Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT BATUK REJAN (PERTUSIS)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU

Pokok Bahasan : PENYAKIT BATUK REJAN (PERTUSIS)

Hari / Tanggal : Jumat / 8 September 2017

Waktu : 09.00 WIB - Selesai

Tempat : Kampus Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu

A. Latar Belakang

Penyakit batuk rejan atau disebut juga sebagai pertusis adalah satu penyakit infeksi
menular, yang angka kejadiannya diketahui lebih tinggi pada Negara yang sedang
berkembang di daerah tropis dan padat penduduk seperti di Negara kita, Indonesia. Penyakit
ini di Indonesia masih merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang
serius, dan erat hubunganya dengan hygiene perseorangan dan sanitasi lingkungan.

Berdasarkan dari data WHO memperkirakan jumlah kasus batuk rejan (pertusis) di
seluruh dunia mencapai 30-50 juta kasus pertahun dan menyebabkan kematian pada 3000
kasus. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, baik bayi, remaja maupun dewasa. Akan
tetapi 60 % menyerang pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun dan penyakit ini
akan menjadi lebih serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun, biasanya pada
bayi yang baru lahir dan biasanya keadaannya lebih parah.

Gejala yang timbul dari batuk rejan pada remaja dan orang dewasa biasanya lebih
ringan, akibatnya mereka memutuskan untuk tidak mengobatinya. Sehingga mereka dapat
menularkan penyakit itu kepada orang lain, termasuk anak-anak yang belum diimunisasi.
Oleh karena itu imunisasi sangat efekif untuk mencegah penularan penyakit ini.
B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta di kampus Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

a. Mampu mengetahui Pengertian batuk rejan (pertusis)

b. Mampu mengetahui Penyebab batuk rejan (pertusis)

c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala batuk rejan (pertusis)

d. Mampu mengetahui Komplikasi batuk rejan (pertusis)

e. Manmpu mengetahui Pengobatan dan Pencegahan batuk rejan (pertusis)

3. Mampu mengetahui Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah


pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang batuk rejan (pertusis)

b. Bagi institusi

Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi dan


masukan serta sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan , dalam
memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien tentang batuk
rejan (pertusis)

c. Bagi Audiens

Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan


audiens dengan mengetahui tentang batuk rejan (pertusis)

C. Pelaksanaan kegiatan

1. Topik

Penyakit Batuk Rejan (Pertusis)


2. Sub Pokok Bahasan

a. Pengertiandaribatuk rejan (pertusis)

b. Penyebab dari batuk rejan (pertusis)

c. Tanda dan Gejala dari batuk rejan (pertusis)

d. Komplikasidari batuk rejan (pertusis)

e. Pencegahandari batuk rejan (pertusis)

3. Sasaran dan target

Masyarakat

4. Metode

a. Diskusi

b. Tanya jawab

5. Media dan alat

1) LCD dan Laptop

2) Leaflet dan Powerpoint

6. Waktu dan tempat

Hari / Tanggal : Jumat / 8 September 2017

Jam : 09.00 WIB - selesai

Waktu Pertemuan : 15 Menit

Tempat : Di Kampus Poltekkes Kemenkes Bengkulu


G. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan dan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu

Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam

( 2 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan


memperhatikan
Menjelaskan topik
penyuluhan

Membuat kontrak waktu Mendengarkan

Menjelaskan tujuan
kegiatan
Menyetujui kontrak
Membagikan Leaflet waktu

Mendengarkan dan
memperhatikan

Pelaksanaan Menggali pengetahuan Mendengarkan dan


audiens tentang pengertian memperhatikan
( 5 menit )
batuk rejan (pertusis)

Menggali pengetahuan
Mendengarkan dan
audiens tentang Tanda dan
memperhatikan
Gejala batuk rejan (pertusis)

Menjelaskan materi
penyuluhan tentang Tanda dan Mengemukakan
Gejala batuk rejan (pertusis) pendapat

