DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
KATA PENGANTAR
Amanat Permenkes No 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Kupang mempunyai tugas pokok Melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA
serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme,
unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Untuk mewujudkan pelabuhan sehat maka KKP Kupang telah melaksanakan berbagai
program kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah,
Pengendalian Karantia & SE, serta kegiatan ketata Usahaan, namun disadari pula bahwa
masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai sasaran atau masih perlu ditingkatkan
lagi. Kegiatan dan pencapaian program yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 disajikan
dalam profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang
Dengan adanya Profil ini diharapkan dapat menjadi sarana media komunikasi, data dan
informasi berbagai pihak yang membutuhkan dan bahan acuan bagi pengelola program
dalam mendukung perencanaan pada masa yang akan dating.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna meningkatkan
mutu Profil ini pada tahun-tahun yang akan datang. Terima kasih yang sedalam-dalamnya
semua pihak yang telah berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembuatan profil ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang merupakan salah satu bentuk informasi
kesehatan yang secara berkala diterbitkan setiap tahun untuk menggambarkan
tentang perkembangan pembangunan bidang kesehatan di unit masing-masing maka
dikembangkan suatu sistem informasi kesehatan yang salah satunya antara lain profil
kesehatan. Yang mana dalam profil tersebut memuat semua data dan informasi dan program
tentang kegiatan dan pencapaian kegiatan serta semua aspek yang mendukung ataupun yang
menghambat proses kegiatan pembangunan kesehatan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai unit pelaksana teknis (UPT), dilingkungan
Depkes RI melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai amanat Permenkes RI No.
356/Menkes/VI/2008. Tugas dan fungsi tersebut antara lain melakukan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit berpotensi wabah, surveillance epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan terbatas,
Pengawasan Omkaba, pengamanan penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme unsur biologi, kimia, radiasi di wilayah kerja baik pelabuhan Laut, Bandara dan
Pos Lintas Batas (PLB).
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas dan fungsi KKP Kupang akan
digambarkan dalam profil KKP Kupang tahun 2011 dalam berbagai data dan
informasi. Walaupun tidak semuanya dapat ditampilkan namun secara garis besar dapat
memberi gambaran tentang situasi dan kondisi KKP Kupang. Kiranya profil kesehatan dapat
memberikan data dan informasi yang lebih valid dan akurat dari tahun ke tahun.
1. Tujuan
b. Khusus :
- Untuk mengetahui gambaran, informasi dan data Pengendalian Resiko Lingkungan dan
Kesehatan Lintas Wilayah
- Untuk mengetahui gambaran, informasi dan data Karantina dan Surveilens Epidemiologi
2. Sasaran
a. Umum
b. Khusus
Masyarakat pelabuhan yang terdiri dari :
1) ABK
2) Penumpang kapal
3) TKBM
4) Penjamah Makanan
5) Agen kapal/pemilik kapal
6) Karyawan/pegawai instansi terkait
BAB II
GAMBARAN UMUM
Tabel 1
Jarak Tempuh Dari Induk ke Wilayah Kerja
KKP Kelas III Kupang
NO WILKER KKP JARAK
1 Kantor Induk Penfui Kantor Induk 0 KM
2 Pelabuhan laut Tenau Kantor Induk 20 KM
3 Pelabuhan Udara ELtari Wilker 1 KM
4 Pelabuhan Laut ferry Bolok Wilker 25 KM
5 Pelabuhan Laut Atapupu Wilker 300 KM
6 Pelabuhan Laut Kalabahi / Alor Wilker 169 Mil Laut
7 Pelabuhan Laut Waingapu / Sumba Timur Wilker 800 Mil Laut
8 Pelabuhan Udara Tambolaka / Sumba Barat Daya Wilker 900 Mil Laut
9 Pelabuhan Laut Baa / Rotendao Wilker 72 Mil Laut
10 Pelabuhan Laut Lewoleba / Lembata Wilker 650 Mil Laut
11 Pelabuhan Laut Maumere / Sikka Wilker 700 Mil Laut
12 Pelabuhan Laut Ende / Ende Wilker 800 Mil Laut
13 Pelabuhan Laut Labuan Bajo Wilker 900 Mil Laut
14 Pelabuhan Laut Reo / Manggarai Wilker 1000 Mil Laut
15 Pos Lintas Batas Darat Motaain Wilker 280 KM
16 Pos Lintas Batas Darat Napan Wilker 210 KM
17 Pos Lintas Batas Darat Metamauk Wilker 335 KM
Tabel diatas menunjukkan bahwa Jarak tempuh terjauh dari KKP induk ke Wilker adalah
pelabuhan laut Reo dan terdekat adalah pelabuhan feri bolok.
Di bawah ini ditampilkan akses transportasi yang dapat ditempuh ke Wilayah kerja KKP
Kupang.
Tabel 2
Akses Perjalanan Yang Ditempuh baik Melalui Darat, Laut Maupun Udara
TRANSPORTASI
NO Kantor/WILKER KET
DARAT LAUT UDARA
1 Kantor Induk - - -
1 Pel. Laut Tenau 25 Menit - -
2 Pel. Udara Eltari Penfui 5 Menit - -
3 Pel. Ferry Bolok 35 Menit - -
4 Pel. Laut Atapupu 10 Jam - -
5 Pel. Laut Kalabahi - 10 Jam 45 Menit
6 Pel. Laut Waingapu - 12 jam 45 Menit
7 Pel Laut Tambolaka - 34 Jam 60 Menit
8 Pel. Laut Baa / Rote - 6 Jam 30 Menit
9 Pel. Laut Lembata - 12 Jam 30 Menit
10 Pel. Laut Maumere - 23 Jam 45 Menit
11 Pel. Laut Ende - 12 Jam 45 Menit
12 Pel. Laut Labuan Bajo - 58 Jam 75 Menit
13 Pel. Laut Reo - 52 jam 60 Menit
14 PLBD Motaain 10 Jam - -
15 PLBD Napan 7 am - -
16 PLBD Metamauk 9 Jam - -
Tabel di atas menunjukkan bahwa akses perjalanan ke wilayah kerja terlama ditempuh
dengan transpotasi darat adalah PLBD Motaain; dengan transportasi laut dan udara adalah
Labuan Bajo
1. Visi
Kesehatan Pelabuhan yang tangguh dan Prima dalam cegah tangkal penyakit
dalam rangka menuju Pelabuhan Sehat Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat "
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi " Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat",
a. Koordinasi, kerja sama kemitraan dan komunikasi dengan lintas program, lintas sektor,
institusi terkait serta seluruh stake holder untuk berpatisipasi aktif daalm pembangunan
berwawasan kesehatan kepelabuhan
b. Meningkatkan disiplin kerja, profesionalisme dan etos kerja pegawai Kantor Kesehatan
Pelabuhan
c. Memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan Pelabuhan Bandara, Pos Lintas Batas
Darat dan Alat angkut agar tidak menjadi media penularan penyakit
d. Mendorong Kemajuan masyarakat pelabuhan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
serta menolong dirinya sendiri
3. Tujuan
a. Memberi informasi yang cepat, tepat dan akurat tentang kegiatan dan masalah yang
dihadapi KKP Kelas III Kupang
b. Sebagai dasar penyusunan kebijakan dan perencanaan pada masa yang akan datang
D. Struktur Organisasi
Sesuai amanat PERMENKES No.356/tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, maka struktur Organisasi kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Kupang yang meliputi 16 wilayah kerja sebagai berikut :
F. Dasar Hukum
1. UU No 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
2. UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
3. UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyaki Menular
4. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. PP No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
6. PP 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
7. PP No 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan
9. PP No 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
10. PP No 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi
11. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria dan Klasifikasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
12. Kepmenkes 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
13. Permenkes 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan
14. Kepmenkes 340 Tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis Operasional Satuan Organisasi
Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan Kerja Pelabuhan Laut Utama Kepada Administrator
Pelabuhan
BAB III
KEGIATAN DAN PENCAPAIAN KEGIATAN
A. Ketatausahaan
Pada tahun 2011 jumlah pegawai KKP berjumlah 56 orang yang tersebar pada 16 wilayah
kerja dan induk. Karakteristik pegawai KKP Kupang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 5
Jumlah Pegawai KKP Kelas III Kupang
Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah % Ket.
