Anda di halaman 1dari 16

f-

F
PR)CEEDINGSUB VoL. Z, No. Z, 1973. i-
\1
4
-rr,

DANRNASERTA
BIOSINTESA.PROTEIN
r. soedigdo*) ,:

PENGANTAR
seperti diketahui biologi molekuler pada akhlr-akhlr ini
s,ebagian besar maslh ditittk beratkan pada brokrmr.a DNA dan
R\A serta fungsi-fungslnya dalam biosintesa proteln. Int dapat
dinengerti karena persoalan ini merupakan kunci yang d.apat
mobuka tabir rahasia hldup. Walaupun sudah banyak yang dica_
pa1 dalam penelltian-penelLtlan nengenal- bab-bab tersebut, te-
tapi masih banyak sekall yang masih perlu diselidlki. Apa yang
semula dianggap konsep slntesa yang betul ternyata akhtr-akhlr
1ni urulal dlragukan kebenarannya. Hlpotesa Jacob dan Monod
(1) arengenai pengontrolan fungsi gena memang berlaku bagl
bak-
teria, tetapl akhlr-akhlr ini nulal dlragukan apakah hal itu
juga berlaku untuk hewan-hewan tlngkat tinggl. Apakah tldak
nungkin ada sl-stlm-sistln pengontrola.t p.oi.in slntesa yang
belum dikenal pada hewan-hewan tingkat ttnggl sebagaL perleng_
kapan darl sistim pengontroJ-an pada E. CoLi.-.
Diduga oleh banyak ahli, bahwa besar kenungkinannya pada
hewan-hewan tlngkat tlnggi rnaslh ada macan-macamRNA selaln
RNA yang telah diketahui sekarang irri yang
Juga pegang peranrn
dalarn sintesa proteln.
Mengenai replikasi DNA dan RNA akhlr-akhlr inl juga ba_
nyak hal-hal baru yang perlu nendapat perhatlan.
Menglngat penelitian mengenal bab-bab yang sangat urenarlk
banyak orang ltu dimana-mana dilakukan, maka afanggap perlu
untuk sekall-seka1l dladakan tinjauan unum mengenal hasll-
hasll penelitian para ahll dari seluruh dunia. Tinjauan urnun
lnl akan dikeurukakan dl bawah ini.

*)s"k"i
Biokimla, Departemen Kimia, Fakultas Matenatlk dan
Ilnu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.

4T
42

TINJAUAN TENTANG BIOKIMIA DNA

1. Dogma Sentral

Sebagai pernbawa informasi genetika, DNA rnempunyai dua


fungsi utama: 1) rnembuat kopi yang tepat dari pada dirinya
sendiri pada waktu proses repllkasi atau duplikasi dan 2) rne-
neruskan koda-koda informasi yang dimiliki ke.nRNA (tnessenger
RNA) pada waktu proses transkripsi. Dengan demikian mRNA ke-
laknya dapat menterjemahkan (mengtranslasikan) informasi-in-
formasi "bah4sa dalam 4 huruf" dari pada asam nukleat ke dalam
"bahasa dalam 24 huruf" darl pada protein. Konsep ini (gam-
bar 1) merupakan dasar yang terkenal sebagai Dogma Sentral
yang dlkemukakan oleh Crick (2) pada tahun 1958.

-----+
transkriosi
RNA
Lranslasi

\_j-
replikasi

Ganbar 1. Dogma Sentral

Walaupun konsep ini masih lazirn dipakai sebagai Pegangan


dalam studi asam-asam nukleat dan sintesa protein, tetaPi
akhir-akhir ini rnulai diragukan kebenarannya. Keraguan ini di-
mulai sejak tahun 1970 setelah dengan nyata dapat ditunjukkan
oleh berbagai sarjana tentang adanya RNA pada vlrus yang di-
pakai sebagai cetakan sintesa DNA. Enzirna yang diperlukan di-
sini adalah DNA polimerase yang RNA-dependent.
Adanya enzima inl telah dibuktikan oleh Temin (3) di da-
lam parti-kel-partikel virus (virion) Rous sarcoma virus (RSV).
Juga Baltimore (4) menemukan itu pada Rauscher mouse leukae-
mia virus (R-MLV). Di samping ini Spiegelman (5, 6, 7) juga
membuktikan pada lebih darl 6 virus akan adanya kejadian-ke-
jadian tersebut yang menggoyangkan Dogma $entral dari Crick..
Bahwa DNA yang disj-ntesa adalah merupakan komplernen dari
pada single-stranded RNA virus dapat dibuktikan lewat eksperi-
men hibridisasi sehingga didapat RNA-DNA hibrid.
Virion tersebut juga mempunyai DNA-polinerase yang DNA-
dependent sehingga dapat mengubah hibrida tersebut menjadi
dupleks DNA.
Ada satu ha1 lagi yang melemahkan Dogma Sentral, ialah
bahwa juga RNA pada kejadian-kejadian tertentu dapat disintesa
atas ceLakan RNA. Telah dibuktikan bahwa ekstrak dari mikro-
organisma-mikroorganisma tertentu dapat mengkatallsa sintesa
43

poliribonukleotida dengan RNA sebagai cetakan (g, 9, 10, 1l-,


L2).
untuk reaksi biosintesa RNA ini di saurpr.ng enzima RNA-
poli-merase diperlukan Mn2t, 4 macamribonukleosida-rLbonukleo-
sida trifosfat dan suatu cetakan RNA seperti T14V-RNA(RNA darl
virus mozaik ternbakau). Hasilnya adalah suatu RNA dengan
uruE-
an ribonukleotida yang komplementer dengan cetakan RNA ter-
sebut. Walaupun telah jelas akan adanya sintesa RNA yang
RNA-dependent, tetapi hingga kini belurn diketernukan sintesa
semaclm tersebut pada sel-sel hewan menyusu yang normal-.
Untuk menyesuaikan dengan fakta-fakta yang teisebut di
atas maka Crick (13) rnelengkapi konsep Dogma Sentralnya seba_
g a i t e r t e r a p a d a g a r n b a r .2 .

O ,{
',

c\

o
\,
--) pRoTErN
J

Tqlbar Z. -Konsep DogmaSentral yang sekar.ang. penjelasan-pen_


JeLasan: 7, 2, dan 3 adnLahproses-proses Aang Lazim dijwnpai;
a: sintesa RNAdengan eetikan RNApada u7rw"s;b = ketjabuA.-
poLimerase,AangRNA-dependent;e = z,Zaksi yang masih perlu pe_
neLitian akan adanua.'

2. Replikasi dqn biosintesq. DNA


Mengingat bahwa urutan nukleotida daram DNA merupakan
suatu koda genetik maka si.ntesanya dalam sel_ menarik btnyak
perhatian. Karena sifat-sifat keturunan yang ada pada gena di-
teruskan pada turunan-turunannya rnaka cara repilkasinya me_
44

rupakan pokok penelitian-penelitlan tentang biosintesa DNA.


Bnzima yang dibutuhkan pada pembentukan DNA disebut DNA-poli-
merase. Akhir-akhir ini orang mengenal 3 macamDNA-pollrnerase:
1) DNA-polimerase I, juga terkenal sebagai enzima Kornberg,
DNA-nukleotidil-transferase atau DNA-dependent DNA-polimerase.
Enzima ini telah dimurnikan oleh Komberg et al. (14, 15)
dari E. CoLi dengan berat molekul sebesar 109.000. Kornberg
(16) rnenyinpulkan darl hasil-hasil penelitiannya bahwa enzima
tersebut mempunyai berbagai fungsl-:
a) untuk memanjangkan rantai DNA dalam arah 5r---D3f dengan
penambahanpada ujung 3r-hidroksil mononukleotida darl de-
oksir ibonukleosida trlf osf at .
b) untuk menghidrolisa rantai DNA dari akhir 3r-hidroksl'l- da-
lam arah 3t + 5t sehingga dihastlkan 5t-monofosfat.
c) untuk menghldrolisa rantai DNA dari ujung 5r-fosfat atau
5t-hidroksil dalarn arah 5r ----*3r sehingga hanya terbentuk
5 I -monofosfat.
d) untuk pirofosforilisis rantai DNA dari akhir 3r; lni adalah
keball-kan dari reaksi po1-imerisasi.
e) untuk menukar fosfat anorganik dengan uJung gugusan plro-
fosfat dari pada deoksiribonukleosida trl-fosfat.
Maka Kornberg (16) mengusulkan adanya 5 tempat reaktif
pada pusat aktif enzima, untuk dapat melakukan berbagai fungsi
sepertl diuralkan dl atas

2) DNA-polimerase If. Setel-ah diketahui bahwa mutant E. CoLi,


pol n- tanpa adanya DNA-polimerase I juga dapat mengrepllkasi
DNA-nya naka mul-ai dicari akan adanya enzima lain. Knlpper
(17, 18) berhasil untuk nengisolasl enzima tersebut yang dise-
but DNA-pollnerase II. Berat molekulnya adalah 50.000 sampai
9 0 . 0 0 0 . D N Ay a n g d i s l n t e s a a d a l a h d a l a m a r a h 5 t - - - + 3 ' . Inhi-
bitor untuk enzima ini adalah Ara-CTP, ialah trifosfat dari
pada Ara-C (1-B-D-arabino f uranos i1s i tos ina) .

3) DNA-polimerase IIf. Ternyata E. CoLi, pol A- masih mengan-


dung enzima 1ain, DNA-pol-imerase III(I-9) yang turut dalam re-
plikasi DNA. Ia lebih peka terhadap panas dari pada DNA-poli-
merase II dan mudah terinhiblsi oleh garam-garan (20, 2I),
Mutasi dan rmttagen. Seperti diketahui kadang-kadang ter-
jadi kekeliruan dalan sintesa urutan nukleotida DNA karena
berbagai sebab. Proses ini dlsebut mutasi. l{ingga kini dike-
tahui benracam-macamzat kiuria seperti beberapa antibiotika,
zat-zat warna dan sebagainya yang tergolong dalam mutagen,
ialah yang dapat nenyebabkan mutasi. Juga sinar violet dan si-
nar radio-aktif termasuk pula dalarn golongan itu.
Beberapa allalog purina dan pirimidina kadang-kadang dapat
diinkorporasl ke dalam RNA atau DNA sehingga mempunyai effek
mutagen. Terkenal adalah 5-bromourasil yang dapat mengganti
45

