Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROYEK AKHIR

MATA KULIAH ELEKTRONIKA DIGITAL

Dengan judul :
Jam Digital Tanpa Mikrokontroler
Disusun oleh:
1. TRI ILMA SARI 1114100007
2. NANDA RICO F. P. 1114100039
3. RIZKY FIRMANSYAH 1114100058

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2017
Bab I
Pendahuluan

3.1 Latar belakang


Siang dan malam, sejak dahulu orang akan membedakan waktu dengan
melihat matahari, namun apa yang terjadi jika mendung? Tahukah kalian
bagaimana orang - orang di zaman kuno menentukan atau mengetahui waktu
secara akurat dan pas?
Seperti di zaman modern ini, jam ternyata sudah digunakan sejak zaman kuno,
melalui berbagai macam bentuk dan evolusi hingga menjadi jam yang sering kita
lihat hari ini.
Tahukah kalian? Kata jam telah digunakan pada abad ke-14 sekitar 700
tahunyang lalu, yang berasal dari bahasa latin yaitu 'clocca'. Jam tertua yang
disebut jam sundial atau jam matahari. Pertama kali digunakan sekitar 3.500
sebelum masehi. Jam ini menunjukan waktu berdasarkan letak matahari, dengan
cara memanfaatkan bayangan yang menimpa permukaan datar yang kemudian
ditandai dengan jam-jam dalam satu hari. Orang Mesir sekitar 5.000-6.000 tahun
yang lalu mengukur waktu dan membuat kalender dengan menggunakan obelisk.
Jam pasir muncul sekitar 1400 SM, berdasarkan peninggalan yang ditemukan di
kuburan Amenhoterp I, peninggalannya berupa bejana kecil berisi air yang memiliki
lubang di bagian bawahnya yang berfungsi meneteskan air. Jam air ditemukan di
Mesir dan diberi nama clepsydra (kleph-sur-druh). Pada tahun 1400 SM lalu, di Al-
jaziri (1136-1206) dibuat jam air yang berbentuk gajah dan bisa menghasilkan
suara di tiap jam. Pada tahun 1950-an dibuat jam digital oleh The Hamilton Watch
Co of Lancaster, Pennsylvania, sebagai perusahaan yang pertama kali membuat jam
elektrik/digital. Setelah itu, munculah beberapa brand jam tangan yang masih eksis
hingga kini.
Pesatnya perkembangan teknologi dimana segala sesuatu sudah dibuat dalam
bentuk digital dan masyarakat sudah banyak yang meninggalkan teknologi analog
dan beralih ke teknolgi digital diciptakanlah jam digital yang merupakan
penyempurnaan dari jam analog. Mengingat jam digital memiliki banyak
keuntungan, diantaranya jam digital lebih mudah untuk dibaca dan pada umumnya
banyak digunakan di kalangan anak kecil. Dibandingkan dengan jam analog, jam
digital memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan jam analog, dimana jam
digital dapat membaca ketelitian sampai milidetik yang tidak dapat dilakukan oleh
jam analog yang hanya membaca ketelitian sampai sebatas detik saja. Oleh karena
itu, kami berinisiatif untuk mempelajari jam digital meliputi bagian dari masing
masing komponen dan mengaplikasikan ilmu elektronika digital yang diperoleh
selama perkuliahan hingga terbentuk prototype jam digital.
3.2 Perumusan masalah
a. Apakah jam digital tanpa mikrokontroler dapat berjalan dengan baik seperti pada
umumnya?
3.3 Tujuan
a. Membuat jam digital tanpa mikrokontroler
Bab II
Landasan Teori

2.1 Seven Segment Display


Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar
Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui
kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam
Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display
Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital. Seven Segment
Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai
dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON
dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9
(Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0
9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen
atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka 8 yang agak
miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven
Segment Display, terdapat juga penambahan titik yang menunjukan angka koma decimal.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah LED 7 Segmen common Cathode
dan LED 7 Segmen common Anode. Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda),
Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda
akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1
Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal)
akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.

Gambar 1. Seven segment tipe cathode

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED
adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing
Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+)
dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen
LED.
Gambar 2. Seven segment tipe anode

Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :

Gambar 3. Blok diagram dasar seven segment display

Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur
yaitu a sampai g dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga
menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan
c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka 7. Jika Sinyal Input adalah berbentuk
Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog
menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal
Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.

Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada
Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat
mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok
Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri
dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display

ANGKA h g f e d c b a
0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 1 0 1 1 0 1 1
3 0 1 0 0 1 1 1 1
4 0 1 1 0 0 1 1 0
5 0 1 1 0 1 1 0 1
6 0 1 1 1 1 1 0 1
7 0 0 0 0 0 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 0 1 1 1 1

Catatan :

1 = ON (High)
0 = OFF (Low)

2.2 Decoder
Decoder atau atau pengurai kode merupakan komponen yang dapat mengubah sistem
bilangan biner yang terdapat pada bagaian masukkan, menjadi sistem bilangan yang lainnya
(seperti, desimal) yang terdapat pada bagian keluarannya. Proses perubahannya disebut decoding.
Pada hakekatnya, decoder berfungsi sebagai penerjemah kode yang telah dikodekan oleh
komponen encoder. Pada bagian masukkan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur (tunggal)
yang aktif. Sedangkan pada bagian keluarannya yang aktif hanya satu saja. Tetapi bagian
masukkan ini harus berupa sistem bilangan biner. Jadi, bagian masukan dari decoder adalah sistem
bilangan biner yang dimengerti oleh komputer atau mesin digital yang biasanya digunakan oleh
manusia.
Decoder yang digunakan pada jam digital ini yaitu dekoder BCD ke seven segment, jenis
74LS47. Dekoder tipe ini digunakan untuk menerima masukkan BCD 4 bit dan memberikan
keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka desimal. Berikut
adalah konfigurasi IC decoder 74LS47.
Decoder BCD ke seven segment ini mempunya masukkan bilangan BCD 4-bit yaitu A1,
A2, A3, dan A0. Bilangan BCD ini dikodekan sehingga membentuk kode tujuh segmen yang akan
menyalakan ruas-ruas pada seven segment. Masukan BCD diaktifkan dengan logika 1, dan
keluaran dari decoder 7447 adalah aktif low.

Gambar 4. Datasheet IC 74LS47

Berikut adalah tabel kebenaran dari IC 74LS47:


Pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking
output), dan (ripple blanking input).
LT' , Lamp Test, berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika 0 maka semua
keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan menunjukkan angka
delapan (8).
BI'/RBO' , Blanking Input/Row Blanking Output, berfungsi untuk mematikan keluaran dari
IC. Bila diberi logika 0 maka semua keluaran IC akan berlogika 1 dan seven segment
akan mati.
RBI' , Row Blanking Input, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika semua input
berlogika 0. Bila diberi logika 0, diberi logika 1 dan diberi logika 0 maka semua
keluaran IC akan berlogika 1 dan seven segment akan mati.
2.3 Encoder
Encoder adalah rangkaiam yang memiliki fungsi berkebalikan dengan decoder. Encoder
berfungsi sebagai rangkaian untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang
memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan
biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner.
Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti Desimal to BCD Encoder yang
berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input
desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau 8 line to 3
line encoder yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Rancangan encoder menggunakan kombinasi logika kombinasional yang dapat dilakukan
dengan memandang tabel kebenaran, untuk operasi dalam menentukan hubungan setiap keluaran
dengan masukan. Dasar rangkaian encoder terdiri dari gerbng logika kombinasional. Komponen
encoder desimal ke biner menggunakan logika OR sebanyak 4 buah.
Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD

Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD


Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran

Gambar 5. Rangkaian Implementasi Encoder Desimal


Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD. Jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan
efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai output
yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja dengan
baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas
bukan didesain sebagai priority encoder.
2.4 Gerbang AND dan Gerbang OR
Gerbang logika adalah dasar pembentuk sistem elektronika digital yang berfungsi untuk
mengubah satu atau beberapa input menjadi sebuah sinyal output. Gerbang logika beroperasi
berdasarakan sistem biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni nol dan satu
dengan menggunkan teori aljabar boolean. Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi variabel
input yang menghasilkan keluaran logis yaitu tabel kebenaran. Input dan output gerbang logika
memiliki 2 level, yakni high dan low, true dan false, on dan off, 1 dan 0.
Gerbang and memiliki dua atau lebih sinyal masukan. Semua masukan harus tinggi untuk
menghasilkan keluaran tinggi, jika ada salah satu masukan rendah, maka keluaran akan rendah.
Simbol yang menandakan operasi gerbang logika and adalah tanda titik (.) atau tidak memakai
sama sekali. Contohnys: Z = X.Y or Z = XY
Simbol dan tabel kebenaran gerbang and yakni sebagai berikut.

Gambar 6. Simbol dan tabel kebenaran Gerbang AND

Gerbang not yakni gerbang yang memiliki satu input dan satu output. Gerbang and disebut
juga gerbang inverter (pembalik) karena menghasilkan keluaran yang berlawanan dengan masukan
atau inputnya. Gerbang not biasanya dilambangkan dengan simbol bar (-) diatas variabel
inputnya. Simbol dan tabel kebenaram gerbang not yakni
Gambar 7. Simbol dan tabel kebenaran Gerbang OR

2.5 IC NE555
IC NE555 merupakan sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk berbagai pewaktu dan
multivibrator. IC ini didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics. Nama aslinya adalah SE555/NE555 dan dijuluki
sebagai "The IC Time Machine". 555 mendapatkan namanya dari tiga resistor 5 k yang
digunakan pada sirkuit awal. IC ini sekarang masih digunakan secara luas dikarenakan
kemudahannya, kemurahannya dan stabilitasnya yang baik. Sampai pada tahun 2008, diperkirakan
sejuta unit diproduksi setiap tahun. Bergantung pada produsen, IC ini biasanya menggunakan lebih
dari 20 transistor, 2 diode dan 15 resistor dalam sekeping semikonduktor silikon yang dipasang
pada kemasan DIP 8 pin.
Spesifikasi ini merupakan tipe NE555. Pewaktu 555 lainnya mungkin memiliki spesifikasi
yang berbeda, tergantung tingkat penggunaannya (militer, medis, penerbangan, dll.). Berikut
merupakan spesifikasi umum NE555 :
Tegangan catu (VCC) 4.5 hingga 15 V
Arus catu (VCC = +5 V) 3 hingga 6 mA
Arus catu (VCC = +15 V) 10 hingga 15 mA
Arus keluaran maksimum 200 mA
Borosan daya maksimum 600 mW
Suhu kerja 0 to 70 C

Selain spesifikasi diatas, IC NE555 memiliki tiga moda operasi dasar antara lain sebagai
berikut :
1. Moda ekamantap: pada moda ini, 555 berfungsi sebagai ekamantap (one-shot).
Penggunaannya meliputi pewaktu, pendeteksi pulsa hilang, sakelar tanpa pentalan,
sakelar sentuh, pembagi frekuensi, pengukur kapasitansi, pemodulasi lebar pulsa, dll.
2. Moda takstabil: 555 dapat beroperasi sebagai osilator. Penggunaan meliputi lampu
kerdip, generator pulsa, alarm keamanan, pemodulasi posisi pulsa, dll.
3. Moda dwimantap dan penyulut Schmitt: 555 dapat beroperasi sebagai flip-flop jika kaki
DIS tidak disambungkan dan tidak ada kondensator yang digunakan. Penggunaannya
meliputi pencacah biner, sakelar menggrendel, dll.

Berikut ini keterangan sambungan kaki pada NE555 :

No. Nama Kegunaan


1 GND GrouND (0V)
TRigger (penyulut), pulsa negatif pendek pada pin ini
2 TR
menyulut pewaktuan
Output (keluaran), Selama pewaktuan, keluaran berada
3 Q
pada +VCC
Reset, interval pewaktuan dapat disela dengan
4 R
memberikan pulsa reset 0V
Control Voltage memungkinkan untuk mengakses
5 CV
pembagi tegangan internal (2/3 VCC)
THReshold menentukan akhir pewaktuan (pewaktuan
6 THR
berakhir Vthr < 2/3 VCC)
DIScharge disambungkan ke kondensator, dan waktu
7 DIS pembuangan muatan kondensator menentukan interval
pewaktuan.
positive supply Voltage tegangan catu positif yang harus
8 V+
di antara The 3 dan 15 V

Bentuk dari NE555 adalah sebagai berikut :

Gambar 8. NE555
Bab III
Metodologi

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan antara lain:
1. IC 74LS47
2. IC 74LS90
3. IC 74LS08
4. IC 74 LS21
5. NE555
6. Seven segment
7. IC74LS04
8. Kapasitor
9. Resistor
10. PCB print
11. Switch
12. Power supply
13. Solder dan sedot timah

3.2 Skema Alat


Pada proyek kali ini, komponen-komponen elektronika yang digunakan disusun seperti
pada skematik berikut.

Gambar 9. Skematik jam digital tanpa mikrokontroler


3.3 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan pada proyek ini yaitu dengan susunan sebagai berikut:
1. Mendesain di proteus sekaligus simulasi
2. Menyiapkan komponen elektronika yang digunakan
3. Cetak pcb
4. Memeriksa kesesuaian jalur pcb dengan proteus
5. Pasang komponen sesuai tempatnya pada pcb print, lalu solder komponen
6. Setelah di solder, dilakukan pengecekan kembali rangkaian pada layout atas dan
bawah
7. Uji dengan power supply dengan tegangan dibawah 5 volt.
8. Cek kesesuaian detik dan menit.
Bab IV
Pembahasan

Sistem operasi jam digital tanpa mikrokontroler, yakni dengan menggunakan counter dan
NE555. Diperlukan sumber detak dari NE555 yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa yang
menghasilkan detak 1 getaran per detik (1Hz). Pencacah pertama yakni mencacah naik dari 00
menjadi 59 yang kemudian digunakan pada penunjuk menit. Sedangkan pencacah kedua
merupakan pencacah dari 00-23 yang digunakan pada penunjuk jam. Dari sistem perencaan ini
digunakan pencacah 10 (decade counter) yaitu IC 7490, sehingga bilangan dipecah menjadi dua yaitu
penunjukan satuan dan puluhan. Dapat digambarkan sebagai berikut :

Diagram diatas merupakan diagram blok sistem cacahan menit pada jam digital.
Pada pencacah bilangan satuannya diinginkan mencacah sampai decimal 9 (1001) artinya IC reset pada
cacahan ke 10 (1010). Untuk melakukan reset ini dapat diperhatikan rangkaian dalam dari IC 7490 berikut::

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa fungsi reset dilakukan oleh masukan input Ro(1)
dan Ro(2) yang merupakan masukan dari sebuah gerbang NAND yang terhubung pada reset flip-flop
pada IC yang aktif low, artinya diinginkan kedua masukan Ro(1) dan Ro(2) dalam keadaan high supaya
dihasilkan keluaran low untuk meresetnya.
Pada pencacah satuan, untuk memperoleh reset pada cacahan 1010, masukan Ro(1) dan Ro(2)
diambil dari keluaran QB dan QD IC 7490. Sedangkan untuk pencacah puluhan yang diinginkan reset
pada cacahan 6 (0110), masukan Ro(1) dan Ro(2) diambil dari keluaran QB dan QC IC pencacahnya.
Pada pencacah kedua yang digunakan untuk menunjukkan jam, digunakan IC 7490. Pada
pencacah bilangan satuannya akan mengalami dua keadaan reset. Reset pertama dilakukan saat cacahan
beralih dari keadaan 9 (1001) ke 10 (1010). Reset kedua saat cacahan beralih dari 3 (0011) ke 4 (0100)
saat cacahan pada pencacah puluhan sudah mencapai 2 (0010). Reset kedua ini adalah reset yang terjadi
bersamaan antara pencacah untuk bilangan satuan dan bilangan puluhan.
Untuk reset pertama, digunakan fungsi reset IC 7490 dengan menarik masukan untuk Ro(1)
dan Ro(2) dari keluaran QB dan QD nya. Seperti dikatakan sebelumnya, reset untuk pencacah puluhan
adalah reset yang dilakukan bersamaan dengan reset kedua pencacah satuannya. Oleh karena itu
digunakan gerbang AND untuk melakukan fungsi reset bersamaan jika cacahan telah sampai 23.
Untuk menampilkan data biner menjadi bilangan desimal pada tampilan seven segment jam
digital digunakan IC 74LS47. IC ini adalah sebuah decoder yang mengkodekan BCD ke seven segment
dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Koordinasi pengkodean sudah built-in dalam IC 74LS47 ini, sehingga cukup menghubungkan
keluaran dari IC pencacah ke masukan IC 74LS47 dan keluaran dari 74LS47 dihubungkan dengan kaki-
kaki seven segment.
Bab V
Kesimpulan

Dari proyek yang telah dilakukan, dapat disimpulkn bahwa jam digital tanpa mikrokontroler
dapat dibuat dengan counter dan NE555, namun hasilnya masih belum tepat seperti jam pada umumnya,
masih terdapat eror pada menit tertentu hal ini dikarenakan toleransi eror resistor serta kapasitor yang
mengatur waktu di NE555.
Daftar Pustaka

http:elektronika-dasar.web.id

http:teknikelektronika.com

Malvino, Albert Paul. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika.

Widjanarka, Ir Wijaya. 2006. Teknik Digital. Erlangga: Jakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai