Praktikum Uji Tarik
Praktikum Uji Tarik
Oleh :
Kelompok : 04
1.1. Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar pengujian tarik
2. Mendapatkan kurva F-L dan kurva -e hasil uji tarik
3. Mendapatkan data-data sifat mekanik kekuatan tarik, elongasi, reduksi
penampang, ketangguhan, modulus resilin.
1.2. Prosedur pengujian
1. Menyiapkan spesimen sesuaikan dengan mesin uji tarik yang ada
2. Mengukur dimensi spesimen dan menggambar ulang spesimen
3. Memeriksa mesin uji apakah bekerja dengan baik
4. Memasang spesimen pada mesin uji kemudian melakukan pengujian
5. Mengukur ulang dimensi spesimen setelah penarikan terutama panjang dan
diameter terkecil
6. Mencatat seluruh data yang di perlukan pada saat pengujian berlangsung dan
setelah pengujian
7. Mencatat semua hasil pengukuran pada lembar data yang telah di sediakan.
1.3. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.2. Prosedur pengujian
1.3. Sistematika penulisan
BAB II DASAR TEORI
2.1. Pengertian uji tarik
2.2. Cara melakukan uji tarik
2.3. Penjelasan mengenai sifat-sifat mekanik
2.4. Uji metalografi
2.5. Jenis-jenis mikroskop
3.1. Soal
3.2. Jawaban
BAB IV PENGOLAHAN DATA
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI
Uji tarik adalah cara pengyjian yang paling mendasar. Pengujian ini saangat sederhana
tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi dia seluruh dunia, Misalnya di Amerika
dengan ASTEMED dan Jepang dengan JIS 2241.
Pengujian tarik ini adlah salah satu pengujian mekanik yang paling terkenal dan
banyak di butuhkan untuk data-data material terutama sifat mekanik untuk keperluan
engginering (rekayasa). Besaran-besaran atau data yang mendapatkan dari pengujian ini
adalah modulus elastisitas, kekuatan tarik, kekuatan mulur, kekuatan patah, ketangguhan, dan
renggangan.
Pada perinsip pengujian tarik adalah batang specimen harus di sesuaikan dengan
standar seperti (ASTM, JIS, DIN, SNI). Batang uji ada yang berbrntuk silindris dan berbentuk
plat yang di tarik dengan beban statik sampai putus. Darai pengujiaan ini di dapat suatu kurva
hubungan beban tarik(F), terhadap perpanjangan specimen(L). Kurva ini yang kemudian
akan di konversikan menjadi kurvategangan teknik vs renggangan teknik(T-e) dan digunakan
untuk mendapatkan sifat mekanik logam yang akan di uji. Adapun data yang kemudian
dimaksud adalah kekuatan tarik, kekuatan mulur, elongasi, dan pengurangan luas penampang.
Kurva tegangan renggangan teknik dibuat dari hasil pengujian yang di dapatkan.
Diagram kurva tegangan renggangan sangat di butuhkan dalam pengujian tarik, karena
untuk menganalisis suatu material yang di uji tarik
Uji tarik banyak digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan atau material dengan
cara memberikan gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat
penting untuk rekayasa teknik dan rekayasa teknik dan desain produk, karena menghasilkan
data kekuatan material pengujian tarik yang digunakan untuk mengukur ketahanan suatu
material.
Face
Grip
Diameter Goge
moved
ble croos Grip
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang di pergunakan pada
material. Dimana specimen yang telah di nuji dan telah di standarisasi di lakukan pembebanan
unaxial sehingga specimen uji mengalami perenggangan dan pertambahan panjang hingga
akhirnya patah.
Tegangan : .pers.
2.1
=
0
Renggangan : .pers. 2.2
=
0
10
Elongasi : ...........................................................pers. 2.3
= 100%
0
Reduksi penampang : ...........................................................pers. 2.4
= 100%
Keterangan :
L = Lt L0
Banyak hal yang kita dapat pelajari dari hasil uji, bila kita terus menarik sesuatu bahan
(dalam hal ini adalah logam) sampai putus maka kita akan mendapatkan profil tarikan yang
lengkap yang berupa kurva. Kurva ini menunjukan hubungan antara gaya tarik dengan
perubahan panjang profil (L). Ini sangat di perlukan dalam desain yang memiliki bahan
tersebut misalnya pada kurva berikut ini :
a. Kekuatan tarik
b. Kekuatan luluh
c. Kekuatan dari material
d. Modulus elastistas
e. Kelentingan
f. Ketangguhan
A. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil uji tarik
adalah kekuatan luluh dan kekuatan tarik adalah kekuatan luluh dan kekuatan tarik
maksimum, adalah beban maksimum yang di bagi luas penampang awal benda uji.
...........Pers.2.5
=
B. Kekuatan luluh
Salah satu cara kekuatan yang biasanya diketehaui dari suatu hasil pengujian tarik
adalah kekuatan luluh. Kekuatan luluh merupakan titik yang menunjukan perubahan dari
deformasi plastis. Besar tegangan luluh di tuliskan seperti pada persamaan berikut :
..Pers. 2. 6
=
Keterangan :
C. Pengukuran Keuletan
Keuletan adalah kemampuan suatu bahan sewaktu menahan beban pada saat di
berikan penekanan dan akan kembali ke bentuk semula, secara umum penguluran keuletan
dilakukan memenuhi kepentingan 3 buah hal yaitu :
a. Untuk memnunjukan elongasi dimana suatu logam dapat di deformasi tentang terjadi
patahan dalam suatu proses pembentukan logam, misalnya pengerolan dan ekstrasi.
b. Untuk member petunjuk secara umum kepada perancangan mengenai kemampuan
logam untuk mengaliri secara plastis sebelum patah.
c. Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi pengolahan.
D. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energy dan
kembali ke bentuk semula atau kembali ke sifat keelastisitasanya, makin besar modulus,
makin kecil renggangan elastic yang di hasilkan akibat pemberian tegangan. Modulus
elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antara atom, karena gaya-gaya ini dapat berubah tanpa
terjadi perubahan yang mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu
sifat mekanik yang tidak dapat di ubah, persamaan modulus elastisitas :
..Pers. 2.7
=
Keterangan
= tegangan
= renggangan
G. Kelentingan
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energy pada waktu
deformasi. Secara elastic dan kembali ke bantuk awal apabila bebannya dihilangkan.
= 12 . .
Pers. 2.8
F. Ketangguhan
Ketangguhan adalah kemampuan suatu material menyerap energy pada daerah plastis.
2.4. Uji metalografi
Untuk dapat melihat struktur mikro logam sebelum pengamatan melalui mikroskop,
terlebih dahulu dilakukan preparasi terhadap logam yang akan dipriksa, tehap-tahapnya
sebagai berikut :
1. Cutting, yaitu mengetahui prosedur pemotongan sample dan menentukan sampel dan
menentukan teknik dalam pengambilan sampel metalografi sehingga benda uji yang
epresentif.
2. Mounting , yaitu menempatkan sempel pada suatu media, untuk memudahkan
penenanganan sampel kecil dan tidak beraturan tanpa merusak.
3. Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sempel dengan cara
mrnggosokan sampel pada kain abrasive atau ampelas.
4. Pemolesan (polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus, mengkilat
seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel yang halus bebas
goresan dan mengkilap seperti cermin, menghilangkan ketidak teraturan sampel
hingga orde 0,01m.
5. Etsa, yaitu mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan batang
bantuan mikroskop optic setelah terlebih dahulu dilakuakan proses etsa pada sampel,
mengetahui perbedaan antara etsa kimia dengan electron etsa serat aplikasinya.
a. Metalografi makro
Metalografi makro yaitu pengamatan atau pengidentifikasian struktur logam dengan
pembesaran 10100
b. Metalografi mikro
Metalografi mikro yaitu pengamatan atau pengidentifikasian struktur logam dengan
pembesaran 1000x.
2.5. Jenis-jenis mikroskop
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya atau lebih dikenal juga dengan nama compound light microscope
adalah sebuah mikroskop yang menggunakan caha lampu sebagai pengganti cahaya
matahari sebagaimana yang menggunakan pada mikroskop konvensional. Pada
mikroskop konvensional sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondesor. Pada
mikroskop ini, kita dapat bayangan benda dalam tiga dimensi lensa, yaitu lensa
obyektif, okuler, dan kondensor.
b. Mikroskop transmisi electron (TEM)
TEM adalah sebuah mikroskop electron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja
proyektor slide, dimana electron di tembuskan kedalam objek pengamatan dan
pengamat mengamati hasil tembusan pada layar.
BAB III
TUGAS PENDAHULUAN
3.1 Soal
3.2 Jawaban
1. Prinsip dasar pengujian tarik adalah batang spesimen harus disesuaikan dengan standar
ASTM,JIS,DIN, dan SNI. Batang uji ada yang berbentuk silindris dan berbentuk falt
yang ditarik dengan beban statik sampai putus.
Batang silindris
r
AE
Lo
Lc
Lt
Flat
Lo
Lc
Lt
3. Tegangan : =
0
Tegangan sejati : = = = = = 10 = < 1 +
0 0
Renggangan sejati : (1 + ) = = 0
0
0 0
Elongasi : = 100%
0
0
Reduksi penamapang : = 100%
0
Keterangan
: 0 ()
4. Untuk mengetahui sifat-sifat dan data-data suatu material apakah berubah atau tidak
ada pada saat proses pengerjaan atau pembentukan, selain itu juga untuk mengetahui
kekuatan tarik dan kekuatan luluh sutua material dan untuk keperluan merekayasa
suatu material, mengetahui sifat mekanik logam yang diuji.
5. a. Kekuatan mulur
Suatu fisik yang mempunyai kebolehan untuk mengekalkan canggahan plastik tanpa
retakan atau patahan.
b. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik.
c. Ketangguhan
Jumlah energi yang diserap material sampai terjadi patah, yang dinyatakan dalam
joule.
d. Modulus resilin
Kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu deformasi secara elastis
dan kembali ke bentuk awal apabila bebanya dihilangkan
e. Necking
PENGOLAHAN DATA
Kurva pengujian :
6.8
78.3
136.6
157
4.2 Pengolahan data
= 23,78 /2
Menghitung kekuatan luluh
4
=
0
431,5
= 36,29
= 11,89 /2
Menghitung renggangan teknik (%)
161157
= = 100 % = 0,025 %
0 157
= 14 2 = 14 . (4,82 ) = 18,08%
0
=
100%
36,2918,08
= 100%
18,08
= 1,007%
Batang spesimen setelah pengujian dilengkapi dengan dimensi :
1.2
9.2
6.8
78.3
136.6
157
Kurva f-L
1000
900
863
800
733
700 700
Beban tarik (F)
600 602
500 528
468
431.5
400
300 324
200 215.75
160
100
0 9
0 10 13 19 24 30 37 40 60 120 180
1 9 0.5 0 Elastis
2 160 1.0 0 Elastis
3 215.75 1.3 0 Elastis
4 431.5 1.8 0 Elastis
5 468 2.2 0 Elastis
6 528 3.0 0.2 Plastis
7 602 3.8 0.6 Plastis
8 733 4.8 0.11 Plastis
9 815 6.1 0.21 Plastis
10 863 61.9 0.69 Plastis
No e (%)
( )
titik 2
0 0.318 0
1 1.238 0.003
2 5.661 0.009
3 17.16 0.028
4 27.03 0.094
5 30.53 0.183
6 29.97 0.170
7 28.41 0.201
8 26.96 0.206
9 23.28 0.215
10 22.29 0.216
Kurva tegangan - renggangan
35
30.53 29.97
30 28.41
27.03 26.96
25 23.28
20 22.29
Tegangan(f)
17.16
15
10
5 5.661
0.318
0 1.238
0 0.003 0.009 0.028 0.094 0.184 0.17 0.201 0.206 0.215 0.216
Renggangan
Kekuatan lelah :
431,5
= = 36,29 = 11,890 /2
0
Kekuatan tarik :
863
= = 36,29 = 23,78 /2
0
Tegangan patah :
= 22,29 /2
Elongasi :
0 0 161157
= 100% = 100%
0 157
= 0,025 %
Modulus resilin
2 11,89
= = 2.2,820 = 199,32
2
4.3. Analisa
Dari hasil pengujan menyatakan bahwa ada 2 sifat material dalam pengujian tarik
yaitu plastis dan elastic. Pada daerah plastis saat ada beban material mengalami perpanjangan
akan tetapi tidak kembali ke bentuk semula, pada daerah elastic saat ada beban material
mengalami perpanjangan kembali ke bentuk semula, selain itu grafik L-F menunjukan pada
saat necking benda. Pada grafik L-F mengalami kesalahan, dikarenakan tidak benarnya
skala.
Tidak karena yang kita uji adalah alumunium yang tidak memiliki keuletan yang
tinggi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan bahwa perinsip dasar uji tarik yaitu dengan menarik suatu
spesimen/benda kerja dengan alat yang telah di atur sehingga gaya atau beban mengalami
deformasi plastis.selain itu pada kurva dan menunjukan setiap material
mengalami penurunanbeban setelah mencapai necking dan sampai benda/material putus.
5.2 Saran
http://www.alatuji.com/article/detail/2/uji-tarik-apa-sih-what-is-tensile-test
http://belajarmetalurgi.blogspot.com/2011/02/pendahuluan-dalam-kehidupan-sehari-
hari.html