Anda di halaman 1dari 82

Manfaat Wudhu, Rahasia Kecantikan

Wajah
Sahabat Ummi, setiap harinya kita akan berwudhu setidaknya minimal lima kali
sebelum melakukan shalat Fardhu. Karena wudhu sebagai syarat sahnya shalat.
Selain itu ternyata wudhu dapat mempercantik wajah. Mari simak
penjelasannya

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci
(berwudhu) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya
Malaikat itu akan berucap Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur
di malam hari dalam keadaan selalu suci. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)

Ulama fiqih menjelaskan bahwa wudhu merupakan upaya untuk memelihara


kebersihan. Daerah yang dibasuh dengan air wudhu seperti tangan, daerah muka,
dan kaki merupakan bagian yang paling banyak bersentuhan dengan benda-
benda asing, termasuk kotoran. Oleh karena itu, daerah tersebut harus dibasuh
untuk menghindari penyakit kulit yang umumnya sering menyerang permukaan
kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan seperti sela-sela jari tangan, kaki, dan
belakang telinga.

Dokter musthafa syahatah, Dekan Fakultas THT di Universitas Alexsandria


mengatakan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit
dibanding orang yang tidak berwudhu. Ketika ber-istisnaq (menghirup air dalam
hidung), dapat mencegah timbulnya penyakit dalam hidung.

Dengan mencuci kedua tangan, kita dapat menjaga kebersihan tangan. Kita juga
bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu. Selain itu, kita juga
bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki kita, artinya dengan
sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, psikiater dan neurology dari Austria,
menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang wudhu. Ia mengemukakan
bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka, yaitu dahi, tangan, dan kaki. Pusat-
pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar.

Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul
menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini
banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan
terserap oleh kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu),
maka bahan kimia tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat
membuat seseorang menjadi tampak lebih muda.
Mari kita rajin berwudhu. Agar tetap cantik, awet muda dan selalu terjaga
kesuciannya.

kumpulan tentang cerita cerita islami dan kisah kisah nabi dan para
sPenyesalan yang indah
setiap ada kematian rasul tidak pernah melewatkan mengurus jenazahnya..mulai
memandikan hingga menguburkan bahkan menyempatkan waktunya sejenak untuk
singgah di rumah orang yang di tinggalkan.
suatu hari setelah pulang dari kubur , rasul seperti biasanya singgah sejenak di rumah
keluarganya yang ditinggal.beliau bertanya kepada si istri dari orang yang meninggal.
"adakah wasiat atau ucapan yang dikatakan suamimu sebelum dia meninggal ?"
"tidak ada ya rasul,namun saat sakaratul maut di mengucapkan sesuatu , saya tidak tahu
apa maksudnya entah itu hanya igauan orang yang sakaratul maut saja !"
"apa yang ia ucapkan ?"
"saat sakaratul mau ia mengucapkan..andai lebih panjang...andai masih baru...andai
semuanya..!!"
rasul tersenyum lalu berkata
"maukah kamu ku jelaskan terusan perkataan suamimu ?"
semua kerabat yang tadinya berpencar kini langsung mnedekat , mengerubungi rasul
seolah tak sabar ingin mendengarkan penjelasan rasul
"begini ceritanya..." sambung rasul
"suatu hari ketika hendak pergi ke masjid untuk sholat jumat , suamimu melihat orang buta
yang bejalan terhuyun2 , terantuk batu dan ingin pergi ke masjid untuk sholat jumat juga ,
lalu suamimu menuntun dengan sabar dan lamah lembut sehingga orang buta itu sampai
dengan selamat di masjid. karna itulah saat sakaratul maut suamimu melihat balasan dari
perbuatanya ....jadi dia berkata andaikan lebih panjang jalan menuju masjid niscaya
balasan pasti lebih besar lagi !!"
si istri pu tersenyum girang
"lalu apa maksud dari perkataan yang kedua ya rasul ??"
"maksud dari ucapan yang kedua , suatu pagi ketika suamimu hendak pergi sholat subuh ,
ketika itu cuaca sangat dingin , dia meliaht seorang tua yang hampir mati kedinginan lalu
suamimu melepas mantel yang dipakainya untuk di kenakan kepada orang tua tersebut .
karna itulah ketika sakaratul maut, suamimu melihat balasan perbuatan...jadi dia
berkata ...andaikan masih baru ...mantel itu tentu balasan lebih besar lagi..."
semakin giranglah si istri
"nah kata yang terkhir , tentu kamu masih ingat suatu ketika suamimu pulang dalam
keadaan lapar dan kamu menyuguhkan sepotong roti dan daging tiba2 datanglah seorang
musyafir yang mengetuk pintu dalam kondisi lapar lalu suamimu memotong roti isi daging
itu menjadi dua dan di berikan pada musyafir tersebut...karna itu ketika sakaratul maut dia
meliaht begitu besar balasan yang akan diterimanya..dia berkata andaikan semuanya
...kuberikan..tentunya balasan akan lebih besar dari ini...."

Penyakit Hati : Buruk Sangka


Allah Swt berfirman,
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurt [49]: 12).
Hati yang jernih, bening, dan bersih akan terpancar dari perilaku sehari-hari. Tidak ada buruk sangka,
yang ada kasih sayang terhadap sesama, berbaik sangka terhadap Allah Swt, juga terhadap sesama
saudara. Sebaliknya, jika hati kotor, maka yang ada adalah penyakit-penyakit hati yang mengerikan.
Salah satunya adalah buruk sangka.
Buruk sangka dalam istilah Al Quran dikenal dengan Suudhan dan sebaliknya, istilah untuk baik sangka
adalah husnudhan. Keduanya merupakan prasangka terhadap sesuatu atau seseorang.
Jika kita mengawali hari dengan buruk sangka, bukannya dengan doa-doa yang Rasulullah Saw ajarkan,
maka yang akan terjadi adalah banyaknya kesalahan yang akan kita lakukan di sepanjang hari tersebut.
Pasangan suami istri yang saling berburuk sangka, keduanya akan sibuk dengan pikiran masing-masing,
hati tidak menentu. Akhirnya berpengaruh pada kualitas hidup rumah tangga mereka hingga
mengabaikan anak-anak mereka. Tugas dan kewajiban yang seharusnya menjadi prioritas utama menjadi
terbengkalai karena sangkaan yang bukan-bukan dan tidak ada buktinya.
Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak berburuk sangka. Namun, bukan berarti Islam melarang kita
untuk bersikap waspada atau berhati-hati dalam menyikapi situasi. Jika kita berada di dalam lingkungan
orang-orang shaleh, kenapa kita harus berburuk sangka terhadap mereka. Jika ada yang mengetuk pintu
rumah kita dan kita yakin bahwa yang mengetuk itu adalah saudara kita yang baik akhlaknya, kenapa
tidak kita ajak mereka untuk masuk dan berbincang di dalam rumah kita?
Begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan sekitar kita terkenal dengan kejahatan dan kemaksiatan, maka
sebaiknya kita mewaspadai segala bentuk situasi yang ada. Bersikap hati-hati itu perlu, tapi tidak berarti
kita harus berburuk sangka pada orang di sekitar kita. Namun, Kita pun perlu berhati-hati, jangan sampai
kita beranggapan bahwa orang lain telah berburuk sangka kepada kita. Karena jika demikian, maka
kitalah yang telah berburuk sangka kepadanya.
Siapapun bisa terjangkit penyakit hati ini. Oleh karenanya, jika kita ingin terhindar dari kebiasaan
berprasangka buruk terhadap sesuatu atau seseorang, bahkan berprasangka buruk terhadap Allah Swt,
cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah berbaik sangka.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah Swt. Jika niat kita untuk memperbaiki diri itu kuat, disertai dengan
usaha maksimal, maka bukan mustahil kita akan hidup dalam kebahagiaan tanpa ada prasangka buruk.
Melatih diri untuk mencari seribu satu alasan positif dalam memaklumi sikap atau perilaku orang lain
adalah salah satu cara agar kita terhindar dari buruk sangka.
Saat ucapan salam kita tidak dijawab oleh orang lain, maka berbaik sangkalah, siapa tahu mereka tidak
mendengar ucapan salam kita. Atau, ketika ada imam shalat yang membaca surat selain surat-surat dari
Juz Amma dengan lantunan suara yang sangat bagus, maka jangan berburuk sangka bahwa dia
berbuatriya. Tanamkanlah dalam hati dan pikiran kita bahwa dia melakukan hal itu karena memang
itulah yang patut dia lakukan dan bahwa dia melakukannya dengan niat ikhlas karena Allah Swt.
Jadi, latihlah hati dan pikiran kita untuk memikirkan segala hal yang positif. Kita mendengar ceramah di
masjid, jika hati dan pikiran kita jernih, maka kita akan bertambah ilmu dan akhlak kita akan semakin
baik. Kita pun tidak disibukkan dengan prasangka yang bukan-bukan terhadap penceramah. Pikiran dan
hati kita menjadi tenang.
Kalaupun kita ada dalam kesulitan ekonomi, jika kita tidak berburuk sangka kepada Allah Swt dan orang-
orang di sekitar kita, maka kita tidak akan merasa dunia ini sempit. Kita mampu melewatinya dengan
tetap menjaga perilaku kita. Selain akhlak kita terpelihara, kemuliaan kita juga akan tetap terjaga.
Dengan menghindari kebiasaan berburuk sangka, selain akan baik dalam pandangan manusia, yang
utama adalah baik dalam pandangan Allah Swt.

Hati yang tulus


Dikutip dari buku Agar Hidup Allah yang Urus Jurus 5-us
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Saw bersabda,

Sungguh, dalam jasad ada sekerat daging. Jika ia baik, akan baik seluruh jasad. Sebaliknya jika buruk,
seluruh jasad akan menjadi buruk. Sekerat daging itu adalah qolbu (hati). (HR. Bukhari Muslim)

Saudaraku, jadikanlah hati kita senantiasa tulus dalam setiap amal perbuatan. Jadikanlah ia hanya tertuju
kepada Allah Swt semata. Karena jika amal perbuatan yang kita lakukan tidak berdasar ketulusan
mengharap ridha-Nya, melainkan mengharapkan pujian manusia, maka rusaklah nilai atau kualitas dari
amal tersebut.

Demikian pula dalam hal menjemput rezeki. Jagalah hati agar senantiasa tulus dalam menjemputnya.
Niatkan bekerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Jangan risaukan rezeki, karena sesungguhnya itu
sudah diatur oleh-Nya, sebagaimana beberapa contoh yang diulas di bagian awal buku ini. Kewajiban kita
adalah berikhtiar sebagai wujud ketaatan kita kepada-Nya.

Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya syukur manakala sudah mendapat
rezeki. Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya sabar ketika rezeki kita ditunda.
Jangan pula takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya ridha ketika Allah Swt
mengambilnya kembali.

Oleh karena itu, janganlah gentar menghadapi hidup ini, sedahsyat apapun masalah yang kita hadapi,
sesulit apapun masalah ekonomi yang kita alami, Allah Swt sudah tahu dan sudah mengukur masalah
kita itu. Allah Swt akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita, sebagaimanai ketika kita masih berada
di dalam rahim ibu atau saat kita bayi dulu.

Jika hati kita tulus dan bersih, Allah Swt berfirman,


..Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan,
dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, barang siapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.. (QS. Ath Thalaaq [65]: 2-3).

Jika kita sudah yakin bahwa Allah Swt yang menjamin rezeki kita maka kita tidak akan pernah
ketergantungan kepada makhluk-Nya. Kita juga tidak akan bekerja dengan mencari pujian, sanjungan
dan penghargaan dari sesama manusia. Karena manusia tidak pernah bisa memberikan rezeki kepada
sesamanya. Manusia hanyalah perantara atau jalan semata. Pemberi rezeki itu tetaplah Allah Swt Seperti
contoh saat kita bayi dahulu. Orang tua bukanlah yang memberikan rezeki kepada kita. Mereka hanyalah
perantara saja atas rezeki yang datang dari kasih sayang Allah Swt kepada kita.

Oleh karena itu, jika kita ingin rezeki kita diurus oleh Allah, lepaskanlah hati kita dari unsur-unsur
keinginan dipuji dan disanjung oleh manusia. Lepaskanlah niat menguasai duniawi. Tetapkanlah niat kita
dalam mencari rezeki itu hanya karena ibadah kepada Allah Swt semata.

Lakukanlah hal yang benar dan baik hanya karena mengharap ridha Allah Swt. Berharaplah imbalan
hanya dari Allah Swt semata. Jika Allah Swt berkehendak untuk menyegerakan rezeki kita, maka tidak
ada sesuatu apapun dan makhluk apapun yang bisa menghalang-halanginya.

Allah Swt berfirman,

..Dan jikalau Allah menghendaki kebaikan (rezeki) untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangi-
Nya, kebaikan itu diberikan oleh-Nya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang . (QS. Yunus [10]: 107).

AaGym.

Tobat Terus Menerus


dikutip dari buku Agar Hidup Allah yang Urus Jurus 5-us
Ketika seseorang mengendarai mobil. Kemudian hujan sangat deras dan pembersih atau kipas kaca tidak
berfungsi maka ia pun dilanda gelisah dan khawatir. Kegelisahan dan rasa khawatir itu tentu bukan
karena tidak ada jalan, melainkan karena ia tidak bisa melihat jalan. Lalu , apa yang harus ia lakukan,
apakah memikirkan jalan ataukah membersihkan kaca duhulu? Tentu jawabannya adalah yang
kedua. Nah, seperti itulah taubat.
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan
untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah mengarunianya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya. (HR.Ahmad).

Ketika kita merasa bahwa rezeki kita susah, maka yang harus segera kita lakukan adalah memeriksa ke
dalam diri kita. Karena sesungguhnya yang menjadi penghalang bertemunya kita dengan rezeki adalah
dosa-dosa kita. Demikian pula dengan jalan keluar bagi masalah-masalah kita. Sebenarnya jalan keluar
itu sudah ada, sebagaimana rezeki kita itu juga sudah ada. Namun, kita akan sulit menemukannya
karena suatu penghalang yang bernama dosa.
Lalu, apa yang harus kita lakukan jika ingin bertaubat atas dosa-dosa kita? Ada beberapa syarat agar
taubat kita diterima Allah Swt.
Syarat pertama, penyesalan. Taubat adalah penyesalan. Semakin besar rasa penyesalan seorang pelaku
dosa, itu bagaikan sedang diperas segala kotoran dosa dari dirinya hingga benar-benar habis dan kering.
Syarat kedua, memohon ampunan atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Sebagai contoh
adalah nabi Adam AS. Langkah pertama yang beliau lakukan setelah melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan Allah Swt adalah bertaubat. Beliau berdoa,

Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al Araf [7]: 23).

Karakter orang yang bertaubat adalah dirinya tidak melihat kesalahan yang dilakukan orang lain
terhadapnya. Dia hanya fokus pada kesalahan yang telah ia lakukan. Seperti pelajaran yang bisa kita
ambil dari kisah nabi Adam AS ini. Beliau telah ditipu oleh iblis, tapi beliau tidak menyalahkan iblis atas
kesalahan yang beliau lakukan. Beliau juga tidak menyalahkan Hawa yang telah menemaninya makan
buah yang dilarang oleh Allah Swt.
Demikian juga kisah nabi Yunus AS. Beliau merasa tidak sabar menghadapi pembangkangan yang
dilakukan kaumnya terhadap kebenaran yang beliau bawa. Beliau pun pergi meninggalkan mereka.
Beliau melakukan perjalanan dengan menumpang sebuah kapal, mengarungi lautan. Di tengah lautan
luas, kapal yang mereka tumpangi diterjang topan badai hingga kapal itu terancam karam.
Para penumpang kapal sepakat bahwa kapal harus dikurangi bebannya, dan mereka bersepakat akan
mengundi siapa di antara mereka yang akan dilemparkan ke lautan. Setelah melakukan beberapa kali
pengundian, nama Nabi Yunus AS.-lah yang keluar. Beliaupun akhirnya dilempar ke lautan yang gelap
gulita.
Tak cukup sampai di sana, beliau kemudian ditelan oleh seekor ikan paus. Ketika berada di dalam perut
paus inilah kemudian keyakinan Nabi Yunus AS. kembali menguat. Di dalam suasana yang gelap dan
pengap, beliau bertaubat seraya berdoa kepada Allah Swt sebagaimana diabadikan di dalam Al Quran,

.. Sesungguhnya tidak ada tuhan (yang berhak di sembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang dzalim. Maka, Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya
daripada kedukaan. Dan, demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa[21]: 87-
88).

Nabi Yunus AS. tidak menyalahkan umatnya. Tidak juga beliau menyalahkan orang-orang yang
melemparkannya ke dalam lautan. Beliau pun tidak menyalahkan ikan paus yang telah menelannya.
Beliau fokus kepada dirinya sendiri yang telah keliru melakukan kesalahan, kemudian memohon ampunan
kepada Allah Swt.
Nabi Adam AS. dan Nabi Yunus AS kemudian diberikan ketenangan di dalam dirinya oleh Allah Swt dan
diberikan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapinya.
Syarat ketiga, tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya. Ada keseriusan di dalam diri untuk
tidak mengulangi perbuatan dosa setelah bertaubat.
Syarat keempat, hijrah. Orang yang bertaubat hendaknya berpindah dari perbuatan salahnya kepada
kebenaran. Bila ada orang yang terbiasa membicarakan keburukan orang atau menghina orang,
hendaklah ia berhenti dari perbuatannya itu dan membiasakan diri hanya mengucapkan kebaikan dan
kebenaran. Orang yang terbiasa minum minuman keras, hendaklah ia berhenti kemudian membiasakan
diri untuk berderma kepada orang lain dengan harta, makanan atau minuman yang halal.
Demikianlah orang yang benar-benar bertaubat. Ia akan meninggalkan kebiasaan perbuatan buruk, lalu
berpindah kepada kebiasaan perbuatan baik. Pindah dari lingkungan yang buruk, kepada lingkungan
yang kondusif untuk memperbaiki diri. Makin kuat hijrahnya, maka makin bagus taubatnya, makin tenang
hatinya, makin terbuka jalan keluar dari semua permalahan hidup yang ia hadapi.
Betapa manusia selalu melakukan kesalahan. Itu memang tabiat dari manusia. Namun, karena Maha
Pengasih dan Maha Pengampunnya Allah Swt, Dia terus membuka pintu taubat-Nya hingga kiamat tiba.
Oleh karena itu, semoga kita tergolong sebagai manusia yang bertaubat dengan sungguh-sungguh atas
segala kesalahan-kesalahan kita dan senantiasa sadar untuk tidak mengulanginya. Sehingga Allah Swt
senantiasa mengurus kita, semakin melimpahkan kebaikan bagi kita.

13 Tips Mencegah Gangguan Jin dalam


Kehidupan Sehari-hari
Amalan Harian yang Mampu
Menghapuskan Dosa-dosa
30 Januari 2015 | Dibaca : 21424 Kali | Rubrik : Kajian Al Quran

Sahabat Ummi, kalau dosa-dosa kita Allah perlihatkan, mungkin akan


menandingi tinggi dan besarnya kumpulan gunung di seluruh dunia.

Akan tetapi Allah yang Maha Pemaaf memberikan kita kesempatan untuk
menghapus dosa-dosa tersebut tiap harinya dengan amalan-amalan sederhana
yang berdampak luar biasa, apa sajakah amalan yang dimaksud? Ikuti
ulasannnya:

1. Berdzikir

Sesungguhnya ucapkan kalimat Subhanallahu walhamdulillahi walaa ilaaha


illallaahu wallaahu akbar itu menggugurkan kesalahan-kesalahan seperti
pepohonan menggugurkan dedaunan.

(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad)

2. Bersabar terhadap ujian dari Allah

Rasullullah s.a.w: Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman, 'Sesungguhnya


apabila Aku menguji seorang hamba-Ku yang mukmin, lalu ia memuji-Ku atas
ujian yang Aku timpakan kepada-Nya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya
(dalam keadaan) bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya." (Hadis
Riwayat Ahmad)

3. Bersedekah

Rasullullah s.a.w: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan pada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surah al-Baqarah ayat 271)
Rasullullah s.a.w: Sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api.
(Hadis Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan selainnya)

4. Memperbanyak bersujud

Sabda Rasulullah yang bermaksud : Hendaklah kamu memperbanyak sujud


kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada-Nya melainkan Dia
mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahan (dosa) darimu.
(Hadis Riwayat Muslim)

5. Menyempurnakan wudhu

Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian


berangkat solat dengan niat hanya untuk solat, maka tidak melangkah satu
langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa. (Riwayat At-
Tirmidzi)

6. Shalat 5 waktu

Melakukan sholat, dengan dalil sabda Rasulullah, Bagaimana pendapat kalian


seandainya ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali,
apa yang kalian katakan apakah tersisa kotorannya? Mereka menjawab, Tidak
ada sisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda, Sholat lima waktu menjadi
sebab Allah menghapus dosa-dosa. (Riwayat Al-Bukhari)

Pernah merasa malas shalat? Selalu menunda-nunda pelaksanaan shalat sampai


di ujung waktu. Atau ketika shalat malah lupa bilangan rakaatnya. Atau merasa
kantuk luar biasa dan menguap berkali-kali? Sahabat Ummi yang memiliki anak
mungkin juga pernah menghadapi tangisan bayi yang tidak wajar, seperti
diganggu makhluk yang tak terlihat. Itu adalah sedikit tanda-tanda gangguan jin
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana pun, Allah telah menegaskan bahwa syetan adalah musuh yang nyata
bagi kita:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,


dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu. (Q.S Al Baqarah 208)

Sebagai muslim, Allah menyuruh kita beriman pada hal-hal ghaib/ yang tidak
nampak. Salah satunya adalah keberadaan jin/ syetan. Bahwa mereka tidak akan
pernah berhenti mengganggu kita hingga berhasil menggelincirkan kaki kita ke
dalam perbuatan penghuni neraka.

Oleh karena itu, bekali diri kita dengan dzikir-dzikir yang dapat menangkal
gangguan jin sebagai berikut ini:

1. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu

Sesudah membaca wirid yang disyariatkan setelah salam, atau dibaca ketika
akan tidur. Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam
salah satu hadits shahihnya :

Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa


menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.

Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :

Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus
(makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di
langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah
tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar.

2. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas setiap selesai
shalat lima waktu

Serta membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah
shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan
hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasai.

3. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada
permulaan malam, sebagaimana sabda Rasulullah :
Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari,
maka cukuplah baginya.

Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari


Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan),
Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-
rasulNya. (Mereka berdoa): Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada
Engkaulah tempat kembali.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia


mendapat pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah
kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.

4. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna

Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat,
ketika masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di
udara atau di laut. Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam :

Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: Auudzu bi


kalimaatillahi ttaammaati min syarri maa khalaq (aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka
tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu .

5. Membaca doa di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan
menjelang malam:

Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang
membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Bacaan-bacaan dzikir dan taawwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar


untuk memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir
atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara
benar disertai keyakinan yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah
kepadaNya dengan lapang dada dan hati yang khusyu.