tempat timina dal-asl DNA. Usaha untuk menggunakan analog purina


dan plrinldina dalam terapi kanker terdapat pada (22).
Zat-zat pengalkil (alkyJ-ating agents) juga rermasuk dalam
golongan mutagen. Beberapa diantaranya mempunyai slfat peng-
hambat tr.rmbuhnya tumor (23, 24). Kerjanya'pada DNA adalah kom-
pleks (23).
Sangat menarlk untuk studi blosintesa asam-aslmnukleat
ialah beberapa antibiotika yang mempunyal sifat karsinostatik.
Diantaranya adalah actinomycin D, yang membentuk kompleks de-
ngan deokslguanosi.na dalam DNA. Dengan demikian maka fungsi
DNA sebagai cetakan hilang.
Aktinomycin D merupakan suatu inhibitor bagi DNA-polime-
rase, tetapi juga bagi DNA-dependent RNA polimerase. Yang
belakangan ini bahkan lebih peka terhadap inhibitor itu
(25, 26).
Zat lain seperti nrltornycin C juga dapat nenginhibtsi sin-
tesa DNA-bakteri (27, 28, 29) . Juga sarcomycin merupakan inhl-
bitor pada sintesa DNA, karena menglnhiblsl DNA-pollrnerase
(30, 31).
Pengaruh tadiasi dengan sinar-slnar tertentu dapat pula
menimbulkan kerusakan pada sel.
Penyinaran dengan sinar ultraUiolet (W) dapet meng-
akibatkan terjadinya ikatan-ikatan kimia antara plrlmldinanu^
kleotida dl dalaur DNA yang letaknya berdekatan. Dislnl dua
basa pirimidina pada satu rantai akan membentuk dimer. Walau^
pun ada kemungkinan dapat terjadi 3 macam pirimldina dlmer te-
tapi paling mudah terbentuk adal-ah tlmlna dimer.
Dlmer yang terbentuk akan nenghal-ang-halangl kerja DNA-
polimerase sehingga repllkasl terganggu.
Fakta-fakta menunjukkan bahwa bakterl-bakterl yang meng-
alanl kerusakan akibat penylnaran dengan sinar UV sebagian be-
sar dapat batk kernbali asal bakteri-bakterl ltu dislnarl
dengan sinar biasa yang kuat. Proses ini dlsebut fotoreaktixa-
si. Inl disebabkan karena ada enzlma yang dlaktlvasi oleh sl-
nar bi.asa dan dapat mengurangi piriuridina dlmer tadi sehingga
keadaan semula dldapat kenbali. Enzima yang dlmaksud tadl se-
karang telah dapat dimurnikan (32).
Ada cara penyembuhan kedua yang disebut reaktiuasi gelap,
Disini ada beberapa enzima yang kerja sama yang dimulai dengan
memotong dan membuangdimer tersebuc dengan pertolongan enzlma
endo- dan exonuklease. Di tempat yang terbuka kemudlan dlsln-
tesa DNA baru dengan pertolongan DNA-pollmerase. Penutupan
rantai terselenggara dengan pertolongan enzlma J-lgase poLt-
nukleotida.
Pada penderita-penderita reyodenna pignentosun naka ada
gangguan pada rnekanlsme penyernbuhan dl dalarn fibroblast-fibro-
blast kullt (33, 34, 35, 36, 37). Oleh sebab itu mereka sangat
peka terhadap cahaya matahari dan ada kecenderungan untuk men-
derita kanker kulit.
46

TMNSKRIPSI RNA DAN BIOSINTESA PROTEIN


Dalaru bakterl mekanlsme sintesa protein dapat dLterangkan
dengan mempostulat adanya 3 katagort RNA: 1) nRNA yang mempu-
nyai koda-koda genetik berasal dari DNA dan kemudlan berada
di-ribosoma, 2) rRNA pada ribosoma, yang nantinya memberl ben-
tuk pada protein yang dislntesa dan 3) tRNA yang membawaasam-
asam amino ke-tempat sintesa protein diribosoma.
Pada jasad tingkat tinggi sebenarnya masih terdapat laln-
lain RNA yang tldak termasuk dalam katagori tersebut. Adapun
hingga kini masih beh:m jelas fungsinya.
Mengenai asaL usul dan fungsl RNA pada jasad tingkat
tinggi ada 2 anggapan yang fundanentll: 1) Semua RNA jasad
tingkat tinggi ikut serta daLan mekanisme slntesa proteln,
2) SeuruaRNA pada jasad tingkat ttnggi dibuat dengan cetakan
DNA-inti sel. Bagal-mana peranan DNA mitokhondria dalan hal lni
masih belum jelas.
1. tRNA dmt fungsinya
Dengan teknlk hlbrldlsasl dapat dlperllhatkan bahwa se-
bagian kecil (010252) DNA mempunyai urutan basa yang komple-
menter dengan IRNA (38, 39). Di dalarn sel eukaryot Burdon
dapat menunjukkan adanya prekursor tRNA. Prekursor lnl tldak
mempunyal basa-basa yang tennetllasl dan ternyata leblh pan-
jang darl pada IRNA karena mengandung 20 - 30 resldu l-ebih
banyak. Struktur tertlernya naslh kurang kompak (40). Proses
pembentukan tRNA (40, 41) terlaksana dengan Jalan: 1) pe-
motongan enzimatis prekursor sarnpal demensi tRNA, 2) adanya
netilasL nukl-eotida oleh enzlma tRNA-netilasl yang spesifik
sehlngga ada modiflkasl struktur prlmer.
Fungsi blologi tRNA talah untuk membawa asam-asam amino
dari kompleks enzlma-amlnoasll-aden11at (aa-AMP)E ke-rlbosorna.
Tlap-tlap asam amlno (aa) yang akan lkut serta dal-am slntesa
protein di-aktlvasi dulu dengan pertolongan ATP dan enzlma
arninoasil-tRNA slntetase (E) :
ATP * aa * E :(aa - AMP)E * PPa
(aa - AMP)E + rRNA --+ tRNA - aa + AMP + E
Tiap-tlap macam asam amlno memerl-ukan E khusus dan juga
IRNA yang tertentu. Di dalan sitopl-asma terdapat 40 - 60 macam
tRNA.
Enzima tersebut adalah selektlf dan mempunyai 2 sentrum
reaktif: 1) urengikat asam amino tertentu dan 2) mengtkat IRNA
tertentu (42).
Asam-asam amino ternyata terlkat pada IRNA pada ujung
adenosina. - Dengan demiklan dapatlah dlterangkan mengapa anti-
biotika putomycin yang mempunyai residu adenoslna yang letak-
nya mirip dengan yang dimiliki oleh tRNA, dapat mengganggu
sintesa protein sedemikian hlngga protein yang dibuat mengan-
dung bagian-bagian puromycin. Antiblotlka lni akan berkompe-
47

tisi dengan amLnoasl-l-tRNA dal-an fungsi sebagal aseptor untuk


gugusan peptldil dari pada peptldil-tRNA.

2. I,RNA dan fi.mgsinya


Sebagian besar dari RNA dalam sel adalah RNA-ribosoma
(rRNA). Macarn-macamrRNA dibagi menurut konstanta sedimentasi-
nya ke dalam golongan 28S, 18S, 75 dan 55.
Pembuat,an rRNA dijalankan di-inti dengan cetakan DNA. Pa-
da sel-se1 hewan yang rnenyusu naka prekursornya adalah RNA 45S
yang ada di dalam nukleolus. Setelah dimettl-asl dan mengalami
penecahan-pemecahan maka terbentukl_ah i_8S dan 28S r-RNA cian
lain-l-ain r-RNA (43, 44).
Fungsi rRNA adalah diduga bahwa La ikut serta dalam pem-
berian bentuk ruang protein yang disi-ntesa di-ribosona. Pem-
buktian yang konkrit basih belum ada.

3. ruRNAdart fwtgsinya
mRNAyang urutan basa-nya merupakan koda genetlk, meme-
gang peranan penting dalam slntesa protein dj--ribosoma.
Dengan menggunakan mutant-mutant dapatlah tersusun tabel_
koda genetik (tabel 1). Tlap-tiap urutan 3 basa (triplet) rne-
rupakan 1 kodon yang dapat nengkoda satu asam amino tertentu
saja. Dari 64 triplet yang dapat mengkoda asam amino adalah
61. Iiga triplet lainnya (UAA, UAG dan UGA) tidak mengkoda
asam ami-no dan terkenal sebagal- ttnonsense codonstr. Mereka me-
rupakan kodon isyarat yang rnerupakan ttchain termlnatlng stg-
na1s" (crs) (45, 46).
Tabel 1. Koda genetika
Uj ung Ujung
5r-oH Basa tengah 3'-OH
Basa
U A G
Phe Ser Tyr cys U
U Phe Ser Tyr cys c
Leu Ser CTS cTs A
Leu Ser cTs Tro G
Leu Pro Hls Arg U
c Leu Pro Ills Arg c
Leu Pro Gln Arg . A
Leu Pro G1n Are G
Ile Thr Asn Ser U
A
Ile Thr Asn Ser c
I1e Thr Lys Arg A
Met*) Thr Lvs Are
Va I Ala ASP ury
G
Va1 Ala Asp Glv c
Va1 Ala G1u Glv A
vaL*) Al-a G1u Gl-v G
CTS = Chain terminating slgnal-s
:t) PerrouJ_aan rantai
48

Ada beberapa asam amlno yang dikoda oleh leblh dari 1


triplet.
Tempat '-RNA di-rlbosoma adalah dl komponen 30s sedangkan
komponen 50S nempunyai ternpat untuk 2 IRNA.

4. RNA heterogen
Disanping RNA-RNAyang telah dlbicarakan di aras sebe_
narnya masih ada macam-macam RNA laln terutama pada jasad-
jasad tingkat tinggi. RNA-RNAini lazirn disebut RNA heterogen
atau heterodispers.
Adapun fungsinya maslh kurang jelas tetapi darl hasll_
hasll penelitian (47, 48, 49) dapat dlperklrakin bahwa mereka
ikut serta, mungkin secara lndlrek, dalam mekanr.smaslntesa
protei.n. Perhatian mengenai rDlcanRNA tnl akhlr-akhlr lnL ure-
ningkat.

5. Sintesa dan z,egulasi sintesa prctein


Telah dislngg,ng bahwa tenpat sintesa protein adalah di
ribosoma. Mengenal mekanlsma dasar tidak akan dislnggung ba-
nyak-banyak dlstnl karena ini terdapat dl buku-buku biokfunla
yang balk.

a. Pengarwh mtibiotik. Beberapa antlblotik sepertr. chLoran-


phenicol dapat mengganggu slntesa proteln karena terlkat de-
ngan baglan rlbosoma yang besar dari pada bakteri-bakteri
tertentu. Dengan demiklan bakteri tersebut akan terganggu da-
lam pertumbuhannya. Hewan-hewan menyusu tldak nengaiaml gang-
guan tersebut karena chLorarnphenicol tldak berikat dengan
ribosomanya. Adapun mengenal mekanisma kerjanya masih beLrmr
dlketahul.
Stz.epton'ryein j:uga mengtkat ribosoma (komponen kecil) bak_
teri secara selektif. ra menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam
membaca kodon-kodon nRNA oleh entlkodon tRNA. Mbosoma hewan
tingkat tlnggi tidak dipengaruhi.
Tet,acycline menginhlbisi sintesa protein karena 4engikat
-
komponen-komponen ribosoma yang kecil- suatu bakterl maupun he-
wan. Hanya ia lebih mudah masuk secara seLektif ke dalam se1-
sel bakteri tertenru.
cycloheaimide (actidione) (5o) menginhlblsl juga sinresa
protein karena mengikat ribosoma sel--sel-
Jasad tetapl yang le-
bih tlnggi dari pada bakteri. ,Ribosoma bakteri tidak
akan diikat, jadl lni suatu kebal_ikan dari pada""ndiri
streptonycln
dan chloramphenicol.
Antiblotika lainnya yang mempunyai pengaruh terhadap
fungsi asam-asamnukleat dltabelkan pada tabel i.
49

Tabel 2. Antibiotika vang rnempunvai effek penghambatan pada


asam-asam nukleat

Inhibitor-inhibitor fungsi cetakan:


Actinomycin
Chromomycin A3r mithramycin dan olivornycin
Anthracyclines: daunomycin dan nogalamycin
Rubiflavin, hedamycin dan plurarnycin
Mitomycin
Carzinophyl-lin dan streptonlgrin
Bleomycj-n dan phleomycin
Anthramycin

Inhibttot -inhibitor fung si polimerq.s e :


Rifamycin, rifampicin, streptovaricin dan
streptolydigin
ct-Amanitin
Inhibitot-inhibitor fungsi polimerase ka-
rena mengkompleks cetakan :
Lrr|-pncltrrrr'n

KanchanomJ'cin

Suatu karangan tentang effek antibiotika dibuat oleh


Goldberg (51).

b. Mekan'ismq. sl:ntesa rantai polipeptida. Untuk rneninjau meka-


nisma sintesa maka perlu dlbahas secara berturut-turut sebagai
berikut:

L) Pennulaan sintesa y,antai poLipeptida. Pada E, CoLi naka


asam amino pertama yang membentuk polipeptida adalah metionina
dengan gugusan formil (CHO) terikat. pada gugusan amino bebas.
Pada bakteri gugusan formil ini dihilangkan oleh adanya enzima
deformilase. Metionina 1ni dapat pula dihiLangkan sehingga
asam amino dibelakangnya menjadi asam amino ujung. Maka di-
kenal dua macam metioni.na IRNA: tRNAfftt metionina tRNAr
yang dapat bekerja sebagai ini-tiator p e m"t"u
bentukan rantai da;
dapat membentuk metionil-tRNA*"--. Formilasi terjadi setelah
metionj-na terikat pada molekul IRNA; macam yang kedua ialah
tRNAMtt atau metj-onina tRNApl. Metionil-gRN4Met tilak dapat di-
t"*t*H:;
AUG (lihar t"r.r rl adalah untuk .*ou"t dan
a*OfMet, tetapi GUG (untuk Val) juga dibaca untuk ag54fMet
tetapi tidak untuk gRN4Met. Jadi AUG atau GUG pada permulaan
mRNA akan rnenghasilkan formilmetionlna pada tempat permulaan
rantai peptida. AUG dan GUG apabiJa ada di tempat dalam pada
rnRNA, masing-masing akan mengkoda metionlna dan valina di tem--
pat dalam pada rantai polipeptida (52, 53, 54).
50

Pada proses permulaan sintesa di-ribosoroa maka disamping


m-RNA, aRlq4fMet dan GTP, masih diperlukan juga 3 faktor (ini-
tiation factors). 0choa berhasil memurnikanketlga faktor ini
pada 30S ribosoma (55, 56, 57).

2) Pemanjqngan rantai. Pada permulaan sintesa maka mula-mul-a


formilmetionil-tRNAflt menancap pada tempat asan anrino (A)
di-50s ribosoma (gambar 3). Ribosoma bergerak ke kanan (atau
rnRNAke kiri) maka IRNA dengan muatannya diplndah ke tempat
peptida P. Lalu bagian A akan diternpati oleh aminoasll-tRNA
lainnya sesudah kodon AUG. Pengikatan ini memerlukan GTP dan
f a k t o r T u ( a t a u 5 3 ) a t a u T g ( a t a u 5 1 ) ( S 4 1 . G u g u s a nk a r b o k s i l
residu fMet sekarang dibebaskan dari tRNAffet dan terikat 1e-
wat ikatan peptida dengan gugusan amino dari pada asam amino
acetyl-tRNA di tempat A. Reaksl inl dlkatalisa oleh enzima
peptidiltranlferase yang diperkirakan merupakan bagian darl
50S subunit.
Tahap berikutnya adalah pembebasan a354fMet dari tempat
P dan tRNA yang memuat peptida yang terbentuk akan pindah ke
tempat P (translokasi) (59). Pada waktu yang bersamaan rlbo-
soma bergerak menyusurL panjang kodon di-mRNA dalam arah
5t ------>3r . Translokasi menerlukan faktor G (atau 52), suatu
proLein yang mempunyal berat molekul 72.000, dan GTP.
Sesudah translokasi, IRNA laln dengan asam-amlnonya akan
menempati A dan proses pembentukan ikatan peptida dan translo-
kasi berulang lagl (60).

30s

Gonbaz' 3, Ribosoma dengan nRNA. P adnlah tenrpat


tRNA Aang membana peptida sedangkan A adalah
tempat tRNA yang mernba'saason cnino

3) Pembez,hentian pembuatan rontai. Setelah ribosoma dalam


perjalanannya menjumpai di tempat A kodon isyarat, maka proses
pembuatar peptida berhenti. Kodon ini adal-ah UAA, UAG dan UGA
(6L, 62). Kemudian peptida yang telah lengkap dlsintesa, akan
lepas dari ribosoma, Ribosoma sendiri akan memisahkan diri da-
1am subunit dengan pertolongan faktor F3 (63).
51

e. Protein rmttant. Telah dlutarakan bahwa oleh berbagal sebab


dapat terjadl nutasl. Hasll-hasll protel.n mutant adal-ah rulsal-
nya henogJ-obln-hemoglobln abnormal- pada manusla. Pada henoglo-
bln S (llbS) naka vallna nenggantl tempat asam glutamat pada
henoglobin dewasa norral (Ilb A).

d. Pengatuz,an sintesa protein, Akhlr-akhlr inl banyak perhati-


an dicurahkan pada mekanlsma pengaturan sintesa proteln. Yang
menarlk lalah nengapa sel membuat protein (termasuk enzima)
hanya apablla dlperl-ukan. UsuL mekanlsma yang berasal darl
Monod dan Jacob C64, 65) untuk bakterl adalah yang hingga kinl
berlaku. Menunrt lnl naka pada DNA terdapat suatu baglan pen-
tlng yang disebut operon yang terdlrl darl berbagai gena
(cistron). Inl dl bawah pengontrolan suatu gena yang terkenal-
sebagal oPe?ato?, yang letaknya berdekatan dengan operon (gam-
bar 4).
Dlsarnplng lnl ada suatu gena yang dapat membuat
Tepressor yang speslflk (66). "egulator
Apablla repressor tnl aktlf dan
berlkat dengan operator tertentu, maka operon yang bersangkut-
an akan tldak bekerja. Aklbatnya laI.ah bahwa nRNA yang ber-
sangkutan akan tldak dlslntesa.
Ada roetabollt terkenal sebagal effektor yang dapat me-
ngendalikan kerja repressor tersebut. Pada sintesa enzima-
enzlma lnduktlf maka zat penginduksd tertentu akan bekerJa
sebagai effektor, yang menginaktlvasi repressor, sehingga gena
operator akan aktlf dan membuat mRNAtertentu yang tadlnya dl-
tekan pembuatannya (67).
Tetapi Juga ada kernungkinan laln, bahwa kerJa repressor
ltu dltuJukan terhadap IRNA terrentu (68). Otsanping inl d1-
kenal Juga suatu repressor 1ai-n yang disebut apo-repTessor.
(69) yang dapat pula mengatur enzima-enzlma yang dapat dltekan
pembuatannya. Tetapl la baru akttf benar-benar apabila berikat
dengan suatu zat effektor. Zat Lnl blsa dihasllkan oleh suatu
reaksl enzima ha1 mana 1nl dapat menerangkan mekanlsma peng-
hambatan "f eed-backr' .
Penekanbn slntesa enzlma ol.et. zat-zat metabollt yang ber-
molekul kecil dapat diterangkan karena zat-zat itu mempenga-
ruhi kadar 3r : 5|-AMP slklls di dalam se1 (70, 7L). AMP
slklis 1nl kerjanya urungkin l-ewat faktor-faktor proteln di
daerah genome dekat promotor-promotor darl pada operon-operon
yang bersangkutan (72) .
Dulu diperklrakan bahwa repressor adalah suatu pollnu-
kleotida. Tetapi hlngga kini repressor-repressor yang telah
dtisol-asi adalah suatu proteln. Umpamanya Lae repressor dari
pada operon laktosa adalah suatu protein dengan berat molekul
150.000 (73). Dlduga bahwa repressor-repressor ltu mempunyal
dua pusat allosterik (74). Yang pertama mempunyai affinltas
'pada
terhadap urutan nukleotida darl gena operator yang ber-
sangkutan. Yang kedua mempunyal affinttas terhadap effektor,
i2

, . I iiilr.iKsi

111a

t:.,-LaLJi j,,,.\iiiitt.,,-ai opcrai...rl' Operon


,u.____T
--r-----I------r----f DNA
. -_---::f I-:- --r-=-'--I
L-J'a--l

NRNA

Protein
Protein (enzirna)
Regulator
a
Effektor
(rnduktor)
--4\-
Protein Regulator
( inaktip)

2. PENEKANAN

Operator Opgron
^---a

I--T DNA
L_/}_r
ranraqqnr .,
I
tl,
li
mRNA

L---f\-J Protein
aDo-reDressor (enzima)

I
Effektor

riambar 4. Ht'Sungan opev,on dengan L,'];n-1,ei.n


faktor pada induksi
(l) Can penekanan (B) sinte;:a pt'oteii.
sehlngga apabila ini diikat oleh repressor maka affinitas re-
pressor terhadap operator akan berubah.
Akhir-akhir j n i masih banyak sengketa apakah tiap_tiap
gena dalam operon 1tu masing-nasing mernbuat
mRNA sendiri_sen_
diri (teori 1 gena --->1 rnRNA). atiukatr seluruh
op".on membuar
satu nRNA saja (teori 1 operon >1 nRNA). Mungkin reori yang
belakangan ini yang benar karena ini telah dinyatakan pada
S , x . L m o n e l l ep a d a s i n t e s a h i s t i d i n a (75)

PENUTUP

Walaupun banyak yang telah dicapai dalanr penguraian per_


-
soalan mengenai asam-asam nukleoticla
dan sintesa protein, tapi
masih banyak pula yang perlu diselidiki.
Untung sekall peminai
di dunia ini cukup banyak yang mengupas
masalah-masalah irir.
sehlngga dalam waktu*waktu yang dekat ini dapat kita haraprr.-,,r
adanya kemaj uan-kemaj uan.

PUSTAKA

1. Jacob, F., dan Monod, J ( 1 9 6 1 ). J . M o 1 . B i o 1 . 3 , I I


,
2 . C r i c k , F . ( 1 9 5 g ) S y m p .S o c . E x p . t s i o 1 . ,
12, L3B.
3. Ternin, H.M. dan Mizutanl, (1970) Narure,
S. 226, I?_l
4. Baltirnore, D. (1970) Nature, 226, I2Og,
5. Spiegelman, S. ,-,Burny, A.
, Das, M.R. , K a y d a r , J ,- , S c h l o u r .
J., Travnlcek, M.
dan Watson, K. (1970) fr;;";", )rrl"i'i:r,.
5. Idem (1970) Narure, 227, IO2g.
7. Idern (1970) Narure, 2Zg, 430.
u' d a n H e n r v 'J ' ( L e 6 4 ) J ' B i o l ' c h e m, '
?5;";T;01' 23e,
9. Nakarnoto, T. dan Weiss , S.B. (1962) proc . Nat . Acad. Sci
48, gg0. .,

10. August, J.T. , Oritz, p.J. dan Hurwitz, J. (7962) J. Biol.


Chem., 237, 3796.

11. Fox, C.F., R o b i n s o n , I , r I . S . ,H a s e l k o r n , R . ,


(1964) J. Biol. dan Welss, S.Q.
C h e m ., z 5 g ' , I g 6 .
12. Krakow, J.S. dan Ochoa, S. (1963) proc Nat. Acad. Sci.,
49, gg.
13. Crick, F. (1970) Narure 227,
, 56L.
14. Richardson, C.C.,.. Schildkraut,
C.L., Aposhian, H.V., dan
Kornberg, A. (1964) J. Bio1.
C h e r n ., 2 3 g , 2 2 2 .
54

15. Okazaki, T. dan Kornberg, A. (L964) J. Biol. Chem., 239,


259.
16. KornberB, A. (1969) Science, l-63, 141-0.
17. Knippers, R. (1970) Nature, 228, 1050.
18. Strltling, W. dan Knippers, R. ( l - 9 7 1 - )J . M o l . B i o l . , 61,
4 7L .
l-9. Kornberg, T. dan Gefter, M.L. (1971) Proc. Nat. Acad.
Sci., 68, 761.
20. Gefter, M.L., Hirota, J., Kornberg, T., Wechsler, J.A. dan
Barnoux, C. (1971) Proc. Nat. Acad. Sci., 68, 3150.
2l . Niisslei-n, V., Otto, B., Bonhoeffer, F., SchalJ-er,H. (1971)
Nature, New Biol., 234, 286.
22. Brockman, R.W. dan Anderson, E.P. (1963) MetaboLie Inhib-
itors, (R.M. Hochster dan J.Il. Quastel Bds.) p. 229, New
York, Academic Press.
23. Freese, E. (1963) MoLeeular Geneties, Part I, p. 207 (J.U.
Taylor, Ed.) New York, Academic Press.
24. Krieg, D.R. (1953) Progress in Nueleic Aeid. Reseoz,eh, \,loL.
2, p. L25 (J.N. Davidson and W.E. Cohn, Eds.) NewYork,
Academic Press.
25. Reich, E. (1953) Cancer Res., 23, 1428.
26. Klt, S., PJ-ekarski, L.J. dan Dubbs, D.R. (1963) J. l[o1.
Bio1. , 7, 497.
27. Iver, V.N. dan Szybalski, W. (1963) Proc. Nat. Acad. Scl.,
50, 355.
28. Matsumoto, I. dan Lark, K.G. (1963) Exper. Cell Res., 32,
L92.
29. Sekiguchi, M. dan Takagi,Y. (1960) Biochim. Btophys. Acta,
4L, 434.
3 0 . S u n g , S . C . , d a n Q u a s t e l , J . H . C 1 9 5 3 )C a n c e r R e s . r 2 3 , 1 5 4 9 . l
3 1 . K e i r , H . M . d a n S h e p h e r d ,J . B . ( 1 9 6 5 ) B i o c h e m . J . , 9 5 , 4 8 3 . i

32. Niisslein, V., Otto,8., Bonhoeffer, F., Schaller, 11.(l-971)


Nature, NewBiol., 234, 286.
33. Regan, J.D. (1971) Science, 1,74, L47.
34. Cleaver, J.E. (1970) J. Investig. Dermatol., 54, 181.
35. Bootsma, D., Mulder, M.P., Pot, F. dan Cohen, J.A. (1970)
Mutation Res., 9, 507.
36. Miiller, W.E.G., Yarnazaki,2.7., Z a h n , R . K . , B r e h r n ,G . d a n
))

Korting, G. (1971) Blochem. Biophys. Res. Comun. , 44,


433.
37. Cleaver, J.E. (1959) Proc. Nat. Acad. Sci., 63, 428.
3 8 . Spiegelman, S. dan Hayashi, M. (1963) Cold Spring Harbor
Symp. Quant. Biol., 28, L6L.
3 9 . Mc Farlane, E.S. dan Fraser, M.J. (7964) Biochem. Blophys.
Res. Corun.,15, 351.
4 0 . Clason, A.E. dan Burdon, R.H. (1969) Nature, 223, L063.
4L. Smillie, J. dan Burdon, R.H. (1970) Blochem. Blophys. Ac-
ta, 2L3, 248.
,.1
Mehler, A.H. dan Chakraburtty, K. (L972) Adv. Enzymol.o
35,443.
t+3. W e i n b e r g , R . A . d a n P e n m a n ,S . (1970) J. Mol. Bio1., 47,
169.
44. Jeanteur Ph. dan AttardlrG. (1969) J, Mol. BLol., 45, 305.
4 5 . Sambrook, J.F., Tan, D.P. dan Brenner, S. (1967) Nature,
2L4, 452,
46. Brenner, S., Barnett, L., Katz, E.R. dan Crlck, F.H.C.
(L967\ Nature, 2I3, 449.
47. Harrls, H. (1963) Progr. Nucleic Acld Res., Z, L9,
4 8 . Martin, R.G. (1964) Cold Spring Harbor Syrnp.Quanr. BLol_.,
28, 357
49. Harris, H. dan Watts, J.W. (L962) proc. R. Soc. 8., 156,
109.
50. Kay, J.E. dan Korner, A. (1966) Blochem. J., 100, 815.
5 1 . Goldberg, I.H. dan Friedrnan, p.A. (L97L) Ann. Rev. Bio-
chem., 40, 775.
52. clark, B.F.C. dan Marcker, K.A. (1966) J. Mol. Blo1., I7,
394.
53. Sundararajan, T.A. dan Thach; R.E. (f-966) J. Mol. Biol.,
I' t4.
54. Thach, R., Dewey,K., Brown, J. dan Doty, p. (1966) Sci-
ence, 153, 416.
55. SabolrS., Sl1lero, M.A.G., IwasakirK. dan Ochoa, S. (1970)
Nature, 228, L269.
5 6 . Sabol, S. dan Ochoa, S. (1971) Nature, New Blol, 2341 236.
5 7 . Lee-Huang, S. dan Ochoa, S. (1971) Nature, New Blol .,
U,
236.
56

58. Gordon, J., Lucas-Lenard, J. dan Lipmann, F. (1971) Method


in Enzymology, (L. Grossman dan K. Moldave Eds.) 20, 281.

59. Thach, S.S. dan Thach, R.E. (7977) Proc. Nat. Acad. Sci.,
68, L79r.
60. Roufa, D.J., Skogerson, F.E. dan Leder, P. (f970) Nature,
227, 567,
61. Lu, P. dan Rich, A. (1971) J. Mol. Biol., 58, 513.
62. Model, P., Webster, R.E. dan Zinder, N.D. (f969) J. Mol.
Bio1. , 43, I77 .
63. Sabol, S. dan Ochoa,S. (L97L) Nature, NewBiol., 234, 236.
6 4 . M o n o d ,J . , J a c o b , F . d a n G r o s , F . ( 1 9 6 1 ) , B i o c h e m .S o c . ,
Symp.,No. 21, p 104.
65. Monod, J., Chargeux, J. -?. dan Jacob, F. (1963) J. Mol.
Biol., 6, 306.
66. Ptashne, M. dan Gilbert, W. (1970), Sci. Amer., 222, 36.
6 7 . A t t a r d i , G . , I r l a o n o ,S . , R o u v i e r e , J . , J a c o b , F . d a n G r o s ,
F. (1963) Cold Spring Harbor Symp.Quant. Bio1., 28, 263.
68. Monod, J. (1966) Science, L54, 475.
69. Pitot, H.C. dan Heidelberger, C. (1963) Cancer Research,
23, 1694.
7 0 . d e C h r o m b r u g g h e ,B . , P e r l m a n , R . L . , V a r m u s , H . E . d a n P a s -
tan, I. (1969) J. Biol. Chem.,244, 5825.
7 L . N l i 1 - L e r ,2 . , Varmus, H.E., Parks, J.S., Perlman, R.L. dan
Pastan, I. (1971) J. Biol, Chem.,246, 2898.
72. Perlman, R.L., d e C h r o n b r u g g h e ,B . dan Pastan, I. (f969)
Nature, 223, 8LO.
73. Mul1er-Hil1, 8., Beyreuther, K. dan Gilbert, W. (1971-)
M e t h o d s i n E n z y m o l o g y ( L . G r o s s m a nd a n K . M o l d a v e , E d s . )
2L, 493.
74. Sypherd, P.S. dan Strauss,M. (1963) Proc. Nar. Acad. Sci.,
5 0 , 1 0 5 9.
75. Ames, B.N., dan Hartman, P.E. (1963) Cold Spring Harbor
Symp. Quant. Biol ., ?.8, 349.

(Diterima 16 Maret 1973)

Anda mungkin juga menyukai