1. LUX METER
PENGERTIAN
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup.
Untuk pengukuran umum : sama seperti skema diatas hanya pada pengukuran umum
pengambilan diambil dalam beberapa titik nilai setiap titik di tambah lalu dibagi
jumlah titik pengukuran
2. SOUND LEVEL METER TYPE (QUEST SOUND PRO MODEL SP & LD)
Busa
KEGUNAAN/FUNGSI
PENGERTIAN
Yaitu Alat yang di gunakan untuk mengukur temperature suhu basah, kering
dan global
KEGUNAAN
Untuk mengetahui suhu ruangan di tempat bekerja
PROSEDUR KERJA
Lihat di layar nilai
Letakkan minimal
Tekan Dry (kering) Baca indoor
15 menit di
tombol on atau hasil
ruanagan tempat Tb (basah)
bekerja akhir
Globe (radiasi )
Rh (lembab)
4. SENSIDYNE NEPHEIOMETER
TOMBOL ON/OFF
Untuk menghidupkan alat dan mematikan alat
PROSEDUR KERJA
Hidupkan
vibration Tempelkan Tekan tombol
Catat angka yang
meter Sensor ke on/off untuk
muncul pada layar.
dengan sumber
mematikan
menekan getaran.
alat
tombol
Power
ON/OFF.
6. ANEMOMETER DIGITAL
Pengertian
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angina Nama alat ini berasal
dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah
Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Merupakan alat-alat yang terdiri dari tombol tombol dan layar tampilan.
Pada anemometer digital pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dan data
akan otomatis tersimpan dalam memori.
Fungsi
Berfungsi untuk mengukur atau menentukan kecepatan angin. Selain
mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya
tekanan angin, cuaca, dan tinggi gelombang laut.
Prosedur kerja
pengertian
Kegunaan audiometri :
Indikasi pemeriksaan :
Sebenarnya ada 2 macam audiometri yakni audiometri nada murni(pure tone) dan audiometri
tutur. Audiometri nada murni hanya menggunakan nada yang telah direkam dalam alat,
sedangkan audiometri tutur dengan menggunakan suara tutur kata-kata yang telah ditentukan.
Saat ini audiometri nada murni yang paling banyak dikerjakan diberbagai tempat karena lebih
mudah dan objektif. Pada kesempatan ini saya hanya akan membahas audiometri nada murni
saja.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien masuk di dalam ruang kedap suara dan
mengenakan headset khusus, kemudian diminta menekan tombol jika mendengar suara. Pada
beberapa alat audiometri terbaru yang portable tidak memerlukan ruang kedap
suara headsetnya sudah cukup untuk menahan suara dari luar.
Hasil dari alat audiometri akan muncul berupa kertas dengan grafik yang disebut audiogram.
dari pembacaan audiogram inilah kita tahu apakah fungsi pendengaran masih baik atau sudah
berkurang bahkan hingga tuli. Audiogram berbentuk seperti berikut:
Contoh Audiogram
Perlu diingat baik-baik:
- Gunakan tinta merah untuk telinga kanan, dan tinta biru untuk telinga kiri
- Hantaran udara (Air Conduction = AC)
Kanan = O
Kiri = X
- Hantaran tulang (Bone Conduction = BC)
Kanan = C
Kiri =
- Hantaran udara (AC) dihubungkan dengan garis lurus ( ) dengan
menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri
- Hantaran tulang (BC) dihubungkan dengan garis putus-putus ( - - - - - - - - )
dengan menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri
Catatan :
Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan
lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan.
Untuk menghitung ambang dengar (AD), akumulasikan AD pada frekuensi 500
Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz (merupakan ambang dengar percakapan sehari-hari),
kemudian dirata-ratakan.
Audiometri nada murni adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur sensivitas
pendengaran dengan alat audiometer yang menggunakan nada murni (pure tone).
Ambang nada murni diukur dengan intensitas minimum yang dapat didengar selama
satu atau dua detik melalui antaran udara ataupun hantaran tulang. Frekwensi yang
dipakai berkisar antara 125
8000 Hz dan diberikan secara bertingkat (Feldman dan Grimes, 1997).
Langkah
langkah Pemeriksaan Audiometri nada murni adalah: 1. Periksa telinga yang lebih
baik 2. Mulai pada 1000 Hz 3. Berikan bunyi selama 1 detik 4. Mulai 40 dB(normal),
60 dB (mild) 5. Kalau tidak ada respon naikkan intensitas 20 dB
6. Pakai turun 10 dB, naik 5 dB
7. Ambang dengar ditentukan 50 % respon yang benar (2 dari 4, 3 dari 6) 8.
Selanjutnya frek. 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, 8000 Hz, kembali ke 1000
Hz kemudian periksa frek. 500 Hz dan 250 Hz (untuk hantaran udara). Frekuensi
1000, 2000,4000 dan 500 Hz (untuk hantaran tulang) 9. Bila ada perbedaan 20 dB
atau lebih antara 2 frekuensi, cek pada frek. oktaf (hindari standing wave) 10. Hal
yang sama dilakukan untuk telinga lainnya
2. SPIROMETRI
Tujuan
Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama
pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang
paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan
menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai
normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.
Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital
capacity (FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah
terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal.
Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke
mulut dan dihembuskan secara maksimal.
1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa
setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.
2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat
dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC
merupakan indikator utama fungsi paru-paru
3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar
75% - 80%
4. FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional
5. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari
paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.
6. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar
dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga sebagai
MMEF(maximal mid-expiratory flow
Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi
Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi
Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai
prediksi.
Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan spirogram
tidak memenuhi syarat :
Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang
reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang
dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100
mL)
http://prodia.co.id/ProdukLayanan/PenunjangDiagnostik/spirometri/
kegunaan
Spirometri dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memonitor penyakit yang berhubungan
dengan penyakit paru dan jantung sehingga pemeriksaan spirometri rutin digunakan di rumah
sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung. Spirometri merupakan pemeriksaan gold
standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma.
Selain itu juga digunakan sebagai screening awal untuk mendeteksi PPOK pada perokok.
http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html
prosedur
A. Spirometer MERA EV
Bagian-bagian dari MERA EV Spirometer
Spirometer biasa di lengkapi alat untuk mencatat volume udara, juga terdapat
perlengkapan untuk mencatat perubahan waktu. Alat ini mempunyai berat lebih kurang 2,5
kg, hampir keseluruhannya terdiri atas logam (metal), kecuali mouth piece (plastic), bellows
(sebuah balon dari karet) yang bias mengembang.
Bila kita meniupkan udara kedalam spirometer ini, balon akan mengembang dan
mendesak pelat metal. Pada pelat metal ini melekatlah sebuah tangkai pencatat. Dengan
adanya gerakan pelat metal, maka akan ikut menggerakan pula tangkai pencatat. Gerakan
pelat metal atau membesarnya balon, akan diproyeksikan oleh pena pencatat pada kertas.
Cara pemeriksaan :
1. Sebelum pemeriksaan,catatlah : jenis kelamin, umur (tahun),tinggi badan (cm),dan berat
badan (kg )dari orang yang akan diperiksa. Dengan ukuran2 bagian ini,dapat dihitung harga
perkiraan vital capacity (estimated value ) dari orang yang diselidiki dengan menggunakan
nomogram dari Baldwin atau dari rumus dibawah ini.
Rumus untuk menghitung VC Vital Capacity :
V.C. laki2 : ( 27.73 0.112 x umur ) x TB (cm )
V.C. Wanita : (21.78 0.101 X umur ) x TB (cm )
2. Orang yang akan diperiksa disuruh dengan posisi berdiri atau setengah duduk.
3. Semua pakaian dan barang barang yang melekat pada tubuh hendaknya dilepaskan,
untuk memudahkan seseorang mengadakan gerakan pernafasan. Sebaiknya sebelum
pemeriksaan, orang yang akan diperiksa disuruh tiduran ( berbaring ) selama 15 menit.
4. Arti percobaan ini serta cara-cara pemeriksaan yang akan dilakukan hendaknya
diterangkan kepada orang yang akan diperiksa sebelum dimulai pemeriksaan.
5. Rangkaian urutan pemeriksaan :
a. Putarlah tombol waktu (manual timer ) kekanan sesuai dengan arah panah sampai
mencapai titik permulaan (starting position ).
b. Kemmudian orang percobaan disuruh memegangi spirometer tersebut dari arah belakang
alat, dalam posisi horizontal.
c. Sebelumnya orang percobaaan disuruh bernafas secara normal (irama dan kedalaman nafas
yang normal ).
d. Suruhlah orang percobaan inspirasi maksimum,kemudian baru menempatkan mulutnya ke
mouth-piece,sesudah itu baru disuruh menghembuskan udara pernafasan kedalam spirometer.
e. Bersamaaan dengan mulai menghembuskan udara pernafasan tersebut tekanlah starting
button terus menerus sampai pemeriksaan selesai atau sampai orang percobaan berhenti
mengadakan gerakan (pernafasan ) ekspirasi. Cara penghembusan udara pernafasan
hendaknya secara langsung (tidak bole terputus-putus ), sekuat-kuatnya (komplet) dan
secepatnya.
f. Ulangi percobaan ini sedemikian,tanpa menekan starting button,sehingga kertas pencatat
akan tetap. Ini untuk mengetahui besarnya harga vital capacity.
g. Sesudah selesai,lepaskanlah mouth-piece dari mulut.
h. Bila orang percobaan kurang koooperatif atau bila hasilnya meragukan ,maka ulangilah
percobaan sekali lagi. Untuk percobaan ulangan,maka geserlah ujung ppena pencatat sedikit
kearah kanan,yang berarti riginal point akan bergeser kekanan pula.
i. Jangan lupa menuliskan nama orang yang diperiksa pada kertas pencatat.
Ditanyakan : 3. VCR
4. FVC
5. FVCR %
6. FEV
7a.FEVR % gaensler
b.FEVR % tiffenau
Jawab : 3. VCR
4. FVC 4000 ml
5. FVCR
6. FEV
7a.FEVR % , gaensler
b.FEVR % , tiffenau
6. FEV.
b. FEVR % tiffenau
Jawab : 1. VCR
2. FVC = 1700 ml
3. FEV = 1700 ml
4. FVCR % 5. FEVR %
6. FEVR %
B. Spirometer Collins
Cara Kerja
1. Spirometer diisi udara biasa secukupnya (dilakukan oleh petugas laboratorium).
2. Masukan mouth-piece ke dalam mulut. Pada waktu ini orang percobaan masih bernafas
dengan udara luar dan mengeluarkan nafas ke udara luar. Arah masuk dan keluarnya udara
diatur melalui kran simpang tiga.
3. Kemudian puterlah kran simpang tiga sedemikian rupa sehingga orang percobabn bernafas
dari paru kedalam spirometer (tanpa diketahui oleh orang percobaan bernafas dari paru
kedalamm spirometer (tanpa diketahui oleh orang percobaan).
4. Buatlah pencatatan dari gerakan pernafasan sampai terlihat pada grafik dalamnya dan
frekwensi pernafasan sudah konstan (pernfasan normal).
5. Tentukan frekwensi pernafasan normal tersebut dan terbesar dari Tidal Volume.
6. Kemudian suruhlah orang percobaan melakukan inspirasi maximal yang disusl dengan
expirasi maximal. Kerjakan hal ini sampai 3 kali.
7. Tentukan dari grafik yang Sdr. Peroleh:
a. Vital capacity
b. Inspiratory reserve volume
c. Expiratory reserve volume
8. Bandingkanlah Vital Capacity (VC) yang didapat dengan percobaan dengan VC
perhitungan menurut rumus:
I. VC (liter) untuk pria
VC (liter) untuk wanita
II. VC (ml) untuk pria
VC (ml) untuk wanita
Rumus unntuk menghitung luas permukaan badan (BSA = Body Surface Area)
Luas permukaan badan ( ) = 0.007184 x x
Cara lain untuk menentukan Luas Permukaan Badan adalah menggunakan Nomogram
Dubois
D. PEMERIKSAAN PEAK FLOW RATE
CARA KERJA:
Peak Flow Meter (PFM) adalah alat untuk mengukur jumlah aliran udara dalam
jalam nafas (PFR), digunakan untuk memonitor kemampuan untuki menggerakkan udara,
dengan menghitung aliran udara bronki dan untuk mengetahui adanya obstruksi jalam nafas.
Nilai PFR dapat dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya posisi tubuh, usia, kekuatan otot
pernafasan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Peak Flow Meter (PFM) mengukur jumlah aliran
udara dan jalan nafas.
Peak Flow Meter (PFM) adalah kecepatan (laju) aliran udara ketika seseorang
menarik nafas penuh, dan mengeluarkannya secepat mungkin. Agar uji (tes) ini menjadi
bermakna, orang yang melakukan uji ini harus mampu mengulangnya dalam kelajuan yang
sama, minimal sebanyak tiga kali.
Cara pemeriksaan:
1. Bersihkan mouth piece PFM dengan alcohol
2. Posisikan penanda volume pada tanda nol (skala terbawah)
3. Genggam PFM dengan tangan seperti meniup terompet
4. Ambil nafas dalam dan tiup kedalam spidometer sekuat-kuatnya
5. Baca pada volume PFR skala yang ditunjukkan oleh penanda volume.
3. ENSENTERMETER