6.Membaca Surah Al Baqarah dalam rumah


Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan.
Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-
Baqarah. (HR. Muslim, no. 1821)

7. Berwudhu ketika marah

Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, dan setan itu diciptakan dari api,
dan api hanya dapat dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang di
antara kamu marah, hendaklah dia berwudhu. (HR. Ahmad, 5/240 dan Ibnu Abi
Syaibah, no. 25374)

8. Berlindung kepada Allah jika membeli kendaraan


Hal ini diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam, bahwa Rasulullah bersabda, Jika salah
seorang di antara kalian menikahi perempuan atau membeli budak perempuan,
peganglah ubun-ubunnya dan doakanlah keberkahan. Dan Jika membeli
kendaraan peganglah bagian yang paling tinggi, mintalah perlindungan kepada
Allah dari setan(HR. Imam Malik di dalam al-Muwatha, no. 2012)

9. Berlindung kepada Allah dan meludah ke kiri ketika datang was-was dari setan
Suatu ketika salah seorang sahabat Nabi yang bernama Utsman bin Abil Ash
datang menemui Nabi dan berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah
menghalangi antara aku dan shalatku serta bacaanku, mengacaukan aku,

Maka bersabdalah Rasulullah, Itu adalah setan yang bernama Khinzib, jika
engkau merasakannya, maka berlindunglah kepada Allah dari setan tersebut dan
meludahlah ke kiri 3 kali. Lalu Utsman berkata, Maka aku melakukan hal
tersebut, sehingga Allah menghilangkan hal tersebut dariku. (HR. Muslim, no.
5868)

10. Berlindung Kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan ketika
masuk kamar mandi
Rasulullah mengajarkan doa masuk kamar mandi dengan mengucapkan,







Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari godaan setan laki-laki dan setan
perempuan(HR. al-Bukhari, no. 6322 dan Muslim, no. 857)

11.Memulai makan dengan bismillah


Hudzaifah pernah bercerita, Biasanya kalau dihidangkan makanan di hadapan
kami bersama Nabi, kami tidak pernah meletakkan tangan kami (untuk
menyentuh hidangan itu) sampai Rasulullah memulai meletakkan tangan beliau.
Suatu ketika, dihidangkan makanan di hadapan kami bersama beliau. Tiba-tiba
datang seorang budak perempuan, seakan-akan dia terdorong (karena cepatnya
pen), lalu meletakkan tangannya di hidangan itu.
Rasulullah langsung memegang tangannya. Setelah itu, datang seorang Arabi,
seakan-akan dia terdorong. Rasulullah pun menahan tangannya. Kemudian beliau
bersabda,Sesungguhnya setan menghalalkan makanan yang tidak disebut nama
Allah atasnya. Tadi dia datang bersama budak perempuan itu untuk
mendapatkan makanan dengannya, maka aku pegang tangannya. Lalu dia datang
lagi bersama Arabi tadi untuk mendapatkan makanan dengannya, maka aku pun
memegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh
tangan setan berada dalam genggamanku bersama tangan jariyah itu. (HR.
Muslim, no. 2017)

12. Mengucapkan bismillah dan berdzikir kepada Allah saat bersetubuh


Rasulullah bersabda, Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim
dengan istrinya, lalu ia membaca doa,










[Bismillah Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana maa
razaqtana],
Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan
dan jauhkanlah setan dari rizki yang Engkau anugerahkan kepada kami,
kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut,
maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya (HR. al-
Bukhari, no. 6388 dan Muslim, no. 3606).

13. Berdzikir kepada Allah ketika masuk dan keluar rumah


Jika seseorang masuk rumahnya dan berdzikir kepada Allah saat masuk dan
makannya, setan akan mengatakan pada teman-temannya, Tidak ada tempat
bermalam dan makan malam bagi kalian. Namun jika dia masuk rumah tanpa
berdzikir kepada Allah ketika masuknya, setan akan mengatakan, Kalian
mendapatkan tempat bermalam. Jika dia tidak berdzikir kepada Allah ketika
makan, setan akan mengatakan, Kalian mendapatkan tempat bermalam dan
makan malam. (HR. Muslim, no. 2018)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, Jika seseorang keluar dari rumahnya
lalu membaca (dzikir),








Bismillahi tawakkaltu alallahi, laa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama
Allah, aku berserah diri kepada-Nya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya, (Sungguh) kamu
telah diberi petunjuk (oleh Allah), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan
dijaga (dari semua keburukan), sehingga setan-setan pun tidak bisa mendekat,
dan setan yang lain berkata kepada temannya, Bagaimana (mungkin) kamu bisa
(mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh
Allah)?(HR. Abu Dawud, no. 5097, at-Tirmidzi, no. 3426)
Berbagi Artikel

Benahi Diri dengan Shalat Tepat Waktu


(Mix dari berbagai sumber)

Seorang Bapak berbincang dengan penjaga keamanan.

Penanya : Kerja disini digaji pak?

Satpam : Iya dong pak.

Penanya : Alhamdulillah ya, masih bisa kerja dan digaji. Sementara ada orang lain yang
nggak punya pekerjaan apalagi digaji

Satpam : Iya sih, pak. Tapi, Saya bosan Pak, sudah 7 tahun begini terus jadi satpam aja.
Gaji pun naik ala kadarnya.

Penanya : Ooo begitu ya Pak. Ohya, sudah sholat Pak?

Satpam : Belum. Nanti aja, tanggung. Jam 5-an aja deh.

Penanya : Wah, sekarang jam 3-an, waktunya Ashar. Kalau Bapak sholat jam 5 berarti
menunda sholat 2 jam. Kalau satu hari ada 5 waktu sholat, rata-rata Bapak menunda 5 x 2
jam = 10 jam. Artinya Satu minggu Bapak menunda 7 x 10 jam = 70 jam. Satu bulan 4 x 70
jam = 280 jam. Satu tahun Bapak menunda 12 x 280 jam = 3360 jam. Dan akhirnya selama
7 tahun Bapak telah menunda sholat selama 7 x 3360 jam = 23.520 jam atau sama dengan
3 tahun. Nah, jadi dari 7 tahun yang Bapak merasa bosan itu, Bapak telah kehilangan 3
tahun menunda sholat.

Satpam : Wah, iya-ya Pak. Banyak banget ya.

Penanya : Iya Pak. Wajar kalau rezeki Bapak tertunda juga.

Satpam: (Merenung)

Penanya : Sholat tepat waktu yuk Pak. Kalau sudah bisa, sholatlah berjamaah, kalau sudah
bisa, tambahkan dengan yang sunah, kalau sudah bisa, lengkapi dengan sholat Dhuha dan
Tahajud. Lalu sempurnakan dengan sedekah.

Satpam : Iya Pak, astaghfirullah. Jadi selama ini saya sendiri yang menjadi penyebab
tertundanya rezeki Allah turun.
Sering nunda shalat ya, Sob? Sama nih... makanya kudu sama-sama berbenah yuk!

Memang ada banyak faktor yang membuat kita suka menunda-nunda shalat, mulai dari
faktor internal semacam rasa malas, merasa nanggung, lagi laper, ketiduran, dan badmood,
sampai faktor eksternal seperti terjebak macet, masih rapat, jaga dagangan, film lagi seru-
serunya, deadline kerja, asyik ngobrol, dllsb.

Padahal shalat merupakan persoalan pertama yang akan ditanyakan oleh Allah di
pengadilan akhirat kelak lho, mustinya shalat menjadi sumber motivasi utama bagi seorang
muslim untuk jalani kehidupan. Bahkan shalat juga bisa menjadi indikasi diri seseorang Sob.
Kalau shalat seseorang itu benar (tepat waktu, rukun terpenuhi, khusyu), insya Allah semua
aktivitas orang itu benar juga, tapi kalau shalatnya aja udah bermasalah (bolong-bolong, ga
tepat waktu, wudhu asal-asalan, pakaian terkena najis, nggak sampai satu menit udah
salam), bisa jadi aktivitasnya di luar itu juga banyak masalahnya.

Abul Aliyah mengatakan, Aku akan bepergian beberapa hari untuk menemui seseorang,
dan yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu shalatnya. Jika ia mendirikan shalat
dengan sempurna dan tepat waktu, maka aku akan bersamanya, dan mengambil ilmu
darinya. Jika kutemukan ia tidak mempedulikan shalat, maka aku akan meninggalkannya
dan mengatakan kepada diriku bahwa selain daripada itu (shalat), pastilah dia lebih tidak
peduli lagi

Coba perhatiin deh Sob, kalau kita niat tepat waktu... apapun pasti bisa terlaksana kan?
Nonton bola tengah malam aja bisa kebangun tepat waktu kalau emang niat. Sama juga
dengan shalat, kalau kita meniatkan shalat tepat waktu, sebenarnya kita sekaligus
memotivasi diri kita untuk disiplin, patuh prioritas, pandai memanajemen waktu, dan
memelihara kesehatan looh. Gak percaya?

1. Disiplin

Orang Indonesia kan terkenal banget tukang ngaret tuh, mungkin cara awal menjadikan
kita semua sebagai manusia disiplin adalah dengan terlebih dahulu disiplin shalat tepat
waktu.

Shalat tepat waktu itu berarti shalat begitu masuk waktunya yang ditandai oleh azan.
Dengan demikian, azan merupakan alarm, tiap kali mendengar azan, semestinya kita
langsung menghentikan semua aktivitas dan bergegas untuk melaksanakan shalat Sob.

Akan tetapi, agar kita mau disiplin shalat tepat waktu, yang pertama harus diubah adalah
mindset kita terlebih dahulu. Kenapa sih harus shalat tepat waktu?

Abdullah Ibnu Masud RA berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah, amal
perbuatan apa yang paling afdhal? Beliau menjawab, Shalat tepat pada waktunya.
Aku bertanya lagi, Lalu apa lagi? Beliau menjawab, Berbakti kepada kedua orang tua.
Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Berjihad di
jalan Allah. (HR. Bukhari)

Subhanallah Sob, bahkan shalat tepat waktu bernilai lebih tinggi dibandingkan berjihad di
jalan Allah dan berbakti pada orangtua! Dengan demikian, buat kita yang mengaku ingin
berjihad alias bersungguh-sungguh dan ingin senantiasa berbakti pada orangtua tapi
ternyata shalatnya gak tepat waktu, sama saja omong kosong.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda : Seandainya orang-
orang mengetahui pahala Azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan
memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan
seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya
mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui
pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan
jalan merangkak. (HR. Bukhari).

Utsman bin Affan RA berkata; Barang siapa selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat
pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam
kemuliaan, yaitu :

1. Dicintai Allah

2. Badannya selalu sehat;

3. Keberadaannya selalu dijaga malaikat;

4. Rumahnya diberkahi;

5. Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih;

6. Hatinya dilunakkan oleh Allah;

7. Dia akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat;

8. dia akan diselamatkan Allah dari api neraka;

9. Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang


tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati

Mulai niatkan hati untuk langsung bergerak wudhu begitu mendengar azan
berkumandang yuk Sob!

2. Patuh Prioritas

Kalau kita sudah mencamkan dalam hati bahwa shalat tepat waktu menghadap Allah
merupakan prioritas utama, maka otomatis kita akan menjadikan klien kita, teman kita,
rekan kerja kita, anak kita, juga barang dagangan kita, sebagai prioritas setelah itu.
Yang terjadi selama ini kan sebaliknya, kita 'seolah-olah' menganggap Allah bisa
dinomorduakan, jadi kita dengan entengnya menunda pelaksanaan shalat kita.
Na'udzubillah.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: Yang pertama dihisab dari
amalan hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, ia beruntung dan
selamat. Akan tetapi jika shalatnya kurang, ia merugi. (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi
dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan)

Mulai prioritaskan menghadap Allah sebagai jadwal terpenting! Ibaratnya dipanggil


menghadap presiden, kita pasti langsung melupakan semua janji dengan teman, sms
dengan pacar, bbm-an dengan rekan-rekan, kita pasti langsung siap sedia menghadap
panggilan presiden bukan? Mengapa kita tidak bersikap seperti itu saat mendengar seruan
untuk menghadap Allah? Dzolimnya kita yaa Sob.

3. Pandai Manajemen Waktu

Mencanangkan shalat tepat waktu juga merupakan motivasi besar agar kita lebih pandai
memanajemen waktu, Sob. Misalnya kita setiap hari pulang kerja/kuliah/sekolah jam 5 sore,
biasanya tidak bisa shalat Maghrib tepat waktu karena terkena macet. Nah, coba atur siasat
bagaimana agar kita tetap bisa shalat tepat waktu, apakah memundurkan waktu
kepulangan, atau justru memajukannya? Atau berhenti dulu di pertengahan jalan menuju
rumah? Atau malah shalat di kendaraan.

Bagi yang susah shalat Dzuhur karena biasanya dikalahkan oleh rasa lapar yang mendera.
Coba siasati dengan cara membawa cemilan berupa roti yang bisa mengganjal sementara
perut agar tetap bisa melaksanakan shalat seusai azan.

Kalau kita konsisten melaksanakan shalat tepat waktu, insya Allah manajemen waktu kita
juga akan semakin baik.

5. Memelihara Kesehatan

Sobat Nida, keutamaan shalat tepat waktu juga bisa menjadikan seseorang lembut hati dan
dikaruniai kesehatan, soalnya... orang-orang yang shalatnya di akhir waktu biasanya kan
grasak-grusuk, gak tenang, terburu-buru, akibatnya gerakan shalat yang dilakukan asal jadi
saja, nah... kalau shalat tepat waktu dengan gerakan shalat yang sesuai pakemnya, ada
beberapa manfaat gerakan shalat untuk kesehatan antara lain:

Takbiratul Ihram

Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau
dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang
sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di
depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku

Ruku yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas
air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang
(corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan
otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di
lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot- otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk
adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostat dapat dicegah.

Itidal

Bangun dari ruku, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Itidal merupakan variasi dari postur setelah ruku dan sebelum sujud. Gerakan ini
bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat Itidal
dilakukan, organ- organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

Sujud

Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi
sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di
atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini
berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan
tumaninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini
menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku maupun
sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk di antara 2 sujud

Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru (tahiyat
akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak
mampu berjalan. Duduk tawarru sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung
kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan
dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki
pada iftirosy dan tawarru menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan
organ-organ gerak kita.
Salam

Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk
bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran
darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Subhanallah Sobat Nida, kalau gerakan shalat mengandung sedemikian banyak manfaat,
mengapa kita malah sering menunda untuk melakukannya dan tergesa-gesa saat
melaksanakannya? Yuuk mulai laksanakan shalat tepat waktu, prioritaskan jadwal shalat di
atas jadwal lainnya! Semoga Allah juga memprioritaskan diri kita dan mudah dalam
mengabulkan doa-doa kita.

Tips Pintar Membagi Waktu


Sobat Nida pernah nggak merasa bingung membagi waktu? Kerjaan ini belum selesai, pas
melihat to-do-list, kok ya masih banyak tugas lain yang harus diselesaikan. Pusssiiing!

Akhirnya tidak jarang kita malah mogok ngapa-ngapain (stress sendiri nggak tahu
bagaimana menyelesaikan kerjaan yang masih menggunung).

Nah berikut ini adalah sedikit tips untuk membagi waktu yang efektif, mudah-mudahan bisa
berguna:

1. Sesuaikan aktivitas dengan jam biologis kita! Ada istilah orang pagi atau orang
malam, yaitu kondisi di mana energi dan konsentrasi seseorang sedang tinggi-tingginya,
ada yang berkonsentrasi tinggi kalau sudah malam, ada juga yang justru baru semangat di
pagi hari.

Biasanya pada waktu-waktu ini, kerja apa saja cepat selesai. Bila kita bisa menyesuaikan
aktivitas kita dengan jam biologis ini, insya Allah produktivitas kita bisa makin tinggi Sob!

2. Buat prioritas mana tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu (mana yang lebih
penting dan mendesak), dan mana yang masih bisa dikerjakan belakangan! Nah,
kerjakanlah tugas sesuai urutan tersebut. Hal ini akan mengurangi panik karena dikejar-kejar
deadline!

3. Buat urutan tingkat kesulitan tiap tugas. Biasakanlah mengerjakan yang mudah dulu,
supaya kita tidak menjadi frustasi atau menghabiskan terlalu banyak waktu di kerjaan yang
sulit.
4. Perhatikanlah apakah seluruh tugas harus kita yang menyelesaikan sendiri, atau
sebenarnya bisa kita limpahkan kepada orang lain! Belajarlah untuk mendelegasikan tugas!
Jika ada tugas yang bisa dibagikan kepada teman sekelompok atau se-organisasi,
percayakan dia untuk mengerjakannya! Jangan mengerjakan semua hal sendirian Sob, jika
memang bisa membagi tugas, itu lebih baik!

5.Selalu ingat untuk makan makanan bergizi serta berolahraga agar tubuh tetap bugar dan
segar! Kondisi tubuh yang sehat sangat baik dalam menjalankan aktivitas yang padat. Kalau
kitanya cepat sakit, lemas, dan punya penyakit kambuhan (misalnya Maag), duuh...
bagaimana bisa mengerjakan tugas dengan optimal? Pasti membuat manajemen waktu kita
menjadi kacau balau.

6. Konsentrasi dan fokus.

Di setiap mengerjakan tugas, usahakan tetap fokus dan konsentrasi agar kerjaan cepat
beres! Jangan memikirkan pekerjaan lain saat mengerjakan sesuatu, ini membuat
penyelesaiannya lebih lama.

7. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar, istirahatlah selama 5 - 10 menit setiap 30 - 40
menit mengerjakan tugas!

8. Mulailah berkata tidak pada hal-hal yang dapat merusak alur rencana pengerjaan
tugasmu!

9 Jangan mudah menerima tugas baru! Ukurlah kemampuan kita dan jumlah waktu yang
kita miliki, dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan. Jika overload... beranilah untuk
menolak tugas baru yang diberikan!

Sama dengan flashdisk, diri kita juga memiliki kapasitas maksimal Sob! Flashdisk yang
berukuran 8 GB yaa tidak bisa dipaksakan untuk diisi sampai 12 GB. Bahkan kalau
kepenuhan kapasitas, bisa-bisa rusak dan lelet kinerjanya looh... So, jangan pernah
memaksakan diri kita untuk menyanggupi setiap tugas yang diberikan oleh orang lain, bisa
jadi kita malah mengecewakan diri sendiri dan banyak orang.

Semoga sukses membagi waktu dan berhasil mengerjakan setiap kewajiban dengan
optimal!

Sumber: Gubahan dari www.kafesantai.com

Gambar: adhi-muzzick.blogspot.com

Memberantas Rasa Malas


Hati-hati Sobat Nida, rasa malas adalah sejenis penyakit mental. Siapa pun yang dihinggapi
rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Rasa malas
sesungguhnya menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan,
pengaruh malas ini cukup besar terhadap menurunnya produktivitas.

Misalnya, di usia 30 tahun harusnya seorang yang berpotensi menjadi penulis bisa
menghasilkan ratusan cerpen dan puluhan buku, tapi karena dia malas menulis, juga selalu
menunda-nunda Besok aja deh! akhirnya selama bertahun-tahun ia hanya dapat
merampungkan 5 naskah, itu pun sudah girang sekali.

Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga
besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka
menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dll.

Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa
lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan
apapun yang membuat kita bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan
semakin kronis.

Tips Memberantas Rasa Malas

1. Ganti Kapan Selesainya? dengan Saya Mulai Sekarang!

Apabila kita dihadapkan pada satu tugas besar atau proyek, sebaiknya JANGAN berpikir
mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan. Sebaliknya,
fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.

Katakan setiap kali kita bekerja: Saya mulai sekarang. Cara pandang ini akan
menghindarkan diri dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan.

2.Ganti Saya Harus dengan Saya Ingin

Berpikir bahwa kita harus mengerjakan sesuatu secara otomatis akan mengundang
perasaan terbebani dan kita menjadi malas mengerjakannya. Kita akan mencari seribu
alasan untuk menghindari tugas tersebut. Satu tip yang bisa kita gunakan adalah mengganti
saya harus mengerjakannya dengan saya ingin mengerjakannya.

Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan menerima bahwa kita tidak
harus melakukan pekerjaan yang kita tidak mau. Kita mau mengerjakan tugas karena
memang kita ingin mengerjakannya, bukan karena paksaan pihak lain. Kita selalu punya
pilihan dalam kehidupan ini. Tentunya pilihan sebaiknya dibuat dengan sadar dan tidak
merugikan orang lain. Intinya adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang memaksa kita
untuk melakukan sesuatu, melainkan karena kita menginginkannya.

3. Kita Bukan Manusia Sempurna


Berpikir bahwa kita harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa
kita dalam kondisi mental tertekan. Akibatnya kita mungkin akan malas
memulainya.kitaharus bisa menerima bahwa kita pun bisa berbuat salah dan tidak semua
harus sempurna.

Berpikir bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara sempurna akan membuat kita
memandang pekerjaan tersebut dari hal yang besar dan rumit.

4. Mulailah Membuat Tujuan Tertulis

Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan
yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memiliki
tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memiliki
tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskan
resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup. Di sinilah pangkal persoalannya.

Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang hanya
bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di sekelilingnya.
Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu, tergantung pada situasi, dan
cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada motivasi untuk
meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan
kemalasan.

Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya.
Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang
Lebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan,
dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik).

Contoh komitmen; Pada ulang tahun yang ke . saya sudah harus menyelesaikan buku
yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, mencapai gelar S-3, memiliki rumah dan mobil,
melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama
keluarga.

5. Mengasah Kemampuan dengan Pembelajaran Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup


yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki
motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak
motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan
aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan- tujuan tersebut.

Kita juga perlu sekali mengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-
langkah yang diambil itu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien. Contoh: jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka
sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut.

Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab,


menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki
kemampuan presentasi. Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten
dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-
aktivitas pembelajaran akan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis.
Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat.

Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan
komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat. Sebaliknya, jika kita
sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah,
semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan,
resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi. Sayang sekali.

6. Gabung dengan Pergaulan Dinamis

Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang


cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung
kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang.
Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat
optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya.

Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas
dan pesimistik. Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya.
Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga
mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas,
berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati.

Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasimalas
sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong
satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa
menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling
ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang
yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang
bekerja keras untuk meraih impian-impiannya.

Manusia-manusia optimis, self- motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki
tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di
sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain,
bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

7. Disiplin Diri

Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1
Indonesia, yang bunyinya; Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita.
Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita.

Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada
diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan
bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang
umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang
memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal.
Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih?
Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir
atau bolos kerja? Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri,
memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal
dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat.

Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak
akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti
ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita
lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Sobat Nida, yuuk berantas rasa malas yang pasti sering menyergap diri kita! Semoga tips di
atas dapat membantu

Sumber: www.pengembangandiri.com, kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com

Berbagi Tulisan

Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on printMore Sharing Services0

annida 00 0000

Rabu 17 Desember 2014 M | 24 Safar 1436 H

Tinggalkan Kebiasaan Telat

Telat, jam molor atau jam karet sepertinya sudah menjadi budaya di negara kita. Tapi
tahukah Sobat Nida kalau telat bisa mengurangi produktivitas kita. Bagaimana tidak, telat
15 menit saja, berarti waktu belajar (kalau masih sekolah) dan waktu kerja (kalau sudah
kerja) otomatis juga terpotong.

Buat kamu yang pengen banget berubah. Pengen jadi seorang yang tepat waktu? Nggak
mau mainan yang memacu adrenalin lagi? Nih dia tips mengatur waktu yang jitu punya deh
(kalau diterapin):

Tapiii, sebelumnya kita perlu tau dulu, apa sih yang menyebabkan kita suka telat dan
membuang-buang waktu?
Hidup yang Nggak Teratur, Nggak Rapi, Nggak Bersih dan Nggak Terjadwal!

Percaya nggak? Coba deh perhatiin Karena nggka punya jadwal dan perencanaan yang
bagus, kita sering menganggap enteng sesuatu. Karena nggak rapi, kita terbiasa buat sibuk
nggak menentu waktu mau pergi kemana.

Tips untuk mengatur waktunya udah kita dapat sebenarnya dalam kalimat besar di atas.
Hehe. Walau gitu, yuk kita telusuri lebih lanjut lagi dan lebih panjang lagi!

