Anda di halaman 1dari 11

Pencernaan

Pada Aves

Gambar
Struktur Pencernaan Aves
(Sumber : Wandy, 2012)

Esofagus

Tabung fleksibel menghubungkan mulut dengan tembolok dan dengan ventrikulus,


mengantarkan makanan yang masuk ke dalam mulut menuju tembolok. Dinding esofagus
menghasilkan lendir yang mengandung zat antimikroba, membunuh bakteri yang ikut tertelan
bersama makanan. Esofagus mengalami pelebaran yang disebut tembolok untuk membentuk
kantung penyimpan makanan dalam beberapa waktu. (Jacob dkk, 2013)

Tembolok crop

Tembolok (crop) merupakan pelebaran dari esofagus. Berbentuk kantung yang berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan untuk sementara waktu. Disini, makanan mengalami
proses pencernaan dan perlu diketahui, bahwa tembolok tidak menghasilkan enzim
pencernaan, namun enzim pencernaan dari dalam mulutlah yang melanjutkan pencernaan di
dalam tembolok. (Tenzer,2014)

Lambung proventrikulus

Makanan yang disimpan di tembolok secara perlahan oleh esofagus dialirkan ke dalam lumen
lambung proventrikulus. Pro berarti sebelum, dan ventrikulus berarti lambung, artinya
lambung sebelum lambung (empedal). Pada golongan aves, ada 2 jenis lambung
proventrikulus dan ventrikulus (empedal).

Proventrikulus disebut juga sebagai lambung yang sesungguhnya, seperti halnya pada
manusia. Hal ini karena proventrikulus menghasilkan getah lambung yang melaksanakan
fungsi pencernaan secara kimiawi dan oleh karena itu proventrikulus disebut juga sebagai
perut kelenjar. Getah lambung mengandung enzim-enzim pencernaan (seperti pepsin) dan
asam klorida (HCL) yang memecah makanan menjadi partikel-partikel yang lebih
kecil. (Jacob dkk, 2013)

Empedal/Ventrikulus
Lambung ini dikenal sebagai lambung mekanik. Tersusun atas otot-otot yang kuat guna
menggerus makanan yang terlumat oleh enzim-enzim pencernaan dari mulut dan
proventrikulus. Terdapat massa kerikil/pasir kecil di dalam empedal untuk membantu
mengunyah makanan yang masuk. Karena ayam dan unggas lainnya tidak memiliki gigi,
maka keberadaan kerikil/pasir ini menggantikan fungsi gigi dalam mengunyah makanan.
Kerikil/pasir ini dapat ikut tergerus akibat gerakan otot-otot empedal dan asam klorida dari
proventrikulus. Oleh karena itu, ayam akan memakan kerikil-kerikil kecil untuk
menggantikan keberadaan kerikil/pasir tersebut. Kandungan mineral yang terdapat
kerikil/pasir/batu kecil akan diserap oleh saluran pencernaan ayam guna memenuhi
kebutuhan mineral, salah satunya adalah kandungan kalsium di dalam batu kapur yang sangat
dibutuhkan untuk membentuk cangkang telur. Dinding empedal dilapisi oleh selaput tipis
yang berguna untuk melindungi dari paparan asam kuat HCL dari proventrikulus. (Jacob dkk,
2013)

Usus halus (Intestine)

Seperti halnya pada manusia, usus halus pada ayam terbagi menjadi tiga bagian, duodenum,
jejenum, dan ileum. Duodenum, dikenal juga kenal loop duodenum karena bentuknya yang
melengkung merupakan muara bagi sekret yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan, hati,
dan pankeas. Hati mengeluarkan garam empedu yang membantu dalam pencernaan lemak
dan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vit. A,D,E,K). Pankreas mensekresikan
enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Enzim-enzim ini berperan dalam
pemecahan makromolekul makanan, karbohidrat, lemak, dan protein. Dinding duodenum
menghasilkan enzim erepsin yang membantu memecah senyawa protein serta enzim pemecah
disakarida karbohidrat. Pemecahan makanan oleh enzim-enzim dari duodenum tetap berjalan
ktika makanan menyusuri saluran sepanjang 120cm serta disebut sebagai jejenum.
Divertikulum Merckel, semacam tonjolan yang keluar pada permukaan luar saluran
pencernaan merupakan tanda perbatasan antara jejenum dengan ileum. Divertikulum
Merckel ini merupakan tempat menempelnya kantung kuning telur (yolk sacs) pada ayam
betina. Peyerapan sari-sari makanan berlangsung di ileum yang mengandung banyak
pembuluh darah dan pembuluh limfa dengan juntaian vili dipermukaan dinding ileum
membantu memperluas wilayah penyerapan nutrisi. (Jacob dkk, 2013)

Usus besar (Intestinum krassum)

Ini adalah saluran pendek yang merupakan saluran terakhir dari sistem pencernaan seekor
ayam. Sebagian besar air akan diserap di dalam usus besar. Selanjutnya akan bermuara di
rektum dan akan dibuang melalui kloaka.pada beberapa Aves dapat dibedakan menjadi kolon
dan rektum(Tenzer,2014)

Kloaka

Ayam dan beberapa vertebrata lainnya tidak memiliki anus, melainkan memiliki saluran
pembuangan yang disebut kloaka. Anus merupakan lubang yang khusus membuang sisa
makanan dari sistem pencernaan. Sedangkan kloaka adalah muara akhir pembuangan dari
saluran urin, saluran reproduksi, dan saluran pencernaan. Urine dan feses akan dikeluarkan
secara bersamaan. Feses ayam dan unggas lainnya mengandung buangan nitrogen hasil
pemecahan protein yaitu asam urat (ditujukan dengan warna bercak putih pada feses ).
Populasi bakteri probiotik juga akan ikut terbuang bersama feses. Biasanya, anak ayam akan
memakan kotoran induknya guna memperoleh populasi bakteri ini untuk sistem pencernaan
mereka. (Jacob, 2013)

Pada Reptilia
Gambar
Struktur Pencernaan
Reptilia
(Sumber : Nanang,
2016)

Gambar sistem pencernaan makanan aligator dari sisi ventral


(Sumber : Sukiya,2010)

Sistem pencernaan pada reptilia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Pada umumnya reptil adalah karnivora.saluran pencernaanya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus, kloaka. Dan kelenjar pencernaanya teridiri atas kelenjar ludah,
pankreas dan hati (Sukiya,2010).
Rongga Mulut
Rongga mulut disusun oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing
rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut.gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada
lantai faring,ujungnya bercabang dan dapat digunakan untuk menangkap mangsa
(Tenzer,2014).
Faring (tekak) dan Kerongkongan (Esophagus)
Faring merupakan celah masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan berikutnya yaitu
esofagus. Letak esofagus di arah dorsal dan sejajar dengan trakea, berbetuk kecil dan memanjang.
Lambung yang berbentuk silindris (bumbung panjang), berdinding muskular sebagai pelebaran dari
esofagus, terletak di sebelah kiri rongga perut. (Sukiya,2010).
Lambung
Lambung berfungsi untuk menyimpan makanan, melanjutkan pencernaan mekanis, dan
pencernaan kimiawi. Pada reptilia, lambung tetap lurus dan sedikit melengkung, tetapi pada buaya,
membulat dan berotot sangat kuat.Setelah itu, makanan akan dialirkan menuju usus halus melalui
sfingter piloris. (Tenzer,2014)
Intestinum
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus besar.Pada usus halus, permukaanya diperluas dengan
adanya tonjolan-tonjolan (jonjot) yang menjorok ke dalam lumen, yang disebut villus. Setiap villus
mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa.di tempat ini terjadi arbsorbsi sari makanan.
Sedangkan pada usus besar, terjadi penyerapan air dan pembentukan feses.pada beberapa reptilia
dapat dibedakan menjadi kolon dan kloaka.usus besar berakhir pada suatu ruangan yang disebut
kloaka yang juga merupakan muara dari sistem urinaria dan sistem reproduksi.kloaka mempunyai
lubang pengeluaran yang disebut lubang kloaka (Tenzer,2014).
Kelenjar pencernaan terdiri atas hati dan pankreas. Pada hati kadal, terdiri atas dua
belahan (gelambir = lobus) kanan dan kiri berwarna coklat kemerahan, sedangkan pankreas
terletak di antara lambung dan duodenum berbentuk pipih kekuningan.Kandung empedu
merupakan tempat untuk menampung empedu yang dihasilkan oleh hati, terletak di antara
kedua belah hati. Saluran empedu bermuara pada usus halus bagian anterior. Limpa terletak
di dekat pankreas, merupakan organ hemopoietik (organ pembuat sel darah) dan juga
merombak sel-sel darah yang sudah tua atau rusak, berbentuk oval atau bulat. (Sukiya,2010).
Sistem Pencernaan pada Amphibi

Gambar
Sistem Pencernaan pada Amphibi
(Sumber : Sukiya, 2010)

Mulut dan Rongga Mulut

Rongga mulut pada Amphibi Lidah katak berlekuk atau bercabang di ujungnya dan
berpangkal di ujung rahang bawah. Lidah katak sawah dalam kondisi biasa dan tidak sedang
digunakan dilipat ke arah proksimal (Gambar 5). Rahang atas bergigi, dan terdapat pula gigi
kerucut (gigi vomer, yang akan terasa bergerigi jika diraba dengan ujung jari), yang digunakan
unruk mencengkeram mangsa sedangkan rahang bawah tidak bergerigi (Sukiya,2010)

Lidah dan Faring

Lidah pada amphibi merupakan lidah primer, yaitu lidah tidak berdaging.bagian
pangkalnya melekat pada lantai faring dan dapat dijulurka untuk menangkap mangsa. Faring
adalah daerah di antara bagian belakang rongga mulut sampai permulaan esophagus.pada
umunya, faring amphibi umumnya pendek . merupakan pertemuan antara jalur pencernaan dan
jalur pernafasan. (Tenzer,2014).
Esophagus

Esophagus merupakan tabung penyalur makanan, menghubungkan antara mulut dan


lambung.keistimewaan struktur histologi esophagus adalah; epitelium pada tunika mukosa
merupakan epitelium berlapis banyak pipih, pada hewan yang menelan makanan kasar
mengalami penandukan. Pada bagian lapisan (tunika) submukosa terdapat kelenjar esofagus,
dibagian ujung distal esophagus terdapat kelenjar kardia. Tunika muskularis eksterna terdiri
dari otot sirkuler di sebelah dalam dan otot ongitudinal di sebelah luar (Tenzer,2014).

Lambung

Lambung amphibi berdinding tebal, berwarna putih, terletak di rongga perut sebelah kiri.
Pilorus merupakan daerah penyempitan di ujung kaudal lambung. Pilorus ini dapat melebar
ataupun menyempit sesuai dengan keadaan asam-basa dari cairan yang terdapat dalam lambung,
serta adanya perbedaan tekanan antara lambung dan usus (Sukiya,2010).

Lambung amphibi pada umunya relatif lurus dan sederhana.lambung pada amphibi
berfungsi untuk menyimpan makanan, melanjutkan proses pencernaan kimiawi. Struktur
histologi lambung seperti struktur histologi saluran pencernaaan pada umumnya. Epitel
mukosa merupakan epitel berlapis tunggal silindris. Permukaan tunika mukosa membentuk
lekukan-lekukan ke arah lamina propia, disebut fovea gastrika (rugae). Tunika muskularis
eksterna terdiri dari tiga lapis otot polos: sebelah luar longitudinal, tengah sirkuler dan sebeah
daam miring. Pada ujung anterior lambung, otot sirkuler dan otot miring membentuk suatu
cincin katup yang disebut sfingter kardia, untuk mengatur masuknya makanan dari esofagus ke
lambung , dan pada ujung posterior lambung membentuk sfingter pilori untuk mengatur
turunnya makanan ke dalam duodenum.(Tenzer,2014).

Usus dan Kloaka

Usus halus katak sawah walaupun dapat dibedakan menjadi duodenum (usus duabelas
jari), yeyenum, dan ileum, akan tetapi batas pasti antara ketiganya sulit dikenali. Rektum atau
usus besar merupakan muara dari ileum, dan berakhir sebagai kloaka (Sukiya,2010).

