(Volume) SI-2014-285229-chapter1 PDF
(Volume) SI-2014-285229-chapter1 PDF
PENDAHULUAN
2
3
Dalam proyek ini akan dilakukan kajian dan hitungan volume stockpile
menggunakan 3 jenis perangkat lunak yaitu ; Minescape Mincom 4.119, Surpac
Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009. Data stockpile yang
digunakan berasal dari PT. TANITO COAL site PT. Riau Bara Harum dengan
jumlah tumpukan stock coal sebanyak 20 buah.
I.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari
proyek ini adalah :
1. Menghitung volume stockpile batubara metode cut and fill menggunakan
Minescape Mincom 4.119, Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land
Development Desktop 2009.
2. Melakukan komparasi perhitungan volume stockpile batubara
menggunakan metode cut and fill pada masing-masing perangkat lunak
tersebut.
I.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah didapatkannya nilai hasil
hitungan volume menggunakan beberapa perangkat lunak serta dapat memberikan
informasi kepada pengguna untuk menentukan pilihan perangkat lunak dalam
pekerjaan perhitungan volume stockpile.
4
I.5.1. Stockpile
Stockpile merupakan suatu tumpukan material yang menjadi tempat
penyimpanan sementara sebelum dilakukan distribusi. Untuk tambang batubara
sendiri, material yang terdapat pada stockpile didapat dari hasil dumping ataupun
dari conveyor. Biasanya lokasi stockpile terletak di daerah yang strategis sehingga
mudah untuk didistribusikan misalnya di dekat daerah eksploitasi atau di dekat
pelabuhan. Bentuk dari stockpile dapat dilihat pada gambar I.1.
Setiap stockpile memiliki fungsi yang berbeda. Stockpile yang dekat dengan
area eksploitasi biasanya dijadikan daerah Coal Preparation Plan ( CPP ). Fungsi
area CPP adalah untuk mempersiapkan batubara agar sesuai dengan standar
spesifikasi kelayakan batubara. Di area ini terdapat aktivitas penumpukan material,
pembersihan material, dan pencucian material.
melakukan interpolasi titik-titik baru dari data titik yang diberikan atau menghitung
data lain. (Linkwitz, 1970)
DTM sendiri dapat diartikan sebagai representasi ketinggian dari suatu
continuous terrain atau permukaan (tanpa ada feature alam dan hand made) dalam
bentuk digital atau numeris, dalam sistem koordinat X, Y, Z. Pengertian DTM
mencakup tidak hanya tinggi (height) dan elevasi (elevation), tetapi juga unsur-unsur
morfologi yang lain seperti garis sungai, dsb. (Dipokusumo dkk, 1983). Ilustrasi
DTM ditunjukkan pada gambar I.2.
Secara teoritis, pendekatan ini cocok untuk pola data teratur atau tidak ter
teratur,
karena hanya terkait dengan titik
titik-titik
titik individu. Namun, sejauh ini proses penentuan
batas-batas
batas wilayah dipengaruhi oleh setiap titik yang berdekatan, perhitungan akan
jauh lebih sederhana jika pola permukaan dibuat teratur seperti kotak persegi,
segitiga
gitiga sama sisi, segi enam, dll. Pendekatan ini sering digunakan pada (misalnya,
perhitungan total volume air, batu bara, dll). (Li Zhilin dan Gold,2005)
1.5.2.2. Triangle-based
based modeling (TIN).. TIN adalah salah satu metode untuk
merepresentasikan suatu surface (permukaan) dalam bentuk jaring jaring segitiga
(Li Zhilin dan Gold,2005). Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam
titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada
node sebagai ujung sisi sisi segitiga dann tiga titik lainya merupakan titik luar yang
membentuk jaring segitiga lain.
Konsep pembentukan TIN didasarkan pada delaunay triangulation. Delaunay
triangulation merupakan suatu metode untuk membangun geometri segitiga dimana
metode ini memaksimalkan su
sudut
dut minimum dari semua sudut segitiga tersebut.
Gambar I.4 menyajikan pembentukan TIN dengan konsep Delaunay triangulation.
7
1.5.2.3. Grid-based
based modeling
modeling. Pada grid-based modeling titik-titik
titik tersebar
secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM) dalam
interval tertentu. Titik DTM dapat berupa titik sampel maupun titik hasil interpolasi.
Permukaan model digital terbentuk oleh grid yang menghubungkan titik
titik-titik DTM
yang dapat dilihat pada gambar I.5
I.5.3.1. Metode garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama, sehingga bidang yang dibentuk oleh
sebuah garis kontur adalah merupakan bidang datar. Luas penampang ditentukan
dengan luasan yang dibatasi oleh suatu garis kontur, sedangkan beda tinggi atau jarak
antar penampang ditentukan dari interval garis kontur, yaitu beda tinggi antara dua
garis kontur yang berurutan.
Penentuan volume dengan menggunakan garis kontur dapat ditentukan dengan
mengguanakan rumus end areas untuk setiap dua buah tampang yang berurutan.
Metode ini juga dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan
kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal. Gambar I.6 merupakan
ilustrasi penentuan volume menggunakan metode garis kontur
I.5.3.2. Metode irisan melintang ((cross section).. Irisan melintang diambil tegak
lurus terhadap sumbu proyek dengan interval jarak tertentu dalam metode ini.
Metode ini cocok digunakan untuk pekerjaan yang bersifat memanjang seperti
perencanaan jalan raya, jalan kereta api, saluran, penanggulan sungai,penggalian pipa
dan lain-lain.
Cara penentuan vo
volume dengan metode melintang dibagi
bagi menjadi beberapa
metode yaitu:
1. Metode potongan melintang rata
rata-rata
Dalam rumus ini volume didapat dengan mengalikan luas rata
rata-rata
dari irisan yang ada denga
dengann jarak antara irisan awal dan akhir.
Apabila irisan
irisan-irisan tersebut , , , .. , dan jarak
antara irisan ke = D maka :
..
Volume = V = . D . (I.2)
Gambar I.8. Penentuan volume dengan metode jarak rata-rata (Irvine, 1995).
3. Metode Prismoida
Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode
metode-
metode yang lain. Prisma adalah sebuah bangun yang bidang sisi
sisi-sisinya
berupa bidang datar, sedangkan bidang alas dan atasnya sejajar. Rumus
prismoida dinyatakan dengan persamaan:
11
AM = (I.5)
segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma
dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu design surface dan base
surface. Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya
sedangkan base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas.
Visualisasi penghitungan volume pada satu sampel jaring segitiga dapat dilihat
pada gambar I.10.
Gambar I.10 Visualisasi penghitungan volume dengan metode cut and fill
(Geodis-Ale, 2012)
Gambar I.10 menunjukan bahwa volume total dari suatu area dihitung dari
penjumlahan volume semua prisma. Volume prisma dihitung dengan mengalikan
permukaan proyeksi (Ai) dengan jarak antara pusat massa dari dua segitiga yaitu
desain surface dan base surface (di). Rumus penghitungan volume dengan prism
method dapat dilihat pada rumus I.6.(Geodis-Ale, 2012)
Keterangan :
Vi :Volume prisma
Ai : Luas bidang permukaan proyeksi
di : Jarak antara pusat massa dua segitiga surface desain dan base desain.
13
Rumus penentuan volume di atas secara terperinci dapat dijelaskan oleh rumus
triangular prism dan rectangular prism yang dikemukakan oleh Pfilipsen. Rumus
rectangular prism dapat dilihat pada persamaan (I.7) dan( I.8) (Pfilipsen, 2006).
( )
hm = ..(I.7)
V = F x (hm ho)..(I.8)
Keterangan :
V : Volume total
F : Luas permukaan keseluruhan
hm : Tinggi rata rata vertex
ho : Tinggi pada bidang referensi horizontal
Keterangan :
i : segitiga ke-i
n : jumlah seluruh segitiga
hi1, hi2 : tinggi tiap titik pada satu segitiga
hmi : tinggi rata-rata dari satu segitiga
V : volume objek
Vi : volume dari satu segitiga
Fi : area dari satu segitiga
14
I.5.4. Boundary
Boundary adalah pembatas berupa file string yang tertutup. Boundary dipakai untuk
membatasi suatu daerah perhitungan volume pada metode cut and fill, atau dapat
juga digunakan menjadi batas desain area pertambangan
1. Projects
2. Prototypes
3. Templates
4. Setup profile
5. Settings
6. Menu Paletters
I.5.5.1. Tipe data. Beberapa cara input data pada perangkat lunak AutoCAD
Land Development Desktop yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Pendigitasian dokumen grafik dengan menggunakan alat bantu keyboard
atau petunjuk layar setelah ada permintaan pada waktu melakukan
penggambaran tertentu.
2. Menggunakan file standar pertukaran data yang mampu dihasilkan oleh
kebanyakan system CAD (Computer Aided Design), yang disebut file DXF.
3. Pemasukkan data menggunanakan proses import point dari file dengan
format tertentu seperti CSV,TXT, atau XLS.
I.5.6.1. Tipe data. Format file data yang dapat digunakan dalam perangkat
lunak Surpac 6.1.2 Gemcom, yaitu :
1. Supac Files formatnya meliputi .mdl, .DTM, .str
2. Block Model Files formatnya meliputi .eco, .con, .res, .mod, .mdl, .fbm,
.bmr
3. Database Files formatnya meliputi .txt, .csv, .rej, .dbc, .sdb, .dsc, .ddb
4. Plotting Files formatnya meliputi .pf, .lf, .cf, .dwf
5. Macro And Script Files formatnya meliputi .tbc, .cmz, .cmd, .tcl18
6. External Text Files formatnya meliputi .txt, .csv
7. String Files formatnya meliputi .str
18
Base
surface
Design
surface
Hal yang paling mendasar dari desain minescape adalah fitur-fiturnya yang
terbuka dan dapat diperluas. Lingkungan minescape mendukung beberapa produk
dengan fungsi yang spesifik yang memungkinkan Anda secara interaktif membuat
dan mengembangkan model-model geologi dan rancangan tambangan secara detail
dan tiga dimensi (3D). Minescape dirancang untuk digunakan oleh semua profesional
tambang seperti surveyor, geologist, dan mine engineer. Fleksibilitas yang dimiliki
oleh minescape memungkinkannya untuk digunakan dalam perencanaan tambang
jangka pendek dan jangka panjang untuk tambang batubara maupun bijih.
I.5.7.1. Tipe data. Format data dan file yang digunakan dalam perangkat lunak
Minescape 4.119 adalah:
1. DXF format menggunakan ekstensi file .dxf
2. AS2482 dan ASCII menggunakan ekstensi file .txt, .csv, .prn, .xls
3. Surpac menggunakan ekstensi file .str, .dtm.
4. Triangle atau DTM menggunakan ekstensi file .tri, .edg, .vrt
5. Tabel Files menggunakan ekstensi file.tab, .tmp
Perangkat lunak ini juga mampu mengimport dari format file lain seperti : M2
Blocks, Load, M2 Limit, M2 Culture, M2 Fault Plots, Vulcan, Moss-Genio, Surpac,
Microlynk, dan Features.
merupakan triangle yang dijadikan sebagai alas. Beberapa tool yang digunakan
dalam perhitungan besarnya volume yang digunakan pada perangkat lunak
Minescape 4.119, yaitu triangle volume dan triangle cut and fill. Gambar I.13
menggambarkan design 2 triangle dalam proses perhitungan volume menggunakan
triangle cut and fill.
Tipe data CSV, TXT dan XLS String file TXT, CSV dan PRN
Format data output Hanya terbatas pada Format data berupa Format data berupa
format data dxf dan string, DTM, geo triangles tlf, Design
dwg database serta tab file dgn, surface, tml,
serta tab file
( )
t hitung = .( I.12 )
( ) ( )
Keterangan rumus :
dan : Jumlah sample
dan : Rerata sample ke-1 dan ke-2
: Simpangan baku
dan : Variansi sample ke-1 dan ke-2
t hitung mempunyai Distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar + 2.
hipotesis kemudian dituliskan sebagai berikut :
Ho : Hitungan volume perangkat lunak A tidak berbeda signifikan dengan
hitungan volume perangkat lunak B
Ha : Hitungan volume perangkat lunak A berbeda signifikan dengan hitungan
volume perangkat lunak B
Ho (hipotesis nol) diterima jika (-t /2 < t hitung < t /2) yang ditunjukkan
pada gambar I.14 berikut ini.
/2 /2
100-
-t /2 t /2
Jika t hitung ada pada daerah yang tidak diarsir maka volume yang dihitung
menggunakan perangkat lunak A tidak berbeda signifikan dengan volume yang
dihitung dengan menggunakan perangkat lunak B