1. Buat Jadwal

Kesannya gimana gitu yah. Rada-rada males. Aneh aja. Tapi, bagus banget! Apalagi buat
kamu yang suka lupa. Nggak harus dituangkan dalam tulisan, paling nggak rencanain di
dalam pikiran kamu sendiri apa-apa saja sih yang bakal aku lakuin.

Namun, alternatif berikut berharga banget jadi sarana pengingat jadwal kamu:

Kalender hape: Buat pengingat hal-hal penting yang bakal kamu lakuin besok atau beberapa
hari mendatang. Ingat! Buat alarm/pengingatnya sekitar 1 jam sebelum jam kegiatanmu itu.

Kalender: Entah kalender dinding atau kalender meja, coretin aja dengan kegiatan-kegiatan
yang bakal kamu lakuin.

Buku catatan kecil: Kamu bisa catat PR kamu hari ini, bisa catat kegiatan yang bakal kamu
lakukan besok, terus mana yang udah dikerjain tinggal ditandai deh.

2. Rajin-rajin Lihat Jadwal

Haha. Untuk apa ada jadwal kalau lupa juga dilihat!


3. Perkara Besar Baru Perkara Kecil

Kalo kamu pernah dengar gini: perkara kecil dulu baru perkara besar. Nah, dalam mengatur
waktu, kalimat itu nggak cocok! Malah sebaliknya, kita harus ngedahuluin kegiatan-kegiatan
terpenting dulu!

Keseringannya remaja senang banget ngelakuin sesuatu yang menjadi kesukaan kita
terlebih dahulu. Yang kasihannya, kesukaan kita itu nggak terlalu penting! Misal nih, kita
lebih memilih nonton teve dulu, baru setelah itu ngerjain pe-er. Atau main-main dulu, baru
dah ngerjain tugas-tugas rumah.

Bukan dilarang untuk ngelakuin apa yang kita sukai. Tetapi, faktanya kalo kita ngedahului
aktivitas-aktivitas terpenting dulu, ntar pas ngerjain sesuatu yang kita sukai, rasanya lega
banget, kayak punya banyak waktu!

4. Biasakan Hidup Rapi, Bersih dan Teratur!

Tahu ngga yang sering banget menyebabkan kita telat atau terlambat? Berbalik dengan
yang disebutkan di poin ini, kita sering banget semrawutan. Coba deh ingat-ingat lagi, ketika
kita mau pergi, mana udah kepepet, eh ntah itu kunci motor, dompet, tas, kaos kaki dan
bahkan sepatu nggak tau letaknya di mana. Terpaksa deh nyari lagi.

5. Terapin!

Yang paling penting adalah penerapannya! Mulai dari matuhin jadwal, tetapin prioritas
sampai hidup bersih, rapi dan teratur. Eits, jangan ada hari pengecualian lho Ntar bakal
kambuh lagi.

Intinya, silahkan diserapin bagus-bagus tulisan besar yang di atas itu. Setelah itu, lakukan
kebalikannya yaitu poin-poin yang sudah dijabarin ini
Mari kita contoh bangsa Jepang. Jepang adalah salah satu dari segelintir negara Asia yang
sanggup menyaingi Amerika dan Eropa, baik dari segi ekonomi, pendidikan, budaya dll.
Mengapa? Salah satu alasannya karena masyarakat Jepang sangat menghargai waktu dan
kesempatan. Dalam bekerja, belajar, hingga menghadiri pertemuan, mereka senantiasa
tepat waktu. Tepat waktu untuk mulai dan tepat waktu pula untuk berakhir. Mereka akan
datang sebelum acara dimulai, dan tidak akan beranjak sebelum acara benar-benar
berakhir. Waktu yang ada digunakan seefektif mungkin. (Sangat berkebalikan dengan orang
Indonesia, yang datangnya telat namun justru berlomba ingin pulang duluan). Dengan
memelihara budaya tepat waktu, orang Jepang jadi lebih produktif bekerja dan meraih
banyak kesempatan.

Dibaca : 2769 Kali

9 Nasehat "Jangan"
Nak,

1. Jangan buru-buru marah jika orang menuduh kita. Karena jika itu adalah tuduhan palsu,
itu berarti hanya fitnah belaka, jadi memang kelasnya tidak perlu dihiraukan. Pun jika itu
adalah kebenaran, mau apalagi? Itu memang benar. Boleh jadi bermanfaat untuk koreksi.

2. Jangan buru-buru membantah atas nasehat orang lain. Karena jika nasehat itu keliru, sia-
sia saja dibantah, namanya juga sudah keliru, lebih baik bergegas tinggalkan. Pun jika
nasehat itu benar, mau apalagi? Boleh jadi itu bermanfaat untuk memperbaiki diri.

3. Jangan suka sekali berdebat, mudah sekali seperti api mengenai rumput kering. Karena
jika kita berdebat dengan orang yang lebih tahu dan bijak, kita pasti kalah telak. Pun jika
kita berdebat dengan orang yang (maaf) bodoh dan bebal, kita pun pasti kalah habis2an.

4. Jangan biasakan buru-buru, pun jangan pula terlalu lambat. Karena jika kita buru-buru,
kita bisa melupakan satu-dua hal yang sangat penting. Pun jika kita terlalu lambat, kita bisa
kehilangan satu-dua hal yang sangat penting pula.
5. Jangan terlalu yakin atas sesuatu, pun jangan ragu-ragu. Karena ingatlah, jika kita ragu-
ragu, lebih baik pikirkan ulang. Pun jika kita terlalu yakin, mungkin kita telah melupakan
sudut pandang lain yang tidak pernah kita pikirkan. Tertutup karena kita terlalu yakin.

6. Jangan terlalu menyangkutkan hidup di masa lalu, pun terlalu berharap di masa depan.
Karena masa lalu sudah tertinggal, tidak akan pernah bisa menyusul. Pun masa depan
adalah misteri, kita tidak pernah tahu persis apa yang akan terjadi.

7. Jangan menggenggam terlalu erat sesuatu, pun jangan terlalu longgar. Karena terlalu
erat, jika terlepas kita akan sedih sekali. Pun terlalu longgar, kita akan menyesal tidak
menjaganya dengan baik.

8. Jangan mendengarkan setiap omongan orang lain. Cukup seadanya, dan saring mana
yang bermanfaat, mana yang tidak. Sebagian besar komentar orang lain hanyalah melintas
tanpa pernah mereka pikirkan dua kali. Hanya sedikit saja yang memang peduli--apalagi di
dunia maya. Dunia akan gelap gulita jika kita selalu mendengarkan apapun komentar orang
lain.

9. Terakhir, jangan menitipkan kebahagiaan kita di hati orang lain. Ingatlah selalu,
kebahagiaan itu ada di hati kita sendiri. Dan tentu saja, jangan menitipkan kebahagiaan kita
pada benda2 dunia, kekuasaan, kabar gembira dan sebagainya. Karena saat semua hal itu
pergi, kita akan sendiri. Musnah sudah semua kebahagiaan. Titipkanlah kebahagiaan di hati
sendiri, yang apapun terjadi, kita tetap bisa memeluknya erat-erat.

Sumber: Fanpage Darwis Tere Liye

Ukhti, Ini Tips Percantik Diri dengan


Ibadah
WANITA sangat identik dengan keindahan. Bagi wanita menjag penampilan tubuh
agar tetap cantik adalah hal penting. Bahkan banyak yang secara khusus pergi
ke salon dengan membayar harga yang cukup mahal. Hal ini sangat disayangkan.
Tapi tenang di bawah ini ada tips cantik sederhana menurut islam.

1.) Agar wajah selalu segar, berseri-seri, dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari
yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan
menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, berdoa.

2.) Untuk menghilangkan stress, salah satu penyebab kerut di wajah,


perbanyaklah olah raga. Jika tidak ada waktu untuk pergi tempat olah raga
khusus cukup dengan memperbanyak shalat-shalat sunnat.

3.) Dengan shalat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua
keluh kesah kita pada Dzat Yang Maha Tahu Allah SWT dengan dzikir dan doa.

4.) Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir
tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri Anda adalah cantik dan tidak
memerlukan segala macam operasi plastik.

5.) Untuk mendapatkan bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata
bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau
takabur.

6.) Agar tubuh langsing dan mulus, lakukan diet yang teratur, yaitu dengan
berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa
seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan,
air putih.

7.) Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian
kita akan banyak dikenal dan disayangi. Insya Allah.

Untuk para muslimah sejatinya menjadi cantik merupakan keinginan. Namun


menjadikan diri cantik dari segi fisik saja tidaklah cukup, cantik hati jauh lebih
baik dan mengalahkan kecantikan fisik. Semoga Allah selalu menjadikan kita
wanita muslimah yang tunduk dan patuh pada agama-Nya Allah. Aamiin [Reni
Fatwa/islampos]

Sumber: duniaislamkami.blogspot.com

4 Syarat Wanita Masuk Surga


Sahabat Ummi, Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam pernah mengabarkan
bahwa penduduk neraka kebanyakan adalah wanita, padahal sebenarnya hanya
ada 4 syarat bagi perempuan untuk memastikan diri mendapat undangan ke
surga dari pintu yang manapun yang ia sukai, sebagaimana yang Rasulullah
sabdakan:
Rasulullah SAW bersabda, Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan
shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati
perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga
berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya), (HR. Ahmad, Ibnu
Hibban dan Thabrani).

1. Melakukan shalat lima waktu

Shalat Bagi perempuan yang terbaik adalah di dalam rumah, guna


menghindarkan diri dari fitnah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sendiri telah bersabda kepada para


wanita:
Shalatnya salah seorang di makhda-nya (kamar khusus yang digunakan untuk
menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan
shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya. Dan shalatnya
di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di
masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku. (HR. Ahmad, Ibnu
Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. Dihasankan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Jilbab Al-Marah Al-Muslimah, hal. 155)

Shalat terbaik untuk wanita adalah di rumahnya sendiri, akan tetapi tidak
mengapa jika ada wanita yang melaksanakan shalat di masjid.

Ummu Salamah radhiyallahu anha menceritakan: Di masa Rasulullah shallallahu


alaihi wasallam, para wanita yang ikut hadir dalam shalat berjamaah, selesai
salam segera bangkit meninggalkan masjid pulang kembali ke rumah mereka.
Sementara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan jamaah laki-laki tetap
diam di tempat mereka sekedar waktu yang diinginkan Allah. Apabila Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bangkit, bangkit pula kaum laki-laki tersebut.
(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 866, 870)

Beliau shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:


Jangan kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari shalat di masjid-
masjid-Nya. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 990 dan Muslim no. 442)

Dalam riwayat Abu Dawud (no. 480) ada tambahan:


meskipun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka. (Dishahihkan oleh Asy-
Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 576 dan dalam Al-Misykat no. 1062)

2. Puasa di bulan Ramadhan

Para wanita diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan kecuali bagi ibu hamil dan
wanita menyusui yang mengkhawatirkan keadaan bayinya, serta wanita yang
sedang datang bulan, namun semua berkewajiban mengqodho puasanya di hari
lain setelah Ramadhan, atau membayar fidyah:
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin). (Al-
Baqarah: 184)

Bahkan, selain di bulan Ramadhan, ketika seorang wanita ingin berpuasa sunah,
harus terlebih dahulu meminta izin pada suaminya.

Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah
kecuali dengan izinnya. (HR. Bukhari-Muslim dan lainnya) Kecuali
Ramadhan. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

3. Melayani suami dengan sepenuh hati

Sesungguhnya keikhlasan istri dalam melayani suami akan mendapat ganjaran


sangat besar dari sisi Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain,
maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya,
disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka
(para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, hadis hasan shahih.
Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)

Ummu Salamah ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda, Tiap-tiap istri yang wafat
diridhai oleh suaminya, maka ia akan masuk surga, (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah)

4. Menjaga kehormatan diri

Cara wanita dalam menjaga kehormatan adalah dengan memastikan 2 hal


terjaga, yakni lisan dan kemaluannya.

"Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya dan apa
yang ada di antara kedua kakinya, maka aku akan menjamin surga untuknya."
(Muttafaq 'alaih dari hadits Sahal bin Sa'ad)

Allah SWT berfirman: "Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.( Al-Israa [17] :
32)

Semoga kita dapat menjadi wanita yang mendapat undangan ke surga Allah.
Tiga Rumus Supaya Tidak Iri Pada
Orang Lain
Kalau kata pepatah, "Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau."

Benar nggak sih? Hmm.. bisa yes dan bisa no. Tergantung gimana kita mau menyikapi setiap
hal yang ada di sekitar kita. Malah buatku pepatah itu bisa jadi penggambaran yang pas
banget untuk kita yang nggak jarang suka ngiri sama orang lain.

Misal urusan gaji alias salary, teman yang kerja di PLN Medan gaji 4 koma, teman
programmer di Jakarta gaji 8 koma, teman programmer di Bandung gaji oke udah nikah pula.
Kalau mikirin fakta kayak gitu bukan cuma bikin ngiri setengah mati, tapi juga jadi ingin
nanya sama Allah. Kenapa salary gue jauh lebih kecil dibandingkan teman-teman gue, Rabb?
Apa salah gue? Apa dosa gue? Seolah salah dan dosa itu ngaruh sama besaran gaji yang
kita terima.

Banyak hal yang bisa bikin kita ngiri sama orang lain. Dari mulai pendapatan tiap bulan,
status teman yang udah nikah dan punya anak, urusan tampang dan bentuk fisik, bahkan
kalo kita intorevert pun bisa ngiri setengah mati sama teman extrovert dan gampang akrab
sama orang lain. Malah ketika kita beli barang yang sama dengan yang dibeli teman kita,
lalu teman kita itu membelinya lebih murah daripada kita. Beuhhh itu bisa banget buat ngiri
tuh. Jadi apa yang bikin kamu ngiri sama temanmu, Kawan?

Okey... sadar kan kalau banyak hal di dunia ini yang bisa bikin kita ngiri sama orang lain plus
menyalahkan keadaan. Terus gimana dong supaya kita nggak ngiri sama orang lain?

Ada beberapa rumus yang bisa kita gunakan supaya nggak ngiri sama orang lain. Malah
orang-orang yang sempat aku iri setengah mati itu kini jadi teman-teman terbaik. Karena
memang nggak jarang kita justru iri pada sahabat dekat atau keluarga sendiri, bukan?

1. Ubah Iri Jadi Rasa Syukur

Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah

Kawan, masih ingat dengan lirik lagu dari D'massiv di atas? Buat nggak ngiri sama orang
rumus pertama simpel aja, syukuri aja apa yang ada. Kalau kita introvert syukuri, nggak
usah ngiri sama yang extrovert. Salary dekat-dekat sama UMR, ya jangan bandingin sama
yang jauh lebih tinggi dari kita. Kebiasaan banding-bandingin nanti ngebandingin sama gaji
Presiden Amerika kan repot, di sana itungannya dollar ehh kita masih pakai 12 lembar
Pattimura. Hehehe.

Jujur aja, kita mudah ngiri sama orang biasanya karena kurang mensyukuri apa yang ada.
Kita seolah nggak punya apa-apa, padahal Allah udah ngasih banyak sama kita. Iri muncul
nggak lain karena ketidakmampuan kita mensyukuri apa yang udah Allah kasih. Gimana
mau dikasih lebih kalau yang sedikit aja nggak bisa disyukuri? So ubah iri jadi rasa syukur
dulu.

2. Sadari Bahwa Semua Orang Punya Kelebihan

Kawan, pernah ngiri sama orang yang serba bisa? Matematika pintar, bahasa tokcer, musik
jago, olahraga kece, agamanya oke, beuhhh paket komplit dan bikin ngiri setengah mampus
deh. Terus mana parasnya menawan lagi. Aarrrgghhh! Ditambah lagi temannya banyak.
Yassalam... kalo ngiri sama orang kayak gitu nggak akan habis tujuh turunan kayaknya. Apa
yang bikin kita ngiri sama orang lain juga karena nggak sadar sama kelebihan diri sendiri.

Aku punya teman di Annida yang boleh jadi termasuk generation flux, alias orang yang
bisa multi tasking terus expert di banyak bidang. Walaupun dari segi tulisan aku 'kalah' dari
dia dan banyak hal lain yang dia lebih dariku. Tapi aku sadar punya kelebihan yang jadinya
kami bisa saling melengkapi di Annida. Aku cepat belajar dan bisa melakukan analisa
terhadap masalah website. Aku juga lebih familiar dengan sosial media dibandingkan dia.
Biar nggak ngiri sama orang lain fokus sama kelebihanmu sendiri. Itu!

3. Tetapkan Impian yang Lebih Besar

Kalau kita punya impian yang besar, kita nggak akan mudah iri sama orang lain. Sekalipun
hari ini kita masih banyak kekurangan. Serius. Gimana rasanya kalau cerpen temanmu
dimuat di koran atau majalah? Kalo bisa ikut bahagia sih bagus, tapi sebaliknya kan malah
suka ngiri? Beda kalau kita punya impian yang lebih besar dari sekedar tulisan masuk media
misalnya. Nggak akan ada waktu buat ngiri sama prestasi orang lain, karena kita fokus sama
proses untuk menaklukkan impian besar kita.

Kalo di dunia kerja mungkin nggak jarang kita ngiri sama teman yang udah jadi karyawan
tetap, gaji lebih besar dan sering dapat bonus dari perusahaan. Namun kalau kita
memakanai kerjaan sekarang sebagai sarana buat belajar gimana manajemen perusahaan,
belajar memahami rasanya jadi pegawai, terus menjadikan proses hari ini buat jadi
pengusaha sukses di kemudian hari. Hei... impian kita lebih besar dari hal-hal yang bisa
bikin kita ngiri.

Kalu punya rumus biar nggak ngiri sama orang lain... tulis di kolom komen ya, Kawan. ^^
Bersyukur Atas Nikmat Allah (Hadits
Arbain No. 26 Bagian Kedua)
Di antara kandungan hadits Rasulullah saw dalam kitab Arba'in Nawawiyyah yang
ke-26 ini adalah pelajaran kepada manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt
yang sangat melimpah dan tidak dapat dihitung.

Sebab, hadits Arba'in ini bisa dimaknai atau dipahami, diciptakan oleh Allah
terdiri dari banyak ruas, semuanya ada tiga ratus enam puluh (360) ruas. Setiap
ruas ini mencerminkan kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia. Oleh
karena itu, setiap ruas ini diperintahkan untuk bersedekah, sebab atas nama
setiap ruas ini merupakan ekspresi dan bentuk syukur manusia kepada Allah.
(lihat Ibn Rajab al-Hanbali dalam Jami' al-Ulum wa al-Hikam saat menjelaskan
hadits ini).

Kewajiban manusia untuk mensyukuri nikmat penciptaan manusia yang terdiri


dari susunan ruas-ruas dan organ-organ ini telah diisyaratkan dalam QS Al-
Infithar: 6-8, QS Al-Mulk: 23, QS An-Nahl: 78, QS Al-Balad: 8-9.

Diceritakan bahwa pada suatu malam seorang ulama bernama al-Fudhail bin
'Iyadh membaca Al-Qur'an surat Al-Balad ayat 8 sampai 9 ini, lalu ia menangis.
Maka orang-orang yang melihatnya menanyakan apa yang membuatnya
menangis? Ia menjelaskan, "Tidakkah engkau memasuki malam harimu dalam
keadaan bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan dua mata
kepadamu dan dengan dua mata ini engkau dapat melihat? Tidakkah engkau
memasuki malam harimu dalam keadaan bersyukur kepada Allah swt yang telah
menjadikan untukmu satu lidah yang dengannya engkau dapat berbicara?"
Fudhail terus menerus menyebutkan organ-organ seperti ini dengan mengajukan
pertanyaan retoris yang sama.

Kenikmatan yang terlupakan

Sebagai penegas terhadap keharusan untuk mensyukuri nikmat Allah ini,


Rasulullah bersabda, Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi
gara-gara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang .
(HR Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no. 6412).

Bukankah semua ruas tulang belulang manusia merupakan wujud dari kesehatan
yang Allah swt berikan itu? Namun, sayangnya, sebagaimana tersebut dalam
hadits, banyak manusia melupakannya sehingga mereka menjadi merugi karena
tidak mensyukurinya.

Pertanggungjawaban untuk setiap kenikmatan

Semua kenikmatan yang Allah swt berikan kepada manusia akan dimintai
pertanggungjawabannya. Termasuk kenikmatan yang berupa 360 ruas tulang
belulangnya. Caranya adalah dengan menunaikan hak dan kewajiban setiap ruas
tulang belulang tersebut untuk bersedekah, sebagaimana telah dijelaskan pada
tulisan yang lalu.

Hal ini sejalan dengan QS At-Takatsur: 8 yang menegaskan bahwa manusia akan
dimintai pertanggungjawaban atas segala bentuk kenikmatan yang telah
diterimanya. Sejalan pula dengan QS Al-Isra':36 yang menegaskan bahwa
pendengaran, penglihatan dan hati itu akan dimintai pertanggungjawaban.

Cara mensyukuri nikmat Allah

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah
swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:

1. Mensyukuri dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa


segala bentuk kenikmatan ini datangnya dari Allah swt semata.

2. Mensyukuri dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala


puji milik Allah)wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).

3. Mensyukuri dengan perbuatan.

1. Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah untuk menunaikan


perintah-perintah Allah, baik perintah wajib, sunnah maupun mubah.

2. Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah dengan cara


menghindari, menjauhi dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah, baik
larangan yang haram maupun yang makruh.

Syukur dengan hati, lisan dan perbuatan ini hendaklah terefleksi dan tercermin
pada setiap momentum yang bersifat zhahir, bahkan yang tersamar sekalipun.
Contoh cerminan sikap mensyukuri nikmat Allah yang tampak secara lahir ini
dapat dilihat dalam sikap Nabi Sulaiman as saat ia mendapati singgasana Bilqis
telah ada di sampingnya dalam sekejap mata. Saat itu Nabi Sulaiman langsung
berkata, "Ini adalah anugerah Allah. Dia bermaksud mengujiku, adakah aku
bersyukur ataukah aku kufur." (QS An-Naml: 40)
Juga tampak dari sikap Raja Dzulqarnain yang sukses
membangun radm (semacam benteng) untuk menghalau serbuan Ya'juj Ma'juj.
Setelah sukses besar yang luar biasa ini, ia tidak menisbatkan prestasi
spektakulernya itu kepada dirinya, akan tetapi menisbatkannya kepada Allah. Ia
berkata, "Ini adalah rahmat dari Tuhanku." (QS Al-Kahfi: 98)

Sikap yang sebaliknya ditunjukkan oleh Qarun. Saat ia ditanya oleh kaumnya
tentang sukses bisnisnya, ia tidak menisbatkan sukses itu kepada Allah. Dengan
penuh 'ujub, sombong dantakabbur ia berkata, "Semua ini aku dapatkan semata-
mata karena ilmuku, kepintaranku, kepiawaianku" (QS Al-Qashash: 78). Karena
itulah ia diazab Allah.

Nikmat Allah terlalu banyak

Jumlah kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia begitu banyaknya, dan
sekiranya manusia bermaksud menghitungnya, niscaya ia tidak akan mampu
melakukannya, sebagaimana QS Ibrahim: 34 dan QS An-Nahl: 18.

Jika kenikmatan sangat banyak dan manusia tidak akan mampu menghitungnya,
lalu bagaimana kita harus mensyukuri seluruhnya?

Memang demikianlah adanya, yaitu bahwa manusia tidak akan mampu


mensyukuri seluruh nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Oleh karena itu,
jangan ada perasaan, apalagi keyakinan bahwa manusia akan mampu
mengimbangi seluruh kenikmatan Allah dengan mensyukurinya. Dengan
demikian, manusia akan terus berusaha untuk secara terus menerus
mensyukurinya.

Inilah yang dilakukan Rasulullah saw. Beliau terus melakukan shalat malam
yang panjang dan sangat baik, sehingga telapak kaki beliau bengkak-bengkak.
Saat 'Aisyah ra bertanya, Bukankah dosa engkau yang telah lalu dan yang akan
datang telah diampuni oleh Allah?" Maka beliau saw menjawab, " Tidakkah aku
menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?" (HR Muslim, no 2819).

Namun, perasaan bahwa manusia tidak akan mampu mensyukuri nikmat Allah,
bisa menjadi kontraproduktif. Ini akan menjadikan manusia frustrasi dan putus
asa untuk dapat mensyukuri nikmat Allah dan sikap ini tentunya tidak
dibenarkan oleh Islam. Oleh karena itu, ada dua cara yang ditawarkan Rasulullah
dalam hal ini, yaitu:

1. Setiap hari hendaklah manusia menunaikan shalat Dhuha. Terkait hal ini beliau
bersabda, "Semua itu cukup tergantikan dengan dua rakaat Dhuha (HR Muslim,
hadits no. 720). Maksudnya, shalat Dhuha bernilai cukup untuk menggantikan
kewajiban setiap ruas tulang belulang manusia dalam menunaikan kewajibannya
untuk bersyukur.
2. Hendaklah seorang manusia merutinkan membaca dzikir pagi dan sore dengan
bacaan sebagai berikut: Allahumma ma ashbaha bi (kalau sore
membaca: Allahumma ma amsa bi) min ni'matin auw bi ahadin min khalqika
faminka wahdaka la syarika laka, falakal hamdu walakasy-syukru . Yang artinya
"Ya Allah, kenikmatan apa saja yang engkau berikan kepadaku pada pagi hari ini,
atau pada sore hari ini, atau yang engkau berikan kepada siapa pun dari
makhluk-Mu, maka semua itu adalah dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu,
maka, untuk-Mu segala puji dan untuk-Mu pula segala syukur."

Rasulullah menjelaskan bahwa siapa saja yang pada pagi harinya membaca
dzikir tersebut, maka ia telah menunaikan syukurnya pada hari itu. Dan siapa
saja yang membaca dzikir tersebut pada sore harinya, maka ia telah menunaikan
syukurnya pada malam hari itu. (HR Abu Daud, An-Nasa-i, menurut Imam Nawawi,
hadits ini Isnad hadits ini bagus dan Abu Daud tidak mendha'ifkannya. Namun
menurut Syekh Nashiruddin al-Albani hadits ini dha'if)

Syekh Abul Hasan Ubaidullah al-Mubarakfuri berkata dengan mengutip dari Imam
Asy-Syaukani, "Hadits Rasulullah ini mengandung faedah agung dan perilaku
mulia, sebab hadits ini telah menjelaskan bahwa kosa kata yang singkat dan
pendek ini telah mampu menunaikan kewajiban bersyukur... (lihat Mir'atul
Mafatih Syarh Misykatul Mashabih, juz 8 hal. 148).

(Bersambung)

Mulia dengan Istikharah


14 Desember 2014 | Dibaca : 4564 Kali | Ragam

Sering merasakan hari-hari terasa berat dan sulit? Ingin mendapatkan


kemudahan dari apapun keputusan yang kita lakukan? Maka kerjakanlah shalat
istikharah untuk setiap urusan yang kita hadapi!

Kita sering keliru mengartikan shalat istikharah. Banyak yang menganggap


istikharah hanya dilakukan ketika ragu terhadap suatu perkara, misalnya ketika
hendak memilih jodoh, memilih pekerjaan, bisnis, rumah, dan lain sebagainya.
Padahal tidak demikian, istikharah seharusnya kita lakukan setiap kali hendak
melakukan suatu hal yang akan kita putuskan.

Rasulullah saw bersabda: Termasuk kemuliaan bani Adam adalah ia mau


beristikharah kepada Allah, dan termasuk kedurhakaannya adalah manakala ia
tidak mau beristikharah kepada Allah (HR. Hakim)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam
setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan
kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, Jika salah seorang di antara
kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang
bukan shalat wajib, kemudian berdoalah (HR. Al-Bukhari)

Dari hadits di atas, kita mendapat petunjuk penting bahwa Rasulullah


mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengembalikan urusan kepada Allah
jika menemui perkara atau permasalahan. Jadi anggapan bahwa sholat
istikharah hanya dilakukan ketika ada urusan yang meragukan saja adalah tidak
tepat.

Fungsi Istikharah

Lantas apa gunanya melakukan sholat istikharah saat sudah mantap dengan
satu keputusan dan tidak lagi memiliki keraguan tentangnya?

Fungsi shalat Istikharah setidaknya ada dua:

1. Jika seorang telah mantap dengan suatu urusan, maka ia melakukan


istikharah dan memohon kepada Allah agar urusan tersebut baik dan diridhoi
Allah, insya Allah bisa mempermudah jalannya untuk urusan tersebut.

2. Jika perkara tersebut ternyata tidak baik baginya, Allah akan datangkan
penghalang dan pencegah baginya sehingga ia tak bisa melaksanakan urusan
tersebut. Begitulah maknanya.

Hal ini merupakan tindak lanjut daripada firman Allah yang artinya:

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)

Dalam Istikharah siapakah yang memilih?

Allah memberi kita karunia akal dan nalar yang bebas. Dengan akal dan nalar
kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan dengan akal
dan nalar tersebut kita mempunyai kemampuan untuk menganalisa dan
menentukan pilihan dalam perkara dunia.

Selain itu banyak petunjuk agama yang mengajarkan kepada manusia bagaimana
menentukan perkara apakah itu baik atau buruk. Rasulullah saw bersabda:
Kebaikan adalah apa yang membuat hati tenang dan mejadikan nafsu tenang,
keburukan adalah apa yang membuat hati gelisah dan menimbulkan
keraguan (HR. Ahmad)
Rasulullah saw ketika dihadapkan dua pilihan, beliau selalu memilih yang
termudah selama itu tidak mengandung dosa, apabila itu mengandung dosa
maka beliau menjauhinya (HR. Muslim dll).

Rasulullah pun ketika memilih sesuatu menggunakan analisa dan nalar beliau,
namun selalu mengutamakan yang mudah.

Begitu juga ketika seorang hamba dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit dan
kemudian dia melaksanakan shalat istikharah sesuai ajaran Rasulullah, tidak
berarti ia lantas menyuruh Allah memilihkan pilihannya dan ia hanya cukup
berdoa saja dan menunggu petunjuk dan berpangku tangan. Itu adalah anggapan
yang kurang tepat.

Setelah istikharah, kita akan diberikan kekuatan, kemudahan, dan keyakinan


oleh Allah, namun pekerjaan memilih itu sendiri harus kita lakukan dengan baik
melalui analisa, kajian, penyelidikan, musyawarah dll. Setelah proses tersebut
kita matangkan, maka dengan disertai doa yaitu shalat istikharah, insya Allah
pilihan kita tidak salah.

Yang parah adalah manakala pilihan itu ternyata kurang sesuai dengan yang
diharapkan, banyak orang yang menyalahkan istikharahnya atau menyalahkan
Allah. Naudzubillahi min dzalik.

Mengetahui Jawaban istikharah

Tidak ada dalil yang menunjukkan tanda-tanda jawaban dari shalat istikharah. Ini
memperkuat uraian di atas bahwa yang memilih adalah kita, bukan Allah
memilihkan kita, tetapi kita berdoa agar Allah memberikan kekuatan kita dalam
memilih.

Ulama besar Syafii, Iz bin Abdussalam mengatakan setelah istikharah seorang


hamba hendaknya mengambil keputusan yang diyakininya dengan pasti. Ulama
lain Kamaluddin Zamlakani mengatakan selesai shalat istikharah hendaknya
seseorang mengambil keputusan yang sesuai keyakinannya, baik itu sesuai
dengan bisikan hatinya atau tidak, karena kebaikan adalah pada apa yang ia
yakini, bukan dari apa yang cocok di hatinya.

Bisikan hati kadang dipengaruhi oleh perasaan subyektif dan tidak ada dalil yang
menyatakan seperti itu. Imam Qurtubi juga mengatakan hal yang sama dan
menambahkan hendaknya hatinya dibersihkan dari hal-hal yang
mempengaruhinya. Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa sebaiknya tidak
mengikuti kecenderungan hati karena biasanya itu dipengaruhi oleh hal lain
sebelum melaksanakan shalat istikharah.
Itu benar, misalnya seseorang yang sudah dirundung rasa cinta mendalam
terhadap seseorang, mana mungkin ketika dia istikharah akan mendapatkan
jawaban untuk tidak memilihnya.

Setelah memilih dengan analisa dan pertimbangannya yang matang, hendaknya


juga diikuti sikap tawakal, bahwa itu mudah-mudahan pilihan yang tepat dan
mudah-mudahan Allah akan memudahkan semuanya.

Banyak orang menanti jawaban istikharah melalui mimpi, atau melalui membuka
Quran secara acak lalu mencoba mencari jawabannya melalui ayat yang tak
sengaja terbuka, atau dengan butiran-butiran tasbih dan lain-lain. Itu semua
tidak mempunyai landasan dalil dan hadist.

Doa Setelah Istikharah

Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta


keputusan dengan ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya
Engkaulah yang menentukan dan aku tidak ada daya untuk menentukan,
Engkaulah yang mengetahui dan aku tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang
Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah sekiranya Engkau mengetahui bahwa
perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya) adalah baik bagiku saat ini dan di
waktu yang akan datang, atau baik bagi agamaku dan kehidupanku serta masa
depanku maka tentukanlah itu untukku dan mudahkanlah ia bagiku lalu
berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku
untuk agamaku dan kehidupanku dan masa depan perkaraku, atau bagi urusanku
saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah ia dariku dan tentukanlah
bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang terjadi, lalu ridlailah ia
untukku. (HR. Ahmad, Bukhari dan Ashabussunan).

Insya Allah hidup kita dimudahkan oleh Allah, dan dimuliakan di akhirat karena
senantiasa melakukan istikharah. Selamat menjalankan istikharah untuk hidup
yang lebih mudah dan barokah!

Ikhtiar dan Rezeki


Alhamdulillaah. Washshalaatu wassalaamu alaa rasuulillaah.

Allah Swt. berfirman, Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup membawa rezekinya sendiri.
Allahlah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.
Al Ankabut [29]: 60)
Saudaraku, ada manusia yang setiap hari mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mencari rezeki. Namun,
ada juga manusia yang begitu yakin dengan jaminan dari Allah akan rezekinya. Sementara itu, orang
yang paling beruntung adalah orang yang berikhtiar secara lahir, lalu disempurnakan dengan tawakal
kepada Allah Swt. Dan, inilah kemudian yang membuat dirinya menuai jaminan dari Allah baik di dunia
maupun akhirat.
Semestinya kita berbahagia ketika berikhtiar. Karena ada juga orang yang sibuk ikhtiar tapi tidak
bahagia. Penyebabnya karena orang ini bergantung hanya pada ikhtiarnya sendiri. Ia begitu yakin bahwa
hanya dengan ikhtiarnyalah keberuntungan bisa ia raih. Padahal, ikhtiar itu bukan untuk kita gantungi.
Ikhtiar itu adalah amal shaleh kita. Kita diperintah untuk ikhtiar adalah agar kita mempunyai amal.
Saudaraku, pada dasarnya seluruh makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Yang tidak dijamin
adalah ganjaran. Ganjaran atau pahala harus kita cari, sedangkan rezeki sudah menjadi jaminan-Nya.
Oleh karena itu Imam Ibnu Aththaillah mengatakan, Jangan risaukan apa yang sudah dijanjikan Allah
kepada kita, tapi risaukanlah kalau kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang dibebankan terhadap
kita.
Maka, kalau kita kemudian masih merasa resah dan gelisah dalam hidup ini jangan-jangan itu ciri kita
masih bergantung kepada ikhtiar. Padahal jikalau kita ingin bahagia dalam mencari nafkah atau rezeki,
sempurnakanlah ikhtiar sambil bergantung hanya kepada Allah (tawakal).
Allah Mahatahu kebutuhan kita. Maka, berbahagialah orang yang tidak pernah bergantung pada amal
ikhtiarnya. Tubuh bersimbah peluh berkuah keringat, tapi hati seratus persen hanya bergantung kepada
Allah Swt.
Sungguh luar biasa penting bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang membuat kita tidak
melaksanakan kewajiban kita. Kita diperintahkan untuk shalat dan shalat itu harus menutupi aurat. Maka,
Allah pasti mencukupkan rezeki kita sehingga kita bisa menutup aurat, sebab yang menyuruh menutup
aurat adalah Allah. Allah memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa
sedekah kalau kita tidak dicukupkan rezeki oleh Allah, sementara yang Allah Maha Pemberi rezeki.
Kita pasti diberi makan, karena bagaimana mungkin kita bisa menolong orang, bagaimana kita bisa
ibadah, kalau kita tidak memiliki energi. Jadi, andai saja kita tahu kewajiban kita dan kita tunaikan
dengan baik maka insya Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakannya.
Dalam hal ini, kewajiban kita yang pertama adalah berhusnudzan (berbaik sangka) bahwa Allah adalah
Maha Penjamin rezeki. Karena Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi, Aku sesuai dengan prasangka
hamba-Ku pada-Ku.
Yang kedua, ikhtiar di jalan yang Allah ridhai. Kalau Allah menyuruh kita jujur, maka jujur saja, mengapa
enggan?! Mungkin kita pernah mendengar ungkapan ini, Cari rezeki tidak jujur saja susah, apalagi kalau
jujur. Sungguh, tak mungkin Allah yang menyuruh kita jujur, kemudian Allah tidak peduli pada kejujuran
kita.
Kita disuruh membayar zakat, maka bayarkan saja. Toh, uang kita pun hakikatnya milik Allah.
Jika Allah memerintahkan kita untuk mengeluarkannya dalam rangka berzakat, maka tak perlu kita
menolak. Karena ketika kita tidak mau bayar zakat, misalnya, tiba-tiba kendaraan rusak atau usaha
bangkrut sehingga kita tak bisa berbuat banyak.
Atau kita diberi penyakit oleh Allah dan harus operasi. Tak mungkin kita tidak mau berobat sehingga mau
tidak mau pasti keluar uang juga. Pasti, uang itu akan keluar. Maka, daripada dipaksa oleh Allah agar
uang keluar, lebih baik tunaikan segera zakatnya.
Nah, begitulah kurang lebih hakikat ikhtiar dan rezeki kita. Yang utama tunaikan kewajiban kita lebih
dahulu maka rezeki insyaaAllah akan terpenuhi. Kewajiban tersebut adalah bergantung hanya kepada
Allah semata, ikhtiar semaksimal mungkin menjemput rezeki-Nya, dan patuhi setiap perintah-Nya. Karena
perintah dan larangan Allah pastilah kebaikan untuk kita. Wallahu alam bishawab.[]
Berkata Baik atau Diam AaGym
Puji dan syukur hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menatap, memberikan bimbingan
kepada kita untuk menjadi insan-insan yang terpelihara dalam setiap ucapan kita. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Saw. Sang penutup para nabi yang tiada lagi nabi
setelahnya.
Allah Swt. berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-
dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar. (QS. Al Ahzab [33] : 70-71).
Tidak ada satu katapun yang terlontar dari lisan kita kecuali Allah Swt. mendengarnya. Dan, tidak ada
satu kata pun yang kita ucapkan kecuali pasti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Oleh karena itu, beruntunglah orang yang senantiasa memelihara lisannya untuk tidak berkata kecuali
yang benar dan baik saja. Sungguh beruntunglah orang yang memelihara lisannya untuk jauh dari
perkataan yang sia-sia dan tiada berguna. Karena, menghindari ucapan yang sia-sia dan tiada berguna
adalah ciri dari keimanan kepada Allah Swt.
Saudaraku, sesungguhnya ucapan kita bisa menunjukkan bagaimana kualitas diri kita. Ucapan kita
menunjukkan bagaimana isi kita. Seperti moncong teko, ia hanya mengeluarkan apa yang ada di dalam
teko. Maka, ketika kita banyak berkata kotor, kasar, tidak berguna, maka kita sebenarnya sedang
menjatuhkan kehormatan diri kita sendiri.
Rasulullah Saw. bersabda, Setiap ucapan bani Adam itu membahayakan dirinya sendiri, kecuali kata-
kata berupa amar maruf dan nahyi munkar serta berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. (HR. Tirmidzi).
Kata-kata itu jika sudah terlontar dari lisan kita, maka ia bagaikan anak panah yang sudah melesat dari
busurnya. Ia tak bisa ditarik lagi. Apalagi jika sudah tertancap, maka jika dicabut pun ia akan
meninggalkan bekas. Kata-kata yang tidak terjaga, bisa melukai perasaan orang. Dan, jika itu sudah
terjadi, meminta maaf pun tidak bisa menghilangkan bekas lukanya. Bagaikan paku yang tertancap di
tembok, ketika paku itu dicabut maka bekasnya tetap akan tertinggal di sana.
Oleh sebab itu, hati-hatilah dengan ucapan kita. Hindari celetak-celetuk tak karuan. Kurangi berbicara
yang tidak perlu. Karena terlalu banyak berbicara yang tidak perlu akan membuat kita melantur, melebih-
lebihkan cerita hingga akhirnya terjebak dalam kubangan dusta.
Lebih mengerikan lagi jika kita terseret pada ghibah. Obrolan-obrolan yang tak terjaga, dibumbui
kebohongan yang didramatisir, membicarakan keburukan orang, sungguh bukan semakin kotorlah hati
kita dengan noda-noda dosa.
Lisan kita sangat ringan. Tidak perlu tenaga yang besar untuk menggerakkannya. Juga tidak perlu biaya
mahal untuk menggunakannya. Namun, dari lisan ini bisa timbul perkara yang luar biasa. Bisa ada orang
yang sakit hati karenanya. Permusuhan bisa terpicu disebabkannya.
Bicaralah hanya yang benar dan baik saja. Jika tidak bisa, maka lebih baik diam. Ada sebuah
ungkapan,Diam itu emas. Benar, ketika dibandingkan dengan berbicara yang berisi keburukan atau
kesia-siaan. Sehingga yang terbaik adalah berbicara yang mengandung kebaikan dan kebenaran.
Perkataan yang seperti ini menjadi bagian dari kerangka dzikir kepada Allah Swt.
Untuk bisa berkata baik dan benar, kita perlu juga memperhatikan situasi dan tempat. Karena, Likulli
maqaam maqaal, wa likulli maqaal maqaam, setiap perkataan itu ada tempatnya yang terbaik, dan
setiap tempat ada perkataannya yang terbaik.
Artinya, setiap kata yang kita ucapkan perlulah disesuaikan dengan tempat, situasi dan siapa yang kita
hadapi. Karena cara berbicara dengan anak-anak tentu berbeda dengan cara berbicara dengan orang
dewasa. Berbicara dengan teman kita tentu berbeda dengan berbicara dengan orang tua kita. Jika kita
tidak terampil dalam hal ini, maka niat yang benar bisa-bisa memberikan hasil yang tidak efektif.

Subhannallah. Sedemikian agungnya agama kita. Bahkan kepada orang kafir sekalipun, Rasulullah Saw.
melarang kita berkata-kata buruk kepada mereka. Setelah perang Badar, Rasulullah Saw. sempat
bersabda,Janganlah kamu memaki mereka dari apa yang kamu katakan, dan kamu menyakiti orang-
orang yang hidup. Ketahuilah bahwa kekotoran hati itu tercela. (HR. Nasai).

Mari kita bersungguh-sungguh menjaga lisan kita dari perkataan yang kotor dan tiada berguna. Jauhkan
diri kita dari celetukan-celetukan. Tahan lisan kita dari komentar-komentar yang tidak perlu, ungkapan
yang mengutuki keadaan.
Berkata baik dan benar adalah ciri dari orang beriman, semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin yaa
Rabbal aalamin.[]

Popular

Pemimpin yang Amanah AaGym


Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada sang pemimpin
teladan seluruh alam, Muhammad Rasulullah Saw.
Saudaraku, jauh sebelum nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai seorang rasul, bahkan ketika itu beliau
masih sangat belia, beliau sudah sangat dikenal di tengah masyarakatnya sebagai Al Amin, artinya orang
yang amanah atau bisa dipercaya. Gelar dari masyarakat Quraisy itu tiada lain disebabkan kejujuran dan
sikap tanggungjawab yang dimiliki nabi Muhammad Saw.
Inilah yang menjadi alasan kaum Quraisy kala itu memberikan kepercayaan kepada nabi Muhammad
Saw. untuk menjadi penengah dan pemberi jalan keluar bagi mereka yang sedang berselisih dalam
pemindahan Hajar Aswad.
Al Amin artinya orang yang amanah, bisa dipercaya, dan bertanggungjawab. Inilah yang diteladankan
oleh nabi Muhammad Saw. Amanah adalah hal yang sangat mendasar yang penting dimiliki seorang
pemimpin.
Siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya, Apakah saya dipercaya atau tidak oleh orang
yang saya pimpin? Jika banyak orang yang merasa ragu tentang keamanahan kita, maka sesungguhnya
itu tanda layak dan tidaknya kita memimpin mereka. Apalagi keraguan mereka pun menjadi tanda ridha
atau tidaknya mereka dipimpin oleh kita.

Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang menjadi kuburan bagi aib orang lain, bukan yang sering
membeberkan kekurangan orang yang dipimpinnya. Atasan yang baik adalah atasan yang tidak gemar
membuka-buka kekurangan karyawannya.

Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang setiap kali mengucapkan janji, maka ia berusaha sekuat
tenaga memenuhinya. Sekuat tenaga ia menjaga harta kekayaan yang dititipkan di bawah
kepemimpinanya. Sekuat tenaga ia jauhi bujukan untuk korupsi dan manipulasi.

Setiap amanah yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar diperhitungkan terlebih dahulu
apakah kita akan mampu mempertanggungjawabkannya atau tidak. Setiap pejabat tentu mengucapkan
sumpah sebelum mengawali tugasnya. Menyebut sumpah itu sudah merupakan janji, apalagi menyebut
Demi Allah. Maka, memenuhinya adalah kewajiban, dan mengkhianatinya adalah penginkaran terhadap
Allah Swt.

Orang yang mempunyai jabatan, pangkat, kedudukan, jika dia malah mengkhianatinya, maka semuanya
itu pasti akan menjadi jalan kehinaan bagi dirinya. Terlebih lagi masyarakat sekarang sudah semakin
cerdas dan kritis.

Semakin tinggi jabatan, jika terjatuh (karena tidak amanah), maka bantingannya akan semakin
meremukkan. Oleh karenanya, jangan rakus pada kekuasaan dan jabatan. Namun, jika jabatan itu sudah
ada di tangan, maka bersungguh-sungguhlah menunaikannya, sehingga jabatan itu menjadi ladang amal
shaleh bagi kita.

Pemimpin yang amanah akan bertanggungjawab terhadap setiap perkara sekecil apapun. Setiap ucapan
ia upayakan mengandung kebenaran dan kebaikan. Ia pun tidak meremehkan waktu walau sedetikpun,
karena meski satu detik tetap berharga. Baginya telat satu detik, satu menit, satu jam, semuanya sama
saja, yaitu telat!

Kepemimpinan diawali dengan amanah terhadap hal-hal kecil terlebih dahulu. Pemimpin yang baik tidak
hanya sukses di tempat pekerjaannya, tapi juga harus sukses memimpin dirinya sendiri dan keluarganya.
Tidak sedikit para pemimpin yang mampu mengatur sistem, kantor, atau perusahaan dengan baik,
namun tidak mampu mengatur dirinya sendiri.

Tidak sedikit pemimpin yang tegas terhadap bawahannya, namun lembek pada dirinya sendiri. Menekan
bawahannya untuk disiplin, namun dirinya tidak. Lalai menunaikan shalat sehingga sering di akhirkan.
Diam-diam gemar melakukan kemaksiatan.
Rasulullah Saw. bersabda, Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin yang akan dimintai
pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin bagi masyarakatnya dan akan dimintai
pertanggungjawaba tentang kepemimpinannya,

Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga dan ia bertanggungjawab terhadap keluarganya. Seorang
istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan ia bertanggungjawab terhadap
mereka,

Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia bertanggung jawab terhadapnya. Setiap
kalian adalah pemimpin dan tiap kalian mempunyai tanggungjawab terhadap yang dipimpinnya. (HR.
Abu Daud)

Semoga Allah Swt. mengaugerahkan pemimpin yang amanah untuk kita. Dan, semoga Allah Swt.
memberikan taufik-Nya kepada kita sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang amanah bagi diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Aamiin ya Allah ya Rabbal aalamiin.**

Tersenyumlah AaGym
Semoga Allah Swt. Yang Maha Mendengar setiap bisikan yang ada di dalam hati kita, menggolongkan
kita sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa antusias menjaga kebersihan hati. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Saw.
Tersenyum adalah hal sederhana, malah sering dipandang sebagai hal yang remeh. Namun, jika
tersenyum dilakukan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar, ia bisa bernilai
ibadah. Subhanallah, betapa lengkapnya Islam ini, hingga hal-hal kecil pun mendapat perhatian luar
biasa.
Senyum adalah perbuatan ringan yang berdampak besar. Senyuman yang tulus bisa mencairkan suasana
di antara dua orang yang sedang bermusuhan. Senyuman yang tulus pun bisa menularkan kebahagiaan
pada orang-orang di sekitar kita. Senyuman yang tulus bisa mengeratkan persaudaraan.
Rasulullah Saw. adalah orang yang paling banyak tersenyum dan paling baik senyumannya. Abdullah bin
Al Harits bin Jazi pernah mengatakan, Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak
senyumannya selain Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. (HR. Tirmidzi)
Bertemu dan bertegur sapa dengan orang lain sambil tersenyum jauh akan lebih menentramkan daripada
sambil cemberut. Bermuka masam selain menimbulkan rasa tidak enak bagi orang yang sedang kita
hadapi, juga merupakan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah Swt.
Bahkan, Allah Swt. pernah mengingatkan Rasulullah Saw. agar tidak bermuka masam kepada salah
seorang sahabatnya yaitu Abdullah Ibn Ummi Maktum yang buta. Singkat kisah, Ibnu Abbas
meriwayatkan bahwa ketika itu Rasulullah Saw. sedang berdialog dengan para pemuka kaum Quraisy.
Lalu, datanglah Abdullah ibn Ummi Maktum yang meminta kepada Rasulullah Saw. untuk diajarkan ayat-
ayat Al Quran.
Masih menurut keterangan Ibnu Abbas, mungkin karena merasa terganggu dengan kedatangan
Abdullah, Rasulullah Saw. tidak sempat menghiraukan permintaan Abdullah itu. Nampak, wajah
Rasulullah Saw. agak masam dan melanjutkan dialognya dengan para pemuka Quraisy itu.
Kemudian, Allah Swt. secara halus mengingatkan Rasulullah Saw. dengan firman-Nya, Dia bermuka
masam dan berpaling. Karena datang kepadanya orang buta itu. Padahal adakah yang memberitahumu
boleh jadi dia akan jadi orang yang suci. (QS. Abasa [80] : 1-3).
Setelah ayat ini turun, barulah Rasulullah Saw. tersadar akan kekhilafannya. Sejak peristiwa itu, Abdullah
bin Ummi Maktum menjadi orang yang sangat disayangi oleh Rasullah Saw. Setiap kali beliau berhadapan
dengan Abdullah ibn Ummi Maktum, beliau selalu menghadapinya dengan wajah yang berseri penuh
senyuman. Ya, Rasulullah Saw. tersenyum tulus meski di hadapan sahabatnya yang buta. Subhanallah!
Saudaraku, ketika kita terjebak kemacetan, kemudian ada pengendara lain yang nampaknya menyerobot
jalan atau menghalangi jalan kita, tentu kita merasa kesal. Tidak heran kalau ada yang melontarkan
umpatan atau makian hingga kata-kata kasar. Tidak jarang juga yang berujung pertengkaran.
Padahal, jika mau sedikit saja menahan diri, melontarkan teguran secara hangat sembari memberikan
senyuman, niscaya itu lebih produktif. Untuk diri kita sendiri hal itu bisa menurunkan ketegangan. Untuk
orang lain hal itu bisa menentramkan suasana. Dua situasi yang sangat berbeda disebabkan satu hal
yang sederhana. Maka, tebarkanlah senyuman.
Akan tetapi, hati-hati juga dengan senyuman. Jangan pula mengumbar senyuman kepada orang yang
tidak tepat. Misalnya mengumbar senyuman kepada lawan jenis yang bukan mahram. Selain bisa
menimbulkan fitnah, hal ini bisa menjadi pintu bagi kotornya hati kita. Selain itu, tahan pula diri kita dari
tersenyum sinis. Karena senyuman sinis hanya akan menyinggung hati orang lain dan menimbulkan
permusuhan.
Tersenyumlah secara tulus, proporsional dan dengan cara yang benar. Jangan tersenyum dengan dibuat-
buat hanya demi menyenangkan hati atasan, atau demi memikat calon konsumen agar membeli
dagangan kita. Tersenyumlah hanya karena mengharap ridha Allah Swt. Tersenyumlah dengan niat
ibadah. Senyum yang tulus karena Allah akan bernilai ibadah karena termasuk sedekah.
Rasulullah Saw. bersabda, Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu. (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Hibban).
Semoga Allah Swt. mengkaruniakan kebersihan hati kepada kita agar senantiasa semangat menebarkan
keceriaan dan senyuman. Sehingga tali persaudaraan di antara kita semakin erat. Aamiin ya Allah ya
Rabbal aalamiin.[]

Merespon Penghinaan AaGYm


Segala puji hanya milik Allah Swt. Dzat Yang Maha Suci dari segala kekurangan. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Saw. Insan pilihan Allah Swt. sebagai suri teladan bagi
seluruh alam.
Saudaraku, dalam hidup ini kita sebagai makhluk yang tiada pernah luput dari kesalahan, tidak pernah
bisa menyenangkan hati semua orang. Dalam setiap sikap kita, selalu saja ada yang suka dan tidak suka.
Sebesar apapun usaha kita untuk berbuat kebaikan, akan ada saja yang bersimpati dan yang tidak.
Jangankan kita yang merupakan manusia biasa, bahkan nabi Muhammad Saw. yang sudah dijamin oleh
Allah Swt. bersih dari dosa (mashum), tetap ada yang mencintai dan ada pula yang membencinya. Nabi
Muhammad Saw. yang sedemikian mulia akhlaknya, dikenal amanah dan jujur sejak belia, tetap saja ada
yang menyakiti dan menghinanya.
Bahkan, orang-orang di masa kini pun ada yang membenci Rasulullah Saw. Sampai-sampai ada yang
berani membuat berbagai karikatur yang berisi penghinaan terhadap beliau. Ada juga yang menulis
berbagai fitnah tentang beliau.
Namun, apakah berbagai penghinaan itu mengurangi kemuliaan Rasulullah Saw.? Sedikitpun tidak!
Rasulullah Saw. tetap diakui sebagai sosok yang paling agung dan paling berpengaruh di dunia.
Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., Wahai Rasulullah, pernahkah engkau mengalami
hari yang lebih buruk dari perang Uhud? Rasulullah Saw. menjawab, Aku pernah menemui kaum yang
sangat kejam yang belum pernah aku temui sebelumnya. Yaitu hari di mana aku menemui kaum di
kampung Aqabah (Thaif), ketika aku bermaksud menemui Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (untuk meminta
bantuan dan untuk menyebarkan Islam).

Akan tetapi, dia tidak memenuhi permintaanku. Akupun pulang dalam keadaan wajah yang berdarah
(karena perbuatan warga Thaif yang melempari batu). Ketika aku berhenti di Qarnul Tsaalib, aku melihat
awan menaungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, malaikat Jibril memanggilku dan bertanya,
Sesungguhnya Allah telah mendengar hinaan kaummu dan penolakan mereka terhadapmu. Allah telah
mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu.

Kemudian, malaikat menawarkan kepada Rasulullah Saw. apakah beliau mau jika dua gunung yang ada
di kota Mekkah ditimpakan kepada mereka sebagai pembalasan. Namun, bagaimana jawaban Rasulullah
Saw.?
Rasulullah Saw. yang mulia menolak tawaran itu. Tidak terbersit sedikitpun di dalam hati beliau niat
untuk membalas sikap buruk mereka. Rasulullah Saw. justru mendoakan mereka, Aku berharap mudah-
mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah Yang Maha
Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. (HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah! Saudaraku, dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran berharga. Bahwa Rasulullah Saw.
tidak pernah membalas sikap buruk orang lain kepada beliau dengan keburukan. Rasulullah Saw. justru
tetap melanjutkan perbuatan baik terhadap mereka.

Salah satu cara Rasulullah Saw. menyikapi hinaan adalah dengan mendoakan orang-orang yang
menghinanya. Beliau mendoakan agar mereka diberikan petunjuk oleh Allah Swt. sehingga bisa berada di
jalan yang lurus. Rasulullah Saw. memahami bahwa yang bisa beliau lakukan adalah menyeru mereka
kepada kebaikan, adapun hidayah adalah kekuasaan Allah Swt.
Oleh karena itu saudaraku, janganlah membalas hinaan orang kepada kita dengan perbuatan yang sama.
Sungguh tidak berbahaya hinaan orang itu. Yang berbahaya adalah jika kita yang melakukan penghinaan
itu. Hinaan orang tidaklah berbahaya, yang berbahaya adalah jika kita melakukan perbuatan hina.
Jangan membalas hinaan dengan hinaan, karena sesungguhnya orang yang melontarkan ucapan-ucapan
buruk tiada lain adalah sedang memperlihatkan keburukan dirinya sendiri.
Bukankah moncong teko hanya mengeluarkan apa yang ada di dalam teko. Jika isinya air jernih, maka
yang keluarpun jernih. Jika isinya air kotor, maka itulah yang keluar.
Semoga Allah Swt. melimpahkan hidayah kepada kita sehingga setiap ucapan dan tindakan kita
senantiasa terjaga dan terpelihara. []

10 Keutamaan Shalat Shubuh


15 Desember 2014 | Dibaca : 22954 Kali | Rubrik : Ragam

"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat)." (Q.S. Al Isra' [17] : 78).

Sahabat Ummi, banyak yang merasa berat melaksanakan shalat Shubuh di pagi
buta, saat kebanyakan manusia masih terlelap. Padahal keutamaan shalat
Shubuh sungguh sangat banyak dan dahsyat, berikut 10 di antaranya:

1. Shalat Shubuh Berkaitan dengan Pembagian Rezeki

Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat subuh. Begitu selesai, beliau pun kembali
ke rumah dan mendapati puterinya Fathimah ra sedang tidur. Maka beliau pun
membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan
kepadanya :

Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rizki Rabb-mu karena Allah membagi-
bagikan rizki para hamba antara shalat subuh dan terbitnya matahari.

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya (QS.Ath Thalaq : 2-3)

2. Shalat Shubuh setara dengan shalat malam semalam suntuk

Barang siapa yang melaksanakan shalat isya secara berjamaah maka ia


seperti shalat malam separuh malam. Dan barang siapa melaksanakan shalat
subuh secara berjamaah maka ia seperti shalat malam satu malam penuh.
(HR.Muslim)

4. Shalat Shubuh Membedakan Antara Mukmin dengan Munafik

Rasulullah SAW bersabda:

Shalat terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan Shubuh.
Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua shalat tersebut,
tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak . (HR.Ahmad)

5. Shalat Shubuh adalah penyelamat dari neraka

Nabi SAW bersabda,


Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan shalat sebelum matahari
terbit dan sebelum tenggelamnya. (HR.Muslim)

Ini adalah ketetapan Nabi yang mulia, bahwa siapa yang memelihara
pelaksanaan shalat Shubuh dan Ashar maka dia tidak akan masuk neraka
dengan izin Allah SWT.

6. Shalat Shubuh adalah penyebab orang masuk surga

Nabi SAW bersabda,

Siapa yang melaksanakan dua shalat bardain dia masuk syurga

Shalat bardain adalah shalat subuh dan ashar. Disebut Al Bardain (dua waktu
dingin) karena keduanya dilaksanakan pada waktu dinginnya siang, tepatnya
pada kedua ujung siang ketika suasana teduh dan tidak ada terik panas.

7. Shalat Shubuh disaksikan malaikat

Malaikat-malaikat siang bergantian mendampingi kalian dengan malaikat-


malaikat malam, dan mereka berkumpul pada waktu shalat subuh dan ashar
setelah itu malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit. Lalu Allah
bertanya kepada mereka dan dia lebih tahu tentang mereka - Bagaimana kalian
tinggalkan hamba-hambaku? Mereka menjawab, Kami menginggalkan mereka
dalam keadaan shalat dan kami datang kepada mereka ketika mereka shalat
(HR.Bukhari)

8. Shalat subuh adalah kunci kemenangan

Bahwa Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau menundanya


hingga tiba waktu subuh. (HR Bukhari)

Dikisahkan pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973 ada seorang


tentara Mesir yang mengajak berbicara tentara Yahudi yang paham bahasa Arab.

Tentara Mesir itu berkata, Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan
kalian sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan batu,
kemudian pohon dan batu itu mengatakan ,hai hamba Allah, hai Muslim, ini ada
Yahudi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia

Tentara Yahudi menjawab, Semua itu tidak akan terjadi sebelum shalat subuh
kalian sama banyak jamaahnya dengan shalat Jumat.
9. Mendapat perlindungan Allah

Barangsiapa melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah, maka ia berada


dalam perlindungan Alloh. (HR. Ibnu Majah). Hadits shohih.

10. Lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya

Dua rakaat shalat subuh, lebih baik daripada dunia dan seisinya. (HR.Muslim
dan Ahmad)

Mengenai shalat dua rakaat sunah sebelum subuh Rasulullah bersabda,Dua


rakaat itu lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya. (HR.Muslim)

Adab Makan dan Minum dalam Islam


29 Januari 2015 | Dibaca : 1530 Kali | Rubrik : Kesehatan Keluarga

Sahabat Ummi, aktivitas buruk yang telah menjadi kebiasaan kita sehari-hari
adalah makan dan minum sambil berdiri, makan atau minum dengan tangan kiri,
tidak berdoa sebelum makan atau minum, dan membuang-buang makanan. Islam
sangat peduli dengan semua aktivitas manusia. Mulai dari hal kecil sampai
dengan hal-hal besar di atur oleh Islam. Termasuk bagaimana adab makan dan
minum manusia. Cekidot

1. Makan makanan yang halal

Allah Taala telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang
halal lagi baik. AllahTaala telah berfirman, yang artinya:Hai para rasul,
makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mu`minun: 51)

2. Memuji makanan dan tidak mencelanya

Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya.Rasulullah saw tidak


pernah mencela makanansama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau
memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau
meninggalkannya. (HR. Muslim)

3. Mendahulukan makan daripada Shalat, jika makanan sudah dihidangkan


Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap.
Rasulullah saw bersabda,Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat
telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-
gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai. (Muttafaqun alaih)

Manfaatnya, agar hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika
shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang.
Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia
makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

4. Tidak menggunakan alat makan yang terbuat dari emas dan perak

Rasulullah saw bersabda, Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya
ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Menggunakan tiga jari ketika makan

Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian
menjilati jari dan wadah makan selesai makan. Kaab bin Malik radhiyallahu
anhu berkata, Saya melihat Rasulullah saw makan dengan tiga jarinya. Apabila
beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya. (HR. Muslim)

Rasulullah saw bersabda, Apabila salah seorang dari kalian selesai makan,
maka janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan
mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain. (HR. Bukhari dan
Muslim)

Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya,
misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.

6. Sebaiknya tidak menyantap makanan yang masih panas atau sangat dingin

Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas
ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh. Mendinginkan
makanan hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,Sesungguhnya yang demikian itu dapat
mendatangkan berkah yang lebih besar. (HR. Ahmad)

7. Menyantap makanan dari yang terdekat

Makan mulai dari makanan yang terdekat. Umar Ibnu Abi


Salamah radhiyallahuanhuma berkata,Saya dulu adalah seorang bocah kecil
yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah saw. Tangan saya (kalau makan)
menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah saw menegur saya, Wahai
bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari
yang terdekat denganmu. Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah
itu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari adab makan sebelumnya dan
menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab makan.
Lihatlah bahwa nasihat Rasulullah shallallahu alaihi wa salam sangat dipatuhi
oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, demikian seterusnya
cara makan saya setelah itu.

8. Memungut, membersihkan dan memakan makanan yang jatuh

Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.Hal


ini berdasarkan sabda Nabi saw, Jika salah satu dari kalian makan lalu
makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang
kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk
setan. (HR. At-Tirmidzi)

Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-sampai sesuap nasi yang jatuh pun
sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur
atas makanan yang telah Allah Taala berikan dan bentuk kepedulian kita
terhadap fakir miskin.

9. Lalat yang terjatuh ke makanan

Apabila lalat terjatuh dalam minuman Nabi saw bersabda, Apabila lalat jatuh
pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat
tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit
dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.(HR. Bukhari)

10. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

Walaupun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak mencontohkan hal ini,


namun para salaf(generasi terdahulu yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci
tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari berbagai
penyakit.

11. Berdoa sebelum makan

Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan.


Rasulullah saw bersabda, Apabila salah seorang di antara kalian makan,
hendaklah ia membaca Bismillah (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa
membacanya sebelum makan maka ucapkanlah Bismillaahi fii awwalihi wa
aakhirihi (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-) (HR.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Manfaat membaca basmallah di setiap makan adalah agar setan tidak ikut
makan apa yang kita makan. Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam sedang duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum
menyebut nama Allah hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika
dia mengangkat ke mulutnya, dia mengucapkan, Bismillaahi fii awwalihii wa
aakhirihi. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya
bersabda, Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut
nama Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya. (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa`i)

12. Selalu menggunakan tangan kanan dan sambil duduk

Rasulullah saw bersabda, Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah
dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya
setan makan dan minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim)

Rasulullah saw mendoakan keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan
tangan kanannya. Seseorang makan di hadapan Rasulullah saw dengan tangan
kirinya, maka beliau bersabda, Makanlah dengan tangan kananmu. Orang itu
menjawab, Saya tidak bisa. Beliau bersabda, Semoga kamu tidak bisa! Orang
tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong.
Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya.
(HR. Muslim)

Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih
utama sambil duduk. Dari Amir Ibn Syuaib dari ayahnya dari
kakeknya radhiyallahu anhum, dia berkata, Saya melihat Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk. (HR. Tirmidzi, hadits
hasan shahih)

Nabi saw melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu
anhu berkata,Kami bertanya kepada Anas, Kalau makan? Dia menjawab, Itu
lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.(HR. Muslim)

13. Duduk ketika makan

Cara duduk Rasulullah saw ketika makan, Beliaubersabda,Aku tidak makan


dengan bersandar.(HR. Bukhari)

Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang
menyatakan bahwa Rasulullah saw saat makan duduk dengan menduduki salah
satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar
adalah Rasulullah saw duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang
perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.

14. Tuntunan bagi orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang

Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.Para


sahabat radhiyallahu anhumberkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami
makan tetapi tidak merasa kenyang. Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallam menjawab, Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).Mereka
menjawab, Benar. Beliau kemudian bersabda, Berkumpullah kalian atas
makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk
kalian. (HR. Abu Dawud)

15. Bersyukur setelah makan

Bersyukur kepada Allah Taala setelah makan. Terdapat banyak cara bersyukur
atas kenikmatan yang Allah Taala berikan kepada kita, salah satunya dengan
lisan kita selalu memuji Allah Taalasetelah makan (berdoa setelah makan).

Salah satu doa setelah makan yaitu, alhamdulillaahi hamdan katsiiran


thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwaddain walaa
mustaghnan anhu rabbanaa.(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang
banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan
mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.) (HR. Bukhari)

16. Mengambil nafas di luar gelas ketika minum

Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar


gelas.Rasulullah saw minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya
dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalamAmalul Yaumi wallailah
(472))

Apabila Nabi saw minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, Cara
seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan. (HR. Bukhari dan
Muslim)

Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam
sabdanya, Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di
dalam gelas.(HR. Bukhari)

17. Berkumur-kumur setelah minum susu

Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur


sesudahnya.Rasulullah saw bersabda, Jika minum susu maka ucapkanlah,
Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu (Ya Allah berkahilah kami pada susu
ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan
minuman yang setara dengan susu. (HR. Al-Baihaqi dalam Syuabul Iman (5957),
dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami(381))

Rasulullah saw bersabda, Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah,


karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut. (HR. Ibnu
Majah (499))

18. Awas mubazir


Jangan berlebih-lebihan dan boros. Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di
antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Taala sebagaimana disebutkan
dalam QS. Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-Araf ayat 31. Berlebih-lebihan juga
merupakan ciri orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan
orang kafir makan dengan tujuh lambung. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat Ummi, semoga kita dimudahkan dalam mengamalkan ilmu yang kita
ketahui. Karena hakikat ilmu adalah amal itu sendiri.

8 Godaan Syetan Ketika Shalat


Pernah bersin-bersin, menguap, lupa jumlah rakaat, ataupun teringat sesuatu
yang tadinya terlupa ketika sedang shalat? Waspadalah, itu merupakan sedikit
hal yang dilakukan syetan untuk menggoda kita dalam shalat.

Sahabat Ummi, sesungguhnya Allah telah menerangkan bahwa syetan adalah


musuh yang nyata untuk kita, namun kebanyakan dari kita mengabaikan
keterangan tersebut karena kita tak bisa melihat wujud syetan dan apa saja
gangguannya.

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia". (Q.S. Yusuf:
5)

Apa saja tanda-tanda gangguan syetan dalam shalat? Ini dia ulasannya
berdasarkan hadits Rasulullah:

1. Ragu ketika wudhu

Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Ubay bin Kaab bahwa
Rosulullah bersabda sesungguhnya didalam wudhu ada setan yang dikenal
dengan al-Walhan. Karena itu berhati-hatilah kalian dari bisikkan air. (dalam
riwayat Ibnu Majah dan al Hakim dengan lafadz sesungguhnya dalam wudhu itu
ada setan yang dinamakan al Walhan karena itu waspadailah dia)

Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: Termasuk tipu daya syetan yang banyak
mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau
saat takbiratul ihram dalam sholat. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan
tidak tenteram.

Abu Dawud, Tirmidzi, dan an NasaI meriwayatkan dari Abdullah bin Mughofal,
Rosulullah bersabda Janganlah kamu kencing di air pemandian karena umumnya
bisikan itu berasal dari tempat itu. (Riwayat Abu Dawud dengan lafadz
Janganlah kamu kencing ditempat pemandian lalu mandi di tempat itu.). Imam
Ahmad menambahkan Kemudian ia berwudhu, karena sesungguhnya was-was
itu pada umumnya berasal dari situ.

2. Salah Bacaan

Utsman bin Abil Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: Wahai Rasulullah,
sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah
dan rancu. Rasulullah Shollallaah alaih wa sallam menjawab, Itulah syaitan
yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka
meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa
taaala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa taaala
menghilangkan gangguan itu dariku (HR. Muslim)

3. Lupa Rakaat Shalat

Al Bazzar dan at Thabroni mengkisahkan riwayat dari bapak Abi al Malih bahwa
ada seseorang lelaki yang bertanya kepada Rosulullah Wahai Rosulullah, aku
mengadu padamu tentang bisikkan, yang menimpa dalam sholatku sehingga aku
tidak mengetahui apakah bilangan sholatku genap atau ganjil. Lalu Rosulullah
bersabda Andaikan kamu mengalami seperti itu angkatlah jemari jempol tangan
kananmu lalu tusukkan pada paha kiri kamu dan ucapkan bismillah, karena itu
merupakan pisau setan.

Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk
menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila
salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud
sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan
salam (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Membuat Ragu Apakah Telah Kentut/ berhadas

Abdurrozaq dan Ibnu ad Dunya meriwayatkan dari Ibnu Masud ia berkata


Sesungguhnya setan berputar kepada salah seorang kamu di dalam sholatnya
untuk mengganggu sholatnya dan apabila ia tidak berhasil maka setan meniup
duburnya hingga ia ragu apakah ia hadas atau tidak. Maka janganlah seseorang
kamu berpaling hingga ia mencium bau atau mendengarkan suara.

Ibnu Masud meriwayatkan ia berkata Sesungguhnya setan-setan mengalir pada


peredaran darah manusia hingga ia dating pada salah seorang kamu dalam
sholatnya maka ia meniup pada duburnya dan ia membasahi saluran kencingnya
kemudian ia berkata engkau telah berhadas. Maka janganlah berpaling salah
seorang kamu hingga ia mencium bau atau mendengar suara atau mendapatkan
basah.

5. Merasa mengantuk
Ath Thobroni meriwayatkan dari Ibnu Masud ia berkata Mengantuk ketika
berperang adalah ketentraman dari Allah dan mengantuk ketika sholat adalah
dari setan.

6. Menguap, Bersin, Muntah, Mimisan

Meriwayatkan oleh Ibnu Syaibah dan ath Thobroni ia berkata Menguap dan
bersin dalam sholat adalah dari setan.

At Tirmidzi dari Dinar ia berkata Bersabda Rosulullah : bersin, mengantuk,


menguap dalam sholat, haid, muntah dan mimisan adalah dari setan.

Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang


mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha berarti syaitan
tertawa dalam mulutnya (HR Bukhari dan Muslim)

Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya
apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia
keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau
mencium baunya (HR Muslim).

7. Mengingat sesuatu yang tadinya terlupa

Rasulullah Shollallaah alaih wa sallam bersabda, Apabila dikumandangkan


azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak
mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali
lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat,
dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata
kepadanya: Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!, sehingga orang
tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat (HR Bukhari)

8. Menoleh kanan kiri ketika shalat

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah anhaa, ia


berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah alaih wa sallam tentang
hukum menengok ketika sholat. Rasulullah Shollallaah alaih wa sallam
menjawab, Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba. (HR Bukhari)

Demikianlah tanda-tanda gangguan syetan ketika kita shalat, semoga kita


mengerti bagaimana cara menangkalnya sebagaimana petunjuk Rasulullah
shalallaahu alaihi wassalam.

Kamis 12 Februari 2015 M | 22 Rabiul Tsani 1436 H

Mandi Besar, 4 Hal yang Membuatnya


Wajib Dilakukan!
Mandi merupakan aktivitas rutinan kita setiap harinya. Ada yang mandi sehari 2 kali, ada
yang sampai 3 kali atau bahkan ada yang mandi sampai 5 kali dalam sehari karena
membiasakan dengan waktu shalat.

Sebenarnya, mandi itu apa ya Sob? Udah pada tau kan ya. Mandi itu aktivitas membasuh
seluruh tubuh dengan air. Kalo mandi wajib itu untuk menghilangkan hadas besar. Dengan
cara membasuh seluruh tubuh mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Mandi wajib disebut
juga mandi junub, mandi janabat, mandi besar.

Nah ternyata ada hal-hal yang membuat wajib mandi besar. Apa aja itu ya Sob?

Ini jawabannya:

1.Keluar Mani

Wajib mandi besar bagi siapa saja yang telah keluar mani dalam keadaan terlelap atau pun
bangun.

Ummu Sulaim pernah bertanya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap
kebenaran (maka aku pun tidak malu untuk bertanya): Apakah wanita wajib mandi bila
bermimpi? Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menjawab.Ya, apabila ia melihat air mani
setelah ia bangun. (Muttafaqun Alaih)

Para ulama menyebutkan ciri-ciri air mani, sebagai berikut: keluar dengan memancar; saat
keluar terasa nikmat; memiliki bau yang khas. Jika sudah kering maka baunya seperti bau
telor dan jika basah maka baunya seperti bau adonan; ketika keluar tubuh menjadi lemas;
air mani laki-laki itu berwarna putih dan kental, sedangkan bagi wanita berwarna kuning dan
encer.

2.Bertemunya 2 alat khitan (Perempuan dan laki-laki)

Terbenamnya zakar ke alat kelamin perempuan (junub) walaupun tidak mengeluarkan air
mani.

Apabila seseorang duduk di antara empat anggota badan (istrinya), lalu bersungguh-
sungguh memperlakukannya (yaitu jima), maka ia wajib mandi, sekalipun tidak
mengeluarkan (air mani). (HR. Muslim)

3.Selesai Haidh dan Nifas

Wajib mandi besar setelah selesai haidh dan nifas.

Rasulullah Saw bersabda: Jika telah tiba masa haidmu maka tinggalkanlah shalat, dan bila
selesai masa haidmu maka mandilah kemudian shalatlah. (HR. Bukhari)

4.Orang kafir yang kembali kepada Islam

Dari Qais bin Ashim ra bahwa ia masuk Islam, lalu diperintahkan oleh Nabi Saw agar mandi
dengan menggunakan air dicampur dengan daun bidara. (HR. Timidzi, Nasai)
Inilah 4 hal yang diwajibkan atasnya mandi besar. Semoga bermanfaat.

Referensi: dari berbagai sumber

Hakikat Doa kepada Allah


Hakikat Doa

Imam ibnu Athaillah mengatakan jangan sampai doa permintaanmu kepada Allah itu engkau jadikan
sebagai alat (sebab) untuk mencapai pemberian Allah, niscaya akan kurang pengertianmu (marifatmu)
kepada Allah, tetapi hendaknya doa permintaanmu semata-mata untuk menunjukan kerendahan
kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap kemuliaan kebesaran dan kekayaan Tuhanmu .
jadi kalau kita meminta kepada Allah, jangan menganggap karena kita minta, Allah memberi, jika
demikian berarti Allah diatur kita. Bagi kita, berdoa itu adalah ibadah, ikhtiar itu adalah amal sholeh,
perkara Allah memberi itu terserah Allah saja.
Kita diperintahkan berdoa bukan untuk memberitahu Allah tentang keperluan kita, karena Allah maha
tau, bahkan Yang Menciptakan kita punya keperluan juga Allah, jadi sebelum kita minta, Allah sudah tau
keperluan kita, kenapa Allah tau keperluan kita? Karena dia yang menciptakan keperluan kita.
Kita tidak mengerti kenapa kita lapar, tapi lapar,kita perlu makanan. Allah yang menciptakan kita lapar,
dan Allah juga yang tau kalau kita tidak ada makanan, kita tidak bisa ibadah kepada-NYA. Allah
menciptakan haus, Allah juga yang menyediakan air.
Kalau setiap permintaan selalu berbuah pemberian, bagaimana kalau kita tidak minta, pasti tidak ada
pemberian.
Sekarang banyak mana? banyak mintanya? atau banyak pemberian Allahnya?kalau setiap pemberian
harus lewat minta, bagaimana? repot kita, sedang kita tidak tau semua keperluan tubuh kita. Misal:ya
Allah tolong panjangkan rambut saya, dengan kecepatan, coba mau berapa kecepatannya, 1 cm/menit,
tolong ya Allah, komposisi rambut, jangan terlalu keras, nanti berdiri semua, jangan juga kekecilan, dan
tolong ya Allah warnanya seragam.
Rumit, itu baru rambut, belum kebutuhan semua anggota tubuh ini, rumit sekali tubuh ini, dan tidak
minta, dicukupi, benar?
Makanya akhwat tidak perlu pakai bulu mata palsu, karena bulu mata ini sudah diatur dengan
keseimbangan otot mata, siapa yang bawa pakai bulu mata palsu, itu seperti kita bawa barbel, aka ada
kelelahan otot mata, jangan heran, yang masa mudanya sering pakai bulu mata, nanti makin tua jadi
sudah kelelahan ototnya, jadi gak bentuk lagi.
Jadi antara keperluan dengan permintaan beda, meminta ke Allah itu adalah ibadah, doa itu mukh
al-ibadah saripatinya ibadah.
Yang terpenting dari doa bukan terkabulnya, yang terpenting dari doa adalah kita jadi hamba Allah,
bener-bener merunduk, saya itu tidak berdaya Allah yang maha kuasa, saya itu bodoh Allah yang maha
tahu, saya itu miskin gak punya apa-apa, Allah yang punya segala-segala, saya itu kotor berlumur dosa,
hanya Allah yang maha suci.
Kalau doa bisa membuat kita nyungsep laahaulaawalaquwwata illabillah, itu sudah berhasil doanya.
Dikasih apapun bentuknya, mau cocokdengan yang kita minta, mau tidak cocok, tidak apa-apa, karena
yang penting dari doa itu adalah berhasilnya kita mentauhiidkan Allah.
Dikabulkannya doa juga tidak harus cocok dengan yang kita inginkan, karena yang kita inginkan belum
tentu yang terbaik menurut Allah, kitakan menginginkan sesuatu cendrung hawa nafsu.
Salah satu doa yang bagus itu seperti doanya Nabi Yunus, laa ilaahailla anta subhanaka inni kuntu
minandzoolimiin.Itu doa ismul adzom, jadi doa yang bagus itu adalah:
1. Mentauhiidkan Allah, laailaaha illa anta; tiada illah selain Engkau,
2. Mensucikan Allah, subhanaka; Maha suci Engkau. Intinya tidak ada yang kurang tidak ada yang
salah tidak ada yang jelek, semua perbuatan Allah sempurna baiknya mau apapun yang
terjadi subhanakatermasuk musibah yang menimpa kita pasti Allah itu baik, mau digimanainsaja
tubuh ini, pasti perbuatan Allah itu baik.
3. Subhanaka inni kuntu mindzdzoolimiin; sedang saya inilah ya Allah orang yang dzolim, nah itu
doa, laa haulaa walaa quwwata illabillah, tiada daya tiada kekuatan kecuali dari Allah yang maha
agung, kitangebungkukseperti karung yang tidak ada apa-apanya kecuali dikuatkan oleh Allah.

Jadi yang penting dari doa itu sebetulnya bukan fokus dikabulkannya tapi fokus: mentauhiidkan Allah,
mensucikan Allahh, dan pengakuan atas kehambaan diri kita.

Tata Cara Wudhu Sesuai Tuntunan Nabi


A. Keutamaan Wudlu

1. Allah taala mencintai orang-orang yang bersih, sebagaimana firman Allah :










Seungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih (Al-
Baqoroh :222)

2. Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudlu yang nampak pada wajah, kaki, dan tangan)
merupakan alamat khusus ummat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak,
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:



Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah, tangan-
tangan dan kaki- kaki mereka karena bekas wudlu (Riwayat Bukhori dan Muslim)

3. Wudlu dapat menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam :






,





,

Barang siapa yang berwudlu lalu membaguskannya, maka akan keluar kesalahan-kesalahannya dari
badannya bahkan sampai keluar dari bawah kuku-kukunya. (Hadits riwayat Muslim no 245)
4. Wudlu bisa mengangkat derajat, sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam:



: . :


,







Maukah aku tunjukan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan
dan mengangkat derajat-derajat? Para sahabat menjawab : Tentu, Ya Rosulullah, Beliau berkata :
Sempurnakanlah wudlu pada saat keadaan-keadaan yang dibenci (misalnya pada waktu musim dingin-
pent) dan perbanyaklah langkah menuju masjid-masjid dan setelah sholat tunggulah sholat berikutnya
.(Hadits riwayat Muslim no 251)

5. Dengan wudlu seseorang bisa masuk surga dari pintu-pintu surga yang dia sukai, sebagaimana
sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

:

















,

Tidak ada seorang pun dari kalian yang berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya kemudian berkata :

kecuali akan dibukakan baginya pintu-




pintu surga yang delapan dan dia masuk dari pintu mana saja yang dia sukai. (Hadits riwayat Muslim,
irwaul golil no 96)

B. Hikmah Disyariatkannya Wudlu

Inti dan ruh dari sholat adalah seorang hamba harus sadar bahwa dia sedang berada di hadapan Allah
taala. Agar pikiran bisa siap untuk itu dan bisa terlepas dari kesibukan-kesibukan duniawi, maka
diwajibkanlah wudlu sebelum sholat karena wudlu adalah sarana untuk menenangkan dan meredakan
pikiran dari kesibukan-kesibukan duniawi untuk siap melaksanakan sholat.
Karena seseorang yang pikirannya sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan perdagangan, industri dan
sebagainya, jika kita katakan padanya sholatlah! maka dia akan merasa sulit dan berat untuk
melaksanakannya. Disinilah (nampak jelas) hikmah wudlu karena membantu seseorang meninggalkan
pikirannya yang sibuk dengan urusan-urusan duniawi, serta wudlu memberikan waktu yang cukup untuk
memulai pikiran pada konsentrasi yang lain (yaitu sholat). (Taudlihul ahkam 1/155)

C. Definisi Wudlu

Secara bahasa wudlu diambil dari kata ( kebersihan) dan


yang maknanya adalah

(baik) (Syarhul Mumti 1/148)
Sedangkan secara syari (terminologi) adalah Menggunakan air yang thohur (suci dan mensucikan) pada
anggota tubuh yang empat (yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan cara yang
khusus menurut syariat (Al-fiqh al-Islami 1/208)

D. Sifat Wudlu Nabi shallallahu alaihi wa sallam

Allah taala berfirman :














Wahai orang-orang yang beriman jika kalian berdiri untuk (mendirikan) sholat maka cucilah wajah-wajah
kalian dan tangan-tangan kalian hingga ke siku-siku dan basuhlah kepala-kepala kalian dan (cucilah)
kaki-kaki kalian hingga kedua mata kaki. (Al-Maidah : 6)
Hadits Rosulllah shallallahu alaihi wa sallam :
:




.












.

: .

Dari Amr bin Yahya Al-Maziniyyi dari bapaknya berkata : Aku telah menyaksikan Amr bin Abil Hasan
bertanya kepada Abdullah bin Zaid tentang wudlunya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Abdullah
bin Zaid meminta tempayan kecil yang berisikaan air lalu dia berwdlu sebagaimana wudlunya Nabi.
Maka beliau pun memiringkan tempayan tersebut dan mengalirkan air kepada kedua tangannya lalu
mencuci kedua tangannya itu tiga kali. Kemudian beliau memasukkan (satu) tangannya kedalam
tempayan lalu berkumur-kumur dan beristinsyaq (memasukkan air kedalam lubang hidung dengan
menghirupnya-pent) dan beristintsar (menghembuskan air yang ada dalam lubang hidung-pent) tiga kali
dengan tiga kali cidukan tangan. Kemudian beliau memasukkan (satu) tangannya dalam tempayan lalu
mencuci wajahnya tiga kali, kemudian memasukkan kedua tangannya lalu mencuci kedua tangannya
tersebut dua kali hingga kedua sikunya. Kemudian beliau memasukkan kedua tangannya dan mengusap
kepalanya dengan kedua tangannya itu (yaitu) membawa kedua tangannya itu ke depan dan kebelakang
satu kali. Kemudian mencuci kedua kakinya.

Dalam riwayat yang lain : Beliau memulai dengan (mengusap) bagian depan kepalanya hingga kebagian
tengkuk lalu mengembalikan kedua tangannya tersebut hingga kembali ke tempat dimana beliau mulai
(mengusap).

Dari ayat dan hadits di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa sifat wudlu Nabi shallallahu
alaihi wa sallam adalah :

1.Berniat.

Sebagaimana telah dibahas bahwa niat adalah tempatnya di hati dan melafalkan niat adalah bidah. Dan
niat adalah syarat wudlu (dan ini adalah pendapat jumhur ulama), sehingga barang siapa yang berwudlu
dengan niat bukan untuk bertaqorrub kepada Allah taala tetapi untuk mendinginkan badan atau untuk
kebersihan maka wudlunya tidak sah, karena Rosululah r bersabda Sesungguhnya amalan-amalan itu
tergantung niatnya. Namun Menurut madzhab Hanafiyah, hukum niat ketika akan berthoharoh
(termasuk juga ketika akan wudlu) adalah hanya sunnah, sehingga seseorang berwudlu tanpa niat
bertaqorrub pun sudah sah wudlunya. Dan yang benar adalah pendapat jumhur ulama. (Al-fiqh al-islami
1/225)

2.Membaca Bismilah
Sesuai dengan sabda Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam, dari hadits Abu Huroiroh:




Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudlu dan tidak ada wudlu bagi orang yang tidak
menyebutkan nama Allah atasnya. (Hadits Hasan, berkata Syaikh Al-Albani : Hadits ini memiliki
syawahid yang banyak, lihat irwaul golil no 81)
Hadits ini secara dhohir menunjukan bahwa membaca bismillah adalah syarat sah wudlu. Namun yang
benar bahwa yang dinafikan dalam hadits di atas adalah kesempurnaan wudlu.
Terjadi khilaf diantara para ulama. Imam Ahmad dan pengikutnya berpendapat akan wajibnya
mengucapkan bismilah ketika akan berwudlu Mereka berdalil dengan hadits ini
Sedangkan jumhur ulama (Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Abu Hanifah, serta satu riwayat dari
Imam Ahmad) bahwa membaca bismillah ketika akan berwudlu hukumnya hanyalah mustahab, tidak
wajib. (Taudihul Ahkam 1/193). Dalil mereka :
Perkataan Imam Ahmad sendiri : Tidak ada satu haditspun yang tsabit dalam bab ini
Dan kebanyakan sahabat yang mensifatkan wudlu Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak menyebutkan
bismillah (syarhul mumti 1/130)
Syaikh Al-Albani berkata : Tidak ada dalil yang mengharuskan keluar dari dhohir hadits ini (yaitu
wajibnya mengucapkan bismillah-pent) ke pendapat bahwa perintah pada hadits ini hanyalah untuk
mustahab. Telah tsabit (akan) wajibnya, dan ini adalah pendapat Ad-Dzohiriyah, Ishaq, satu dari dua
riwayat Imam Ahmad, dan merupakan pendapat yang dipilih oleh Sidiq Hasan Khon, Syaukani, dan inilah
(pendapat) yang benar Insya Allah (Tamamul Minnah hal 89)
Dan ada juga hadits yang lain yaitu :
:

:


:

:
: .

,



:

Dari Anas berkata : Sebagian sahabat Nabi mencari air, maka Rosulullah berkata : Apakah ada air pada
salah seorang dari kalian?. Maka Nabi meletakkan tangannya ke dalam air (tersebut) dan
berkata :Berwudlulah (dengan membaca) bismillah.. Maka aku melihat air keluar dari sela-sela jari-jari
tangan beliau hingga para sahabat seluruhnya berwudlu hingga yang paling akhir daari mereka. Berkata
Tsabit :Aku bertanya kepada Anas, Berapa jumlah mereka yang engkau lihat ?, Beliau berkata : Sekitar
tujuh puluh orang. (Hadits riwayat Bukhori no 69 dan Muslim no 2279).

Hadits ini menunjukan akan wajibnya membaca bismillah karena Rosulullah menggunakan fiil amr (kata
kerja perintah).
Kalau memang wajib, lantas bagaimana jika seseorang lupa mengucapkannya ketika akan berwudlu dan
dia baru ingat di tengah dia berwudlu atau bagaimana jika dia baru ingat setelah berwudlu. Jawabnya :
Jika dia ingat di tengah berwudlu, maka dia tidak perlu mengulangi wudlunya tapi terus melanjutkan
wudlunya karena membaca bismillah bukan merupakan syarat wudlu. Dan jika dia mengingatnya
setelah selesai berwudlu maka wudlunya sah, karena Allah tidak membebani apa yang tidak disanggupi
oleh umatnya.

3.Mencuci tangan tiga kali hingga ke pergelangan tangan

Berkata Syaikh Ali Bassam : Disunnahkan mencuci dua tangan tiga kali hingga ke pergelangan tangan
sebelum memasukkan kedua tangan tersebut ke dalam air tempat wudlu, dan ini merupakan sunnah
menurut ijma. Dan dalil bahwa mencuci kedua tangan hanyalah sunnah bahwasanya tidaklah datang
penyebutan mencuci kedua tangan di dalam ayat-ayat (Al-Quran). Dan sekedar perbuatan Nabi
shallallahu alaihi wa sallam saja tidaklah menunjukan akan wajib, hanyalah menunjukan
kemustahabannya. Dan ini adalah qoidah usuliah. (Taudihul Ahkam 1/161).

4.Berkumur-kumur (tamadlmudl) dan beristinsyaq

Khilaf diantara para Ulama :


Imam yang tiga (Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Syafii) dan Sufyan At-Tsauri dan yang
lainnya berpendapat tidak wajibnya berkumur-kumur dan beristinsyaq tetapi hanya sunnah. Dalil mereka
yaitu hadits tentang ( sepuluh dari sunnah para nabi), diantaranya yaitu
beristinsyaq. Dan sunnah bukanlah wajib
Namun pendalilan ini sangat lemah. Yang dimaksud dengan sunnah dalam hadits tersebut adalah
toriqoh bukan sunnah menurut istilah fiqh (sesuatu yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan tidak berdosa), karena istilah ini adalah istilah yang baru.
Sedangkan Imam Ahmad berpendapat akan wajibnya berkumur-kumur dan beristinsyaq, dan ini juga
pendapat Ibnu Abi Laila dan Ishaq. Dalil-dalil mereka :
Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa melakukan keduanya dan tidak pernah meninggalkan
keduanya, kalau memang hanya sunnah, tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan meninggalkan
keduanya walau hanya sekali untuk menunjukkan akan bolehnya.
Allah taala berfirman (Dan cucilah wajah-wajah kalian), sedangkan mulut dan hidung termasuk wajah
jadi termasuk dalam keumuman perintah Allah taala.
Adanya hadits-hadits yang menunjukan akan wajibnya. Diantaranya hadits Abu Huroiroh yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim


Barangsiapa yang berwudlu hendaklah dia beristinsyaq

Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Daruqutni dari hadits Laqith bin Sobroh,
bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :




Jika engkau berwudlu maka berkumur-kumurlah (Taudihul ahkam 1/173)
Dan setelah beristinsyaq hendaknya beristintsar (menghembuskan air yang ada di hidung)

5.Mencuci wajah

Hukumnya adalah wajib. Dan definisi wajah secara syari tidak dijelaskan oleh Syariat oleh karena itu kita
kembalikan kepada maknanya secara bahasa. Wajah adalah apa yang dengannya timbul
muwajahah/muqobalah (saling berhadapan). Dan batasannya adalah dari tempat biasanya tumbuh
rambut kepala hingga ke ujung bawah dagu (secara vertikal), dan dari telinga ke telinga (secara
horizontal). (Taudihul Ahkam 1/170)

Bagi yang punya jenggot ?

Hadits Rosulullahshallallahu alaihi wa sallam :



t

:
r


Dari Utsman berkata : Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyela-nyela jenggotnya ketika
berwudlu. (Hadits shohih, riwayat Tirmidzi)

Dan juga hadits Anas:

Bahwasanya Nabi jika berwudlu beliau mengambil segenggam air (dengan tangannya-pent) lalu beliau
memasukkannya di bawah mulutnya kemudian beliau menyela-nyela jenggot dengannya. Dan beliau
berkata :Demikianlah Robku

memerintah aku. (Irwaul golil no 92)

Menyela-nyela jenggot ada dua hukum :

Jika jenggot tersebut tipis sehingga kelihatan kulit wajah (dagu), maka hukumnya wajib menyela-nyela
jenggot hingga mencuci kulit wajah yang nampak tersebut dan juga mencuci pangkal jenggot.
Jika jenggot tersebut tebal sehingga tidak nampak kulit wajah (dagu), maka hukum menyela-nyela
janggut bagian dalam (pangkal jenggot) dan mencuci kulit wajah adalah sunnah tidak wajib. Karena
termasuk hukum bagian dalam yang tersembunyi. Adapun bagian luar jenggot maka wajib dicuci karena
dia merupakan perpanjangan wajah (Tadihul Ahkam 1/177 dan Syarhul Mumti 1/140 )

6.Mencuci kedua tangan

Dicuci dari ujung-ujung jari hingga ke siku Tangan kanan terlebih dahulu tiga kali, kemudian baru tangan
kiri.
Apakah siku ikut dicuci atau tidak ?. Allah taala berfirman :


(Dan cucilah) tangan-tangan kalian hingga ke siku-siku
Sebab menurut para ahli nahwu bisa berarti akhir dari puncak, baik untuk waktu maupun tempat.
Misalnya untuk waktu

( Lalu sempurnakanlah puasa hingga malam) dan untuk
tempat misalnya
( Dari masjidil Harom hingga ke masjidi Aqso).
Adapun yang datang setelah maka boleh masuk kepada yang sebelum ( sehingga ketika itu
bermakna sebagaimana firman Allah taala
) dan bisa juga tidak masuk
kepada apa yang sebelum , dan ini semua diketahui dengan qorinah (indikasi) (Taudihul Ahkam
1/160). Adapun dalam permasalahan ini yang benar bahwasanya siku masuk dalam daerah cucian
dengan adanya qorinah dari hadits yang menunjukan akan hal itu. Diantaranya :



:

Dari Jabir berkata :Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berwudlu, beliau memutar air ke kedua
sikunya (Diriwayatkan oleh Darqutni dengan sanad yang dhoif) Tapi haditsnya dhoif (Taudihul Ahkam
1/191)

Namun ada hadits yang lain yaitu hadits Abu Huroiroh




:










Abu Huroiroh berwudlu maka dia mencuci tangannya hingga naik ke lengan atas dan dia mencuci
kakinya hingga naik ke betisnya, lalu dia berkata : Demikianlah aku melihat Rosulullah berwudlu
(Hadits shohih riwayat Muslim, Irwaul Golil no 94)

Apakah disunnahkan mencuci tangan hingga ke lengan atas dan mencuci kaki hingga ke
betis sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Huroiroh ?

Untuk masalah ini (memanjangkan daerah wudlu hingga ke lengan atas dan betis demikian juga ke leher
ketika mencuci wajah) ada khilaf dikalangan para ulama. Jumhur ulama (Imam Syafii dan Imam Abu
Hanifah) berpendapat bahwa hal ini disunnahkan. Imam Nawawi berkata : Telah bersepakat para
sahabat kami atas mencuci apa yang di atas kedua siku dan kedua mata kaki Namun mereka berbeda
pendapat tentang batasan panjangnya tersebut. Mereka berdalil dengan hadits Abu Huroiroh t dalam
riwayat yang lain :




:



:


Dari Abu Huroiroh t berkata : Aku mendengar Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah, tangan-
tangan dan kaki- kaki mereka karena bekas wudlu, maka barangsiapa yang mampu untuk
memanjangkan gurrohnya dan tahjilnya maka lakukanlah (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
Sedangkan Imam Malik berpendapat tidak disunnahkannya hal ini (memanjangkan wudlu melewati
tempat yang diwajibkan). Dan ini merupakan pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan
juga dipilih oleh ulama sekarang seperti Syaikh Adurrohman As-Sadi, Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin,
dan Syaikh Al-Albani.
Dalil mereka (Taudihul Ahkam 1/182) :
Seluruh sahabat yang mensifatkan wudlu Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak menyebutkan kecuali
hanya sampai kedua siku dan kedua mata kaki
Dalam ayat (Al-Maidah :6) tempat anggota wudlu hanya dibatasi pada siku dan dua mata kaki
Adapun perkataan :Barang siapa yang mampu untuk memanjangkan, dst.., ini bukanlah perkataan
Rosululah r tetapi merupakan mudroj (tambahan perkataan) dari Abu Huroiroh t. Dalam musnad Imam
Ahmad, Nuaim Al-Mujmiri perowi hadits ini berkata : Aku tidak tahu perkataan (Barang siapa yang
mampu untuk memanjangkan gurrohnya hendaklah dia melakukannya) merupakan perkataan Rosulullah
shallallahu alaihi wa sallam atau perkataan Abu Huroiroh. Berkata Ibnul Qoyyim :Tambahan ini adalah
mudroj dari perkataan Abu Huroiroh t bukan dari perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, hal ini telah
dijelaskan oleh banyak Hafiz. Bahkan dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim(no 250)
dari Abi Hazim, beliau berkata : Aku dibelakang Abu Huroiroh t dan dia sedang berwudlu untuk sholat,
dan dia mencuci tangannya hingga ke ketiaknya. Maka aku berkata kepadanya :Wahai Abu Huroiroh,
wudlu apa ini?, maka beliau berkata :Wahai Bani Farrukh, apakah engkau disini?, Kalau aku tahu
engkau di sini maka aku tidak akan berwudlu seperti ini. Aku telah mendengar kekasihku (yaitu Nabi
shallallahu alaihi wa sallam) bersabda : Panjangnya perhiasan seorang mukmin tergantung panjangnya
wudlu. Hadits ini jelas menunjukan bahwa wudlu yang dilakukan oleh Abu Huroiroh t hanyalah ijtihad
beliau t saja.
Kalau kita terima hadits ini, maka kita harus mencuci wajah hingga ke rambut. Dan ini tidak lagi disebut
gurroh. Karena yang namanya gurroh hanyalah di wajah saja. (Lihat penjelasan Ibnul Qoyyim dalam
Irwaul Golil 1/133). Demikian juga kita harus mencuci tangan kita hingga ke lengan atas. Orang yang
membolehkan hal ini berdalil dengan hadits Abu Huroiroh bahwa Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :




(Panjangnya) perhiasan seorang mukmin tergantung (panjang) wudlunya. (Riwayat Muslim)

Namun ini tidaklah benar karena namanya perhiasan hanyalah dipakai di lengan bawah bukan di lengan
atas.

7. Membasahi kedua tangan lalu membasuh kepala dan kedua telinga.

Caranya sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdullah bin Zaid. Dan cukup diusap tidak boleh dicuci.
Barang siapa yang mencucinya maka dia telah menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Allah mewajibkan kita untuk mengusap bukan mencuci karena mencuci kepala bisa memberatkan kaum
muslimin, terutama ketika musim dingin. Selain itu jika kepala sering dalam keadaan basah maka bisa
menimbulkan penyakit. Dan perbedaan antara mengusap dan mencuci yaitu mencuci membutuhkan
aliran air sedangkan mengusap tidak.(Syarhul Mumti 1/150)
Dan disunnahkan mengusap kepala hanya sekali, namun boleh terkadang juga tiga kali, sebagaimana
telah shohih dari Utsman t bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengusap kepalanya
tiga kali. (Shohih Sunan Abu Dawud no 95, lihat Tamamul Minnah hal 91).
Para ulama berselisih tentang wajibnya mengusap seluruh kepala. Abu Hanifah dan As-Syafii
berpendapat akan bolehnya mengusap sebagian kepala, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah
hanya mengusap ubun-ubun beliau ketika berwudlu. Selain itu huruf yang terdapat dalam ayat (
) bisa bermakna sebagian.
Sedangkan Imam Malik dan Imam Ahmad akan wajibnya mengusap seluruh kepala karena demikianlah
yang ada dalam hadits-hadits yang shohih dan hasan. Syaikhul Islam berkata : Tidak dinukil dari
seorang sahabatpun bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mencukupkan membasuh sebagian
kepala Berkata Ibnul Qoyyim ;Tidak ada sama sekali satu haditspun yang shohih bahwasanya Nabi
shallallahu alaihi wa sallam pernah mencukupkan membasuh sebagian kepala (Taudihul Ahkam 1/169).
Dan inilah pendapat yang rojih karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengusap ubun-ubunnya ketika
dia memakai sorban, sebagaimana dalam hadits:


t r






Dari Mugiroh bin Syubah bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam berwudlu lalu beliau mengusap
ubun-ubunnya dan atas sorbannya dan kedua khufnya. (Riwayat Muslim)

Dari hadits ini bisa ada 2 kemungkinan :


Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah hanya mengusap sorbannya dan pernah hanya mengusap
kepalanya dimulai dari ubun-bunnya. (Taudihul Ahkam 1/187)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengusap ubun-ubunnya lalu melanjutkan mengusap sorbannya.
(Dan semua kemungkinan ini dibolehkan oleh Sidiq Hasan Khon dalam Ar-roudlotun Nadiah)
Sedangkan makna untuk makna tabid (sebagian) tidak ada dalam bahasa Arab sebagaimana
dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin (Syarhul mumti 1/151)

Mengusap kedua telinga

Dan dalam mengusap kepala disertai dengan mengusap kedua telinga. Sesuai dengan hadits.






:






Dari Abdillah bin Amr tentang sifat wudlu, berkata : Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam
mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya kedalam kedua telinganya dan mengusap
bagian luar kedua telinganya dengan kedua ibu jarinya (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Nasai dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah).(Taudihul Ahkam 1/166)
Dan juga hadits Ibnu Abbas :




Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengusap kepalanya dan kedua telinganya baik bagian
luar maupun yang bagian dalam (Hadits shohih, dishohihkan oleh Tirmidzi, Irwaul Golil no 90)
Dan ketika mengusapnya tidak perlu air yang baru. Berkata Ibnul Qoyyim :Tidak ada riwayat yang tsabit
dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya beliau mengambil air yang baru untuk mengusap
kedua telinganya. Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam mengambil air yang baru bukan dari air bekas mengusap kepalanya adalah dloif. Yang shohih
yaitu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengusap kepalanya dengan air yang bukan sisa
(untuk mencuci) kedua tangannya. (Taudlihul Ahkam 1/180).
Hukum mengusap kedua telinga adalah wajib karena (Taudlihul Ahkam 1/168) :
Termasuk dari keumuman perintah dalam ayat (
) , dan telinga termasuk kepala
(baik menurut bahasa, urf, mapun syari), sebagaimana hadits : ( kedua telinga itu
termasuk kepala, lihat As-Shohihah no 36, dan pendapat akan sunnahnya (tidak wajib) timbul karena
menganggap hadits ini lemah).
Hikmah diusapnya telinga selain untuk sempurnanya kebersihan telinga baik yang luar maupun yang
dalam, juga membersihkan dosa-dosa yang telah dilakukan oleh telinga.

8. Mencuci kaki kanan tiga kali hingga mata kaki, dan demikian pula yang kiri.

Mencuci kedua kaki hukumnya adalah wajib, sesuai perintah Allah taala
( Dan kaki-

kaki kalian hingga ke mata kaki). Dan cara mencucinya yaitu mencuci dari ujung-ujung jari kaki hingga
(bersama) mata kaki sebagaimana disebutkan dalam ayat. Dan ini telah disepakati oleh Ahlus-Sunnah wal
jamaah. Berbeda halnya dengan Syiah. Mereka beranggapan bahwa mengusap kaki sudahlah cukup dan
tidak usah sampai ke mata kaki tapi cukup ke punggung kaki. Dalil mereka yaitu :
Adanya qiroat lain dalam ayat ( ) yaitu dengan dikasrohkan huruf tidak di fathah sehingga
atofnya kepada kepala bukan pada wajah. Ini menunjukkan bahwa hukum kaki sama dengan hukum
kepala (sama-sama diusap).
Kaab yang disebutkan dalam ayat datang dalam bentuk mutsanna (yang menunjukan dua), padahal
jumlah kaab untuk dua kaki adalah empat. Sehingga makna kaab dalam ayat bukanlah mata kaki tetapi
punggung kaki. (Syarhul mumti 1/153)
Namun pendapat mereka ini adalah salah. Bantahannya :
Qiroah yang tujuh adalah dengan memfathahkan huruf . Dan qiroah ini jelas menunjukan akan
wajibnya. Adapun riwayat yang dikasrohkan , walaupun shohih namun tidak merubah hukum. Dan hal
ini boleh dalam bahasa arab yaitu dikasrohkan karena mujawaroh (bertetangga) dengan .
Sebagaimana dalam firman Allah taala dalam surat Hud ayat 26 (
) .
merupakan sifat dari
tetapi dia majrur karena bertetangga dengan .(Syarhus Sunnah 1/430)
Kalaupun qiroah yang dikasroh merubah hukum maka bisa dibawakan bagi hukum mengusap kaki
ketika memakai khuf. (Syarhul mumti 1/176)
Kalau boleh membasuh kaki maka bertentangan dengan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam

:

:









Dari Abdullah bin Amr berkata : Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam ketinggalan dari kami dalam
suatu safar yang kami bersafar bersama beliau, lalu (setelah menyusul kami-pent) beliau mendapati kami
(dan ketika itu) telah datang waktu sholat yaitu sholat asar- kami sedang berwudlu, maka kami
mengusap kaki-kaki kami. Lalu Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam berteriak kepada kami dengan
suaranya yang keras :Celakalah tumit-tumit (yang tidak terkena air wudlu) dengan api (Hadits shohih
riwayat Bukhori dan Muslim)
Kalau memang mengusap kaki boleh tentu tidak mengapa tumit tidak terkena air.
Mencuci kaki harus sampai mata kaki, sebagaimana dijelaskan oleh hadits Abu Huroiroh
:


Abu Huroiroh berwudlu maka dia mencuci tangannya hingga naik ke lengan atas dan dia mencuci kakinya
hingga naik ke betisnya, lalu dia berkata : Demikianlah aku melihat Rosulullah shallallahu alaihi wa
sallam berwudlu (Hadits shohih riwayat Muuslim, irwaul golil no 94)
Dan tidak mungkin mencuci betis kecuali juga mencuci mata kaki. Dan kalau cuma diusap sampai
punggung kaki maka tumit boleh tidak terkena air. Dan ini bertentangan dengan hadits Abdullah bin Amr
di atas.
Perlu diingat ketika mencuci kaki disunnahkan untuk menyela jari-jari kaki dan juga jari-jari tangan
(Taudihul Ahkam 1/175), sebagaimana hadits :




:
:

Dari Laqith bin Sobroh berkata : Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :Sempurnahkanlah
wudlu dan sela-selalah jari-jari dan bersungguh-sungguhlah ketika beristinsyaq kecuali engkau sedang
berpuasa (Hadits shohih, dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
Adapun menyela jari-jari kaki dengan jari tangan yang kelingking, maka ini hanyalah istihsan dari para
ulama dan tidak bisa dikatakan sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Berkata Ibnul Qoyyim dalam
zadul maad :Dalam (kitab) sunan dari Mustaurid bin Syadad berkata : Aku melihat Nabi shallallahu
alaihi wa sallam berwudlu dan dia menggosok jari-jari kakinya dengan jari tangan kelingkingnya Kalau
riwayat ini benar [1]) maka sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam hanya melakukannya
sekali-kali. Oleh karena itu sifat seperti tidak diriwayatkan oleh para sahabat yang memperhatikan wudlu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti Utsman, Abdullah bin Zaid dan selain keduanya. Lagipula dalam
riwayat tersebut ada Abdullah bin Lahiah. (Syarhul Mumti 1/143).

9.Membaca doa setelah wudlu

Yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits :



:








,

Tidak ada seorang pun dari kalian yang berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya kemudian berkata :









kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia masuk dari pintu mana saja yang
dia sukai. (Hadits riwayat Muslim, irwaul golil no 96)
Dan juga tambahan yang diriwayatkan oleh Tirmidzi :

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang bersih.
Sebagian ulama menganggap tambahan ini dhoif karena idtirob sanadnya, namun yang benar tambahan
ini adalah shohih menurut Syaikh Al-Albani (Tamamul Minnah hal 96).
Disunnahkan pula untuk berkata setelah wudlu :









(Dari hadits Abu Said Al-Khudri, lihat Irwaul golil 1/135 dan 2/94)
Demikianlan sekilas tentang sifat wudlu Nabi shallallahu alaihi wa sallam.



. bersambung

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja


Artikel: www.firanda.com

Catatan Kaki:
[1] Dan hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Bani dalam shohihul jami no 4576

KUMPULAN KULTUM & MOTIVASI


MINGGU, 01 APRIL 2012

Adab bersahabat

Jika mendengar kata sahabat, tentunya yang ada di benak kita adalah seorang teman setia yang
penuh pehatian, selalu mau mendengar uneg-uneg kita, menghargai, membanti di kala susah dan
ikut gembira di kala kita gembira. Agama kita telah mangatur semua itu, termasuk bagaimana adab-
adab kita dalam bersahabat yang ditujukan untuk mencari ridho Alloh.

Tujuan Persaudaraan

Hasan al-Bashri rohimahulloh dalam hal ini mengatakan, Seorang teman yang jika engkau temui
akan mengingatkanmu akan kewajibanmu terhadap Alloh itu lebih baik bagimu dari seorang teman
yang selalu memberimu segenggam dinar. Beliau juga mengatakan, Seorang mukmin adalah
cermin bagi saudaranya yang lain. Jika dia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan pada
diri saudaranya, ia bersegera meluruskan juga selalu menjaga aib saudaranya baik ketika sendirian
atau ketika bersama orang lain.

Kalaupun kita melihat kejelekan dan kekurangan secara tak sengaja, maka tidaklah perlu
membicarakan kejelekan pada orang lain. Tutupilah kejelekannya itu, dan jadikan sebagai rahasia
pribadimu.

Itulah hakikat persahabatan sebenarnya. Sesungguhnya seorang yang lemah akan lebih mampu
untuk meluruskan nafsunya yang hendak berbuat maksiat dengan bantuan teman-temannya.

Bantu Materi

Ada muslim yang dilebihkan dalam hal materi dan ada juga yang kekurangan. Ini adalahsunnatulloh.
Segalanya diciptakan oleh Alloh dengan pengetahuan dan keadilan-Nya yang sempurna. Membantu
kesulitan dalam hal materi, adalah salah satu adab kita dalam bersahabat. Dan juga sebagai wasilah
mendulang pahala kita. Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Dan
barangsiapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka Alloh akan membebaskan
kesusahannya di hari kiamat. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Saling Menolong dalam hal Kebaikan

Firman Alloh dalam surat al-Maidah ayat 2 yang artinya, . Tolong menolonglah dalam kebaikan
serta takwa dan jangan tolong menolong dalam kejelekan dan permusuhan

Sebagaimana juga janji Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam, Alloh akan selalu menolng hamba
selama hamba itu menolong saudaranya. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Menahan Lidah

Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Barangsiapa yang beriman kepada
Alloh dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam.(Hadits Riwayat Bukhari dan
Muslim).

Buatlah Senang
Teman yang baik akan berusaha memberikan kesenangan kepada kawannya. Setiap bertemu bisa
mengobati perasaan gundah yang menimpa. Sekali-kali berikanlah hadiah kepada sahabat.
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,Berikanlah hadiah niscaya
kalian akan saling mencintai.

Maafkan, sembunyikan dan baik sangka

Manusia tempatnya salah dan lua. Orang lain bisa berbuat salah, demikian juga dengan siri kita. Bila
sadar akan hal ini mestinya kita bisa bersikap arif. Kesalahan dan kekhilafan saudara kiita hendaknya
dimaafkan. Disamping memaafkan kita tidak boleh menyebarkan aib kepada orang lain. Alloh
menjanjikan pahala besar bagi oranbg yang mau menutupi aib saudaranya sebagaimana sabda
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam yang artinya,Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya
sesama muslim maka Alloh akan menutup aibnya pada hari kiamat. ( Hadits Riwayat Bukhari dan
Muslim).

Memaafkan, menyembunyikan kejelekan dan nasehati dengan kebaikan dilakukan dengan empat
mata, dengan memperhatikan adab-adabnya.

Setia

Kesetiaan sangat dibuthkan dalam persahabatan dan diharapkan kekal samapi negeri abadi. Dan
karenanya tidaklah boleh seseorang mengkhianatinya. Rasululloh shallallahu alaihi wa
sallam bersabda yang artinya, Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh
dikhianati, didustai, tidak dihinakan orang. (Riwayat at-Tirmidzi).

Ungkapkan dengan doa

Doakan selalu untuk keistiqomahan sahabat kita dalam menjalankan ibadahn kepada
Allohsubhanahu wa taala. Bahkan sekalipun telah meninggal.

Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari
Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang
beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. ( QS. Al
Hasyr : 10)

Wakaf Quran

Keutamaan Wudhu untuk Wanita


19 Maret 2015 | Dibaca : 1347 Kali | Rubrik : Fikih Wanita

Sahabat Ummi, Islam sangat mencintai kebersihan, salah satu buktinya adalah
kewajiban berwudhu saat akan melaksanakan shalat, thawaf di Baitullah dan
menyentuh mushaf Al Quran. Apalagi untuk kaum wanita yang mempunyai
keistimewaan dalam organ tubuhnya dibanding laki-laki.

Karena Allah telah rekontruksi tubuh wanita yang bisa haid, nifas, istihadhah dan
lain sebagainya yang bisa menjadi najis, dan jika akan mengerjakan ibadah itu
harus suci dan berwudhu.

Allah berfirman, artinya, Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki (QS. al-Maaidah: 6)

Rasulullah bersabda kepada Aisyah (tentang wanita haidh),

Kerjakanlah seperti yang dikerjakan oleh orang yang mengerjakan haji kecuali
berthawaf di Baitullah hingga kamu bersuci. (Mutaffaq alaihi)

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda, Tidak boleh menyentuh al-Quran
kecuali orang yang suci. (HR. al-Hakim)

Para wanita, jika tahu luarbiasanya berwudhu itu tentu tak akan tak abai dengan
itu, karena ternyata jika mengetahui keutamaannya, maka kita akan selalu
menggantung wudhu (selalu dalam keadaan berwudhu dalam setiap kesempatan)
karena:

Merupakan tanda jika orang yang berwudhu itu adalah umat


Muhammad saat dipanggil pada di hari kiamat kelak.

