Anda di halaman 1dari 24

LINGKUNGAN

1. LUX METER

PENGERTIAN
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup.

FUNGSI BAGIAN- BAGIAN ALAT UKUR :

Layar panel : Menampilkan hasil pengukuranTombol Off/On : Sebagai tombol


untuk menyalakan atau mematikan alatTombol Range : Tombol kisaran
ukuranZero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)Sensor
cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

Ada 2 cara pengukuran antara lain :


a. Pengukuran local : pengukuran penerangan cahaya tepat disatu titik atau
tempat bekerja
b. Pengukuran umum : pengukuran cahaya ruangan dengan pengmbilan
sampling cahaya dengan beberapa titik dengan jarak tertentu
Lihat hasil
Geser tombol Arahkan sensor cahaya
pengukuran
off/on kearah dengan menggunakan
pada layar
On.Pilih tangan pada permukaan
daerah yang akan diukur panel
kuat penerangannya

Untuk pengukuran umum : sama seperti skema diatas hanya pada pengukuran umum
pengambilan diambil dalam beberapa titik nilai setiap titik di tambah lalu dibagi
jumlah titik pengukuran

KEGUNAAN LUX METER


Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan
pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Selain itu didalam penelitian-
penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa
diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan.

2. SOUND LEVEL METER TYPE (QUEST SOUND PRO MODEL SP & LD)

Busa

SENSORIK Berfungsi untuk


memfokuskan
gelombang
PENGERTIAN
ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan, suara yang tak
dikehendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa sakit ditelinga

KEGUNAAN/FUNGSI

berfungsi untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dalam satuan dBA


dari frekuensi antara 20-20.000Hz.

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

Kalibrasi Tekan tombol Tentukan area Setiap area


ON untuk pengukuran. pengukuran
mengaktifkan dilakukan
nya. pengamatan
selama 1-2
menit dengan
kurang lebih 6
kali
Tulis hasil pengukuran pembacaan.
dan hitung rata-rata Hasil
Setelah pengukuran,
kebisingan pengukuran
matikan tombol ON ke OFF
yaitu angka
yang
ditunjukkan
pada monitor.
Perhatian : sebaiknya pengambilan sampel kebisingan ini alat diletakkan di posisi atas telinga
dan tidak berbicara
3. HEAT STRESS METER (QUEST TEMP 36 )

PENGERTIAN
Yaitu Alat yang di gunakan untuk mengukur temperature suhu basah, kering
dan global

KEGUNAAN
Untuk mengetahui suhu ruangan di tempat bekerja

PROSEDUR KERJA
Lihat di layar nilai
Letakkan minimal
Tekan Dry (kering) Baca indoor
15 menit di
tombol on atau hasil
ruanagan tempat Tb (basah)
bekerja akhir
Globe (radiasi )

Rh (lembab)
4. SENSIDYNE NEPHEIOMETER

5. VIBRASI METER VI-100 QUES


PENGERTIAN
merupakan alat pengukur getaran yang digunakan pada alat/mesin yang
mempunyai getaran pada penggunaannya. Dengan pengukuran vibration
meter ini, akan didapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai
ambang batas yang telah ditentukan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja.

FUNGSI DAN BAGIANYA


SENSOR GETARAN getaran ini memegang peranan penting dalam
kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end)
dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor
getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal
getarananalog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk
tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran
tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses
manipulasi sinyal, diantaranya:
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.

TOMBOL ON/OFF
Untuk menghidupkan alat dan mematikan alat

Badan alat yang memiliki layar


Untuk membaca angka hasil akhir getaran yang dihasilkan

PROSEDUR KERJA

Hidupkan
vibration Tempelkan Tekan tombol
Catat angka yang
meter Sensor ke on/off untuk
muncul pada layar.
dengan sumber
mematikan
menekan getaran.
alat
tombol
Power
ON/OFF.
6. ANEMOMETER DIGITAL

Pengertian
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angina Nama alat ini berasal
dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah
Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Merupakan alat-alat yang terdiri dari tombol tombol dan layar tampilan.
Pada anemometer digital pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dan data
akan otomatis tersimpan dalam memori.

Fungsi
Berfungsi untuk mengukur atau menentukan kecepatan angin. Selain
mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya
tekanan angin, cuaca, dan tinggi gelombang laut.

Prosedur kerja

Tentukan arah Nyalakan Layar tampilan Apabila kecepatan


angin kemudian anemometer menghadap kearah angina telah
menghadap dengan cara pemegang konstan, tekan
kearah yang menekan anemometerdan angin tombol hold,
berlawanan kemudian catat
7. NOIS DAS tombol akan datang dari arah
dengan arah angin power belakang layar hasilnya
tampilan
KESEHATAN
1. AUDIOMETRI

pengertian

Audiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas


pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan
memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara.

Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB)


ditransfer melalui headset atau bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas
suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau
diplot secara manual pada kertas grafik.

Kegunaan audiometri :

untuk mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat


untuk mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuran

Indikasi pemeriksaan :

1. Adanya penurunan pendengaran


2. Telinga berbunyi dengung (tinitus)
3. Rasa penuh di telinga
4. Riwayat keluar cairan
5. Riwayat terpajan bising
6. Riwayat trauma
7. Riwayat pemakaian obat ototoksik
8. Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga
9. Gangguan keseimbangan

Derajat parameter ketulian :

Tuli ringan : 26-40 dB


Tuli sedang : 41-60 dB
Tuli Berat : 61-90 dB
Tuli sangat berat : >90 dB
Yang biasa dilakukan di poliklinik THT ialah audiometer nada murni. Audiometer
nada murni adalah suatu alat elektronik akustik yang dapat menghasilkan nada murni
mulai dari frekuensi 125 Hz sampai 8000 Hz. Dengan alat ini dapat ditentukan
keadaan fungsi masing-masing telinga secara kualitatif (normal, tuli konduktif, tuli
sensori neural, tuli campuran) dan kuantitatif (normal, tuli ringan, tuli sedang, tuli
berat).

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

Sebenarnya ada 2 macam audiometri yakni audiometri nada murni(pure tone) dan audiometri
tutur. Audiometri nada murni hanya menggunakan nada yang telah direkam dalam alat,
sedangkan audiometri tutur dengan menggunakan suara tutur kata-kata yang telah ditentukan.
Saat ini audiometri nada murni yang paling banyak dikerjakan diberbagai tempat karena lebih
mudah dan objektif. Pada kesempatan ini saya hanya akan membahas audiometri nada murni
saja.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien masuk di dalam ruang kedap suara dan
mengenakan headset khusus, kemudian diminta menekan tombol jika mendengar suara. Pada
beberapa alat audiometri terbaru yang portable tidak memerlukan ruang kedap
suara headsetnya sudah cukup untuk menahan suara dari luar.
Hasil dari alat audiometri akan muncul berupa kertas dengan grafik yang disebut audiogram.
dari pembacaan audiogram inilah kita tahu apakah fungsi pendengaran masih baik atau sudah
berkurang bahkan hingga tuli. Audiogram berbentuk seperti berikut:

Contoh Audiogram
Perlu diingat baik-baik:
- Gunakan tinta merah untuk telinga kanan, dan tinta biru untuk telinga kiri
- Hantaran udara (Air Conduction = AC)
Kanan = O
Kiri = X
- Hantaran tulang (Bone Conduction = BC)
Kanan = C
Kiri =
- Hantaran udara (AC) dihubungkan dengan garis lurus ( ) dengan
menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri
- Hantaran tulang (BC) dihubungkan dengan garis putus-putus ( - - - - - - - - )
dengan menggunakan tinta merah untuk telinga kanan dan biru untuk telinga kiri

1. CONTOH AUDIOGRAM PENDENGARAN NORMAL (TELINGA KANAN)


Normal : AC dan BC sama atau kurang dari 25 dB
AC dan BC berimpit, tidak ada air-bone gap

2. CONTOH AUDIOGRAM TULI SENSORI NEURAL (TELINGA KANAN)

Tuli sensori neural : AC dan BC lebih dari 25 dB


AC dan BC berimpit, tidak ada air-bone gap

3. CONTOH AUDIOGRAM TULI KONDUKTIF (TELINGA KANAN)

Tuli Konduktif : BC normal atau kurang dari 25 dB


AC lebih dari 25 dB
Antara AC dan BC terdapat air-bone gap

4. CONTOH AUDIOGRAM TULI CAMPUR (TELINGA KANAN)

Tuli Campur : BC lebih dari 25 dB


AC lebih besar dari BC, terdapat air-bone gap

Sumber: Buku THT FKUI

Catatan :
Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan
lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan.
Untuk menghitung ambang dengar (AD), akumulasikan AD pada frekuensi 500
Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz (merupakan ambang dengar percakapan sehari-hari),
kemudian dirata-ratakan.

AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz


3

Derajat ketulian (menurut buku FKUI) :


- Normal : 0 25 dB
- Tuli ringan : 26 40 dB
- Tuli sedang : 41 60 dB
- Tuli berat : 61 90 dB
- Tuli sangat berat : > 90 dB

Ada pula referensi yang menggolongkan derajat ketulian sebagai berikut


(berlaku di Poliklinik THT RSWS) :
- Normal : -10 26 dB
- Tuli ringan : 27 40 dB
- Tuli sedang : 41 55 dB
- Tuli sedang-berat : 56 70 dB
- Tuli berat : 71 90 dB
- Tuli total : > 90 dB

Pada diagnosis dapat ditulis hasil pemeriksaan:


NH (Normal Hearing)
SNHL (Sensory Neural Hearing Lose)
CHL (Conductive Hearing Lose)
MHL (Mix Hearing Loose)

Jangan lupa sertakan nilai derajat ambang dengarnya

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PENGGUNAAN ( SOP )


AUDIOMETRI NADA MURNI

Audiometri nada murni adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur sensivitas
pendengaran dengan alat audiometer yang menggunakan nada murni (pure tone).
Ambang nada murni diukur dengan intensitas minimum yang dapat didengar selama
satu atau dua detik melalui antaran udara ataupun hantaran tulang. Frekwensi yang
dipakai berkisar antara 125

8000 Hz dan diberikan secara bertingkat (Feldman dan Grimes, 1997).

Syarat pemeriksaan Audiometri nada murni: 1. Orang yang diperiksa : kooperatif,


tidak sakit, mengerti instruksi, bunyi di telinga, bebas bising min. 12 - 14 jam 2. Alat
audiometer terkalibrasi 3. Pemeriksa : mengerti cara penggunaan, sabar dan telaten 4.
Ruangan pemeriksaan : kedap suara maksimal 40 dBA SPL

Prosedur pemeriksaan Audiometri nada murni:


a. Instruksi jelas dan dimengerti : angkat tangan/telunjuk, mengatakan ada/tidak
ada, menekan tombol jika dengar bunyi
b. Memasang headphone : benar, tepat, nyaman
c. Pasien duduk di kursi, hadap 300 dari pemeriksa (tidak dapat melihat)
d. Pemberian sinyal 1-2 detik

Langkah

langkah Pemeriksaan Audiometri nada murni adalah: 1. Periksa telinga yang lebih
baik 2. Mulai pada 1000 Hz 3. Berikan bunyi selama 1 detik 4. Mulai 40 dB(normal),
60 dB (mild) 5. Kalau tidak ada respon naikkan intensitas 20 dB
6. Pakai turun 10 dB, naik 5 dB
7. Ambang dengar ditentukan 50 % respon yang benar (2 dari 4, 3 dari 6) 8.
Selanjutnya frek. 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, 8000 Hz, kembali ke 1000
Hz kemudian periksa frek. 500 Hz dan 250 Hz (untuk hantaran udara). Frekuensi
1000, 2000,4000 dan 500 Hz (untuk hantaran tulang) 9. Bila ada perbedaan 20 dB
atau lebih antara 2 frekuensi, cek pada frek. oktaf (hindari standing wave) 10. Hal
yang sama dilakukan untuk telinga lainnya
2. SPIROMETRI

Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif


kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan
disebut spirometer.

Tujuan

1. mengukur volume paru secara statis dan dinamik


2. menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama
pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang
paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan
menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai
normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.

Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran tinggi


badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan
umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka
dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang
dihasilkan akan dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi.

Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital
capacity (FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah
terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal.
Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke
mulut dan dihembuskan secara maksimal.

Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :

1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa
setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.
2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat
dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC
merupakan indikator utama fungsi paru-paru
3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar
75% - 80%
4. FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional
5. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari
paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.
6. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar
dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga sebagai
MMEF(maximal mid-expiratory flow

Klasifikasi gangguan ventilasi(% nilai prediksi) :

Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi
Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi
Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai
prediksi.

Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan spirogram
tidak memenuhi syarat :

1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah


2. Batuk
3. Terminasi lebih awal
4. Tertutupnya glottis
5. Ekspirasi yang bervariasi
6. Kebocoran

Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang
reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang
dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100
mL)

http://prodia.co.id/ProdukLayanan/PenunjangDiagnostik/spirometri/

kegunaan

Spirometri dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memonitor penyakit yang berhubungan
dengan penyakit paru dan jantung sehingga pemeriksaan spirometri rutin digunakan di rumah
sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung. Spirometri merupakan pemeriksaan gold
standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma.
Selain itu juga digunakan sebagai screening awal untuk mendeteksi PPOK pada perokok.

http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html
prosedur

A. Spirometer MERA EV
Bagian-bagian dari MERA EV Spirometer
Spirometer biasa di lengkapi alat untuk mencatat volume udara, juga terdapat
perlengkapan untuk mencatat perubahan waktu. Alat ini mempunyai berat lebih kurang 2,5
kg, hampir keseluruhannya terdiri atas logam (metal), kecuali mouth piece (plastic), bellows
(sebuah balon dari karet) yang bias mengembang.
Bila kita meniupkan udara kedalam spirometer ini, balon akan mengembang dan
mendesak pelat metal. Pada pelat metal ini melekatlah sebuah tangkai pencatat. Dengan
adanya gerakan pelat metal, maka akan ikut menggerakan pula tangkai pencatat. Gerakan
pelat metal atau membesarnya balon, akan diproyeksikan oleh pena pencatat pada kertas.

Bagian-bagian lain dari spirometer ini adalah :


1. Basis (metal)
2. Pelat metal yang dapat bergerak bebas
3. Tangkai pencatat
4. Pena pencatat (yang bias disetel)
5. Kertas pencatat (yang berskala)
6. Tempat memasang kertas (paper frame)
7. Dua buah tombol untuk mengatur waktu serta menyetel letak paper frame (manual timer
dan push button). Alat ini mempunyai dead space sebesar 200ml.

Prinsip kerja MERA EV SPIROMETER


Dengan meniupkan udara (ekspirasi) kedalam alat ini lewat pintu masuk (mouth
piece), maka balon akan mengembang, dan akan mengangkat / menggerakan pelat metal.
Seperti kita ketahui bahwa lebar (luas) gerak pelat metal ini adalah sebanding dengan jumlah
(volume) udara yang tertiup masuk ke dalam balon. Pena pencatat yang melekat pada pelat
metal dengan sendirinya akan ikut bergerak dan menggoreskan gambaran pada kertas
pencatat. Ini merupakan gambaran (pencatat) mengenai volume ytang ditiupkan masuk
kedalam balon. Pada saat sama kertas pencatat juga bergerak ke suatu arah (kekiri) dengan
kecepatan yang konstan (diatur dengan menekan sebuah tombol). Dengan demikian
perubahan-perubahan dari jumlah udara yang ditiupkan dapat dicatat.

Kertas pencatat (lihat gambar) :


Dipakai kertas khusus dengan ukuran tertentu, yang telah diberi garis-garisatau kotak-
kotak untuk menyatakan satuan ukuran pada pencatatan. Sumbu horizontal untuk pencatatan
waktu, terbagi atas 6 bagian besar oleh garis tebal, yang masing-masing bagian terbagi lagi
atas 10 bagian kecil oleh garis yang lebih tipis. Satu bagian besar (dibatasi oleh 2 buah garis
tebal vertical) berarti menunjukan waktu 1 detik, maka tiap 1 bagian kecil menunjukkan
waktu 0,1 detik.
Sumbu vertical untuk pencatatan besarnya volume udara yang masuk kedalam balon
spirometer. Dimulai dari angka 0.2 4,5 yang menunjukkan volume udara mulai dari 200-
4500 ml.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada persiapan pemeriksaan :
1. Letakkan alat ini sedemikian sehingga tempat memasukkan udara (air inlet ) menghadap
kearah depan.
2. Pasanglah kertas pencatat pada tempat yang telah dtentukan,masukakan lubang kertas
pada paku yang tersedia.
3. Sebelum pencatatan,pena pencatat harus terletak (menunjuk) secara tepat pada garis
terbawah dari sumbu horizontal.
4. Sebelum memulai pemeriksaan,cobalah tempat memasang kertas (paper frame )
digerakkan kekanan dan kekiri untuk mengetahui apakah gambaran pena pencatat itu berjalan
sejajar dengan sumbu horizontal,maka betulkanlah letak kertas pencatat.
5. Putarlah tombol waktu (manual timer) sesuai dengan arah panah,sehingga tempat
memasang kertas (paper frame ) bergerak kearah kekiri.
6. Letakkan mouth piece pada air inlet.
7. Selesai pemeriksaan,lepaskan mouth piece dan letakkan spirometer sehingga air inlet
miring menghadap kebawah.

Cara pemeriksaan :
1. Sebelum pemeriksaan,catatlah : jenis kelamin, umur (tahun),tinggi badan (cm),dan berat
badan (kg )dari orang yang akan diperiksa. Dengan ukuran2 bagian ini,dapat dihitung harga
perkiraan vital capacity (estimated value ) dari orang yang diselidiki dengan menggunakan
nomogram dari Baldwin atau dari rumus dibawah ini.
Rumus untuk menghitung VC Vital Capacity :
V.C. laki2 : ( 27.73 0.112 x umur ) x TB (cm )
V.C. Wanita : (21.78 0.101 X umur ) x TB (cm )

2. Orang yang akan diperiksa disuruh dengan posisi berdiri atau setengah duduk.
3. Semua pakaian dan barang barang yang melekat pada tubuh hendaknya dilepaskan,
untuk memudahkan seseorang mengadakan gerakan pernafasan. Sebaiknya sebelum
pemeriksaan, orang yang akan diperiksa disuruh tiduran ( berbaring ) selama 15 menit.
4. Arti percobaan ini serta cara-cara pemeriksaan yang akan dilakukan hendaknya
diterangkan kepada orang yang akan diperiksa sebelum dimulai pemeriksaan.
5. Rangkaian urutan pemeriksaan :
a. Putarlah tombol waktu (manual timer ) kekanan sesuai dengan arah panah sampai
mencapai titik permulaan (starting position ).
b. Kemmudian orang percobaan disuruh memegangi spirometer tersebut dari arah belakang
alat, dalam posisi horizontal.
c. Sebelumnya orang percobaaan disuruh bernafas secara normal (irama dan kedalaman nafas
yang normal ).
d. Suruhlah orang percobaan inspirasi maksimum,kemudian baru menempatkan mulutnya ke
mouth-piece,sesudah itu baru disuruh menghembuskan udara pernafasan kedalam spirometer.
e. Bersamaaan dengan mulai menghembuskan udara pernafasan tersebut tekanlah starting
button terus menerus sampai pemeriksaan selesai atau sampai orang percobaan berhenti
mengadakan gerakan (pernafasan ) ekspirasi. Cara penghembusan udara pernafasan
hendaknya secara langsung (tidak bole terputus-putus ), sekuat-kuatnya (komplet) dan
secepatnya.
f. Ulangi percobaan ini sedemikian,tanpa menekan starting button,sehingga kertas pencatat
akan tetap. Ini untuk mengetahui besarnya harga vital capacity.
g. Sesudah selesai,lepaskanlah mouth-piece dari mulut.
h. Bila orang percobaan kurang koooperatif atau bila hasilnya meragukan ,maka ulangilah
percobaan sekali lagi. Untuk percobaan ulangan,maka geserlah ujung ppena pencatat sedikit
kearah kanan,yang berarti riginal point akan bergeser kekanan pula.
i. Jangan lupa menuliskan nama orang yang diperiksa pada kertas pencatat.

Cara Menghitung Hasil Pemeriksaan :


1. Menghitung Estimated Vital Capacity atau Predicted Vital Capacity.
Dihitung dengan rumus atau dengan Nomogram dari BALDWIN. Kalau memakai
Nomogram, maka dengn mistar buatlah garis byang mennnghubungkan antara umur
(menurut jenis ) dengan tinggi badan . Titik potong pada garis (skala ) di tengah
menunjukkan harga Estimated Vital Capacity (EVC) orang percobaan. Hasilnya bisa
dicookkan dengan menghitung memakai rumus.
2. Observed Vital Capacity : Vital Capacity yyyang didapat dari percobaan
Diukur dengan spirometer,dimana sebelumnya orang percobaan mengadakan inspirasi
maksimum kemudian mengeluarkan semua udara pernafasan kedalam spirometer,dan pada
pencatatan digunakan kertas pencatat yang tetap ( starter button tidak ditekan).Biasanya
harganya lebih besar daripada Forced Vital Capacity.
3. Vital Capacity Ratio : harga persen dari perbandingan antara Observed Vital Capacity
dengan Predicted Vital Capacity.
4. Forced Vital Capacity (FVC) : Vital Capacity yang diperoleh apabila ekspirasinya
merupakan suatu gerakan dan respirasi maksimum . Bandngkan hasil dengan FVC hasil
perhitungan dengan rumus.
5. Forced Vital Capacity Ratio : harga persen dari perbandingan antara Forced Vtal
Capacity dengan Predicted Vital Capacity
6. Forced Expiratory Volume (FEV) adalah Vital Capacity tiap satuan waktu.
Biasanya dicari harga Forced Expiratory Volume satu detik (FEV1) .
Carilah titik pada kurve sesudah orang percobaan mengadakan expirasi dengan satu gerakan
cepat dari respirasi maksimum selama 1 detik, yang dihitung mulai permulaan gerakan
pernafasan (titik permulaan ). Berapakah volume udara titik tersebut ? ( FEV1)

7. Forced Expiration Volume Ratio :


a. Harga persen dari perbandingan : FEV / FVC ( menurut GAENSLER).
b. Harga persen dari perbandingan : FEV / VC ( menurut TIFFENAU ).

Diketahui : TB = 173 cm, Umur = 18 tahun.OVC = 4050 cc


1. EVC laki laki : ( 27,73 0,112 x 18 ) x 166
: ml
Jadi, EVC laki laki adalah atau ml.
2. OVC = 4050 cc

Ditanyakan : 3. VCR

4. FVC
5. FVCR %

6. FEV

7a.FEVR % gaensler

b.FEVR % tiffenau
Jawab : 3. VCR
4. FVC 4000 ml
5. FVCR

6. FEV

7a.FEVR % , gaensler

b.FEVR % , tiffenau

Diketahui : TB = 153, Umur = 17 tahun.


1. EVC perempuan : ( 21,78 0,101 x 17 ) x 155
: 3069,639 ml
Jadi, EVC perempuan adalah 3069,639 atau 3070 ml.
2. OVC = 1850 cc
Ditanyakan : 3. VCR
4. FVC
5. FVCR %

6. FEV.

7a. FEVR % gaensler

b. FEVR % tiffenau
Jawab : 1. VCR
2. FVC = 1700 ml
3. FEV = 1700 ml

4. FVCR % 5. FEVR %
6. FEVR %

B. Spirometer Collins
Cara Kerja
1. Spirometer diisi udara biasa secukupnya (dilakukan oleh petugas laboratorium).
2. Masukan mouth-piece ke dalam mulut. Pada waktu ini orang percobaan masih bernafas
dengan udara luar dan mengeluarkan nafas ke udara luar. Arah masuk dan keluarnya udara
diatur melalui kran simpang tiga.
3. Kemudian puterlah kran simpang tiga sedemikian rupa sehingga orang percobabn bernafas
dari paru kedalam spirometer (tanpa diketahui oleh orang percobaan bernafas dari paru
kedalamm spirometer (tanpa diketahui oleh orang percobaan).
4. Buatlah pencatatan dari gerakan pernafasan sampai terlihat pada grafik dalamnya dan
frekwensi pernafasan sudah konstan (pernfasan normal).
5. Tentukan frekwensi pernafasan normal tersebut dan terbesar dari Tidal Volume.
6. Kemudian suruhlah orang percobaan melakukan inspirasi maximal yang disusl dengan
expirasi maximal. Kerjakan hal ini sampai 3 kali.
7. Tentukan dari grafik yang Sdr. Peroleh:
a. Vital capacity
b. Inspiratory reserve volume
c. Expiratory reserve volume
8. Bandingkanlah Vital Capacity (VC) yang didapat dengan percobaan dengan VC
perhitungan menurut rumus:
I. VC (liter) untuk pria
VC (liter) untuk wanita
II. VC (ml) untuk pria
VC (ml) untuk wanita

Rumus untuk menghitung FCV (Forced Vital Capacity):


FVC (liter) untuk pria = (0.051 x TB cm) (0.025 x umur dalam tahun) 3.55
FVC (liter) untuk wanita = (0.033 x TB cm) (0.023 x umur dalam tahun) 1.40

Rumus unntuk menghitung luas permukaan badan (BSA = Body Surface Area)
Luas permukaan badan ( ) = 0.007184 x x

Luas Permukaan Badan


I. VC
II. VC
FVC

Cara lain untuk menentukan Luas Permukaan Badan adalah menggunakan Nomogram
Dubois
D. PEMERIKSAAN PEAK FLOW RATE
CARA KERJA:
Peak Flow Meter (PFM) adalah alat untuk mengukur jumlah aliran udara dalam
jalam nafas (PFR), digunakan untuk memonitor kemampuan untuki menggerakkan udara,
dengan menghitung aliran udara bronki dan untuk mengetahui adanya obstruksi jalam nafas.
Nilai PFR dapat dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya posisi tubuh, usia, kekuatan otot
pernafasan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Peak Flow Meter (PFM) mengukur jumlah aliran
udara dan jalan nafas.
Peak Flow Meter (PFM) adalah kecepatan (laju) aliran udara ketika seseorang
menarik nafas penuh, dan mengeluarkannya secepat mungkin. Agar uji (tes) ini menjadi
bermakna, orang yang melakukan uji ini harus mampu mengulangnya dalam kelajuan yang
sama, minimal sebanyak tiga kali.

Cara pemeriksaan:
1. Bersihkan mouth piece PFM dengan alcohol
2. Posisikan penanda volume pada tanda nol (skala terbawah)
3. Genggam PFM dengan tangan seperti meniup terompet
4. Ambil nafas dalam dan tiup kedalam spidometer sekuat-kuatnya
5. Baca pada volume PFR skala yang ditunjukkan oleh penanda volume.

3. ENSENTERMETER

Anda mungkin juga menyukai