Aeri Sujatmiko
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Islam 45 Bekasi
Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia
Telp. 021-88344436, 021-8802015 Ext. 124
Email: aeri.sujatmiko@gmail.com
ABSTRAK
Pada penelitian ini pengendali servo posisi dan kecepatan menggunakan motor AC induksi phasa tiga
menggunakan motor induksi AC phasa tiga 200 Watt/200 V AC, inverter Mitsubishi Freqroll A500, dan
encoder NSD type MRE-G320SP. PLC yang digunakan PLC Mitsubishi Seri Q CPU, dan untuk interface
touch panel menggunakan touch panel proface GP 5771 T. Pengujian nilai presisi dan linier menggunakan
metode gage linearity dan bias study. Dari hasil pengujian didapat prosentase nilai linearitas berkisar 0,1 %
sampai dengan 1,2 %. Dan pengujian presisi untuk gerak linier diperoleh 8,34 %. Sedangkan besarnya nilai
penyimpangan atau nilai deviasi jarak posisi dengan kecepatan motor dengan frekuensi yang bervariasi
dari 20 Hz sampai dengan 40 Hz berkisar antara 0,43% sampai dengan 5,41%.
Kata kunci : Programmable Logic Control, Servo Posisi, PLC-Q series, GX developer, GPP Pro PB III
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan, dibutuhkan
penekanan biaya produksi. Salah satu cara untuk menekan biaya produksi adalah dengan menggantikan
tenaga manusia digantikan tenaga mesin. Dalam penggantian mesin juga perlu dilakukan alokasi dana dan
alokasi peralatan dengan fungsi atau sistem yang sama, tetapi biaya lebih rendah.
Salah satu upaya untuk menggantikan kerja manusia adalah dengan mengganti sistem kerja mesin
yang awalnya dikerjakan sepenuhnya oleh manusia digantikan dengan full mesin atau bisa juga
dikendalikan dengan semi auto.
Seiring dengan perkembangan teknologi sistem kendali didunia industri, sistem pengontrolan dan
monitoring mulai diambil alih oleh alat kendali untuk menggantikan pekerjaan manual yang penuh resiko
tersebut. Salah satunya adalah sistem pengendali dengan menggunakan Programmable Logic Control
(PLC).
Dalam proses produksi untuk mendapatkan mesin yang memiliki akurasi untuk memperoleh
gerakan yang akurat biasanya menggunakan servo motor sebagai penggerak servo posisi. Karena dengan
servo motor selain akurat juga memliki torsi yang besar, namun harganya juga cukup mahal. Maka pada
penelitian ini servo posisi dapat digantikan dengan menggunakan motor induksi AC phase tiga. Dengan
menggunakan PLC dan tambahan modul khusus AC Motor dapat digunakan untuk servo posisi.
LANDASAN TEORI
PLC (Programabble Logic Controller)
Secara definisi, Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah jenis komputer khusus yang
digunakan untuk kontrol mesin dan proses. Tidak seperti personal komputer, PLC dirancang khusus untuk
kontrol mesin. Terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU, Memory, Data Register, Internal Relay, Input /
Output Counter dan Timer yang terintegrasi dalam satu perangkat.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No. 2
55
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
56
Modul Sensor Posisi, merupakan komponen untuk menerima data dari sensor posisi atau encoder
dan menghasilkan data untuk diproses menjadi gerak yang linier.
Kabel Komunikasi untuk Programming.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
57
Software
Software menggunakan GX Developer Ver 8
GX developer Ver 8
GX Developer Ver 8 adalah perangkat lunak berbasis pada grafis sehingga memudahkan setiap
penggunanya dalam merencanakan program PLC yang diinginkan dengan menggunakan teknologi Human
Machine Interface, sehingga pengguna dapat mengakses instruksi hanya dengan metode klik dan drag.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
58
2. Instruksi DMOV
Instruksi DMOV digunakan untuk memindahkan data sebesar 32 bit satu area memori yang diberi
simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan).
3. Instruski MOVP
Instruksi MOVP digunakan untuk memindahkan data sebesar 16 bit dari satu area memori yang
diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan). Instruksi ini hanya
melukukan satu kali eksekusi.
4. Instruksi DMOVP
Instruksi MOVP digunakan untuk memindahkan data sebesar 32 bit dari satu area memori yang
diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan). Instruksi ini hanya
melukukan satu kali eksekusi.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
59
5. Instrusksi TO
Instruksi TO digunakan untuk menulis atau mengirim data sebesar 16 bit ke Buffer Memory pada
Modul VS-Q62.
Gambar 15 Instruksi TO
6. Instruksi TOP
Instruks TOP digunakan untuk menulis atau mengirim data sebesar 16 bit ke Buffer Memory pada
modul VS-Q62. Tetapi hanya untuk satu kali siklus.
7. Instruksi FROM
Instruksi FROM digunakan untuk membaca data sebesar 16 bit dari buffer memory VS-Q62 yang
kemudian ditampilkan ke buffer memori tujuan.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
60
Node window
Tujuan untuk mengkonfigurasi awal node ini agar PLC yang akan dipakai selama proses
pengontrolan akan dikenali. Ini sangat penting karena PLC selama bekerja akan selalu berkomunikasi
dengan perangkat lunak ini melalui antarmuka yang telah dibuat.
Tag Database
Tag atau pelabelan instruksi merupakan inti dari perangkat lunak antarmuka ini, karena kesalahan
penggunaan tagname dapat mengakibatkan operasi program menjadi tidak normal dan bahkan mengalami
kesalahan (error).
Display Window
Pada jendela Display akan diberikan keleluasan kepada programmer agar membuat antarmuka
sesuai yang diperlukan.
Absocoder terdiri dari dua komponen utama, yaitu sensor berupa magnetic yang akan mendeteksi
perubahan dari suatu gerakan linier atau putaran, dan yang kedua yaitu converter, yang akan merubah sinyal
keluaran menjadi sebuah data.
Inverter
Salah satu aplikasi Inverter adalah untuk mengendalikan kecepatan putaran motor AC. pengaturan
frekuensi bisa di atur oleh sinyal dari luar seperti tegangan 0-5V, 0-10V, ataupun arus 4-20mA.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
62
Servo Motor
Servomechanism disingkat servo adalah suatu alat yang digunakan untuk memberikan kontrol
mekanik pada jarak dan posisi.
METODOLOGI PENELITIAN
Deskripsi Rancangan dan Tempat Penelitian.
Pada penelitian ini dibuat satu perangkat yang mewakili dari satu bagian pada mesin. Diagram
blok dari sistem ditunjukan seperti pada gambar 26. Prinsip kerja secara umum adalah sebagai berikut:
Pulsa Posisi
PLC
Roda Gigi
Sinyal Pengereman
Analog Out 0-10 V
Sinyal Grk Mundur
Sinyal Grk Maju
Sensor
Data dari dan ke Abso-
interface coder
Shaft Ulir
Rem
Motor
AC Meja
Pada penelitian ini gerak mekanis untuk menunjukkan posisi yang presisi digerakkan oleh sebuah
motor induksi phasa tiga. Data dari touch panel dioleh oleh PLC. PLC mengirimkan perintah ke inverter
untuk menggerakan motor. Kecepatan motor diatur oleh tegangan yang masuk ke inverter yang berasal
dari analog output PLC, berupa tegangan 0 5 V DC.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
63
Langkah-langkah metode penelitian dijelaskan pada gambar 27 Flow Chart Penelitian, sebagai
berikut:
Mulai
Selesai
Perencanaan Sistem
Dalam pembuatan ini meliputi perancangan mekanik, perancangan perangkat keras, dan
perancangan perangkat lunak.
Perencanaan Mekanik
Secara garis besar pada perencanaan mekanik terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Roda gigi, berfungsi sebagai penghubung atau kopling antara motor dengan shaft berulir dan sensor
putaran absocoder. Terdiri dari tiga roda gigi yang masing-masing memiliki diameter roda gigi 10
mm, dengan jumlah gigi 64. Untuk mendapatkan perbandingan yang sama, ketiga roda gigi dibuat
dengan perbandingan 1:1:1.
2. Shaft berulir, berfungsi untuk mengarahkan gerakan meja penunjuk. Shaft dibuat dengan diameter
10 mm dan panjang 300 mm. Celah atau pitch dari ulir dibuat sebesar 1 mm, sehingga saat ulir
berputar satu putaran pergeseran dari meja ukur sebesar 1 mm.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
64
3. Mistar atau penggaris, berfungsi sebagai alat pengukur jarak pergeseran yang ditentukan.
Roda Gigi
Sensor
absocoder
Motor AC
Phasa Tiga
Shaft berulir
Meja
Gerak
Jarum Penunjuk
0 5 10 15 20 25 cm
Mistar
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
65
On - off
Komunikasi serial
Teg. 0 5 V
On - off
Data Sinyal Speed
Relay, Star-
Push Button
Stop dan
Manual
Break motor
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
66
Shaft berulir
Meja
Gerak
Jarum Penunjuk
0 5 10 15 20 25 cm
Mistar
Pada penelitian ini pengaturan posisi menggunakan method absolute, artinya target dari posisi yang
dikehendaki mengambil referensi dari titik awal atau titik nol. Dalam pengujian ini dilakukan lima target
posisi yang ingin dicapai yaitu titik A dengan jarak 10 mm, titik B dengan jarak 25 mm, titik C dengan
jarak 50 mm, titik D dengan jarak 100 mm dan titik E dengan jarak 150 mm. Gambar dari target posisi yang
dikehendaki seperti pada gambar 32 berikut:
320
8000
16000
32000
48000
0 10 25 50 10 15 cm
Titik Awal Titik A Titik B Titik C Titik D Titik E
Power Q68DAV
CPU VS Q62
Supply
PLC Vm
R S T
2
Teg 0 10 V
5
Inverter
Speed Sett
U V W
absocoder
Motor AC
DATA PULSA
Phasa
Tiga
TER
ME
HO
TAC
Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan membuat program untuk pemrograman PLC dengan software GX
developer Ver 8 dan membuat interface untuk touch panel dengan software GPP Pro III. Hasil dari
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
67
pembahasan berupa grafik pengukuran kecepatan motor, tegangan keluaran analog output, frekuensi dan
nilai jarak dari gerak meja yang dilengkapi dengan jarum penunjuk.
Metode yang digunakan untuk pengolahan data pengujian yaitu dengan metode Gauge Linerity and
Bias Study dan gauge R and R study. Kedua metode ini digunakan untuk menganalisa apakah sistem yang
dibuat memliki sifat linear dan memiliki nilai yang presisi. Dalam pemgolahan datanya dibantu
menggunakan software Minitab 16 statistik software.
Pada tabel 1 dapat dilhat bahwa ada selisih antara nilai referensi dan nilai hasil pengukuran. Dengan
menggunakan software Minitab 16, mendapatkan nilai rata-rata bias adalah sebesar 0,230. Pada pengujian
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
68
ini studi variasi yang digunakan adalah 6 x dari nilai standard deviasi, sehingga total variasi dalam
pengujian ini sebesar 345,247.
Pada perhitungan dengan software minitab standart deviasi adalah 0.0658 dan nilai repeatability
sebesar 0.0658. Gambar 34 adalah grafik pengujian data pengukuran dengan metode gage linearity and
bias study untuk pengukuran dengan nilai standar deviasi 0,0658.
Gambar 34 Grafik pengujian gage linearity dan bias study untuk pengukuran pada frekuensi 30 Hz
Hasil Pengujian gerak linier dengan pengaturan frekuensi pada 40 Hz ditunjukan seperti pada table
2 Kecepatan motor pada frekuensi 40 Hz kecepatan motornya adalah 730 rpm.
Pada tabel 2 dapat dilhat bahwa ada selisih antara nilai referensi dan nilai hasil pengukuran. Dengan
menggunakan software Minitab 16, mendapatkan nilai rata-rata bias sebesar 1,1158. Pada pengujian ini
studi variasi yang digunakan adalah 6 x dari nilai standard deviasi, sehingga total variasi dalam pengujian
ini sebesar 341,675.
Dengan perhitungan dengan software minitab standart deviasi adalah 0.0592 dan nilai repeatability
sebesar 0.0592. Untuk nilai Reproductivity tidak ditampilkan dalam perhitungan, karena pengukuran
dilakukan oleh satu operator. Sehingga dalam pengujian ini nilai reproduktivity adalah 0. Gambar 35 adalah
grafik pengujian data pengukuran dengan metode gage linearity and bias study untuk pengukuran dengan
nilai standar deviasi 0,0592.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
69
Gambar 35 Grafik pengujian gage linearity dan bias study untuk pengukuran pada frekuensi 40 Hz
5 60 1550
Tegangan Keluaran
1292
Frekuensi
Rpm
2.5 30
Gambar 36 Grafik hubungan antara data integer, tegangan, frekuensi dan rpm.
Pada gambar 36 menunjukan grafik hubungan antara data integer pada PLC, tegangan keluaran
analog output PLC, frekuensi dan rpm motor. Pada gambar terlihat bahwa integer PLC diatur dari 0 bit
sampai 11.600 bit untuk menghasilkan tegangan keluaran analog dari 0 5 Volt. Tegangan 0 - 5 Volt
keluaran dari Analog akan diubah menjadi frekuensi 0 60 Hz. Dari frekuensi ini akan menghasilkan
putaran motor mencapai 1550 rpm. Pengukuran putaran motor dengan menggunakan tachometer digital.
Hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
70
Pada table 3 dapat dilihat bahwa setiap perubahan frekuensi akan menyebabkan naiknya nilai RPM
pada motor. Kenaikan nilai frekuensi sebanding dengan nilai kenaikan tegangan keluaran analog.
Pada table 3 dapat dilihat bahwa nilai rpm perancangan dengan nilai hasil pengukuran kecepatan
motor ada selisih. Presentase kesalahan berkisar antara 0,2 % sampai dengan 3 %, ketika motor diberi
frekuensi 30 Hz. Ketika motor diberi frekuensi kurang dari 30 Hz presentase kesalahan menjapai 29,4 %.
Bahkan pada saat motor diberi frekuensi 10 Hz motor tidak berputar. Gambar 37 menunjukan perbandingan
putaran motor antara perencanaan dengan hasil pengukuran.
2000
1800
1600
1400
1200
RPM
1000
800
600
400
200
0
5 10 20 30 40 50 60
Rpm Refferensi 148 296 592 888 1184 1480 1775
Rpm Terukur 0 0 365 752 1010 1290 1530
Pada grafik diatas terlihat bahwa ketika supply motor diberi frekuensi 5 Hz dan 10 Hz, motor tidak
berputar. Pada kondisi ini dikarenakan torsi yang dihasilkan motor kecil. Berdasarkan grafik diatas motor
yang digunakan pada penelitian ini akan memiliki torsi yang konstan ketika frekuensi supply antara 30 Hz
sampai dengan 50 Hz.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
71
Dari data pada tabel 4 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 38 sebagai berikut:
160
Grafik Jarak Posisi terhadap Variasi
140 Frekuensi
120
100
JARAK POSISI
80
60
40
20
0
10 25 50 100 150
Fr.20 Hz 10,01 25,05 50,06 100,05 150,01
Fr.30 Hz 10,08 25,3 50,5 100,12 150,06
Fr.40 Hz 11,8 26,4 51,3 100,8 150,06
Berdasarkan data pada tabel 4 bahwa nilai penyimpangan (deviasi) ketika supply motor diberi
frekuensi 20 Hz sebesar 0,10 %, ketika frekuensi 30 Hz penyimpangannya sebesar 0,63 % dan ketika supply
motor diberi frekuensi 40 Hz nilai penyimpangannya naik menjadi 5,41 %. Disini dapat dilihat bahwa
semakin tinggi frekuensi nilai penyimpangan semakin besar. Berdasarkan nilai penyimpangan diatas
sistem yang dibuat memiliki nilai penyimpangan maksimum 5.41 % pada saat frekuensi 40 Hz. Nilai
penyimpangannya masih dibawah 10 %. Untuk akurasi jarak posisi pada penelitian ini sistem dikatakan
akurat.
Pada gambar 34 dan gambar 35 menunjukkan hasil pengujian linearitas dari percobaan yang dibuat.
Pada gambar 34 merupakan hasil pengukuran gerak posisi pada frekuensi 30 Hz. Pengujian linearitas
dengan metode gauge linearity and bias study, dari data grafik tersebut terlihat persentasi linieritas sebesar
0,1 %. Untuk pengujian linearitas dengan frekuensi 40 Hz, pada gambar 35 menunjukan bahwa persentasi
linearitas sebesar 1,2 %.
Untuk pengujian presisi dilakukan dengan metode gauge R dan R study, dari data pengujian untuk
gerak posisi pada frekuensi 30 Hz didapatkan nilai persentasi proses dari total gauge Repeatability dan
Reproduktivity sebesar 8,44 % dan pada saat pengujian pada frekuensi 40 Hz nilai prosentasi proses sebesar
8.34 %. Kedua presentasi proses tersebut masih di bawah 10 %, yang menyatakan bahwa pengujian dapat
diterima.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
72
Display Posisi
Pada tampilan atau display posisi ini akan ditampilkan jarak posisi dari gerakan motor. Display ini
merupakan fungsi display numerik yang dibentuk dari N tag.
Tombol Reset
Tombol ini merupakan tombol untuk mereset pengaturan pilihan pengujian. Ketika akan
mengganti pengujian tekan tombol reset.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
73
Tombol Utama
Tombol ini merupakan tombol utama untuk kembali ke layar pengaturan gerak posisi.
Tombol Reset
Tombol ini merupakan tombol untuk mereset pilihan pengaturan frekuensi. Ketika akan mengganti
pilihan frekuensi tekan tombol reset.
Tombol Error
Tombol ini untuk mengetahui jenis kesalahan atau error pada pemrograman.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
74
Pada jendela pengaturan frekuensi dalam pembuatan tag database mempunyai beberapa label yang
dapat dilihat seperti pada tabel 6 berikut:
Diagram ladder diatas adalah untuk pengaturan parameter pada buffer VS-Q62. Pada ladder
tersebut menunjukan bahwa buffer memori 711 diberi nilai 40, buffer memori 700 diberi nilai 1 dan buffer
memori 701 diberikan nilai 1. Untuk ladder pengaturan parameter ditunjukan pada lampiran.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
75
Pada ladder diatas adalah ladder untuk pilihan penentuan gerak posisi linier dengan jarak 150 mm.
Ketika M100 mendapat bit on dari bit switch pada touch panel, maka data 100 biner akan berpindah dari
D105 ke D1. Bersamaan itu output relay Y100 akan on sehingga motor berputar. Ladder pengaturan jarak
selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
Pada gambar ladder di atas pengaturan kecepatan motor untuk frekuensi 40 Hz dengan menekan
bit switch pada touch panel. Memori bit M0094 adalah bit untuk tombol 40 Hz. Data yang dikirim bernilai
7700 akan dipindahkan ke alamat memori pada D222, dan selanjutnya data dari buffer memori D222
dipindahkan dengan perintah mov ke alamat memori D225. Alamat memori D225 ini adalah alamat untuk
keluaran tegangan analog. Dengan nilai 7700 data word pada memori ini sesuai perancangan tegangan
keluaran analog sebesar 3,3 V DC. Untuk pilihan frekuensi 20 Hz dan 30 Hz diagram ladder dapat dilihat
pada lempiran.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
76
Pada ladder diatas data perubahan posisi yang dibaca oleh encoder akan ditampilkan pada alamat
memori D3019. Selanjutnya nilai pada data ini akan dipindahkan ke alamat memori 3020, dan selanjutnya
data diolah pada alamat memori D3024.
Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman pengaturan parameter
dengan ladder diagram seperti pada gambar 40. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih
tampak sederhana. Pada baris pertama merupakan step inisialisasi, beris kedua merupakan proses transisi.
Untuk menjalankan ke langkah berikutnya transisi SM 1036 harus bekerja terlebih dahulu. Baris yang ke
empat merupakan langkah proses pemindahan data. Pada baris ke tujuh merupakan penanda akhir dari satu
proses.
Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman untuk pemilihan gerak posisi
dengan ladder diagram seperti pada gambar 41. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih
tampak sederhana.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
77
Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman untuk pemilihan gerak posisi
dengan ladder diagram seperti pada gambar 41. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih
tampak sederhana.
Saran
1. Dalam penggunaan motor induksi phasa tiga sebagai penggerak servo posisi untuk mendapatkan
nilai yang lebih presisi terutama pada kecepatan motor yang tinggi, disarankan tidak menggunakan
metode on off.
2. Untuk mendapatkan gerak linier yang lebih presisi dan linier dalam perancangan servo posisi
disarankan menggunakan motor servo. Karena karakteristik servo motor memiliki torsi yang lebih
besar dibandingkan dengan motor induksi AC phasa tiga.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2
78
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hugh Jack, Automating Manufacturing Systems with PLC, version 5.1, March 2008.
[2] LA Bryan, Programmable Controller Theory and Implementation, 2nd ed
[3] User manual Varilimit VS-Q62PG, NSD Corporation, Nagoya Japan. 2006.
[4] Proface, Gpp Pro / III Manual Programing For Windows. Ver 7.Tahun 2007
[5] Syarkawi Syamsudin, Refdinal Nazir, Surya Saputra, Jurnal, Pengontrolan (Posisi) motor servo AC
dengan metode pengaturan Volt/Hertz, No. 27 Vol.2, ISSN: 0854-8471 Thn. XIV April 2007.
[6] Andani, Chritoforus, Ikbal, Jurnal , Sistem Kendali Servo Posisi dan Kecepatan Motor dengan PLC,
Jurnal Ilmiah Foristek, September 2011.
[7] Thomas P Ryan, Modern Engineering Statistics, Published by John Wiley & Sons, Inc, Hoboken,
New Jersey, 2007
[8] Melseq System Q Programable Logic Controller User Manual, Mitsubishi, Tahun 2004.
[9] Riazollah Firoozian, Servo motor and Industrial Control Theory, Springer, 2009.
[10] Mitsubishi Programable Controller, Position Control Training Manual, Tahun 2000.
[11] Mitsubishi, GX Developer Ver 8, Operating Manual SFC, Melsoft, 2004.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 3 No.2