Anda di halaman 1dari 6

Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

BAB 3
KESIMPULAN

1. Lokasi Longsoran Tanah Jalur Jalan Utama Matali - Torosik

(1) Gerakan tanah terjadi pada titik lintasan GL-03, GL-04 dan GL-05, badan jalan sisi
kanan mengalami reta-retak terbuka sampai 5 10 cm.

(2) Pada Lintasan GL-01

Di bagian atas sampai kedalaman 10 meter tersusun oleh lapisan tanah relatif
keras ditunjukkan nilai resistivitas sebesar true = 44,80 174,0 meter
merupakan lapisan breksi volkanik agak lapuk dengan penyebaran luas
memanjang sejajar pada sisi kanan jalur jalan Matali - Torosik, terlihat pada area
titik lintasan GL-01 tidak terjadi deformasi atau gejala gerakan tanah, berarti
aman dan stabil.

Di bagian bawahnya pada kedalaman 10 25 meter tersusun oleh lapisan tanah


sangat keras ditunjukkan nilai resistivitas sebesarh true = 273,0 430 meter
merupakan lapisan breksi volkanik segar dengan penyebaran luas memanjang
sejajar pada sisi kanan jalur jalan Matali Torosik yang mengalasi lapisan tanah/
batuan agak lapuk di atasnya secara kokoh dan keras.

Namun di bagian bawahnya pada kedalaman 25 - 45 meter ditemukan adanya


lapisan tanah lunak ditunjukkan nilai resistivitas rendah true = 18,10 28,50
meter merupakan lapisan tuf lapuk sedang dengan penyebaran membentuk
lensa-lensa terkurung oleh material yang lebih keras yaitu breksi volkanik
berfragmen andesit.

Berdasarkan kondisi keberadaan lapisan-lapisan tanah lunak serta analisis geologi


teknik yang ditemukan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut :

Jika lapisan tanah lunak yang terkurung tersebut mengalami deformasi


(pergerakan/kerusakan) akibat kejenuhan kandungan air tanah yang
memasukinya oleh kondisi terjadinya hujan deras yang terus-menerus ataupun
disebabkan oleh terjadinya pergerakan masa tanah yang lunak akibat terjadi
goyangan akibat getaran gempa setempat, maka akan menjadi pemicu
terjadinya gerakan tanah pada lapisan material yang menutup di atasnya.
PT. YODYA KARYA Konsultan 1-1
Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

Pengamatan kondisi geologi teknik di Ruas Jalan Matali Torosik menunjukkan


bahwa badan jalan menumpang di atas lapisan tuf (batuan piroklastik yang tidak
tersemen dengan baik) yang telah lapuk dengan komponen penyusunnya
berukuran butir pasir sedang, kondisi lapisan tuf ini sangat rentan, sangat mudah
tergerus oleh aliran air maupun jatuhan air hujan deras yang menimpanya,
sehingga sangat mudah longsor terutama jika keberadaannya membentuk
tebing-tebing curam, maka akan mudah terjadi longsoran tanah yang berukuran
relatif besar (luas) tergantung dari kondisi penyebarannya yang tersingkap di
permukaan setempat, seperti yang telah terjadi pada lokasi penyelidikan di

(3) Pada Lintasan GL-02 Pinolosian ini.

Pada bagian paling atas mulai dari permukaan tanah setempat sampai kedalaman
5 6 meter dibentuk oleh tanah relatif lunak ditunjukkan oleh nilai resistivitas true
= 58,10 meter, pemeriksaan geologi teknik di lapangan dapat mengetahui
bahwa lapisan tanah di bagian atas lokasi lintasan GL-02 ini disusun oleh tuf
(batuan piroklastik yang tidak tersemen dengan baik) yang telah lapuk dengan
komponen penyusunnya berukuran butir pasir sedang, kondisi lapisan tuf ini
sangat rentan, sangat mudah tergerus oleh aliran air maupun jatuhan air hujan
deras yang menimpanya, sehingga sangat mudah longsor terutama jika
keberadaannya membentuk tebing-tebing curam.

Di bawahnya pada kedalaman 17 - 20 meter, ditemukan lapisan tanah yang relatif


lunak ditunjukkan oleh nilai resistivitas true = 24,70 37,90 meter ketebalan
minimal 20 meter dengan penyebaran cukup luas yang terkurung oleh lapisan
bahan keras ditunjukkan oleh nilai resistivitas tinggi (true = 137 - 210 meter).

Berdasarkan kondisi keberadaan lapisan-lapisan tanah lunak serta analisis geologi


teknik yang ditemukan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut :

Jika lapisan tanah lunak yang terkurung tersebut mengalami deformasi


(pergerakan/kerusakan) akibat kejenuhan kandungan air tanah yang
memasukinya oleh kondisi terjadinya hujan deras yang terus-menerus ataupun
disebabkan oleh terjadinya pergerakan masa tanah yang lunak akibat terjadi
goyangan akibat getaran gempa setempat, maka akan menjadi pemicu
terjadinya gerakan tanah pada lapisan material yang menutup di atasnya.

PT. YODYA KARYA Konsultan 1-2


Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

2. Lokasi Longsoran Tanah Jalur Jalan Utama Buyat - Malabog

(1) Gerakan tanah terjadi pada titik lintasan GL-03, GL-04, GL-04 dan GL-06, badan
jalan sisi kanan mengalami reta-retak dan terjadi penurunan sampai patah dan
longsor ke arah lembah yang bertebing terjal setinggi 5 20 cm.

(2) Pada Lintasan GL-03

Di bagian paling atas pada kedalaman 0,0 1,50 meter dibentuk oleh Badan
Jalan dan Tanah Penutup di bawahnya, tebal 1,50 m; merupakan bahan yang
cukup keras (aspal dan lapisan subbase jalan) dengan nilai resistivitas true = 14,0
- 22,50 m.

Di bagian bawahnya disusun oleh Tuf Breksi lapuk, menghasilkan tanah bersifat
kurang padu, tidak tersemen baik, komponen berkomposisi Kerakal Bongkah
Andesit dalam matrik Lempung Lanauan dengan nilai resistivitas true = 12,60 -
22,40 m, tebal 4,50 meter, merupakan bagian tanah yang telah longsor
(landslide) yang mengakibatkan sebagian badan jalan di jalur Buyat - Molobog
patah dan terseret longsor ke bawah tebing curam di bagian sisi kanan jalan.

Di bagian bawahnya tersusun oleh Tuf Lapili lapuk (highly weathered),


merupakan lapisan tanah relatif lunak, tebal 9,0 meter dengan nilai resisitivitas
true = 1,30 - 3,20 m, penyebaran memanjang di bawah lapisan Tuf Breksi
lapuk, dapat berperan sebagai bidang gelincir (sliding plane) sehingga bisa
menyeret/ meruntuhkan material yang menumpang di atasnya bergerak longsor
dari tempatnya.

Di bagian bawahnya disusun oleh Tuf Breksi, kompak dan cukup keras, komponen
berkomposisi Bongkah Andesit bercampur Kerakal Andesit dalam matrik tuf halus
menunjukkan nilai resistivitas true = 12,60 - 39,90 m, tebal 13,0 - 30,0 meter,
penyebaran membentuk lensa-lensa seperti pola boudinage yaitu mengeras ke
arah intinya.

Pada bagian paling bawah disusun oleh Lapisan Tanah Lunak, hasil pelapukan
lanjut (highly weathered) dari Tuf Lapili yang merupakan lapisan lemah, tebal
22,0 meter dengan nilai resisitivitas true = 0,71 - 7,10 m, penyebarannya
membentuk lensa-lensa memanjang di bawah lapisan Tuf Breksi lapuk, dapat
berperan baik sebagai bidang gelincir (sliding plane) yang bisa mengakibatkan

PT. YODYA KARYA Konsultan 1-3


Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

terjadinya gerakan tanah pada lapisan tanah/ batuan lapuk yang menumpang di
atasnya, terutama bila terbentuk tebing curam di dekatnya.

Berdasarkan kondisi keberadaan lapisan tanah lunak di lokasi penyelidikan serta


analisis geologi teknik yang ditemukan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut :

Terdapatnya lapisan tanah lunak yang merupakan landasan dasar badan jalan
Jalur Buyat Molobog di Lintasan GL.03 ditunjang dengan morfologi kemiringan
lereng yang curam pada sisi Selatan (sisi Kanan badan jalan dari arah Buyat
Molobog) ke arah Laut Maluku merupakan faktor utama terjadinya deformasi
(pergerakan/kerusakan) hampir sepertiga badan jalan mengalami longsoran kuat
dalam dimensi yang cukup lebar akibat kejenuhan kandungan air tanah yang
memasukinya oleh kondisi terjadinya hujan deras yang terus-menerus ataupun
disebabkan oleh terjadinya pergerakan masa tanah yang lunak akibat beban
dinamis dari getaran lalu lintas kendaraan setempat, maka menjadi pemicu
terjadinya gerakan tanah pada lapisan dasar dan sebagian badan jalan yang
menutup di atasnya.

Pengamatan kondisi geologi teknik di Ruas Jalan Buyat Malobog menunjukkan


bahwa badan jalan menumpang di atas lapisan tuf breksi volkanik (batuan
piroklastik yang tidak tersemen dengan baik) yang telah lapuk lanjut dengan
komponen penyusunnya berukuran kerakal dan beberapa bongkah andesit
berukuran 4 10 cm terikat oleh matrik lanau pasir sedang, kondisi lapisan
batuan yang telah lapuk lanjut ini sangat rentan, sangat mudah tergerus oleh
aliran air maupun jatuhan air hujan deras yang menimpanya, sehingga sangat
mudah longsor terutama jika keberadaannya dibatasi oleh tebing-tebing curam,
maka sangat mudah terjadi longsoran tanah yang berukuran relatif besar (luas),
seperti yang telah terjadi pada lokasi penyelidikan di jalur jalan Buyat - Molobog.

Rekomendasi dan Saran penanganan perbaikannya :

Diperlukan perbaikan tebing sisi Kanan badan jalan dari arah Buyat Molobog
dengan pembuatan dinding penahan sistem berundak (terasering) mulai dari
bagian tebing atas untuk melindungi permukaan badan jalan ke arah bawah
semakin melebar, agar bagunan dapat kokoh dan berumur panjang (puluhan
tahun).

PT. YODYA KARYA Konsultan 1-4


Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

Disarankan desain pondasi bangunan penahan longsoran tanah di sini sangat


diperlukan untuk ditopang oleh angker-angker (pilar pondasi pancang atau bor
pile) sebagai penyangga bangunan atas (upper structure) dinding panahan tebing
agar keamanan dan kekokohan bangunannya dapat dijamin stabilitas dan
keawetan operasionalnya dalam jangka panjang.

(3) Pada Lintasan GL-06

Di bagian paling atas disusun oleh Tuf Breksi lapuk, merupakan tanah longsor,
bersifat kurang padu, tidak tersemen baik, komponen berkomposisi Kerkal
Bongkah Andesit dalam matrik Lempung Lanauan dengan nilai resistivitas true =
1,40 - 5,10 m, tebal 8,0 meter, mengisi lereng tebing sisi kanan jalur jalan Buyat
- Molobog yang telah longsor.

Di bagian bawahnya disusun oleh Tuf Breksi, kompak dan cukup keras, komponen
berkomposisi Bongkah Andesit bercampur Kerakal Andesit dalam matrik tuf halus
menunjukkan nilai resistivitas true = 9,60 - 18,10 m, tebal 19,0 - 42,0 meter,
penyebaran memanjang di bawah Tuf breksi lapuk searah jalur jalan Buyat -
Molobog pada koordinat 0685'386" - 0691'887", menyelimuti lensa-lensa lapisan
lunak hasil pelapukan lanjut (highly weathered) Tuf Lapili pada kedalaman 22,0 -
50,0 meter.

Pada bagian paling bawah disusun oleh Lapisan Tanah Lunak, hasil pelapukan
lanjut (highly weathered) dari Tuf Lapili yang merupakan lapisan lemah, tebal
23,0 meter dengan nilai resisitivitas true = 0,21 - 2,70 m, penyebarannya
membentuk lensa-lensa memanjang di bawah lapisan Tuf Breksi lapuk, dapat
berperan baik sebagai bidang gelincir (sliding plane) yang dapat mengakibatkan
terjadinya gerakan tanah pada lapisan tanah/ batuan lapuk yang menumpang di
atasnya, terutama bila terbentuk tebing curam di dekatnya.

Berdasarkan kondisi keberadaan lapisan tanah lunak di lokasi penyelidikan serta


analisis geologi teknik yang ditemukan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut :

Terdapatnya lapisan tanah lunak yang merupakan landasan dasar badan jalan
Jalur Buyat Molobog di Lintasan GL-06 ditunjang dengan morfologi kemiringan
lereng yang curam pada sisi Selatan (sisi Kanan badan jalan dari arah Buyat
Molobog) ke arah Laut Maluku merupakan faktor utama terjadinya deformasi
(pergerakan/ kerusakan) hampir sepertiga badan jalan mengalami longsoran kuat

PT. YODYA KARYA Konsultan 1-5


Laporan Geolistrik Resistivitas 2D : Longsoran Tanah Jalur Jalan Buyat Molobog dan Matali Torosik

dalam dimensi nyang cukup lebar akibat kejenuhan kandungan air tanah yang
memasukinya oleh kondisi terjadinya hujan deras yang terus-menerus ataupun
disebabkan oleh terjadinya pergerakan masa tanah yang lunak akibat beban
dinamis dari getaran lalu lintas kendaraan setempat, maka menjadi pemicu
terjadinya gerakan tanah pada lapisan dasar dan sebagian badan jalan yang
menutup di atasnya.

Pengamatan kondisi geologi teknik di jalur Jalan Buyat Molobog menunjukkan


bahwa badan jalan menumpang di atas lapisan tuf breksi volkanik (batuan
piroklastik yang tidak tersemen dengan baik) yang telah lapuk lanjut dengan
komponen penyusunnya berukuran kerakal dan beberapa bongkah andesit
berukuran 4 10 cm terikat oleh matrik lanau pasir sedang, kondisi lapisan
batuan yang telah lapuk lanjut ini sangat rentan, sangat mudah tergerus oleh
aliran air maupun jatuhan air hujan deras yang menimpanya, sehingga sangat
mudah longsor terutama jika keberadaannya membentuk tebing-tebing curam,
maka sangat mudah terjadi longsoran tanah yang berukuran relatif besar (luas)
tergantung dari kondisi penyebarannya yang tersingkap di permukaan setempat,
seperti yang telah terjadi pada lokasi penyelidikan di jalur jalan Buyat - Molobog.

Rekomendasi dan Saran penanganan perbaikannya :

Diperlukan perbaikan tebing sisi Kanan badan jalan dari arah Buyat Molobog
dengan pembuatan dinding penahan sistem berundak (terasering) mulai dari
bagian tebing atas untuk melindungi permukaan badan jalan ke arah bawah
semakin melebar, agar bagunan dapat kokoh dan berumur panjang (puluhan
tahun).

Disarankan desain pondasi bangunan penahan longsoran tanah di sini sangat


diperlukan untuk ditopang oleh angker-angker (pilar pondasi pancang atau bor
pile) sebagai penyangga bangunan atas (upper structure) dinding panahan tebing
agar keamanan dan kekokohan bangunannya dapat dijamin stabilitas dan
keawetan operasionalnya dalam jangka panjang.

PT. YODYA KARYA Konsultan 1-6

Anda mungkin juga menyukai