Pada amphibi, permukaan dalam usus halus diperluas dengan adanya tonjolan-tonjolan
yang menjorok ke dalam yang disebut villus.Pada duodenum villi berbentuk daun menjari
berlapis-lapis. Di daerah yeyunum villi lebih pendek dan menjari.Pada ileum villi paling
pendek membentuk menjari. Epitel pada mukosa. Usus halus dan usus besar dipisahkan oeh
sfingter ileosikal (Tenzer,2014).

Hati yang menghasilkan cairan empedu, dan cairan ini dialirkan lewat saluran hepatikus
ditampung di kandung empedu. Cairan empedu keluar dari kandung empedu lewat saluran
sistikus dan saluran koledokus yang bermuara pada duodenum. Letak pankreas meliputi
(menutupi) saluran koledokus, mempunyai saluran pelepasan yang disebut saluran
pankreatikus, dan saluran ini bermuara pada saluran koledokus. Enzim-enzim yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas adalah lipase, amilase, dan enterokinase. Limpa tidak termasuk dalam
sistem pencernaan, berbentuk bulat kecil, berwarna merah, terletak di dekat rektum, dan terikat
oleh mesenterium (jaringan penggantung usus) (Sukiya, 2014)

PERNAFASAN

Aves

Gambar

Sistem Pernapasan
Aves . (Sumber :
Raden, 2016).

Bangsa burung mempunyai sistem pernafasan yang unik, yaitu pernafasan paru-paru yang
dilengkapi dengan sistem kantong-kantong udara. Sepasang paru-parunya relatif kecil , hanya
dapat mengembang sedikit, dan dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. Selama inspirasi
(pemasukan udara), relaksasi otot-otot toraks dan abdomen memperluas rongga toraks dan
abdomen; dan kontraksi otot-otot tersebut mengeluarkan udara pernafasan selama ekspirasi
(Tenzer,2014).
Udara masuk melalui lubang hidung luar dan memasuki farin melalui lubang hidunh
dalam. Udara melewati glotis, suatu ruangan sempit yang dibatasi oleh larig, menuju trakhea.
Trakhea merupakan suatu pipa yang tersusun menjadi dua bronkhus primer, tempat
percabangan disebut bifurkatio trakhea. Dari bronkhus primer tumbuh 4 bronkhus sekunder
atau ventrobronkhi yang memasuki paru-paru di bagian ventral agak ke anterior, berlanjut ke
bagian ventromedial paru-paru. Bronkhus primer kemudian menumbuhkan 7-10 dorsobronkhi
di atas permukaan dorsolateral paru-paru. Ventrobronkhi dan dorsobronkhi dihubungkan oleh
ratusan parabronkhi yang berdiameter sekitar 1mm. Beribu-ribu kapiler udara bercanang tegak
lurus dari setiap parabronkhus dan di dalam ruangan inilah terjadi pertukaran udara pernafasan
(Tenzer,2014).

Kantong udara (sakus pneumatikus) adalah suatu kantong berdinding tipis yang
merupakan penonjolan dari paru-paru. Umumnya burung mempunyai 5 pasang kantong udara ,
yaitu kantong servikal, kanong interklavikular, kantong torasika anterior , kantong torasika
posterior dan kantong udara abdominal.Bronkhus primer berakhir pada kantong udara
abdominal. Kantong-kntong torasika posterior berhubungan dengan bronkhus primer melalui
latebronkhi, pasangan kantong torasika anterior berhubungan dengan ventroronkhus yang
ketiga, sedangkan kantong-kantong servikal berhubungan dengan ventrobronkhus pertama
(Tenzer,2014).

Disamping berfungsi untuk membantu pernafasan (terutama pada waktu terbang),


kantong -kantong udara juga berfungsi untuk mencegah hilangnya panas badan yang
berlebihan, mengatur berat jenis badan dan membantu memperkeras suara. Burung mempunyai
siring (kotak suara) yang unik, trdapat pada bifurkatio trakhea. Siring tersusun dari beberapa
cincin tulang rawan trakhea yang paling kaudal dan cincin rawan bronkhus yang paling
kranial.(Tenzer,2014)

PADA REPTILIA

Gambar
Sistem Pernafasan Reptilia
(Sumber Hartono,2016)
Pada umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Selain dengan paru-
paru, kura-kura dan penyu pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit tipis dengan bayak
kapiler darah yang da di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara bersama saluran
reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan (Hikmat, 2014).
Pada reptilian pada umumnya udar luar masuk melalui lubang hidung, lalu trakea,
bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong.
Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru terjadi karena ada kontraksi otot pada
tulang rusuk. Paru-paru tersusun atas gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran
gas terjadi di kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan
karbondioksida bersama uap air di keluarkan (Muazatin, 2013).
Pada beberapa jenis reptilian yang hidup di air, lubang hidungnya dapat ditutup oleh
klep, misalnya pada buaya. Selain iu pada buaya, saat menyelam, lubang batang
tenggorokannya dapat ditutup oleh lipatan kulit, sehingga air tidak masuk ke dalam paru-
paru. Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-
paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif
(Muazatin, 2013).
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal
misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan
hewan tersebut melayang di udara (Yuli, 2011).

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa


reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia
umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-
paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Umumnya reptilia mempunyai
trachea yang panjang dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Udara
keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada
reptilia lebih maju dari Amphibi. Laring terletak di ujung anterior trachea. Dinding laring
dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea. Trakhea dan bronkhus
berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat percabangan
trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam paru-paru
dan tidak bercabang-cabang lagi. Paruparu reptilia berukuran relatif besar, berjumlah
sepasang. Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior
lebih banyak berpetak daripada bagian posterior (Sridianti, 2014).
Amphibi
Gambar.
Sistem Pernapasan Amphibi
(Sumber : Hartono, 2015)

Pernafapan pada amphibi terdiri dari pernapasan kulit dan pernapasan paru-paru.
Pernapasan Kulit
Kulit amphibia sangat tipis (setebal 5-8 sel), banyak mengandung kelenjar mukosa
sehingga selalu basah, dan kaya akan kapiler darah yang merupakan lanjutan dari arteri
kutanea memungkinkan amphibia untuk melakukan pernafasan kulit. Pernafasan kulit terjadi
baik didarat maupun di dalam air (Tenzer,2014).
Urodela akuatik memperoleh kebutuhan oksigennya melalui pernafasan kulit, katak
pohon dan katak darat 1/3. Sebagian besar pengeluaran CO2 pada amphibia dilakukan
melalui kulit.Disamping melalui pernafasan kulit, katak juga melakukan pernafasan melalui
rongga mulut yang banyak mengandung kapiler darah (Tenzer, 2014).

Pernafasan Paru-Paru
Jalan udara pernafasan pada amphibia adalah sebagai berikut:
Udara masuk melalui lubang hidung luar masuk rongga hidung lubang hidung dalam
rongga mulut laring trakhea bronkhus paru-paru (pulmo) (Tenzer,2014)
Lubang antara faring dan laring disebut glotis.bronkhus sangat pendek, merupakan
percabangan dari trakhea yang juga sangat pendek.tidak terdapat bronkhiolus.Paru-paru
merupakan sepasang kantong elastis.permukaan dalamnya mengalami kemunduran :
kebanyakan spesies kehilangan seluruh paru-parunya. Fungsi pernafasan untuk hewan-hewan
tersebut dilakukan oleh kulit dan kadang-kadang oleh insang (Tenzer,2014).
Pada amphibi terjadi mekanisme dua system atau fase pernafasan, yaitu fase inspirasi
dan ekspirasi. Keduanya terjadi saat mulut tertutup.
1. Fase inspirasi adalah saat udara ( kaya oksigen ) yang masuk lewat selaput rongga mulut
dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah
sebagai berikut.
Otot Sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen (O2)
masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke
paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen di ikat oleh
darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida di
lepaskan ke lingkungan.
2. Fase ekspirasi
Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara paru-paru tertekan kelura dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak
menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang juga di ikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut
mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Jakarta: Erlangga.


Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.
Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. New York: The Mac Millan
Press.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sukiya.2010. Bahan Ajar Sistem Pencernaan Makanan Hewan Vertebrata.Yogyakarta :
Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan
Biologi.
Tenzer dkk.2014. Struktur Perkembangan Hewan (SPH 1) (Bagian 1).Malang : Jurusan
Biologi Unversitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai