Anda di halaman 1dari 59

Konsep Dasar Kalor

Fisika Bangunan (TA306) - Pertemuan Ke-3

Dr. Johar Maknun, M.Si


Try Ramadhan, S.Pd., S.Ars., M.Ars
SUHU / TEMPERATUR
menyatakan ukuran kuantitatif keadaan panas dinginnya suatu benda

Es dikatakan memiliki Api dikatakan panas atau


temperatur rendah bertemperatur tinggi
ALAT UKUR
TEMPERATUR
Alat yang digunakan untuk mengukur Perbandingan Skala Termometer
temperatur disebut termometer

Untuk mengukur temperatur secara


kuantitatif, perlu skala numerik
seperti oC, oF, oK, oR
Hubungan antara
suhu Celsius (tC ) dengan suhu Kelvin (TK) HUBUNGAN
tC = TK – 273.16 SKALA
TERMOMETER
Hubungan antara
Rankin dengan Kelvin

TR = 9 / 5 TK Kesetimbangan termal :

beberapa buah sistem yang


berada dalam keadaan tingkat
suhu yang sama
Hubungan antara
Celsius dengan Fahrenheit

tC = 5 / 9 ( tF - 320 )
KALOR
• Kalor adalah istilah fisika untuk perpindahan panas (heat transfer)

• Kalor merupakan transfer energi dari satu benda ke benda lain


karena adanya perbedaan temperatur.

• Dalam satuan SI, Satuan kalor atau tenaga panas (thermal energy)
adalah Joule (J) dengan 1 kal = 4.186 J

• 1 kalori (kal) = kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur


1gr air sebesar 1oC
Jumlah kalor yang
PENGARUH KALOR diperlukan untuk
TERHADAP SUHU ZAT mengubah suhu suatu
sistem

Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik, dan
Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun

Q = m c T
Air panas Es batu Air hangat
m = massa (gr)
c = kalor jenis (kal/g0C)
T = Perubahan suhu (0C)
Jika bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi
berada pada temperatur yang berbeda, kalor akan
mengalir dari temperatur tinggi ke rendah

Jika sistem terisolasi seluruhnya, tidak ada energi yang


bisa mengalir ke dalam atau keluar, maka berlaku
kekekalan energi dengan

Qserap = Qlepas
Kalor Jenis
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1oC atau 1 K
Persamaannya :

Q
c=
m.T

Kapasitas Kalor
adalah kemampuan suatu zat menyerap kalor untuk
menaikkan suhunya menjadi 1oC lebih tinggi
Persamaannya :

Q
C= atau C = m.c
T
C = kapasitas kalor (J/oC)
PENGARUH KALOR TERHADAP PERUBAHAN WUJUD ZAT
Perubahan wujud zat yang melepaskan kalor adalah…

Gas

membeku mengembun mengkristal

Perubahan wujud zat yang memerlukan kalor adalah…


Mencair / melebur

Padat Cair
Membeku

Mencair / melebur menguap menyublim


KALOR LATEN
Kalor Laten adalah kalor yang dilepas atau
diserap pada saat perubahan wujud zat.
Satuannya J/kg.

Kalor laten terdiri dari 2, yaitu :

Kalor Lebur (L) = Kalor Beku Kalor Uap (U) = Kalor Embun
Kalor Lebur (L) = Kalor Beku

Q
L=
m Q
atau :
m x L Keterangan :
Q = m.L A – B : wujud es
B – C : wujud es dan air (proses melebur)
Titik lebur es = titik beku air = 0oC

• Kalor Lebur adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat padat untuk mencair (melebur)
pada titik leburnya
• Titik lebur adalah suhu zat ketika melebur.

• Kalor beku adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk membeku pada titik
bekunya.
• Titik beku adalah suhu zat ketika membeku
Kalor Uap (U) = Kalor Embun

Q
U=
m Q
atau :
m x U Keterangan :
C – D : wujud air
Q = m.U D – E : wujud air dan uap (menguap)
Titik uap air = titik embun uap = 100oC

• Kalor Uap adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk menguap pada titik
didihnya
• Titik didih adalah suhu zat ketika mendidih.

• Kalor embun adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa gas untuk mengembun pada titik
embunnya
• Titik embun adalah suhu zat ketika mengemembun
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
PENGUAPAN DAPAT
DIPERCEPAT DENGAN CARA :
Pemanasan (menaikkan suhu)
Contoh : Menjemur pakaian di bawah sinar matahari 01
Memperluas permukaan zat cair
(a) (b)

02
Contoh :
(a) Kopi panas dituangkan di atas cawan agar cepat dingin
(b) pakaian basah dijemur dengan cara direntangkan

Mengalirkan udara di atas permukaan zat cair


atau mengurangi tekanan udara pada
permukaan zat cair 03
Contoh : Meniup - minuman kopi panas
MENDIDIH
Zat cair dikatakan mendidih jika
gelembung-gelembung uap terjadi
di seluruh zat cair dan dapat
meninggalkan zat cair.

Titik didih dipengaruhi oleh


tekanan udara diatas permukaan
zat cair dan jenis zat
Asas Black berbunyi :
“ Kalor yang diterima oleh suatu zat sama
dengan kalor yang dilepas oleh suatu zat”

Qlepas = Qterima
PERPINDAHAN
KALOR
Perpindahan kalor terjadi dari satu (bagian)
benda ke (bagian) benda yang lain dengan
tiga cara berikut :

- Hantaran atau konduksi


- Aliran atau konveksi
- Pancaran atau radiasi
KONDUKSI
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel zat tersebut.

Contoh : Memanaskan logam


KONDUKSI
Berpindahnya kalor dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara tumbukan antar molekul, dengan laju aliran kalor

Q T K = Konduktivitas termal (J/s.m.0C)


H = = - KA A = Luas penampang (m2)
t l
T = Suhu (0C)
L = Tebal / panjang (m)

T1 T2 K besar konduktor
K kecil isolator

L
20
Konduksi
Pematahan laju panas di daerah tropis lembab
menurut Santosa(1999) dilakukan dengan prinsip
konstruksi yang mempunyai :
1. Heat resistance (R-value) maksimal,

2. Conductivity value (K-value) minimal, dan ;

3. Heat transmitannce (U-value) minimal.


K-Value (konduktivitas termal) menunjukkan kemampuan suatu
material untuk menghantarkan panas. Bahan dengan
konduktivitas termal rendah tidak mudah membiarkan energi
panas melewatinya. Biasanya, Anda akan mencari bahan
dengan nilai K rendah untuk diisolasi, karena ini akan menjaga
kesejukan di dalam gedung Anda. (W/m⋅K)

R-Value (Resistensi termal) mengacu pada kemampuan material


untuk menahan perpindahan panas pada ketebalan tertentu. Saat
mencari bahan untuk melindungi bangunan, biasanya dengan
mencari bahan dengan nilai R tinggi, dan karena itu, bahan yang
dapat menahan perpindahan panas dengan baik. Sementara K-
value hanya berurusan dengan material, nilai-R mengacu pada
material dan ketebalannya. (K m²/W)

U-Value (Transmisi termal) adalah laju perpindahan panas


melalui suatu material (yang dapat berupa bahan tunggal atau
komposit seperti atap, dinding, atau lantai), dibagi dengan
perbedaan suhu di seluruh struktur itu. Semakin baik material
insulasi, semakin rendah nilai U-nya. Ketika mengacu pada nilai-
U sebuah bangunan, nilai-R dari semua komponennya yang
berbeda akan dipertimbangkan. (W/m²K)
“Kemalasan” massa untuk mulai berputar atau mulai
berhenti bila sudah terlanjur berputar atau disebut Penimbunan kalor,
“enersia”.
kemalasan pemanasan
Semakin besar volume kalor, berarti semakin pelan-pelan
suhu dalam suatu kamar akan turun (naik) bila sumber
panas (misalnya matahari yang menyinari dinding)
berhenti (mulai) memanasi.
Penghantar kalor yang baik disebut konduktor
Contoh : besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam)

Penghantar kalor yang kurang baik/buruk disebut isolator


Contoh : kayu, kaca, wol, kertas, dan plastik (jenis bukan logam)
KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut.
• Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat
• Konveksi terjadi dalam zat cair dan gas
KONVEKSI
kalor ditransfer dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
pergerakan molekul, zat atau materi
Konveksi paksa Konveksi alami

•Aliran udara panas/dingin dipantai


Sepanci air dipanaskan •Arus samudra yang hangat/dingin
karena perubahan cuaca
1. Terjadinya angin laut
Angin laut terjadi pada siang hari

CONTOH 2. Terjadinya angin darat


Angin darat terjadi pada malam hari
CONTOH
2. Sistem pendinginan 3. Pembuatan 4. Lemari es
mobil (radiator) cerobong asap
RADIASI
Radiasi (Pancaran) adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium)

Contoh : Sinar Matahari sampai ke Bumi melalui radiasi


RADIASI

Kecepatan sebuah benda meradiasikan energi/ persamaan stefan-Boltzmann

Q
e =koefisien pemancaran

= e AT 4 = 5.67 x 10-8 W/m2K4

t
A = Luas permukaan
T = suhu
Permukaan hitam dan kusam merupakan
penyerap dan pemancar radiasi yang baik

Permukaan putih dan mengkilap merupakan


Penyerap dan pemancar radiasi yang buruk

Termoskop adalah alat yang digunakan untuk


mengetahui adanya pemancaran kalor
Radiasi
EMISIVITAS (e ) dan ABSORBSI (α ) panas

• Emisivitas (e ) merupakan ukuran


kemampuan suatu benda untuk
meradiasikan energi yang
diserapnya.
• Absorbsi panas (α ): kemampuan
untuk menyerap panas
• Panas yang tertahan pada benda,
disebut indek serapan panas (q).
Dihitung dg rumus:

q =  (1 − e)
Benda hitam sempurna memiliki emisivitas sama
dengan satu (ε=1) tetapi objek sesungguhnya memiliki
emisivitas kurang dari satu. Umumnya, semakin kasar
dan hitam benda tersebut, emisivitas meningkat
mendekati 1. Semakin reflektif suatu benda, maka
benda tersebut memiliki emisivitas mendekati 0.
Perpindahan Panas dari
tubuh manusia
Perpindahan Panas dalam
Sebuah Ruangan
Pemuaian Zat
adalah bertambahnya ukuran suatu zat karena pengaruh perubahan suhu
Pemuaian dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :

1. Ukuran awal
2. Kenaikan suhu
3. Jenis Zat
Macam Pemuaian Zat

Pemuaian Zat Padat Pemuaian Zat Cair Pemuaian Gas


Pemuaian Zat Padat Pemuaian Zat Cair Pemuaian Gas

1. Pemuaian Panjang
2. Pemuaian Luas Pemuaian Volume Pemuaian Volume
3. Pemuaian Volume
Pemuaian Panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor
Pemuaian panjang dipengaruhi oleh :
1. Panjang awal benda ( lo)
2. Perubahan suhu (ΔT)
3. Koefisien muai panjang bahan (α)
Koefisien muai panjang
dipengaruhi oleh jenis bahan

Alat yang digunakan untuk


menyelidiki pemuaian benda
padat yang berbentuk batang
adalah alat Musschenbrock.
lo

Δl

l
Gambar Muai panjang pada batang
● Secara matematis, pertambahan panjang (Δl)
dinyatakan oleh :

l = l o T …pers. 1

● Dimana :
Δl : pertambahan panjang (m)
α : koefisien muai panjang ( /oC atau /K)
lo : panjang awal (m)
∆T : perubahan suhu (oC atau K)
l = l o + l … pers. 2

● Dengan memasukkan pers. 1 ke dalam pers.2


maka didapatkan panjang batang setelah
dipanaskan (l)

l = lo (1 + T ) … pers. 3

T = T − To
Dengan
T = suhu akhir
To = suhu awal
PEMUAIAN LUAS

Gambar Muai Luas suatu plat


Pemuaian Luas
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

A =  Ao T
Dengan :
Ao = luas awal benda (m2)
ΔA = pertambahan luas (m2)
β = koefisien muai luas (/oC atau /K)
β =2α
ΔT = perubahan suhu (oC atau K)
A = AO + A … pers. 2

● Dengan memasukkan pers. 1 ke dalam pers.2


maka didapatkan LUAS BENDA setelah
dipanaskan (A)

… pers. 3
A = AO (1 + T )
Pemuaian Volume

Gambar Muai Volume Benda


Pemuaian Volume
Secara matematis dirumuskan sebagaiberikut :

V = VO T
Dengan :
Vo = volume awal benda (m3)
ΔV = pertambahan volume (m3)
γ = koefisien muai luas (/oC atau /K)
γ =3α
ΔT = perubahan suhu (oC atau K)
V = VO + V
… pers. 2

● Dengan memasukkan pers. 1 ke dalam pers.2


maka didapatkan VOLUME BENDA setelah
dipanaskan (V)

… pers. 3
V = VO (1 + T )
Pemuaian Zat Padat dalam
Kehidupan Sehari-hari
1. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
2. Pemasangan kaca jendela / pintu dibuat bercelah

3. Jembatan logam
dibuat bercelah

4. Kawat telepon/
kawat listrik
dipasang kendor
Tegangan termal :
Pada berbagai bangunan , terdapat bagian-bagian ....
tertentu yang dirancang secara khusus agar tidak ...
dapat memuai atupun menyusut dikala suhu berubah.
Karena ukuran bendanya tidak dapat berubah maka dalam
bahan akan terjadi tegangan yang disebut tegangan termal
. ....
Besarnya tegangan (σ) termal ini adalah :

σ (=F/A) = Y (∆L/L0 ) dengan ∆L = α L0 ∆T


atau σ = Y α ∆T …………..(02)
Y = modulus Young , ΔT = kenaikan suhu
α = koefisien muai panjang
51
Keping bimetal
Adalah dua logam yang dikeling menjadi satu

Keterangan gambar:
a. Pada suhu normal, bimetal lurus
b. Pada saat dipanaskan, bimetal melengkung ke arah logam
yang mempunyai koefisien muai panjang (α) yang lebih
kecil
c. Pada saat didinginkan, bimetal melengkung ke arah logam
yang mempunyai α lebih besar
Pemuaian Zat cair
● Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat
cair disebut labu didih
● Anomali air
adalah sifat keanehan / ketidakteraturan pada air

0o-4oC :
volume air
menyusut

> 4oC : volume


air memuai
Pemuaian Gas

Alat yang digunakan untuk menyelidiki


pemuaian gas disebut dilatometer
Koefisien muai volume (γ) untuk semua
jenis gas adalah sama, yaitu sebesar

1
o
= 0,0037 / C
o

273 C
Contoh 1 :
Luas penampang silinder baja adalah 0.1ft3 .
Silinder berisi 0.4 ft glyserin dan berpiston yang
dapat menutup rapat silinder. Di atas piston
diletakkan beban 6000 lb. Kemudian silinder
dipanaskan dari 60 0F manjadi 160 0F. Pemuaian
silinder diabaikan. Ditanayakan :
a). Tambahan volum gliserin
b). Usaha mekanik terhadap gaya beban 6000 lb
yang dilakukan gliserin
c). Panas yang ditimbulkan pada gliserin
( c = 0.58 kal/(gr. 0C )
d). Perubahan energi dakhil gliserin.
Jawaban :
a). ∆V = β x V60 x ∆T
= 0.4 ft3 x 0.485 x 10-3 / 00 x 5/9 x
(160 -60) 0F
= 0.0108 ft3 atau
= 0.0108 ft3 x m3 /(0.3048ft )3 = 0.38 m3
b). W = p ∆V = F/A x ∆V
= 6000 lb/(0.1 ft2 ) x 0.0108 ft3
= 648 lb-ft atau
= 648 lb-ft x (1.356 J/ lb-ft) = 879 J
c). Q = m c ∆T
= 0.4 ft3 x 1.26 x 62.4 lb/ ft3 x 0.58 Btu/ 0F
x (160 - 60) 0F
= 1827 Btu atau
= 1827 Btu x 252 kal/Btu = 460.4 kkal.
d). Perubahan tenaga dakhil :
U = Q - W
= (1827 x 778 - 648 ) lb – ft
= 1420758 lb - ft
TUGAS 3:

- Ringkasan Analisa Iklim


- Cari 5 buah soal dan solusinya tentang penerapan
konsep kalor
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai