Kalor
A. Kalor (Q)
Kalor adalah salah bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu yang tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Besarnya kalor sebanding dengan massa (m), kalor jenis (c), dan perubahan
suhunya (T). Secara matematis, kalor dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam satuan SI, satuan kalor adalah joule (J). Ingat Konversi satuan kalor berikut!
Satu kalori dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1C air
murni yang massanya 1 gram. Alat untuk mengukur kalori dinamakan Kalorimeter.
termometer
pengaduk
gabus
penutup
kalorimeter
bejana luar
gabus
FISIKA 163
D. Asas Black
Asas Black merupakan prinsip keseimbangan kalor yang bunyinya:
Pada campuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima zat yang bersuhu rendah.
Qlepas = Qserap
Q m1c1T1 = m2 c2 T2
C=
T m1c1 (T1 - Tc )= m2 c2 (Tc - T2 )
Keterangan:
m1 = massa zat yang memiliki suhu yang lebih tinggi (kg)
m2 = massa zat yang memiliki suhu yang lebih rendah (kg)
c1 = kalor jenis zat yang memiliki suhu yang lebih tinggi (J/kgC)
c2 = kalor jenis zat yang memiliki suhu yang lebih rendah (J/kgC)
Keterangan:
Melebur atau mencair perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
Membeku perubahan wujud zat dari cair menjadi padat.
Menguap perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
Mengembun perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
Mengkristal perubahan wujud zat dari gas menjadi padat
Menyublim perubahan wujud zat dari padat menjadi gas.
F. Kalor Laten
Kalor yang diperlukan oleh tiap satuan massa zat untuk mengubah wujudnya disebut kalor laten. Jenis-
jenis kalor laten, yaitu:
1. Kalor lebur (L) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi
zat cair.
2. Kalor beku (B) adalah banyaknya kalor yang dilepaskan utuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi
zat padat
3. Kalor uap atau kalor didih (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg
zat cair menjadi gas.
4. Kalor embun (E) adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg gas menjadi zat
cair.
FISIKA 165
Dari es dengan suhu <0C sampai es 0C, kalor yang diserap: Q = mes. ces.t
Dari es dengan suhu 0C sampai air 0C (es melebur), kalor yang diserap: Q = mes. Les
Dari air dengan suhu 0C sampai air 100C, kalor yang diserap: Q = ma.ca.t ma= mes
Dari air dengan suhu 100C sampai uap 100C (air mendidih), kalor yang diserap: Q = ma.U
Dari uap dengan suhu 100C sampai uap jenuh, kalor yang diserap: Q = mu.cu.t mu= mes
G. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran) adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dimana
partikel-partikel zat perantara tersebut tidak berpindah.
Berdasarkan daya hantar panasnya maka zat dikelompokkan menjadi dua yaitu konduktor dan isolator:
Rumus konduksi:
Q T
= H = k.A
t L
Keterangan:
H = perambatan kalor tiap satuan waktu (J/s)
K = koefisien konduksi termal (W/m.K)
T = perbedaan suhu (K)
A = luas penampang (m2)
L = panjang (m)
Perpindahan kalor secara konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor karena aliran zat yang dipanaskan.
Konveksi terjadi pada zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan zat gas. Banyaknya kalor yang meram-
bat tiap satuan waktu secara konveksi dapat dinyatakan dengan rumus:
H = h.A.T
Keterangan:
H = perambatan kalor tiap satuan waktu (J/s)
K = koefisien konveksi (W/m2.K)
T = perbedaan suhu (K)
A = luas penampang (m2)
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Perpindahan kalor dari matahari ke bumi terjadi
lewat radiasi (pancaran). Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi (pancaran) kalor
dinamakan termoskop.
Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan luas, tiap satuan waktu dapat dinyatakan rumus:
Q
= e AT 4
t
Keterangan :
Q = kalor yang di pancarkan benda (J)
e = emisivitas, besarnya tergantung sifat permukaan
= konstanta stefan - Boltzman = 5,672.10-8 W/m2k4
T = suhu mutlak (K)
A = luas penampang benda (m2)
T = selang waktu yang diperlukan (s)
Catatan :
Untuk benda hitam e = 1
Untuk benda bukan hitam 0 < e < 1
FISIKA 167
FISIKA 169
FISIKA 171
Jadi, faktor-faktor yang menentukan laju Jadi total kalori yang dibutuhkan adalah:
perambatan k alor pada logam adalah QT = Q1 + Q2 = 1000 + 80000 = 81000 = 8,1 104
konduktivitas logam, perbedaan suhu di ujung- kalori.
ujung logam, dan panjangnya. 12. Jawaban: E
10. Jawaban: D Kalor yang mengalir persatuan waktu melalui
Diketahui: suatu konduktor dapat dihitung dengan
ces = 0,5 kal/g.C rumus:
mes = 800 g Q kAT
=
t L
to = 12C
t1 = 0C Dari rumus di atas dapat disimpulkan bahwa
kalor yang mengalir persatuan waktu melalui
Ditanyakan: Banyak kalor yang dibutuhkan
suatu konduktor:
untuk menaikkan suhu 800 gram es dari suhu
Sebanding dengan selisih suhu antara
12C menjadi 0C (Q)?
kedua ujungnya.
Jawab:
Berbanding terbalik dengan panjang
Q = m.c. t
konduktor.
= 800.0,5. (0 (12))
Sebanding dengan luas penampang
= 400.12
konduktor.
= 4800 kalori = 4,8 103 kalori
Tergantung pada jenis konduktor.
FISIKA 173
A. Jenis-jenis Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium. Contoh
gelombang bunyi, gelombang tali, gelombang pegas, dan gelombang permukaan air.
2. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan medi-
um, contohnya adalah gelombang radio.
Keterangan:
1 gelombang = 1 lembah 1 puncak = ABCDE, EFGHI, CDEFG
Amplitudo = BB, DD, FF, dan HH
Puncak = ABC dan EFG
Lembah = CDE dan GHI
FISIKA 175
Rapatan
Regangan
1 t
Periode (T) T= atau T =
f n
1 n
Frekuensi (f) f= atau f =
T t
Panjang Gelombang () n = d
Kecepatan (v) v = f atau v =
T
Keterangan:
T = perioda (s)
f = frekuensi (Hz)
n = banyaknya gelombang
t = waktu (s)
v = kecepatan (m/s)
= panjang gelombang (m)
d = jarak gelombang (m)
Gelombang merambat dari titik O sebagai pusat koordinat menuju arah sumbu x positif.
t
o
y = Asin t
Keterangan:
y = simpangan gelombang = simpangan getaran titik yang dilalui (m)
A = amplitudo = simpangan maksimum (m)
w = kecepatan sudut (rad/s): w = 2pf dengan frekuensi getar
t = lamanya bergetar (s)
t
Fase Gelombang = t.f =
T
Sudut Fase Gelombang = wt
xp
Rumus Fungsi Gelombang y(x, t) = A sin t -
v
x
y p = A sin t
v
x
= A sin2 f t
Persamaan Gelombang v
x
= A sin 2 ft 2 f
v
y p = A sin(2 ft kx)
Keterangan:
yp = simpangan gelombang di titik P (m)
A = amplitudo getaran (m)
x = posisi titik P pada tali diukur dari titik asal (m)
v = laju perambatan gelombang (m/s)
w = kecepatan sudut getaran (rad/s) = frekuensi sudut gelombang
f = frekuensi getaran (Hz) = frekuensi gelombang
FISIKA 177
3. Superposisi Gelombang
Jika dua gelombang atau lebih merambat pada medium yang sama. Maka, gelombang-gelombang
tersebut akan datang di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi gelombang.
y
y=y
y1
y2
y = 2Acos sin t +
Persamaan Getaran Hasil Superposisi
2
2
2A cos
2
Amplitudo Gelombang Hasil Superposisi
4. Intensitas Gelombang
Intensitas gelombang didefinisikan sebagai jumlah energi bunyi per satuan waktu (daya) yang menem-
bus tegak lurus suatu bidang per satuan luas.
P
I=
A
Keterangan:
P = daya atau energi gelombang per satuan waktu (watt)
A = luas bidang (m2)
I = intensitas gelombang (W/m2)
5. Energi Gelombang
Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain. Ketika gelombang merambat melalui
medium, maka energi dipindahkan dalam bentuk energi getaran dari partikel satu ke partikel lain dalam
medium.
Pemantulan (interferensi)
D. Gelombang Eelektromagnetik
1. Hipotesis Maxwell
Menurut maxwell:
a. Perubahan medan magnetik akan menimbulkan perubahan medan listrik dan sebaliknya.
b. Perubahan medan listrik dan perubahan medan magnetik ini menghasilkan gelombang medan listrik
dan gelombang medan magnetik yang dapat merambat di ruang hampa.
c. Gelombang medan listrik (E) dan medan magnetik (B) kemudian dikenal dengan nama gelombang
elektromagnetik.
d. Kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik bergantung pada permitivitas listrik dan
permeabilitas magnetik medium.
e. Maxwell menyatakan kecepatan gelombang elektromagnetik dengan rumus:
1
c= = 3 10 8 m/s
FISIKA 179
Jika diurut dari frekuensi terbesar hingga frekuensi terkecil adalah sebagai berikut:
0,5
E. mensterilkan peralatan kedokteran
FISIKA 181
FISIKA 183
6. Jawaban: C
x (m)
2 4 6
Diketahui: tAB = 0,4 s
Ditanyakan: Persamaan gelombang?
-0,5
FISIKA 185
A. Mata
1. Bagian-Bagian dari Mata
Sifat bayangan yang terbentuk pada mata adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
3. Daya akomodasi
Daya akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah kecembungan lensa mata sehingga
bayangan dapat tepat jatuh pada retina.
Titik Jauh Titik terjauh dari mata yang masih dapat dilihat dengan mata dalam keadaan
(Punctum Remotum) tidak berakomodasi.
Titik dekat Titik terdekat dari mata yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata
(punctum proximum) dalam keadaan berakomodasi maksimal.
FISIKA 187
1 1 1
+ =
s s' f
1
P=
f
Keterangan:
s = titik terjauh mata normal = ~
s'= titik jauh penderita, bernilai () karena bayangan yang terlihat maya (dalam satuan m)
f = fokus lensa
P = kuat lensa (dioptri)
Sn Sn Sn Sn
M= M= +1 M= +
f f f x
Keterangan:
M = perbesaran sudut
Sn = jarak titik dekat pengamat (25 cm untuk mata normal)
f = jarak fokus
C. Mikroskop
Lensa Objektif
Tubus
Makrometer
Revolver
Mikrometer
Lensa Objektif
Stage
Cermin
1. Bagian-Bagian Mikroskop
Lensa Objektif Lensa yang dekat dengan objek
Lensa Okuler Lensa yang dekat dengan mata
Makrometer Pemutar Kasar
Mikrometer Pemutar Halus
Stage Tempat Objek
Tubus Penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler
Cermin Untuk menangkap cahaya
FISIKA 189
S'OB
Perbesaran Lensa Objektif MOB =
SOB
S'OK S
Perbesaran Lensa Okuler MOK = atau MOK = n
SOK fOK
S'OB
Perbesaran Lensa Objektif MOB =
SOB
Sn
Perbesaran Lensa Okuler MOK = +1
fOK
S'OB Sn
Perbesaran Mikroskop Total MTOT = +1
SOB fOK
Keterangan:
MOB = perbesaran dari lensa objektif
MOK = perbesaran dari lensa okuler
MTOT = perbesaran total pada mikroskop
SOB = jarak benda terhadap lensa objektif
S'OB = jarak bayangan terhadap lensa objektif
Sn = jarak titik dekat mata pengamat
fOK = jarak fokus lensa okuler
S'OB
Perbesaran Sudut Teropong M=
SOK
fOB
Perbesaran Tak Berakomodasi s'OB = fOB dan sOK = fOK M=
fOK
fOB Sn + fOK
Perbesaran Untuk Berakomodasi Maksimum s'OB = fOB, dan s'OK = Sn M= .
fOK Sn
2. Teropong Bumi
Teropong bumi digunakan untuk mengamati benda yang berada di permukaan bumi. Teropong bumi
terdiri dari tiga lensa cembung, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan lensa pembalik yang terletak dian-
tara lensa objektif dan lensa okuler. Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperbesar.
fOB
Perbesaran Sudut M=
fOK
Panjang Teropong d = fOB + 4fPB + fOK
fOB Sn + fOK
Perbesaran Sudut MOK = =
fOK Sn
FISIKA 191
FISIKA 193
FISIKA 195
= 0, 08 mm
d 2 Jawab:
Untuk mata berkomodasi maksimum
14. Jawaban: B
Diketahui: Sn = 30 cm
fok = 6 cm
fob = 1 cm
Sob = 1,5 cm
Ditanyakan: Perbesaran (M)?
Jawab:
S'OB Sn
M= +1
SOB fOK
FISIKA 197
A. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah gelombang yang membutuhkan medium udara dalam perambatannya, berbentuk longi-
tudinal, terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut, dan mem-
bentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah.
Sifat-sifat bunyi:
1. Tinggi rendah bunyi Menunjukkan besar frekuensi bunyi
2. Kuat lemahnya bunyi Menunjukkan besar amplitudo
3. Warna bunyi bunyi yang diterima oleh alat pendengaran berdasarkan sumber getarannya.
B. Efek Doppler
Efek Doppler merupakan perubahan frekuensi yang disebabkan gerak relatif antara sumber dan
pengamat. Jika keduanya bergerak saling mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi,
tetapi jika keduanya saling menjauh, frekuensi yang terdengar akan lebih rendah.
v vp
fp = fs
v v s
Keterangan:
fp = frekuensi pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber (Hz)
v = cepat rambat (m/s)
vs = cepat rambat sumber bunyi (m/s)
vp = cepat rambat pendengar (m/s)
F FL F
Cepat Rambat Gelombang Pada Dawai v= = =
m A
E
Cepat Rambat Bunyi Pada Zat Padat v=
Cepat Rambat Bunyi Pada Zat Cair v=
P RT
Cepat Rambat Bunyi Pada Zat Gas v= atau v =
M
Keterangan:
L = panjang kawat atau dawai (m)
F = tegangan kawat atau beban (N)
= massa kawat per satuan panjang (kg/m)
E = modulus Young (N/m2)
= massa jenis (kg/m3)
= modulus Bulk (N/m2)
R = tetapan molar gas (J/mol K)
M = massa satu mol gas
T = suhu termodinamika (K)
D. Sumber Bunyi
1. Dawai
v 1
Nada Dasar f1 = L = 1
2L 2
3v 3
Nada Atas Kedua L = 3
f3 = 2
2L
FISIKA 199
Nada Dasar
v 1
f1 = L = 1
2L 2
3v 3
Nada atas Kedua f3 = L = 3
2L 2
v 1
Nada Dasar f1 = L= 1
4L 4
3v 3
Nada Dasar Pertama f3 = = 3f1 L= 2
4L 4
5v 5
Nada Dasar Kedua f5 = = 5f1 L= 3
4L 4
P
I=
Intensitas Gelombang Bunyi A
P
I=
4 r 2
I
Taraf Intensitas Bunyi TI = 10log
Io
Keterangan:
E = energi gelombang bunyi (J)
k = tetapan/konstanta (N/m)
F. Pelayangan Bunyi
Karena bunyi adalah gelombang, maka dua bunyi yang frekuensi dan amplitudonya berbeda dapat ber-
gabung (superposisi) jika bertemu pada satu tempat. Efeknya, kamu bisa mendengar bunyi yang kuat
dan lemah bergantian. Ini disebut pelayangan bunyi. Frekuensi layangan bunyi adalah selisih frekuensi
dua bunyi. Jika f2 > f1, besar frekuensi pelayangan bunyi:
f = f2 - f1
G. Manfaat Bunyi
1. Sonar meterapi medis.
2. Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan teknik pulsa gema.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan tumor dan pertumbuhan abnormal.
3. Dalam dunia industri, dengan menggunakan bor-bor ultrasonik dapat dibuat berbagai bentuk atau
ukuran lubang pada gelas dan baja.
FISIKA 201
pendengar yang diam. Di dekat pendengar 10. Yang dimaksud dengan taraf intensitas bunyi
terdapat sumber bunyi lain yang memancarkan adalah ....
bunyi berfrekuensi 644 Hz. Jika cepat rambat A. jumlah energi bunyi yang merambat
gelombang bunyi di udara 320 m/s, maka B. perbandingan antara intensitas bunyi dari
frekuensi pelayangan bunyi yang diterima intensitas ambang
pendengar adalah .... C. jumlah frekuensi yang ditangkap tiap detik
A. 14 Hz oleh telinga
B. 6,7 Hz D. logaritma perbandingan antara intensitas
C. 4 Hz bunyi dengan intensitas ambang
D. 3 Hz E. jumlah energi bunyi tiap satuan waktu
E. 2,7 Hz tegak lurus tiap satuan luas bidang
8. Pipa organa tertutup A memiliki frekuensi 11. Taraf intensitas satu ekor lebah yang ber-
nada atas pertama yang sama tinggi dengan dengung adalah 10 dB. Jika bunyi dengung
frekuensi nada dasar pipa organa terbuka B. masing-masing lebah tersebut dianggap
Jika dalam keadaan yang sama panjang pipa identik dan intensitas ambang pendengaran
B = 20 cm, panjang pipa A adalah .... manusia 10 -12 W/m 2 maka intensitas bunyi
A. 90 cm dengung 1000 lebah adalah ....
B. 60 cm A. 10-8 W/m2
C. 30 cm B. 10-7 W/m2
D. 15 cm C. 10-6 W/m2
E. 7,5 cm D. 10-5 W/m2
9. Seorang pengendara sepeda motor memacu E. 10-4 W/m2
kendaraannya dengan kelajuan v 1 karena 12. Seseorang bergerak dengan kecepatan 10 m/s
dikejar mobil patroli yang bergerak dengan mendekati sumber bunyi yang diam, frekuensi
kelajuan v2 sambil membunyikan sirine dengan sumber bunyi 680 Hz. Setelah sampai di sum-
frekuensi f2. Jika kelajuan bunyi di udara adalah ber bunyi orang tersebut bergerak menjauhi
v, maka frekuensi bunyi yang didengar oleh sumber bunyi dengan kecepatan yang sama.
pengendara sepeda motor adalah .... Jika kecepatan sumber bunyi di udara 340
v + v1 m/s, maka perbandingan kedua frekuensi yang
A. f1 = f2
v + v2 didengar ketika bergerak mendekati sumber
v + v1 dengan saat menjauhi sumber adalah ....
B. f1 = f2
v - v2 A. 33/34
v - v1 B. 33/35
C. f1 = f2
v + v2 C. 34/35
FISIKA 203
f1A = f2B
Pipa ke-2 = frekuensi nada atas ke-2 (f2)
Ditanyakan: Perbandingan panjang pipa A dan
Ditanyakan: Perbandingan frekuensi pipa
FISIKA 205
Ditanyakan: Frekuensi yang didengar oleh Jadi, frekuensi pelayangan yang diterima
seseorang di stasiun (fp)? pendengar:
Jawab: f = fs2 fp = 644 640 = 40 Hz
v + vp
fp = .fs 8. Jawaban: C
v - vs
Diketahui:
330
fp = .2000 A = pipa organa tertutup
330 - 30
B = pipa organa terbuka
fp = 2200 Hz
frekuensi nada atas pertama
6. Jawaban: B A = frekuensi nada dasar B
r B A LB = panjang pipa B
r
Ditanyakan: Panjang pipa A (LA)?
Diketahui: rA = 2r Jawab:
rB = r Pada organa B:
1
Ditanyakan: Perbandingan intensitas bunyi LB =
2
yang diterima A dan B (IA : IB)? 1
Jawab: 20 =
2
IA P 4 rA2 = 40 cm
=
IB P 4 rB2 Pada organa A:
1 1 1 3
LA =
IA rA
=
2
=
(2r )
2
= 4 = 1: 4
4
1 1 3
IB 1 = (40 )
rB 2
r 2 4
L A = 30 cm
7. Jawaban: C
Vs1 = 20 m/s Vp = 0 Vs2 = 0 9. Jawaban: E
Diketahui = Kelajuan pengendara motor/
pendengar = v1
Sumber bunyi 1 Pendengar Sumber bunyi 2
FISIKA 207
fp = 680 Hz
14. Jawaban: C
Diketahui: TI = 45 dB
Io = 10-12 W/m2
Jawab:
TI10 = TI + 10 log n = 45 + 10 log10 = 45 + 10 =
55 dB
TI100 = TI + 10 log n = 45 + 10 log100 = 45 + 10(2)
= 65 dB
TI10 : TI100 = 55 : 65 = 11 : 13
A. Muatan Listrik
Atom listrik terdiri dari inti atom dan kulit elektron. Inti atom terdiri dari proton (muatan positif ) dan neu-
tron (netral). Sedangkan kulit atom terdiri dari elektron (muatan negatif ). Jika suatu atom kelebihan
elektron maka muatan atom tersebut negatif, sedangkan jika suatu atom kekurangan elektron
maka muatannya positif. Dua muatan yang sejenis akan tolak menolak saat didekatkan, sedangkan
dua muatan yang berbeda akan tarik menarik. Gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak antara benda
bermuatan listrik ini disebut gaya Coulomb.
B. Hukum Coulomb
Hukum Coulomb menyatakan besar gaya listrik berbanding lurus dengan perkalian besar kedua
muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda.
F = gaya (N)
q1= muatan (C)
q2 = muatan (C)
qq
F = k 12 2 r = jarak (m)
r
k = tetapan Coulomb
= 9 10 9N.m2 / C2
FISIKA 209
+ +
F
Kuat Medan Listrik E=
q
q
Kuat Medan Listrik Oleh muatan E=k
r2
Kuat Medan Listrik Pada Konduktor Keping sejajar E=
o
Di dalam = E = 0
Kuat Medan Listrik Pada Konduktor Bola Berongga q
Di luar E = k
r2
Keterangan:
F = gaya (N)
q = muatan (C)
E = kuat medan Listrik (N/C)
k = 9 109 N.m2/C2
r = jarak (m)
= rapat muatan pelat (C/m2)
o = permitivitas ruang hampa (C2/N.m2)
Usaha W = ( V2 V1 ) q = qV
Energi Potensial Ep = q. V
F. Kapasitor
q
Kapasitas (C) C=
V
C1 C2 C3
V = V1 + V2 + V3
1 1 1 1
= + +
Cs C1 C2 C3
C1
C2
C3
Kapasitor Rangkaian Paralel
V = V1 = V2 = V3
Cp =C1 = C2 = C3
Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (F)
V = beda potensial (V)
