Laporan Peledakan
Laporan Peledakan
PENDAHULUAN
Sejak awal peledakan dengan menggunakan bubuk hitam (black powder), telah
terjadi banyak perkembangan dalam penggunaan: bahan peledak, detonator, teknik
penundaan dan dalam pemahaman tentang mekanisme pecahnya batuan dengan bahan
peledak.
Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi
pertambangan yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam
peledakan memiliki dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan
peledak yang berlebihan di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada
struktur batuan dan menyebabkan lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah
peningkatan besar dalam biaya pendukung.
1.3. Manfaat
Manfaat yang kami dapat pada saat pelaksanaan praktikum Teknik Peledakan di
PT. Pertama Mina Sutra Perkasa adalah :
3. Pengisian lubang ledak dengan ANFO dan merangkai lubang ledak dengan
Detonator dan rangkaian primer.
4. Cara penyalaan.
DASAR TEORI
Batu alam Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi
antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik
di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan juga daerah - daerah
di Indonesia dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti di Majalengka, Cirebon,
Tulung Agung. Batu andesit terbentuk dari pembekuan lava yang keluar ke permukaan
bumi saat letusan gunung berapi. Nama andesit sendiri berasal dari nama Pegunungan
Andes di daerah Amerika Selatan.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai
material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dan
lainnya.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk
nisan kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan
arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajinan dari batu andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon
dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit.
A. Deskripsi Megaskopis
Jenis Batuan: Batuan Beku
Warna: Abu abu
Struktur: Masif
Tekstur: Holokristalin, Equigranular Afanitik, Subhedral
B. Deskripsi Mineral dalam Batuan
1. Mineral Utama: K Feldspar < 10%, Kuarsa < 10%
2. Mineral Tambahan: Hornblende, Biotit, Piroksen, Feldspatoid, Na Amfibol
a) Nama Mineral: Kuarsa
Rumus Kimia: SiO2
Warna: Bening Mengkilap
Bentuk: Prismatik
Kekerasan: 7
Cerat: Putih
Kilap: Kaca
Pecahan: Concoidal
Belahan: Tidak ada
Transparansi: Transparan
Golongan: Silikat
b) Nama Mineral: Hornblende
Rumus Kimia: Ca2 (Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8 O22 (OH)2
Warna: Hitam
Bentuk: Menjarum
Kekerasan: 5,5 6
Cerat: Hitam
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Sempurna
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
c) Nama Mineral: Biotit
Rumus Kimia: K (Fe, Mg)3 AlSi3O10 (F, OH)2
Warna: Hitam
Bentuk: Lembaran
Kekerasan: 2,5
Cerat: Tidak berwarna
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
d) Nama Mineral: Piroksen
Rumus Kimia: (Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti) Si2O6
Warna: Gelap
Bentuk: Prismatik
Kekerasan: 5 6
Cerat: Putih
Kilap: Kaca
Pecahan: Uneven
Belahan: Perfect
Transparansi: Opaq
Golongan: Silikat
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus
dilakukan penuh perhitungan dan hati-hati, agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan
kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti
benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena
persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan atau bisa menyebabkan hasil
yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja
maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta
penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
Bahan peledak adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu
bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya
yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian
atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara
kimia lebih stabil. Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar
4000C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978) bisa
mencapailebih dari 100.000 atm setara dengan101.500 kg/cm atau 9.850 MPa (
10.000MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkansekitar 25.000
MWatau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian
besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan
peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat
cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan
energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambatlaun berkurang seiring
dengan perkembangan keruntuhan batuan.
Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan
peledak untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan keseluruh isian.
Kepekaan ini tergantung pada : komposisi kimia, ukuran butir,bobot isi, pengaruh
kandungan air, dan temperatur. Bobot IsiBahan Peledak(density) adalah perbandingan
antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. Bobot isi ini
biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau loading density
(de)Tekanan Detonasi (DetonationPressure) Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
merupakan penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak.
a. Pola Bujur Sangkar (square pattern) Pola pemboran ini adalah dimana jarak
antara burden dan spasi nya sama panjang yang membentuk bujur sangkar.
b. Pola Persegi Panjang (rectangular pattern) Pola pemboran persegi panjag dimana
ukuran spacing dalam satu baris lebih besar dari jarak burden yang membentuk
pola persegi panjang. Untuk mendapatkan fragmentasi yang baik, pola ini kurang
tepat karena daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup besar.
Geometri Peledakan
B (Burden) yaitu jarak lubang ledak kebidangan bebas dan jarak tegak lurus dari
lubang isian bahan peledak dengan bidang bebas.
S (Spacing) yaitu jarak antara penutup lubang bor yang dirangkai dalam baris.
T (Stemming) yaitu tanah penutup lubang ledak dari material penampet cutting
hasil pemboran.
Detonator Listrik
Detonator listrik dimasukkan dalam tabung besi dengan ujung kabel menjulur
keluar. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi ledakan, maka masih terlindung
dengan tabung besi.
Kabel Utama
Kabel utama atau leading wire adalah seutas kabel yang digunakan untuk
menghubungkan rangkaian lubang tembak dengan alat blasting mechine yang terletak
ditempat perlindungan. Pengetesan kabel utama dilakukan dengan alat multimeter
dengan maksud untuk mengetahui apakah tiada bagian kabel yang terputus.
Blasting Machine
Alat penyala ledakan atau Blasting machine perlu diperiksa terlebih dahulu
kapasitas dan kemampuannya untuk meledakan sejumlah rangkaian sirkuit peledakan
dengan alat rheostat.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1. Lokasi
PT. Penghegar
Peralatan Lapangan
adalah :
1. Jack Hummer
Merk : Atlas Copo ; Type : RU571. Digunakan untuk mengebor lubang ledak
2. Stick bor dengan panjang 80 cm. Digunakan untuk melubangi atau mengebor
lubang ledak yang dipasang di Jack Hummer
3. Compressor, selang, dan BLG. Digunakan untuk penggerak dari jack hummer
5. Alat pelindung diri. Digunakan untuk pengamanan atau safety pekerja agar
terlindung dari dampak kecelakaan kerja
3. Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO), digunakan sebagai bahan high explosive
yang non cap sensitive
Bahan Galian yang diambil oleh PT. Panghegar adalah Batu gamping yang
typenya adalah Kalsilutit. Bahan galian ini mengandung kuarsa yang dimana
kekerasannya sebesar 7 skala mohs. Bahan galian yang diambil tersebut juga
mengandung mineral lain seperti Besi (Fe) dan Mangan (Mn).
Data Pemboran
Diameter Lubang : 33 mm
Fragmentasi : 50 60 cm
Tinggi Bench : 4 cm
Dalam pembuatan lubang bor, satu lubang membutuhkan 4 stick bor dengan langkah
pemborannya : I = 80 cm ; II = 160 cm ; III = 240 cm ; IV = 320 cm. Jadi 1 lubang = 4
kali penambahan stick.
Data Peledakan
Setelah lubang siap maka dilakukan proses peledakan mulai dengan memasukkan bahan
hingga penyalaan, dengan data-data sebagai berikut :
1 Power Gel dipotong jadi 4, potongan power gel tersebut dimasukkan 1 lubang
satu power gel. Dimana power gel sudah dirangkai dengan kabel dan detonator.
BAB IV
FREE SPACE
= 6 2,5 = 15
= = 15 11,25 = 168,75 2
Jadi luas area / dimensi peledakan = 168,75 m2
1. Buat Lubang bor dengan ukurn diameter dan kedalaman sesuai perancanaan dan
ketenuan perusahaan dan undang-undang.
4. Masukkan material pasir atau tanah sebagai penyumbat lubang (Stemming) dan
dimampatkan dengan tongkat dari kayu/tembaga/kuningan.
7. Penyalaan / peledakan.
Awal dari suksesnya kerja peledakan tergantung pada pola dan metode peledakan serta
prosedur dan tata cara persiapan peledakan, dan apabila persiapan kurang baik dapat
terjadi hal hal:
Volume dan ukuran fragmen buatan hasil peledaakan tak sesuai dengan rencana.
5.1. Kesimpulan
Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi
pertambangan yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam
peledakan memiliki dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan
peledak yang berlebihan di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada
struktur batuan dan menyebabkan lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah
peningkatan besar dalam biaya pendukung.
Telah diperoleh data-data kegiatan pemboran dan peledakan PT. Panghegar yaitu
sebagai berikut :
Fragmentasi : 50 60 cm
Tinggi Bench : 4 cm
Dalam pembuatan lubang bor, satu lubang membutuhkan 4 stick bor dengan
langkah pemborannya : I = 80 cm ; II = 160 cm ; III = 240 cm ; IV = 320 cm.
Jadi 1 lubang = 4 kali penambahan stick.
1 Power Gel dipotong jadi 4, potongan power gel tersebut dimasukkan 1 lubang
satu power gel. Dimana power gel sudah dirangkai dengan kabel dan detonator.
Awal dari suksesnya kerja peledakan tergantung pada pola dan metode peledakan serta
prosedur dan tata cara persiapan peledakan, dan apabila persiapan kurang baik dapat
terjadi hal hal:
Volume dan ukuran fragmen buatan hasil peledaakan tak sesuai dengan rencana.
Kecelakaan kerja
5.2. Saran