi intervensi.
b) Kaji pola diet dan nutrisi pasien, riwayat diet, makanan kesukaan, hitung
kalori.
33
Rasional : Pola diet sekarang dan dahulu dapat dipertimbangkan dalam
menyusun menu.
anoreksia, mual dan muntah, diet yang tidak menyenangkan bagi pasien,
waktu makan.
34
h) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan.
perlambatan peyembuhan.
compos mentis, pasien tidak ada keluhan sakit kepala, tidak ada tanda
Intervensi :
a) Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit dan dasar
kuku.
35
b) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
sirkulasi perifer.
Kriteria hasil : Tercipta kepatuhan pembatasan diet dan cairan, turgor kulit
Intervensi :
dan output, turgor kulit dan adanya edema, tekanan darah, denyut dan
irama nadi.
36
Rasional : Pengkajian merupakan dasar berkelanjutan untuk memantau
diidentifikasi.
cairan.
pembatasan diet.
37
Kriteria hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas keluwarga sesuai kemampuan,
yang dipilih.
Intervensi :
harga diri.
melelahkan.
38
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan
pertukaran gas efektif, GDA dalam rentang normal, tidak ada tanda sianosis
maupun hipoksia, traktil fremitus positif kanan dan kiri, bunyi napas tidak
Intervensi :
a) Kaji fungsi pernapasan klien, catat kecepatan, adanya gerak otot dada,
edema paru.
pulmoner.
39
Rasional : Untuk mengetahui elektrolit sebagai indicator keadaan status
cairan.
dari implementasi.
elektrolit).
dipertahankan.
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 60-80 x/menit, kuat, teratur, akral hangat, Capillary refil
kurang dari 3 detik, nilai laboratorium dalam batas normal (kalium 3,5-5,1
Intervensi :
a) Auskultasi bunyi jantung dan paru, evaluasi adanya edema perifer atau
40
b) Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi dan beratnya.
cairan.
anemia.
jantung.
integritas kulit.
kerusakan atau cidera kulit, tidak terjadi kerusakan integritas kulit dan tidak
terjadi edema.
41
Intervensi :
kemerahan, ekimosis.
atau mempertahankan proses pikir dan harga diri pasien tidak turun.
42
Kriteria hasil : tidak terjadi disorientasi orang, tempat dan waktu serta tidak
Intervensi :
b. Validasi pada orang terdekat pasien tentang kondisi mental pasien dalam
sehari-hari.
keletian sensori.
sekitarnya.
penatalaksanaannya.
kecemasan pasien.
bergaul dengan orang sekitar tanpa rasa malu dan tetap percaya diri.
43
Rasional : Meningkatkan rasa percaya diri pasien, mencegah proses
44