FISIKA 211
1 3F 6F
2F
3F
3F 3F
2 6F
1F
2F 2F
3
2F
Pada gambar di atas, dua buah muatan titik +Q
dan 2Q terletak di udara dan terpisah pada
1F 3F
jarak x. Letak titik yang mungkin kuat medan
listriknya sama dengan nol adalah di titik .... 4
3F 6F
A. B
B. C
C. D Yang memiliki kapasitas gabungan yang sama
D. E adalah rangkaian ....
E. Tidak ada A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2), (3) dan (4)
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
C. (1) dan (3)
2F 3F 6F
D. (2) dan (4)
A B E. tidak ada yang sama
1F
4. Bila sebuah partikel bermuatan 4 10 -19 C
ditempatkan dalam medan listrik homogen
Jika VAB = 3 volt, maka energi potensial total yang kuat medannya 1,2 105 N/C, maka par-
pada rangkaian kapasitor dalam mikrojoule tikel tersebut akan mengalami gaya sebesar
adalah .... ....
A. 15 A. 4,8 10-14 N
B. 12 B. 5,2 10-14 N
C. 9 C. 3,0 10-23 N
D. 6 D. 3,3 10-24 N
E. 3 E. 4,8 10-24 N
FISIKA 213
F1 F2
X1 X2
2 2
kapasitor sama besar.
3. Jawaban: E Tegangan pada setiap kapasitor berbeda.
Cp = 1 F + 2 F = 3 F Jadi, perbandingan muatan kapasitor tersebut
1 1 1 2 + 1+ 2 5 adalah sama besar yaitu 1 : 1.
Cs = + + = =
I 3 F 6 F 3 F 6 6
6. Jawaban: B
6
Cs = F Diketahui: C1 = 2 F
5
C2 = 3
Cp = 3 F + 6 F = 9 F
C1 dan C2 dipasang seri
1 1 1 1 3 + 1+ 3 7
II
= + + = = VAB = 10 V
Cs 3 9 3 9 9
Ditanyakan: Besar muatan pada kapasitor 2F
9
Cs = F (q)?
7
FISIKA 215
( )(
= 9 10 9 10 10 -6 ) - -
rBC = 1,5 m
(10 )
-1 2
(10 )
-1 2
=
9. Jawaban: A q2 (r2 )2
Diketahui: F = 1 N 2
9 10 -6 3 + x
E = 0,2 N/C =
4 10 -6 x
Ditanyakan: Muatan (q) dan jenisnya?
9 3+ x
Jawab: =
4 x
F 1
q= = =5C 3 3+ x
E 0,2 =
2 x
10. Jawaban: B 3x = 6 + 2x
x = 6 cm
Diketahui: qA, qB = 10C
Jadi, nilai E = 0 terletak pada 6 cm di kanan
qC = 20 C
Q2.
rBA, rBC = 0,1 m
Diketahui: q1 = 30 C Ep =
4 10
(
-4 ) -6
Jawab: q3 = Q3
Ftotal = -F2 + F1
r12 = x1
qq2 qq r23= x2
Ftotal = -k + k 21
r2 2
r1 1
Ditanyakan: Jika Q3 digeser
x mendekati Q2,
q q 4
Ftotal = kq - 22 + 21 maka perbandingan besar gaya Coulomb F1 :
r2 r1
F2?
q q
Ftotal = kq - 2 2 + 21 q1q2
(2d) d F=k
r2
kq q2 QQ
Ftotal = - + q1
d2 4 F1 k 12 2
= x
(9 10 )(5 10 ) - (60 10 )+ 30 10
9 -6 -6
F2 Q Q
Ftotal = ( ) -6 k 3 22
(3 10 )
-1 2 4 3
x
4
(9 10 )(5 10 ) -15 10 + 30 10
9 -6
Ftotal =
9 10 -2 (( )( -6
))
-6
Q1Q2
k
Q1Q2
F1 x 2 2 9
Ftotal = 5 10 (15 10 )
5 -6 = = x =
F2 16Q Q 16Q Q 16
k 3 2 3 2
Ftotal = 75 101 9x 2 9x 2
Ftotal = 7,5 N menuju q2 15. Jawaban: A
13. Jawaban: A Diketahui: q1 = Q1
Diketahui: qA = 1 C q2 = Q2
qB = 4 C E = Eo
rAB = 4 cm r= R
1
Ditanyakan: Besar kuat medan listrik (E) di r'= R
2
tengah-tengah qA dan qB?
E'= E
Ep = EA + EB
Ditanyakan: Jika jarak kedua muatan menjadi
q q 1
Ep = k 2A + k B R, perbandingan antara Eo dan E adalah ....
r r2 2
k q
Ep = 2 (qA + qB ) E=k 2
r r
(
9 10 9) Q Q1
Ep = ( 10 -6 + 4 10 -6 ) Eo k 21
1
( )
2
-2 2
= R = R =
2 10
E Q1 Q1 4
(9 10 ) 5 10
9 k 2
1 2
Ep =
4 10
( -4 ) -6 1
2
R
4
R
FISIKA 217
A. Kuat Arus
Arus listrik merupakan aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Jadi, perlu diingat bahwa arah arus listrik berlawanan arah dengan arah elektron hanya
mengalir di dalam rangkaian tertutup.
q
Rumus Arus Listrik I=
t
Keterangan:
I = kuat arus (A)
q = muatan (C)
t = waktu (s)
B. Beda Potensial
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
W
Beda potensial V=
q
Keterangan:
V = beda potensial (V)
q = muatan (C)
W = energi (J)
C. Hukum Ohm
Hukum Ohm menunjukkan hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan listrik. Bunyi hukum Ohm
adalah: Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.
D. Hambatan
Tidak hanya merumuskan hukum Ohm, dari hasil eksperimen Ohm juga menemukan kalau hambatan
suatu kawat logam bergantung kepada jenis bahan, berbanding lurus dengan panjangnya dan berband-
ing terbalik dengan luas penampangnya.
L
Hambat Jenis R=
A
Keterangan:
L = panjang penghantar (m)
R = hambatan (ohm/ )
= hambatan jenis kawat penghantar (ohm meter)
A = luas penampang (m2)
E. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff yang dirumuskan oleh Gustav Robert Kirchhoff pada dasarnya merupakan cara
menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang.
1. Hukum I Kirchhoff
Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan.
I1 I4
I2
I5
I masuk = Ikeluar
I3
I1 + I2 + I3 = I4 + I5
FISIKA 219
Jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial dalam suatu rangkaian tertutup
(loop) sama dengan nol.
R1 E2r2
E1r1 B
A
D Er C
3 3 R4
I1 I2
IR + E = 0
Ketentuan tanda untuk E dan I:
II
E (+) : jika arah loop bertemu dengan kutub (+)
R1 I R3 R2
6 2 E () : jika arah loop bertemu dengan kutub ()
I (+) : jika arah loop searah dengan arah arus
18 V I () : jika arah loop berlawanan arah dengan arah arus
8V I3
E1 E2
Jembatan Wheatstone
R1 R2
R5
R3 R4
R1R4 = R2R3
B
R1 R1.R 3
R2 RA =
R1 + R3 + R 5
R1.R5
A R5 C RB =
R1 + R3 + R5
R3 R4 R3 .R5
Rc =
D R1 + R3 + R5
W V2
Daya (P) P = V I atau P = atau P = I2R atau P =
t R
V2
Energi Listrik (W) W = P t atau W = VIt atau W = I2RT atau W = t
R
Keterangan:
P = daya (W)
V = beda potensial (V)
I = kuat arus (A)
R = hambatan (ohm /)
W = energi listrik (J)
FISIKA 221
2 2
P Q
+
E = 12 V rd = 0,1
E = 1,5 V
Kuat arus terukur amperemeter adalah ....
Jika sebuah hambatan yang nilainya 4R
A. 0,1 A
dirangkaikan paralel pada titik P dan Q, maka
B. 0,5 A
nilai arus listrik pada rangkaian akan menjadi
C. 1,0 A
....
D. 1,5 A
A. 2 ampere
E. 3,0 A
B. 3 ampere
C. 4 ampere 5. Perhatikan pengukuran pada rangkaian listrik
D. 6 ampere berikut!
E. 9 ampere
3
r = 0,5
I (amp) E = 6v
0,02
FISIKA 223
R C. 20
D. 10
Jika beda potensial VAB = 160 volt, maka beda E. 5
potensial VAC adalah ....
A. 40 volt
B. 120 volt
C. 150 volt
D. 200 volt
E. 240 volt
FISIKA 225
V2 = 110 V
3v 3
Ditanyakan: (P2)?
Jawab: 2
6 V = 220 V
I= = 0,5 A
12 Ditanyakan: Besar hambatan (R)?
VR = IR = 0,5 (11,5) = 5,75 V Jawab:
12. Jawaban: D V 220
R= = = 22 ohm
Diketahui: VAB = 160 V I 10
2R R
15. Jawaban: E
Diketahui: P1 = 60 W
A B C
V1 = 24 V
V2 = 12 V
R Ditanyakan: Besar daya (P2)?
V12 V22
=
Ditanyakan: Beda potensial VAC? P1 P2
Jawab: 24 2 122
=
Arus yang mengalir pada AB: 60 P2
V
I = AB =
160 80
= 122 (60 )
P2 =
R AB 2R R 24 2
Hambatan pada rangkaian paralel BC: P2 = 5 watt
FISIKA 227
A. Medan Magnet
Medan magnet adalah ruang disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet. Orang yang
pertama kali menemukan adanya medan magnet disekitar arus listrik adalah Hans Christian Oersted.
oI
Bp =
Kawat Lurus 2 a
a
Di pusat:
oIN
B=
L
Solenoida Di ujung:
oIN
B=
2L
Di titik O:
oI
B=
Kawat Melingkar 2a
Di titik P:
oI 3
B= sin
2a
Keterangan:
B = medan magnet (Wb/m2 atau T)
= 4p 10-7 Tm/A
a = jarak (m)
N = jumlah lilitan
L = panjang solenoida (m)
B. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang
berada dalam suatu medan magnet. Arah gaya Lorentz juga dapat ditentukan dengan menggunakan
kaidah tangan kanan. Saat tangan kanan dibuka, arah ibu jari menunjukkan arah arus, empat jari lainnya
menunjukkan arah medan magnet B, dan telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz.
F
I
FISIKA 229
B B
+ v v +
Gaya Lorentz Pada Partikel
F = Bqv sin
Bermuatan
(a) (b)
F oI1I2
Gaya Lorentz Pada Dua =
L 2 a
Kawat Lurus Sejajar
a = jarak antar kawat
BL2
Kawat Diputar Sejajar Bidang =
T
yang Tegak lurus B
T = periode (s)
Generator AC = NBA
Psekunder V I
Transformator = 100% = s s 100%
Pprimer Vp Ip
r oN2 A
Induktansi Diri (L) L=
I
1 2
Energi dalam Solenoida W = LI
2
Imaks
Arus Bolak-Balik Ieff =
2
Vmaks
Tegangan Bolak-Balik Veff =
2
G. Rangkaian Seri R L C
Resistor, induktor dan kapasitor dapat dipasang secara seri dalam rangkaian arus bolak-balik, dengan
impedansi dari rangkaian seri RLC dapat dianggap sebagai hambatan pengganti seri dari rangkaian.
R L C
z = R 2 + (XL - X C )
2
XL = w.L
1
XC =
w.c
Keterangan:
L= Induktansi (H)
C= Kapasitas (F)
XL = Reaktansi Induktif ()
XC= Reaktansi Kapasitas ()
FISIKA 231
FISIKA 233
C. 3,5 A V
FISIKA 235
Ip = 5 A
Z = 152 + (6 - 26 )
2
7. Jawaban: A
Z = 225 + 400
Diketahui: q = 0,4 C
Z = 625
v = 4 m/s
Z = 25 ohm
B = 10 Wb/m2
= 0 (arah gerak partikel sejajar 10. Jawaban: B
dengan arah vektor induksi Diketahui: R = 30 ohm
magnetik) L = 40 mH = 4 10-2 H
Ditanyakan: Gaya (F)? C = 50 F = 5 10-5 F
Jawab: Ditanyakan: Frekuensi (f )?
F = B qv sin = (10(0,4)(sin0)=(10)(0,4)(0) = 0 Jawab:
8. Jawaban: E 1 1
f=
Diketahui: 2 LC
Solenoida X: N = 2 N
50
80% = 100% = 3600 + 6400 = 10000 = 100
25Ip
V 200 V
5000 Imaks = = = 2A
Ip = Z 100
25(80)
Ip = 2,5 A
14. Jawaban: A
12. Jawaban: D
Diketahui: I = 2 A
o = 4 10-7 Wb/A.m
r = 2 cm = 2 10-2 m Jika arah arus mengalir dari arah Q ke arah P,
maka gaya Lorentz arahnya ke bawah, sehingga
V
i kawat PQ akan mengarah ke bawah
t
15. Jawaban: C
R L C
i
t
V
FISIKA 237
Jika kamu mengalirkan arus listrik ke dalam tabung yang berisikan gas, maka gas tersebut akan
memancarkan cahaya yang berbeda-beda tergantung pada karakteristik gas. Cahaya ini dipancarkan
dalam bentuk spektrum garis. Spektrum garis merupakan deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Deret panjang gelombang ini mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis, dikenal sebagai deret spektrum hidrogen seperti dapat dilihat
pada tabel berikut.
1 1 1
Deret Lyman (Daerah ultra ungu) = R 2 - 2 , n = 2, 3, 4,
1 n
1 1 1
Deret Balmer (Daerah cahaya tampak) = R 2 - 2 , n = 3, 4, 5,
2 n
1 1 1
Deret Paschen (Daerah inframerah I) = R 2 - 2 , n = 4, 5, 6,
3 n
FISIKA 239
E = Ek + Ep
q2 q2
E= k k
2r r
2
=kq
2r
b. Elektron berputar mengelilingi inti dalam suatu lintasan tertentu yang disebut orbit stasioner.
c. Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit yang lain sambil melepas atau menyerap energi.
d. Orbit yang diperkenankan ditempati elektron adalah orbit yang momentum sudutnya merupakan
suatu kelipatan bulat dari h.
h
mvr = n , n = 1, 2, 3,...
2
Keterangan:
n = bilangan kuantum utama
h = konstanta Planck = 6,62 10-34 J.s
Pada intinya, struktur atom berdasarkan model atom Bohr menyatakan bahwa elektron dap-
at berada di dalam lintasan-lintasan stasioner dengan energi tertentu, dimana elektron pada
lintasan ke-n akan memiliki jari-jari lintasan dan energi sebesar:
-13, 6
En =
n2
Keterangan:
r = jari-jari dalam nanometer (nm)
E = energi dalam elektron Volt (eV)
B. Mekanika Kuantum
Dalam usaha memahami struktur atom secara lengkap, maka digunakan prinsip dualisme gelombang-
partikel. Prinsip yang menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku sebagai gelombang maupun
partikel. Di sini gerak elektron digambarkan sebagai gejala gelombang, sehingga digunakan persamaan
Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk elektron sebagai pengganti dinamika Newton
yang biasa dipakai untuk menjelaskan gerak elektron. Model atom seperti ini disebut model atom
mekanika kuantum.
1. Persamaan de Broglie
Menurut Louis de Broglie, panjang gelombang suatu partikel mempunyai momentum dengan persa-
maan yang serupa untuk foton, yaitu:
h h h
= = =
p mv 2meV
Keterangan:
= panjang gelombang de Broglie
h = 6,6 10-34 J.s
m = massa elektron (9 10-31 kg)
e = muatan elektron (1,6.10-19 C)
V = tegangan pemercepat (V)
v = kecepatan elektron (m/s)
Persamaan tersebut disebut juga gelombang de Broglie atau gelombang materi.
2. Ketidakpastian Heisenberg
Menurut ketidakpastian Heisenberg adalah tidak mungkin mengetahui posisi dan momentum partikel
secara tepat, yang dapat ditentukan hanya posisi orbital atau momentumnya.
Posisi dan momentum elektron dalam atom tidak dapat diketahui secara pasti karena elektron selalu
bergerak.
FISIKA 241
Teori atom mekanika kuantum mengemukakan bahwa kedudukan elektron dalam suatu atom ditentu-
kan oleh bilangan kuantum elektron. Ada empat bilangan kuantum untuk menentukan keadaan elek-
tron dalam struktur atom. Keempat bilangan kuantum ini diturunkan dari persamaan fungsi gelombang
Schrodinger.
C. Relativitas
1. Relativitas Newton
Terdapat dua kerangka acuan yang kita kenal, yaitu kerangka inersial dan non inersial.
Prinsip relativitas Newton adalah setiap hukum dalam fisika berlaku pada setiap kerangka inersial, dan
semua gerak adalah relatif, artinya tidak ada gerak yang absolut.
2. Konsep Eter
Cahaya dapat merambat melalui ruang hampa, hal ini berarti gelombang cahaya dapat merambat
tanpa memerlukan medium perambatan.
Medium yang dipercaya sebagai medium perambatan cahaya adalah eter, karena eter tidak bermassa
dan tidak memberikan efek apapun pada suatu benda.
Konsep eter ini pertama kali diperkenalkan oleh Huygens untuk menjawab pertanyaan apa yang
menjadi medium rambat cahaya matahari untuk sampai ke bumi jika cahaya dianggap sebagai
gelombang. Pada masa itu, orang-orang masih menganggap gelombang membutuhkan medium
untuk merambat. Menurut Huygens medium itu adalah eter, zat yang sangat ringan dan tembus
pandang. Namun, percobaan yang dilakukan oleh Michelson dan Morley pada tahun 1887 tidak
menemukan bukti mengenai keberadaan eter.
Menurut Einstein, semua hukum fisika sama dalam semua kerangka acuan inersial (kerangka acuan yang
diam atau bergerak konstan) dan kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah 3 108 m/s dalam semua
kerangka acuan.
Dua pernyataan Einstein tersebut pada dasarnya menyatakan bahwa setiap gerak dapat dinyatakan se-
cara relatif terhadap suatu kerangka tertentu yang telah ditetapkan dan tidak ada yang bisa bergerak
melebihi kecepatan rambat cahaya. Pernyataan-pernyataan ini dapat digunakan dalam meninjau objek
yang bergerak dengan kelajuan mendekati cepat rambat cahaya (kelajuan relativistik).
4. Kontraksi Lorentz
Kontraksi panjang menyebabkan benda yang bergerak akan tampak lebih pendek menurut kerangka
diam.
v2
L = L o 1- 2
c
Keterangan:
L = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda (m)
Lo = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda (m)
v = kecepatan relatif antara kerangka acuan (m)
5. Dilatasi Waktu
Keterangan:
t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian
to = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian
v = kecepatan relatif antara kerangka acuan (m)
FISIKA 243
Massa relativistik menyebabkan massa benda yang bergerak tampak lebih besar.
mo
m=
v2
1-
c2
Keterangan:
mo = massa benda dalam keadaan diam
m = massa benda dalam keadaan bergerak
7. Momentum Relativistik
Rumus momentum harus dapat membuat hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap proses
tumbukan relativistik.
mo v
p= = .moV
v2
1- 2
c
p = momentum relativistik
8. Energi Relativistik
Usaha untuk menggerakan benda dari diam sampai kecepatannya v sama dengan energi kinetik benda
yang kecepatannya v.
mo c2
Ek = = .mo c2
2
v
1-
c2
Keterangan:
Ek = energi kinetik relativistik
D. Fisika Inti
Defek massa merupakan selisih dari jumlah massa proton dan neutron dengan massa inti.
m = [Zmp + (A - Z) mn - minti ]
Keterangan:
m = defek massa
1 sma = 1,6660559 10-27 kg = 931,5 MeV/c2
Radioaktivitas merupakan pemancaran energi dalam bentuk sinar radioaktif dari inti tidak stabil untuk
membentuk inti stabil. Gejala radioaktivitas pertama kali ditemukan oleh Rontgen yang mengamati
bahwa penyinaran tabung katode dapat menghitamkan pelat fotografi.
c. Sinar gama ()
Sinar gama merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi tinggi yang tidak memiliki
massa dan muatan.
Sifat sinar gama:
Mempunyai daya tembus paling besar karena tidak bermassa.
Daya ionisasinya paling lemah.
Tidak dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik karena tidak memiliki muatan
dan kecepatannya sama dengan cahaya.
A
Z X AZY + 00
FISIKA 245
Yang dimaksud dengan waktu paruh adalah selang waktu yang dibutuhkan zat radioaktif untuk meluruh
menjadi tinggal setengah dari jumlah mula-mula.
t
1 T1
X(t) = X o 2
2
Keterangan:
X(t) = jumlah radioaktif setelah meluruh
Xo = jumlah radioaktif mula-mula
t = waktu peluruhan
T1
2
= waktu paruh
0,693
=
T1
2
3. Hal di bawah ini yang merupakan sifat foton 6. Inti atom yang terbentuk memenuhi reaksi fusi
cahaya: berikut ini:
1. Energi foton tidak bergantung pada 1
H +11 H 21d + 01e + E
1
intensitas berkas cahayanya
h Diketahui:
2. Momentum foton memenuhi kaitan P =
Massa 11H = 1,0078 sma
dengan h tetapan planck dan panjang
gelombang cahaya. Massa 12 d = 2,01410 sma
3. Foton tidak dibelokkan oleh medan magnet Massa 10 e = 0,00055 sma
maupun medan listrik. 1 sma = 931 MeV
4. Energi yang dibawa oleh tiap foton besamya Nilai E (energi yang dihasilkan) pada reaksi fusi
c
E=h tersebut adalah ....
A. 1, 2, 3 benar A. 0,44 MeV
B. 1, 3 benar B. 0,88 MeV
C. 2, 4 benar C. 0.98 MeV
D. 4 benar D. 1,02 MeV
E. 1, 2, 3, 4 benar E. 1,47 MeV
FISIKA 247
FISIKA 249
=
(6, 6 10 )(3 10 )
-34 8 Ditanyakan: Energi yang dihasilkan (E)?
1, 6 10 -11 Jawab:
= 1,2375 10 -14 m E = m 931 MeV
E = (msebelum - msesudah ) 931 MeV
3. Jawaban: E
Sifat-sifat foton: { }{ }
E = m11H + m11H - m12 d + m10 e 931MeV
teori atom yaitu elektron dalam atom akan E = 1, 9224 931 MeV
FISIKA 251
14. Jawaban: A
Diketahui: T1 = 2 hari
2
t = 8 hari
Xo = X
X(t) = Y