Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besar dan dampak masalah
Perubahan atau transisi epidemiologi yang terjadi sekarang ini di Indonesia tidak
lepas dari adanya hubungan paralel dengan transisi demografi dan transisi
teknologi. Transisi ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit
infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif seperti
tekanan darah, stroke, kanker, diabetes mellitus serta man made diseases. Hal ini
merupakan salah satu faktor utama dalam masalah morbiditas dan mortalitasi di
Indonesia.1 Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP) dari 140
mm Hg atau lebih, atau tekanan darah diastolik (DBP) dari 90 mm Hg atau lebih,
atau minum obat antitekanan darah.2. Prevalensi tekanan darah sistolik tinggi
diantara pilot militer Indonesia sebesar 4,7 %. 3 Tekanan darah diastolik (DBP)
diasumsikan menjadi parameter hemodinamik yang paling relevan untuk
prognosis penderita tekanan darah sampai tahun 1980. Sedangkan peningkatan
tekanan sistolik dianggap sebagai konsekuensi dari proses penuaan/aging. Namun
berdasarkan beberapa studi epidemiologi dan laporan yang ada dewasa ini,
menunjukkan adanya perubahan mengenai pengakuan terhadap peningkatan
tekanan darah sistolik dalam prognosis hipertensi.4

Dalam dunia penerbangan, keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan


hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pilot diharuskan memiliki kesehatan
fisik dan mental yang prima dalam menjalankan tugasnya. Jika terjadi kesalahan
dalam menilai kesehatan pilot seperti gagal untuk mendiagnosa dan mengobati
tekanan darah secara tepat, maka keselamatan penerbangan akan terganggu dan
menimbulkan akibat yang fatal. Pilot dengan tekanan darah sistolik yang tinggi
memiliki risiko stroke dan gangguan jantung. Kedua kondisi tersebut akan
menyebabkan inkapasitasi mendadak (kondisi yang menimbulkan
ketidakmampuan secara tiba-tiba) dalam menjalankan tugas seorang pilot. Hal ini
akan mengganggu keselamatan dan keamanan dalam penerbangan.5,6

1 Universitas Indonesia
2

Faktor risiko dominan


Tekanan darah sistolik memiliki beberapa factor risiko selain dengan
bertambahnya usia. Pada usia muda, factor risiko tekanan darah sistolik antara lain
obesitas dan denyut nadi.3 Dari studi terdahulu didapatkan pilot dengan rata-rata
jam penerbangan diatas 300 jam per tahun mempunyai risiko peningkatan tekanan
darah sistolik tinggi sebesar 5 kali dibandingkan dengan dibawah 300 jam per
tahun. Sedangkan menurut jam terbang total, pilot dengan jam terbang diatas 1400
jam memiliki risiko peningkatan tekanan darah sistolik 3,6 kali dibandingkan
dengan jam terbang dibawah 1400.7 Dari studi lain juga didapatkan, dari sebanyak
126 pria sehat (umur 20-66 tahun) yang bekerja di kantor. Tekanan darah sistolik
terisolasi (ISH) ditemukan berkaitan dengan jumlah waktu lembur dalam
pekerjaan tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan dengan faktor biologis
pilot.5 Dari penelitian lain yang menghubungkan antara hematokrit dengan
tekanan darah sistolik, didapatkan kesimpulan bahwa kenaikan
tekanan darah sistolik untuk setiap unit hematokrit berkisar antara 0.410 dan 0,620
mm Hg dan prevalensi hipertensi setidaknya dua kali lebih besar bagi orang-orang
dengan tingkat hematokrit 10 unit lebih tinggi dari nilai normal. 8

Alasan penelitian tambahan


Tekanan darah sistolik tinggi memiliki beberapa faktor risiko. Berdasarkan
analisis ulang melalui komunikasi personal dengan peneliti sebelumnya, hasil
menunjukkan adanya faktor risiko total jam terbang tinggi yang masih dalam
batas ambang/borderline (95% batas kemaknaan, P suaian=0.082). Selain itu
belum adanya penelitian yang menghubungkan antara tekanan darah sistolik
dengan total jam terbang pilot maskapai sipil. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian tentang total jam terbang serta faktor-faktor risiko lain yang
mempengaruhi tekanan darah sistolik tinggi pada pilot sipil di Indonesia.

1.2 Permasalahan
Adanya pengaruh kemajuan teknologi dan faktor demografi pada setiap individu,
maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya masing-masing akan
menjadi faktor utama mortalitas dan morbiditas. Pilot memerlukan kesehatan fisik

Universitas Indonesia
3

dan mental yang prima. Jika ada sedikit gangguan dalam hal tersebut, maka akan
mengganggu keselamatan dan keamanan selama penerbangan berlangsung. Dalam
beberapa studi terdahulu, paparan biasa dalam kondisi penerbangan komersial
telah terbukti mempengaruhi tingkat tekanan darah/blood pressure. Selama
penerbangan, tekanan kabin setara dengan ketinggian 1524-2438 meter akan
menyebabkan oksigen berkurang sebesar 15% dan tekanan atmosfer yang
berkurang. Dalam kondisi ini, tekanan darah akan mengalami perubahan, yaitu
9
tekanan darahnya akan meningkat dan sering disebut dengan tekanan darah.
Penelitian ini dibuat karena saat ini belum ada penelitian tentang faktor risiko total
jam terbang terhadap tekanan darah sistolik pada pilot maskapai sipil di Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Dibuktikannya beberapa pengaruh faktor-faktor risiko terhadap tekanan darah
sistolik tinggi diantara pilot maskapai penerbangan sipil.

1.3.2 Tujuan khusus utama


Dibuktikannya pengaruh total jam terbang terhadap tekanan darah sistolik tinggi
diantara pilot maskapai penerbangan sipil

1.3.3 Tujuan khusus lainnya


a) Dibuktikannya pengaruh kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji
terhadap tekanan darah sistolik tinggi di antara pilot maskapai
penerbangan sipil.
b) Dibuktikannya pengaruh kebiasaan olahraga terhadap tekanan darah
sistolik tinggi di antara pilot maskapai penerbangan sipil
c) Dibuktikannya pengaruh usia terhadap tekanan darah sistolik tinggi di
antara pilot maskapai penerbangan sipil.
d) Dibuktikannya pengaruh indeks massa tubuh > 24.9 terhadap tekanan
darah sistolik tinggi di antara pilot maskapai penerbangan sipil.
e) Dibuktikannya pengaruh hematokrit terhadap tekanan darah sistolik tinggi
di antara pilot maskapai penerbangan sipil

Universitas Indonesia
4

f) Dibuktikannya pengaruh denyut nadi terhadap tekanan darah sistolik


tinggi di antara pilot maskapai penerbangan sipil

1.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis utama: Subjek yang memiliki total jam terbang tinggi mempunyai
risiko lebih tinggi menderita tekanan darah sistolik tinggi
dibandingkan yang memiliki total jam terbang rendah.
Hipotesis ke dua: Subjek yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan siap saji memiliki risiko lebih tinggi menderita
tekanan darah sistolik tinggi dibandingkan dengan subjek
yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan siap saji.
Hipotesis ke tiga: Subjek yang memiliki kebiasaan olahraga mempunyai
risiko menderita tekanan darah sistolik tinggi
dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan
olahraga..
Hipotesis ke empat Subjek yang memiliki usia diatas 40 tahun mempunyai
risiko menderita tekanan darah sistolik tinggi
dibandingkan dengan yang memiliki usia dibawah 40
tahun.
Hipotesis ke lima: Subjek yang memiliki indeks massa tubuh > 24.9
mempunyai risiko lebih tinggi menderita tekanan darah
sistolik dibandingkan yang memiliki indeks massa tubuh
< 24.9.
Hipotesis ke enam: Subjek yang mempunyai nilai hemtokrit tinggi memiliki
risiko lebih tinggi menderita tekanan darah sistolik tinggi
dibandingkan dengan subjek mempunyai nilai hemtokrit
normal.
Hipotesis ke tujuh: Subjek yang mempunyai denyut nadi tinggi memiliki
risiko lebih tinggi menderita tekanan darah sistolik tinggi
dibandingkan dengan subjek mempunyai denyut nadi
normal.

Universitas Indonesia
5

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi unsur-unsur
terkait, antara lain sebagai berikut:
a) Manfaat bagi pilot maskapai sipil
Untuk mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan risiko tekanan darah
sistolik tinggi pada pilot maskapai sipil. Selain itu juga dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dalam menyusun atau membuat, melaksanakan dan
mengevaluasi program pencegahan dan deteksi dini terhadap risiko
penyakit hipertensi dan gangguan-gangguan kardiovaskuler lainnya pada
maskapai penerbangan sipil, sehingga kesehatan fisik dan mental pilot
akan terjamin senantiasa prima dan keselamatan serta keamanan
penerbangan dapat dipertahankan. Bila ada pilot yang mengalami tekanan
darah sistolik tinggi maka dapat dilakukan intervensi dan penilaian serta
evaluasi mengenai faktor-faktor risiko yang terjadi dalam pekerjaannya di
dunia penerbangan.
b) Manfaat bagi peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menambah
pengalaman dan pengetahuan khususnya di bidang penelitian masalah
tekanan darah sistolik tinggi pada pilot maskapai sipil di Indonesia.
c) Manfaat bagi dunia pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain untuk
mengembangkan penelitian-penelitian lainnya serta faktor-faktor lain yang
memengaruhi terjadinya tekanan darah sistolik tinggi.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai