Anda di halaman 1dari 3

Sifat-sifat Syyaidina Umar bin Khatab R.

8 Votes

Syyaidina Umar bin Khathab

Bismillahir Rahmanir Rahiim

Allahumma sholi ala Syyaidina Muhammadinni fatihi lima ughliko walkhotimi lima
sabaqo wanasiril haqo bilhaqqi walhadi ila shirotikal mustaqiim washolallahu alaiihi
waala alihi washobihi haqqo qodrihi wamiqdarihil aziim.

Sementara itu tentang diri Umar bin Khaththab,.ra, maka ada Hadis yang diriwayatkan dari Nabi
saw., bahwa beliau pernah bersabda:

Sungguh dalam umat-umat (terdahulu) terdapat orang orang yang dibisiki (muhaddatsin) dan
diajak bicara oleh Allah Swt (mukallamin). Kalau dalam umat ini ada, maka ia adalah Umar r.a.
Sebagian orang yang memiliki kepahaman tinggi, ditanya tentang apa yang dimaksud
muhaddatsun? Maka ia menjawab, bahwa Muhaddatsun adalah tingkatan kaum shiddiqun yang
paling tinggi.

Bukti-bukti yang menunjukkan adalah sebagaimana yang diriwayatkan, bahwa suatu saat ia
sedang berkhotbah. Kemudian ia berteriak di tengah-tengah khotbahnya, Wahai Sariyah!,
gunung, gunung! Saat itu Sariyah bin Hishn sedang memimpin pasukan perang yang berada di
ambang pintu Nahawand. Sementara di .depannya ada musuh yang jauhnya masih memakan
perjalanan sekitar satu bulan. Kemudian ia mendengar suara Umar, lalu ia dengan pasukannya
mulai bergerak menuju ke gunung, dan akhirnya mereka menang mengalahkan musuhnya.

Ditanyakan kepada Sariyah bin Hishn, Bagaimana engkau tahu hal itu? Ia menjawab, Aku
mendengar suara Umar r.a. berteriak, Wahai Sariyyah, gunung, gunung! (H.r. al-Baihaqi dari
Amr bin al-Harits).
Diriwayatkan dariAbu Utsman an-Nahdi yang berkata, Saya pernah melihat Umar mengenakan
baju yang ditambal dua belas tambalan saat ia sedang berkhotbah. (H.r. Malik dari Anas).

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a. yang berkata, Semoga Allah memberi rahmat
kepada orang yang menunjukkan aibku kepadaku.
Diriwayatkan dari Nabi saw. yang bersabda:
Setan akan menyingkir dari bayang-bayang Umar r.a.
(H.r. Bukhari-Muslim dari Saad bin Abi Waqqash, dan Ibnu Asakir dari Aisyah).
Dikisahkan, bahwa Umar pernah mengambil jerami dari tanah, kemudian berkata, Andaikan
aku tidak pernah dilahirkan ibuku, andaikan aku jerami ini dan andaikan aku tidak pernah wujud
apa pun..

Diriwayatkan dari Umar ra. yang berkata, Setiap kali aku ditimpa suatu musibah tentu Allah
akan memberikan empat kenikmatan dalam musibah tersebut: Sebab musibah itu tidak menimpa
agamaku, dan musibah itu tidak lebih besar daripada yang menimpaku. Sedangkan aku masih
bisa ridha dengan musibah yang menimpaku, dan aku berharap pahala dari musibah itu.

Umar r.a. berkata, Andaikan sabar dan syukur itu dua ekor kendaran unta maka aku tidak akan
peduli mana yang akan aku tunggangi.
Suatu ketika ada seseorang datang kepada Umar r.a. yang mengadukan kefakirannya. Kemudian
Umar bertanya kepadanya, Apakah Anda masih memiliki makanan untuk makan malam
Anda?

Ia menjawab, Ya! Umar berkata, Berarti Anda bukan orang fakir.


Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib yang berkata, Tidak ada seorang pun di muka bumi ini
yang paling aku cintai untuk berjumpa dengan Allah dengan wajah yang sama kecuali orang
yang berkepribadian tenang ini, Umar.
Diriwayatkan, pada suatu hari Ali bin Abi Thalib pernah melihat Umar r.a. lari di saat tengah
hari. Lalu Ali bertanya tentang alasan apa yang membuatnya lari di tengah hari. Maka ia
menjawab, Aku telah menghilangkan unta sedekah (zakat), kemudian aku pergi untuk
mencarinya. Maka Ali berkata, Wahai Amirul Mukminin engkau akan memberatkan para
khalifah sesudahmu.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj rahimahullah berkata: Orangorang ahli hakikat banyak
mengambil suri teladan dari Umar dan menjadikannya sebagai referensi dari berbagai makna
khusus dari perilaku Umar, seperti memilih mengenakan pakaian bertambal dan kasar,
meninggalkan kesenangan nafsu, menghindari syubhat dan menampakkan kemuliaan-kemuliaan
(karamat), tidak peduli terhadap orang yang mencacinya ketika kebenaran harus ditegakkan dan
kebatilan harus dimusnahkan, memberikan persamaan hak antara orang-orang yang dekat dengan
mereka yang jauh, berpegang teguh pada yang lebih berat dalam hal ketaatan kepada Allah dan
riwayat-riwayat lain dimana bila kita uraikan akan menjadi panjang.

Adapun riwayat yang menyatakan.bahwa Umar melihat sekelompok manusia yang sedang
duduk-duduk di masjid, kemudian ia perintah untuk mencari pekerjaan (rezeki), dan juga
suratnya yang dikirimkan kepada Salman, adalah barangkali karena ia tahu mereka tidak mampu
melakukan duduk di masjid sebagaimana mestinya. Mereka tamak terhadap apa yang ada di
tangan orang lain, atau mungkin sebab-sebab yang lain. Oleh karenanya ia memerintah mereka
untuk mencari pekerjaan. Sebab Nabi saw., Abu Bakar dan Umar r.a. telah melihat Ashhabush-
Shuffah. Mereka adalah sekelompok orang yang jumlahnya sekitar tiga ratusan orang yang
tinggal di masjid, namun Nabi, Abu Bakar dan Umar juga tidak membenci mereka dan tidak
memerintah mereka keluar dari masjid untuk mencari nafkah.

Diriwayatkan dari Umar, bahwa ia pernah berkata kepada saudaranya, Zaid bin Khaththab di saat
perang Uhud, Jika engkau mau, lepas saja baju besi yang aku kenakan ini kemudian engkau
pakai. Zaid menjawabnya, Saya juga senang mati syahid, sebagaimana engkau juga
menyukainya.
Ini suatu isyarat yang sangat agung dari mereka, yang menunjukkan hakikat tawakal.

Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang semisal Namun sedikit yang kami sebutkan ini kami
anggap cukup.
Diriwayatkan dari Umar yang mengatakan, Aku menemukan ibadah dalam empat macam:
Pertama, menunaikan perintah Allah.
Kedua, menjauhi yang diharamkan Allah.
Ketiga, memerintah kebaikan demi mengharap pahala dan Allah.
Keempat, mencegah kemunkaran karena takut murka Allah

Anda mungkin juga menyukai