Anda di halaman 1dari 7

PERAWATAN LUKA GANGRENE & KAKI DIABETIK

Luka kaki merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien DM, akibat Neuropati
yang menyababkan hilangnya sensasi, bullae atau kallus, diikuti oleh penurunan sirkulasi
darah dan penurunan system imunitas tubuh ( Bruner and Sudarth, 2001).
Ganggren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrotik atau jaringan
mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh
sehingga supplai darah terhenti, dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang
memanjang, perlukaan ( digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses
degenerative ( arteiosklerosisi) atau gangguan metabolic seperti DM ( tabet, 1990).

MACAM-MACAM GANGREN
1. Gangren Kering
Gangren kering dimulai pada bagian distal ekstremitas karena iskemia dan sering
terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia karena arteriosklerosis . Gangren kering
menyebar perlahan-lahan hingga mencapai titik di mana suplai darah tidak memadai untuk
menjaga jaringan yang layak. Bagian yang terkena kering, menyusut dan gelap hitam, mirip
mumi daging. Warna gelap itu adalah karena pembebasan hemoglobin dari sel darah merah
hemolyzed, yang ditindak lanjuti oleh hidrogen sulfida (H2S) yang diproduksi oleh bakteri,
sehingga pembentukan sulfida besi hitam itu tetap berada di jaringan. Baris pemisahan
biasanya membawa pemisahan tentang lengkap dengan akhirnya jatuh dari jaringan gangren
jika tidak diangkat melalui pembedahan. Jika aliran darah terganggu untuk alasan lain selain
infeksi bakteri parah, hasilnya adalah kasus gangren kering. Orang dengan gangguan aliran
darah perifer, seperti diabetes, memiliki risiko lebih besar untuk mengidap gangren kering.
Tanda-tanda awal gangren kering adalah nyeri dan sensasi dingin di daerah bencana bersama
dengan pucat daging. Jika tertangkap awal, proses kadang-kadang dapat dibalikkan dengan
bedah vaskular. Namun, jika di set nekrosis, jaringan yang terkena harus dibuang sama
dengan gangren basah.
2. Gangren Basah
Gangren basah terjadi pada jaringan alami lembab dan organ seperti mulut, usus,
paru-paru, leher rahim, dan vulva. luka baring yang terjadi pada bagian tubuh seperti sakrum,
pantat, dan tumit - meskipun tidak lembab daerah harus - juga dikategorikan sebagai infeksi
gangren basah. Pada gangren basah, jaringan terinfeksi oleh mikroorganisme yg
menyebabkan pembusukan (Bac. perfringens, fusiformis, putrificans, dll), yang menyebabkan
jaringan membengkak dan memancarkan bau busuk. gangren basah biasanya berkembang
pesat karena penyumbatan pembuluh darah dan / atau aliran darah arteri. Bagian yang terkena
darah jenuh dengan stagnan, yang mempromosikan pertumbuhan yang cepat dari bakteri.
Produk beracun yang dibentuk oleh bakteri diserap menyebabkan manifestasi sistemik
septikemia dan akhirnya mati. Bagian yang terkena edematous, lembut, amis, busuk dan
gelap. Kegelapan di gangren basah terjadi karena mekanisme yang sama seperti pada gangren
kering.
3. Gas Gangren
Gas Gangren adalah infeksi bakteri yang menghasilkan gas di dalam jaringan. Ini
adalah bentuk yang mematikan gangren biasanya disebabkan oleh Clostridium perfringens
bakteri. Infeksi menyebar cepat sebagai gas yang diproduksi oleh bakteri berkembang dan
menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya. Karena kemampuannya untuk dengan cepat
menyebar ke jaringan sekitarnya, gangren gas harus diperlakukan sebagai darurat medis . Gas
gangrene disebabkan oleh bakteri eksotoksin klostridial-spesies memproduksi, yang sebagian
besar ditemukan di dalam tanah dan anaerob lainnya (misalnya, Bacteroides dan anaerobik
streptokokus ). Bakteri ini dapat memasukkan otot lingkungan melalui luka dan kemudian
berkembang biak di jaringan nekrotik dan mengeluarkan racun kuat. Racun ini merusak
jaringan di dekatnya, menghasilkan gas pada saat yang sama. Sebuah komposisi gas hidrogen
5,9%, 3,4% karbon dioksida, 74,5% nitrogen, dan oksigen 16,1% dilaporkan dalam satu
kasus klinis. Gas gangren dapat menyebabkan nekrosis , produksi gas, dan sepsis .
Pengembangan menjadi toksemia dan shock sering sangat cepat. Noma adalah gangrene
wajah. Necrotizing fasciitis mempengaruhi lapisan kulit yang lebih dalam. Fournier gangren
biasanya mempengaruhi alat kelamin laki-laki dan pangkal paha.
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi 2 golongan:
1) Kaki diabetik akibat iskemi: disebabkan oleh penurunan aliran darah ke tungkai
akibat adanya makroangiopati (arterosklerosis) dr pembuluh darah besar di tungkai
terutama di betis.
2) Kaki diabetik akibat neuropati : Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tdk
ada ggn dari sirkulasi. Secara klinis: dijumpai kaki yg kering, hangat,kesemutan, mati
rasa, edema kaki dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN GANGREN DIABETIK, ADALAH :


Evaluasi keadaan luka dengan cermat vaskularisasi luka
Pengendalian keadaan metabolik sebaik-baiknya
Debridement luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang hidup
Biakan kuman baik aerob maupun anaerob
Antibiotik yang adekuat
Perawatan luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan tingkat keadaan luka o
Mengurangi edema
Non weight bearing : tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda, alas kaki khusus, total
contact casting
Perbaikan sirkulasi-vasculer surgery
Tindakan bedah rehabilitatif untuk memperbaiki kemungkinan dan kecepatan
penyembuhan
Rehabilitasi Peran perawat dalam perawatan luka gangren adalah mencegah komplikasi
akibat luka gangren dengan menerapkan teknik aseptik pada tiap perawatan luka, selain itu
perawat harus mampu menjadi educator bagi pasien, dan memberi asuhan keperawatan
secara holistik.

PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan luka ganggren diabetic adalah;
Mencegah meluasnya infeksi
Memberi rasa nyaman pada klien
Mengurangi nyeri
Meningkatkan proses penyembuhan luka

PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIKUM

1. Persiapan petugas
a. Pastikan pasien yang akan dilakukan tindakan
b. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Identifikasi kebutuhan perawatan luka sesuai kebutuhan
d. Cuci tangan sesuai prosedur (lihat SOP cuci tangan)
e. Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan pasien bersedia dilakukan perawatan luka
b. Siapkan lingkungan pasien
c. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan perawatan
3. Persiapan alat
Trolly perawatan luka berisi:
a. Set perawatan luka steril, berisi: kom kecil 2 buah, pinset anatomi 1 buah dan
cirargi 1 buah, gunting jaringan 1 buah arteri klem 1 buah
b. Handscun bersih 1 pasang dalam kom
c. Handscun steril 1 buah dalam kemasan
d. Kasa steril sesuai kebutuhan dalam kemasan
e. Verban sesuai ukuran yang dibutuhkan
f. Plaster sesuai kebutuhan
g. Gunting verban 1 buah
h. Cairan pencuci luka sesuai rekomendasi (NaCl 0,9 %)
i. Cairan antiseptik yang direkomendasikan
j. H2O2 3% untuk luka yang mempunyai undermining (berrongga)
k. Growth factor (amnion, oxoferin, dll) sesuai rekomendasi
l. Kantong sampah medik (kuning)
m. Perlah dengan pengalas
n. Bengkok 2 buah (satu berisi larutan desinfektan dan satu lagi berisi pinset
anatomi bersih)
o. Spuit tanpa jarum (ukuran sesuai kebutuhan)

4. Pelaksanaan
1) Lakukan salam terapeutik (senyum, sapa, perkenalkan diri dan pastikan identitas
pasien yang akan dilakukan perawatan luka)
2) Jelaskan tujuan perawatan luka dan langkah-langkah yang akan dilakukan
3) Lakukan kontrak waktu sekitar 20-30 menit (sesuai kondisi luka)
4) Minta kerja sama pasien, Jaga privasi (gunakan sampiran) pasien
5) Dekatkan alat pada pasien
6) Cuci tangan dan gunakan APD sesuai kebutuhan
7) Letakkan bengkok didekat luka pasien
8) Pasang perlak dan pengalas dibawah lokasi luka
9) Pasang handsun bersih dan buka balutan dengan pinset anatomi bersih, jika
balutan kering basahi dengan NaCl 0,9%
10) Masukkan bekas balutan luka kedalam bengkok dengan melipat kearah dalam
11) Masukkan pinset yang telah digunakan kedalam bengkok berisi larutan
desinfektan
12) Lepaskan handscun kotor
13) Buka set perawatan luka, masukkan kassa steril dan cairan yang akan digunakan
14) Pasang handscun steril
15) Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dengan satu arah atau secara sirkuler (dari
dalam ke luar)
16) Untuk luka kotor yang beronggadan berpus, bersihkan dengan H2O2 3% secara
irigasi (tidak dilakukan pada luka yang sudah memerah/granulasi)
17) Angkat/gunting jaringan yang sudah nekrotik sampai batas jaringan yang sehat
sehingga darah sedikit merembes dari tepi luka
18) Lakukan penekanan, bila perlu pada daerah pinggir/sekitar luka untuk
mengeluarkan eksudat/pus
19) Luka dibersihkan dengan H2O2 3%, bilas kembali dengan NaCl 0,9%
20) Bersihkan derah sekitar luka (buka daerah luka) dengan kassa steril yang diberi
antiseptik
21) Untuk merangsang pertumbuhan jaringan, sebelum luka ditutup dapat tambahkan
growth factor (amnion, oxoferin, dll)
22) Tutup luka dengan kassa + NaCl 0,9% (kassa lembab, tidak basah) sesuai dengan
ukuran luka
23) Kassa lembab hanya untuk daerah luka
24) Tambahkan kassa kering satu lapis diatas kassa lembab
25) Balut luka dengan verban dan tambahkan balutan elastis jika diperlukan
26) Komunikasikan dengan pasien bahwa perawatan luka telah selesai dilakukan dan
jelaskan kondisi luka
27) Anjurkan menjaga kebersihan sekitar luka
28) Bersihkan dan rapikan alat-alat yang sudah digunakan
29) Lepaskan APD, perawat mencuci tangan
30) Dokumentasikan perawatan luka secara lengkap (kondisi luka: luas luka, warna,
bau, eksudat)

PERAWATAN LUKA GANGREN DIABETIKUM

1. Pengertian
Suatu daerah nekrose ( kematian jaringan sebagian yang mengenai suatu bagian badan ),
misalnya jari dan tungkai.

2. Tujuan
Peran perawat dalam perawatan luka gangren adalah

mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik aseptik pada
tiap perawatan luka, selain itu perawat harus mampu menjadi educator bagi pasien,
dan memberi asuhan keperawatan secara holistik.
Mempercepat penyembuhan.
Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien lain
terutama bila luka nekrose dan berbau.
3. Persiapan Bahan Dan Alat :
Pinset anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah
Gunting Arteri 1
Cuting
Persegi satu buah
Kom satu buah
Bengkok
Larutan NaCl 0,9 %
Sarung tangan satu pasang
Spuit 50 cc
Kassa
Alkohol 70 %
Metronidazole powder
Duoderm gel
Kaltostat, Aquacel
Pembalut Duoderm CGF
Duoderm Paste
Duk steril
4. Tindakan
1) Letakkan alat-alt di dekat klien.
2) Isi kom dengan kapas dan larutan NaCl
3) Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara lembut dengan
tangan yang terbungkus sarung tangan
4) Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) & spuit 50 cc
5) Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6) Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-5cm dari tepi luka)
7) Taburi dasar luka dgn metronidazole powder (500 mg) secara merata untuk
mengurangi bau pada luka.
8) Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai 1/2 kedalaman
rongga luka
9) Campurkan Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder (500mg) dlm
cucing steril.
10) Isikan ke dalam luka sampai terisi kedalaman luka
11) Tutup luka dengan absorbent dressing:
Kaltostat
Aquacel
12) Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing) ke dalam rongga
luka (fill dead space) & di atas luka untuk mengabsorbsi exudate yg berlebihan.
13) Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14) Tutup dgn pembalut: Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk memberikan moist
environment. Jangan menarik pembalut.
15) Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30 detik agar melekat
rata dipermukaan kulit
16) Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri Duoderm Paste scr
merata diatas permukaan luka.
17) Tutup absorbent jika perlu.
18) Tutup dgn Duoderm CGF secara tepat
19) Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudate.
20) Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali, tergantung warna
dasar luka dan jumlah exud
21) Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka
Sebagai educator bagi pasien, perawat memberi informasi tentang pentingnya nutrisi
bagi kesembuhan luka dan pemberian terapi antibiotik. Penderita gangren disarankan
untuk tirah baring, dan menhjaga kesehatan (terutama gula darahnya). Nutrisi yang
diberikan harus sesuai prinsip 3 J (Jumlah kalori, Jadwal diit, dan Jenis makanan).
Pencegahan jauh lebih disukai daripada penyembuhan. Beberapa faktor resiko untuk
penyakit vaskuler perifer pada pasien DM tidak dapat diobati, misalnya usia dan
lamanya menderita DM, tetapi banyak faktor resiko laon yang dapat ditangani
misalnya merokok, hipertensi, hiperlipidemia, hiperglikemia, dan obesitas.
Pendidikan tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah ulserasi kaki.
Perawatan kaki dimulai dengan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan
menminyakinya (menggunakan lotion), kemudian inspeksi kaki tiap hari (periksa
adanya gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus atau ulserasi), memotong kuku dengan
hati-hati. Pasien disarankan untuk mengenalan sepatu yang pas dan tertutup pada
bagian jari kaki. Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya : berjalan tanpa
alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan sepat terbuka pada
bagian jarinya, memangkas kalus.

ADAPUN CARA PERAWATAN LUKA GANGREN DI RS DR SOETOMO:

1) buka balutan dengan hati-hati, karena dapat menarik jaringan yang sudah bergranulasi.
Bila lengket siram dengan larutan NaC.
2) Inspeksi luka, perhatikan mana yang sudah bergranulasi dan bagian yang masih
bernanah.
3) Ambil bola kapas yang sudah direndam savlon. Lalu basuh dan bersihkan luka klien
dengan hati2. Bila jaringan sudah bergranulasi yang ditandai dengan warna merah maka
cukup ditutul. Bila jaringan yang nekrotik dan bernanah maka luka harus dicuci.
Gunakan tangan kiri untuk mengambil alat steril, tangan kanan untuk ke luka pasien.
4) Lakukan hingga 3 kali, kemudian palpasi luka. Terutama bagi luka yang bernanah. Untuk
mengeluarkan pus, klien diminta menggerakkan pergelangan kakinya (atas bawah). Bila
klien tidak bisa, maka perawat dapat menekan sambil mendorong mulai dari anterior ke
superior mengarah ke tempat keluarnya pus.
5) Gunting jaringan nekrotomi, dan jaringan yang menghambat keluarnya nanah. Apabila
ada asisten, maka asisten dapat membantu dengan menekan sambil mendorong pus
keluar
6) Lakukan hingga jaringan nekrotomi terbuang semua, dan pus sudah keluar. Bilas dengan
larutan NaCl.
7) Keringkan luka dengan kassa.
8) Balut luka dengan ditutup kassa. Untuk primary dressing, gunakan kassa kering untuk
menutupi seluruh luka, sedangkan untuk secondary dressing gunakan perban.
9) Dokumentasikan keadaan luka pasien.
Source :

http://resti027-class2a-akpemgarut.blogspot.com/2011/06/standar-operasinal-prosedul-
perawatan.html

Anda mungkin juga menyukai