Anda di halaman 1dari 8

APA HADIAHKU UNTUK IBU

Hal yang paling menyenangkan kulakukan setiap sore di rumahku adalah, duduk-

duduk di teras sambil memandang halamanku yang asri. Banyak sekali tanaman

tanaman hias dan lain-lain. Ibuku memiliki halaman yang indah ini dari sebelum

aku lahir. Beliau merawat dan menjaganya dengan sangat telaten dan penuh kasih

sayang. Ya, ibuku seorang penjual bunga dan tanaman hias, juga bibit- bibit

tanaman. Aku bangga pada pekerjaan ibuku. Walaupun hanya sebagai penjual

bunga, tapi kebun ibu membuatku bangga, karena semua temanku yang

berkunjung pasti akan senang melihat banyaknya warna dan keindahan di

halaman rumahku, rumahku menjadi indah, segar dan membuatku bahagia.

Suatu hari sepulang sekolah, Irene, seorang temanku yang ada di sekolah,

memintaku untuk membantunya menghias buket bunga untuk ibunya di

rumahnya. Sambil membantu Irene, aku mengingat-ingat kapan hari Ibu, ternyata

3 hari lagi. dan aku berfikir, hadiah apa untuk ibu. Aku bingung. Saat hari sudah

mulai sore, aku pamit pulang. Sampai dirumah, ibu langsung menyuruh aku

untuk mengganti baju dan makan malam. Aku langsung mengerjakan apa yang

ibu perintahkan. Lalu aku pun belajar karena ada PR yang belum aku kerjakan.

Ibu selalu menemaniku untuk membantuku jika ada soal yang aku anggap tidak

kukuasai. Saat aku selesai mengerjakan, aku pun masuk ke kamar dan tidur

dengan lelap.
Hari itu hari Senin. Pagi-pagi aku sudah siap dengan seragam sekolah yang

lengkap dengan topi, dasi, dan ransel sekolah. Aku pun berpamit dan mencium

tangan kedua orangtuaku, lalu aku menaiki sepeda menuju sekolahku yang

jaraknya dekat dengan rumahku. Aku menyimpan tasku di bangku yang ada di

bagian paling depan, aku sebangku dengan Marine dan Irene. Bel berbunyi

nyaring dan aku langsung duduk di bangkuku. Bu Neli, Wali Kelasku, masuk ke

dalam kelas. Marine sebagai Ketua Kelas segera memimpin doa dan salam.

Setelah itu Bu Neli berkata, Anak-anak, sebentar lagi Hari Ibu. Ibu akan

mengadakan lomba. Pada hari Rabu, Ibu akan mengundang Bunda kalian untuk

hadir disini dan kalian persembahkan hadiah terbaik yang akan kalian berikan

kepada ibu kalian masing-masing. Hadiah yang paling indah dan mengharukan

akan diberi penghargaan . Semuanya pun berbisik-bisik dan tampak

bersemangat dengan lomba ini. Aku juga berpikir apa yang akan kuberi kepada

ibu.

Aku pulang dengan Marine karena Irene ada acara keluarga, aku pun berpisah

dengan Marine saat aku sampai di rumah. Aku mengucapkan Assalamualaikum,

tapi tidak ada yang menjawab. Setelah kucari , kutemukan ibu sedang menyiram

tanaman. aku menyalami tangan ibu dan berniat membantu ibu, setelah itu aku

mengganti baju agar seragam sekolahku tidak kotor, aku berlari menuju halaman

dengan hati-hati karena takut menginjak tanaman lain, kalau terinjak nanti aku

kena marah, deh. Setelah membantu, aku mencuci tangan dan kaki agar tidak

kotor, lalu aku memikirkan kembal hadiahku pada ibu nanti. Akhirnya aku

mendapat ide, kubuat puisi yang kuanggap layak untuk ibu yang layaknya

mentari di kegelapan. Isi puisinya kubuat sederhana dan dikhususkan untuk ibu :
IBU

ibu cahayaku

kau menyinariku

layaknya bintang yang bersinar

di malam gelap

kau nyanyikan

sebuah alunan musik indah

kauberikan kasih sayang

hanya untukku

terima kasih

walau hanya ini puisiku

ini khusus untukmu

Nah, ini dia puisiku, tapi aku mempunyai satu hadiah lain, ini mungkin tidak akan

dikatakan anak kelas 2 sepertiku, satu kalimat yang mungkin akan membuat ibu

makin sayang padaku, satu kalimat yang membuatku bahagia, dimanapun,

kapanpun, keadaan apapun.

Tibalah Hari Ibu. Aku menggandeng tangan ibuku menuju sekolah, aku

bersemangat menuju sekolah sambil membawa amplop pink yang berisi puisi dan

1.000.000 kasih sayang dariku. Aku menunggu giliranku. Teman-temanku satu

persatu memberikan hadiah kepada ibunya masing-masing. Tiba giliranku, aku

maju kedepan bersama ibuku dengan semangat yang berkobar. Ibu tersenyum.
Assalamualaikum warrahmatullahi Wabarokatuh salamku, Ibu, Aku

mempunyai hadiah yang kubuat dari semua kebaikan ibuku, ini hanya sebuah

hadiah sederhana kataku seksama, teman- temanku berbisik-bisik, mungkin

mereka berpikir hadiah sederhana tidak akan jadi pemenang.

Kubacakan puisiku dengan penuh perasaan, dan ibuku tersenyum bahagia. Aku

mengakhiri puisiku, satu hadiah yang ingin aku katakan pada ibu adalah, Aku

Cinta Ibu, kataku sambil memandangi ibuku, ibuku memelukku dengan erat dan

mata berkaca-kaca penuh haru.

Akhirnya tiba pada pengumuman pemenangnya. Bu Neli, guru Wali Kelasku

mengumumkan pemenangnya Pemenang dari hadiah untuk ibu adalahhhhh

NALA........karena kata kata yang indah kata Bu Neli. Aku sangat senang dan

terharu. Ternyata puisi sederhana ku justru yang memenangkan lomba ini. Aku

diberi hadiah berupa piagam, sejumlah uang dan buku cerita anak. Senang hatiku!.

Saat-saat pulang pun tiba, aku langsung berlari menuju rumah dengan

bersemangat. Sudah hampir depan rumahku, tanpa kusadari, ada temanku Lone,

yang melaju kencang mengendarai sepeda dari gang kecil, aku pun tertabrak dan

terjatuh. Ibuku berlari menghampiriku yang tergeletak di jalan, banyak orang

menghampiriku, setelah itu aku tidak ingat apa-apa.

Aku terbangun di sebuah ruangan yang serba putih, aku ingin duduk tapi terasa

sangat sakit. Ibu terkejut dan segera memanggil dokter, Nala............, kata ibu,

aku memegang tangan ibu dan berkata, Aku dimana, bu? Aku baru menyadari

aku ada di rumah sakit ketika dokter masuk. Aku baru bisa pulang sekitar 2 hari

lagi, aku hanya mengalami luka ringan.


2 hari berlalu, aku diperbolehkan pulang. Marine, Irene, Lone, dan Bu Neli

datang ke rumahku. Lone meminta maaf padaku , dan aku maafkan karena aku

tahu bahwa dia tidak sengaja. Aku bersekolah lagi setelah istirahatku, semua

menyambut kedatanganku. Aku belajar seperti biasa . Aku pulang dengan hati

gembira. Aku tidak diperbolehkan membantu ibu menanam tanaman, walaupun

aku sangaaat ingin. Aku hanya bisa melihat dari teras. Tiba-tiba terbersit sesuatu

dalam fikiranku, kemudian berkata, Ibu, bolehkah aku meminta bunga mawar 10

tangkai, dan bunga melati 6 tangkai? tanyaku. Dengan tersenyum, Ibu memberi

semua bunga yang aku inginkan. Aku berjalan masuk ke kamar. Sesampainya di

kamar aku mengikat bunga itu 8 tangkai dengan tali hijau dan memberi pita pink

di tengah ikatan bunga. Kemudian aku pamit kepada ibu untuk pergi ke rumah

Irene. Dengan memakai sepeda aku menuju rumah Irene yang hanya beda 8

rumah dari rumahku. Aku mengetuk pintu rumahnya, Irene membukakan pintu

untukku, Irene aku punya beberapa bunga untuk aku jual. Apakah kamu

membelinya? tawarku. Irene tertarik untuk membeli dan mengiyakan. Dia

membelinya seharga Rp. 10.000,-. Aku sangat senang. Aku semakin

bersemangat. Kemudian aku pun pergi ke rumah Marine dan menawarkan hal

yang sama. Tapi Marine tidak memerlukan bunga. Tapi aku tetap bersemangat.

Aku pun berkeliling dan menjual semua bunga yang ada. Setiap hari aku diam

diam berjualan bunga, sampai akhirnya uangku cukup terkumpul banyak. Akhir-

akhir ini ibu sering meminta pada ayah untuk dibelikan kue, tapi ayah tidak

pernah sempat. Apa ya yang paling ibu inginkan? tanyaku dalam hati. Sambil

terus berfikir, aku pergi ke kamar untuk mengambil tabunganku hasil berjualan

bunga, Kemudian aku melihat ada sebuah kotak kecil berwarna pink muda, aku
membukanya dan isinya kosong. Terbesit sebuah ide di kepalaku. Aku

mendatangi ibuku yang sedang beristirahat menonton TV. Ibu, aku punya

hadiah untuk ibu, kataku. Ibu terlihat senang dan tersenyum, Apakah itu,

Nala? tanya ibu. Aku pun memberikan amplop yang aku isi dengan semua uang

hasil jerih payahku berjualan bunga dan kotak pink itu. Aku sambil berkata,Ibu,

karena aku tidak bisa membantu ibu di kebun bunga, kemarin-kemarin aku

berjualan bunga, dan ini hasilnya, dan kupersembahkan untuk Ibu agar Ibu bisa

membeli apa yang ibu inginkan, Ibu pun menangis bahagia. Kemudian beliau

membuka kotak pink itu dan menemukan kertas bertuliskan Aku Sayang Ibu,

selama lamanya yang telah aku hias dengan indah. Ibu kembali memelukku

dengan erat sambil berkata Nala, anakku, sayang......terima kasih atas semua

hadiah indah ini ya........ibu sangat bahagia....tapi tahukah kamu, Dirimu dan kasih

sayangmulah hadiah terindah yang pernah Ibu terima dalam hidup Ibu, dirimulah

yang paling berharga dan selalu memberikan kebahagiaan dalam hidup

Ibu......Terima kasih ya, sayang.....

Akhirnya kami erpelukan bahagia. Hari itu adalah saat yang paling

membahagiakan dalam hidupku. Kini aku tahu apa hadiah terbaik yang pernah

aku beri kepada Ibu dan akan selalu aku berikan, yaitu Cinta, Kasih dan Sayangku

pada ibu, selama-lamanya................

Tamat......
NAMA : ALYSSA RAHMA PUTRINAYA

SEKOLAH : SD ISLAM AL AZHAR 30 BANDUNG

KELAS : 4 IBNU NAFIS

Anda mungkin juga menyukai