Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pengaruh Teknologi Pertanian terhadap modal sosial khususnya di desa kediri


diantaranya adalah hilangnya rasa solidaritas yang tinggi dan rasa kebersamaan diantara
masyarakat. Hal ini dikarenakan teknologi pertanian bertujuan untuk memudahkan para
petani dalam dalam melakukan pekerjaan mereka, sehingga dalam hal pengerjaannya tidak
membutuhkan banyak orang, yang berarti hanya membutuhkan satu atau dua orang saja.

Sebagai contohnya adalah Nenggale, yaitu suatu kegiatan dimana para petani
membolak balik tanah lahan yang atas berganti posisi dengan tanah lahan yang berada di
bawah, agar tanah menjadi lebih halus dan lebih mudah untuk ditanami tanaman. Dan dulu
masyarakat (khususnya kediri) melakukan kegiatan nenggale mebggunakan cangkul yang
dilakukan secara bersama. Namun setelah berkembangnya teknologi pertanian yang berupa
traktor yang hanya membutuhkan satu atau dua orang saja, maka kegiatan nenggale yang
dilakukan denga cangkul secara bersamapun tidak diperlukan lagi, sehingga bergeserlah
modal sosial berupa solidaritas dan kebersamaan sedikit-demi sedikit.

Adapun contoh lai di antaranya adalah: betalet, yaitu suatu kegiatan penanaman bibit.
Dulu kegiatan ini dilakukan masyarakat dengan cara manual dan bersama. Dan Namun
dimasa sekarang kegiatan tersebut hanya dilakukan satu atau dua orang saja dengan
menggunakan mesin penanam.Nggumen, yaitu kegiatan mencabut, memotong, atau
menghilangkan tanaman pengganggu agar tidak mengganggu pertumbuhan taman asli (yang
akan menjadi makanan pokok). Dulu masyarakat (khususnya kediri) melakukan kegiatan ini
menggunakan awis, dan sekarang pun masih menggunakaan awis walaupun ada beberapa
yang menggunakan teknologi pertanian berupa alat semprot yang diisi dengan air dengan
campuran obat pemusnah tanaman pengganggu. Siok kedis merupakan kegiatan mengusir
burung-burung yang memakan hasil tanaman tani. Dulu kegiatan ini dilakukan dengan
menggunakan kayu ....???...(kayu.a di gmn-in???)...???..atau ketapel yang dilakukan satu
orang. Namun di masa sekarang, kegiatan tersebut dilakukan menggunakan jaring yang
diselimuti pada tanaman tani, sehingga burung-burung tidak dapat menjangkaunya. Sama
seperti sebelumnya penggunaan jaring ini dilakukan oleh satu orang. Kemudian pada saat
panen (khususnya pada panen padi), dulu dan sekarang masyarakat kediri masih
menggunakan awis untuk memotong padi, hanya saja pada proses pemisahan gabah dengan
batangnya (jerami) dulu masyarakat melakuknnya dengan cara ngerampek ,yaitu suatu
kegiatan membenturkan atau memukul padi (maksudnya gabah yang belum terpisah dengan
batangnya) pada sebuah papan yang keras yang dilakukan secara bersama dan bergilir,
sehingga gabah terpisah dari batangnya. Adapun sekarang masyarakat melakukan panen
dengan menggunakan mesin pemisah gabah dan batangnya (apa mungkun namanya...???)
yang dilakukan hanya satu atau dua orang. (buruh maksudnya...gk tahu gimana cara nulisnya
d dlm paragraf). Dan yang terakhir adalah tesedut yaitu, suatu kegiatan membakar sisa-sisa
ampas padi yang telah dirampek dan telah disebar sebelumnya pada lahan yang ingin
digunakan, kegioatan ini dilakukan jika igin menanam palawija.
Kemudian beberapa modal sosial yang ada di desa diantaranya......

Anda mungkin juga menyukai