PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dari 95.000 km dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keadaan tersebut
sumberdaya perairan yang tinggi dengan sumber daya hayati perairan yang sangat
Secara geografis Kota Kupang terletak pada 123° 32’ 14” - 123° 37’ 01”
Bujur Timur dan 10° 36’ 14” - 10° 39’ 58” Lintang selatan. Luas wilayah daratan
47.349,90 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 km2
diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) Sebelah Utara : berbatasan
dengan Teluk Kupang. Sebelah Selatan :berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat
Barat :berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang dan Selat
Semau.
ditambah dengan struktur geografis yang dikelilingi oleh laut, maka laut menjadi
1
terutama masyarakat di daerah pesisir, selain itu bagi negara kepulauan seperti
indonesia, laut memiliki posisi yang strategis dan potensi yang luar biasa baik dalam
perairan indonesia juga tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul baik
dari dalam negeri maupun dari luar seperti illegal fishing, pencurian kapal,
maka penjagaan dan pengamanan menjadi syarat mutlak guna menegakan kedaulatan
dan yurisdiksi negara diwilayah perairan laut serta mewujudkan ketahanan nasional.
1945 yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
pembangunan nasional dengan aman, damai, adil, dan demokratis. Guna mewujudkan
kondisi yang aman dan damai, upaya pengamanan dan penegakan hukum di wilayah
perairan laut menjadi sangat penting dan strategis untuk dilaksanakan. Misalnya
penegakan hukum di bidang perikanan merupakan hal yang sangat penting dan
2
Kepolisian Perairan merupakan Direktorat yang berada dibawah Badan
(Baharkam Polri), yang saat ini disebut sebagai Dit PolAir Polda NTT. Sebagai
pangkat Brigadir Jendral Polisi. Fungsi kepolisian perairan secara umum dalam
sistem kepolisian yang dikenal di dunia merupakan fungsi yang tidak wajib.Artinya
belum tentu setiap satuan dalam sistem kepolisian yang ada di dunia ini pasti
kedudukan dan tugas Kepolisian Perairan berada dalam skala luas.Segala gangguan
keamanan dan tindak pidana yang terjadi pada lingkungan perairan merupakan tugas
dan kewenangan dari Kepolisian Perairan. Tugas dari Kepolisian Perairan memang
terbatas pada wilayah tugas lain yang bukan merupakan tugas kepolisian umum,
luar hukum dan peraturan di wilayah perairan.Pada kedudukan ini tampak bahwa
Kepolisian Perairan merupakan pelaksana tugas polisi umum namun dalam wilayah
operasi pada wilayah perairan dan bukan daratan seperti layaknya polisi
umum.Konteks inilah yang kemudian menjadi sedikit diskursif ketika melihat pada
3
Berbicara tentang proses penyidikan guna pengawasan dan pencegahan
satuan kapal patroli Kepolisian Perairan dalam penegakkan hukum terhadap kasus
yang terjadi di wilayah perairan Kota Kupang.Proses penyidikan yang dilakukan oleh
satuan kapal patroli hanya berupa tindakan awal saja, yaitu sita kapal, pemeriksaan
undang) tersebut terpelihara dengan baik dalam masyarakat merupakan tugas utama
yang diemban oleh lembaga kepolisian. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa
terjadi suatu pengkhususan dari fungsi yang semula meliputi semua bidang
yang telah mengganggu ketertiban dan keamanan. Disebut juga justitionele atau
Tindakan represif yang dilakukan oleh satuan kapal patroli terhadap pelaku
4
terhadap pelaku tindak pidana sampai pada tingkatan penyerahan tersangka ke
itu, dalam pasal 14 huruf g Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
adalah setiap pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. Sedangkan dalam pasal 6
ayat (1) KUHAP, dikatakan bahwa penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dan Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
5
diwilayah perairan laut.
dimaksud pasal 282 ayat (1) Undang-undang No. 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran
1. Pendeteksian Kapal
2. Penyelidikan Kapal
a. Penghentian Kapal
b. Pemeriksaan kapal
sebaliknya.
6
Tabel 1
bukti.
bukti.
7
Berkasnya sudah dilimpahkan ke
- kasus migas
kenyataannya belum semua penegak hukum sudah menjalankan tugas dan fungsinya
secara baik.
Hal ini yang membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang,
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimanakah penegakan hukum tindak pidana yang terjadi di perairan Kota Kupang
8
C. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “ Penegakan Hukum Tindak Pidana Yang Terjadi di Perairan Kota
Kupang oleh Direktorat Polisi Perairan Polda NTT” ini murni hasil pemikiran
penulis. Tetapi ada juga judul skripsi yang mirip dengan judul penelitian penulis
tetapi berbeda tentang hal yang dikaji dalam rumusan masalah. Penulis mengambil
salah satu judul skripsi yang mirip dengan judul penelitian penulis yaitu “Peranan Dit
Pol Air Polda NTT dalam Pengawasan Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan
1) Tujuan Penelitian
Kupang
2) Manfaat Penelitian
adalah:
1. Manfaat Teoritis
9
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini untuk lebih membentuk pola pikir yang dinamis, lebih
perkuliahan.
menegakan hukum.
E. TINJAUAN PUSTAKA
F. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
10
2. Jenis penelitian
penelitian.
Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penulisan dan penelitian ini
a. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari
b. Data Sekunder
a. Populasi
11
diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat
b. Sampel
c. Responden
3. Nelayan : 10 orang
Jumlah : 13 orang
a. Pengolahan data
12
2. Coding, yaitu menyusun secara teratur dan sistematis semua data yang
analisis.
b. Analisis Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder secara
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENEGAKAN HUKUM
hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-
kaidah/pandangan nilai yang mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai
dipatuhi. Oleh karena itu, memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti
14
hukum materiil dengan menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh hukum
formal.
Jadi Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide dan konsep-konsep
memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari
para penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi menjadi tugas
dari setiap orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan hukum publik
Dalam arti luas, proses penegakkan hukum melibatkan semua subjek hukum dalam
setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normative atau
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada
norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan
hukum.
Dalam arti sempit, penegakkan hukum hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan
15
Dalam arti luas, penegakkan hukum yang mencakup pada nilai-nilai keadilan yang di
dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang ada
dalam bermasyarakat. Dalam arti sempit, penegakkan hukum itu hanya menyangkut
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau
crime). Penegakan hukum pidana secara total ini tidak mungkin dilakukan sebab
para penegak hukum dibatasi secara ketat oleh hukum acara pidana yang antara
16
lain mencakup aturanaturan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan
terlebih dahulu sebagai syarat penuntutan pada delik-delik aduan (klacht delicten).
Sebagai suatu proses yang bersifat sistemik, maka penegakan hukum pidana
lembaga penasehat hukum. Dalam hal ini penerapan hukum haruslah dipandang
dari 3 dimensi:
17
2. penerapan hukum dipandang sebagai sistem administratif (administrative system)
yang mencakup interaksi antara pelbagai aparatur penegak hukum yang merupakan
3. penerapan hukum pidana merupakan sistem sosial (social system), dalam arti bahwa
Soekanto,1983,hal 8) adalah :
1. Faktor Hukum
kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan merupakan
suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan suatu
Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar hukum
merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu
bukan hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance, karena
kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.
18
2. Faktor Penegakan Hukum
peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada
masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum
Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat
keras, salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang
diterima oleh Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional,
khusus yang selama ini masih diberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena
secara teknis yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun
disadari pula bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi begitu luas dan banyak.
4. Faktor Masyarakat
Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di
mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum,
yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan
5. Faktor Kebudayaan
19
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal
sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat
mereka berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah suatu
garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang
B. Tindak Pidana
Banyak pengertian tindak pidana seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
Menurut Vos, tindak pidana adalah salah kelakuan yang diancam oleh peraturan
(handeling) yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang
berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu
menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena
20
kesalahan sipelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata
memiliki unsur dan dua sifat yang berkaitan, unsur-unsur yang dapat dibagi menjadi
dua macam
yaitu :
a. Subyektif adalah berhubungan dengan diri sipelaku dan termasuk ke dalamnya yaitu
b. Obyektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri sipelaku atau yang ada
perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang memiliki unsur kesalahan
sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, dimana penjatuhan
pidana terhadap pelaku adalah demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya
kepentingan umum.
21
a. Menurut Kitab Undang-Undang Pidana (KUHP) dibedakan antara lain kejahatan
yang dimuat dalam Buku II dan Pelanggaran yang dimuat dalam Buku III. Pembagian
tindak pidana menjadi “kejahatan” dan “pelanggaran” itu bukan hanya merupakan
dasar bagi pembagian KUHP kita menjadi Buku ke II dan Buku III melainkan juga
secara keseluruhan.
b. Cara merumuskannya, dibedakan dalam tindak pidana formil (Formeel Delicten) dan
tindak pidana materil (Materiil Delicten). Tindak pidana formil adalah tindak pidana
yang dirumuskan bahwa larangan yang dirumuskan itu adalah melakukan perbuatan
tertentu. Misalnya Pasal 351 KUHP yaitu tentang penganiayaan. Tindak pidana
materil inti larangannya adalah pada menimbulkan akibat yang dilarang, karena itu
siapa yang menimbulkan akibat yang dilarang itulah yang dipertanggung jawabkan
dan dipidana.
c. Dilihat dari bentuk kesalahan, tindak pidana dibedakan menjadi tindak pidana sengaja
(dolus delicten) dan tindak pidana tidak sengaja (culpose delicten). Contoh tindak
pidana kesengajaan (dolus) yang diatur di dalam KUHP antara lain sebagai berikut:
Pasal 310 KUHP (penghinaan) yaitu sengaja menyerang kehormatan atau nama baik
seorang, Pasal 322 KUHP (membuka rahasia) yaitu dengan sengaja membuka rahasia
d. (culpa) orang juga dapat dipidana jika ada kesalahan, misalnya Pasal 360 Ayat 2
22
e. Berdasarkan macam perbuatannya, tindak pidana aktif (positif), perbuatan aktif juga
dengan adanya gerakan tubuh orang yang berbuat, misalnya Pencurian (Pasal 362
KUHP) dan penipuan (Pasal 378 KUHP).Tindak pidana dibedakan menjadi dua yaitu
1. Tindak pidana murni adalah tindak pidana yang dirumuskan secara formil atau tindak
pidana yang pada dasarnya unsur perbuatannya berupa perbuatan pasif, misalnya
2. Tindak pidana tidak murni adalah tindak pidana yang pada dasarnya berupa tindak
pidana positif, tetapi dapat dilakukan secara tidak aktif atau tindak pidana yang
mengandung unsur terlarang tetapi dilakukan dengan tidak berbuat, misalnya diatur
dalam Pasal 338 KUHP, ibu tidak menyusui bayinya sehingga bayi tersebut
meninggal.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa jenis-jenis tindak pidana
terdiri dari tindak pidana kejahatan dan tindak pidana pelanggaran, tindak pidana
formil dan tindak pidana materil, tindak pidana sengaja dan tindak pidana tidak
Klasifikasi tindak pidana menurut system KUHP dibagi menjadi dua bagian,
23
overtredigen yang diatur dalam Buku III KUHP. Pembagian perbedaan kejahatan dan
keadilan. Pertentangan ini terlepas perbuatan itu diancam pidana dalam suatu
delik.
Dua macam cara menentukan perbedaan antara golongan tindak pidana kejahatan dan
pelanggaran, yaitu :
dalam Buku II KUHP di satu pihak dan tindak-tindak pidana yang termuat
24
3. Tinjauan tentang Polisi Air
keamanan dan ketertiban umum. Namun, kata polis dapat merujuk kepada salah
satu dari tiga hal yaitu orang, institusi (lembaga), atau fungsi. Polisi yang
Negara Republik Indonsia atau Polri, dan Kepolisian Daerah atau Polda
2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah
dalam negeri.
25
Polisi Daerah (Kapolda). Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22
Tahun 2010 Pasal 1 angka 3 dijelaskan bahwa Polda adalah pelaksana tugas
dan wewenang Polri di Wilayah Provinsi yang berada di bawah Kapolri. Polda
(http://wikimapia.org/16971843/id/MAKO-DIT-POLAIR-POLDADIY,
menyelenggarakan fungsi :
26
kecelakaan/ Search and Rescue (SAR) di wilayah perairan, pembinaan
perairan yang diselenggarakan oleh Polda, seperti yang diatur dalam Peraturan
Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 Pasal 6 huruf (f). Direktur
Polisi Air (Ditpolair) yang dipimpin oleh Direktorat Polisi Air (Dirpolair) yang
(Subdistfasharkan) dan
27
f. Kapal
msyarakat pantai/ perairan serta pembinaan fungsi Kepolisian perairan dalam lingkup
Polda
lingkungan Polda
Pasal 202 ayat (2) ditentukan bahwa tugas Ditpolair yaitu menyelenggarakan
Polda.
28
b. Pelaksanaan patroli, pengawalan penegakan hukum di wilayah
29
BAB III
merupakan perbuatan yang dicela dan dilarang untuk dilakukan sebab dapat
simons, tindak pidana (Strafbaar Feit) ialah tindakan melanggar hukum yang
telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang
pidana. Oleh karena itu segala perbuatan ataupun aktivitas yang dilakukan
keharusan atau larangan oleh undang-undang dan diancam dengan pidana bagi
Hukum pidana dalam ilmu hukum dibagi menjadi hukum pidana umum dan
hukum pidana khusus, pembagian ini sebagaimna ditegaskan dalam pasal 103
30
“Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII Buku ini juga berlaku bagi
Pasal 103 KUHP ini secara tersirat menyatakan bahwa segala ketentuan
KUHP merupakan ketentuan khusus. oleh karena itu tindak pidana juga dibagi
Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang tercantum didalam
itu, seperti Undang-undang No. Tahun 1946 dan Undang-undang No. 73 Tahun
1948. Sedangkan tindak pidana khusus adalah semua tindak pidana yang diatur
Dari hasil yang saya teliti, tindak pidana yang sering terjadi di perairan Kota
Kupang adalah :
penahanan yang tidak sah, atau setiap tindakan memusnahkan terhadap orang
atau barang, yang dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak kapal atau
31
NO JENIS TAHUN JUMLAH
KEJAHATAN
2015 2016 2017
Tindak pidana perikanan adalah tindak atau perbuatan penangkapan ikan yang
melawan hukum sebagaimana diatur dan diancam dengan sanksi pidana oleh
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
Tenggelam Di Dasar Laut (Benda Cagar Budaya/BCB) BCB adalah benda yang
mempunyai nilai sejarah budaya, ekonomi dan lainnya. BCB berasal dari
muatan kapal yang tenggelam di perairan Indonesia dan telah berusia lebih dari
32
pengangkatan BCB. Pemanfaatan adalah kegiatan yang meliputi penjualan
hidup.
antara lain:
33
Pelanggaran oleh nakhoda dan atau pemilik kapal tentang pelaporan dan
109);
Tidak mematuhi tata tertib lalu lintas kapal dan tanpa surat izin (pasal 110);
Pelanggaran berkenaan dengan pengalihan hak milik atas kapal tanpa nama
(pasal 113);
(pasal 115);
34
116);
dan tanpa dokumen pelaut, atau ABK tidak mentaati perintah nakhoda (pasal
117, 118);
119, 120);
(pasal 121);
terhadap orang di perairan dan di menara suar atau tubrkuan dengan kapal
35
UNCLOS 1982);
SAR, walaupun telah diberitahu secara patut oleh pejabat berwenang (126);
Pembuatan surat keterangan palsu oleh nakhoda dan ABK atau orang selain
Pemakaian bendera Indonesia tanpa hak dan menyamar sebagai sekoci atau
36
a) Mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan,
dilindungi atau terhadap bagian dari satwa tersebut seperti kulit, tubuh
pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya dan
yaitu tindak pidana perairan juga diatur didalam KUHP seperti tindak pidana
37
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012
a) Laporan polisi/pengaduan
Dengan adanya 5 point yang tersebut di atas, maka proses penyidikan tindak
(1). penyelidikan;
(4). pemeriksaan;
38
(5). gelar perkara;
Tahapan penyelidikan seperti yang terdapat pada point (1), diatur secara lebih
kegiatan:
a) pengolahan TKP:
tersangka, dan
b) pengamatan (observasi):
c) wawancara (interview):
39
1. mendapatkan keterangan dari pihak-pihak tertentu melalui teknik wawancara
jawaban atas pertanyaan siapa, apa, dimana, dengan apa, mengapa, bagaimana,
dan bilamana;
d) pembuntutan (surveillance):
1. mengikuti seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana atau orang lain
pidana; dan
e) pelacakan (tracking):
teknologi informasi;
f) penyamaran (undercover):
40
3. khusus kasus peredaran narkoba, dapat digunakan teknik penyamaran sebagai
calon pembeli (undercover buy), penyamaran untuk dapat melibatkan diri dalam
dengan cara:
1. mengkompulir dokumen yang diduga ada kaitan dengan tindak pidana; dan
Tahapan pengiriman SPDP seperti yang terdapat pada point (2), diatur secara
yaitu :
(1) SPDP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, dibuat dan dikirimkan
c. jenis perkara, Pasal yang dipersangkakan dan uraian singkat tindak pidana yang
disidik;
41
Tahapan Upaya Paksa seperti yang terdapat pada point (3), diatur secara lebih
a. pemanggilan;
b. penangkapan;
c. penahanan;
d. penggeledahan;
e. penyitaan; dan
f. pemeriksaan surat.
Tahapan Pemeriksaan seperti yang terdapat pada point (4), diatur secara lebih
mendapatkan keterangan saksi, ahli dan tersangka yang dituangkan dalam berita
maupun barang bukti dalam peristiwa pidana yang terjadi menjadi jelas.
42
(3) Penyidik/penyidik pembantu yang melakukan pemeriksaan sebagaimana
Tahapan Gelar Perkara seperti yang terdapat pada point (5), diatur secara lebih
dengan cara:
Tahapan Penyelesaian Berkas Perkara seperti yang terdapat pada point (6),
diatur secara lebih rinci di dalam Pasal 73 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
meliputi tahapan:
b. pemberkasan.
(2) Pembuatan resume berkas perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, sekurang-kurangnya memuat:
a. dasar Penyidikan;
43
d. analisis yuridis; dan
e. kesimpulan.
kurangnya memuat:
b. daftar isi;
d. laporan polisi;
f. administrasi Penyidikan;
g. daftar Saksi;
(5) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi persyaratan formal
(6) Setelah berkas lengkap dan memenuhi syarat segera dilakukan penjilidan dan
penyegelan.
pada point
44
(7), diatur secara lebih rinci di dalam Pasal 74 Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik
yaitu :
(1) Penyerahan berkas perkara kepada JPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal
b. tahap kedua, penyerahan tanggung jawab Tersangka dan barang bukti setelah
(2) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari berkas perkara tidak dikembalikan
Tahapan Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti seperti yang terdapat pada
point (8), diatur secara lebih rinci di dalam Pasal 75 Peraturan Kepala Kepolisian
(1) Penyerahan tersangka dan barang bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 huruf h, dibuatkan berita acara serah terima tersangka dan barang bukti yang
yang menerima.
45
(3) Penyerahan tanggung jawab atas barang bukti dapat dilaksanakan di tempat
yang terdapat pada point (9), diatur secara lebih rinci di dalam Pasal76 Peraturan
dilakukan apabila:
(4) Dalam hal penghentian penyidikan dinyatakan tidak sah oleh putusan pra
46
kembali dengan menerbitkan surat ketetapan pencabutan penghentian penyidikan
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
47
B. Undang-undang
(http://wikimapia.org/16971843/id/MAKO-DIT-POLAIR-
(http://www.polair.or.id/index.php/home/57-ur-
binfung/934pedoman-pelaksanaan-tugas-fungsi-polair-dalam-
2013).
48
49