Anda di halaman 1dari 64

JURNAL ILMIAH

ILMU KEBIDANAN

Susunan Redaksi

Pelindung
Dr. Denok Sri Utami

Penasehat
Siti Maryam, SST. M.Kes
Dra. Nunun Nurhajati, M.Si
Nunik Ningtiyasari, S.Si.T

Penanggung Jawab
Ainun Hanifa, S.Si.T

Pemimpin Redaksi
Ainun Hanifa, S.Si.T

Sekretaris Redaksi
Widya Lusi A, SST

Anggota Redaksi
Sri Hartatik, Amd
Moch. Eldon, SE
Sri Supeni, Amd

Alamat Redaksi
Program Studi D III Kebidanan Universitas Tulungagung
Jl. Raya Tulungagung-Blitar Km. 4 Sumbergempol Tulungagung 66291
Telp. (0355) 331080, 335735, fax. (0355) 331080
Email. akbid_unita@yahoo.co.id
Website. www.akbid-unita.ac.id

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page ii


Pedoman Bagi Penulis

Jurnal Ilmiah Kebidanan merupakan Penulisan Artikel


jurnal ilmiah yang terbit setiap 1 Artikel diketik 1 spasi pada kertas A4,
tahun sekali. Jurnal Ilmiah dengan jarak dari tepi kiri 4 cm, tepi
Kebidanan Prodi D III Kebidanan kanan, atas dan bawah 3 cm. Jumlah
Universitas Tulungagung dapat halaman maksimal 10 lembar tiap
menerima semua artikel penelitian artikel, jenis huruf Arial ukuran 11.
asli yang relevan dengan bidang Setiap halaman diberi nomor secara
kebidanan dengan ketentuan berurutan dimulai dari halaman judul
sebagai berikut: sampai halaman terakhir. artikel
ilmiah dikirimkan dalam bentuk
Artikel Penelitian softcopy (CD) dan 1 berkas artikel
Artikel penelitian asli dalam ilmu penelitian asli. Tulis nama file dan
kebidanan. Format artikel penelitian program yang dipergunakan pada
terdiri atas halaman judul, abstrak label CD.
(Indonesia/ Inggris), pendahuluan,
tinjauan pustaka, metode penelitian, Halaman Judul
hasil dan pembahasan, kesimpulan, Halaman judul berisi judul artikel
saran dan daftar pustaka. ilmiah, nama penulis dengan gelar
lengkap.
Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam Abstrak dan Kata Kunci
bidang ilmu kebidanan yang perlu Abstrak untuk setiap artikel bisa ditulis
disebarluaskan. Format laporan menggunakan bahasa Indonesia/
kasus terdiri atas judul, abstrak Inggris. Bentuk abstrak tidak
(Indonesia/ Inggris), pendahuluan, terstruktur dengan jumlah maksimal
tinjauan pustaka, kasus, 200 kata. Abstrak ditulis ringkas dan
pembahasan, daftar pustaka. jelas sesuai dengan format
introduction, method, resulth,
Surat Kepada Redaksi discussion (IMRAD).
Sarana komunikasi pembaca
dengan redaksi dan pembaca lain Tabel
yang dapat berisi komentar, Tabel disusun berurutan. Setiap tabel
sanggahan, atau opini mengenai isi harus diberi judul singkat. Tempatkan
jurnal ilmiah kebidanan sebelumnya penjelasan dan singkatan pada
atau usul untuk selanjutnya. keterangan tabel, bukan pada judul
tabel. Jumlah tabel maksimal 6 buah.
Petunjuk Umum
Untuk menghindari duplikasi, Jurnal Metode Statistik
Ilmiah Kebidanan Prodi D III Jelaskan metode statistik secara rinci
Kebidanan Universitas Tulungagung pada bab metode.
tidak menerima artikel yang sudah
dipublikasikan atau sedang diajukan Daftar Pustaka
kepada jurnal ilmiah lain, dengan Rujukan ditulis sesuai dengan aturan
menandatangani surat pernyataan. penulisan, diberi nomor urut sesuai
Penulis harus memastikan bahwa dengan pemunculan dalam jurnal
seluruh penulis pembantu telah ilmiah kebidanan. Jumlah rujukan
menyetujui. Bila diketahui artikel maksimal 20 buah dar iterbita minimal
telah dimuat pada jurnal lain, maka 10 tahun terakhir. hindarkan rujukan
Jurnal Imiah Kebidanan Prodi D III berupa komunikasi pribadi kecuali
Kebidanan Universitas Tulungagung untuk informasi yang tidak mungkin
edisi selanjutnya artikel akan diperoleh dari sumber umum.
dianulir.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page iii


DAFTAR ISI
Hubungan sikap bidan tentang pemeriksaan 14t dengan deteksi dini resiko tinggi
kartu skor poedji rochjati di wilayah kerja puskesmas kademangan kabupaten blitar
tahun 2012
Tevrilia Nur Firaya, Siti Maryam, Astika Rasyiid ............................................................. 1

Hubungan sikap dengan perilaku ibu post partum tentang pemberian colostrum pada
bayi baru lahir di ruang nifas rsud dr. iskak tulungagungtahun 2012
Khoridatul Jannah, Nunik Ningtiyasari, Erik Ekowati ...................................................... 6

Analisis pengetahuan dengan sikap tentang pemanfaatan buku kia oleh kader
posyandu study pada kader posyandu di wilayah kerja puskesmas junjung
kecamatan sumbergempol kabupaten tulungagungtahun 2012
Siti Maryam................................................................................................................... 10

Studi komparatif berat badan sebelum dan sesudah menggunakan kb suntik 3


bulan di bps titin desa bangunjaya kecamatan pakel kabupaten tulungagung tahun
2012
Merlinda Diyas Octia, Rini Sulistyowati, Ainun Hanifa ................................................... 13

Hubungan berat badan lahir rendah dengan kejadian asfiksia neonatorum di


ruang mawar rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Ratih Indra Driviana, Nunik Ningtiyasari, Ainun Hanifa.................................................. 17

Hubungan kejadian pre-eklamsia dengan kejadian berat badan lahir rendah (bblr) di
rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Dewi Puspitasari, Nunik Ningtiyasari, Sandra Dewi S ................................................... 21

Hubungan sikap ibu menyusui dengan cara menyusui yang benar di desa sumurup
kecamatan bendungan kabupaten trenggalek tahun 2012
Dyah Risca Arini, Nunik Ningtiyasari, Widya Lusi A ..................................................... 25

Hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 1-3 tahun di desa kepuh
kecamatan boyolangu kabupaten tulungagung tahun 2012
Niken Ningtiyas, Siti Maryam, Erik Ekowati ................................................................... 29

Hubungan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap dengan kelengkapan imunisasi
pada bayi di posyandu desa pucangan kecamatan kauman kabupaten tulungagung
tahun 2012
Naning Hartatik, Siti Maryam, Sandra Desi S................................................................ 32

Hubungan sikap ibu bayi tentang imunisasi dpt combo dengan pelaksanaan
imunisasi dpt combo pada bayinya di posyandu desa sobontoro kabupaten
tulungagung tahun 2012
Leni Gita Pangestri, Nunik Ningtiyasari, Erik Ekowati.................................................... 35

Hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (imd) dengan kejadian atonia uteri pada
ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas kauman kecamatan kauman kabupaten
tulungagung tahun 2012
Pepen Eka Fitriyanti, Siti Maryam, Astika Rasyid .......................................................... 38

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page iv


Hubungan sikap bidan dalam pelayanan antenatal care (anc) dengan keteraturan
kunjungan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas sumbergempol kabupaten
tulungagung tahun 2012
Ela Fahdalia, Siti Maryam, Astika Rasyid ...................................................................... 42

Hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 0-1 tahun di posyandu desa
bago kecamatan Tulungagung kabupaten Tulungagung tahun 2012
Etty Yuvitasari, Siti Maryam, Erik Ekowati ..................................................................... 45

Hubungan kejadian pre-eklampsia dengan kejadian haemoragic post partum (hpp) di


rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Isna lailatul mahya, Nunik Ningtiyasari, Widya Lusi A ................................................... 48

Hubungan sikap wanita usia subur (wus) tentang kb suntik dengan kepatuhan
kunjungan kb di bps lely desa sobontoro kabupaten tulungagung tahun 2012
Wahidatus Khumeiyaroh, Siti Maryam, Astika Rasyid ................................................... 52

Hubungan usia ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (bblr) di rsud dr. iskak
tulungagung tahun 2012
Lina Amalia, Nunik Ningtiyasari, Anita Dwi A ................................................................ 56

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page v


HUBUNGAN SIKAP BIDAN TENTANG PEMERIKSAAN 14T DENGAN DETEKSI
DINI RESIKO TINGGI KARTU SKOR POEDJI ROCHJATI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KADEMANGAN
KABUPATEN BLITAR TAHUN 2012

Oleh :
TEVRILIA NUR FIRAYA
SITI MARYAM, SST. M.Kes
ASTIKA RASYIID, SST

Antenatal care is used to monitor, support the health, detection of pregnant women. Based
from the data in the health center Kademangan, January until June 2011 from 42 midwives who
provide antenatal care practices only 26 midwives (61.9%) carry out checks with 14T Poedji Rochjati
score card beside that the 16 midwives (38.1%) do not apply the check 14T Poedji Rochjati score
card.Purpose of the study to the determine from the correlation attitudes of midwives about 14T
examination with a high risk of early detection Poedji Rochjati score card at the health center of
Kademangan, Blitar 2012.
The data from the research showed nearly half of the 37 midwives to be positive about 14T
examination and early detection of high risk Poedji Rochjati score cards is 18 midwives (48.6%).
Midwives who have a good understanding of the examination 14T has a positive attitude about 14T
examination so that early detection of high risk pregnant women to fill out a score card Poedji
Rochjati to prevent delay in referral.

Pendahuluan
Kehamilan dan persalinan merupakan masih tertutup dari seseorang terhadap
proses alami, tetapi bukannya tanpa risiko, stimulus atau obyek.
yang merupakan beban bagi seorang wanita. Sikap mengandung 3 komponen yang
Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil membentuk struktur sikap, yaitu:
dan bersalin masih merupakan masalah besar 1. Komponen Kognitif (komponen
di negara-negara berkembang termasuk perseptual)
Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50 % 2. Komponen Afektif (komponen emosional)
kematian wanita usia subur disebabkan hal 3. Komponen Konatif (komponen perilaku)
yang berkaitan dengan kehamilan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Berdasarkan Survei Demografi dan Sikap:
Kesehatan Indonesia (SDKI) Propinsi Jawa 1. Pengalaman pribadi
Timur jumlah ibu hamil risti di Propinsi Jawa Middle Back (1974) mengatakan tidak
Timur tahun 2010 sebesar 151.380. Jumlah adanya pengalaman sama sekali dengan
ibu risti di Jawa Timur pada tahun 2009 suatu obyek cenderung akan membentuk
sebesar 160.170 (21,94 %), dengan bumil risti sikap yang negatif
yang dirujuk 143.192 (89,40 %), untuk tahun 2. Pengaruh orang lain yang dianggap
2009 cakupan bumil risti yang dirujuk jauh penting
dari target 2009 sebesar 90 %. Sementara Orang lain di sekitar kita merupakan salah
target Indonesia Sehat 2010 untuk ibu hamil satu di antara komponen sosial yang ikut
resiko tinggi yang dirujuk sebesar 100 %. mempengaruhi sikap kita
3. Kebudayaan
Tujuan Penelitian Kebudayaan dimana kita hidup dan
Untuk mengetahui hubungan sikap dibesarkan, mempunyai pengaruh besar
bidan tentang pemeriksaan 14T dengan deteksi terhadap sikap.
dini resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati di 4. Informasi
wilayah kerja Puskesmas Kademangan Dalam rangka pembentukan sikap
Kabupaten Blitar tahun 2012. seseorang dapat dilakukan secara tidak
Tinjauan Pustaka langsung dan langsung
Menurut Notoatmodjo (2003: 130), 5. Lembaga pendidikan dan agama
sikap merupakan reaksi atau respon yang Meletakkan dasar dan pengertian konsep
dalam diri individu

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 1


6. Pengaruh faktor emosi 3. Tekan/ palpasi payudara (benjolan),
Sikap merupakan pernyataan yang perawatan payudara
disadari oleh emosi yang berfungsi 4. Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan
sebagai semacam penyuluhan frustasi. detak jantung janin
Skala sikap menggunakan skala Likert. 5. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan
Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau limfa
pernyataan yang masuk dalam kategori skala 6. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu
likert dengan skor adalah sebagai berikut: pressure) dan senam hamil
No. Pernyataan STS TS S SS 7. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (
1. Negatif 4 3 2 1 penyuluhan)
8. Timbang berat badan dan ukur Tinggi
2. Positif 1 2 3 4
badan
Keterangan: 9. Ukur tekanan darah
SS : Sangat setuju 10. Ukur tinggi fundus uteri
S : Setuju 11. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid /
TS : Tidak setuju TT lengkap
STS : Sangat tidak setuju 12. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe)
Data-data tersebut kemudian dirubah dan dan penyakit lainnya sesuai indikasi
menjadi skor T dengan menggunakan rumus (gondok, malaria)
sebagai berikut: 13. Tentukan kadar Hb dan periksa
laboratoium (protein dan glukosa urine),
X - X sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai
T 50 10 indikasi
S
14. Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan
Keterangan : Kehamilan risiko tinggi adalah
X : Skor responden kehamilan dimana ibu hamil maupun janin
X : Mean skor kelompok yang dikandungnya berada dalam risiko
S : Standar deviasi skor kelompok. kematian. Angka kejadian kehamilan risiko
tinggi kurang lebih 20 % dari semua
Skor mean T merupakan skala yang kehamilan. pada umumnya kehamilan resiko
biasa digunakan dalam skala model Likert tinggi dibagi menjadi dua faktor:
untuk menentukan sikap seseorang 1. Faktor resiko dari ibu
1) Sikap Positif : skor T mean T a. Usia Ibu
2) Sikap negatif : skor T < mean T b. Fertilitas
(Azwar, 2007: 156) c. Grande multipara
d. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
Pelayanan pemeriksaan selama e. Kebiasaan (Habits) :
kehamilan (ANC) adalah pelayanan kesehatan Perokok berat, pecandu narkoba,
yang diberikan kepada ibu selama peminum alkohol.
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan f. Riwayat Persalinan / Obstetrik yang
yang lengkap. ANC dilakukan minimal 1 kali jelek
dalam trimester I, 1 kali dalam trimester II dan g. Riwayat Penyakit yang diderita
2 kali dalam trimester III. Dalam penerapan h. Riwayat Operasi dan Trauma
operasionalnya dikenal standar yang disebut sebelumya
dengan 14 T. 2. Faktor resiko dari janin
Pada pemeriksaan 14T selama a. Malpresentasi dan malposisi
kehamilan yang harus dilakukan oleh bidan b. Bayi Kembar
yaitu: c. Perdarahan antepartum
1. Tanyakan dan Menyapa Ibu dengan d. Kelainan congenital
Ramah e. Hamil lebih bulan (post date)
2. Temukan kelainan/ periksa daerah muka f. Poli dan atau Oligohidramnion
dan leher (gondok, vena jugularis g. Makrosomia
eksterna), jari dan tungkai (edema), h. Intrauterine Growth Restriction
lingkar lengan atas dan panggul (perkusi i. Janin mati dalam kandungan
ginjal), dan reflek lutut

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 2


Bahaya yang dapat timbul sebagai akibat 4. Faktor risiko pada ibu hamil oleh Poedji
ibu hamil dengan risiko tinggi antara lain : Rochjati dikelompokkan menjadi:
a. Keguguran (abortus) a. Kelompok Faktor Risiko I (Ada
b. Bayi lahir prematur (belum cukup potensi risiko)
bulan) a) Primi Muda
c. Berat badan bayi lahir rendah Terlalu Muda hamil pertma umur
(kurang dari 2500 g) 16 tahun atau kurang
d. Bayi mati dalam kandungan b) Primi Tua Primer
e. Bayi dengan cacat bawaan (a) Terlalu tua, hamil pertama
f. Ibu mengalami perdarahan yang umur 35 tahun atau lebih
dapat berakibat ibu meninggal dunia (b) Terlalu lambat hamil. Setelah
g. Ibu mengalami keracunan kehamilan kawin 4 tahun lebih
(toksemia gravidarum) c) Primi Tua Sekunder
h. Penyakit ibu menjadi lebih berat d) Terlalu lama punya anak lagi,
(payah jantung s.d gagal jantung, terkecil 10 tahun lebih
asma berat, diabetes mellitus) e) Terlalu cepat punya anak lagi,
i. Persalinan lama dan atau macet anak terkecil usia kurang 2 tahun
j. Kegawatan sehingga bayi harus f) Grande Multi
dilahirkan dengan operasi Caesar Terlalu banyak punya anak 4 atau
lebih
Batasan pengisian skrining antenatal g) Terlalu Tua
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dengan (a) Umur 35 tahun
menggunakan kartu skor Poedji Rochjati (b) Hamil umur 35 tahun atau
berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat lebih
skrining antenatal. h) Terlalu pendek
1. Manfaat Kartu Skor Poedji Rochjati: (a) Tinggi Badan 145
a. Menemukan faktor risiko Bumil i) Pada hamil pertama, kedua atau
b. Menentukan Kelompok Risiko Bumil lebih belum pernah melahirkan
c. Alat pencatat Kondisi Bumil normal
2. Fungsi Skor Poedji Rochjati j) Pernah gagal pada kehamilan
a. Melakukan skrining atau deteksi dini yang lalu
Risiko Tinggi Ibu Hamil k) Pernah melahirkan dengan :
b. Memantau kondisi ibu dan janin (a) Tarikan
selama kehamilan (b) Uri dikeluarkan oleh
c. Mencatat dan melapor keadaan penolong
kehamilan, persalinan dan nifas (c) Pernah diinfus atau transfusi
d. Memberi pedoman penyuluhan untuk pada pendarahan post partum
persalinan aman berencana l) Bekas Operasi Sesar
e. Validasi data mengenai perawatan b. Kelompok Faktor Risiko II ( Ada
ibu selama kehamilan, Risiko )
persalinan,nifas dengan kondisi ibu a) Ibu Hamil Dengan Penyakit :
dan bayinya. (a) Anemia : Pucat, lemas badan
3. Cara pemberian skor lekas lelah
a. Skor awal X, sama untuk semua ibu (b) Malaria: Panas Tinggi,
hamil. Menggigil keluar keringat,
b. Skor awal X+Y, nilai Y adalah skor sakit kepala
dari faktor risiko kelompok I (c) Tuberculosa Paru
ditemukan pada kontak pertama (d) Payah Jantung
c. Jumlah skor tetap atau bertambah (e) Penyakit lain : HIV-AIDS,
d. Jumlah skor tidak akan berkurang Penyakit Menular Seksual
walaupun gejala klinis dari faktor b) Pre eklampsia Ringan
risiko tersebut tidak ada c) Hamil Kembar/ gemeli
Faktor risiko pada ibu hamil oleh d) Kembar Air/ Hidramnion
Poedji Rochjati dikelompokkan e) Bayi mati dalam
menjadi f) Hamil lebih bulan (Serotinus)
g) Letak Sungsang

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 3


h) Letak Lintang kemudian untuk menguji tingkat hubungan
c. Kelompok Faktor Risiko III (Ada antara 2 variabel digunakan uji chi-square.
Gawat Darurat)
a) Perdarahan sebelum bayi lahir Hasil Dan Pembahasan
Mengeluarkan darah pada waktu Berdasarkan hasil penelitian dapat
hamil, sebelum kelahiran bayi diketahui bahwa dari total 37 bidan hampir
b) Pre eklamsia Berat dan atau setengah bidan bersikap positif tentang
Eklamsia pemeriksaan 14T dan melakukan deteksi dini
resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati yaitu
Hubungan Sikap Bidan Dalam Pemeriksaan sebanyak 18 bidan (48,6%).
14T dengan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kartu Berdasarkan uji kai kuadrat dengan X
Skor Poedji Rochjati Pada Kehamilan: tabel 3,84 didapatkan X hitung 6,68 > 3,84
Sikap merupakan penilaian seseorang sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang
terhadap stymulus atau obyek dan setelah berarti ada hubungan antara sikap bidan
seseorang mengetahui stymulus atau obyek, tentang pemeriksaan 14T dengan deteksi dini
proses selanjutnya akan menilai. Hubungan resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati di
yang positif atau negatif antara individu Wilayah Kerja Puskesmas Kademangan
dengan obyek tertentu, akan menimbulkan Kabupaten Blitar tahun 2012.
sikap tertentu pula dari individu terhadap Sikap merupakan penilaian seseorang
obyek tersebut, seperti halnya bidan yang terhadap stymulus. Sementara itu sikap
telah memiliki pemahaman yang baik tentang merupakan sesuatu yang dipelajari melalui
pemeriksaan 14T maka bidan akan memiliki pengamatan, pendengaran dan pengalaman.
sikap yang positif tentang pemeriksaan 14T Sikap yang didasari oleh pengetahuan akan
sehingga bidan akan melakukan deteksi dini lebih langgeng dari pada seseorang yang
resiko tinggi pada ibu hamil dengan bersikap tanpa pengetahuan.
melaksanakan pengisian kartu skor Poedji Sesuai dengan teori dan fakta diatas
Rochjati yang mana untuk mencegah bahwa semakin baik sikap bidan terhadap
terjadinya terlambat dalam melakukan rujukan pemeriksaan 14T maka akan berdampak pada
pada ibu hamil ataupun saat persalinan ketika perilakunya dalam melaksanakan deteksi dini
terjadi komplikasi. dengan mengisi kartu Skor Poedji Rochjati.
Hubungan yang positif atau negatif
Metode Penelitian antara individu dengan obyek tertentu, akan
Jenis penelitian dalam penelitian ini menimbulkan sikap tertentu pula dari individu
adalah observasional. Dalam penelitian ini terhadap obyek tersebut, seperti halnya bidan
menggunakan desain penelitian Analitik. yang telah memiliki pemahaman yang baik
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian tentang pemeriksaan 14T maka bidan akan
ini adalah Cross Secttional. memiliki sikap yang positif tentang
Populasi dari penelitian ini adalah pemeriksaan 14T sehingga bidan akan
seluruh bidan diwilayah kerja Puskesmas melakukan deteksi dini resiko tinggi pada ibu
Kademangan sampai dengan bulan Februari hamil dengan melaksanakan pengisian kartu
tahun 2012 yaitu sebanyak 42 bidan. Dan skor Poedji Rochjati dan sebaliknya.
teknik sampling yang di gunakan adalah tehnik
quota sampling yaitu penetapan sampel Kesimpulan
berdasarkan kapasitas yang diperlukan dalam 1. Dari total 37 responden sebagian besar
penelitian, yang mempunyai pengaruh terbesar responden bersikap positif terhadap
yang bersifat non probability samplin. Jumlah pemeriksaan 14T yaitu sebanyak 23
sampel dalam penelitian ini adalah 37 bidan. (62,2%) responden.
Pengumpulan data dengan menggunakan 2. Dari total 37 responden, sebagian besar
lembar kuesioner pengetahuan ibu tentang dari responden melaksanakan deteksi dini
imunisasi dasar serta lembar KMS yang resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati
dibawa oleh ibu saat datang ke Posyandu. yaitu sebanyak 23 (62,2%) responden.
Pengolahan data dengan menjumlahkan 3. Berdasarkan uji kai kuadrat dengan X
jawaban masing-masing responden dan tabel 3,84 didapatkan X hitung 6,68 >
dikriteriakan sesuai dengan tingkatan 3,84 sehingga Ho ditolak dan H diterima,
mengetahui, memahami serta mengaplikasikan yang berarti ada hubungan antara sikap
bidan tentang pemeriksaan 14T dengan

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 4


deteksi dini resiko tinggi kartu Skor Poedji Rineka Cipta. Hal 43, 64, 88, 125, 129,
Rochjati di Wilayah Kerja Puskesmas 138.
Kademangan Kabupaten Blitar tahun 2012. Nursalam.2003. Konsep-konsep Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Saran Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
1. Perlunya KIE (komunikasi, informasi dan Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba
edukasi) tentang pemeriksaan 14T dan Medija. Hal 79, 93,96, 97-98,101,106,
pentingnya deteksi dini resiko tinggi dalam 115, 118 - 119.
kehamilan. Poltekkes, DEPKES. 2010.Standar Asuhan
2. Bagi institusi diharapkan proaktif untuk Kebidanan. Jakarta: EGC. Hal 1.
melakukan atau menjalin kerjasama Prawirohardjo,Sarwono. 2010. Buku Acuan
dengan Puskesmas dalam meningkatkan Nasional Pelayanan Kesehatan
sikap positif bidan dalam pemeriksaan 14T Maternal dan Neonatal. Jakarta:
dan melaksanakan deteksi dini dengan Yayasan Bina Pustaka. Hal 89-91.
mengisi kartu Skor Poedji Rochjati. Pudiastuti, Ratna. 2010. Pentingnya Menjaga
3. Bagi Penelitian Selanjutnya diharapkan Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks. Hal
dapat menjadi bahan wacana dalam 1.
penelitian selanjutnya Silalahi, Ulber. 2003. Metode Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Daftar Pustaka Hal: 38.
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 209 masa Depan. Jakarta: PP IBI, Cetakan
Asmadi, Tengku. 2003. Ilmu Perilaku. Jakarta: VII. Hal 15.
Rineka Cipta. Hal 24. Subari. 2010. Buku Asuhan Kebidanan.
Alimul Hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Yogyakarta: Pustaka Medika. Hal 1.
Kebidanan: Teknik Analisa Data. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Jakarta: Salemba Medika. Hal 86. administrasi. Cetakan VIII. Bandung:
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Alfa Beta. Hal 146.
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
Pelajar. Hal 24, 156. Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
BKKBN. 2002. Standar Pelayanan Salemba Medika. Hal 1-4.
Kebidanan. Jakarta: Balai Pustaka. Hal Tim Bahasa Pustaka Agung Harapan.2003.
98. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
DEPKES. 2003. Asuhan Kehamilan. Jakarta: Modern. Surabaya : Pustaka Agung
BKKBN. Hal 1. Harapan. Hal: 243.
Heri, Saputra. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 110-
Hal 23. 111, 145.
Hidayat, S. 2003. 2009. Metode Penelitian Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran
Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Jakarta: Salemba Medika.Hal 81 Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusmiyati, Yuni. 2010. Penuntun Praktikum Hal 12, 23, 34. 37
Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Wikipwdia. 2010. Konsep Keluarga. www.
Penerbit Fitramaya. Hal 192. Wikipedia. Org. Diakses tanggal 9
Nasir. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Oktober 2011 jam 19.13 WIB.
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Niken Meilani, Nanik Setiyawati,
Dwiana Estiawadani, Sumarah. 2009.
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Penerbit Fitramaya. Hal 94-96.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 5


HUBUNGAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU POST PARTUM TENTANG
PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG
NIFAS RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNGTAHUN 2012

Oleh :
KHORIDATUL JANNAH
NUNIK NINGTIYASARI S.Si.T
ERIK EKOWATI, SST

Colostrum Is the first fluid secreted by themammary glandsfrom1 to 3 days after


delivery. Most of the mothers postpartum did not give colostrums to their infants, because
they dont know the benefits that exist in the colostrum. The study was conducted on March
19, up to 31 March 2012. The population is all women postpartum: 86 respondents. Sampling
with accidental sampling technique. Number of samples 40 respondents. Data were collected
by questionnaires and observation sheets, processed and presented in the form of cross
tabulation using the Chi-Square test statistic: 0.05 using a computer.
The results of Chi-Square statistical tests 0.002<0.05 so that Ho is rejected, which
means there is a relationship between attitudes to post-partum maternal behavior on giving
colostrums to the new born. The study found that most of the post partum mother being
negative and not give colostrums to their infants.

Pendahuluan (Dinkes Jawa Timur, 2010). Di Tulungagung


Kolostrum merupakan cairan yang pada tahun 2009 cakupan bayi yang mendapat
pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara ASI Eksklusif sebesar 56,03% (Depkes
dari hari pertama sampai ke 3-5 (Suradi, 2008). Tulungagung, 2009).
Colostrum mengandung protein, zat penangkal
infeksi, mineral (terutama K, Na dan Cl) dan Tujuan Penelitian
vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan Mengetahui hubungan sikap dengan
K). Dengan keunggulan yang dimiliki perilaku ibu post partum tentang pemberian
colostrum, cukup jelas bahwa bayi yang colostrum pada bayi baru lahir di RSUD dr.
memperoleh ASI sedini mungkin akan Iskak Tulungagung Tahun 2012.
terhindar dari kemungkinan terjadinya
gangguan pencernaan, infeksi usus dan Tinjauan Pustaka
penyakit lainnya (Rosita, 2008). Menurut Notoatmodjo (2003) sikap
Berdasarkan hasil penelitian di Jakarta merupakan reaksi atau respon yang masih
menunjukkan sebagian besar para ibu tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
menghindari pemberian colostum (Hapsari, obyek. Menurut Walgito (2003) faktor-faktor
2001). Berdasarkan data hasil penelitian di yang mempengaruhi sikap antara lain:
Yogyakarta sebagian dari ibu melahirkan tidak 1. Faktor Internal
menyusukan ASI pertamanya karena berbagai a. Faktor fisiologis
alasan yaitu adanya larangan dari orang tua b. Faktor psikologis
untuk menyusukan ASI pertamanya karena 2. Faktor Eksternal
dianggap kotor dan karena kurangnya a. Pengalaman
pengetahuan dari ibu tentang manfaat b. Situasi
colostrum kepada bayinya, justru colostrum c. Norma-norma
yang keluar dibuang oleh ibu (Muchtadi, 2004: d. Informasi
12). e. Hambatan
Berdasarkan data dari Kabupaten/Kota f. pendorong
diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat Cara pengukuran sikap secara garis
ASI Eksklusif di Jawa Timur pada tahun 2010 besar dapat dibedakan secara langsung dan
sebesar 30,72%. Cakupan tersebut menurun secara tidak langsung. Secara langsung
dibandingkan tahun 2009 dan belum dapat misalnya mengukur sikap dengan wawancara
mencapai target yang ditetapkan sebesar 80% bebas, pengamatan langsung atau dengan

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 6


survey. Pengukuran sikap dengan cara tidak 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing
langsung ialah pengukuran sikap dengan factor) yang terwujud dalam pengetahuan,
menggunakan tes (Notoatmodjo, 2003). sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
Skala sikap menggunakan skala Likert. dan sebagainya.
Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau 2. Faktor-faktor pendukung (enabling
pernyataan yang masuk dalam kategori skala factor) yang terwujud dalam lingkungan
Likert dengan skor adalah sebagai berikut: fisik, tersedia atau tidak tersedianya
No. Pernyataan STS TS S SS fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
1. Negatif 4 3 2 1 kesehatan.
2. Positif 1 2 3 4 3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing
Keterangan: factor) yang terwujud dalam sikap dan
SS : Sangat setuju perilaku petugas kesehatan atau petugas
S : Setuju yang lain.
TS : Tidak setuju Menurut Guttman (Hidayat, 2007)
STS : Sangat tidak setuju pengukuran perilaku dapat diukur dengan
(Hidayat, 2007) menggunakan jawaban ya atau tidak, sebagai
Data-data tersebut kemudian dirubah berikut:
menjadi skor T dengan menggunakan rumus 1. Tidak :0
sebagai berikut: 2. Ya :1
Ibu nifas (puerperium) adalah masa
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
T = 50 + 10 alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009: 2).
Keterangan: Colostrum adalah ASI yang dihasilkan
X : Skor responden pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
kelahiran bayi. Colostrum merupakan cairan
X : Mean skor kelompok yang agak kental berwarna kekuning-
S : Standar deviasi skor kelompok. kuningan, lebih kuning dibanding ASI matur,
Skor mean T merupakan skala yang bentuknya agak kasar karena mengandung
biasa digunakan dalam skala model Likert butiran lemak dan sel epitel (Retna, 2009: 25).
untuk menentukan sikap seseorang: Menurut Kodrat (2010) kandungan zat-zat
1. Sikap positif : skor T mean T dalam colostrum adalah:
2. Sikap negatif : skor T < mean T 1. Colostrum memiliki dua kali lipat kadar
(Azwar, 2007: 156) protein dibanding ASI biasa.
Kemudian sikap positif dan negatif 2. Colostrum mengandung kadar gula yang
responden dibandingkan dengan jumlah semua rendah
responden dan dikalikan 100%. 3. Vitamin yang terkandung dalam
Berikut rumus perhitungan prosentase colostrum adalah vitamin A, B6, B12, C,
menurut Nursalam (2003: 113): D dan K.
4. Zat mineral yang ada di dalam colostrum
Sp sama seperti zat besi dan kalsium.
P= x 100%
Sm 5. Colostrum banyak mengandung
immunoglobulin (Ig)
Keterangan: 6. Leukosit, sel ini menghasilkan antibodi
P : Prosentase yang berperan melindungi bayi dari
Sp : Skor yang diperoleh infeksi pernafasan dan saluran pencernaan
Sm : Skor maksimal bayi.
Menurut Skiner (1938) Perilaku adalah 7. Laktoferin yang mampu mengikat zat
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus besi.
(rangsangan dari luar) (Notoatmodjo, 2003: 8. Lisosim yang dapat melindungi bayi
144). Perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu terhadap bakteri dan virus yang
perilaku tertutup dan terbuka. Selanjutnya merugikan.
perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk 9. Berbagai macam enzim pencernaan yang
oleh tiga faktor, yaitu: bagus untuk tubuh (lipase, amylase,
protease).

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 7


disini perilaku ibu post partum tentang
Hubungan Sikap Dengan Perilaku Ibu Post pemberian colostrum pada bayi baru lahir bisa
Partum Tentang Pemberian Colostrum saja dipengaruhi oleh sikap ibu post partum
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tentang pemberian colostrum pada bayi baru
sikap (attitude) sedangkan sikap yang lahir. Dalam penelitian yang dilakukan pada
terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan periode tanggal 19 Maret sampai dengan 31
(knowledge). Demikian juga disini perilaku ibu Maret 2012, menurut peneliti sikap negatif
post partum tentang pemberian colostrum pada seseorang dipengaruhi oleh kurangnya
bayi baru lahir bisa saja dipengaruhi oleh sikap informasi yang mereka dapat, sehingga sikap
ibu post partum tentang pemberian colostrum tersebut berpengaruh pula pada perilaku yang
pada bayi baru lahir (Notoatmodjo, 2003). akan dilakukan oleh seseorang.
Terbentuknya suatu perilaku, dimulai dari
pemahaman informasi (stimulus) yang baik, Kesimpulan
kemudian sikap yang ditunjukkan akan sesuai 1. Sikap responden yang negatif sebanyak 23
dengan informasi. Kemudian sikap akan (57,5%) responden dari total 40 responden
menimbulkan respons berupa perilaku atau dan yang tidak memberikan colostrum
tindakan terhadap stimulus atau objek tadi. sebanyak 22 (55%) responden.
2. Setelah dilakukan perhitungan Chi Square
Metode Penelitian dengan menggunakan bantuan komputer
Jenis penelitian yang digunakan dalam diketahui bahwa penelitian yang dilakukan
penelitian ini adalah observasional, Desain terhadap 40 responden yang terdapat di
penelitian dalam penelitian ini adalah analitik, Ruang Nifas RSUD dr. Iskak Tulungagung
dengan pendekatan Cross Sectional". populasi menunjukkan bahwa nilai p value
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post 0,002<0,05 sehingga Ho ditolak artinya
partum di Ruang Nifas RSUD dr. Iskak Ada hubungan antara sikap dengan
Tulungagung sejumlah 86 ibu post partum. perilaku ibu post partum tentang
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 19 Maret pemberian colostrum pada bayi baru lahir
sampai dengan 1 April 2012 di Ruang Nifas di Ruang Nifas RSUD dr. Iskak
RSUD dr. Iskak Tulungagung. Setelah data Tulungagung tahun 2012.
terkumpul kemudian dilakukan analisa data
dengan tahap-tahap editing, coding, scoring Saran
dan tabulating kemudian dilakukan uji statistik 1. Bagi tempat penelitian
menggunakan Chi-Square. Diharapkan lebih memberikan informasi
tentang pentingnya pemberian colostrum
Hasil Dan Pembahasan pada bayi baru lahir kepada ibu hamil atau
Berdasarkan hasil uji silang antara sikap ibu post partum sehingga dapat
dengan perilaku ibu post partum tentang menurunkan Angka Kematiam Bayi
pemberian colostrum pada bayi baru dari 40 (AKB)
responden, sebagian besar dari responden atau 2. Bagi responden
23 (57,5%), dan 22 (55%) responden tidak Diharapkan ibu/responden untuk
memberikan colostrum. Berdasarkan tabel uji memberikan colostrum untuk bayinya
statistik Chi Square didapatkan nilai p value sehingga di kemudian hari dapat mencegah
0,002<0,05 sehingga Ho ditolak, yang berarti terjadinya penyakit pada bayi.
ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
post partum tentang pemberian colostrum pada Diharapkan peneliti dapat lebih
bayi baru lahir di Ruang Nifas RSUD dr. mengembangkan dan meningkatkan lebih
Iskak Tulungagung tahun 2012. lanjut penelitianya tentang pemberian
Perilaku adalah respon atau reaksi colostrum pada bayi baru lahir.
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari 4. Bagi institusi pendidikan
luar), oleh karena itu perilaku kesehatan juga Diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
sejalan dengan sikap kesehatan (Notoatmodjo, mahasiswa untuk meneruskan penelitian
2003). Hal ini sesuai dengan konsep K-A-P ini dengan lebih baik lagi.
(Knowledge-Attitute-Practice) Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitude)
sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi
oleh pengetahuan (knowledge). Demikian juga

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 8


Daftar Pustaka _________. 2005. Metodologi Penelitian Suatu
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 43, 64, 138.
Hal 209. Nursalam. 2003. Konsep-konsep Metodologi
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penelitian Ilmu Keperawatan
Rineka Cipta. Hal.130, 235- 236. Pedoman Skripsi, Tesis dan
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Edisi I. Jakarta: Salemba Medija. Hal
Pelajar. Hal 156. 79, 93,96, 97-98,101,106,119.
Depkes RI, 2009. Buku Panduan PWS-KIA. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Hal 1-2. Metodologi Penelitian Ilmu
Hastanto, Sutanto. 2001. Modul Analisis Data. Keperawatan. Surabaya: Salemba
Depok: Fakultas Kesehatan Medika. Hal 59,91,111.
Masyarakat Universitas Indonesia. Purnomo,Windhu. 2009. Metodologi
Hal 113, 115. Penelitian Kuantitatif. Surabaya:
Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Universitas Airlangga. Hal 23,27.
dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Retna, Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Salemba Medika. Hal 102 Yogyakarta: Mitra Cendikia. Hal 25
http//:www.depkes.tulungagung.go.id. 2011 Roesli, Utami. 2005. Panduan Praktis
Profil DepKes Tulungagung 2010. Menyusui. Jakarta: Puspa Swara. Hal
diakses pada tanggal 14 Oktober 13
2011 pukul 14.30 WIB Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada
http//:www.dinkes.jatimprov.go.id. 2011. Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Medika. Hal 4-5
2010. diakses pada tanggal 14 Oktober Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
2011 pukul 14.00 WIB
Nusa Medika.
Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI & Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Administrasi. Cetakan VIII.
Anda. Yogyakarta: Media Baca. Hal Bandung: Alfabeta. Hal 73-76.
36-44 Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
Muchtadi, Deddy. 2002. Gizi Untuk Bayi. IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 110-111, 145
12 Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Nifas. Jakarta: Nuha Medika.
Penelitian Suatu Pendekatan.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal 48, 145.
_________. 2003. Metodologi Penelitian Suatu
Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 130, 132.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 9


ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENTANG PEMANFAATAN
BUKU KIA OLEH KADER POSYANDU STUDY PADA KADER POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUNJUNG KECAMATAN
SUMBERGEMPOL KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
SITI MARYAM, SST. M.Kes

Cadre knowledge has very important role in applying posyandu in the field so its existence need
to be maintained. Percentage of active cadre is about 69,2% and drop out cadre is 30,8%. Posyandu
revitalization, nationally proclaimed by mendagri in 2001, so the research good to know knowledge
and attitude relationship of KIA book usage by posyandu cadre study in posyandu cadre in work area
of Puskesmas Junjung Sumbergempol city Tulungagung districk in the year of 2012. Design
observation analytical research is research types using time approach crossectional.
The result of research shows that of respondent have good knowledge is 12 respondent (60%)
from the total of 20 respondent, attitude most respondent have positive attitude i.e.11 respondent
(55%) while the result of statistic test Chi Square fiand out p value = 0,001 significance =0,05 so Ho
rejected and Hi received which mean that there are significance relationship between knowledge and
cadre attitude about KIA book usage.

Pendahuluan tahun 2001. Demikian juga dengan jumlah


Kesehatan ibu dan anak merupakan kader aktif pada tahun 2002 mengalami
salah satu wujud hak asasi perempuan dan penurunan 23,98% kader dibandingkan dengan
anak. Kesehatan ibu dan anak di Indonesia tahun 2001 (Surinah, 2007).
masih belum menggembirakan. Hal tersebut
terlihat dari, masih tingginya angka kematian Tujuan Penelitian
ibu (AKI) yaitu 334 per seratus ribu kelahiran Mengetahui analisis hubungan
hidup dan angka kematian bayi baru lahir 21,8 pengetahuan dan sikap tentang pemanfaatan
per seribu kelahiran hidup (SDKI, 1977). buku KIA oleh kader posyandu study pada
Menurut data dari survey demografi kesehatan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Indonesia (SDKI) 2002/2003, AKI di Junj ung Kecamatan Sumbergempol
Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran Kabupaten Tulungagung tahun 2012.
hidup. Masalah tersebut salah satunya
dilatarbelakangi masyarakat yang kurang Metode Penelitian
memetingkan kesehatan ibu dan anak yang Jenis penelitiannya observasional,
mana jika ditelaah kurang memahaminya isi desainnya adalah analitik dengan pendekatan
dari buku KIA. korelasi untuk menjelaskan hubungan antara
Posyandu merupakan salah satu bentuk variabel bebas terhadap variabel terikat melalui
pendekatan pertisipasi masyarakat di bidang pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
kesehatan yang dikelola oleh kader posyandu Pendekatan waktu yang digunakan adalah
yang telah mendapatkan pendidikan dan cross sectional.
pelatihan dari puskesmas. Kader posyandu Populasi dalam penelitian ini adalah
memiliki peranan penting karena merupakan seluruh kader posyandu di wilayah kerja
pelayanan kesehatan (health provider) yang Puskesmas Junjung di Kabupaten
berada dekat kegiatan sasaran posyandu. Tulungagung. Prosedur Sampel dan Sampel
Persentase kader aktif nasional adalah Penelitian dengan menggunakan tehnik total
69,2% dan kader drop out sebesar 30,8%. sampling dan setelah dilakukan kriteria inklusi
Revitalisasi posyandu secara nasional dan eksklusi didapatkan jumlah sampel
dicanangkan oleh Mendagri pada tahun 2001 sebanyak 20 responden.
sehingga upaya membangkitkan kinerja Pengolahan data dengan menggunkan
posyandu termasuk di dalamnya adalah kader langkah editing, coding, scoring dan
posyandu (Surinah, 2007). Berdasarkan profil tabulating. Analisis bivariat dilakukan untuk
Kesehatan Jawa Timur tahun 2003, pada tahun melihat hubungan dua variabel independen dan
2002 jumlah posyandu mengalami penurunan variabel dependen. Uji statistik yang
sebanyak 1,145% posyandu dibandingkan digunakan adalah Chi-square.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 10


Hasil Dan Pembahasan Saran
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 1. Bagi Tempat Penelitian
sebagian besar responden yaitu 12 responden Diharapkan masyarakat (ibu) mau
(60%) dari 20 total responden berpengetahuan lebih meningkatkan pengetahuan di bidang
baik tentang pemanfaatan buku KIA dan kesehatan utamanya yang menyangkut
bersikap positif tentang pemanfaatan buku masalah kesehatan dan dapat digunakan
KIA. Berdasarkan hasil uji statistik Chi square sebagai masukan dalam penyusunan
menunjukkan bahwa semakin baik program kesehatan tentang pemanfaatan
pengetahuan maka jumlah sikap positif buku KIA
semakin meningkat. 2. Bagi Institusi Pendidikan
Dari hasil perhitungan Chi square, Diharapkan memberikan motivasi
diketahui bahwa penelitian yang dilakukan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap 20 responden di wilayah Kerja tentang pentingnya pemanfaatan buku KIA
Puskesmas Junjung Kecamatan Sumbergempol melalui penyuluhan-penyuluhan atau atau
Kabupaten Tulungagung Tahun 2012 memperbanyak iklan baik di media
menunjukkan 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak elektronik, media massa, ataupun
dan Hi diterima artinya ada hubungan yang pemasangan poster-poster.
signifikan antara pengetahuan dengan sikap 3. Bagi Responder
tentang pemanfaatan buku KIA. Diharapkan bagi kader kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2003) hal ini untuk menambah pengetahuannya tentang
dapat disebabkan oleh faktor pengetahuan kesehatan utamanya tentang pemanfaatan
yang memegang peranan penting dalam buku KIA dengan cara mengikuti setiap
menentukan sikap karena pengetahuan akan kegiatan yang membawa informasi tentang
membentuk kepercayaan yang selanjutnya kesehatan ibu dan anak.
akan memberikan perspektif pada manusia 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
dalam mempersiapkan kenyataan, memberikan Diharapkan dapat menjadi wahana
dasar bagi pengambilan keputusan dan penelitian dan tambahan pengetahuan
menentukan sikap terhadap obyek tertentu. tentang hubungan pengetahuan dan sikap
Pengetahuan yang dilatar belakangi kader tentang pemanfaatan buku KIA.
oleh umur, pendidikan dan pengalaman yang
akan cenderung berpengaruh positif pada sikap Daftar Pustaka
seseorang. Oleh karena itu sikap terhadap Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian Suatu
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
tentang kesehatan. Pengetahuan kader tentang Cipta.
pemanfaatan buku KIA merupakan salah satu _______. 2000. Prosedur Penelitian, Jakarta:
faktor pendukung terbentuknya sikap kader Rineka Cipta.
posyandu yang mana dampak yang diharapkan
yaitu sikap yang positif juga pada masyarakat Azwar. 2007. Sikap Manusia Teori dan
tentang Pemanfaatan buku KIA yang Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
diperlukan dalam pemantauan kesehatan ibu Pelajar.
dan anaknya. ______. 2009. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Kesimpulan Pelajar.
1. Sebagian besar dari responden Dep Kes RI. Petunjuk Pelaksanaaan Program
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 12 Peminat Kesehatan Ibu Dan Anak.
responden (60%) dari total 20 responden. Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.
2. Sebagian besar dari responden bersikap 1993.
positif yaitu sejumlah 11 responden (55%) Dep Kes RI. Petunjuk Pelaksanaaan Program
dari total 20 responden. Peminat Kesehatan Ibu Dan Anak.
3. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.
diperoleh p value = 0.001 dengan 2003.
signifikan = 0.05 sehingga Ho ditolak dan Hidayat. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Hi diterima yang berarti ada hubungan Salemba Medika.
yang signifikan antara pengetahuan dengan _______. 2007. Metode Penelitian Kebidanan
sikap Kader tentang pemanfaatan buku Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
KIA. Medika.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 11


Hasanbasri dkk. 2006 Kegiatan Pelayanan Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
KIA, Bina Pustaka. Jakarta dan Instrumen Penelitian
Iswanti, Cahyo dkk. 2010. Posyandu dan Desa Keperawatan. Ed. 1. Jakarta: Salemba
Siaga. Bantul: Nuha Medika Medika.
Ivander. 2007. Kesehatan Ibu. Jakarta: Surinah, 2001. Posyandu dan Kader
Salemba Medika. Kesehatan. Tulungagung.co.id.
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Accesed August 25th 2007 clock 10.15
Penyakit Kandungan dan Keluarga a.m.
Berencana. Jakarta . Tesis Siti Maryam. 2011. Analsis Faktor yang
Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Mempengaruhi Implementasi Program
Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya. SDIDTK Anak oleh Bidan di
Men Kes RI. Gerakan Partisipatif Kabupaten Tulunagung Propinsi Jawa
Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui Timur Tahun 2011. Undip. Semarang.
dan Bayi. Jakarta. 2003.
Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1.
Ed.2 Jakarta.
Notoadmodjo. 2002. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta Salemba
Medika.
_______. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2001. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Salemba Medika.
_______. 2003. Konsep-konsep Metodologi
Penelitian Ilmu

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 12


STUDI KOMPARATIF BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS TITIN
DESA BANGUNJAYA KECAMATAN PAKEL
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
MERLINDA DIYAS OCTIA
RINI SULISTYOWATI, SST
AINUN HANIFA, S.Si.T

Shortage of injectable contraceptives, one of which weight gain. The Purpose of the study to
determine maternal weight difference before and after using the 3-month injectable KB BPS Titin
Bangunjaya Village Pakel District Tulungagung 2011. The research was conducted on February 13 to
March 3, 2012. This type of research is pre experimental, analytical design using a design with ex post
facto. Samples were taken with accidental sampling technique from 30 samples. Data were analyzed
with the Wilcoxon test using SPPS program.
The results obtained from a total of 30 family planning acceptors Injection 3 months, almost
entirely of 24 respondents (80%) experienced weight gain after using the KB Syringe 3 months for 1
year. Test Wilcoxon Signed Rank Test statistic values obtained Exact Sig. (2-tailed) = 0.001 is smaller
than the value of 0.05, so that Ho is rejected, meaning that the weight difference before and after
using the KB Syringe 3 Months in BPS Titin Bangunjaya Village District Pakel Tulungagung District.

Pendahuluan
Program keluarga berencana (KB)
merupakan salah satu upaya untuk Tujuan Penelitian
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan Mengetahui perbedaan berat badan
mengendalikan angka kelahiran (Bappenas, sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik
2010: V.2). Salah satu jenis kontrasepsi 3 bulan di BPS Titin desa Bangunjaya
efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung
KB suntik, ini disebabkan karena aman, tahun 2012.
efektif, sederhana dan murah. Masalahnya
para akseptor KB suntik biasanya mengeluh Tinjauan Pustaka
tentang terjadinya peningkatan berat badan Sesuai dengan Undang-undang Republik
setelah beberapa kali menggunakan KB Indonesia nomor 52 tahun 2009 pasal 1 alinea
suntik. 8 bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran
Akseptor
Akseptor anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
yang mengatur kehamilan, melalui promosi,
N Jumlah KB
Tahun mengalami
o PUS Suntik 3
kenaikan perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
Bulan reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
BB
berkualitas. sasaran program KB nasional 5
1 2008 6.185.410 487.183 270.951 tahun mendatang seperti tercantum dalam
2 2009 6.248.972 531.278 302.809
RPJM (2004-2009) adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya ratarata laju pertumbuhan
Sumber: BKKBN Jatim 2010 penduduk secara nasional menjadi
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan 1,14% per tahun menurunkan angka
tingginya akseptor KB Suntik 3 bulan yang kelahiran Total Fertility Rate (TFR)
mengalami kenaikan berat badan. Hal tersebut menjadi 2,2 per perempuan
menunjukkan bahwa pemakai KB Suntik 3 2. Meningkatnya peserta KB pria menjadi
bulan mempunyai kecenderungan mengalami 4,5%
kenaikan berat badan. Pertambahan berat badan Menurut Prawiroharjo (2006: 42)
tersebut bisa saja menjadi salah satu penghalang Keuntungan KB suntik 3 bulan:
suksesnya program Keluarga Berencana. Hal ini 1. Sangat efektif untuk pencegahan
dikarenakan calon akseptor KB merasa takut kehamilan jangka panjang
gemuk kalau mengikuti KB suntik 3 bulanan 2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan
(Nurwitasari, 2010). suami istri
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 13
3. Tidak mengandung estrogen sehingga 7,5 kilogram selama enam tahun (Varney,
tidak berdampak serius terhadap penyakit 2007: 483,484).
jantung dan gangguan pembekuan Penanganan bila terjadi perubahan berat
darah badan:
4. Tidak berpengaruh terhadap ASI 1. Informasikan bahwa dapat terjadi
5. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik kenaikan atau penurunan berat badan
6. Dapat digunakan untuk wanita usia 35 sebanyak 1-2 kg
tahun sampai premenopause 2. Bila berat badan meningkat anjurkan
7. Membantu mencegah kanker untuk diet rendah kalori dan bila berat
endometrium dan kehamilan ektopik badan menurun anjurkan diet tinggi
8. Menurunkan kejadian penyakit kanker protein dan kalori
payudara 3. Bila berat badan berlebihan hentikan
9. Menurunkan krisis anemia bulan sabit suntik KB dan anjurkan kontrasepsi lain
Menurut Prawiroharjo (2006: 43) Dampak peningkatan berat badan pada
Kerugian KB suntik 3 bulan KB suntik 3 bulan Menurut Nurwitasari
1. Sering ditemukan gangguan siklus haid (2010) peningkatan berat badan yang berlebih
seperti memendek atau memanjang dapat menyebabkan berbagai penyakit antara
2. Perdarahan yang banyak atau sedikit lain jantung, diabetes mellitus, hipertensi,
3. Perdarahan tidak teratur atau bercak kanker, sering menimbulkan beban psikologis
(spoting) bagi penderitanya, tubuh yang kehilangan
4. Tidak haid sama sekali bentuk akan sangat merisaukan terutama bagi
5. Permasalahan berat badan merupakan wanita yang berhasrat untuk menurunkan
efek samping tersering berat badannya.
6. Tidak menjamin terhadap perlindungan Yang dapat menggunakan KB Suntik 3
penularan penyakit menular seksual Bulan Usia reproduksi:
1. Nulipara dan yang telah memiliki anak
Efek samping KB suntik 3 Bulan 2. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
terhadap perubahan berat badan: dan yang memiliki efektiftas tinggi
Pemakaian KB suntik 3 bulan mempunyai 3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
efek samping utama yaitu perubahan berat yang sesuai
badan. Adapun faktor yang mempengaruhi 4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
perubahan berat badan akseptor KB suntik 3 5. Setelah abortus atau keguguran
bulan adalah adanya hormon progesteron kuat 6. Telah banyak anak, tetapi belum
sehingga merangsang hormon nafsu makan menghendaki tubektomi
yang lebih banyak dari biasanya, tubuh akan 7. Perokok
kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi 8. Tekanan darah (180/110 mmHg), dengan
ini oleh hormon progesteron dirubah menjadi masalah gangguan pembekuan darah atau
lemak dan disimpan di bawah kulit. anemia bulan sabit
Perubahan berat badan ini akibat adanya 9. Menggunakan obat untuk epilepsy
penumpukan lemak yang berlebih, hasil (fenitoin dan berbiturat) atau obat
sintesa dari karbohidrat menjadi lemak tuberculosis (rifampisin)
(Mansjoer, 2003). 10. Tidak dapat memakai kontrasespsi pil
Wanita yang menggunakan Depo 11. Anemia defisiensi besi
Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) rata- 12. Mendekati usia menopause yang tidak
rata mengalami peningkatan berat badan mau atau tidak boleh menggunakan pil
sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram, dan kontasepsi kombinasi yang tidak
mengalami peningkatan lemak tubuh menggunakan kontrasepsi suntikan
sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun progestin
pemakaian, berdasarkan penelitian yang Yang tidak boleh menggunakan KB
dilakukan oleh University of Texas Medical Suntik 3 Bulan:
Branch (UTMB) (Mansjoer, 2003: 354). 1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat
Sebuah penelitian juga melaporkan pada janin 7 per 100.000 kehamilan)
peningkatan berat badan lebih dari 2,3 2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas
kilogram pada tahun pertama dan selanjutnya penyebabnya
meningkat secara bertahap hingga mencapai 3. Tidak dapat menerima terjadinya
ganguan haid terutama amenorea

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 14


4. Menderita kanker payudara atau riwayat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kanker payudara diabetes mellitus bahwa dari total 30 akseptor KB Suntik 3
disertai komplikasi (Sarwono, 2006: bulan, hampir seluruhnya dari responden 24
MK42). (80%) berat badan sesudah menggunakan KB
Berubahnya ukuran berat, baik bertambah suntik 3 bulan adalah naik. Berdasarkan uji
atau berkurang akibat dari konsumsi makanan statistic Wilcoxon Signed Rank Test
yang diubah menjadi lemak dan disimpan di didapatkan nilai Exact Sig.(2-tailed) = 0,001
bawah kulit. Menurut Suparyanto (2011: 56) lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga Ho
Perubahan berat badan dibagi menjadi: ditolak, artinya ada perbedaan berat badan
1. Berat badan meningkat atau naik jika sebelum dan sesudah menggunakan KB
hasil penimbangan Berat badan lebih Suntik 3 Bulan di BPS Titin Desa Bangunjaya
besar dibandingkan dengan berat badan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung.
sebelumnya. Suntik KB adalah kontrasepsi yang
2. Berat badan tetap jika berat badan sama menyuntikkan suatu sintesa progestin yang
dengan berat badan sebelumnya. mempunyai efek seperti progesteron asli dari
3. Berat badan menurun jika hasil tubuh wanita (Prawiroharjo, 2006: 45).
penimbangan berat badan lebih rendah di Akseptor KB Suntik 3 Bulan hampir
bandingkan berat badan sebelumnya. seluruhnya mengalami kenaikan berat badan,
Penambahan berat badan ideal bila perubahan hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan
berat badan hingga 10% menandakan berat badan memang merupakan efek samping
kesehatan terganggu (Arisman, 2004: 185). utama pada pemakaian KB Suntuk 3 Bulan.
Kenaikan berat badan ini dikarenakan adanya
Metode Penelitian hormon progesteron yang kuat pada
Penelitian dilaksanakan tanggal 13 pemakaian KB Suntik 3 bulan sehingga
Februari s/d 3 Maret 2012. Jenis penelitian ini merangsang hormon nafsu makan yang lebih
adalah penelitian pre eksperimen. Desain dari banyak dari biasanya yang menyebabkan
penelitian ini adalah analisis komparasi. tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan
Penelitian ini menggunakan rancangan ex post zat-zat gizi tersebut oleh hormon progesteron
facto atau sering disebut dengan after the fact. dirubah menjadi lemak dan disimpan di
Artinya, penelitian yang dilakukan setelah bawah kulit, sehingga dengan bartambahnya
suatu kejadian itu terjadi. Dalam penelitian ini lemak tersebut akan meningkatkan berat
variabelnya adalah tunggal berpasangan yaitu badan pemakai KB Suntik 3 Bulan.
variabel tunggal adalah perbedaan berat badan
dan variabel berpasangan adalah berat badan Kesimpulan
sebelum menggunakan KB suntik 3 bulan dan 1. Dari total 30 akseptor KB Suntik 3 bulan,
berat badan setelah menggunakan KB suntik 3 seluruhnya dari responden 30 (100%)
bulan. berat badan sebelum menggunakan KB
Populasi dalam penelitian ini adalah suntik 3 bulan adalah tetap.
akseptor KB suntik 3 bulan yang berkumjung 2. Dari total 30 akseptor KB Suntik 3 bulan,
di BPS Titin rata-rata dalam 1 bulan sejumlah hampir seluruhnya dari responden 24
50 akseptor. Tehnik sampling dalam (80%) berat badan sesudah menggunakan
penelitian ini menggunakan accidental KB suntik 3 bulan adalah naik.
sampling, Jumlah sampel dalam penelitian ini 3. Uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test
adalah 30 responden. Langkah-langkah didapatkan nilai Exact Sig.(2-tailed) =
analisa data meliputi editing, coding, scoring, 0,001 lebih kecil dari nilai 0,05,
tabulating. Untuk mengetahui ada tidaknya sehingga Ho ditolak, artinya ada
perbedaan berat badan sebelum dan sesudah perbedaan berat badan sebelum dan
menggunakan KB suntik 3 bulan diperlukan sesudah menggunakan KB Suntik 3
tehnik uji statistik. Tehnik uji statistik yang Bulan di BPS Titin Desa Bangunjaya
dipilih, berdasarkan tujuan uji yaitu Kecamatan Pakel Kabupaten
membedakan dan skala yang digunakan Tulungagung
adalah ordinal maka tehnik uji yang di
gunakan adalah Uji peringkat bertanda dari Saran
Wilcoxon signed rank test (Hidayat, 2007: 1. Bagi Peneliti
106). Dapat dijadikan sebagai pengabdian
Hasil Dan Pembahasan kepada masyarakat sebagai wujud

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 15


Tridharma pendidikan Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal:
2. Bagi Responden (Akseptor KB 3 Bulan) 34.
Disarankan untuk meningkatkan Mansjoer. 2003. Pengaruh KB Suntik
pengetahuan dan pemahamannya tentang terhadap Perubahan Berat Badan.
KB suntik 3 bulan melalui konsultasi http://mutupelayananseorangbidan.blo
dengan bidan atau petugas kesehatan lain gspot.com/2011/02_01archive...
3. Bagi Tempat Penelitian (BPS Titin) Mochtar R. 2002. Sinopsis Obstetri. ed 3.
Hendaknya lebih banyak memberikan Jakarta: EGC. Hal: 24.
wawasan kepada aksptor KB tentang efek Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian
samping KB Suntik 3 bulan sehingga Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
lebih bisa memahami efek samping dari Nursalam. 2003. Metodologi Riset
KB Suntik 3 bulan. Keperawatan. Jakarta: Infomedika.
4. Kepada Institusi Pendidikan (Prodi D III Hal: 81, 96-97, 100-101, 119.
Kebidanan Universitas Tulungagung)
Hendaknya mengadakan seminar- Nurwitasari, Dyah. 2010. Perbedaan antara
seminar akademik/ilmiah yang penggunaan KB suntik dan KB pil
berhubungan dengan kontrasepsi kepada dengan peningkatan berat badan.
masyarakat khususnya pasangan usia digilib.unimus.ac.id. 14/11/2011.
subur, sehingga masyarakat lebih 10.55.
memahami tentang kontrasepsi dan efek Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku
sampingnya, dengan harapan masyarakat Panduan Praktis Pelayanan
lebih teliti dalam memilih dan Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: Yayasan
menggunakan kontrasepsi. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal: 42-43, 45-46.
Daftar Pustaka Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur 2004. Kamus Besar Bahasa
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 209. Hal: 472.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Renstra 2005-2009. Rencanan Strategis
Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Hal: Perkembangan Program KB
185. di Indonesia. Jakarta: BKKBN.
Arum. DNS dan Sujiyatini. 2009. Panduan Saifuddin. AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
Lengakap Pelayanan KB Terkini. Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Hal: 28, 31, 169, 206. Prawirohardjo. Hal: 168, 171.
Binadiknakes. 2001. Pengaruh KB Suntik Silalahi, Ulber. 2003. Metode Penelitian
Terhadap Perubahan Berat Badan. Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Edisi No 17. Hal: 38.
BKKBN Kabupaten Tulungagung. 2011. Sugiono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif
Profil Kesehatan Kabupaten Kualitatif. Jakarta: Alfabeta. Hal: 133.
Tulungagung 2010. Tulungagung: Supariasa, I.D.N. 2001. Penilaian Status Gizi.
Dinkes. Jakarta: EGC. Hal: 56.
BKKBN Jawa Timur. Profil Kesehatan Jawa Suzilawati. 2009. Keluarga Berencana (KB)
Timur. Surabaya: Dinkes. Dan Alat Kontrasepsi Suntik.
BKKBN. 2011. Pelayanan Kontrasepsi. suparyanto.web.id. 12/11/2011. 10.15
Jakarta: BKKBN. AM.
Furchan, A. 2002. Pengantar Penelitian Suparyanto. 2011. Keluarga Berencana (KB)
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Dan Alat Kontrasepsi Suntik.
Pelajar. Hal: 383. suparyanto.web.id. 12/11/2011. 10.55
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana AM. Hal. 56.
dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka. Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Sinar Harapan. Hal: 98, 106-107, 113, edisi 4. Jakarta: EGC. Hal: 483-484.
116, 118, 121, 163. Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kandungan.
Hidayat, Alimul Aziz. 2003. Metode Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Sarwono Prawirohardjo. Hal: 534

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 16


HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN
ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG MAWAR RSUD dr. ISKAK
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2011

Oleh :
RATIH INDRA DRIVIANA
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
AINUN HANIFA, S.Si.T

Asphyxia is a condition in which the newborn is not breathing spontaneously immediately after
birth and regularly. Study aims to determine the relationship between low birth weight with neonatal
asphyxia event in the Rose Room Hospital dr. Iskak Tulungagung in 2011. The purpose of this study
tends to examine the association between low birth weight with the incidence of neonatal asphyxia in
the Rose Room Hospital dr. Isaac Tulungagung in 2011.
The research was conducted in September 2011. This type of research in this study was
observational, analytical research design that is corelasional crossectional approach. . The
population in this study is All neonates in the Rose Room Hospital dr. Iskak Tulungagung
District. Samples were taken with the technique of sampling a total of 112 samples. Data were
analyzed by Chi Square test using SPPS program. Chi Square test statistic with a 0.05 earned
significant p value 0.001 where 0.001 <0.05, so H0 is rejected and H1 accepted, meaning there is a
relationship between the incidence of LBW in the incidence of neonatal asphyxia in hospitals dr. Iskak
Tulungagung in 2011.

Pendahuluan
BBLR yang tidak ditangani dengan baik oleh asfiksia neonatorum, dengan proporsi
dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada lahir mati yang lebih besar. Bayi dengan
semua sistem organ tubuh. Selain itu bayi berat BBLR/prematur kurang sempurna
lahir rendah dapat mengalami gangguan pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR terutama paru-paru sehingga sangat peka
berkaitan dengan tingginya angka kematian terhadap gangguan pernafasan yang
bayi dan balita. Asfiksia neonatorum bisa berdampak pada asfiksia (Saifudin, 2005: 167).
menyebabkan pendarahan otak dan
hidrosefalus. Tujuan Penelitian
Sementara untuk AKB, berdasarkan Mengetahui hubungan antara berat badan
perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 lahir rendah dengan kejadian asfiksia
diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH, tahun neonatorum di Ruang Mawar RSUD dr. Iskak
2009 sebesar 25/1000 KH. Adapun target AKB Tulungagung tahun 2011.
pada MDGs 2015 sebesar 17/1000 KH.
Sedangkan penyebab kematian neonatal pada Tinjauan Pustaka
tahun 2009 antara lain karena BBLR 29%, Berat Badan lahir Rendah (BBLR) juga
asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, dapat diartikan sebagai bayi yang lahir dengan
tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2009 : 1). memandang masa kehamilan (Depkes RI,
Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA (2011: iii) 2009). Faktor-faktor yang berhubungan
tingginya angka kejadian dan angka kematian dengan BBL:
BBLR salah satunya diakibatkan komplikasi 1. Ibu hamil pada umur :
seperti Asfiksia, Infeksi, Hipotermia, a. Kurang dari 20 tahun atau lebih dari
Hiperbilirubinemia. 35 tahun
Asfiksia neonatorum dikategorikan kasus b. Jarak kehamilan terlalu pendek
kedaruratan neonatal, bahkan sangat berisiko (kurang dari 1 tahun)
untuk terjadinya kematian neonatal. 2. Ibu dengan keadaan :
Diperkirakan bahwa sekitar 23% seluruh angka a. Mempunyai BBLR sebelumnya
kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 17


b. Mengerjakan pekerjaan fisik tindakan istimewa.
beberapa jam tanpa istirahat 2. Asfiksia sedang. Skor Apgar 4-6. Pada
c. Sangat miskin pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
d. Beratnya kurang dan kurang gizi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot
e. Perokok, pengguna obat terlarang, kurang baik atau baik, sianosis, refleks
alcohol iritabilitas tidak ada.
3. Ibu hamil dengan masalah-masalah seperti 3. Asriksia berat. Skor apgar 0-3. Pada
a. Anemia berat pemeriksaan finis ditemukan frekuensi
b. Pre eklamsia atau hipertensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot
c. Infeksi selama kehamilan buruk, sianosis berat dan kadarig-kadang
d. Kehamilan ganda pucat, refleks-iritablitas tidak ada.
4. Bayi dengan : Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah
a. Cacat bawaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
b. Infeksi selama dalam kandungan bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat timbul di kemudian hari. Tindakan yang
badan lahir rendah: dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi
1. Status gizi ibu hamil bayi baru lahir.
2. Asupan nutrisi pada ibu hamil Konsep Hubungan Berat Badan Lahir Rendah
3. Usia ibu hamil dengan Asfiksia Neonatorum
4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek Berat badan lahir rendah akan
(kurang dari 1 tahun) menimbulkan komplikasi medis yang lebih
5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil berpengaruh terhadap morbiditas dan
6. Komplikasi yang dialami ibu selama mortalitas janin yang dilahirkan, hal ini
hamil disebabkan oleh kekurangan surfaktan,
7. Penyakit yang menyertai kehamilan pertumbuhan dan pengembangan paru yang
8. Usia gestasi pada saat bayi lahir belum sempurna, otot pernapasan yang masih
Masalah-masalah BBLR: lemah dan tulang iga yang mudah melengkung,
1. Asfiksia perdarahan intraventikuler, 50% bayi prematur
2. Gangguan napas menderita perdarahan intraventikuler. Hal ini
3. Hipotermi disebabkan oleh karena bayi prematur sering
4. Hipoglikemi menderita apneu, afiksia berat dan sindroma
5. Masalah pemberian ASI gangguan pernapasan (Dedy, 2008). BBLR
6. Infeksi bisa kurang, cukup bulan atau lebih bulan
7. Hiperbilirubinemia semuanya berdampak pada proses adaptasi
8. Masalah perdarahan pernafasan waktu lahir sehingga mengalami
BBLR perlu mendapat perhatian dan asfiksia lahir.
tatalaksana yang baik pada saat lahir, yaitu
harus mendapat Pelayanan Neonatal Metode Penelitian
Esensial yang terdiri atas : Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
1. Persalinan yang bersih dan aman 15 Februari 2012. Jenis penelitian ini adalah
2. Stabilisasi suhu penelitian observasional. Desain penelitian
3. Inisiasi pernapasan spontan yang digunakan adalah analitik. Pendekatan
4. Pemberian ASI dini dan eksklusif yang digunakan adalah pendekatan Cross
5. Pencegahan infeksi dan pemberian Sectional". Populasi dalam penelitian ini
imunisasi adalah seluruh neonatus yang ada di Ruang
Asfiksia neonatorum adalah keadaan Mawar RSUD dr. Iskak Kabupaten
dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara Tulungagung bulan September 2011 sejumlah
spontan dan teratur setelah lahir. Bila terdapat 112 neonatus. Teknik pengambilan sampel
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia jenis non probability sampling dengan metode
janin neonatus. Gangguan ini dapat timbul total sampling. Jumlah sampel dalam penelitan
pada masa kehamilan, persalinan atau segera ini adalah 112 responden.
setelah lahir. asfiksia neonatorum dapat dibagi Setelah data terkumpul kemudian
dalam : dilakukan analisa data dengan tahap-tahap
1. Skor Apgar : 7-10. Dalam hal ini bayi di- editing, coding, scoring, tabulating. Teknik uji
anggap sehat dan tidak memerlukan statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 18


yaitu hubungan (kolerasi atau asosiasi) dan Iskak Tulungagung tidak mengalami
skala data berat badan bayi yaitu nominal dan asfiksia neonatorum.
asfiksia neonatorum adalah nominal. 3. Berdasarkan uji statistik Chi Square
Berdasarkan acuan tersebut maka digunakan dengan signifikan 0,05 didapatkan p value
Uji Chi Square. 0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada
Hasil dan Pembahasan hubungan antara BBLR dengan kejadian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari asfiksia neonatorum di RSUD dr. Iskak
total 112 neonatus sebagian besar 62 (55,36%) Tulungagung.
adalah BBLN dan tidak mengalami asfiksia
neonatorum. Uji statistik Chi Square dengan Saran
signifikan 0,05 didapatkan p value 0,001 1. Bagi Tempat Penelitian
dimana 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Disarankan hendaknya meningkatkan
H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara kemampuan dalam pengawasan dan
BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di pelayanan antenatal serta penanganan
RSUD dr. Iskak Tulungagung. neonatus dengan komplikasi dengan
Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA (2011: memberikan pelatihan yang berkelanjutan
iii) tingginya angka kejadian dan angka sesuai dengan perkembangan ilmu
kematian BBLR salah satunya diakibatkan pengetahuan dan teknologi yang ada.
komplikasi seperti Asfiksia, Infeksi, 2. Bagi Instansi Pendidikan
Hipotermia, Hiperbilirubinemia. Bayi dengan Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
BBLR/prematur kurang sempurna Kesehatan untuk menyelenggarakan
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya berbagai kegiatan penyuluhan kepada ibu
terutama paru-paru sehingga sangat peka hamil dan sosialisasi kepada tenaga
terhadap gangguan pernafasan yang kesehatan tentang pengawasan antenatal
berdampak pada asfiksia. Berat badan lahir paripurna dan teratur
rendah akan menimbulkan komplikasi medis 3. Bagi Tenaga Kesehatan
yang lebih berpengaruh terhadap morbiditas Hendaknya dapat memberikan
dan mortalitas janin yang dilahirkan, hal ini pengawasan dan penatalaksanaan yang
disebabkan oleh kekurangan surfaktan, tepat serta pengurangan kejadian BBLR
pertumbuhan dan pengembangan paru yang dan asfiksia neonatorum dapat lebih
belum sempurna, otot pernapasan yang masih ditekan.
lemah 4. Bagi peneliti selanjutnya
Teori tersebut sesuai dengan fakta di Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
RSUD dr. Iskak dimana sebagian besar dari meneliti data-data pendukung terhadap
neonatus mempunyai berat badan lahir normal, hubungan kejadian BBLR dengan asfiksia
sehingga dengan berat badan lahir normal neonatorum dengan mengambil data
tersebut menyebabkan neonatus tidak primer, sehingga faktor yang berpengaruh
mengalami asfiksia neonatorum. Namun terhadap keduanya dapat diketahui.
demikian juga ada sebagian kecil kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD dr. Iskak, hal Daftar Pustaka
tersebut dikarenakan ada juga sebagian kecil Agus. 2011. Pentingnya Tangis Pertama Bayi.
responden yang lahir dengan BBLR dimana generasikita.web.id.11/11/2011 11.21
bayi dengan BBLR/prematur kurang sempurna AM.
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
terutama paru-paru sehingga sangat peka Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
terhadap gangguan pernafasan yang Rineka Cipta. Hal: 111.
berdampak pada asfiksia. Bobak, Irene. 2004. Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Kesimpulan Dedy, dkk. 2008. Hubungan BBLR Dengan
1. Dari total 112 neonatus yang ada di Asfiksia Neonatorum.
RSUD dr. Iskak Tulungagung, sebagian gtcommunitys.blogspot.com.
besar dari responden 81 (72,32%) 23/11/2011. 14.01.
mempunyai berat badan lahir normal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Dari total 112 neonatus, sebagian besar 73 2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
(65,18%) neonatus yang ada di RSUD dr.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 19


Rendah Untuk Bidan Dan Perawat. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan
Jakarta: DepKes RI. Hal: 10,13,14,20. Nasional Pelayanan Kesehatan
Departemen RI. 2005. BBLR dan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Penatalaksanaannya. Jakarta: Depkes Yayasan Bina Pustaka Sarwono
RI. Prawirohardjo. Hal: 381.
_________. 2007. Profil Kesehatan di _________. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
_________. 2008. Pencegahan dan Prawirohardjo. Hal: 753-757, 763-764.
Penataksanaan Asfiksia Neonatorum. Saifuddin, AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
Jakarta: Depkes RI. Maternal dan Neonatal. Jakarta:
_________. 2009. Buku Kesehatan Ibu Dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Anak. Jakarta: DepKes RI. Hal: 25. Prawirohardjo.
_________. 2009. Manajamen Bayi Berat ________. 2003. Panduan Praktek Pelayanan
Lahir Rendah Untuk Bidan Dan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Perawat. Jakarta: DepKes RI. Hal: Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
10,13,14,20. Sarwono Prawirohardjo.
Dirjen Bina Gizi. 2011. Kejadian BBLR di ________. 2005. Pelayanan Kesehatan
Indonesia. Gizi.KIA.depkes.go.id, Maternal dan Neonatal. Jakarta:
12/11/2011. 09.18 AM. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Hidayat, Alimul, A. 2003. Metode Penelitian Prawirohardjo.
Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Santrock, J. W.. 2002. Perkembangan Masa
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50, Hidup. Jakarta : Erlangga.
67, 68, 81, 121. Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
_________. 2007. Metode Penelitian Penelitian Kebidanan. Yogyakarta :
Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Nuha Medika. Hal : 54.
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50, Silalahi, Amin. 2003. Metodologi dan Studi
67, 68, 81, 121. Kasus, cetakan pertama. Jakarta: CV.
_________. 2008. Praktikum Ketrampilan Citramedia.
Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Salemba Medika. Hal: 166. Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Manuaba, IBG. 2002. Buku Ajar Patologi Bandung: Alfabeta. Hal: 38-39, 80.
Obstetri Untuk Mahasiswa Sunarto, dkk. 2010. Hubungan Antara
Kebidanan. Jakarta: EGC. Hipertensi, Proteinuria Ibu
Mohctar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri jilid Preeklampsia Dengan Kejadian
1. Jakrta : EGC Asfiksia Neonatorum Di RSU dr.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Harjono S. Ponorogo. Jurnal Peneltian
Ghalia. Hal: 124, 126. Suara Forikes. Vol. I. No. 4. Oktober
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode 2010.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Wijaya. 2009. Hubungan antara umur
Cipta. kehamilan ibu pada saat bayi lahir
________. 2005. Metode Penelitian dengan kejadian asfiksia di Rumah
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Hal: 69, 142, 145. Tenggara. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
________. 2010. Metode Penelitian Diterbitkan.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 103, 124, 130.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal: 59, 91, 94, 111.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 20


HUBUNGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH (BBLR) di RSUD dr. ISKAK
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2011

Oleh :
DEWI PUSPITASARI
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
SANDRA DEWI S., SST

Pre-eclampsia in pregnancy is an important cause of stillbirth and neonatal death. Mothers


with pre-eclampsia would lead to placental insufficiency, fetal hypoxia that inhibited growth and often
occurs with the birth of one of the factors that cause low birth weight births. The purpose of this study
was to determine the relationship with the incidence of LBW preklamsia events in hospitals dr. Iskak
Tulungagung District in 2011.
The experiment was conducted in September 2011. This type of observational study, with design
and analytic approaches are corelasional crossectional. Data were analyzed by Chi Square test using
SPPS program. The study found the majority of labor is labor of mothers who had not had pre-
eclampsia and low birth weight babies are not born, as many as 74 deliveries (66.07%). Chi Square
test statistic with a significant p value 0.001 0.05 yield where 0.001 <0.05 so that H1 is accepted,
which means there is a relationship between pre-eclampsia with LBW in hospitals dr. Isaac
Tulungagung in 2011.

Pendahuluan Tujuan Penelitian


Pre-eklampsia merupakan penyakit Tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan mengetahui hubungan kejadian preklamsia
proteinuria yang timbul karena kehamilan. dengan kejadian BBLR di RSUD dr. Iskak
Pre-eklampsia terjadi pada umur kehamilan Kabupaten Tulungagung Tahun 2011.
diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada
umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga Tinjauan Pustaka
timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi
Peningkatan kejadian kematian akibat pre- spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi
eklampsia dengan komplikasi berat badan lahir setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang
rendah (BBLR) sampai saat ini penyebabnya sebelumnya memiliki tekanan darah normal
belum diketahui. Bayi baru lahir yang berat (Bobak, 2004: 629). Penyebab pre-eklampsia
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari belum diketahui dengan pasti. Meskipun
2500 gram disebut BBLR. demikian, penyakit ini lebih sering ditemukan
Data dari Survei Demografi dan pada wanita hamil yang:
Kesehatan Indonesia (SDKI) hipertensi selama 1. Primigravida
kehamilan (yang meliputi preeklamsia dan 2. Hiperplasentosis
eklamsia) menduduki peringkat kedua 3. Mempunyai dasar penyakit vaskular
penyebab kematian ibu melahirkan di 4. Mempunyai riwayat pre-
Indonesia yakni 24%. Sementara itu proporsi eklampsia/eklampsia dalam keluarganya
BBLR di Indonesia berkisar antara 7 14% Pada pre-eklampsia yang berat dan
selama periode 2006 2009. diperkirakan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
355.000 710.000 dari 5 juta bayi lahir dengan pada sejumlah organ dan sistem yang
kondisi BBLR dan 6-8% dari angka tersebut kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme
disebabkan oleh pre-eklamsia yaitu 35.000- dan iskemia (Cunningham, 2003). Tanda dan
45.000 bayi (Depkes RI, 2010). Ibu dengan Gejala Pre-eklampsia:
pre-eklamsia akan menyebabkan terjadinya 1. Hipertensi
insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga 2. Proteinuri
pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi 3. Edema
kelahiran dengan BBLR. Penggolongan Pre-eklamsia:
1. Pre eklampsia ringan
Tanda-tanda pre-eklampsia ringan:
a. Tekanan sistolik 140 mmHg atau
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 21
lebih atau kenaikan 30 mmHg diatas dilanjutkan dengan 10
tekanan biasanya. Tekanan diastolik mg/8jam
90 mmHg atau lebih atau kenaikan c) Kortikosteroid (oradexon
15 mmHg diatas tekanan biasanya. IM 2x 10 mg) untuk
b. Proteinuri lebih dari 0,3 g/l dalam kehamilan kurang 36
urine 24 jam. minggu.
c. Edema pada kaki, jari tangan, dan d) Antibiotikum, diuretikum
wajah, terutama yang menetap dan kardiotonikum hanya
sesudah bangun pagi. diberikan atas indikasi.
2. Pre eklampsia berat b. Perawatan aktif (terminasi
Tanda-tanda Pre-eklamsia berat: kehamilan), yaitu pada keadaan-
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg keadaan dibawah ini:
atau lebih, dan/atau diastolik 110 1) Umur kehamilan >36 minggu
mmHg atau lebih, diukur 2 kali 2) Terdapat tanda-tanda impending
dengan jarak waktu sekurang- eklampsia atau eklampsia
kurangnya 6 jam dan pasien dalam 3) Gawat janin
keadaan istirahat rebah. 4) Sindrom HELLP
b. Proteinurine 5 gram atau lebih dalam 5) Kegagalan perawatan
24 jam. konservatif, yakni setelah 6 jam
c. Oliguri, yaitu produksi urine 400 cc perawatan tidak terlihat tanda-
atau kurang dalam 24 jam. tanda perbaikan penyakit
d. Gangguan serebral atau gangguan (Achadiat, 2003: 6).
penglihatan. BBLR yaitu berat bayi 2500 gram atau
e. Edema paru atau sianosis. kurang pada saat lahir (Bobak, 2004: 888).
Epending Eklamsia: Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR:
1. Gastrik-Vomitus, nyeri epigastrium. 1. Status gizi ibu hamil
2. Visual-penglihatan kabur, bintik-bintik 2. Asupan nutrisi pada ibu hamil
dan kilatan cahaya dalam penglihatan, 3. Usia ibu hamil
kehilangan penglihatan. 4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek
3. Sakit kepala dibagian frontalis. (kurang dari 1 tahun)
4. Oliguria. 5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil
Penatalaksanaan: 6. Komplikasi yang dialami ibu selama
1. Pre-eklampsia ringan hamil
Istirahat di tempat tidur masih merupakan 7. Penyakit yang menyertai kehamilan
terapi utama untuk penanganan pre- 8. Usia gestasi pada saat bayi lahir
eklampsia. Penderita pre-eklampsia Bayi lahir dengan berat lahir rendah
ringan harus dirawat inap, akan tetapi mempunyai lemak di bawah kulit yang sangat
dengan pertimbangan efisiensi, perawatan sedikit, karena beratnya kurang dari 2500
penderita pre-eklampsia ringan dapat gram. Masalah-masalah BBLR:
dilakukan di luar rumah sakit 1. Asfiksia
2. Pre-eklamsia berat 2. Gangguan napas
Pada pre-eklampsia berat dapat dilakukan 3. Hipotermi
perawatan konservatif dan perawatan 4. Hipoglikemi
aktif, yaitu : 5. Masalah pemberian ASI
a. Perawatan konservatif (usia 6. Infeksi
kehamilan <36 minggu) 7. Hiperbilirubinemia
1) Tirah baring 8. Masalah perdarahan
2) Infus D5:RL = 3:1 Seperti bayi baru lahir (BBL) yang lain,
3) Diet cukup garam dan cukup BBLR perlu mendapat perhatian dan
protein (diet pre-klampsia) tatalaksana yang baik pada saat lahir, yaitu
4) Pasang kateter tetap (bila perlu) harus mendapat Pelayanan Neonatal
5) Medikamentosa: Esensial yang terdiri atas :
a) Anti konvulsan MgSO4 1. Persalinan yang bersih dan aman
b) Anti hipertensi nifedipine 2. Stabilisasi suhu
10 mg sub lingual, 3. Inisiasi pernapasan spontan
4. Pemberian ASI dini dan eksklusif

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 22


5. Pencegahan infeksi dan pemberian antara pre-eklamsia dengan BBLR di RSUD
imunisasi. (Manajemen Bayi Berat Badan dr. Iskak Tulungagung.
Lahir Rendah Untuk Bidan dan Perawat, Sistiarani (2008) menjelaskan pre-
2009: 20) eklampsia adalah kelainan akut pada wanita
Konsep Hubungan Pre-eklamsia Dengan hamil, dalam persalinan/nifas yang ditandai
BBLR hipertensi, proteinurea dan edema yang dapat
Menurut Michael (2005) wanita dengan mempengaruhi plasenta dan uterus karena
pre-eklamsia pada kehamilan dapat mengalami aliran darah ke plasenta menurun sehingga
peningkatan respon terhadap berbagai terjadi gangguan fungsi plasenta. Pada
substansi endogen (seperti prostaglandin, hipertensi yang agak lama dapat
tromboxan) yang dapat menyebabkan mempengaruhi perkembangan janin, sehingga
vasospasme dan agregasi platelet. Peningkatan mudah terjadi BBLR. Dengan tidak adanya
hemolisis microangiopati menyebabkan kejadian ibu hamil dengan pre-eklamsia
anemia dan trombositopeni. Infark plasenta tersebut berdampak pada bayi yang dilahirkan
dan obstruksi plasenta menyebabkan sehingga dapat lahir dengan BBLN.
pertumbuhan janin terhambat sehingga
menyebabkan BBLR bahkan kematian janin Kesimpulan
dalam rahim. 1. Dari total 112 responden yang melahirkan
di RSUD dr. Iskak Tulungagung, hampir
Metode Penelitian seluruhnya dari responden tidak
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 15 mengalami pre-eklamsia, yaitu sebanyak
Februari 2012. Jenis penelitian yang digunakan 91 (81,25%) responden.
adalah penelitian observasional. Desain 2. Dari total 112 bayi yang dilahirkan di
penelitian ini adalah analitik yang bersifat RSUD dr. Iskak Tulungagung, sebagian
korelasional. Pendekatan yang digunakan besar dari responden mempunyai berat
adalah pendekatan cross sectional. Populasi badan lahir normal, yaitu sebanyak 81
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin (72,32%) responden
dan bayinya di RSUD dr. Iskak Kabupaten 3. Berdasarkan uji statistic Chi Square
Tulungagung pada bulan September 2011 dengan signifikan 0,05 didapatkan p value
sejumlah 112 persalinan. Teknik sampling 0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H0
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada
total sampling yang berjenis non probability. hubungan antara pre-eklamsia dengan
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 112 BBLR di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
persalinan.
Setelah data terkumpul kemudian Saran
dilakukan analisa data dengan tahap-tahap 1. Bagi Peneliti
editing, coding, scoring, tabulating. Teknik uji Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji sarana penerapan ilmu yang diperoleh
yaitu hubungan (kolerasi atau asosiasi) dan selama perkuliahan, dan sebagai sarana
skala data pre-eklampsia yaitu data kategorik pengabdian kepada masyarakat sebagai
dan BBLR adalah data kategorik. Berdasarkan penerapan tri dharma perguruan tinggi.
acuan tersebut maka digunakan Uji Chi 2. Bagi Tempat Penelitian
Square. Disarankan hendaknya meningkatkan
kemampuan dalam pelayanan antenatal
Hasil dan Pembahasan serta penanganan neonatus dengan
Hasil penelitian yang disajikan dalam komplikasi dengan cara memberikan
tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari total 112 pelatihan yang berkelanjutan.
persalinan sebagian besar persalinan adalah 3. Bagi Instansi Pendidikan
persalinan dari ibu yang tidak mengalami pre- Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
eklamsia dan bayi yang dilahirkan tidak Kesehatan untuk menyelenggarakan
BBLR, yaitu sebanyak 74 persalinan (66,07%). berbagai kegiatan penyuluhan dan
Dari uji statistik Chi Square dengan signifikan sosialisasi kepada tenaga kesehatan
0,05 yang telah dilakukan, didapatkan p value sehingga angka kejadian preeklamsi dan
0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak BBLR dapat ditekan
dan H1 diterima, yang berarti ada hubungan 4. Bagi peneliti berikutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 23


tambahan wacana bagi penelitian lebih Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
lanjut yang berkaitan dengan pre-eklamsia 2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
dan BBLR. Rendah Untuk Bidan Dan Perawat.
Jakarta: DepKes RI. Hal: 10,13,14,20.
Daftar Pustaka Michael. 2005. Hipertensi dalam Kehamilan.
Achadiat, 2003. Prosedur Tetap Obstetri dan scibd.com. 4/11/2011.10.25 am
Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
Kedokteran EGC. Ghalia. Hal: 124, 126.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Rineka Cipta. Hal: 111. Cipta. Hal: 69, 142, 145.
Hidayat, Alimul, A. 2003. Metode Penelitian Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Metodologi Penelitian Ilmu
Jakarta : Salemba Medika. Keperawatan. Surabaya: Salemba
Bobak, Irene. 2004. Keperawatan Maternitas. Medika. Hal: 59, 91, 94, 111.
Jakarta : EGC. Hal: 909. Prawesty. 2010. Keracunan Kehamilan.
Cunningham, G. F Gant. 2003. Obstetri bidanku.web.id. 4/11/2011.10.45 am
Williams. Jakarta : EGC. Rustam, Mohctar. 2002. Sinopsis Obstetri jilid
Depkes RI. 2005. BBLR dan 1. Jakrta : EGC
Penatalaksanaannya. Jakarta: Depkes Saifuddin, AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
RI. Maternal dan Neonatal. Jakarta:
_________. 2009. Buku Kesehatan Ibu Dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Anak. Jakarta: DepKes RI. Hal: 13,25. Prawirohardjo.
Dirjen Bina Gizi. 2011. Kejadian BBLR di Sarwono, Prawirohardjo. 2002. Buku Acuan
Indonesia. Gizi.KIA.depkes.go.id, Nasional Pelayanan Kesehatan
12/11/2011. 09.18 AM. Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Farren, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Yayasan Bina Pustaka Sarwono
edisi 2. Jakarta: EGC Prawirohardjo. Hal: 381.
Ganiswarna, Sulistia G. 2003. Farmakologi Sastrawinata, S., 2004. Obstetri Patologi Ilmu
dan Terapi. Jakarta: Bagian Kesehatan Reproduksi, ed.2. Jakarta:
Farmakologi Fakultas Kedokteran EGC.
Universitas Indonesia. Silalahi, Amin. 2003. Metodologi dan Studi
George, 2007. Preeklamsia. scibd.web.id. Kasus, cetakan pertama. Jakarta: CV.
4/11/2011.10.12 am. Citramedia.
Gilang, 2001. Perdarahan pasca persalinan. Sistiarani, Colti. 2008. Faktor Maternal Dan
herdanfamily.blogspot.com. Kualitas Pelayanan Antenatal Yang
4/11/2011.10.12 am Berisiko Terhadap Kejadian Berat
Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Badan Lahir Rendah (BBLR). Karya
Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Tulis. Tidak Diterbitkan.
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50, Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
67, 68, 81, 121. Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
_________. 2008. Praktikum Ketrampilan Bandung: Alfabeta. Hal: 38-39, 80.
Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Trijatmo, 2005. Patologi. Jurnal Patologi. No.
Salemba Medika. Hal: 166. 1 Vol. 1 Unair. Journal.unair.ac.id.
Kurniawati, Leni. 2010. Hubungan Pre 4/11/2011.10.50 am
Eklampsia Dengan Kelahiranberat Wikipedia. 2011. Bayi. Wikipedia.web.id.
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD 4/11/2011.10.45 am
Sragen. Karya Tulis. Tidak Diterbitkan

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 24


HUBUNGAN SIKAP IBU MENYUSUI DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
DI DESA SUMURUP KECAMATAN BENDUNGAN
KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2012

Oleh :
DYAH RISCA ARINI
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
WIDYA LUSI A, SST

Milk production was more or less directly related to the position of the mother during nursing.
Proper position will drive the most lactation. Breastfeeding is a natural process. The success of
breastfeeding is influenced by the attitude of the mother during nursing. The purpose of this study was
to determine the relationship Attitudes Breastfeeding Breastfeeding With the right attitude in the
Village District Sumurup Dam Race in 2012. This type of research is observational analytic design.
The sample was taken by purposive technique in 49 nursing mothers. Data were collected using a
questionnaire and checklist were analyzed using chi square.
The results obtained from 49 respondents the majority of respondents are positive about
breastfeeding that is right and true way is to feed him as many as 26 (53.1%) breast-feeding mothers.
Chi Square test statistic with a 0.05 yield significant p value = 0.002 where 0.002 <0.05, so H0 is
rejected and H1 accepted, meaning there is a relationship between attitudes to breastfeeding mothers
to breastfeed in the Village District Sumurup Trenggalek.

Pendahuluan Pernyataan sikap menurut Azwar (2010:


Salah satu cara meningkatkan kesehatan 106) yaitu:
bayi adalah dengan memberikan air susu ibu 1. Positif / Favourable
segera setelah lahir minimal usia 6 bulan Pernyataan sikap yang menyatakan hal-
karena ASI memberikan manfaat untuk hal yang positif mengenai obyek sikap,
kecerdasan, kekebalan dan merangsang yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau
terbentuknya emotio intellegence (EI). Banyak memihak pada obyek sikap.
sedikitnya produksi ASI ternyata berhubungan 2. Negatif / Unfavourable
langsung dengan posisi ibu saat menyusui. Pernyataan sikap yang menyatakan hal-
Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya hal yang negatif mengenai obyek sikap,
ASI secara maksimal. Masih tingginya yaitu tidak mendukung atau kontra
perilaku ibu menyusui bayinya dengan tidak terhadap obyek sikap.
memasukan seluruh areola akibatnya akan Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
mengakibatkan kesakitan pada ibu. menurut Azwar (2005: 68) yaitu:
Berdasarkan data Dinas Kesehatan 1. Pengalaman pribadi
Propinsi Jawa Timur (2008) menyebutkan 2. Pengaruh orang lain yang dianggap
bahwa persentase ibu menyusui ASI Eksklusif penting
di Jawa Timur sebesar 40,77% sedangkan 3. Media massa
target pencapaian nasional sebesar 80%. 4. Lembaga pendidikan dan lembaga
agama
Tujuan Penelitian 5. Faktor emosional
Mengetahui sikap ibu menyusui terhadap Skala pengukuran dengan Guttman ini,
cara menyusui yang benar di Desa Sumurup akan didapat jawaban yang tegas. Skala
Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek pernyataan sikap:
tahun 2012.
No Pernyataan TS S
Tinjauan Pustaka 1 Positif 0 1
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap 2 Negatif 1 0
merupakan reaksi atau respon yang masih Keterangan :
tertutup dari seseorang terhadap stimulus TS : Tidak Setuju
atau obyek. S : Setuju

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 25


Kemudian diubah menjadi skor mean T 4. Faktor kurangnya petugas kesehatan
dengan rumus sebagai berikut : Cara menyusui yang benar:
1. Posisi bayi yang benar
T = 50 + 10

Keterangan :
x : Skor responden
x : mean skor kelompok
s : standar devisi Skor kelompok

Kriteria:
Sikap Positif skor T mean T. Gambar 1 Posisi badan ibu dan badan
Sikap Negatif skor T < mean T. bayi
Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi a. Kepala dan tubuh bayi dalam satu
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar garis lurus.
organisme (orang). Pengukuran perilaku yaitu b. Badan bayi menghadap ke dada ibu.
dengan menggunakan skala Guttman dengan c. Badan bayi melekat kebadan ibu.
jawaban ya atau tidak adalah sebagai berikut: d. Seluruh badan badan bayi tersangga
1. Benar :1 dengan baik, tidak hanya leher dan
2. Salah :0 bahu saja.
Kemudian diprosentasekan menggunakan 2. Tanda bayi melekat dengan baik
rumus prosentase menurut Nursalam (2003: a. Dagu bayi menempel pada payudara
113) : ibu.
Rumus : P =
Sp
x100% b. Mulut bayi membuka lebar.
SM

Keterangan :
P : Prosentase
SP : Jumlah Skor yang diperoleh
Sm : Jumlah Skor Maximal

Kemudian hasilnya dikreteriakan menurut Gambar 2 Bayi membuka mulutnya


Panduan Akademik sebagai berikut: c. Bibir bawah membuka lebar, lidah
1. Perilaku benar : > 78 % terlihat di dalamnya.
2. Perilaku salah : < 78 % d. Areola bagian atas tampak lebih
Menyusui yang benar yaitu memberikan banyak/lebar (areola juga masuk ke
ASI kepada bayi dengan memperhatikan posisi dalam mulut bayi, tidak hanya puting
badan ibu, posisi badan ibu dan bayi serta susu).
posisi mulut bayi dengan payudara ibu e.
(perlekatan). Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu menyusui:
1. Perubahan sosial budaya
a. ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial
lainnya.
b. Meniru teman, tetangga dekat atau
orang ketermuka yang memberikan
susu botol.
c. Merasa ketinggalan zaman jika Gambar 3 Bayi menyudengan sebagian
menyusui bayinya. besar areola masuk ke mulut bayi.
2. Faktor psikologis Tanda-tanda menyusui yang benar:
a. Faktor kehilangan daya tarik sebagai 1. Tubuh bayi menempel pada tubuh ibu
seorang wanita. 2. Dagu bayi menempel pada payudara
b. Tekanan batin, kurangnya dukungan 3. Telinga bayi berada dalam satu garis
keluarga, lingkungan. dengan leher dan lengan bayi
3. Faktor fisik ibu

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 26


4. Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah Penelitian dilaksanakan pada 11-18
yang terbuka Januari 2012. Jenis dalam penelitian ini adalah
5. Sebagian besar areola tidak tampak observasional. Desain penelitian analitik.
6. Bayi menghisap dengan irama yang Pendekatan yang dilakukan adalah Cross
teratur Sectional. Tehnik sampling yang digunakan
7. Bayi tenang dan puas pada akhir menyusu dalam penelitian ini adalah Purposive
8. Terkadang terdengar suara bunyi menelan sampling. Jumlah sampel yang didapat
9. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet. sebanyak 49 ibu menyusui. Instrumen yang
Posisi-posisi menyusui yang benar: digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
1. Posisi badan ibu tertutup. Setelah data terkumpul, maka
2. Posisi ibu duduk dilakukan pengolahan data dengan langkah-
3. Posisi ibu tidur miring langkah editing, coding, scoring, tabulating.
4. Posisi ibu tidur terlentang Setelah itu dilakukan perhitungan hasil
kuesioner dengan menggunakan T skor model
likert kemudian diubah menjadi skor Mean T.
Teknik uji statistik yang dipilih berdasarkan
tujuan uji yaitu hubungan (kolerasi atau
asosiasi) dan skala data sikap yaitu data
nominal dan perilaku adalah nominal.
Berdasarkan acuan tersebut maka digunakan
Uji Chi Square.

Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian yang didapatkan
menunjukkan bahwa dari total 49 ibu
menyusui sebagian besar ibu 26 (53,1%)
bersikap positif tentang menyusui yang benar
dan cara menyusuinya benar. Hasil uji statistik
Chi Square dengan signifikan 0,05
menghasilkan p value = 0,002 dimana 0,002 <
0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti ada hubungan antara sikap ibu
Posisi menyusui yang kurang tepat: menyusui dengan cara menyusui yang benar.
1. Scissors hold terlalu dengan puting susu Sikap ibu menyusui dengan cara
2. Badan bayi tidak ditunjang menyusui yang benar yaitu dimulai dari
3. Kepala bayi dipegang pemahaman informasi yang baik tentang cara
4. Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu menyusui yang benar kemudian sikap yang
5. Kepala bayi terletak disiku sehingga ditunjukkan akan sesuai dengan informasi.
menunduk Kemudian sikap ibu menyusui akan
6. Ibu merokok menimbulkan respon berupa perilaku dari cara
7. Tidak ada perhatian ibu (tidak ada kontak menyusui yang benar. Sesuai dengan teori
mata) sikap yang dilatarbelakangi oleh umur,
8. Badan ibu tidak menghadap ke badan bayi pendidikan, pernah dan tidak pernah mendapat
9. Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu informasi, sumber informasi dimana sikap
10. Hanya bahu bayi yang ditopang oleh ibu positif ibu menyusui tentang cara menyusui
Cara menghentikan menyusui yang benar yang benar akan berdampak positif pula
bisa dilakukan dengan cara : dengan cara menyusui yang benar.
1. Bayi akan mengakhiri menyusui sendiri
dengan melepaskan puting susu dari Kesimpulan
bibirnya. 1. Dari total 49 responden sebagian besar
2. Dengan menggunakan jari kelingking ibu responden 37 (75,5%) responden bersikap
yang bersih, kemudian dimasukkan mulut positif tentang menyusui yang benar.
bayi secara perlahan-lahan, maka bayi 2. Dari total 49 responden, sebagian besar
dengan sendiri akan melepaskan puting. dari responden 28 (57,1%) responden cara
menyusuinya adalah benar.
Metode Penelitian

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 27


3. Hasil uji statistik Chi Square dengan Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian
signifikan 0,05 menghasilkan p value = Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
0,002 dimana 0,002 < 0,05 sehingga H0 Jakarta Salemba Medika
ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada Karyanti. 2007. Faktor yang mempengaruhi
hubungan antara sikap ibu menyusui menyusui. Jakarta :
dengan cara menyusui yang benar di Desa www.dinkes.jatim.go.id
Sumurup Kecamatan Bendungan Notoatmodjo, S. 2002 Metodologi Penelitian
Kabupaten Trenggalek. Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2003 Ilmu Kesehatan
Saran Masyarakat Prinsip-prinsip dasar.
1. Bagi Resoponden (Ibu menyusui) Jakarta : Rineka Cipta
Diharapkan dapat menambah informasi Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
dan wawasan sikap bagi ibu menyusui Metodologi Penelitian Ilmu
terhadap cara menyusui yang baik. Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2. Bagi Institusi Pendidikan ___________. 2008. Panduan dan Ilmu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Pengetahuan dan Penelitian. Jakarta :
menjadi sumbangan pemikiran ilmiah dan Salemba
tambahan kepustakaan yang sudah ada. Nursalam dan Pariani 2002. Pendekatan
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi Jakarta : CV SETO
mahasiswa untuk meneruskan penelitian Rusli, Utami. 2005. Panduan Praktis
ini dengan metode yang lebih baik lagi. Menyusui. Jakarta : Puspa Swara
4. Bagi Tenaga Kesehatan Soetjningsih. 2003. ASI. Jakarta : ECG
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Sugiono. 2003. Statistika Untuk Penelitian.
meningkatkan upaya penyuluhan tentang Bandung : Alfabeta
cara menyusui yang benar. __________. 2010. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Daftar Pustaka Sukijo. 2003. Metodelogi Penelitian
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka __________. 2003. Pendidikan dan Prilaku
Cipta Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia Teori Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran
dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Pelajaran Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Azwar, saifudin. 2005. Sikap Manusia. Hal: 34, 37-38.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika
2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
hal. 527.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta
: Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 28


HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA
USIA 1-3 TAHUN DI DESA KEPUH KECAMATAN BOYOLANGU
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
NIKEN NINGTIYAS
SITI MARYAM, SST, M.Kes
ERIK EKOWATI, SST

Child's intellectual development can be disrupted by environmental conditions or a lack of


physical support. The purpose of this study to know the relationship with the development of the
nutritional status of children aged 1-3 years in the Village District Kepuh Boyolangu Tulungagung
District 2012. The experiment was conducted on 13 to 16 February 2012. This type of observational
study, with design and analytic approaches that are corelasional crossectional. Data were analyzed
with chi square tests of computer-assisted.
The results obtained from a total of 41 respondents almost all have good nutritional status and
undergo normal development as many as 38 (92.7%) respondents. Chi Square test statistic with a
significant p value 0.001 0.05 yield where 0.001 <0.05 so that the H1 accepted which means there is a
relationship between the nutritional status of children aged 1-3 years progress in the Village District
Kepuh Boyolangu Tulungagung District in 2012.

Pendahuluan Tinjauan Pustaka


Masa balita merupakan periode terpenting Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
dalam tumbuh kembang anak. Karena pada akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
masa ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan zat gizi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
mempengaruhi dan menentukan perkembangan Status Gizi:
anak selanjutnya. Faktor yang mempengaruhi 1. Produk Pangan
perkembangan anak antara lain adalah status 2. Produk Papan
gizi anak. Perkembangan sel otak terpesat 3. Akseptabilitas (Daya Terima)
terjadi pada usia 13 tahun sehingga masa ini
4. Pantangan Pada Makanan Tertentu
biasa disebut sebagai masa keemasan balita.
Sehingga periode 2 tahun pertama kehidupan 5. Kesukaan Terhadap Jenis Makanan
merupakan masa kritis. Perlunya perhatian Tertentu
lebih dalam tumbuh kembang di usia balita 6. Kebiasaan Makan
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang 7. Sanitasi Makanan
terjadi pada masa emas ini, bersifat 8. Pengetahuan Gizi
irreversible (tidak dapat pulih). cara pengukuran status gizi yang paling
Indikator keberhasilan pogram SDIDTK sering digunakan adalah antropometri gizi.
adalah 90% balita oleh kegiatan SDIDTK pada Antropometri sebagai indikator status gizi
tahun 2010. Cakupan SDIDTK balita dan anak dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
pra sekolah Provinsi Jawa Timur tahun 2005 parameter yaitu umur, berat badan dan tinggi
adalah 52,1% dan tahun 2006 adalah 53,14%. badan.
Data dari Dinkes Kabupaten Tulungagung Kombinasi antara beberapa parameter
tahun 2010 anak dengan status gizi lebih disebut indeks antropometri, beberapa indeks
5,06%, status gizi baik 88,23%, status gizi antropometri yang sering digunakan yaitu:
kurang 6,01%, dan status gizi buruk 0,7%, 1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
sedangkan 1,3% mengalami penyimpangan
2. Berat Badan menurut Tinggi Badan
perkembangan.
(BB/TB)
Tujuan Penelitian 3. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Mengetahui hubungan ststus gizi dengan Perkembangan adalah bertambahnya
perkembangan balita usia 1-3 tahun di Desa stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
Kepuh Kecamatan Boyolangu Kabupaten dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
Tulungagung Tahun 2012. bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Menurut Soetjiningsih (2005)

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 29


secara umum terdapat dua faktor yang Kepuh Kecamatan Boyolangu Kabupaten
mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu Tulungagung bulan Februari 2012 sejumlah 69
faktor genetik (instrinsik) dan faktor responden. Teknik sampling yang digunakan
lingkungan (ekstrinsik). dalam penelitian ini adalah simple random
Skrining atau deteksi dini penyimpangan sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini
perkembangan umur anak 1-3 tahun. dibulatkan menjadi 41 ibu dan anaknya.
Umur Anak KPSP TDL TDD Analisa data dilakukan dengan melakukan
editing, coding, scoring, tabulating. Teknik uji
3 bulan statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji
yaitu hubungan (korelasi atau asosiasi) dan
6 bulan
skala data status gizi balita usia 1-3 tahun yaitu
9 bulan ordinal dan perkembangan balita 1-3 tahun
adalah ordinal. Berdasarkan acuan tersebut
12 bulan maka digunakan Uji Chi Square.
15 bulan
Hasil dan Pembahasan
18 bulan Berdasakan data yang diperoleh dari
penelitian didapatkan dari total 41responden
21 bulan hampir seluruhnya dari responden mempunyai
status gizi baik dan mengalami perkembangan
24 bulan normal yaitu sebanyak 38 (92,7%) responden.
Hasil uji statistik Chi Square dengan
30 bulan
signifikan 0,05 menghasilkan P value< 0,05
36 bulan (0,004 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti ada hubungan antara
(Dep Kes RI, 2006: 1) status gizi dengan perkembangan balita usia 1-
Keterangan : 3 tahun di Desa Kepuh Kecamatan Boyolangu
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Kabupaten Tulungagung.
Perkembangan Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
TDL : Tes Daya Lihat akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
TDD : Tes Daya Dengar zat gizi. Perkembangan kecerdasan anak dapat
Skrining atau pemeriksaan perkembangan terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik
anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining yang kurang mendukung. Anak dengan status
Perkembangan (KPSP) bertujuan untuk gizi yang dilatarbelakangi oleh produk pangan,
mengetahui perkembangan anak normal atau produk papan, akseptabilitas, pantangan pada
mengalami penyimpangan. Jadwal skrining makanan tertentu, kesukaan terhadap jenis
atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada makanan tertentu, kebiasaan makan, sanitasi
umur 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Alat makanan dan pengetahuan gizi akan
instrument yang digunakan adalah Formulir berdampak pada status gizi anak normal,
KPSP menurut umur. sehingga anak memiliki kemampyan gerak
Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan
kertas, bola sebesar bola tenis, kubus bersoalisasi dan kemandirian, kemampuan
berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis, bicara dan bahasa yang normal sesuai dengan
kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran perkembangan usianya.
0,5-1 cm.
Kesimpulan
Metode Penelitian 1. Dari total 41 responden hampir
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13- seluruhnya dari responden mempunyai
16 Februari 2012. Jenis penelitian yang status gizi baik yaitu sebanyak 38 (92,7%)
digunakan dalam penelitian ini adalah responden.
penelitian observasional. Desain penelitian
2. Dari total 41 responden hampir
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analitik. Pendekatan yang digunakan adalah seluruhnya dari responden mempunyai
pendekatan Cross Sectional". Populasi dalam status perkembangan normal yaitu
penelitian ini adalah seluruh ibu dan anak sebanyak 39 (95,1%) responden.
balitanya yang berusia 1-3 tahun di Desa

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 30


3. Uji statistik Chi Square dengan signifikan _________. 2009. Metode Penelitian
0,05 menghasilkan P value< 0,05 (0,004 < Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
0,05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth B . 1980. Psikologi
yang berarti ada hubungan antara status
Perkembangan. Jakarta: Erlangga..
gizi dengan perkembangan balita usia 1-3 Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk
tahun di Desa Kepuh Kecamatan Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Persada
Saran Ali Khomsan. 2010. Pangan dan Gizi untuk
1. Bagi Peneliti Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Persada
dijadikan sebagai tambahan pengalaman Marzuki, 2001. Statistik Terapan. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.
bagi peneliti dalam melakukan penelitian
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi
2. Bagi Institusi 2. Jakarta: EGC.
Bagi Institusi Pendidikan diharapkan lebih Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
proaktif bekerja sama dengan institusi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
kesehatan dalam menginformasikan Cipta. Hal: 69, 142, 145.
tentang pentingnya status gizi dan Nursalam. 2003 . Pendekatan Praktis
perkembangan balita kepada masyarakat Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Seta. Halaman (79, 94,
3. Bagi Responden (Ibu balita usia 1-3
114, 119).
tahun) Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Diharapkan responden untuk menambah Metodologi Penelitian Ilmu
informasi, meningkatkan wawasan dan Keperawatan. Surabaya: Salemba
ketrampilan ibu dalam mengusahakan Medika.
pentingnya status gizi dan stimulasi dan Paath. Dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC.
perkembangan anak
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dan
4. Bagi Tempat Penelitian (Desa Kepuh) Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2003.
Diharapkan pihak pemerintah desa lebih Penuntun Diit Anak. Jakarta: PT
aktif bekerja sama dengan pihak tenaga Gramedia Pustaka Utama
kesehatan dalam melakukan tes Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
perkembangan balita Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika. Hal: 54.
Daftar Pustaka Silalahi, Amin. 2003. Metodologi dan Studi
Agoes, Achidiat. 2003. Teori dan Manajemen Kasus, cetakan pertama. Jakarta: CV.
Perkembangan. Malang: Taroda. Citramedia.
Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Direktorat Jenderal
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Pendidikan Tinggi Departemen
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pendidikan Nasional.
Rineka Cipta. Hal: 111. Supriasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan di Buku Kedokteran EGC.
Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak.
Depkes RI. 2007. Ditjen Bina kesehatan Jakarta: EGC.
Masyarakat, Direktorat Gizi Supriasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Masyarakat. Keluarga Sadar Gizi Buku Kedokteran EGC.
(Kadarzi). Jakarta
Dinkes Jatim. 2006. Profil Kesehatan Jawa
Timur. Surabaya: Dinkes
Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 31


HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DENGAN
KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI DI POSYANDU DESA PUCANGAN
KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh:
NANING HARTATIK
SITI MARYAM S.ST.M.Kes
SANDRA DEWI S.S.ST

Immunization is a form of medical intervention that is effective in reducing infant mortality.


With immunization, diseases such as tuberculosis, diferi, pertussis, hepatitis B, poliomyelitis, and
measles can be prevented. The study was conducted on 05 to 08 July 2012. This type of study is a
Cross Sectional Analytic approach. Sampling techniques Purposive to the number of 44 respondents.
Method of data collection using questionnaires closed. Further processed as a percentage. Statistical
analysis using Chi square test with a significant 0.05.
Based on the results of research that has been done to show the vast majority of respondents is
26 (59.09%) of respondents have a positive attitude, and almost all of the respondents is 19
respondents (79.55%) fully immunized infants. Chi square statistical test results in get p-value 0.001
<0.05 so Ho rejected and H1 accepted which means the relationship between Attitude Mom About
Immunization Primary Immunization Complete With Fittings In Infants.

Pendahuluan Menurut Notoatmodjo sikap mempunyai


Imunisasi merupakan bentuk intervensi empat tingkatan dari yang terendah sampai
kesehatan yang sangat efektif dalam yang tertinggi, yaitu:
menurunkan angka kematian bayi. Dengan 1. Menerima (recieving)
imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC, 2. Merespon (responding)
diferi, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan 3. Menghargai (valuing)
campak dapat dicegah. Dengan adanya
4. Bertanggung jawab (responsible)
pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar
lengkap maka ibu akan memiliki sikap yang Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
positif untuk mengimunisasikan bayinya secara yaitu Faktor internal (fisiologis, psikologis)
teratur. dan Faktor eksternal (pengalaman, situasi,
Program imunisasi telah menunjukkan norma-norma, informasi, hambatan,
keberhasilan dan mencegah terjadinya penyakit pendorong). Penilaian sikap dapat dibedakan
menular. Angka cakupan imunisasi dasar di atas sikap positif dan sikap negative.
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami Skala sikap menggunakan skala Likert
peningkatan. Cakupan imunisasi di Propinsi dikenal sebagai summatedratings method.
Jawa Timur juga mengalami peningkatan, No. Pernyataan STS TS S SS
pada tahun 2007 angka cakupan imunisasi
dasar mencapai 96,7%, tahun 2008 angka 1. Negatif 4 3 2 1
cakupan imunisasi dasar mencapai 97,1% dan
2. Positif 1 2 3 4
angka cakupan tahun 2009 mencapai 98,2%.
Keterangan:
Tujuan Penelitian SS : Sangat setuju
Untuk mengetahui Hubungan Antara S : Setuju
Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap TS : Tidak setuju
Dengan Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi Di STS : Sangat tidak setuju
Posyandu Desa Pucangan Kecamatan Kauman Imunisasi adalah suatu usaha yang
Kabupaten Tulungagung Tahun 2012. dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh
seseorang sehingga dapat menimbulkan
Tinjauan Pustaka kekebalan terhadap penyakit tertentu. Jenis
Sikap merupakan aksi atau respon yang Jenis Kekebalan Imunisasi:
masih tertutup dari seseorang terhadap obyek 1. Kekebalan Aktif
tersebut.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 32


Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh c. Digunakan untuk mencegah penyakit
untuk menolak terhadap suatu penyakit polio
tertentu 4. Imunisasi campak dengan vaksin campak
2. Kekebalan Pasif a. Dapat digunakan untuk mencegah
Tubuh anak tidak dapat membuat zat anti penyakit campak
body sendiri tetapi kekebalan tersebut b. Diberikan pada umur 9-11 bulan
diperoleh dari luar setelah memperoleh dengan dosis 0,5 ml
zat penolak c. Vaksin disuntikkan secara subkutan
Vaksin dapat dibagi dalam 2 jenis pada lengan kiri atas
yaitu: 5. Imunisasi HB dengan vaksin HB
1. Vaksin dari kuman hidup yang a. Dapat digunakan untuk mencegah
dilemahkan seperti: penyakit hepatitis B
a. Virus campak dalm vaksin campak. b. Diberikan sedini mungkin segera
b. Virus polio dalam jenis sabin pada bayi lahir dengan dosis 0,5 ml
vaksin polio. c. Diberikan 3 kali dengan jarak waktu
c. Kuman TBC dalam vaksin BCG 1 bulan antara suntikan 1 dan 2 dan 5
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan bulan antara suntikan 2 dan 3
seperti: d. Vaksin disuntikkan secara
a. Bakteri pertusis dalam DPT. intramuscular dilengan atas
b. Virus polio jenis salk dan vaksin sedangkan bayi di daerah paha.
polio.
c. Racun kuman seperti toxoid (TT), Metodologi Penelitian
Diphteriam Toxoid dalam DPT. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
d. Vaksin yang di buat dari jenis protein 02 sampai dengan 05 Juli tahun 2012. Jenis
seperti Hepatitis. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Imunisasi dasar lengkap adalah adalah observasional. Dalam penelitian ini
pemberian 5 vaksin imunisasi pada bayi baru menggunakan desain penelitian analitik.
lahir sesuai jadwal sampai usia satu tahun. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
Imunisasi dasar lengkap ada bermacam-macam ini adalah Cross sectional. Populasi dalam
antara lain: penelitian ini adalah seluruh ibu bayi di
1. Imunisasi Bacillus Calmette Guerin posyandu desa Pucangan Kecamatan Kauman
(BCG) dengan vaksin BCG Kabupaten Tulungagung tahun 2012 sejumlah
a. Memberikan kekebalan aktif 46 orang. Teknik sampel yang digunakan
terhadap penyakit BCG dalam penelitian ini yaitu Purposive sampling.
b. Di berikan sebelum umur 2 bulan Jumlah sampel sebesar 46 responden.
c. Suntikan secara intrakutan di Analisa data menggunakan editing,
musculus deltoideus lengan atas coding, scoring, tabulating. Data yang
d. Dosis untuk bayi < 1 tahun 0,05 ml terkumpul dianalisa secara sistematik
2. Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus (DPT) dengan uji Chi Square.
dengan vaksin DPT
a. Memberikan kekebalan aktif Hasil dan Pembahasan
terhadap penyakit difteria, pertusis Berdasarkan hasil penelitian
dan tetanus menunjukkan sebagian besar responden yang
b. Imunisasi vaksin DPT diberikan memiliki sikap positif dan lengkap dalam
setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 melakukan imunisasi yaitu 25 (56,81%)
kali (DPT I, II dan III) dengan responden dari 44 responden. Dari hasil
interval tidak kurang dari 4 minggu perhitungan Chi square, diketahui bahwa
c. Vaksin disuntikkan secara penelitian yang dilakukan terhadap 44
intramuskuler dibagian anterolateral responden di Posyandu Desa Pucangan
paha sebanyak 0,5 ml Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung
3. Imunisasi polio dengan vaksin polio menunjukkan nilai p value 0.001 < 0.05 maka
a. Pemberian sebanyak 4 kali (Polio I, Ho ditolak dan H diterima artinya ada
II, III dan IV) dengan interval hubungan sikap ibu tentang imunisasi dasar
minimal 4 minggu lengkap dengan kelengkapan imunisasi pada
b. Vaksin ini diteteskan 2 tetes langsung bayi.
ke mulut anak

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 33


Dengan adanya pengetahuan yang baik sehingga tercipta penelitian yang lebih
tentang imunisasi dasar lengkap maka ibu akan variatif
memiliki sikap yang positif untuk
mengimunisasikan bayinya secara teratur. Daftar Pustaka
Dengan demikian menunjukkan bahwa Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
informasi yang didapatkan oleh responden Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka
melalui tenaga kesehatan yang diberikan Cipta.
dengan tepat dapat mempengaruhi sikap ibu Azwar, Syaifudin. 2002. Sikap Manusia Teori
dalam mengimunisasikan bayinya Semakin dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka
banyak informasi yang diperoleh tentang Pelajar.
imunisasi dasar lengkap maka akan semakin Baron, dkk. 2010. Psikologi Sosial. Bandung :
positif sikap ibu dan semakin lengkap dalam Refika Aditama.
mengimunisasikan bayinya. Boven. 2000. Sistem Imun, Imunisasi dan
Penyakit Imun. Jakarta: Widya
Kesimpulan Medika.
Evodia, Aswandi, A. 2008. Pelatihan
1. Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Imunisasi.
Lengkap Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial.
Dari 44 reponden sebagian besar dari Bandung : Refika Aditama.
responden yaitu 26 (59,09%) responden Hidayat, A. Aziz Alimul. 2002. Metode
memiliki sikap positif. Penelitian Kebidanan Teknik Analisis
2. Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi Data. Jakarta: Salemba Medika.
Dari 44 responden hampir seluruh dari Markum, AH. 2002. Buku Ajar Ilmu
total 44 responden sebagian besar yaitu 31 Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI.
responden (70,45%) mengimunisasikan Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
bayinya secara lengkap. Masyarakat. Jakarta: PT. Aneka
3. Hubungan Sikap Ibu Dengan Cipta.
Kelengkapan Imunisasi Nursalam. 2003. Konsep Penerapan
Berdasarkan uji statistik Chi Square Metodologi Penelitian Ilmu
dengan signifikan 0,05 didapatkan p-value Keperawatan. Jakarta: Salemba
0,001 maka 0,001 < 0,05 sehingga Ho Medika.
ditolak dan H1 diterima yang berarti Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa
adanya hubungan antara Hubungan Sikap Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pustaka.
Dengan Kelengkapan Imunisasi Pada Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian
Bayi Di Posyandu Desa Pucangan Kuantitatif untuk Psikologi dan
Kecamatan Kauman Kabupaten Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Tulungagung. Pelajar.
Silalahi, Ulber. 2003. Metode Penelitian
Saran Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
1. Responden (Ibu Bayi Di Posyandu Desa Sudarti, dkk, 2000. Aplikasi Metode Kualitatif
Pucangan) dalam Penelitian Kesehatan. Depok:
Diharapkan ibu yang mempunyai bayi The British Council
lebih aktif mencari informasi melalui Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif
penjelasan oleh petugas kesehatan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta..
mengenai imunisasi dasar lengkap agar Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian.
bayinya mendapatkan kekebalan secara Bandung : Alfabeta.
aktif. Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial.
2. Institusi Pendidikan Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini, Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan
diharapkan dapat menjadi tambahan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
wawasan dan referensi kesehatan tentang Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
imunisasi dasar lengkap. Medika.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan mampu mengembangkan
variabel-variabel dalam penelitiannya

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 34


HUBUNGAN SIKAP IBU BAYI TENTANG IMUNISASI DPT COMBO DENGAN
PELAKSANAAN IMUNISASI DPT COMBO PADA BAYINYA
DI POSYANDU DESA SOBONTORO
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
LENI GITA PANGESTRI
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
ERIK EKOWATI, SST

Combo DPT immunization aims to prevent diphtheria, pertussis, tetanus and hepatitis B. The
purpose of this study to determine the attitude of the mother infant relationship of DPT DPT
Immunization Combo Combo with the implementation of the baby in the village IHC Sobontoro
Tulungagung District in 2012. This type of research in observational research, analytical research
design crossectional approach. Samples were taken with a purposive sampling technique some 63
people who met the inclusion criteria. Data were analyzed by Chi Square test using SPPS program.
The results obtained largely positive with their mothers DPT DPT Combo Combo and
implement as many as 35 mothers (55.5%). Chi Square test statistic with 0.05 indicates significant p
value 0.001 <0.05, so H0 is rejected and H1 accepted, meaning there is a relationship between
maternal attitudes about the baby with the implementation of the DPT DPT Combo Combo at IHC
Village Sobontoro Tulungagung District in 2012.

Pendahuluan Tinjauan Pustaka


Imunisasi DPT Combo merupakan vaksin Sikap merupakan reaksi atau respon yang
yang mengandung DPT berupa toxoid difteri masih tertutup dari seseorang terhadap
dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan stimulus atau obyek. Pernyataan sikap dapat
pertusis yang diaktifasi serta vaksin hepatitis B dibedakan menjadi sikap positif dan negative.
yang merupakan sub unit vaksin virus yang Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap:
mengandung HbsAg murni dan bersifat non 1. Pengalaman pribadi
infectious. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan penting
Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian 3. Pengaruh kebudayaan
bayi adalah 34 per 1.000. Departemen 4. Informasi
Kesehatan menargetkan angka kematian ibu 5. Media massa
pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 6. Faktor emosional
2015 menjadi 102 orang per tahun (Depkes RI, 7. Lembaga pendidikan dan lembaga
2010). Masih tingginya AKB tersebut salah agama
satunya karena belum tercapainya program Skala pengukuran sikap dengan Guttman
imunisasi di Indonesia. Banyaknya angka dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga
kejadian tersebut disebabkan karena kurangnya dapat dibuat dalam bentuk check list.
pengetahuan ibu mengenai penyakit difteri, Pernyataan Sikap:
pertusis, tetanus dan hepatitis B akan
No Pernyataan TS S
mengurangi kemauan mereka untuk
memberikan imunisasi DPT Combo pada 1 Negatif 0 1
anaknya. 2 Positif 1 0
Keterangan:
Tujuan Penelitian TS : Tidak Setuju
Mengetahui hubungan sikap ibu bayi S : Setuju
tentang imunisasi DPT Combo dengan Kemudian diubah menjadi skor mean T
pelaksanaan Imunisasi DPT Combo pada dengan rumus sebagai berikut:
Bayinya di Posyandu Desa Sobontoro
Kabupaten Tulungagung tahun 2012. T = 50 + 10

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 35


Keterangan: 5. Imunisasi DPT Combo
x : Skor responden Imunisasi DPT Combo merupakan
x : mean skor kelompok pemberian vaksin yang mengandung DPT
s : standar deviasi Skor kelompok
berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus
Skor mean T merupakan skala yang biasa
digunakan dalam skala model Likert untuk yang dimurnikan dan pertusis yang
menentukan sikap seseorang. inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang
Kriteria: merupakan sub unit vaksin virus yang
Sikap Negatif skor T < mean T. mengandung HB5 Ag murni.
Sikap Positif skor T mean T. Vaksin Combo merupakan gabungan
Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar produk antigen untuk mencegah penyakit yang
organisme (orang). Sebelum orang mengadopsi berbeda, misal DPT+hepatitis B+HIB. Efek
perilaku baru, terjadi proses yang berurutan, samping pemberian imunisasi DPT Combo
yakni awarenes, interest, evaluation, trial dan adalah gejala-gejala yang bersifat sementara
adoption. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti: lemas, demam iritabilitas dan
perilaku yaitu: merancau yang biasanya terjadi 24 jam setelah
1. Faktor Predisposisi imunisasi. Efek samping imunisasi DPT
2. Faktor Pendukung Combo bersifat ringan dan hilang setelah 1-2
3. Faktor Pendorong hari.
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal Jadwal imunisasi dasar (pada bayi umur
atau resisten. Anak kebal atau resisten terhadap 0-11 bulan)
suatu penyakit. Imunisasi ada bermacam- N Umur Vaksin
macam antara lain: o
1. Imunisasi BCG dengan vaksin BCG
1 0 bulan HB 1
a. Pemberian
Diberikan pada bayi umur 0-2 bulan. 2 1 bulan BCG, Polio 1
b. Fungsi
Untuk mencegah penyakit TBC. 3 2 bulan DPT+HB Combo 1, Polio 2
c. Dosis pemberian
0,05 ml, sebanyak 1 kali. 4 3 bulan DPT+HB Combo 2, Polio 3
2. Imunisasi polio dengan vaksin polio
5 4 bulan DPT+HB Combo 3, Polio 4
a. Mencegah penyakit polio.
b. Vaksin polio diberikan secara oral 6 9 bulan Campak
(melalui mulut), dosis 2 (dua) tetes
sebanyak 4 kali pemberian dengan Sumber: Depkes RI, 2009
interval minimal 4 minggu.
3. Imunisasi campak dengan vaksin campak Metode Penelitian
a. Fungsi untuk memberikan kekebalan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
aktif terhadap penyakit campak. 5-7 Maret 2012. Jenis penelitian ini adalah
b. Dosis 0,5 ml disuntikkan secara observasional. Desain penelitian yang
subkutan pada lengan kiri atas. digunakan dalam penelitian ini adalah analitik.
c. Waktu pemberian pada usia 9-11 Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
bulan, ulangan (booster) usia 6-7 ini adalah Cross sectional. Populasi dalam
tahun (kelas 1 SD). penelitian ini adalah seluruh ibu bayi dan balita
4. Imunisasi HB dengan vaksin HB yang datang ke posyandu 164 orang. Dalam
a. Memberikan kekebalan aktif penelitian ini peneliti menggunakan metode
terhadap virus hepatitis B. purposive sampling, Besar sampel dalam
b. Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, penelitian ini adalah 63 ibu. Setelah data
pemberian suntikan secara terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan
intramusculer. Pemberian imunisasi editing, coding, scoring, tabulating.
HB sebanyak 3 dosis. Dosis pertama Teknik uji statistik yang dipilih yaitu
diberikan pada usia 0-7 hari, dosis hubungan (kolerasi atau asosiasi) dan skala
berikutnya interval minimum 4 data sikap ibu bayi yaitu nominal dan
minggu (1 bulan). pelaksanaan imunisasi DPT Combo adalah

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 36


nominal. Berdasarkan acuan tersebut maka dengan cara melakukan pendekatan
digunakan Uji Chi Square. kepada masyarakat.
3. Bagi Institusi
Hasil dan Pembahasan Diharapkan dapat dijadikan tambahan
Berdasakan data yang diperoleh dari
wacana sehingga dapat menambah
penelitian didapatkan dari total 63 ibu sebagian
besar ibu bersikap positif tentang imunisasi wawasan bagi mahasiswa kebidanan
DPT Combo dan melaksanakan imunisasi DPT khususnya, dan masyarakat umumnya.
Combo yaitu sebanyak 35 ibu bayi (55,5%). 4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Uji statistik Chi Square dengan signifikan Adanya karya tulis ini diharapkan dapat
0,05 menunjukkan p value 0,001 dimana 0,001 menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk
< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
meneruskan penelitian ini dengan lebih
yang berarti ada hubungan antara sikap ibu
bayi tentang imunisasi DPT Combo dengan baik lagi.
pelaksanaan imunisasi DPT Combo di
Posyandu Desa Sobontoro Kabupaten Daftar Pustaka
Tulungagung tahun 2012. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pengetahuan akan mempengaruhi sikap Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka
seseorang, dan sikap akan mempengaruhi Cipta.
perilaku seseorang. Terbukti bahwa sikap Azwar, Syaifudin. 2002. Sikap Manusia Teori
positif responden tentang imunisasi DPT dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka
Combo akan melatarbelakangi perilaku Pelajar.
responden dalam melaksanakan imunisasi DPT Baron, dkk. 2010. Psikologi Sosial. Bandung :
Combo, sehingga semakin banyak responden Refika Aditama.
yang bersikap positif, semakin banyak pula Boven. 2000. Sistem Imun, Imunisasi dan
responden yang melaksanakan imunisasi DPT Penyakit Imun. Jakarta: Widya
Combo. Medika.
Evodia, Aswandi, A. 2008. Pelatihan
Kesimpulan Imunisasi.
1. Dari total 63 responden sebagian besar Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial.
responden bersikap positif tentang Bandung : Refika Aditama.
imunisasi DPT Combo yaitu sebanyak 38 Hidayat, A. Aziz Alimul. 2002. Metode
Penelitian Kebidanan Teknik
(60%) responden.
Analisis Data. Jakarta: Salemba
2. Dari total 63 responden, sebagian besar Medika.
dari responden melaksanakan imunisasi Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
DPT Combo yaitu sebanyak 41 (65%) Masyarakat. Jakarta: PT. Aneka
responden. Cipta.
3. Uji statistik Chi Square dengan signifikan Nursalam. 2003. Konsep Penerapan
0,05 menunjukkan p value 0,001 dimana Metodologi Penelitian Ilmu
0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 Keperawatan. Jakarta: Salemba
diterima, yang berarti ada hubungan Medika.
antara sikap ibu bayi tentang imunisasi Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa
DPT Combo dengan pelaksanaan Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
imunisasi DPT Combo. Pustaka.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian
Saran Kuantitatif untuk Psikologi dan
1. Bagi Resoponden (Ibu Bayi) Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hendaknya ibu bayi lebih aktif
Sudarti, dkk, 2000. Aplikasi Metode Kualitatif
meningkatkan wawasan tentang imunisasi dalam Penelitian Kesehatan. Depok:
DPT Combo. The British Council
2. Bagi Tempat Penelitian Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian.
Diharapkan lebih meningkatkan Bandung : Alfabeta.
pelaksanaan imunisasi DPT Combo Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 37


HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN
KEJADIAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KAUMAN KECAMATAN KAUMAN
KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

Oleh :
PEPEN EKA FITRIYANTI
SITI MARYAM SST, M.Kes
ASTIKA RASYIID SST

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) has advantages which are very great for mother to prevent
atonia uteri. But in implementation of the IMD is seldom done. The aim of this reseadh is to know
correlation implementation of the IMD with atonia uteri incidence. This research was done at 8 th
Februari-14th March 2012, , kind of this research is observasional, the research design used in this
research was analytic with cross sectional approach, the data analysis was used chy square test
manualy.
From the result of reseach showed from the total 40 succesful maternal most of their babies
IMD and maternal didt happen atonia uteri those are 27 respondents. The result analysis by using
chy square test proved there is correlation between implementation of the IMD with incidence of
atonia uteri can be seen X arithmetic > X table = 4,37. Because the X arithmetic > X table = 4,37
so Ho is rejected and H1 accepted, mearning there is a correlation between implementation of the
IMD with atonia uteri incidence.

Latar Belakang di Wilayah Kerja Puskesmas Kauman


Secara teori banyak manfaat IMD untuk Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung
ibu dan bayi, salah satunya mencegah tahun 2012.
perdarahan post partum yang disebabkan oleh
atonia uteri. Atonia uteri sebenarnya bisa Tinjauan Pustaka
dikurangi dengan IMD dalam kurun waktu IMD (early initiation) atau permulaan
kurang dari 30 menit setelah bayi lahir. menyusu dini adalah bayi mulai menyusu
Kurangnya kesadaran dari petugas kesehatan sendiri segera setelah lahir. Manfaat IMD
medis juga keengganan untuk melakukannya menurut Depkes RI, APN (2008) dan Utami
membuat IMD jarang dipraktekkan. Di Roesli (2008) antara lain :
indonesia hanya 4% bayi yang mendapat ASI 1. Manfaat kontak kulit dengan kulit untuk
dalam 1 jam pertama kelahirannya, sedangkan bayi
perdarahan akibat atonia uteri masih 39%. Mengoptimalkan keadaan hormonal,
Data survey awal tahun 2009-2010 di wilayah menstabilkan pernafasan, mengendalikan
kerja Puskesmas Kauman Kecamatan Kauman temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau
Kabupaten Tulungagung: mempunyai pola tidur bayi yang lebih
baik, mendorong ketrampilan bayi untuk
Keterangan Tahun 2009 Tahun 2010 menyusu, menaikkan berat badan bayi,
(643 ibu (671 ibu meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
bersalin) bersalin) 2. Manfaat kontak kulit dengan kulit untuk
Dilakukan 13 (2,02%) 638 (95%) ibu yaitu merangsang produksi oksitosin
IMD dan prolaktin pada ibu
Tidak 630 (97,9%) 33 (4,9%) 3. Manfaat menyusu dini untuk ibu yaitu
dilakukan merangsang produksi oksitosin dan
IMD prolaktin serta meningkatkan keberhasilan
Terjadi atonia 13 (2,02%) 8 (1,19%) produksi ASI.
uteri
4. Manfaat menyusu dini untuk bayi
Tidak terjadi 630 (97,9%) 663 (98,8%)
atonia uteri
Bayi mendapatkan makanan dengan
kualitas dan kuantitas optimal,
meningkatkan kecerdasan, membantu bayi
Tujuan Penelitian
mengkoordinasi hisap, telan, dan nafas,
Mengetahui hubungan pelaksanaan IMD
meningkatkan jalinan kasih sayang ibu
dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 38


dan bayi, mencegah kehilangan panas, untuk mengendalikan kejang pada
merangsang kolostrum segera keluar. preeklampsia atau eklampsia.
Menurut Utami Roesli (2008) tahapan 8. Atonia Uteri juga dapat timbul karena
melakukan IMD adalah: penanganan kala III persalinan yang salah,
1. Dianjurkan suami atau keluarga yaitu dengan memijat uterus dan
mendampingi ibu saat persalinan. Diagnosis:
2. Seluruh badan dan kepala bayi 1. Perdarahan pervaginam
dikeringkan secepatnya, kecuali kedua 2. Konsistensi rahim lunak
tangannya. 3. Fundus uteri naik
3. Setelah tali pusat dipotong, bayi 4. Terdapat tanda-tanda syok
ditengkurapkan di dada atau di perut ibu. Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat
4. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah,
5. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mual dan lain-lain.
mengenali beberapa tanda atau perilaku Menurut Depkes RI, Asuhan Persalinan
bayi sebelum menyusu. Normal (2007) tahapan penatalaksanaan atonia
6. Memberikan kesempatan kontak kulit uteri adalah:
dengan kulit pada ibu yang melahirkan. 1. Massage fundus uteri segera setelah
7. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang lahirnya plasenta (maksimal 15 detik).
dan diukur setelah satu jam atau menyusu 2. Bersihkan bekuan darah dan atau selaput
awal selesai. ketuban dari vagina dan lubang serviks.
8. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam Karena dapat menghalangi kontraksi
satu kamar. uterus secara baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi 3. Pastikan bahwa kandung kemih kosong.
pelaksanaan IMD adalah: 4. Lakukan kompresi bimanual internal
1. Faktor bayi (KBI) selama 5 menit.
2. Faktor ibu 5. Anjurkan keluarga untuk mulai membantu
3. Faktor lingkungan keluarga kompresi bimanual eksternal.
IMD berperan dalam pencapaian tujuan 6. Berikan ergometrin 0,2 mg IM
MDGs. Dua diantara tujuan MDGs yang (kontraindikasi hipertensi) atau
berkaitan dengan masa keemasan anak yaitu : misoprostol 600 sampai 1000 mcg.
1. Membantu mengurangi kemiskinan dan 7. Pasang infus menggunakan jarum ukuran
kelaparan. 16 atau 18 dan berikan 500 cc ringer
2. Membantu mengurangi angka kematian laktat dan 20 unit oksitosin. Habiskan 500
anak balita. cc pertama secepat mungkin.
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana 8. Ulangi kompresi bimanual internal.
miometrium tidak dapat berkontraksi. Keadaan 9. Rujuk segera. Jika uterus tidak
ini dapat terjadi apabila uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2
berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan menit, hal ini bukan atonia sederhana.
rangsangan taktil (massage) fundus uteri. 10. Dampingi ibu ke tempat rujukan, teruskan
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri melakukan KBI.
menurut Varney (2007) yaitu: 11. Lanjutkan infus Ringer Laktat dan 20 unit
1. Distensi berlebihan pada uterus oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju
(kehamilan kembar, polyhidramnion, atau 500 per jam hingga tiba di tempat rujukan
makrosomi). atau hingga menghabiskan 1,5 L infus.
2. Induksi oksitosin. Kemudian berikan 125 cc per jam.
3. Persalinan dan pelahiran cepat atau
presipitatus. Metode Penelitian
4. Kala satu dan dua persalinan yang Penelitian ini dilaksanakan pada 8
memanjang. Februari- 14 Maret 2012. Jenis penelitian yang
5. Grandemultiparitas (paritas 5 atau lebih) digunakan dalam penelitian ini adalah
6. Riwayat atonia uteri atau perdarahan penelitian observasional. Desain penelitian
pascapartum pada saat melahirkan anak analitik dengan pendekatan cross sectional.
sebelumnya. populasi adalah seluruh ibu bersalin dengan
7. Penggunaan agens relaksan uterus, estimasi pada saat penelitian sebanyak 60 ibu
seperti magnesium sulfat dan terbutalin bersalin. Peneliti menggunakan accidental
sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 39


adalah 40 responden. Data yang diperoleh Diharapkan menjadi tambahan
diproses dan dilakukan analisa dengan pengalaman bagi peneliti dalam
melakukan editing, coding, scoring, tabulating. melakukan penelitian kepada masyarakat
Peneliti menggunakan tehnik uji kai kuadrat khususnya tentang IMD dan atonia uteri.
manual. 2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat dijadikan tambahan
Hasil dan Pembahasan penelitian wacana sehingga dapat menambah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan wawasan bagi mahasiswa kebidanan
bahwa dari total 40 responden sebagian besar khususnya, dan masyarakat pada
bayi 27 (67,5%) telah berhasil melakukan IMD umumnya.
dan ibu bersalin tidak mengalami atonia uteri. 3. Bagi Responden
Berdasarkan uji kai kuadrat dengan X tabel Diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan
3,84 didapatkan X hitung 4,37 > 3,84 wawasan dalam mengusahakan
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang pelaksanaan IMD.
berarti menyatakan ada hubungan antara 4. Bagi Tempat Penelitian (wilayah kerja
pelaksanaan IMD dengan kejadian atonia puskesmas kauman)
uteri. Diharapkan dapat meningkatkan mutu
IMD merupakan permulaan menyusu dini pelayanan yang lebih berkualitas dalam
segera setelah lahir, dimana hentakan kepala penerapan APN dan mengembangkan
bayi ke dada ibu, sentuhan bayi di puting susu rencana asuhan kebidanan.
dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada
puting ibu merangsang pengeluaran hormon Daftar Pustaka
oksitosin yang dapat membantu rahim Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal.
berkontraksi sehingga membantu pengeluaran Jakarta : JNPKKR/POGI dan JHPIEGO
plasenta dan mengurangi perdarahan ibu. Corporation
Pelaksanaan IMD sangat penting dalam Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan
upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK KR /
akibat atonia uteri atau perdarahan POGI dan IDAI dengan dukungan dari USAID
pascapersalinan. Karena dengan pelaksanaan Indonesia
IMD dapat merangsang pengeluaran hormon Diane M. dkk. 2009. Buku Ajar Myles. Jakarta:
oksitosin yang membantu rahim berkontraksi EGC
sehingga mengurangi perdarahan ibu dan dapat Dimyati, Vien. 2010. ASI Berperan Capai MDGs
menekan kejadian atonia uteri. 2015 Sosial Budaya Perempuan.
http://www.jurnas.com/news/1784/ASI.
Kesimpulan Diakses tanggal 10 November 2011 pukul
1. Dari total 40 responden, sebagian besar 15.42 WIB
dari responden 27 (67,5 %) di wilayah Dinkes DKI Jakarta. 2009. Pemantauan
kerja Puskesmas Kauman Kecamatan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan
Kauman Kabupaten Tulungagung telah Anak. Jakarta: Dinkes DKI Jakarta
berhasil melakukan IMD. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian
2. Dari total 40 responden sebagian kecil Kebidanan Dan Teknik Analisis Data
dari responden 2 (5%) di wilayah kerja Jakarta: Salemba Medika
Puskesmas Kauman Kecamatan Kauman Kusnadi. 2009. Inisiasi Menyusui Dini.
Kabupaten Tulungagung mengalami http://www.Inisiasi Menyusu Dini.com.
atonia uteri. Diakses tanggal 14 November 2011 pukul
3. Berdasarkan uji kai kuadrai dengan X 05.23 WIB
tabel 3,84 didapatkan X hitung 4,37 > Manuaba. IBG. 2003. Ilmu Kebidanan,
3,84 sehingga Ho ditolak dan H1 Penyakit Kandungan dan Keluarga
diterima, yang berarti ada hubungan Berencana untuk Pendidikan Bidan.
antara pelaksanaan IMD dengan kejadian Jakarta : EGC
atonia uteri di wilayah kerja Puskesmas Mochtar. Rustam. 2003. Sinopsis Obstetri.
Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Jakarta: EGC
Tulungagung. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Saran Jakarta: Salemba Utama
1. Bagi Peneliti

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 40


Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Syaifuddin, Abdul Bari dkk. 2006. Buku Acuan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Jakarta: Salemba medika Neonatal. Jakarta: YBPSP
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Tarie. 2009. Atonia Uteri.
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina http://detarie.blogspot.com/2009/06/atonia-
Pustaka uteri.html. Diakses tanggal 27 November 2011
Priyo Hastono, Sutanto. 2001. Analisa Data. pukul 19.00 WIB
Jakarta: Fakultas Kesehatam Masyarakat Tirey. 2009. Imd Mama Wajib
Univesitas Indonesia Tahu.http://jypernicus.wordpress.com/200
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI 9/11/09/. Diakses tanggal 15 Oktober
Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda 2011 pukul 14.45 WIB
Rulina Suradi, dkk. 2008. Manfaat ASI dan Universitas Sumatra Utara. 2003. Penyebab Utama
Menyusui. Jakarta: FKUI Kematian Bayi.
Silalahi. 2003. Metodologi Penelitian dan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
Studi Kasus. Sidoarjo: Citramedia /23199/5/Chapter%20I.pdf. Diakses tanggal 10
Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Oktober 2011 pukul 12.35 WIB
Bandung: CV Alvabeta Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan
Suryoprajogo, Nadine. 2009. Keajaiban Kebidanan. Jakarta: EGC
Menyusui. Jogjakarta: KEYWORD Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Ilmu
Sochieb. 2008. Angka Kematian ibu. Kebidanan, Ed. 3, Cet. 8. Jakarta: YBP
http://www.kompas.com. Diakses tanggal SP
04 Oktober 2011 pukul 22.38 WIB Yayan. 2010. Asuhan Persalinan Normal APN
Soekidjo, Notoadmodjo. 2005. Metode 58 Langkah. http://belibis-
Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka a17.com/2010/04/23. Diakses tanggal 27
Cipta November 2011 pukul 13.35 WIB
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik; Cet. 13. Jakarta:
Rineka Cipta
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin
(Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 41


HUBUNGAN SIKAP BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC)
DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUMBERGEMPOL KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
SITI MARYAM, SST. M.Kes
ASTIKA RASYIID, SST
ELA FAHDALIA

Antenatal care is a planned program of observation, education and medical treatment in


pregnant women with a minimum standard of 7T. The purpose of this study was to determine the
attitude of midwives in the service relationship with the regularity of ANC pregnant women visiting
health centers in the region of Sumbergempol Tulungagung District in 2012. Type of research is cross
sectional analytic approach. The sampling technique using quota sampling with the number of 38
respondents. Then processed in the form of percentages, statistical analysis using chi square test with
0.05 significant.
Based on the results of research conducted showed that the majority of respondents are positive
that 24 respondents (63.2%) and the majority of pregnant women to visit on a regular basis in 32
(84.2%) respondent's practice. The results of chi square test at p value 0.001 get <0.05, so Ho is
rejected and H1 accepted which means there is a relationship between the attitude of midwives in the
service of the ANC with the regularity of visits pregnant women in the work area clinic Sumbergempol
Tulungagung District.

Pendahuluan Tinjauan Pustaka


Asuhan Antenatal merupakan suatu Sikap merupakan keteraturan tertentu
program yang terencana berupa observasi, dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi)
dengan standar minimal 7T. Ibu hamil di seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
anjurkan untuk melakukan pengawasan sekitarnya.
antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu Faktor Yang Mempengaruhi Sikap:
kali pada trimester I, satu kali pada trimester 1. Faktor internal
ke II, dan dua kali pada trimester III, tetapi a. Faktor fisiologis
pada kenyataannya masih banyak ibu hamil b. Faktor psikologis
yang tidak teratur untuk memeriksakan 2. Faktor eksternal
kehamilanya dikarenakan beberapa faktor a. Pengalaman
diantaranya sikap dan perilaku petugas b. Situasi
kesehatan. Sehingga untuk cakupan K4 masih c. Norma-norma
rendah dan belum bisa memenuhi target yang d. Informasi
telah ditetapkan yaitu 90%. e. Hambatan
Berdasarkan laporan Profil Kesehatan f. dorongan
Jawa Timur pada tahun 2010, Cakupan K1 Menurut Azwar (2009) menyebutkan
tahun 2010 sebesar 96,67%, meningkat bahwa penilaian sikap dapat dibedakan atas
dibandingkan tahun 2009 sebesar 95,92% dan sikap positif dan sikap negatif.
telah melampaui target nasional 95%. Cakupan
K4 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 88,07% No. Pernyataan STS TS S SS
meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar
1. Negatif 4 3 2 1
85,90% namun belum dapat mencapai target
nasional 90%. 2. Positif 1 2 3 4

Tujuan Penelitian Keterangan :


Mengetahui hubungan sikap bidan dalam STS = Sangat tidak setuju
pelayanan ANC dengan keteraturan kunjungan TS = Tidak setuju
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas S = Setuju
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun SS = Sangat Setuju
2012.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 42


Antenatal Care (ANC) adalah cara penting Keteraturan Kunjungan ibu hamil
untuk memonitor dan mendukung kesehatan merupakan salah satu bentuk perilaku.
ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan Menurut Lawrence Green, faktor faktor yang
kehamilan normal. ANC merupakan perawatan berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu:
asuhan yang diiberikan kepada ibu hamil faktor internal, faktor eksternal, dan faktor
sebelum kelahiran, yang berguna untuk pendorong. Yang termasuk faktor internal
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi diantaranya : usia dan paritas. Sedangkan yang
ibu hamil maupun bayinya dengan cara termasuk faktor eksternal adalah pengetahuan,
menegakkan hubungan kepercayaan dengan sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis dan
ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat dukungan. Kemudian yang terakhir yang
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran termasuk faktor pendorong adalah sikap dan
dan memberikan pendidikan kesehatan. perilaku petugas kesehatan (Arikunto, 2003:
Terdapat enam standar pelaksanaan 92).
antenatal care (ANC), yaitu:
1. Identifikasi ibu hamil Metode Penelitian
2. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-
3. Palpasi Abdominal 20 Februari 2012. Dalam penelitian ini
4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan menggunakan jenis penelitian observasional.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Desain penelitian yang digunakan adalah
Kehamilan analitik dengan pendekatan cross sectional.
6. Persiapan Persalinan Pada penelitian ini pengambilan sampel
Sesuai kebijakan program pelayanan menggunakan tehnik Quota yang bersifat non
asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 probability sampling. Jumlah sampling dalam
T, meliputi : penelitian ini adalah 38 responden. Setelah
1. Timbang berat badan (1T) data terkumpul, selanjutnya dilakukan
2. Ukur tekanan darah (2T) pengolahan data dengan langkah-langkah
3. Ukur tinggi fundus uteri (3T) analisa data yaitu editing, coding, scoring,
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet tabulating.
selama kehamilan (4T) Data yang terkumpul dianalisa secara
5. Pemberian imunisasi TT (5T) sistematik dengan uji Chi Square untuk
6. Tes tehadap penyakit menular seksual mengetahui bagaimana hubungan sikap bidan
(6T) dalam pelaksanaan ANC dengan keteraturan
7. Temu wicara dalam rangka persiapan kunjungan ibu hamil.
rujukan (7T)
8. Perawatan payudara, senam payudara dan Hasil dan Pembahasan
pijat tekan payudara (8T) Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam bahwa sebagian besar dari responden bersikap
ibu hamil (9T) positif dan ibu hamil juga teratur dalam
10. Pemeriksaan Hb (10T) melaksanakan ANC yaitu sebanyak 24 (63,2%)
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi dari total 38 responden. Berdasarkan hasil uji
(11T) statistik chi square, diketahui bahwa penelitian
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi yang dilakukan terhadap 38 responden di
(12T) wilayah kerja Puskesmas Sumbergempol
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk Kabupaten Tulungagung menunjukkan 0,001 <
daerah endemis gondok (13T) 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang
14. Pemberian terapi anti malaria untuk artinya ada hubungan antara sikap bidan
daerah endemis malaria (14T) dalam pelayanan ANC dengan keteraturan
Keteraturan ANC adalah kedisiplinan atau kunjungan ibu hamil.
kepatuhan ibu hamil untuk melakukan Sikap seseorang dipengaruhi oleh
pengawasan sebelum anak lahir terutama pengetahuan, sedangkan sikap seseorang
ditujukan pada anak. Seorang ibu hamil mempengaruhi perilaku, sehingga jika orang
dikatakan teratur apabila melaksanakan ANC tersebut mempunyai pengetahuan yang luas
minimal 4x selama kehamilannya. Dan dan bersikap positif maka perilakunya juga
dikatakan tidak teratur apabila kunjungan ibu akan baik. Sikap responden yang positif
hamil sampai dengan trimester III kurang dari tentang pemeriksaan kehamilan merupakan
4 kali selama kehamilannya.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 43


salah satu faktor yang mempengaruhi Depkes RI. 2003. Standar Pelayanan
keteraturan ANC. Kebidanan. Jakarta.
Dinas Kesehatan. 2009. Pencapaian Program
Kesimpulan Pelayanan Kesehatan.
1. Sebagian besar dari responden yaitu 24 Htp//Www.Dinkes.Go.Id. Diakses
responden (63,2%) memiliki sikap positif Tanggal 22 Oktober 2010.
dalam pelayanan ANC. Hadi, S. 2004. Metodologi Research.
2. Sebagian besar dari tempat praktek Yogyakarta: Andi Offset. Hal 45.
responden yaitu 32 (84,71%) ibu Hidayat. A. 2007. Metodologi Penelitian
hamilnya sudah teratur dalam melakukan Kebidanan & Teknik Analisa Data.
kunjungan ANC Jakarta: Salemba Medika. Hal 34,86
3. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik Hidayat, R. 2009. Asuahan Keperawatan Pada
chi square dengan signifikan 0,05 Ibu Hamil. Jakarta: Salemba Medika. Hal
didapatkan p-value 0,001 < 0,05 sehingga 39
Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti Harnawati, 2004. Asuhan Antenatal. Jakarta:
adanya hubungan antara sikap bidan Rineka Cipta. Hal 115
dalam pelayanan ANC dengan keteraturan IBI. 2006. Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta:
kunjungan ibu hamil. Salemba Medika. Hal 115-120
Kusmiati, Yuni, Wahyuning Dkk. 2009.
Saran Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
1. Responden (Bidan) Fitramaya.
Diharapkan responden meningkatkan Kanthi, W.2003. Asuhan Antenatal. Jakarta:
jumlah frekwensi penyuluhan tentang Salemba Medika. Hal 15
Antenatal care (ANC) dengan berbagai Manuaba, I. 2001. Memahami Kesehatan
metode seperti penyuluhan individu, Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. Hal
penyuluhan kelompok, pemberian leaflet 2,95
dll. Mandriwati, Ga. 2007. Asuhan Kebidanan Ibu
2. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Hamil. Jakarta: Egc. Hal 67
Sumbergempol) Mufdillah. 2009. Pemeriksaan Kehamilan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika Hal 35
dijadikan inspirasi sehingga menambah Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan
kinerja bidan untuk selalu menjadi yang Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
terbaik. Cipta. Hal 11, 165, 121-130, 164-168
3. Institusi Pendidikan (Prodi DIII Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
Kebidanan) Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan.
Diharapkan lebih proaktif bekerjasama Surabaya: Salemba Medika. Hal 79, 96,
dengan instansi kesehatan dalam 100-101
mengadakan seminar tentang pelayanan Nursalam Dan Pariani. 2001. Pendekatan
ANC Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
4. Bagi peneliti selanjutnya Jakarta: Cv. Seto. Hal 126, 132-134
Diharapkan mampu mengembangkan Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
penelitian dengan metode dan variabel Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
yang lebih luas tentang sikap bidan dalam Pustaka. Hal 4-5
pelayanan ANC. Saifudin, dkk. 2003. Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Daftar Pustaka Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Bandung: CV Alvabeta. Hal 67
Cipta. Hal 236-237 Sujiatini, Dkk. 2008. Promosi Kesehatan Dan
Azwar, A. 2003. Metodologi Penelitian Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Hal
Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. 203. 127, 139
Batam: Binarupa Aksara. Hal 24-25 Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial.
Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Yogyakarta: Andi.
Keperawatan Maternitas Ed.4. Jakarta:
Egc. Hal 143

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 44


HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-1 TAHUN DI
POSYANDU DESA BAGO KEC.TULUNGAGUNG KAB. TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh :
ETTY YUVITASARI
SITI MARYAM, SST. M.Kes
ERIK EKOWATI, SST

Nutrition status is a value that can be measured in terms of a child physically. One of the
important role of nutrition status is its influence on the development of a child. The purpose of this
study was to determine the relationship between the development of the Children's nutrition status.
This type of study is an observational study design with Analytical. As for the approach between the
variables is the "Cross Sectional". Sampling technique used in this study are proportional random
sampling, amounting to 450 children. Data were tested with the help of computers using the Chi
Square test technique with of 0.05.
The results showed that a good nutrition status is as much as 26 (32%) children, whereas
children with normal development is as much as 36 (44%) children, with a P value = 0.035. This
shows that there is a significant relationship between nutritional status with the development.

Pendahuluan a. Antropometri digunakan untuk


Pembinaan perkembangan anak bertujuan melihat ketidakseimbangan asupan
membantu anak agar dapat mencapai tingkat protein dan energi.
perkembangan yang sesuai dengan seharusnya. b. Klinis, didasarkan pada perubahan-
Kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dengan perubahan yang terjadi yang
kegiatan pemantauan perkembangan seperti dihubungkan dengan ketidakcukupan
halnya pemberian makanan yang cukup dan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
bergizi sesuai kebutuhan. jaringan epitel, seperti kulit, mata,
Berdasarkan sensus yang dilakukan tahun rambut dan mukosa oral atau pada
2010 di seluruh posyandu Indonesia, ternyata organorgan yang dekat dengan
ada 400 ribu lebih posyandu di Indonesia, permukaan tubuh.
tetapi anak yang dibawa ke posyandu c. Biokimia, penilaian status gizi
jumlahnya hanya sekitar 50% saja. Ini dengan pemeriksaan spesimen yang
menunjukkan program-program gizi yang diuji secara laboratoris yang
berbasis pada posyandu justru tidak seluruhnya dilakukan pada berbagai macam
dapat menyentuh sasaran yang bermasalah jaringan tubuh
gizi. Jumlah kasus gizi buruk di Jatim sendiri d. Biofisik, penentuan status gizi dengan
mencapai 5.200 anak. Dari jumlah 5.200 anak melihat kemampuan fungsi
ini, 40 persennya disebabkan karena kesalahan (khususnya jaringan) dan melihat
pemberian asupan makanan gizi, kemiskinan perubahan struktur dari jaringan.
28 persen dan penyakit bawaan 25 persen. 2. Penilaian status gizi secara tidak
langsung, diantaranya:
Tujuan Penelitian a. Survei konsumsi makanan
Mengetahui hubungan status gizi dengan b. Statistik vital, pengukuran status gizi
perkembangan anak usia 0-1 tahun di dengan menganalisis data beberapa
Posyandu Desa Bago Kec. Tulungagung Kab. statistik kesehatan seperti angka
Tulungagung tahun 2012. kematian berdasarkan umur, dll
c. Faktor ekologi dimana penilaian
Tinjauan Pustaka didasarkan sebagai hasil interaksi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan beberapa faktor fisik, biologis dan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, lingkungan budaya.
atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk
variabel tertentu. Untuk penentuan status gizi Perkembangan adalah bertambahnya
menurut Supariasa (2002: 46) dapat dilakukan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dengan dua cara yaitu: dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
1. Penilain status gizi secara langsung bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
diantaranya: kemandirian. Ciri- Ciri Tumbuh Kembang:
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 45
1. Pertumbuhan Menimbulkan Perubahan perkembangan (KPSP). Tujuannya adalah
2. Pertumbuhan dan Perkembangan untuk mengetahui perkembangan anak normal
Menentukan Perkembangan atau mengalami penyimpangan. Jadwal
selanjutnya. skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah
3. Pertumbuhan dan Perkembangan pada umur 3, 6, 9, dan 12 bulan. Formulir
Mempunyai Kecepatan yang berbeda. KPSP berisi 9-10 pertanyaan tentang
4. Perkembangan Berkorelasi dengan kemampuan perkembangan yang telah dicapai
Pertumbuhan anak. Sasaran KPSP anak umur 0-12 bulan.
5. Perkembanggan Mempunyai Pola yang Cara menggunakan KPSP
Tetap 1. Anak yang akan diperiksa.
6. Perkembangan Memiliki Tahap Berurutan 2. Tentukan umur anak.
Faktor-faktor yang Memiliki Kualitas 3. Pilih KPSP yang sesuai umur anak
Tumbuh Kembang: 4. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan.
1. Gizi a. Pertanyaan yang dijawab oleh
2. Penyakit Kronis atau Kelainan pengasuh anak.
Konginental. b. Pertanyaan ibu anak atau petugas
3. Lingkungan Fisis dan Kimia untuk melaksanakan tugasnya ditulis
4. Psikologis KPSP.
5. Endokrin 5. Jelaskan pada orangtua agar tidak ragu
6. Sosial-Ekonomi untuk menjawab.
7. Lingkungan Pengasuhan 6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara
8. Stimulasi berurutan, serta pertanyaan hanya ada 1
9. Obat-Obatan jawaban, ya atau tidak. Catat
Aspek-Aspek Perkembangan yang pertanyaan tersebut pada formulir.
Dipantau: 7. Teliti kembali apakah semua pertanyaan
1. Gerak Kasar Atau Motorik Kasar sudah di jawab.
Adalah aspek yang berhubungan dengan Perkembangan bayi jauh lebih pesat
kemampuan anak melakukan pergerakan daripada perkembangan orang dewasa. Hal
dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot tersebut mengakibatkan bayi membutuhkan
besar seperti duduk, berdiri dan gizi yang jauh lebih banyak pula.
sebagainya. Perkembangan bayi yang optimal akan tercapai
2. Gerak Halus Atau Motorik Halus bila ia mendapatkan asupan makanan yang
Adalah aspek yang berhubungan dengan memadai, asupan zat gizi yang kurang dapat
kemampuan anak melakukan gerakan menyebabkan gizi buruk, dan nilai status gizi
yang melibatkan bagian-bagian tubuh kurang dapat mempengaruhi perkembangan
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil. anak, baik gerak kasarnya, bahasa maupun
3. Kemampuan Bicara Dan Bahasa kemandirian anak.
Adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon Metodologi Penelitian
terhadap suara, berbicara dan Jenis penelitian yang digunakan adalah
berkomunikasi mengikuti perintah dan observasional, Desain penelitian yang
sebagainya. digunakan adalah analitik, Sifat penelitian
4. Sosial dan kemandirian korelasional, Pendekatan yang dilakukan
Adalah aspek yang berhubungan dengan adalah pendekatan cross sectional. Adapun
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, teknik sampel yang digunakan dalam
membereskan mainan selesai bermain). penelitian ini yaitu Propotional random
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh sampling. Setelah data terkumpul kemudian
kembang yang dapat dilakukan oleh tenaga dilakukan analisa data dengan tahap-tahap
puskesmas, berupa: editing, coding, scoring, tabulating.
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan Dalam menganalisis hubungan status gizi
2. Deteksi dini penyimpangan terhadap perkembangan menggunakan bantuan
perkembangan komputer jenis uji statistik korelasi chi square.
3. Deteksi dini penyimpangan mental
emosional Hasil dan Pembahasan
Skrining atau pemeriksaan perkembangan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
anak menggunakan kuesioner pra skrining dari 82 responden hampir setengah dari

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 46


responden memiliki status gizi baik yaitu 26 penelitian dengan menggunakan metode
(32%) dan hampir setengah dari responden dan variabel penelitian yang lebih luas.
memiliki perkembangan normal yaitu 36
(44%) responden dan sebagian kecil dari Daftar Pustaka
responden yang masuk dalam kategori gizi Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
baik memiliki perkembangan normal yaitu 18 Jakarta: Gramedia Pustaka. Hal 43
(22%) responden. Arisman, MB. 2007. Gizi Dalam Daur
Dari hasil uji ststistik chi square diperoleh Kehidupan. Jakarta: EGC. Hal 44,
hasil p-value 0,035 lebih kecil dari signifikasi 72, 73, 74, 75
0,05 atau (0,035 < 0,05) maka Ho ditolak dan Gupte, Suraj. 2004. Panduan Perawatan Anak.
H1 diterima yang artinya Ada hubungan Jakarta: Pustaka Populer Obor.
yang signifikasi antara tatus gizi dengan Hal 27
perkembangan anak usia 0-1 tahun di Hidayat, Alimul.,A. 2007. Metode Penelitian
Posyandu Desa Bago Kec. Tulungagung Kab Kebidanan dan Teknik Analisa
Tulungagung tahun 2012. Data. Jakarta: Salemba Medika.
Mempertahankan status gizi seorang anak Hal 43, 50, 68, 81, 87, 121
memang tergolong sulit, karena setiap anak Indiarti, M.T.2004. Asi Susu Formula &
memiliki daya tahan tubuh yang berbeda-beda. Makanan Bayi. Yogyakarta:
Tentu saja gizi yang berperan dalam Pimatera-Publishing. Hal 45-58
mempertahankan status gizi tersebut, harus Indonesia, Depkes. 2006. Analisis Situasi Gizi
dilengkapi zat makanan yang adekuat dan Kesehatan Masyarakat.
(seimbang). Responden yang tergolong gizi Jakarta: Ditjen BinKesMas. Hal 13
baik memiliki perkembangan normal. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ternyata Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
status gizi dapat mempengaruhi tingkat Hal 22, 69, 70, 142, 145
perkembangan Anak secara optimal. Khomsan, Ali. 2004. Peranan Pangan dan
Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta:
Kesimpulan PT Grasindo Anggota Ikapi. Hal 67
1. Hampir setengah dari responden memiliki Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
status gizi baik yaitu 26 (32%) responden. Metodologi Penelitian Ilmu
2. Hampir setengah dari responden memiliki Keperawatan. Surabaya: Salemba
perkembangan normal yaitu 36 (44%) Medika. Hal 59, 91, 111
responden. Purnomo,Windhu. 2009. Metodologi
3. Dari hasil uji statistik chi square Penelitian Kuantitatif. Surabaya:
menunjukkan hasil p-value 0,035 lebih Universitas Airlangga. Hal 23, 27
kecil dari signifikasi 0,05 atau (0,035 < Santoso Soegeng dan Ranti Anne Lies. 2004.
0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima Kesehatan dan Gizi. Jakarta:
yang artinya Ada hubungan antara status Rineka Cipta. Hal 65
gizi dengan perkembangan anak usia 0-1 Setiawan dan saryono.2010. Metodologi
tahun. Penelitian Kebidanan, Yogyakarta:
Nuha Medika. Hal 54
Saran Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
1. Bagi Orangtua responden Bandung: Alfa Beta. Hal 246
Diharapkan bagi ibu yang memiliki anak Supariasa, I Dewa Nyoman, Bahyar Bakri,
usia 0-1 tahun dapat memaksimalkan dkk.2002. Penilaian Status Gizi.
perhatian terhadap anak khususnya dalam Jakarta: EGC. Hal 15, 17-18, 19-20,
hal gizi. 29, 48-49, 51, 146
2. Bagi tenaga kesehatan Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan
Hendaknya petugas kesehatan lebih Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 13
meningkatkan kualitas posyandu yang Admin. 2011. Perkembangan Bayi dan Balita.
sudah berjalan dengan selalu memeriksa Jakarta. www. peutuah. com.
perkembangan anak. Tanggal 19 Oktober 2011. Pukul
3. Bagi peneliti selanjutnya 14.50 WIB
Hendaknya bagi peneliti selanjutnya
berupaya mengembangkan suatu

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 47


HUBUNGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN HAEMORAGIC
POST PARTUM (HPP) DI RSUD dr. ISKAK KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2011

Oleh :
ISNA LAILATUL MAHYA
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
WIDYA LUSI ARISONA, SST

Pre-eclampsia is not only generated a lot of complications during pregnancy, but also post
partum and during childbirth. These complications include asphyxia in infants, impaired breathing,
hypothermia, hypoglycemia, infection, hyperbilirubinemia, and HPP. The purpose of this study was to
determine the incidence of pre-eclampsia relationship with the incidence of HPP in hospitals dr. Iskak
Tulungagung District in 2011. This type of research in this study was observational, analytical
research design that is corelasional crossectional approach. Samples were taken with the technique of
sampling a total of 112 samples. Data were analyzed by Chi Square test using SPPS program.
The results obtained from a total of 112 labor most of the labor is labor of mothers who had
not had pre-eclampsia and did not have HPP, as many as 86 deliveries (76.79%). Chi Square test
statistic with a 0.05 earned significant p value 0.001 where 0.001 <0.05, so H0 is rejected and H1
accepted, meaning there is a relationship between pre-eclampsia by HPP events in hospitals dr. Iskak
Tulungagung.

Pendahuluan Tinjauan Pustaka


Penyebab AKI dikenal dengan Trias Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi
Klasik yaitu perdarahan, eklampsia, dan spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi
infeksi. Pre-eklampsia/ eklampsia merupakan setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang
penyebab kematian ibu tertinggi kedua setelah sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
perdarahan. Pre-eklampsia merupakan penyulit Pre-eklamsia merupakan gangguan hipertensi
kehamilan yang akut yang dapat terjadi ante, yang paling sering pada kehamilan.
intra dan post partum. Pre-eklampsia adalah Penyebab pre-eklampsia belum diketahui
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan dengan pasti. Penyakit ini lebih sering
edema akibat kehamilan setelah usia ditemukan pada wanita hamil yang:
kehamilan 20 minggu atau segera setelah 1. Primigravida
persalinan. 2. Hiperplasentosis
Data dari Survei Demografi dan Pada kehamilan kembar, janin besar,
Kesehatan Indonesia (SDKI) pre-eklampsia molahidatidosa, dan hidrops fetalis
dan eklampsia menduduki peringkat kedua 3. Mempunyai dasar penyakit vaskular
penyebab kematian ibu melahirkan di Hipertensi atau diabetes melitus
Indonesia yakni 24%. Sedangkan menurut LB 4. Mempunyai riwayat pre-
3 KIA dipropinsi Jawa Timur penyebab eklampsia/eklampsia dalam keluarganya.
terbesar kematian ibu berturut-turut adalah Pada pre-eklampsia yang berat dan
perdarahan (34,62%) diikuti Pre-eklampsia eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
(28,2%) kemudian infeksi (3,02 %) dan pada sejumlah organ dan sistem yang
penyebab yang lainnya (34,16%). Pre- kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme
eklampsia dengan komplikasi HPP juga dan iskemia.
menjadi salah satu penyebab kematian ibu di Penggolongan pre-eklampsia:
RSUD dr ISKAK. Pada tahun 2009 angka 1. Pre-eklampsia ringan. Tanda-tanda pre-
kejadian pre-eklampsia dan eklampsia di eklampsia ringan:
RSUD dr. Iskak Tulungagung sebanyak 18 a. Tekanan sistolik 140 mmHg atau
orang (26,5%) dari 68 kematian ibu. lebih atau kenaikan 30 mmHg diatas
tekanan biasanya. Tekanan diastolik
Tujuan Penelitian 90 mmHg atau lebih atau kenaikan 15
Mengetahui adanya Hubungan Kejadian mmHg diatas tekanan biasanya.
Pre-eklampsia dengan Kejadian HPP di RSUD b. Proteinuria lebih dari 0,3 g/l dalam
dr. Iskak Kabupaten Tulungagung tahun 2011 urine 24 jam.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 48


c. Edema pada kaki, jari tangan, dan 2) Berat badan meningkat lebih
wajah, terutama yang menetap dari 2 kg/minggu selama 2 kali
sesudah bangun pagi. berturut-turut.
2. Preeklampsia berat. Tanda-tanda 3) Timbul salah satu atau lebih
preeklampsia berat adalah : gejala (tanda-tanda) pre-
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg eklampsia berat
atau lebih, dan/atau diastolik 110 2. Pre-eklampsia berat
mmHg atau lebih, diukur 2 kali a. Perawatan konservatif (usia
dengan jarak waktu sekurang- kehamilan <36 minggu)
kurangnya 6 jam. 1) Tirah baring
b. Proteinurine 5 gram atau lebih dalam 2) Infus D5:RL= 3:1
24 jam. 3) Diet cukup garam dan cukup
c. Oliguri, yaitu produksi urine 400 cc protein (diet pre-klampsia)
atau kurang dalam 24 jam. 4) Pasang kateter tetap (bila perlu)
d. Gangguan cerebral atau gangguan b. Perawatan aktif (terminasi
penglihatan. kehamilan), yaitu pada keadaan-
e. Edema paru atau sianosis. keadaan dibawah ini:
Menurut Pangemanan (2002) prognosis 1) Umur kehamilan >36 minggu
preeklampsia adalah: 2) Terdapat tanda-tanda impending
1. Bagi Ibu eklampsia atau eklampsia
a. Ruptura hati, perdarahan 3) Gawat janin
intraserebral, 4) Sindrom HELLP
b. Henti jantung paru, Kegagalan perawatan konservatif, yakni
c. Pneumonitis aspirasi, setelah 6 jam perawatan tidak terlihat tanda-
d. Edema paru akut, tanda perbaikan penyakit
e. Perdarahan pasca persalinan (HPP) Haemoragic post partum (HPP) adalah
2. Bagi Janin perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi
a. Asfiksia Neonatorum setelah bayi lahir. Gejala klinis umum yang
b. Prematur terjadi ialah kehilangan darah dalam jumlah
c. BBLR banyak > 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea
Penatalaksanaan pre-eklampsia: berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih
1. Pre-eklampsia ringan dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan
Penderita pre-eklampsia ringan harus darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
dirawat inap, akan tetapi dengan Klasifikasi HPP:
pertimbangan efisiensi, dapat dilakukan di 1. HPP primer/dini (early post partum
luar rumah sakit dengan memperhatikan hemorrhage), yaitu perdarahan yang
hal-hal sebagai berikut: terjadi dalam 24 jam pertama.
a. Rawat jalan: 2. HPP Sekunder/lambat (late post partum
1) Banyak istirahat (berbaring atau hemorrhage), yaitu perdarahan yang
tidur miring). terjadi setelah 24 jam pertama.
2) Diet cukup protein, rendah Cara yang terbaik untuk mencegah
karbohidrat, lemak, dan garam. terjadinya HPP adalah memimpin kala II dan
3) Sedatif ringan, berupa kala III persalinan secara tepat. Penanganan
fenoberbital (3x30 mg per oral) umum pada HPP:
atau diazepam (3x2 mg per oral) 1. Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak
selama 7 hari. awal (saat masuk)
4) Roboransia. 2. Pimpin persalinan dengan mengacu pada
5) Penderita dianjurkan untuk persalinan bersih dan aman
melakukan kunjungan ulang 3. Lakukan observasi melekat pada 2 jam
setiap minggu. pertama pasca persalinan.
b. Rawat inap 4. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat
1) Setelah 2 minggu pengobatan darurat
rawat jalan, tidak ada perbaikan 5. Segera lakukan penlilaian klinik dan
pada gejala klinis. upaya pertolongan
6. Atasi syok
7. Pastikan kontraksi berlangsung baik

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 49


8. Pastikan placenta telah lahir dan lengkap, 3. Berdasarkan uji statistic Chi Square
9. Bila perdarahan terus berlangsung, dengan signifikan 0,05yang telah
lakukan uji beku darah. dilakukan, didapatkan p value 0,001
10. Pasang cateter tetap dan lakukan dimana 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak
pemantauan input-output cairan dan H1 diterima, yang berarti ada
11. Cari penyebab perdarahan dan lakukan hubungan antara pre-eklampsia dengan
penangan spesifik. kejadian HPP.

Hasil dan Pembahasan Saran


Hasil penelitian di RSUD dr. Iskak 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Tulungagung menunjukkan bahwa terdapat Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
hubungan yang erat antara pre-eklampsia menambah wawasan khususnya tentang
dengan kejadian HPP, yang mana dari 21 ibu aplikasi metodologi penelitian sebagai
pre-eklampsia, 11 diantaranya mengalami pengabdian kepada masyarakat, dan dapat
HPP. Dari uji statistik Chi Square dengan dijadikan tambahan informasi sebagai
signifikan 0,05 yang telah dilakukan, referensi untuk penelitian selanjutnya
didapatkan p value 0,001 dimana 0,001 < 0,05 2. Bagi Tempat Penelitian
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang Hendaknya meningkatkan kemampuan
berarti ada hubungan antara pre-eklampsia dalam pengawasan dan pelayanan
dengan kejadian HPP. antenatal serta penanganan neonatus
Peningkatan kejadian kematian akibat dengan komplikasi dengan cara
pre-eklampsia dengan komplikasi Haemoragic memberikan pelatihan yang berkelanjutan
post partum (HPP) sampai saat ini sesuai dengan perkembangan ilmu
penyebabnya belum diketahui secara pasti pengetahuan dan teknologi yang ada.
namun pre-eklampsia merupakan salah satu 3. Bagi Instansi Pendidikan
faktor yang menyebabkan HPP. Dengan Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
demikian Wanita dengan pre-eklampsia dapat Kesehatan untuk menyelenggarakan
mengalami peningkatan respon terhadap berbagai kegiatan penyuluhan kepada ibu
berbagai substansi endogen (seperti hamil dan sosialisasi kepada tenaga
prostaglandin, tromboxan) yang dapat kesehatan tentang pengawasan antenatal
menyebabkan vasospasme dan agregasi yang tepat.
platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan
dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang Daftar Pustaka
ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat Jakarta: Gramedia Pustaka. Hal 43
menyebabkan penurunan laju filtrasi Arisman, MB. 2007. Gizi Dalam Daur
glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar Kehidupan. Jakarta: EGC. Hal 44,
dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri 72, 73, 74, 75
epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Gupte, Suraj. 2004. Panduan Perawatan Anak.
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi Jakarta: Pustaka Populer Obor.
penurunan volume intravaskular, Hal 27
meningkatnya cardiac output dan peningkatan Hidayat, Alimul.,A. 2007. Metode Penelitian
tahanan pembuluh perifer. Peningkatan Kebidanan dan Teknik Analisa
hemolisis microangiopati menyebabkan Data. Jakarta: Salemba Medika.
anemia dan trombositopeni bahkan bisa sampai Hal 43, 50, 68, 81, 87, 121
menyebabkan HPP. Indiarti, M.T.2004. Asi Susu Formula &
Makanan Bayi. Yogyakarta:
Kesimpulan Pimatera-Publishing. Hal 45-58
1. Dari total 112 responden yang Indonesia, Depkes. 2006. Analisis Situasi Gizi
melahirkan, hampir seluruhnya dari dan Kesehatan Masyarakat.
responden yaitu 91 (81,25%) tidak Jakarta: Ditjen BinKesMas. Hal 13
mengalami pre-eklampsia Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian
2. Dari total 112 persalinan, hampir Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
seluruhnya dari responden yaitu 96 Hal 22, 69, 70, 142, 145
(85,71%) responden di RSUD dr. Iskak Khomsan, Ali. 2004. Peranan Pangan dan
Tulungagung tidak mengalami HPP. Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta:

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 50


PT Grasindo Anggota Ikapi. Hal 67
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Metodologi Penelitian Ilmu Bandung: Alfa Beta. Hal 246
Keperawatan. Surabaya: Salemba Supariasa, I Dewa Nyoman, Bahyar Bakri,
Medika. Hal 59, 91, 111 dkk.2002. Penilaian Status Gizi.
Purnomo,Windhu. 2009. Metodologi Jakarta: EGC. Hal 15, 17-18, 19-20,
Penelitian Kuantitatif. Surabaya: 29, 48-49, 51, 146
Universitas Airlangga. Hal 23, 27 Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan
Santoso Soegeng dan Ranti Anne Lies. 2004. Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 13
Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Admin. 2011. Perkembangan Bayi dan Balita.
Rineka Cipta. Hal 65 Jakarta. www. peutuah. com.
Setiawan dan saryono.2010. Metodologi Tanggal 19 Oktober 011. Pukul
Penelitian Kebidanan, Yogyakarta: 14.50 WIB
Nuha Medika. Hal 54

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 51


HUBUNGAN SIKAP WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KB SUNTIK
DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN KB DI BPS LELY
DESA SOBONTORO KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
Oleh :
WAHIDATUS KHUMEIYAROH
SITI MARYAM, SST, M.Kes
ASTIKA RASYIID, SST

Family planning is one of the preventive health service that is very principle and eminent for
woman. . One of the failure family plan injection is the late of acceptor to do visiting that. The purpose
of this study was to the relationship between the attitude of healthy age woman with the obedient of
visiting family planning in the practice midwife Lely Sobontoro Village Tulungagung year 2012. This
type of research used an observational, analytical research design is correlation with Cross Sectional
Approach. The sample is taken by 35 respondents using accidental sampling, data analysis using chi
square test with computer.
The results showed 18 respondents (51,43%) having a negative attitude, 24 respondents
obedient to do visiting family plan injection. The results of the analysis with Chi-square test to prove
the relationship between the attitude of healthy age woman with the obedient of visiting family
planning , can be seen p value = 0.002 that 0.002 < 0.05 so Ho rejected and H1 accepted, meaning
there is the relationship between the attitude of healthy age woman with the obedient of visiting family
planning.

Pendahuluan Sobontoro Kabupaten Tulungagung Tahun


Keluarga Berencana (KB) merupakan 2012.
salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita. Pemilihan Tinjauan Pustaka
kontrasepsi yang rasional disesuaikan oleh Sikap merupakan reaksi atau respon
keinginan akseptor KB yaitu fase menunda seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
kehamilan, fase menjarangkan kehamilan dan stimulus atau objek. Menurut Azwar (2009:
fase mengakhiri kehamilan. Untuk mempunyai 30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
sikap yang positif tentang KB diperlukan yaitu:
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya 1. Pengalaman pribadi
bila pengetahuan kurang maka kepatuhan 2. Pengaruh orang lain yang dianggap
menjalani program KB berkurang. Demikian penting
juga, wanita usia subur yang memiliki 3. Kebudayaan
pengetahuan baik akan memiliki sikap yang 4. Informasi
positif sehingga patuh melakukan kunjungan 5. Lembaga pendidikan dan agama
KB di pelayanan kesehatan. 6. Pengaruh faktor emosi
Pada tahun 2009 lebih dari 14.995 orang Skala sikap menggunakan skala Likert
wanita (74,71%) berstatus menikah pernah dikenal sebagai summatedratings method.
menggunakan KB suntik dan sekitar 147.923 Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau
orang wanita (76,89% ) berstatus menikah pernyataan yang masuk dalam kategori skala
sedang menjadi peserta KB aktif. Hanya saja Likert dengan skor adalah sebagai berikut:
selama tahun 2009 ditemukan 806 akseptor KB
suntik di Jawa yang mengalami kegagalan. No. Pernyataan STS TS S SS
Sedikitnya 350 akseptor KB suntik yang 1. Negatif 4 3 2 1
mengakui kegagalan tersebut terjadi karena
keterlambatan atau kealpaan melakukan 2. Positif 1 2 3 4
control. Keterangan:
SS : Sangat setuju
Tujuan Penelitian S : Setuju
Untuk mengetahui hubungan sikap wanita TS : Tidak setuju
usia subur (WUS) tentang KB suntik dengan STS : Sangat tidak setuju
kepatuhan kunjungan KB di BPS Lely Desa

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 52


Data-data tersebut kemudian dirubah 3. Persepsi kerentanan diri sendiri terhadap
menjadi skor T dengan menggunakan rumus penyakit
sebagai berikut: 4. Persepsi bahwa penyakit serius
X - X 5. Tindakan yang manjur
T 50 10 Keluarga Berencana adalah upaya
S peningkatan kepedulian masyarakat dalam
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
Keterangan : sejahtera. KB suntik 1 bulan merupakan suntik
X : Skor responden kombinasi yaitu kontrasepsi suntik yang berisi
X : Mean skor kelompok hormon sintesis esterogen dan progesterone.
S : Standar deviasi skor kelompok. Mekanisme kerja KB suntik 1 bulan menurut
Skor mean T merupakan skala yang Saifuddin:
biasa digunakan dalam skala model Likert 1. Menekan ovulasi.
untuk menentukan sikap seseorang 2. Membuat lendir serviks menjadi kental
1. Sikap Positif : skor T mean T sehingga penetrasi sperma terganggu.
2. Sikap negatif : skor T < mean T 3. Perubahan pada endometrium (atrofi)
Dari hasil dalam penelitian ini dilakukan sehingga implantasi terganggu.
analisa data dengan teknik diskripsi prosentase. 4. Menghambat transportasi gamet oleh
Menurut Nursalam (2003) analisa data yang tuba.
digunakan adalah sebagai berikut: Efek samping KB Suntik 1 bulan menurut
Sp Saifuddin (2006: MK-38)
P = 100 % 1. Amenorea
Sm 2. Mual/pusing/muntah
3. Perdarahan/perdarahan bercak (spotting)
Keterangan : Suntikan pertama diberikan dalam waktu
P : Prosentase 7 hari siklus haid. Bila suntikan pertama
Sp : Jumlah responden dengan Kriteria diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien tidak
Tertentu boleh melakukan hubungan seksual selama 7
Sm : Jumlah seluruh responden hari atau gunakan kontrasepsi lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi KB suntik 3 bulan yaitu kontrasepsi
perilaku menurut Notoadmojo (2003: 164- suntikan yang berisi hormon progesteron
168): (Handayani, 2010: 111). Diberikan setiap 12
1. Faktor predisposisi terdiri dari : minggu. Mekanisme kerja KB suntik 3 bulan:
a. Pendidikan. 1. Mencegah ovulasi.
b. Sikap 2. Mengentalkan lendir serviks sehingga
c. Motivasi menurunkan kemampuan penetrasi
2. Faktor Pendukung terdiri dari : sperma.
a. Lingkungan 3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan
b. Tokoh Masyarakat atrofi.
3. Faktor Pendorong 4. Menghambat transportasi gamet oleh
Petugas Kesehatan merupakan faktor tuba.
pendorong pada perilaku manusia. Efek samping KB suntik 3 bulan menurut
Skala yang diigunakan dalam pengukuran Handayani (2010: 114)
perilaku adalah skala Guttman, skala ini 1. Amenorhea.
merupakan skala yang bersifat tegas dan 2. Perdarahan hebat atau tidak teratur.
konsisten. Sedangkan kepatuhan adalah 3. Pertambahan atau kehilangan berat badan
perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. (perubahan nafsu makan).
Kriteria kepatuhan : Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
1. Patuh bila datang sesuai jadwal kunjungan suntikan 3 bulan adalah setiap saat selama
KB suntik siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil. Mulai
2. Tidak patuh bila datang tidak sesuai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
jadwal kunjungan KB suntik dan atau Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita
tidak datang yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
Patuh adalah perubahan tingkah laku dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak
Carpenito (2000) yang dipengaruhi oleh: kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
1. Pola kepatuhan umum Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%
2. Stabilitas dan pengaruh keluarga
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 53
untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya 2. Dari total 35 responden, sebagian besar
menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki patuh melakukan kunjungan KB yaitu
usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga sebanyak 24 (68,57%) responden.
menjadi 40%. 3. Uji statistik chi square dengan signifikan
0,05 menghasilkan P value = 0,002
Metodologi Penelitian dimana 0,002 < 0,05 maka HO ditolak dan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7-21 H1 diterima, yang berarti ada hubungan
Februari 2012. Jenis penelitian yang digunakan antara sikap wanita usia subur (WUS)
adalah observasional. Desain penelitian yang tentang KB suntik dengan kepatuhan
digunakan adalah analitik. Sifat penelitian ini kunjungan KB di BPS Lely Desa
korelasional. Pendekatan antar variabel yang Sobontoro Kabupaten Tulungagung.
digunakan adalah pendekatan Cross
Sectional". Sampling dalam penelitian ini Saran
menggunakan accidental sampling yang 1. Bagi akseptor KB
bersifat non probability sampling. Jumlah Diharapkan dapat merangsang responden
sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 membaca artikel-artikel tentang KB
responden. suntik. Sehingga meningkatkan sikapnya
Setelah data terkumpul, selanjutnya agar lebih positif
dilakukan pengolahan data dengan cara 2. Bagi tempat penelitian
editing, coding, scoring, tabulating. Data yang Diharapkan dapat meningkatkan
terkumpul dianalisa secara sistematik dengan pelayanan KB khususnya KB suntik
uji chi square untuk mengetahui bagaimana dengan memberikan informasi dan
hubungan sikap wanita usia subur tentang KB melakukan pendekatan kepada wanita usia
suntik dengan kepatuhan kunjungan KB. subur (WUS).
3. Bagi institusi pendidikan
Hasil dan Pembahasan Diharapkan dapat menjadi masukan dan
Berdasarkan data hasil penelitian tambahan informasi tentang pelayanan
didapatkan dari total 35 responden hampir KB suntik.
seluruh dari responden bersikap positif 4. Bagi peneliti
terhadap KB suntik dan patuh melakukan Hendaknya dapat menumbuhkan
kunjungan KB yaitu sebanyak 16 (94,1%) keinginan untuk mempelajari lebih lanjut
responden. Sedangkan berdasarkan hasil uji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
statistik chi square dengan signifikan 0,05 KB suntik.
menghasilkan P value = 0,002 dimana 0,002 <
0,05 maka HO ditolak dan H1 diterima, yang Daftar Pustaka
berarti ada hubungan antara sikap wanita usia Anwar, D. 2001. Kamus Lengkap Bahasa
subur (WUS) tentang KB suntik dengan Indonesia. Surabaya: Karya
kepatuhan kunjungan KB. Abditama.
Sikap merupakan faktor yang ada dalam Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan
diri manusia yang dapat mendorong atau Pengukurannya. Yogyakarta:
menimbulkan perilaku yang tertentu. Pustaka Pelajar. Hal 156.
Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan BKKBN, 2007. Manfaat KB dan Kesehatan
berdisiplin. Mengacu pada hasil penelitian Reproduksi. Jakarta: BKKBN
dan setelah dilakukan crosstabs hasilnya Propinsi Jawa Timur.
hampir seluruh dari responden bersikap positif Handayani, Sri. 2010. Pelayanan Keluarga
dan patuh melakukan kunjungan KB. Hal ini Berencana. Yogyakarta: Pustaka
dikarenakan dukungan tenaga kesehatan, Rihama. Hal 106-115
dukungan keluarga dan kerentanan diri wanita Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana
usia subur (WUS) untuk hamil. dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. Hal 163
Kesimpulan Hastono, Susanto Priyo. 2001. Analisa Data.
1. Dari total 35 responden sebagian besar Jakarta: Fakultas Kesehatan
bersikap negatif yaitu 18 (51,43%) Masyarakat Universitas
responden. Indonesia. Hal 42
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 54


Analis Data. Jakarta: Salemba Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan
Medika. Hal 86,93-95 Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Manuaba, Ida Bagus Gde dkk. 2010. Ilmu Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Kebidanan Penyakit Kandungan Prawirohardjo. Hal MK 34-48
dari Keluarga Berencana untuk Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
Pendidkan Bidan. Jakarta: EGC. Penelitian Kebidanan,
Hal 593 Yogyakarta:
Meilani, Niken dkk. 2010. Pelayanan Nuha Medika. Hal: 54
Keluarga Berencana. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Fitramaya Hal 106- Bandung: Alfa Beta. Hal 146
109 Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Berencana. Jakarta: Salemba
Jakarta: EGC. Hal 192-195 Medika. Hal 11, 13, 75-80
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan http:// dr_suparyanto.blogspot.com.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Suparyanto. (2011). Konsep
Rineka Cipta. Hal 121, 164-168 Kepatuhan
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Syafrizal. 2007. Asuhan Keperawatan Pada
Metodologi Penelitian Ilmu Keluarga Berencana. Yahoo:
Keperawatan. Jakarta: Salemba Anggrek Idea
Medika. Hal 212 Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
2008. Konsep dan IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal
penerapan Metodologi 110-111, 145
Penelitian Ilmu Keperawatan. Wawan, 2010. Teori dan Pengukuran
Jakarta: Salemba Medika. Hal Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
79, 82, 83, 92, 101 Manusia.
Nursalam dan Pariani. 2001. Pendekatan Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 20
Praktis Metodologi Riset Wijono, Wibisono. 1999. Pedoman
Keperawatan. Jakarta: CV. Penanggulangan Efek Samping /
Seto. Hal 126 Komplikasi Kontrasepsi. SM-
PFA Propinsi Jawa Timur Tahun
Prawiroharjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. 2002.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 55


HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR) DI RSUD dr. Iskak TULUNGAGUNG
TAHUN 2012

Oleh:
LINA AMALIA
NUNIK NINGTIYASARI S.Si.T
ANITA DWI AGUSTINA SARI, SST

One of the complications experienced neoanatus caused by maternal age, namely Infant Low
Birth Weight (LBW). Neonates with low birth weight tend to have few complications that affect all the
metabolic processes that occur within the body. The purpose of this study was to determine the
relationship between maternal age with the incidence of LBW. This type of observational study is the
design of analytical research. Approach between the variables is "cross sectionnal". While the
technique of taking the sample is total sampling. Data were tested with the help of computers using the
technique of Chi Square test with of 0.05.
The results showed that the risk factors of age who gave birth to LBW infants were 168
respondents (87%) of the total 193, with a p-value = 0.001 where 0.001 <0.05. This shows that there
is a significant relationship between maternal age with the incidence of LBW.

Latar Belakang dari 20 tahun (< 20 tahun) dan usia tua lebih
Usia ibu hamil merupakan keadaan dari 35 tahun (> 35 tahun). Dampak
dimana ibu mengalami suatu proses kehamilan, kehamilan resiko tinggi pada usia muda :
dimana usia ibu hamil tersebut dapat 1. Keguguran
mempengaruhi status kesehatan ibu itu sendiri 2. Mengalami perdarahan.
maupun janinnya ketika hamil. Oleh karena itu 3. Persalinan prematur, berat badan lahir
usia ibu hamil tidak bisa dianggap ringan rendah (BBLR)
karena dapat menghambat dari proses 4. Anemia Kehamilan / Kekurangan Zat
pertumbuhan dan perkembangan janin tersebut Besi.
salah satunya mengakibatkan Berat Badan 5. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Lahir rendah (BBLR). 6. Kematian ibu yang tinggi.
Berdasarkan data Profil Kesehatan 7. Persalinan yang lama dan sulit.
Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2007, 8. Cacat bawaan.
kejadian BBLR sebesar 1,76% yaitu 10.472 dari Resiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun:
594.263 bayi yang dilahirkan (depkes Jatim, 2010). 1. Resiko Terhadap Ibu
Tahun 2008 angka kejadian BBLR di RSUD dr. a. Keguguran
Iskak Tulungagung sebesar 358 bayi (27%) dari b. Hamil di Luar Kandungan
1298 bayi yang dilahirkan, yang disebabkan oleh c. Obesitas
usia ibu yang faktor resiko sebanyak 162, dari d. Hipertensi
jumlah tersebut 86 disebabkan oleh usia muda dan e. Plasenta Previa
76 disebabkan oleh usia tua. f. Preeklampsia
g. Komplikasi
Tujuan penelitian 2. Resiko Terhadap Bayi
Mengetahui hubungan usia ibu dengan a. Kelainan Kromosom
kejadian BBLR di RSUD dr. Iskak b. Persalinan Prematur dan BBLR
Tulungagng tahun 2011. Penatalaksanaan pada usia ibu hamil
dapat dilakukan dengan cara melakukan upaya
Tinjauan Pustaka pencegahan. Pencegahan tersebut dapat
Dalam mengalami suatu proses kehamilan mempersiapkan kehamilan secara matang.
usia ibu di kelompokkan menjadi yang tepat BBLR adalah bayi yang pada waktu lahir
untuk menjalankan kehamilan (Tidak faktor beratnya kurang dari 2.500 gram. Terdapat dua
resiko) dan usia yang dianjurkan untuk tidak bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
mengalami kehamilan yaitu usia rawan (faktor badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena
resiko). usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
Disini usia yang menjadi faktor resiko badan kurang dari semestinya, sekalipun cukup
dibagi menjadi dua, yaitu usia muda kurang bulan, atau karena kombinasi keduanya.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 56


Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah 8. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun.
1. BBLR : Berat badan lahir bayi < 2500 Masalah-masalah BBLR:
gram. 1. Asfiksia
2. BBLSR : Berat badan lahir bayi < 1500 2. Gangguan napas
gram. 3. Hipotermi
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat 4. Hipoglikemi
badan lahir: 5. Masalah pemberian ASI
1. Status gizi ibu hamil 6. Infeksi
2. Asupan nutrisi pada ibu hamil 7. Hiperbilirubinemia
3. Usia ibu hamil 8. Masalah perdarahan
4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek Tatalaksanana BBLR saat lahir yaitu
(kurang dari 1 tahun) harus mendapat Pelayanan Neonatal
5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil Esensial yang terdiri atas:
6. Komplikasi yang dialami ibu selama 1. Persalinan yang bersih dan aman
hamil 2. Stabilisasi suhu
7. Penyakit yang menyertai kehamilan 3. Inisiasi pernapasan spontan
8. Usia gestasi pada saat bayi lahir 4. Pemberian ASI dini dan eksklusif
Bayi lahir dengan berat lahir rendah 5. Pencegahan infeksi dan pemberian
mempunyai lemak di bawah kulit yang sangat imunisasi.
sedikit, karena beratnya kurang dari 2500 Perawatan BBLR setelah lahir adalah
gram. sebagai berikut:
Tanda-tanda bayi kurang bulan: 1. Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau
1. Kulit tipis dan mengkilap. umur kehamilan
2. Tulang rawan telinga sangat lunak karena 2. Timbang berat bayi (dalam keadaan
belum terbentuk dengan sempurna. telanjang) dan bernapas baik.
3. Lanugo masih banyak ditemukan terutama 3. Lakukan pemeriksaan fisik
pada punggung. 4. Jaga bayi tetap hangat.
4. Jaringan payudara belum terlihat, puting 5. Mendorong ibu untuk meneteki atau
masih berupa titik. memerah kolostrum.
5. Pada bayi perempuan labia mayora belum 6. Periksa tanda vital setiap 30-60 menit
menutupi labia minora. selama 6 jam
6. Pada bayi laki-laki, skrotum belum 7. Jika suhu aksila turun di bawah 36,5oC,
banyak lipatan, testis kadang belum turun. anjurkan ibu untuk melakukan perawatan
7. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian metode kanguru kontinyu.
atau belum terbentuk.
8. Kadang disertai dengan pernapassan tidak Metode Penelitian
teratur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
9. Aktivitas dan tangisannya lemah. 14 Maret 2012 selama 1 hari. Dalam penelitian
10. Refleks menghisap dan menelan tidak ini menggunakan jenis penelitian
efektif/lemah. observasional. Desain penelitian yang
Tanda-tanda bayi kecil untuk masa digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik
kehamilan (KMK): dengan pendekatan crosssectional. Populasi
1. Umur bayi dapat cukup, karang atau lebih dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu bersalin
bulan tetapi beratnya kurang dari 2500 dan bayi yang dilahirkannya di RSUD dr.
gram. Iskak Tulungagung yang berjumlah 828.
2. Gerakannya cukup aktif, tangis cukup Teknik pengambilan sampel yang digunakan
kuat. dalam penelitian ini adalahtotal sampling
3. Kulit keriput, lemak di bawah kulit tipis. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan
4. Menghisap cukup kuat. analisa data dengan tahap- tahap editing,
5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian. coding, scoring, tabulating.
6. Bila kurang bulan, jaringan payudara Tehnik uji yang dipilih hubungan
kecil, puting kecil. Bila cukup bulan (korelasi) data usia ibu hamil yang faktor
payudara dan puting sesuai masa resiko dan bukan yaitu data kategori dengan
kehamilan. data kategori. Berdasarkan acuan tersebut
7. Bayi perempuan bila cukup bulan, labia maka digunakan uji chi square dengan 0,05.
mayora menutup labia minora.
Hasil dan Pembahasan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 57
Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Kesehatan untuk menyelenggarakan
hampir seluruh responden memiliki usia yang berbagai kegiatan penyuluhan kepada ibu
tidak beresiko, yaitu sebesar 635 (77%). Dan hamil dan sosialisasi kepada tenaga
hampir seluruh responden dengan usiayang kesehatan tentang pengawasan antenatal
beresiko melahirkan bayi BBLR yaitu 168 yang tepat.
(87%). Berdasarkan uji Chi Square signifikasi
0,05 dengan p-value 0,001< 0,05. sehingga Daftar Pustaka
Hoditolakdan H1diterima yang berarti ada Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
hubungan antara usia ibu dengan kejadian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
BBLR. Rineka Cipta. Hal: 235, 259
Pada usia ibu yang faktor resiko dapat Cunningham, MacDonald, Gant. 2006.
melahirkan bayi BBLR. Hal ini dikarenakan Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Hal
pada ibu yang hamil pada usia kurang dari 20 222, 224, 225, 226, 228, 2210
tahun dan lebih dari 35 tahun dapat dr. Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar, dkk. 2010.
menyebabkan gangguan pada kesehatan ibu itu Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
sendiri dan janinya. Selain itu hamil pada usia dan KB. Jakarta: EGC. Hal: 436, 437,
muda (< 20 tahun) alat reproduksi belum 438
matang terutama rahim yang belum siap dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
suatu proses kehamilan dan terjadi penurunan 2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
fungsi sel dari alat reproduksi terutama rahim Rendah Untuk Bidan Dan Perawat.
yang fungsinya menurun dalam menerima Jakarta: DepKes RI. Hal 10, 12, 25,
suatu proses kehamilan, serta kemungkinan- 161
kemungkinan komplikasi yang terjadi diusia Helen, Varney Brust. 2004. Ilmu Kebidanan.
ini. Pembentukan organ-organ janin akan Bandung: Sekelolaan Publisher. Hal
terganggu atau tidak optimal sehingga terjadi 312
retardasi perkembangan janin intrauterin, Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian
sehingga janin bisa lahir cacat atau lahir Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
dengan berat badan yang rendah yang disebut Jakarta : Salemba Medika. Hal 34, 121
BBLR. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kesimpulan Cipta. Hal: 69, 105, 142.
1. Hampir semua dari responden merupakan Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
usia tidak faktor resiko yaitu 635 (77%) Metodologi Penelitian Ilmu
responden. Keperawatan. Surabaya: Salemba
2. Hampir semua dari neonatus tidak Medika. Hal: 93, 97, 111
mengalami BBLR yaitu sebanyak 626 _________. 2006. Konsep Dan Penerapan
(76,2%) responden. Metodologi Penelitian Ilmu
3. Berdasarkan uji Chi Square dengan Keperawatan. Surabaya: Salemba
signifikasi 0,05 terhadapp-value 0,001< Medika. Hal: 91
0,05,sehingga Ho ditolak dan H1 diterima Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan
yang berarti ada hubungan antara usia ibu Nasional Pelayanan Kesehatan
dengan kejadian BBLR. Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Saran Prawirohardjo. Hal: 112, 114, 161,
1. Bagi Peneliti 362.
Diharapkan peneliti dapat lebih Prilia, Detiana. 2010. Hamil Aman dan
mengembangkan dan meningkatkan Nyaman di Atas Usia 35 Tahun.
penelitianya. Yogyakarta: Media Pressindo
2. Bagi Tempat Penelitian Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Disarankan hendaknya meningkatkan Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
kemampuan dalam pengawasan dan Bandung: Alfabeta. Hal: 80, 246.
pelayanan antenatal serta penanganan The United Nations Childrens Fund. 2010.
neonatus dengan komplikasi. Statistics .unicef.org, 27/11/2011,
3. Bagi Instansi Pendidikan 04.10 pm.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 58

Anda mungkin juga menyukai