Laporan Pendahuluan CA Mammae
Laporan Pendahuluan CA Mammae
OLEH:
PUTU NIHITA TRISA
14.901.0970
B. Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa
factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara,
yaitu:
1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara
sebelahnya.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya
perubahan struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke
arah sel ganas.
3. Masa reproduksi yang relative panjang
a. Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
c. Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone
esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Riwayat tumor payudara.
6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia
30 tahun.
7. Kontrasepsi oral.
8. Wanita gemuk (obesitas)
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
9. Preparat hormone estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10. Factor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
11. Alcohol.
12. Tidak pernah melahirkan anak.
13. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko
tinggi menderita kanker payudara.
Stres hebat
- Klien sering
bertanya tentang
penyakitnya
- Wajah cemas
- Klien sering
melamun
Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat Hipermetabolisme jaringan
G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker
(CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ
lain.
5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.
H. Penatalaksanaan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan
yang luas dengan kulit yang terkena)
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian
jaringan aksial.
a. Mastektomi radikal, yaitu seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor
dibawahnya, seluruh isi aksial.
b. Mastektomi radikal yang diperluas, yaitu sama seperti mastektomi radikal
ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non Pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi
penyinaran eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri
setiap hari selama > 45 minggu dari seluruh ragio payudara pasca radiasi.
Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah
pengobatan komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis
payudara yang jarang terjadi.
2. Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan
cepat atau menekan perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon
(obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker)
digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan , methorexate
(m), fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah
cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik,
penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.
Efek samping: Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis,
keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.
3. Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen.
Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.
Preparat yang digunakan :
a. Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
b. Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan
ikatan ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
c. Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
d. Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH
dan FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih
dalam).
e. Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.
I. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang
dan hati.
J. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. SADARI dapat
dilakukan dengan:
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Jangan khawatir
bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang
kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke
belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada akan dengan
sendirinya berkontraksi saat Anda melakukan gerakan ini.
c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga
payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan
(kontraksikan) otot dada Anda.
d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang
bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan
tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area
ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari
arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada
payudara kanan Anda.
e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke
atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti
sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian
payudara hingga ke sekitar ketiak. Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan,
untuk mencermati payudara sebelah kiri.
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar.
Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu,
tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu
genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
AKTIVITAS ISTIRAHAT
Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan
diri/personal hygiene.
Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang
mempengaruhi tidur, ansietas.
Data objek : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
MAKANAN/CAIRAN
Data subjek : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan
pengawet.
Data objek : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya
massa otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual,
muntah.
INTEGRITAS EGO
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda
mencari pengobatan.
Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
Data objek : Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
NEUROSENSORI
Data subjek : Pusing, sinkope.
Data objek : Kesadaran menurun.
NYERI/KENYAMANAN
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi
pada keganasan dini).
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada
jaringan payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya
mengindikasikan penyakit fibrokistik.
KEAMANAN
Data subjek : Pemajanan kimia toksik, karsiogen.
Data objek ; Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.
INTERAKSI SOSIAL
2. Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi kanker.
Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
- Melaporkan nyeri yang dialaminya.
- Mengikuti program pengobatan.
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas
yang mungkin.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi, 1) Informasi memberi data dasar untuk
frekuensi, durasi intensitas. mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
intervensi.
2) Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi, 2) Ketidaknyamanan tentang luas adalah
kemoterapi. umum tergantung pada proseduryang
digunakan.
3) Beri tindakan kenyamanan dasar 3) Meningkatkan relaksasi dan membantu
(reposisi, gosokkan punggung dan memfokuskan kembali perhatian.
aktivitas hiburan).
4) Dorong penggunaan keterampilan 4) Memungkinkan pasien untuk
manajemen nyeri. berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control.
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan 5) Tujuannya adalah kontrol nyeri
obat bila perlu. maksimum dengan pengaruh minim
pada aksila.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor,
ulkus pada permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
- Ulkus tidak membesar.
- Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Anjurkan menggunakan pakaian lembut 1) Kulit sangat sensitive selama
dan longgar pada area tersebut, anjurkan pengobatan dan setelahnya.
untuk tidak memakai bra jika
menimbulkan tekanan.
2) Cuci kulit dengan segera memakai sabun 2) Mengencerkan obat menurunkan risiko
dan air bila agen antineoplastik tercecer iritasi kulit/luka bakar kimia.
pada kulit yang tidak terlindungi.
3) Ganti balutan/beri perawatan pada kulit 3) Penggantian balutan atau perawatan
yang terkena serta indikasi. kulit untuk menghindari kerusakan
lebih lanjut/infeksi mempertahankan
area bersih meningkatkan penyembuhan
dan kenyamanan.
4) Awasi semua sisi untuk tanda atau 4) Mengganggu penyembuhan dimana
infeksi luka ; peningkatan edema nyeri. dapat memperlambat karena perubahan
disebabkan oleh kanker.
4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Hasil yang diharapkan :
- Diet yang disajikan habis.
- BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Pantau intake makanan setiap hari. 1) Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi
nutrisi.
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan 2) Membantu dalam identifikasi malnutrisi
ketebalan lipatan kulit trisep. Pastikan protein-kalori, khususnya bila BB
penurunan berat badan saat ini. Timbang kurang dari normal.
BB setiap hari atau sesuai indikasi.
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi 3) Kebutuhan jaringan metabolic
kalori kaya nutrien dengan intake cairan ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
yang adekuat. Dorong penggunaan menghilangkan produk sisa). Suplemen
suplemen dan makan sering dengan dapat memainkan peran penting dalam
porsi kecil dan sedang. mempertahankan masukan kalori dan
protein adekuat.
4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah 4) Keefektifan penilaian diet sangat
pengobatan. Berikan cairan 1 jam individual dalam menghilangkan mual
sebelum atau 1 jam setelah makan. pascaterapi. Pasien harus mencoba
untuk menemukan solusi/kombinasi
terbaik.
5) Kontrol factor lingkungan, seperti bau
5) Dapat mencegah mual muntah, distensi
busuk atau bising.
berlebihan, dispepsia yang
menyebabkan penurunan nafsu makan
serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
6) Anjurkan teknik relaksasi visualisasi
6) Untuk menimbulkan perasaan ingin
bimbingan imajinasi, latihan sedang
makan/membangkitkan selera makan.
sebelum makan.
7) Beri antimetik pada jadwal regular
7) Mual muntah paling menurun
sebelum/selama dan setelah pemberian
kemampuan dan efek samping
agen antineoplasma dan sesuai.
psikologis kemotrapi yang
8) Evaluasi keefektifa antimetik.
menimbulkan stress.
8) Individu berespons secara berbeda-beda
Kolaborasi : pada semua otot-otot, antimetik
9) Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai mungkin tiidak bekerja, memerlukan
indikasi jumlah limfosit, serum perubahan atau kombinasi terapi obat.
transfenin, dan albumin. 9) Membantu mengidentifikasi derajat
10) Beri obat sesuai indikasi. ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi
- Fenotiazin, proklomperazin, dan mempengaruhi intervensi diet.
antidopaminergik : metoklorpamid. 10) - Antimetik bekerja untuk
- Vitamin : A, D, E, B6 mempengaruhi stimulasi pusat muntah
- Antacid dan kemoresptur.
- Mencegah kekurangan karena
penurunan abserpsi vitamin larut
dalam lemak.
- Meminimalkan iritasi lambung dan
mengurangi resiko ulserasi mukosa.
C. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sebelumnya.
D. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Johnson,Marion, dkk. 2000. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta:
EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Price Sylvia, A. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. 2009. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA. Singapura: Markono print Media Pte Ltd