Anda di halaman 1dari 2

Lentera Ramadhan

Wahai orang orang beriman jika kamu tolong Allah (agamanya) Dia akan menolongmu(QS. Muhammad:
28).
Sudah populer kita dengar bahwa shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalat
berarti menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti merubuhkan agama.
Apakah ungkapan ini berasal dari Sabda Nabi Muhammad SAW atau perkataan sahabat atau perkataan
ulama. Dan jika benar benar ungkapan ini berasal dari Rasul SAW apakah status hadis tersebut shahih,
hasan atau dhaif?
Sehingga makna dari ungkapan tersebut dapat diamalkan dan jika ada konsekuensi hukum dapat pula
diterapkan di tengah masyarakat. Syekh Abi Ishaq Al Huwainy (1375 H) seorang ulama hadis dari Mesir
mengatakan, saya tidak pernah menjumpai matan hadis selengkap ungkapan di atas, meskipun
perkataan tersebut sudah populer disampaikan oleh para ustadz dan guru guru agama. Yang pernah
saya temukan adalah awal dari ungkapan di atas yaitu Shalat adalah tiang agama
Setelah ditelusuri di dalam kitab kitab induk, maka dijumpai dalam kitab Sunan Turmuzi no hadis 2616
dan dijumpai dalam sunan Ibnu Majah Dari Muadz bin Jabal. Nabi Muhammad SAW: Pokok semua
urusan adalah Islam sedangkan tiangnya atau pokoknya adalah shalat, dan status hadis ini dinilai hasan
dan dapat dijadikan hujjah.
Dari sisi makna, hadis di atas tidak ada pertentangan dengan hadis yang lain, begitu juga dengan
Alquran, bahkan jika kita lihat hadis yang semakna dengan hadis di atas shalat merupakan salah satu
dari bagian terpenting dari konstruksi bangunan Islam.
Bahkan jika diibaratkan sebuah tubuh, shalat merupakan kepalanya, dalam arti kata peran shalat dalam
Islam lebih penting dari tiang tiang bangunan bahkan diibaratkan seperti pentingnya peran kepala dalam
sebuah tubuh manusia.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan: Tidak adaiman bagi orang yang tidak memilki amanah, tidak sah
shalat bagi orang yang tidak bersuci, tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat, sebab sesungguhnya
kedudukan shalat dalam agama seperti kedudukan kepala dalam jasad (HR. Thabranai).
Logika yang sederhana tapi mengandung makna yang mendalam betapa pentingnya peran shalat dalam
membangun sebuah masyarakat yang memahami dan menghayati makna yang terkandung dalam
ibadah shalat sebagimana pentingnya kepala merupakan bagian yang terpenting dari tubuh manusia.
Demikian halnya tiang juga merupakan bagian yang terpenting dari konstruki sebuah bangunan. Jika
demikian halnya shalat adalah merupakan bagian yang terpenting dari konstruksi sebuah bangunan
masyarakat.
Dengan kata lain, tidak ada agama jika tidak ada shalat, tidak ada tubuh jika tidak kepala dan tidak ada
masyarakat yang ideal jika tidak ada shalat. Allah SWT. berfirman kepada Nabi Musa: Kami wahyukan
kepada Nabi Musa dan saudaranya (Harun) agar menempatkan kaumnya di Mesir dan jadikanlah rumah-
rumah kalian sebagai kiblat dan tegakkanlah shalat dan beri kabar gembira orang orang yang beriman
(QS. Yunus; 87).
Historis turunnya perintah shalat yang diturunkan tiga tahun terakhir priode Makkah, merupakan
pondasi pertama bagi perobahan selanjutnya hingga Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah dan
terbentuknya sebuah komunitas Madinah.
Bahkan jauh sebelumnya iqomatusshalah juga menjadi landasan terbentuknya komunitas pertama di
Makkah ketika Nabi Ibrahim meletakkan tiang tiang fondasi pertama membangun peradaban di Makkah
yaitu Kabah yang dikunjungi setiap saat hanya untuk kepentingan thawaf dan shalat.
Nabi Ibrahim berdoa; agar mereka melaksanakan shalat (QS. Ibrahim: 37) dan doa untuk anak cucu dan
keturunannya; Ya Robb, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat (QS.
Ibrahim: 40). Dan kontiunitas jasa Nabi Ibrahim dan doanya berlanjut hingga sekarang yang
dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban melaksanakan shalat lima waktu dan di akhir shalat
disertakan shalawat kepada Nabi Ibrahim as dan keluarga agar dapat menelusuri jejak.
Masyarakat modern saat ini cendrung mengabaikan perintah shalat atas pertimbangan kesibukan,
efesensi waktu dan tidak menghayati hakikat shalat. Konsekuensi dari semua itu adalah terjadinya
kerapuhan pada agama dan pada gilirannya berimbas pada semua sektor kehidupan sosial. Kondisi
masyarakat Islam sekarang jauh tertinggal dibandingkan umat lain karena di saat umat lain berlomba
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tetapi umat Islam lupa bahwa kejayaan umat terdahulu yang sudah pernah meraih dan menguasai
peradaban dunia ini, dapat ditaklukkan umat Islam karena kekuatan agamanya, karena rahasia kekuatan
umat Islam pada agamanya. Kekuatan agamanya ada pada shalat yang dilakukan setiap hari sesuai
petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Lihatlah bangsa Arab sebelum mengenal agama Islam, mereka adalah bangsa yang akrab dengan
kambing dan unta. Mereka adalah bangsa pengembala hewan ternak, mereka terpuruk dari sisi
peradaban dan ilmu pengetahuan, mereka tidak diperhitungkan dalam peta politik Internasional.
Sementara bangsa Romawi dan Parsi masa itu jauh lebih maju menguasai peradaban Dunia dengan ilmu
pengetahuan yang bebas nilai.
Namun setelah datangnya Islam bangsa Arab bangkit dari keterpurukannya dan kejayaan negara super
power dapat ditaklukkan. Karena agama, mereka kokoh tidak rapuh, pilar pilar agama Islam terjaga
dengan rapi, bantuan Allah SWT datang karena agamanya telah ditolong. Wahai orang orang beriman
jika kamu tolong Allah (agamanya) Dia akan menolongmu (QS. Muhammad: 28). Wahai orang orang
beriman minta tolong kamu kepada Allah dengan sabar dan shalat (QS. Albaqarah: 153). ***** ( H.
Muhammad Nasir Lc, MA )

Anda mungkin juga menyukai