Rasulullah bersabda dalam hadits Abu Hurairah, Sesungguhnya umatku akan


dipanggil pada hari Kiamat dengan bertanda bulatan putih (pada dahinya) dan
belang putih (pada kakinya) bekas wudhu. (Mutafaq alaih)
Mendapat ampunan Allah atas dosanya yang telah lalu, jika
berwudhu yang benar sesuai apa yang di contohkan Rasulullah.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Utsman, Rasulullah
bersabda, Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini lalu dia
mengerjakan shalat dua rakaat, yang pada keduanya dia tidak berbicara
pada dirinya sendiri, niscaya Allah akan memberikan ampunan kepadanya
atas dosa-dosa yang telah lalu. (Mutafaq Alaihi)

Akan menjadi Kafarat (penebus) dosa yang lalu, dengan catatan


tidak melakukan dosa besar. Hal ini seperti sabda Rasulullah,
Tidaklah seorang Muslim yang telah tiba waktu shalat wajib, lalu dia
menyempurnakan wudhu, kekhusyuan, dan rukuknya, melainkan itu akan
menjadi kafarat (penebus) bagi dosa-dosa yang telah lalu, selama dia tidak
melakukan dosa besar. Dan itu berlaku selamanya. (HR. Muslim)

Janjikan masuk surga


Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang Muslim berwudhu lalu dia
menyempurnakan wudhunya kemudian mengerjakan shalat dua rakaat
dengan hati yang khusyu dan wajah yang khudu (tunduk), melainkan telah
diwajibkan baginya Surga. (HR. Muslim)

Dapat meninggkan derajat seseorang

Rasulullah bersabda, Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya


Allah menghapus dosa dan meninggikan derajat. Para sahabat menjawab, Mau
ya Rasulullah. Beliau bersabda,Yaitu menyempurnakan wudhu pada saat yang
tidak disukai (menyulitkan), banyak melangkah ke masjid, dan menunggu shalat
setelah shalat. Itulah ar-ribath (perjuangan), dan itulah ar-ribath. (HR. Muslim)

Jika wudhu memang bisa meninggikan derajat dan bisa membuat sahabat Ummi
masuk surga, maka tunggu apalagi, ambil air dan berwudhulah, insyaAllah
cantik lahir batik, dunia dan akherat.

Referensi:

- Candra Nila Murti Dewojati, 202 Tanya Jawab Fikih Wanita, Al Maghfirah, 2013

Foto ilustrasi: google

Profil:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai
dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan,
diantaranya Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan
Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar,
Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak Derita dan masih banyak lainnya , sekitar 15
antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalamcandranilamurti@gmail.com,
atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih
wanita yang digawanginya.

Wakaf Quran

Begini Cara Lisan Menyeret Wanita ke


Neraka
Sahabat Ummi, jangan merasa aman dan yakin di dunia apalagi di akhirat karena
merasa sudah rajin sholat, mengaji dan berpuasa jikalau tak mampu menjaga
lisan. Maksudnya?

Abu Hurairah r.a pernah menyampaikan, ada yang menanyakan kepada


Rosulullah SAW begini, Wahai Rosulullah, sesungguhnya si Fulanah suka sholat
malam, shoum di siang hari, mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah,
hanya saja ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya?

Dijawab oleh beliau, Tiada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.
Nah Mereka pun bertanya lagi, Sesungguhnya si Fulanah (yang lain)
mengerjakan (hanya) sholat wajib dan bersedekah dengan sepotong keju, namun
tidak pernah mengganggu seorangpun?. Bersabda Rosulullah, Dia termasuk
penghuni surga. [HR al-Bukhari)

Berarti soal menjaga lisan ini bukan perkara kecil bukan?. Amat menentukan
nasib seorang hamba di dunia, terlebih-lebih di akhirat kelak. Intinya Ibadah
vertikal sesorang juga harus dimplementasikan dengan ibadah horizontal dia
kepada sesama. Terutama saudara terdekat seperti tetangga dengan menjaga
lisannya.

Urusan lisan buat perempuan memang bukan perkara gampang. Banyak yang
mengatakan memang dari sononya perempuan dilahirkan sebagai sosok
cerewet dan banyak omong. Betulkah?

Sebenarnya nggak 100% valid, tapi setidaknya kalau ada penyebutan


perempuan secara khusus oleh Allah SWT dalam kaitannya menjaga lisan, itu
tandanya para wanita harus lebih berhati-hati.
Di Surat Al Hujurat ayat 11 disebut jelas, dan janganlah perempuan-perempuan
(mengolok-ngolok) perempuan lain , kerena boleh jadi perempuan (yang diolok-
olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-ngolok).

Nah Sahabat Ummi, peringatan Allah ini pertanda bahwa siapa saja khususnya
perempuan harus benar-benar menjaga lisannya dengan baik. Karena ada istilah
mengatakan lidah lebih tajam daripada pedang. Pukulan hanya membekas di
badan barang sebentar tapi omongan bisa terpendam di hati hingga terbawa
mati. Serem kan?

Tahukah apa saja petaka lisan yang bisa menjauhkan wanita dari surga?

Mencibir atau mengolok-ngolok. Ini masuk petaka besar karena


dibalik cibiran biasanya tersembunyi kesombongan. Orang yang mengolok-
ngolok seringnya merasa dirinya lebih baik dan sempurna dari orang lain.
Padahal barang siapa membawa kesombongan atau ujub maka ia tak akan
diperkenankan masuk surga.

Menggunjing atau membicarakan aib orang. Wah ini juga jangan


dianggap sepele karena jatuhnya bisa ghibah maupun fitnah. Ghibah jika
apa yang disampaikan benar, fitnah jika ternyata salah. Bila tak ingin amal
yang sudah kita kumpulkan susah payah didebet orang lain, maka mulai
dari sekarang berhentilah menggunjing.

Banyak mengeluh. Konon perempuan gudangnya keluhan terutama


mengeluhkan pasangan hidup alias suaminya. Sahabat Ummi,
waspadalahwaspadalah jangan sampai tercecer keluhan mengenai
pasangan hidup kita di depan teman hatta urusan sepele sekalipun.
Suami saya orangnya cerobohnaroh barang suka sembarangan. Sudah
gitu malas bangun pagi sekalinya bangun pengennya sudah tersedia kopi!

Karena mendengar keluhan menantunya mengenai kondisi perekonomian


keluarga tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, diriwayatkan Nabi Ibrahim AS
akhirnya menyuruh Nabi Ismail menceraikan istrinya. Bagaimanapun seorang
istri harus menjaga kehormatan suaminya.

Keluhan istri juga bisa diartikan ia tidak ikhlas dengan keadaan. Mengeluhkan
suami sama saja ia tidak ikhlas mendampingi. Itulah yang kata Rasulullah SAW
mengapa banyak wanita jadi penghuni neraka karena sering berkeluh kesah
mengenai suaminya baik soal uang maupun tabiatnya.

Dalam hadits riwayat Al Bukhari dikatakan banyaknya wanita dalam neraka


karena mereka kufur terhadap suaminya. Kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.
Meskipun suaminya berbuat baik sebanyak apa pun namun tatkala sedikit saja
seorang istri menemukan kekurangannya yang tidak ia sukai para istri ini dengan
mudahnya mengucap, Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada
dirimu.

Pernahkah terucap demikian?...buru-buru minta maaf segera deh para istri.

Gampang mencela dan ngata-ngatain orang. Perempuan juga paling


jago memberi label jelek pada sesama perempuan. dasar jablay. Sundel
bolong,perusak rumah tangga orang dan sederetan cap jelek lainnya.
Sss..ingatlah pepatah mulutmu harimaumu.

Nyinyir dan over penilaian. Nah ini dia penyakit lisan lain yang tak
kalah penting untuk diperhatikan. Bukan karena perfeksionis, tapi
dasarnya perempuan memang doyan menilai. Makanan di situ nggak enak.
Asiiin. Ih amit-amit mampir ke situ lagi. Tapi ludes juga tuh masuk ke
perut. Apalagi kalau arisan, ah bu, bajunya ini sudah bagus sayangnya
kerudungnya kurang matching... Adaaaa saja yang dinilai dan kadang
tidak prinsipil.

Basa-basi tapi tak mengenakkan. Menanyakan sesuatu boleh-boleh


saja asal jangan berlebihan dan kadang kala bikin susah orang untuk
menjawab. Basa-basi tapi minus empati. Contohnya begini:

Kapan menikah? Saya nggak sabar nih pengen jadi panitia. Padahal tahu dia
lagi nunggu jodoh.

Kapan punya anak?..sudah setahun belum isi juga?

Kapan nambah anak lagi? Cuma dua mah masih sepi rumah

Kapan mantu?

Blabla

Tidak tahukah kadang basa-basi terkesan sepele bisa membekas dalam pikiran
seseorang dan membuatnya stress?. Berempati sajalah dan doakan saja secara
diam-diam tak usah menanyakan berulang-ulang kayak siaran iklan.

Menghasut dan manas-manasi teman.

Bu, jangan biarkan anaknya main sama anaknya si A..dia itu celamitan persis
kayak ibunya

Ibu harus segera menurunkan berat badan biar nggak gampang sakit. Tetangga
saya kemarin meninggal di usia 45 tahun. Masih muda kan, sakit jantung karena
kegemukan.
Yakin deh sahabat, bukannya mengena malah antipati. Kadang ada orang yang
dijauhi karena sikap dan ucapannya tidak memberi kenyamanan bagi yang
mendengar.

Sahabat Ummi, betapa lisan yang tak terjaga akan menjatuhkan seseorang ke
dalam neraka sudah sering diingatkan oleh Rasulullah SAW di hadits yang lain.

Tiada lain yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka itu hanyalah karena
hal-hal yang diucapkan oleh lidah mereka (HR. Ashhabu s Sunan dan Ahmad)

Lalu bagaimana cara mencegah lisan dari perkataan yang menyakitkan?.

Jawaban tergampang adalah latihan mengendalikan diri.Jangan berdalih ucapan


buruk itu karena karakter (sifat) bawaan, atau kesukuan. Tidak, lisan itu
merupakan gambaran karakter seseorang. Karenanya saring-saringlah dulu
ucapan sebelum kelepasan. Berfikir sebelum bicara, bukan di balik ngomong
dulu baru mikir.

Cara lain adalah mulai berkomitmen untuk tidak berdusta, menggunjing, mencela
dan lainnya yang berindikasi menyakiti orang lain. Hal yang juga memungkinkan
adalah meninggalkan lingkungan pergaulan yang tidak kondusif.

Banyak di kalangan kita ikutan ghibah karena teman-teman sekeliling kita biasa
demikian. Tinggalkan pergaulan yang buruk dan bergantilah mencari kawan-
kawan yang mendukung kita dalam kebaikan.

Tentunya dengan cara mensiasatinya karena pada dasarnya kita pun dilarang
pilah pilih teman karena kesombongan atau merasa lebih suci. Dan terakhir,
isilah waktu dengan kesibukan yang bermanfaat. Insya Allah dengan banyak
beraktivitas positif akan menghindarkan kita dari waktu luang yang kadang sia-
sia. Sabtu, 21 Maret 2015 M | 30 Jumadil Awwal 1436 H

6 Ciri-ciri Istri Setia


26 Januari 2015 | Dibaca : 25732 Kali | Rubrik : Ragam

Sahabat Ummi, apakah kita termasuk tipe istri yang setia? Bagaimanakah ciri-
ciri seorang istri setia yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya?

Sesungguhnya sifat setia pada suami adalah sifat yang luar biasa bagi seorang
istri, dan sifat ini dapat mengantarkannya pada keridhoan Allah.

Berikut ini 6 ciri-ciri istri setia:


1. Menerima suami apa adanya
Badan suami melebar, pipinya tambah tembam, pekerjaannya sedang memburuk,
seorang istri yang setia akan tetap menerima dan mendukung suami apapun
yang terjadi. Meski di sekitarnya lebih banyak pria ganteng dan perhatian, wanita
setia tidak akan tergoda untuk beralih.

2. Memperlihatkan rasa perhatiannya


Wanita yang setia juga akan memperlihatkan rasa perhatiannya kepada suami.
Dia akan lebih sering SMS, BBM, menandai suami di sosial media, atau
menelepon untuk mengetahui keberadaan suami. Seorang wanita memiliki sifat
ekspresif, biasanya akan lebih senang mengekspresikan perasaannya.

3. Menolak dan menjauh ajakan teman yang tak disukai suami


Di dalam suatu hubungan, terkadang ada peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pasangan itu sendiri. Misalnya, tidak boleh berhubungan lagi dengan mantan
atau tak boleh menemui orang yang tidak suami sukai. Bila istri adalah tipe yang
setia, maka dia akan mematuhi peraturan tersebut. Alasannya adalah dia tak
ingin membuat perasaan suami kecewa atau membuat suami tidak ridho
padanya.

4. Pemaaf dan rendah hati


Ketika suami istri sedang bertengkar, istri yang setia akan bersikap rendah hati.
Jika suami emosi, maka dia tidak akan menimpali perkataannya. wanita setia ini
akan berpikir bahwa suatu pertengkaran tidak akan terselesaikan bila sama-
sama emosi. Untuk itu, dia akan lebih memilih untuk diam.

Setelah suami menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan cukup membuat


hatinya sakit, dan sang suami meminta maaf padanya. Permintaan maaf tersebut
tentunya akan dikabulkan si wanita setia ini.

5. Selalu terbuka
Kejujuran sangat diperlukan saat sedang menjalani suatu hubungan. Istri
setia juga selalu berkata jujur dan terbuka kepada suami. Dia akan selalu
menceritakan hari-harinya kepada sang suami. Saat dia sedang mengalami suatu
masalah, dia juga akan meminta suami untuk mencarikan solusinya.

6. Minta izin saat ke luar rumah atau bertemu seseorang

Istri setia juga akan selalu meminta izin suami tiap kali ke luar rumah atau untuk
bertemu seseorang meskipun yang ditemui adalah ibu kandung sendiri. Ini
dikarenakan istri yang setia memahami perintah Allah untuk memuliakan suami.
Setiap Masalah Pasti Bersama Jalan
Keluarnya
Saudaraku, Allah Swt memberikan segala sesuatu secara tepat kepada kita. Termasuk ketika Dia
memberikan ktia persoalan atau masalah, selalu hadir lengkap dengan jalan keluarnya.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Saw bersabda, Tidak akan berhenti ujian kesusahan dan
penderitaan terhadap seorang mumin dan muminat, baik yang menimpa dirinya sendiri, anak-anaknya,
maupun hartanya, sehingga ia menemui Allah, meninggal dunia dalam keadaan tidak membawa satu
dosa pun. (HR. Tirmidzi).

Demikianlah hikmah datangnya ujian dan kesulitan yang datang menimpa kita. Adakalanya manusia diuji
oleh Allah Swt secara terus-menerus atau bertubi-tubi. Hal itu tiada lain adalah akan mengurangi dosa-
dosanya. Adapun makna dari hadits di atas adalah bahwa ketika seseorang ditimpa ujian demi ujian
hingga tiba waktunya ia meninggal dunia, maka ketika itu ia meninggalkan dunia dalam keadaan bersih
dari noda-noda dosa.

Jangan salah sangka atau berprasangka buruk ketika kesulitan hidup atau ujian datang menimpa kita.
Kita menilai bahwa ujian itu adalah kepahitan, karena kita menggunakan hawa nafsu saat menilainya.
Ingatkah kita pada kisah seorang laki-laki yang telah berbuat zina di zaman Rasulullah Saw?

Laki-laki itu datang menghadap kepada Rasulullah Saw menyampaikan perbuatan dosa yang telah
dilakukannya. Laki-laki itu mengakui kesalahannya dan meminta kepada Rasulullah Saw agar dihukum
sesuai dengan hukum Islam yaitu hukuman rajam. Laki-laki itu benar-benar meminta agar Rasulullah Saw
menunaikan hukuman itu terhadapnya.

Mengapa laki-laki ini sedemikian memintanya kepada Rasulullah Saw? Hal itu ia lakukan karena ia tahu
bahwa itulah hukuman yang bisa menebus dosa yang telah dilakukannya sehingga ia terbebas dari
hukuman berkepanjangan di akhirat. Ini adalah bentuk pertaubatan laki-laki tersebut kepada Allah Swt.
Seandainya taubatnya itu dibagikan kepada seantero penduduk kota Madinah, maka akan masih banyak
tersisa melampaui seluruh penduduk yang ada.

Mengapa laki-laki ini sedemikian siap menghadapi hukuman tersebut? Tiada lain adalah karena ia lebih
mementingkan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Ia lebih mengutamakan keselamatan di
akhirat ketimbang keselamatan di dunia. Karena setiap orang yang menjadikan dunia sebagai tujuannya,
ia akan berat menjalani kehidupan ini. Sedangkan orang yang tujuannya adalah akhirat, insya
Allah kehidupan dunia ini akan terasa mudah dan ringan.

Allah Swt Maha Tepat Tindakan-Nya. Termasuk ketika ujian Dia turunkan kepada manusia. Ujian
diturunkan-Nya secara tepat. Bahkan, ujian itu Allah Swt turunkan kepada hamba-Nya dengan tujuan
untuk meninggikan derajatnya. Ada suatu derajat yang tidak bisa digapai oleh manusia kecuali dengan
ujian dari Allah Swt.

Dalam satu hadits, Rasulullah Saw bersabda, Sesungguhnya seseorang yang akan diberi kedudukan
tinggi di sisi Allah, sedangkan ia tidak dapat mencapai kedudukan itu dengan amalnya, maka Allah akan
terus menerus mengujinya dengan kesusahan dan kesulitan yang tidak disukainya. Sehingga ia dapat
menggapai kedudukan tersebut. (HR. Abu Yala).

Betapa Allah Swt sayang kepada kita. Allah bermaksud mengembalikan kita kepada-Nya dalam keadaan
bersih dari noda dosa dan derajat atau kedudukan yang tinggi. Ketika ada seorang hamba yang derajat
di hadapan-Nya biasa-biasa saja, maka ia akan dipacu agar menggapai derajat yang lebih baik lagi
dengan cara diberikan ujian kepadanya. Ujian-ujian tersebut berbagai macam bentuknya. Misalnya
adalah tiba-tiba dibenci, dicaci, dimaki dan dijauhi oleh orang lain.

Orang yang akan meraih kedudukan atau derajat yang lebih tinggi saat ditimpa ujian memiliki ciri-ciri
tertentu. Salah satu cirinya adalah sikapnya yang tetap tenang. Ini adalah pengalaman yang paling
mahal. Ini tanda bahwa ia adalah pecinta akhirat. Sedangkan pecinta dunia, ketika ia ditimpa ujian, maka
ia akan panik, resah, putus asa dan berusaha mencari perlindungan kepada sesuatu atau makhluk, bukan
kepada Allah Swt.

Tidak jarang kita menemukan orang yang menjadikan dukun atau tukang ramal sebagai tempat pelarian
mereka saat ditimpa kesulitan atau ujian hidup. Ia tunggang langgang mencari pertolongan kepada
sesama makhluk dan lupa pada Allah Swt Yang Maha Memberi pertolongan.

Orang pencinta dunia akan sedemikian rupa meminta pertolongan kepada makhluk. Padahal orang yang
dimintai pertolongan pun dililit banyak persoalan di dalam hidupnya. Ia tidak meminta pertolongan
kepada Dzat Yang memberinya kehidupan dan memberinya persoalan. Padahal Dialah Dzat Yang kuasa
memberikan jalan keluarnya. Dialah Allah Swt.

Ketika Allah Swt memberikan ujian persoalan hidup kepada kita, sungguh Allah telah mengukur dengan
sangat tepat ujian tersebut sehingga sesuai dengan kadar kemampuan kita untuk menghadapinya.
Semua tentang diri kita, Allah Swt telah mengetahuinya. Allah Swt mengetahui kekuatan yang kita miliki.
Allah Swt pun mengetahui seberapa berat ujian yang diberikan-Nya kepada kita. Segalanya sudah terukur
oleh Allah Swt secara tepat.

Allah Swt berfirman,


..Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.. (QS. Al Baqarah [2]: 233).

Adapun ketika kita merasakan penderitaan atas ujian-Nya, itu bukanlah disebabkan karena Allah Swt
keliru mengukur kadar kemampuan kita dan kadar ujian-Nya itu. Kita menderita karena kita salah
menyikapi ujian tersebut. Kita menderita karena kita selalu tidak merasa puas dengan apa yang telah
diberikan-Nya kepada kita. Sehingga apa yang telah dimiliki malah menjadi penderitaan. Padahal tidaklah
mungkin Allah Swt salah alamat ketika memberikan sesuatu kepada hamba-hamba-Nya.

Ketika kita sekolah dahulu. Kita menghadapi ujian kenaikan kelas yang sesuai dengan kadar keilmuan kita
saat itu. Dan ujian-ujian tersebut selalu telah siap dengan jawaban-jawabannya. Tidak mungkin soal
hadir tanpa ada jawabannya. Demikian juga dengan ujian hidup yang kita hadapi. Allah Swt memberi kita
ujian sesuai dengan kadar kemampuan kita. Dan, Allah Swt memberikan ujian hidup kepada kita secara
lengkap dengan jawaban-jawabannya. Hanya saja, hawa nafsu seringkali membuat kita menjadi buta
untuk bisa menemukan jawaban-jawaban itu.
Sungguh, tidak ada yang sulit di dalam hidup ini. Kecuali kesulitan itu adalah sikap kita yang tidak
menerima ketentuan-Nya. Padahal di dalam Al Quran Allah Swt telah menjelaskan,

..Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. Al Baqarah [2]: 216).

Bolehkah kita memiliki keinginan? Tidak ada yang melarang kita memiliki keinginan. Punya keinginan
adalah salah satu tabiat alami kita sebagai manusia. Akan tetapi, hendaklah keinginan kita itu adalah hal-
hal yang disukai oleh Allah Swt. Karena masalahnya adalah kita seringkali maksa, ngotot, mendapatkan
apa-apa yang tidak disukai oleh-Nya. Bahkan jika pun berdoa, kita tetap saja memaksa kepada-Nya,
seolah tidak yakin bahwa apa yang disukai-Nya bukanlah hal yang baik untuk kita.

Jika kita mau sejenak melihat ke dalam diri kita sendiri, maka kita akan saksikan bahwasanya keinginan-
keinginan kita itu lebih dekat kepada hawa nafsu. Jika kita diberikan pilihan antara dipuji dengan dicaci,
manakah yang akan kita pilih? Tentu kebanyakan kita akan memilih untuk dipuji. Kita senang sekali
menerima pujian dan sanjungan. Padahal jika sekali lagi kita melihat diri secara jujur, apakah diri kita ini
lebih pantas dipuji ataukah lebih pantas dicaci?!

Kita selalu ingin dipuji dan dihormati, padahal sesungguhnya diri kita ini tidak pantas menerima pujian
dan penghormatan. Jikapun kita memang dipuji dan dihormati oleh orang lain, itu hanya karena Allah
Swt menutupi aib atau kejelekan kita saja di hadapan orang lain. Allah Swt menutupi bekas-bekas
kemaksiatan, dosa, keburukan yang kita lakukan sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Jika mau jujur,
sungguh kita tidak pantas menerima penghormatan dan pujian.

Tidak perlu kita merasa dendam pada orang yang berbuat dzalim terhadap diri kita. Karena
sesungguhnya Allah Swt sudah memiliki perhitungan sendiri terhadap perbuatannya. Sikap dendam justru
malah akan melahirkan dampak tidak baik terhadap diri kita sendiri. Hati menjadi resah, gelisah, dan
tidak tenang setiap kali mengingat perbuatannya. Pasrahkanlah semua pada Allah Swt. Kesabaran kita
menghadapi perbuatannya akan berbuah kebaikan untuk kita. Sementara kedzaliman pasti akan
mendatangkan akibat pada pelakunya. Tidak akan meleset.

Apabila Allah Swt hendak memuliakan seseorang, maka tidak akan ada yang bisa mengalang-halanginya.
Demikian juga apabila Allah Swt berkehendak mengambil kemuliaan seseorang, maka tidak akan ada
yang kuasa menahannya untuk menjadi hina.

Allah Swt berfirman,

Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran [3]: 26).
Bukanlah hal yang penting dihina atau dibenci oleh manusia. Terlebih lagi jika alasan kebencian dan
hinaan mereka adalah karena kita menjaga diri untuk tetap berpegang teguh kepada Allah Swt. Selama
kita tetap teguh kepada Allah, pasti Dia memberi kita ketenangan, meski manusia menghujani kita
dengan serangan hinaan dan kebencian.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )


Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai