Anda di halaman 1dari 6

FOTO RONTGEN THORAX

a.Pemilihan Proyeksi

Proyeksi PA (posteroanterior) sering dilakukan untuk pemeriksaan rutin.


Proyeksi AP (anteroposterior; ) dilakukan jika proyeksi PA tidak dapat

dilakukan misalnya pada pasien yang sakit dan pada anak.


Proyeksi PA atau AP biasanya sudah cukup. Bila terlihat suatu kelainan, perlu

ditambah proyeksi lateral. Arah sinar dari belakang (PA): magnifikasi sedikit,

sehingga lebih bagus utk menilai jantung.


Proyeksi lateral, biasanya dibuat proyeksi lateral kiri kecuali semua gejala dan

tanda klinis terdapat di sebelah kanan. Proyeksi lateral dibuat jika kelainan

tidak jelas pada posisi PA/AP, terdapat kecurigaan adanya massa di

mediastinum atau belakang jantung.


Proyeksi apikal (lordotik) dibuat bila pada foto PA menunjukkan

kemungkinan adanya kelainan pada daerah apeks paru. Proyeksi tambahan ini

dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila terdapat kesulitan

menginterpretasikan suatu lesi di apeks.


Proyeksi lateral dekubitus dibuat bila secara klinis diduga terdapat cairan

pleura akan tetapi tidak terlihat pada foto PA, AP atau lateral. Proyeksi ini

dibuat setelah proyeksi PA, AP atau lateral diperiksa.


Proyeksi Oblik iga, dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misalnya

pembengkakan lokal) atau bila terdapat nyeri local pada dada yang tidak dapat

diterangkan sebabnya dan dibuat setelah foto rutin diperiksa.


Foto thorax hendaknya dibuat pada posisi berdiri karena banyak keadaan

intrathorakal sulit dinilai bila foto dibuat pada posisi berbaring.


Jika pasien telah memiliki foto thorax sebelumnya, maka sebaiknya

dibandingkan dengan foto yang dibuat sekarang.


b.Syarat Foto Thorax yang Baik

Kelengkapan identitas (cocokkan nama pasien, usia dan jenis kelamin) dan

tanggal pembuatan foto.


Perhatikan dan cocokkan tulisan kanan kiri pada foto (marker)
Menentukan proyeksi foto : PA/AP/lateral
Lapangan foto mencakup seluruh lapangan paru (kedua apex dan sinus

kostofrenikus)
Foto tidak kabur (jelas dan tajam). Caranya : objek waktu di foto tidak

goyang.
Tidak terjadi superposisi/overlapping paru dengan scapula. Caranya : pasien

berdiri sambil bertolak pinggang sehingga scapula ditolak ke depan /

endorotasi maksimal sendi bahu (proyeksi PA)


Tidak terdapat artefak / bayangan bayangan yang terjadi karena rambut,

pakaian, perhiasan, lesi kulit, dll.


Foto dengan sentrasi yang baik/simetris, maka ujung medial kedua clavicula

dengan procesus spinosus vertebra akan sama jaraknya. Arah sentrasi sinar

pada T5.
Bila densitas foto baik, maka jari yang diletakkan di belakang daerah yang

hitam pada foto, masih tetap dapat terlihat. Foto yang pucat karena

underexposed harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena gambaran

paru bisa memberikan kesan adanya edema paru atau konsolidasi. Foto yang

hitam karena overexposed bisa memberikan kesan adanya emfisema paru.


Foto dibuat saat pasien menahan nafas setelah inspirasi maksimal, maka

diafragma akan menyilang costa VI anterior atau costa X posterior. Foto yang
dibuat saat ekspirasi bisa menimbulkan keraguan karena bisa menyerupai

suatu penyakit misalnya kardiomegali, dll.

Keterampilan Membaca Foto Thorak


NO
1 Memastikan identitas pasien (nama, umur, no registrasi, tanggal, marker (R/L, )
2 Menjelaskan interpretasi posisi foto toraks (AP/PA/lat)
3 Menentukan kualitas foto dan alasannya
a.simetris/tidak
b.densitas foto baik/tidak
c.inspirasi maksimal/tidak
4 Airway : trakea lurus/tidak (tertarik/terdorong)
5 Breathing : paru
6 Menilai cor : CTR apakah < 50% atau > 50% (memakai penggaris)
7 Menilai diafragma
8 Menilai sinus costofrenicus kiri dan kanan
9 Menginterpretasikan keadaan soft tissue

Region of lung
1 Upper region of lung 7 Supradiaghfragmatika region

2 Perihilar region 8 Superior anterior mediastinum

3 Middle region of lung 9 Inferior anterior mediastinum

4 Chest wall 10 Posterior mediastinum

5 Pericardi region 11 Middle mediastinum (fourth and


fifth thoracic vertebrae)
6 Lower region of lung

Foto thorak normal


Cardio-thoracic Ratio

Anda mungkin juga menyukai