Nim : 170351616591
Offering :A
Dogma sentral biologi molekuler mengacu pada transfer informasi dari urutan gen ke
produk protein. Ini menawarkan penjelasan rinci tentang bagaimana kode DNA untuk RNA,
yang pada gilirannya kode untuk protein dalam tubuh. DNA adalah molekul dalam makhluk
hidup, yang membawa materi genetik dan selalu menularkannya dari orang tua ke anak. Yang
penting, ia memiliki instruksi yang diperlukan untuk pembangunan RNA dan protein , yang
membentuk seluruh struktur tubuh dan melakukan berbagai fungsi. Setiap saat, mesin molekuler
selalu menguraikan informasi dalam DNA dan menggunakannya untuk mengembangkan
protein. Tiga jenis RNA, yang memungkinkan proses ini berlangsung, adalah messenger RNA
(mRNA), RNA transfer (tRNA), dan RNA ribosom (rRNA).
Lebih lanjut penting untuk dicatat bahwa 'transkrip' berasal dari 'skrip', yang banyak
berhubungan dengan menuliskan secara berurutan. Ini membentuk dasar untuk memahami
dogma sentral biologi molekuler.
Selama tahap awal transkripsi, molekul DNA terbuka ritsleting sebagian untuk
memungkinkan RNA polimerase untuk menyalin nukleotida gen satu per satu ke dalam molekul
RNA. Struktur RNA memiliki serangkaian nukleotida tertentu, seperti dalam DNA. Di sisi lain,
RNA memiliki untai tunggal, lebih rapuh dan ada sebagai molekul sementara dalam sel
dibandingkan dengan DNA. Selain itu, karena ukurannya yang mini, RNA dapat meninggalkan
nukleolus secara bebas dan masuk ke sitoplasma, tempat pembuatan protein berlangsung.
Dogma sentral biologi molekuler yaitu mengacu pada transfer informasi dari urutan
gen ke produk protein. Setiap saat mesin molekuler selalu menguraikan informasi dalam
DNA dan menggunakannya untuk mengembangkan protein. RNA mempunyai tiga jenis
ysng memungkinkan proses berlangsung yaitu mRNA (messenger RNA), tRNA( RNA
transfer), dan rRNA (RNA ribosom).
Transkripsi adalah konversi informasi sekuens DNA menjadi RNA. Selama tahap
awal transkripsi, molekul DNA terbuka ritsleting sebagian untuk memungkinkan RNA
polimerase untuk menyalin nukleotida gen satu per satu ke dalam molekul RNA. Struktur
RNA memiliki serangkaian nukleotida tertentu, seperti dalam DNA. Di sisi lain, RNA
memiliki untai tunggal, lebih rapuh dan ada sebagai molekul sementara dalam sel
dibandingkan dengan DNA.
Terjemahan terjadi selama dogma sentral biologi molekuler. Dalam proses ini, urutan
informasi yang dikodekan dalam molekul RNA diterjemahkan dan diubah
menjadi urutan asam amino. Terjemahan dan transkripsi adalah proses penting dalam dogma
sentral biologi molekuler. Namun, proses lain terjadi, yang penting bagi tubuh. Salah satu
proses ini adalah transkripsi terbalik. Transkripsi terbalik dengan demikian, adalah konversi
informasi dari RNA ke DNA. Selain transkripsi terbalik, replikasi RNA juga dapat
terjadi. Ini adalah duplikasi molekul RNA. Dengan kata lain, molekul RNA disalin ke
molekul lain. RNA-dependent RNA polimerase adalah enzim yang bertanggung jawab
untuk proses duplikasi ini.
Setiap organisme yang memiliki asam nukleat akan melakukan perbanyakan atau
penggandaan pada molekul DNA atau RNA. Proses penggandaan DNA ini disebut sebagai
proses repikasi DNA atau RNA. Proses ini akan menghasilkan molekul anakan yang identik,
meskipun ada perkecualian. Dalam bahasan kali ini, penulis akan menjelaskan replikasi DNA.
Sebelum membahas replikasi DNA secara biokimiawi, kita akan membahas sejarah
model replikasi DNA. Sebelum tahun 1958, ada tiga hipotesis model replikasi DNA yaitu model
semikonservatif, konservatif, dan dispersif. Hipotesis pertama adalah semikonservatif yang
dikemukakan oleh Watson dan Crick. Menurut hipotesis ini, setiap molekul untaian ganda
(double helix) anakan terdiri atas satu untaian tunggal DNA induk dan satu untaian tunggal DNA
hasil sintesis baru. Hipotesis kedua adalah konservatif yang menyatakan bahwa molekul DNA
untaian ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua untaian DNA anakan terdiri atas molekul
hasil sintesis yang baru. Hipotesis ketiga yaitu model dispersif yang menyatakan bahwa molekul
DNA indul mengalami fragmentasi, sehinngga DNA anakan terdiri atas campuran molekul lama
(induk) dan molekul baru hasil sintesis yang baru (lihat gambar 1).
Pada saat permulaan, replikasi dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal
replikasi (origin of replication). Pada kromosom eukariotik yang memiliki molekul DNA yang
lebih panjang, maka pangkal replikasi dimulai dari tempat-tempat spesifik di mana kedua untai
DNA induk membentuk gelembung replikasi. Adanya peristiwa gelembung replikasi ini
ditemukan oleh Elizabeth Gyurasist dan R.B. Wake.
Tahap selanjutnya adalah pemanjangan untaian DNA baru. Enzim yang berfungsi untuk
pemanjangan DNA adalah enzim DNA polimerase (DNA polymerase). Pada saat nukleotida-
nukleotida berjejer dengan basa-basa komplementer di sepanjang untaian pola cetakan DNA,
nukleotida-nukleotida ini ditambahkan oleh polimerase satu demi satu ke ujung baru tumbuh dari
untai DNA yang baru. Laju pemanjangannya kurang lebih 500 nukleotida per detik pada bakteri
dan 50 nukleotida per detik pada sel-sel manusia.
Fakta yang tidak boleh diabaikan yakni, DNA bersifat antipararel yang memiliki untaian
DNA ujung 3’→ 5’ dan 5’→ 3’. Dengan adanya fakta ini, maka replikasi berjalan dengan sistem
dua arah (bidirectional replication). Peristiwa ini ditemukan oleh J. Huberman dan A. Tsai pada
lalat buah (Drosophila melanogaster). Replikasi DNA berjalan dari arah 5’→ 3’ dan polimerase
hanya menambahkan nukleotida pada 5’. Di sepanjang salah satu untaian cetakan, DNA
polimerase dapat mensintesis untaian komplementer secara kontinu dengan arah 5’→ 3’ yang
disebut leading strand. Sementara untaian yang satunya bekerja secara diskontinu atau disebut
lagging strand. Berbeda dengan leading strand, yang bekerja secara terus menerus, maka lagging
strand bekerja secara bertahap sehingga membentuk serangkaian potongan ata segemen.
Potongan ini disebut sebagai fragmen Okazaki. Panjang fragmen ini sekitar 100 sampai 200
nukleotida. Selanjutnya, enzim ligase akan menggabungkan antarfragmen Okazaki membentuk
satu untai DNA tunggal
Ada hal lain yang perlu diketahui yakni DNA polimerase hanya dapat memulai bekerja
menambahkan sebuah nukleotida jika sudah ada polinukleotida yang sudah berpasangan dengan
komplementer. Dalam hal ini DNA polimerase tidak akan bekerja jika tidak ada yang memulai
terlebih dahulu karna DNA polimerase hanya dapat meneruskan nukleotida yang sudah ada.
Untuk mengatasi hal ini, maka ada polinukleotida yang disebut sebagai primer. Primer ini
bukanlah DNA melainkan RNA. Primer ini dibentuk oleh enzim primase yang panjangnya
kurang dari 10 nukleotida pada eukariota. Pada tahap selanjutnya DNA polimerase akan
menggantikan nukleotida-nukleotida RNA dari primer menjadi DNA. Pada leading strand hanya
membutuhkan satu primer, sedangkan pada lagging strand membutuhkan primer di setiap
fragmennya. Primer-primer tersebut harus dikonversi ke DNA sebelum disambung oleh enzim
ligase
JURNAL BELAJAR GENETIKA