1 SMA/Sederajat 5 8,9
2 SPK 2 3,6
3 SPPH 2 3,6
4 D-III Keperawatan 15 26,8
5 D-III Analis Kesehatan 1 1,8
6 D-III Kesling 12 21,4
7 D-III Farmasi 1 1,8
8 D-III Akuntansi 1 1,8
9 S-1 Non Kesehatan 1 1,8
10 S-1 Kesehatan Masyarakat 13 23,2
11 S-1 Apoteker 1 1,8
12 S 1 Kedokteran 2 3,6
Total 56 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Tingkat pendidikan pegawai KKP Kelas III
Kupang sebagian besar (26,8 %) adalah DIII Keperawatan dan (21,4 %) DIII Kesehatan
Lingkungan dan sebagian kecil (1,8 %) adalah DIII Farmasi, S1 Apoteker, DIII akuntansi
dan D-III Analis Kesehatan.
Tabel 6
Distribusi Pegawai KKP Kelas III Kupang Berdasarkan Bidang/Seksi Tahun 2011
Kedudukan/Tempat Jumlah Tenaga Ket
Bertugas Pejabat TU PRL- PK&SE Laboran
Struktural KLW
Kantor Induk 4 6 4 6 7 tenaga honor
Pel.Laut Bolok - - 1 1
Pel.Laut Atapupu - 1 1
Pel.Laut Kalabahi - - 1 0
Pel.Laut Labuan Bajo - - 1 1
Pel.Laut Maumere - - 2 1 1 dokter PTT
Pel.Laut Waingapu - - 1 1
Pel.Laut Reo - - 1 0 1 Tenaga Honor
PLBD Motaain - - 2 1
PLBD Metamauk - - 1 - 1 Tenaga Honor
PLBD Napan - - 1 -
Pel.Laut Baa - - 0 0
Pel.Laut Lembata - - 1 0 1 Tenaga Honor
Waingapu
Jumlah 4 6 25 20 1 56
b) Roda dua
No Lokasi Jumlah Kendaraan
Roda 2 Kondisi Roda 4 Kondisi
1 KKP Induk 5 Baik 7 Baik = 5 dan
Rusak Berat = 2
2 Wilker Pel. Bolok 1 Baik - -
3 Wilker Bandara El tari Kupang 1 Baik 1 Baik
4 PLBD Napan 1 Baik - -
5 PLBD Metamauk - - - -
6 PLBD Motaain - - - -
7 Wilker Pel. Laut Atapupu 2 Baik 1(rusak) Baik
8 Wilker Pel. Kalabahi 1 Baik - -
9 Wilker Pel. Laut Baa Rote - - - -
10 Wilker Pel. Laut Lembata - - - -
11 Wilker Pel. Laut Maumere 1 Baik - -
12 Wilker Pel. Laut Ende - - - -
13 Wilker Pel. Laut Labuan Bajo 1 Baik 1 Baik
14 Wilker Pel. Laut Reo 1 Baik - -
15 Wilker Pel. Laut Waingapu 1 Baik - -
16 Wilker Bandara Tambolaka - - - -
17 Wilker Pel. Laut Tenau 1 Baik 1 Baik
TOTAL 16 11
7. Keuangan
Dalam menjalankan Tugas Pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Kesehatan
Pelabuhan ditentukan oleh Penyediaan Anggaran dari Tahun ke Tahun melalui Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada Tahun Anggaran 2011 Satuan Kerja KKP menerima
anggaran Rp. 4.057.732.000,- (Empat Miliar Lima Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh
Dua Ribu Rupiah).
8. Penerimaan Negara Bukan Pajak
- DEC / SSCEC
- DC / SSCC
- Buku Kesehatan
- Free Partique
- PHC
- Yellow Fever
- ICV
- Pendaftaran
- Orang Sakit
- Ambulance
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa PNBP KKP Kupang tahun 2011 terbesar pada
bulan Agustus 2011. Total Penerimaan Rp. 121.398.700,- dibandingkan target tahun 2011
yaitu Rp. 60.000.000,- maka PNBP KKP Kupang telah melebihi target yang ditetapkan
dengan realisasi sebesar 202,33 % %.
B. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Hasil Kegiatan
1. Pemeriksaan Kapal dan Penggunaan Dokumen Kesehatan
Tabel 1.1
Dari tabel di atas kedatangan kapal dari setiap bulan mengalami peningkatan juga
keberangkatan kapal terjadi peningkatan terus setiap bulannya. Kedatangan kapal yang
tertinggi adalah pada bulan Oktober 2011 dan keberangkatan yang tertinggi yaitu pada bulan
Juli 2011. Hal ini dapat menyebabkan perpindahan faktor risiko terjadinya penyakit lebih
cepat sehingga perlu pengawasan terhadap alal angkut, orang dan barang. Sehingga
kesiapsiagaan dari KKP perlu diperhatikan terutama SDM yang mendukung kegiatan tersebut
baaik dari segi kuantitas maupun kualifikasinya sdan juga sumber dana dan fasilitas.
Tabel 1.2
Dari tabel 1.2. di atas keberangkatan kapal ke luar negeri yang terbanyak adalah di Wilker
Labuan Bajo hal ini juga dapat menyebabkan perpindahan faktor risiko terjadinya penyakit
lebih cepat sehingga perlu pengawasan terhadap alal angkut, orang dan barang. Sehingga
kesiapsiagaan dari KKP perlu diperhatikan terutama SDM yang mendukung kegiatan tersebut
dan juga sumber dana dan fasilitas.
Tabel 1.3
Dari tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa penumpang kapal yang datang dari luar negeri
tertinggi adalah di Wilker Labuan Bajo pada Bulan Oktober sedangkan pada Bulan Februari
2011 tertinggi adalah di Tenau dan Bulan Juli di Wilker Kalabahi. Dari data ini bisa
berdampak risiko penyebaran penyakit lebih cepat.
Tabel 1.4
Arus penumpang kapal yang datang dari dalam negeri yang terpantau oleh petugas KKP di
Wilker-wilker yang terbanyak adalah di Wilker Bolok pada Bulan Mei 2011, di Tenau pada
bulan September 2011 seperti di tabel 1.4 di atas. Data di atas juga menunjukkan hampir di
semua Wilker KKP Kelas III Kupang terjadi perpindahan faktor risiko penyakit yang
cepat melalui orang maupun barang yang di bawanya. Karena itu perlu kesiapsiagaan setiap
petugas KKP di setiap pelabuhan.
Tabel 1.5
Berdasarkan tabel di atas penumpang kapal yang ke luar negeri tertinggi adalah di Wilker
Labuan Bajo dan juga Tenau. Hal ini bisa berdampak pada penularan penyakit yang bisa di
bawah oleh penumpang tersebut maupun melalui faktor risiko yaitu barang maupun alat
angkut secara tidak langsung. Karena itu baik penumpang, barang bagasi maupun alat angkut
yang akan berangkat keluar negeri perlu dipantau oleh petugas KKP agar dapat memutuskan
mata rantai penyebaran penyakit tersebut agar tidak keluar.
Tabel 1.6
Arus penumpang kapal yang berangkat dalam negeri yang terpantau oleh petugas KKP di
Wilker-wilker yang terbanyak adalah di Wilker Bolok pada Bulan Juli 2011 seperti di tabel
1.5 di atas. Dengan melihat data di atas dimana penumpang yang keluar cukup tinggi setiap
bulannya maka baik alat angkut, penumpang, barang bagasi penumpang perlu dipantau dan
diperiksa dengan baik oleh petugas KKP agar kemungkinan untuk faktor risiko penyakit
yang ada bisa dicegah.
Tabel 1.7
Dilihat dari grafik di atas menunjukkan bahwa penumpang kapal yang datang dan berangkat
dalam negeri tertinggi adalah pada bulan Juli ini bisa disebabkan karena masa liburan
sekolah.
Tabel 2.1
Dari tabel 2.1 di atas terlihat Kedatangan pesawat dari luar negeri yang terbanyak adalah
pada bulan Maret yaitu sebanyak 7 pesawat sedangkan pesawat dalam negeri terbanyak
adalah pada bulan Maret yaitu sebanyak 1093 pesawat. Kita tahu bahwa transmisi penyakit
yang tidak mengenal batas administratif negara, sehingga dapat menyebar dengan cepat
keberbagai negara karena itu dengan melihat data di atas kita bisa melakukan pemantauan
yang ketat dan juga tindakan karantina yang sesuai dengan protap kedatangan pesawat dari
luar negeri. Sehingga perlu didukung oleh jumlah SDM baik dari kuantitas maupun
kualifikasinya dan juga dana dan fasilitas yang mendukung di wilker bandara.
Dari tabel 2.2 di atas terlihat Keberangkatan pesawat ke luar negeri yang terbanyak adalah
pada bulan April dan September yaitu sebanyak 5 pesawat sedangkan pesawat dalam negeri
terbanyak adalah pada bulan Maret yaitu sebanyak 1063 pesawat yang terpantau oleh Petugas
KKP. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh petugas di Bandara agar tetap melakukaan
pemanatauan yang ketat terhadap penumpang, barang bagasi maupun pesawat yang akaan
berangkat tersebut.
Tabel 2.2
Dari tabel 2.3 di atas terlihat Kedatangan penumpang pesawat ke luar negeri yang terbanyak
adalah pada bulan Maret sedangkan penumpang dalam negeri terbanyak adalah pada bulan
Juli, hal ini berhubungan dengan masa liburan anak sekolah. Hal ini menunjukkan mobilitas
penduduk yang semakin cepat akibat kemajuan alat akomodasi transportasi yang melebihi
masa inkubasi penyakit sehingga kemungkinan penularan penyakit juga cukup tinggi.
Dari tabel 2.4 di atas terlihat Keberangkatan penumpang pesawat ke luar negeri yang
terbanyak adalah pada bulan September sedangkan penumpang dalam negeri terbanyak
adalah pada bulan Juli, hal ini berhubungan dengan masa liburan anak sekolah. Seperti
dijelaskan di atas bahwa mobilitas penduduk yang semakin cepat akibat kemajuan alat
akomodasi transportasi yang melebihi masa inkubasi penyakit sehingga kemungkinan
penularan penyakit juga cukup tinggi. Karena itu penumpang yang akan berangkat ini juga
perlu dipantau dengan baik oleh petugas KKP yang ada di bandara.
Dari tabel 3.1 dan table 3.2 menunjukkan bahwa pemberian buku kesehatan kapal dan
SSCEC di Wilker KKP Kelas III Kupang terbanyak adalah di Wilker Tenau pada bulan Juli,
hal ini disebabkan karena adanya SAIL Indonesia.
Tabel 2.3
Tabel 4.1
Berdasarkan register kunjungan pasien ke Poliklinik KKP Kelas III Kupang tergambar bahwa
penyakit menular yang lebih banyak diderita adaalah penyakit ISPA di Wilker PLBD
Motaain sebanyak 51 pasien. Penyakit Malaria yang tertinggi adalah di Wilker PLBD
Metamauk dan penyakit Diare adalah di Wilker El-Tari. Sedangkan Penyakit Karantina,
Potensial Wabah terjadi di Wilker Tenau dan El-Tari yang terlihat dalam tabel 1.4 di atas.
Untuk penyakit tidak menular yang tertinggi adalah kategori lain-lain yaitu di Bandara El-
Tari, Akibat kecelakaan kerja tertinggi di Tenau dan Hypertensi di Bandara El-Tari yang
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
5. Pemberian Ijin Angkut
Tabel 5.1
Berdasarkan table 5.1 Pemberian Surat Ijin angkut orang sakit terbanyak adalah di Wilker
Bandara El-Tari karena dilihat dari segi waktu orang sakit lebih cepat tiba di tempat tujuan
dan juga karena lebih banyak adalah pasien rujukan.
Tabel 5.1
Pemberian Surat Ijin angkut jenazah terbanyak adalah di Wilker Bandara El-Tari karena
dilihat dari segi waktu jenazah lebih cepat tiba di tempat tujuan.
6. Pelintas Batas
Tabel 6.1
Dengan melihat table 6.1 di atas terlihat bahwa WNI yang masuk ke Wilker PLBD tertinggi
adalah pada PLBD Motaain yaitu pada bulan Januari sebanyak 3630 orang. Hal ini karena
akses ke luar Indonesia melalui Motaain yang paling lancar dalam hal transportasi dan juga
hal ini dikarenakan pada bulan Januari dan Desember terjadi arus mudik hari Natal dan
Tahun Baru. Dari tabel 6.2 terlihat/tergambar bahwa Pelintas WNA yang masuk ke Wilayah
Indonesia di Wilker PLBD Motaain yang terbanyak. Jumlah pelintas tertinggi adalah pada
bulan Agustus 2011 sebanyak 2394 orang.
Kita tahu bahwa transmisi penyakit yang tidak mengenal batas administratif negara, sehingga
dapat menyebar dengan cepat keberbagai negara karena itu dengan melihat data di table 6.1
dan tabel 6 maka kita harus melakukan pemantauan yang ketat dan juga tindakan karantina
yang sesuai dengan protap kedatangan/keberangkatan Pelintas batas dari luar negeri
maupun dalam negeri. Sehingga perlu didukung oleh jumlah SDM baik dari kuantitas
maupun kualifikasinya dan juga dana dan fasilitas yang mendukung di wilker PLBD.
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Berdasarkan grafik 6.3 di atas WNA yang keluar terbanyak adalah di PLBD Motaain serta
yang tertinggi adalah pada bulan Juli dan Agustus.
Tabel 6.4
Berdasarkan grafik 6.4 WNI yang keluar terbanyak juga adalah di PLBD Motaain dan yang
tertinggi adalah pada bulan Januari yaitu sebanyak 3734 Pelintas.
Tabel 6.5
Dari tabel di atas kita dapat melihat ternyata jumlah pelintas yang masuk dan keluar hampir
sama, terjadi lonjakan pelintas yaitu pada bulan Januari dan Desember dikarenakan pada
bulan-bulan ini merupakan bulan untuk perayaan Natal dan Tahun Baru. Pada bulan Juli dan
Agustus berhubungan dengan masa liburan sekolah dan Perayaan Hari Kemerdekaan RI. Hal
ini menunjukkan bahwa risiko timbulnya penyakit dan penyebaran penyakit bisa terjadi baik
melalui faktor risiko orang, barang maupun alat angkut karena itu perlu pemantauan yang
ketat di pintu masuk PLBD.
7. Kegiatan SE Malaria
Di tahun 2011 kegiatan SE Malaria yang dilakukan adalah Survei Perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan
pengobatan malaria. Survey ini dilakukan di 16 Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang pada
bulan 2011 dengan masing-masing wilker sebanyak 30 responden. (Hasil terlampir).
Dari tabulasi hasil survey menunjukkan bahwa hampir di semua wilker pengetahuan
responde tentang malaria masih rendah, karena itu perlu dilakukan tindakan penyuluhan
kepada masyarakat di wilker tersebut.
8. Kegiatan Surveilans Epidemiologi IMS
Kegiatan Surveilans Epidemiologi IMS di tahun 2011 adalah Survei Perilaku masyarakat
yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan pengobatan IMS. Survey ini dilakukan di 16 Wilayah Kerja KKP Kelas III Kupang pada
bulan 2011 dengan masing-masing wilker sebanyak 30 responden. (Hasil terlampir).
Dari tabulasi hasil survey menunjukkan bahwa hampir di semua wilker pengetahuan
responde tentang IMS masih rendah, karena itu perlu dilakukan tindakan penyuluhan kepada
masyarakat di wilker tersebut.
Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan dan KLW melaksanakan upaya kesehatan untuk
mendukung Visi KKP dan Organisasi. Adapaun kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Sanitasi Makanan Minuman dan Bahan Pangan
Pengawasan sanitasi makanan minuman dan bahan pangan, meliputi : pengambilan sampel,
pengiriman sampel ke laboratorium serta analisa hasil
Hasil pemeriksaan MPN Coli pada makanan untuk mengetahui kualitas makanan di Rumah
Makan/Warung yang berada di wilayah pelabuhan dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Kualitas Makanan
Hasil pemeriksaan terhadap 68 sampel yang di ambil dari TPM Wilker di KKP Kupang
sesuai dengan tabel berikut :
Tabel III.1 Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan di Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun 2011
Kualitas
No. Target Jumlah % Memenuhi Syarat
MS TMS
1 256 300 120 180 40
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah pengambilan sampel adalah 300 buah. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan 40% sampel memenuhi syarat kesehatan.
2. Pengawasan Sanitasi (Bangunan, TTU/TPM )
Jumlah pemeriksaan higiene sanitasi bangunan pada Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel III.3 Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Higiene Sanitasi Bangunan Di KKP Kelas III
Kupang Tahun 2011
No Bulan Jumlah Bangunan Hasil Pemeriksaan
% Memenuhi Syarat
Baik Tidak Baik
1 Januari 52 42 10 80.77
2 Pebruari 36 27 9 75.00
3 Maret 37 29 8 78.38
4 April 33 28 5 84.85
5 Mei 122 111 11 90.98
6 Juni 51 41 10 80.39
7 Juli 115 102 13 88.70
8 Agustus 28 23 5 82.14
9 September 30 25 5 83.33
10 Oktober 97 96 1 98.97
11 Nopember 55 53 2 96.36
12 Desember 24 22 2 91.67
Jumlah 680 599 81 88.09
Berdasarkan tabel tersebut diatas diketahui bahwa selama Tahun 2011 jumlah bangunan yang
diperiksa sebanyak 680 buah dengan hasil 559 bangunan (88,09%) berkategori baik dan 81
bangunan (11,91) berkategori tidak baik.
2.
Pebruari 48 12 60 20.00
3.
Maret 43 9 52 17.31
4.
April 51 12 63 19.05
5.
Mei 44 16 60 26.67
6.
Juni 53 19 72 26.39
7.
Juli 33 9 42 21.43
8.
Agustus 43 18 61 29.51
9.
September 45 15 60 25.00
10.
Oktober 31 9 40 22.50
11.
Nopember 41 8 49 16.33
12.
Desember 24 8 32 25.00
Selanjutnya hasil pengamatan kualitas bakteriologi air bersih yaitu pemeriksaan E. Coli dan
MPN Coli dapat dijelaskan pada diagram di bawah ini :
Tabel III.7 Hasil kegiatan Pengamatan Kualitas Bakteriologi Air Bersih di KKP Tahun 2011
Realisasi Memenuhi syarat Tidak Memenuhi Syarat
No Target
n % n % n %
1 156 126 80,77 61 48,08 61 51,92
Target sampel yang diperiksa tahun 2011 adalah 156 sampel. Jumlah sampel yang diperiksa
berjumlah 126 sampel. Melalui pemeriksaan bakteriologis ternyata Memenuhi syarat 48,08
% sedang 51,92% tidak memenuhi syarat kesehatan.
Selanjutanya untuk mengetahui kondisi sanitasi kapal per wilayah kerja dapat di lihat pada
tabel berikut :
Tabel C.9 Hasil Pemeriksaan Sanitasi Kapal Laut Berdasarkan Wilker di KKP Kupang
Tahun 2011
Hasil Pemeriksaan
No Bulan Jumlah %
Baik Tidak baik
1 Bolok 712 0 712 100.00
2 El Tari 0 0 0 0.00
3 Atapupu 159 7 166 95.78
4 Labuan Bajo 1780 0 1780 100.00
5 Kalabahi 133 0 133 100.00
6 Maumere 265 0 265 100.00
7 Ende 194 0 194 100.00
8 Tenau 1302 0 1302 100.00
9 Waingapu 223 160 383 58.22
10 Reo 48 20 68 70.59
11 Motaain 0 0 0 0.00
12 Lembata 119 16 135 88.15
13 Metamauk 0 0 0 0.00
14 Napan 0 0 0 0.00
15 Rote 7 3 10 70.00
JUMLAH 4942 206 5148 96
Tabel di atas menunjukkan hasil pemeriksaan sanitasi kapal. Angka 0 menunjukkan bahwa
wilker tersebut tidak melaksanakan pemeriksaan sanitasi kapal karena berada di wilker
pelabuhan udara dan pos lintas batas. Diketahui bahwa hasil pemeriksaan sanitasi yang
terendah adalah di wilker waingapu sebesar 58,22%. Dari jumlah kapal yang diinsfeksi
sebesar 96 % yang diperiksa memenuhi syarat kesehatan (kategori baik) sdangkan
selebihnya 4 % tidak memenuhi syarat kesehatan.
Luas wilayah
Wilayah Kerja Wilayah kerja
Yang disemprot (Ha)
Bolok 35 2
Motaain 30 1
Ende 32 1
Tenau 45 2.5
Ba`a 20 1
Waingapu 40 1.5
Reo 30 1
Tambolaka 25 1
Labuan Bajo 40 1.5
Kalabahi 30 1
Maumere 45 1.5
Lewoleba 25 1
Atapupu 35 1
Eltari 50 2
Metamauk 25 1
Napan 33 1
Jumlah 540 21
Berdasarkan tabel tersebut diatas diketahui bahwa area yang disemprot pada Tahun 2011
adalah seluas 540 ha. Kegiatan foging tersebut menghabiskan 21 liter insektisida (Icon)
8. Pengendalian Lalat
Hasil kegiatan pengamatan lalat di KKP Kelas III Kupang seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel C.13 Hasil Kegiatan Pengendalian Lalat KKP Kelas III Kupang Tahun 2011
Bulan Tingkat
Kepadatan Lalat Kriteria
Januari 5 Sedang
Pebruari 7,67 Padat
Maret 8 Padat
April 3 Sedang
Mei 3,3 Sedang
Juni 2,9 Rendah
Juli 4,2 Sedang
Agustus 2.4 Rendah
September 1.9 Rendah
Oktober 3.4 Sedang
Nopember 1.8 Rendah
Desember 1.9 Rendah
Jumlah 2.28 RENDAH
Berdasarkan tabel diatas, kegiatan pengendalian lalat hanya melakukan survei/pengamatan
saja. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat kepadatan lalat adalah 2,28 termasuk
kategori Rendah. Belum dilakukan upaya penyemprotan terhadap area yang tingkat
kepadatan lalatnya tinggi, karena belum tersedia bahan penyemprotan lalat.
9. Pengamatan Kacoa
Kegiatan Pengamatan Kecoa di KKP Kelas III Kupang pada Tahun 2011 adalah sebagai
berikut :
Tabel C.14 Hasil Kegiatan Pengamatan Kecoa KKP Kelas III Kupang Tahun 2011
Jumlah
Bulan Ket
(ekor)
Januari 56
Pebruari 50
Maret 30
April 29
Mei 23
Juni 24
Juli 15
Agustus 25
September 19
Oktober 18
Nopember 29
Desember 21
Jumlah 339
Berdasarkan tabel diatas kegiatan pengamatan kecoa pada Tahun 2011 meliputi survei kecoa
sebanyak 339 ekor. Kegiatan pengamatan yang dilakukan hanya memperkirakan resiko dari
investasi kecoa dalam penularan penyakit. Kegiatan ini seharusnya dapat ditindaklanjuti
dengan pengendalian populasi kecoa terutama yang memiliki faktor resiko terbesar terhadap
penularan penyakit.
Dari hasil pengukuran tersebut diatas diketahui bahwa semua parameter kualitas udara yang
diukur masih memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu PP No.41/1989 tentang
pengendalian pencemaran udara.
Sedangkan Hasil Pengukuran pada kendaraan roda 2 dan 4 berbahan bakar bensin dan Solar
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel C.18 Hasil Pengukuran Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Bandar Udara El
Tari Kupang Tahun 2011
No Kendaraan Jenis Hasil Standar Ket.
Pengukuran Permen Negara LH
No.05 Tahun 2006
1 Kendaraan R-2 HC 2182 ppm 1200 ppm TMS
CO 2.3 ppm 5,50 ppm MS
NO 4 ppm 0,03 ppm TMS
CO2 1.33% 19 % MS
2 Kendaraan R-4 Bensin HC 733 ppm 1200 ppm MS
CO 0,21 % 4,50 ppm MS
NO 39 ppm 0,03 ppm TMS
CO2 10,91 19 % MS
3 Kendaraan R-4 Solar Opassitas 23,7 % HSU 70 % HSU MS
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar parameter pada Pengukuran emisi gas
buang kendaraan Roda 2 dan Kendaraan Roda 4 berbahan bakan bensin dan solar tidak
memenuhi syarat yaitu : Hidro Carbon, Nitrogen Oksida, Karbon Dioksida, Karbon
Monooksida. Hal ini dapat disebabkan karena pembakaran yang tidak sempurna dalam mesin
kendaraan bermotor sehingga emisi gas buang masih mengeluarkan gas karbon, nitrogen ke
udara.
Dari tabel tersebut diatas diketahui bahwa kadar BOD pada semua sampel tidak memenuhi
syarat dan COD pada Rumah Makan Pantai Laut tidak memenuhi syarat ambang batas sesuai
Kepmen LH No.48MENLH/II/1996.