Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MENURUT VIRGINIA HENDERSON


PADA PASIEN DENGAN ANEMIA DI RUANG ANGGREK RSUD
KABUPATEN BULELENG
TANGGAL 22 AGUSTUS 2017

OLEH :

Luh Putu Aridewi Widiastuti

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2017
A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Virginia Henderson
1.1 Definisi/deskripsi kebutuhan
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan
POM, 2011). Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Istirahat merupakan keadaan yang tenang relaks tanpa tekanan
emosional dan bebas dari kegelisahan. Istirahat adalah kondisi dimana
tubuh berada dalam status aktivitasnyang rendah dengan
konsekuen/dampakn perasaan menjadi segar kembali. Tidur adalah suatu
keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
merupakan urutan siklus yang berulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan berdaniah yang berbeda. Tidur merupakan suatu
keadaan yang dialami seseorang, yang dapat dibangun kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup.
Selain itu ada menurut Tarwoto, 2006. Istirahat adalah suatu
periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh atau untuk
sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk
memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat danm engembalikan fungsi
jaringan .Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas
sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik
dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh
istirahat yang panjang.Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar
yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus
yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak
dan badaniah yang berbeda
1.2 Fasiologi sistem/fungsi normal sistem tidur dan istirahat
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem istirahat dan
tidur
a. Umur
b. Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu
kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis
dari sel-sel dan organ.
c. Penyakit
d. Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan,
dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga
pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
e. Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti
menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan
penundaan waktu anda untuk tidur.
f. Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang
tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
g. Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi
jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan
kebisingan.
h. Obat obatan
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu
seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
i. Makanan dan minimum
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang
banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas
dll.
j. Aktivitas
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan
justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
1.4 Macam-macam ganggguan yang mungkin terjadi pada sistem tidur dan
istirahat
a) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan utuk mencukupi kebutuhan tidur
secara kualitas maupun kuantitas.
b) Hipersomnia
Hipersomnia merupakan kelebihan tidur lebih dari 9 jam di malam
hari. Hipersomnia biasanya berkaitan dengan psikologi seperti
depresi atau kegelisahan, kerusakan sistem saraf sentral dan
gangguan ginjal, hati atau gangguan metabolisme
c) Parasomnia
Merupakan suatu rangkaian gangguan yang mempengaruhi tidur
anak-anak, seperti (tidur berjalan), ketakutan dan enuresis
(ngompol). Gangguan ini sering dialami anak-anak secara
bersamaan, diturunkan dalam keluarga dan cenderung terjadi pada
tahap ii dan iv tidur NREM.
d) Narkolepsi
Narkolepsi adalah serangan mengantuk mendadak di siang hari.
Sering disebut sebagai serangan tidur. Penyebabnya tidak diketahui
tetapi diperkirakan akibat kerusakan genetic sistem saraf pusat yang
mana periode tidur REM tidak dapat dikendalikan.
e) Apnea saat tidur dan mendengkur (Ngorok)
Apnea saat tidur adalah periode henti napas saat tidur. Mendengkur
bukan dianggap sebagai gangguan saat tidur, tetapi bila disertai
dengan apnea maka bias terjadi masalah. Mendengkur disebabkan
adanya rintangan pengeluaran udara di hidung atau di mulut, yang
disebabkan oleh amandel, adenoid, otot-oto di belakang mulut
mengendor dan bergetar. Periode apnea berlangsung selama 10 detik
hingga 3 menit.
f) Mengigau
Hamper semua orangn pernah mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur
REM
g) Sudden Infant Death Syndrome/SIDS
Gangguang ini dapat terjadi pada bayi 12 bulan pertama.
Penyebabnya tidak diketahui. Berbagai ahli berpendapat bahwa
gangguang ini disebabkan oleh sistem saraf tidak matang atau apnea
saat tidur.

B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa
yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa
medis.
b) Keluhan Utama
Kaji keluhan utama pasien yang menjadi masalahnya
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang di alami pasien sekarang ini
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan sakit yang diterima pasien lebih
dari 6 bulan
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit mungkin
bisa menjadi factor predisposisi
f) Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat
serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya
baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
2.1.2 Pemeriksaan fisik : data fokus
a) Kepala
Kaji bentuk kepala, simetris, massa, nyeri kepala, kulit kepala,
rambut.
b) Mata
Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi
perdarahan), kesimetrisan mata kanan dan kiri, isokor/anisokor
pada pupil, warna sklera.
c) Hidung
Kaji adanya deformitas, pernafasan cuping hidung, sekret yang
keluar dari hidung.
d) Mulut dan Faring
Kaji adanya pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut, nyeri tekan, stomatitis.
e) Telinga
f) Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
lesi atau nyeri tekan, kaji adanya serumen.
g) Leher
Kesimetrisan leher, kaji adanya massa dan reflek menelan.
h) Thoraks/Paru
Inspeksi : Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya
tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan
dengan paru.
Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba
sama.
Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada redup atau suara
tambahan lainnya.
Auskultasi : Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau
suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.
i) Jantung
Inspeksi : tampak/tidaknya iktus jantung.
Palpasi : Nadi meningkat, iktus teraba/tidak.
Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, kaji adanya mur-mur.
j) Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi : Kaji tugor kulit, tidak ada defands muskuler, hepar
teraba/tidak.
Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang
cairan/tidak.
Auskultasi : Kaji Peristaltik usus per menit
k) Sistem Integumen
Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, nyeri tekan, adanya luka, pendarahan.
l) Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
BAB.
m) Muskuloskeletal
Kaji lokasi fraktur, penurunan tonus otot, mobilisasi pasien,
penurunan rentang gerak, adanya panus, benjolan/massa
abnormal pada sistem muskulo.
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
a) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit
menurun.
b) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik);
MCV (volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin
korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik (DB), peningkatan (AP), pansitopenia (aplastik).
c) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP),
meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan
darah/hemolisis).
d) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan
bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). LED :
Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit
malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam
membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia
tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih
pendek.
e) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
f) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah
(diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun
(aplastik). Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat
(DB); normal atau tinggi (hemolitik). Hemoglobin
elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
g) Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi. Besi serum :
tak ada (DB); tinggi (hemolitik).
h) TBC serum: meningkat (DB). Feritin serum : meningkat (DB).
Masa perdarahan: memanjang (aplastik). LDH serum :
menurun (DB). Tes schilling: penurunan eksresi vitamin B12
urine (AP). Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine,
feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis
(DB). Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan
pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).
i) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 2001).
j) Jenis sel darah
Eritrosit (juta/mikro lt) Bayi baru lahir 5,9 (4,1 7,5), 1
Tahun 4,6 (4,1 5,1), 5 Tahun 4,7 (4,2 -5,2), 8 12 Tahun
5 (4,5 -5,4).
Hb (gr/dl) Bayi baru lahir 19 (14 24), 1 Tahun 12 (11
15), 5 Tahun 13,5 (12,5 15), 8 12 Tahun 14 (13 15,5).
Leokosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1
Tahun 10.000 (5 15), 5 Tahun 8000 (5 13), 8 12 Tahun
8000 (5-12).
Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun
260.000, 5 Tahun 260.000, 8 12 Tahun 260.000.
Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun
38, 8 12 Tahun 40

2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


2.2.1 M
a) Definisi
b) Batasan karakteristik
c) Faktor yang berhubungan
2.2.2 M
a) Definisi
b) Batasan karakteristik
c) Faktor yang berhubungan

2.3 Perencanaan

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

1
2

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai