apa yang tidak kita ketahui sebelumnya berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta untuk
menghasilkan sebuah kesimpulan. Soal-soal tes dalam penalaran kritis disusun untuk menguji
kemampuan sobat mengambil serangkaian fakta yang ditampilkan dalam kalimat dan
memahaminya, serta memanipulasi informasi untuk menyelesaikan suatu masalah khusus. Tes
Penalaran kritis terbagi menjadi dua, yaitu tes penalaran logis (silogisme) dan tes penalaran
analitis. Namun Pak HaBe di sini hanya akan menitikberatkan pembahasan pada materi
penalaran logis (silogisme).
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung. Silogisme disebut juga cara berpikir
atau menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan khusus.
a. Silogisme kategorik
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya mempunyai proposisi kategorik.
Silogisme kategorik bentuk standar adalah silogisme yang terdiri tiga proposisi, tiga term
(subjek, predikat, dan term penengah), dan konklusi disebut setelah premis-premisnya.
Dua permasalahan dapat ditarik kesimpulannya apabila ada term penengah yang
menghubungkan keduanya. Tanpa term penengah, konklusi dari dua permasalahan tersebut tidak
dapat diambil.
Bagaimana cara menentukan mana yang merupakan premis mayor atau premis minor? Untuk
memperolehnya perhatikan hal-hal berikut:
Agar diperoleh konklusi yang sah dan benar, maka pangkalan utama berpijak harus
merupakan proposisi universal.
Pangkalan khusus tidak harus partikular atau singular, bisa juga proposisi universal.
Pangkalan khusus bisa menyatakan suatu permasalahan yang berbeda dari pangkalan
utama dan dapat merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya.
2. Jika salah satu premis negatif, untuk kesimpulan juga harus negatif.
Contoh:
Semua pencuri tidak disenangi.
Sebagian anak jalanan adalah pencuri.
Jadi, sebagian anak jalanan tidak disenangi.
3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan. Kesimpulan yang
diambil dari premis-premis partikular tidak menghasilkan kebenaran yang pasti.
Contoh:
Sebagian ikan tidak bersisik.
Beberapa hewan air adalah ikan.
Jadi, beberapa hewan air tidak bersisik. (Tidak sah)
5. Paling tidak salah satu dari term penengah harus mencakup. Jika dua premis yang term
penengah tidak mencakup akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Contoh:
Semua mamalia bernafas dengan paru-paru.
Hewan ini bernafas dengan paru-paru.
Jadi, hewan ini adalah mamalia (kesimpulan jadi salah karena bisa jadi hewan tersebut bukan
mamalia, contohnya ikan).
6. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada
premis, bila tidak, kesimpulannya menjadi salah.
Contoh:
Mawar adalah bunga.
Melati bukan mawar.
Jadi, melati bukan bunga.
(Bunga pada kesimpulan merupakan term negatif padahal pada prernis adalah positif).
7. Term penengah harus mempunyai makna yang sama, baik itu untuk premis mayor ataupun
premis minor. Jika term penengah mempunyai makna ganda, kesimpulan akan berbeda.
Contoh:
Bulan itu merupakan benda langit.
Mei adalah bulan.
Jadi, Mei adalah benda langit.
(Pengertian bulan pada kedua term tidak sama).
8. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu Subjek, Predikat, dan Term Penengah (middle
term).
Konklusi silogisme hanya akan bernilai apabila diturunkan dari premis yang benar dan prosedur
yang valid. Meskipun konklusi benar tetapi diturunkan dari premis yang salah dan prosedur yang
tidak valid, maka tidak akan bernilai konklusi tersebut.
Dalam silogisme sobat tidak menghasilkan kebenaran baru, tetapi kebenaran yang sudah
terkandung pada premis-premisnya.
materi ini sobat harus benar-benar konsentrasi, baik untuk rumusnya, contoh-contoh kalimatnya,
premis-premisnya, dan juga pengambilan konklusinya atau kesimpulan. Karena inti dari materi
silogisme ini hanyalah cara kita dalam menarik kesimpulan yang benar dan tepat.
Apakah sobat sudah siap?? Kita mulai konspirasi pelajarannya serta labil pembahasannya, haha.
(Vicky Detected)
INGAT !!
Suatu konklusi (kesimpulan) sah dan dapat diakui apabila berasal dari premis
yang benar dan prosedur yang sah.
BENTUK-BENTUK SILOGISME
Bentuk-bentuk silogisme dibedakan berdasarkan letak term penengah atau mediumnya.
Keterangan:
S = Subjek
P = Predikat
M = Middle term (term penengah)
1. Medium sebagai subjeknya premis mayor dan menjadi predikatnya premis minor.
RUMUS:
M P
S M
S P
Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Contoh:
1. Semua yang dilarang agama bersifat tidak baik.
M P
Berbohong adalah dilarang agama.
S M
Jadi, berbohong adalah bersifat tidak baik.
Contoh:
1. Semua burung bertelur.
Tidak satupun mamalia bertelur.
Jadi, tidak satupun mamalia adalah burung.
Contoh:
1. Semua siswa SMAN 1 pandai berpidato.
Sebagian siswa SMAN 1 pendiam.
Sebagian pendiam pandai berpidato.
4. Medium menjadi predikatnya premis mayor dan menjadi subjek pada premis minor
RUMUS :
P M
M S
S P
Syarat-syarat khusus untuk bentuk ini adalah:
Jika premis mayornya afirmatif, maka untuk premis minor harus universal.
Dan jika premis minor adalah negatif, maka untuk premis mayor harus universal.
Contoh:
1. Semua tentara adalah manusia.
Semua manusia akan mati.
Jadi, sebagian yang akan mati adalah tentara.
2. Semua orang tua sayang sama anak.
Tak satupun yang sayang sama anak adalah kanibal.
Jadi, tak satupun kanibal adalah orang tua.
Bagaimana sobat? Sudah tau bentuk-bentuk silogisme? Pak HaBe tegaskan lagi yang ada pada
kotak paling atas bahwa Suatu konklusi (kesimpulan) sah dan dapat diakui apabila berasal dari
premis yang benar dan prosedur yang sah. Jika tidak sesuai dengan bentuk-bentuk atau
prosedur yang sudah dijelaskan di atas, berarti sobat tidak bisa mengambil kesimpulan atau
konklusi yang benar
Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 3 Setelah dibahas di bag. 1 tentang
silogisme kategorik untuk yang standar, sekarang waktunya untuk silogisme kategorik non-
standar. Contoh-contoh bentuk seperti ini meskipun jarang keluar tapi penting juga loh sobat
untuk dipelajari dan dimengerti, siapa tau besok-besok ujiannya ketemu soal yang seperti ini
hayoo. Saran Pak HaBe untuk belajar silogisme ini adalah belajar dengan santai aja sobat, biar
gak jenuh, dibuat santai gitu maksudnya, tapi tetep konsentrasi ya :). Oke, kita langsung aja ya
masuk ke materi.
Contoh :
Beo adalah unggas karena beo adalah burung dan semua burung adalah unggas.
Semua penduduk memiliki KTP, maka Adi tentu memiliki KTP karena ia adalah seorang
penduduk.
PERHATIAN !!!
Jika term tambahan hanya merupakan pembuktian atau penegasan dari proposisinya.
Contoh: Semua tentara adalah netral karena ia penjaga kesatuan negara RI.
Suparji adalah tentara.
Jadi, Suparji adalah netral.
INGAT !!!
INGAT !!!
Pembahasan Silogisme Disertai Contoh Kalimat bag. 4 Hore masuk ke pembahasan terakhir
^_^, bukan yang belajar aja yang capek sobat, Pak HaBe juga capek nulisnya ini, haha. Tapi
gakpapa lah ya, demi ilmu dan masa depan :). Untuk pembahasan terakhir Pak HaBe akan
tuntaskan keseluruhannya, yang akan kita bahas nanti adalah silogisme hipotetik, silogisme
disjungtif, dan dilema. Langsung aja deh sobat, cekidot yaa..
b. Silogisme hipotetik
Silogisme hipotetik adalah pernyataan yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, tapi
untuk premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term
antecedent atau term konklusi premis mayornya. Silogisme hipotetik terdiri dari 4 jenis, yaitu:
c. Silogisjne disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif,
sedangkan premis minornya keputusan kategorik yang mengingkari atau mengesahkan salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
* Jika premis minornya mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
Mary berambut pirang atau hitam.
Ternyata tidak berambut hitam.
Jadi, ia berambut pirang. (Bisa jadi ia berambut tidak pirang)
d. Dilema
Dilema adalah argumentasi yang bentuknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan
silogisme disjungtif. Kenapa demikian? Karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi
hipotetik dan premis minornya satu proposisi disjungtif, tetapi bisa proposisi kategorik. Konklusi
yang diambil selalu tidak menyenangkan.
Contoh:
Jika engkau makan, ayahmu mati.
Jika engkau tidak makan, ibumu mati.
Dimakan ataupun tidak dimakan, salah satu orangtuamu pasti mati.
Dilema dalam arti luas adalah situasi (bukan argumentasi) di mana kita memilih dua alternatif
yang kedua-duanya memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan sehingga sulit menentukan
pilihan