Menggali pengetahuan Mendengarkan dan


audiens tentang Komplikasi memperhatikan
Batuk Rejan (Pertusis)
Mendengarkan dan
Menggali pengetahuan memperhatikan
audiens tentang Pengobatan
dan Pencegahan Batuk Rejan
(Pertusis)
Mendengarkan dan
Menjelaskan materi memperhatikan
penyuluhan tentang
Pengobatan dan pencegahan
Batuk Rejan (Pertusis)

Penutup Memberikan kesempatan Memberikan


pada audien untuk bertanya pertanyaan
( 8 menit )
Memberikan kesempatan Mengemukakan
audiens lain untuk memberi pendapat
pendapat

Melengkapi atau
Mendengarkan dan
memberikan penjelasan atas
memperhatikan
pertanyaan audiens

Mengevaluasi dan
menyimpulkan materi Mendengarkan dan
penyuluhan yang telah memperhatikan serta ikut
disampaikan menyimpulkan

Salam penutup Menjawab salam

LAMPIRAN MATERI
PENYAKIT BATUK REJAN (PERTUSIS)

A. Pengertian Batuk Rejan (Pertusis)

Batuk rejan adalah istilah bahasa indonesia yang menggambar batuk berupa suara
rejan dalam istilah medis ini disebut sebagai pertusis karena disesuaikan dengan
penyebabnya yaitu bakteri Bordetella pertussis. Batuk Pertusis juga dikenal dengan
istilah batuk 100 hari, karena memang gejala batuk yang panjang dan butuh waktu yang
lama untuk sembuh, walaupun tidak pas benar 100 hari.

B. Penyebab Batuk Rejan (Pertusis)

Batuk rejan adalah penyakit batuk akibat infeksi bakteri Bordetella pertussis yang
mudah menyebar melalui batuk yang dapat menular ke segala usia. Bakteri penyebab
pertusis (batuk rejan) tersebar melalui tetesan di udara ketika orang yang terinfeksi batuk
atau bersin. Seseorang bisa juga tertular batuk 100 hari melalui kontak langsung dengan
cairan dari hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi.

C. Tanda dan Gejala Batuk Rejan (Pertusis)

Batuk rejan ditandai dengan suara yang khas yaitu suara yang melengking. Pada saat
batuk muka terlihat kemerahan, saking kuatnya batuk, kesulitan menarik nafas terjadi
antara periode batuk, sehingga saat mengambil nafas timbul suara melengking, sehingga
dalam bahasa Inggris batuk rejan biasa disebut denganwhooping cough. Biasanya pada
akhir batuk, penderita akan mengalami muntah.

Gejala batuk yang khas tersebut bisanya terjadi pada masa kanak-kanak. Pada bayi
yang berusia kurang dari 6 bulan, suara melengking jarang ditemukan. Gejalanya
biasanya tidak spesifik, seperti, penurunan berat badan. Namun, bayi umur ini lah yang
justru bisa mengalami komplikasi pertusis yang serius sehingga butuh perawatan di
rumah sakit.

Pada orang dewasa, batuk pertusis biasanya hanya berupa batuk kering dengan nafas
melengking. Batuk ini umumnya akan sembuh dalam 6-8 minggu, walaupun telah
diobati dengan antibiotik. Namun demikian, pada sebagian kasus, batuk rejan bisa
mencapai 3 bulan atau lebih, makanya pertusis ini sering disebut juga dengan batuk 100
hari.

Gejala pertusis muncul dalam 3 tahap. Pada 2 tahap pertama, merupakan periode yang
sangat menular, sebagai berikut:

1. Pertusis Tahap 1 ( 1-2 minggu)

Gejala mirip dengan flu biasa:

Ingusan Bersin-bersin

Demam Ringan

Mata merah dan berair

Secara bertahap memburuk menjadi batuk yang menjengkelkan

2. Pertusis Tahap 2 (1-6 minggu atau lebih)

Gejala batuk rejan berupa:

Serangkaian batuk tanpa napas di antaranya (orang yang sakit bahkan mungkin
berhenti bernapas sementara)

Batuk berupa teriakan bernada tinggi

Pada akhir batuk biasanya terjadi muntah

Kelelahan karena batuk yang begitu sering

Pada orang dewasa, gejala batuk rejan mungkin mirip dengan bronkitis. Bayi di
bawah usia 6 bulan, anak-anak divaksinasi dan orang dewasa mungkin tidak
berteriak keras, atau bahkan tidak sama sekali.

3. Pertusis Tahap 3 (selama 1-2 bulan)

Penderita tidak menular pada tahap ini. Selama ini, episode batuk secara
bertahap terjadi lebih jarang, dan menjadi kurang parah.
Bahkan setelah pengobatan untuk membunuh bakteri, seseorang dapat terus
batuk sebagai perbaikan tubuh terhadap kerusakan pada lapisan saluran
pernapasan. Batuk mungkin lebih buruk di malam hari.

Penderita batuk 100 hari juga dapat mengembangkan infeksi pernafasan lain
seperti pneumonia.

D. Komplikasi Batuk Rejan (Pertusis)

Menjadi hal terburuk apabila pertusis terjadi pada bayi dan anak-anak. Bayi berada
pada risiko tertinggi terjadinya komplikasi yang paling serius. Penyakit batuk rejan
dapat menyebabkan:

Pneumonia (di lebih dari 1/20 anak)

Kejang

Kerusakan otak

Kematian

Pada seseorang yang memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh mungkin
mengalami kesulitan memerangi infeksi. Komplikasi dapat berupa:

Penurunan berat badan karena muntah

Pneumonia

Masalah pernapasan yang parah

Patah tulang rusuk

Peningkatan nyeri angina

E. Pengobatan dan Pencegahan batuk rejan (pertusis)

1. Pegobatan Batuk Rejan (Pertusis)

Mungkin banyak yang bertanya apa obat batuk rejan atau batuk 100 hari, sebagai
gambaran umum seperti berikut:
Pertusis dapat diobati dengan antibiotik.

Minum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter dan pastikan Anda
habiskan obat antibiotik yang diresepkan.

Jika efek samping dari obat yang menimbulkan masalah, hubungi dokter Anda
segera.

Seseorang tidak lagi menular setelah mengambil antibiotik yang tepat selama 5
hari.

Tanpa antibiotik, orang tersebut menular selama 3 minggu dari awal gejala nya.

Disamping itu, diperluakan juga obat untuk mengurangi gejala batuknya.

2. Pencegahan Batuk Rejan (Pertusis)

Pada akhirnya, pencegahan adalah hal yang paling penting. Untuk mencegah agar
tidak terkena batuk 100 hari maka lakukanlah hal-hal berikut:

Hindari penularan dengan memutus mata rantai penyebaran infeksi

Vaksinasi! Bayi, remaja dan orang dewasa harus divaksinasi terhadap batuk
rejan. Untuk perlindungan penuh terhadap pertusis, bayi dan balita membutuhkan 4
dosis vaksin pertusis mulai usia 2 bulan (dikombinasikan dengan vaksin untuk
melindungi terhadap penyakit anak lainnya seperti difteri, tetanus, polio dan
Haemophilus influenzae B).

Anak usia sekolah harus menerima dosis booster ketika mereka berusia 4 6
tahun. Remaja harus menerima booster pada usia14 sampai 16 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius

Doenges, Marilynn, E. dkk. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC

Ranuh IGN., Suyitno H., Hadinegoro SRS., Kartasasmita CB., Ismoedijanto, Soedjatmiko
(Ed.). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). 2008:144-151.
KESEHATAN MASYARAKAT

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT BATUK REJAN

(PERTUSIS)

Disusun Oleh :

LURIKE APRIYANI
NIM. P0 5140316022

Dosen Pembimbing :

Eliana, SKM. MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIV KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIKA 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai