JEMBATAN SASTRA
MAGELANG, JAWA TENGAH
Disusun oleh :
1. Intan Permata Sari (NIM. 4114010016)
2. Nadya Guna Pratiwi (NIM. 4114010018)
3. Yasinta Agustina (NIM. 4114010023)
Dosen Pembimbing
Anis Rosyidah, S.Pd, SST, M.T.
NIP. 19730318 199802 2004
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu cara dari terciptanya suatu peluang kesempatan kerja terjadi
karena pendidikan, pendidikan inilah yang melatar belakangi suatu kegiatan
belajar mengajar serta transfer ilmu. Pendidikan tidak akan berjalan
maksimum apabila proses belajar mengajar hanya diruangan saja, oleh
karena itu diperlukan peran serta aktif mahasiswa untuk bersosialisasi
kedalam masyarakat ataupun pengaplikasian dilapangan pekerjaan yang
sesungguhnya itu semua hanya membandingkan ilmu teori yang sudah
didapat dengan penerapan ilmu dilapangan pekerjaan. Dengan mengacu
pada proses ini maka pada Semester VI ini mahasiswa diamanahkan tugas
untuk merencanakan design struktur jembatan.
Pelaksanaan Project work 2 yaitu Project work Perencanaan Jembatan
merupakan salah satu media untuk mengaplikasikan teori yang didapat
dalam proses belajar dan mengajar. Perencanaan jembatan hanya meliputi
dari segi konstruksi atau perencanaan segi fisiknya saja, tidak termasuk
perencanaan biaya. Project work 2 yaitu Project work Perencanaan
Jembatan dimulai dari pencarian data-data yang diperlukan, setelah data-data
yang diperlukan itu didapatkan barulah dapat dilakukan perencanaan
jembatan.
Perencanaan jembatan yang dilaksanakan ini adalah jembatan rangka
bawah dan beton bertulang yaitu Jembatan Sastra, Magelang, Jawa Tengah.
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari dari perencanaan jembatan ini adalah
untuk mendapatkan design konstruksi yang aman, ekonomis, sesuai
kebutuhan, dan menjadi sebuah perencanaan jembatan yang baik dan benar.
1.4.Batasan Masalah
1.5.Metode Penulisan
11. Asistensi,
12. Studi Pustaka.
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah
1.5. Metode Penulisan
1.6. Sistematika Penulisan
IX. Penutup
8.1. Kesimpulan
8.2. Saran
2.1.Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti sungai, danau, kali, jalan
raya, jalan kereta api, lembah yang dalam, dan lain-lain.
Awal munculnya bentuk-bentuk jembatan di awali sejak jaman primitif dengan sistem yang
sederhana, dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Setiap negara memiliki
struktur dan model jembatan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi negara
tersebut. Salah satu nya adalah Indonesia. Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau
dan banyak memiliki sungai-sungai besar. Topografi negara Indonesia yang berbentuk
kepulauan juga bervariasi, daerah di sekitarnya. Tidak hanya saja sebagai jalan, jembatan juga
dapat yakni terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah perbukitan. Dengan adanya
jembatan, maka seluruh penduduk dapat dengan mudah mengakses suatu meningkatkan
pertumbuhan perekonomian penduduk, serta menjadi sebuah karakteristik suatu daerah.
Sumber : http://google.co.id
Gambar 2. 1 Negara Kepulauan Indonesia
2.2.Bagian-bagian Jembatan
Secara umum konstruksi suatu jembatan terdiri dari dua bagian yaitu ,
Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
a) Pondasi telapak (spread footing)
b) Pondasi sumuran (caisson)
c) Pondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),
o Tiang pancang baja (Steel Pile),
o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
o Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun
pile,
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
2.3.Klasifikasi Jembatan
Berdasarkan fungsinya
1. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Sumber : http://google.co.id
Gambar 2. 3 Contoh Jembatan Jalan Raya
2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
Sumber : www.123rf.com
Gambar 2. 4 Contoh Jembatan Kereta Api
Sumber : http://google.co.id
Gambar 2. 5 Contoh Jembatan Pejalan Kaki
Sumber : http://google.co.id
Gambar 2. 6 Jembatan Kelok Sembilan, Bukit Tinggi
3. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
4. Jembatan baja (steel bridge)
5. Jembatan komposit (composite bridge)
2.4.Pembebanan Jembatan
Jembatan yang direncanakan harus kuat, kaku, serta tidak memiliki lendutan yang
berlebih untuk menahan beban yang ada, terdiri dari : beban aksi tetap, beban lalu lintas, beban
aksi lingkungan, dan beban aksi lainnya
Beban rencana adalah kombinasi dari beban-beban tersebut yang diperkirakan dari
pengguna jembatan. Berikut ini merupakan macam-macam pembebanan menurut RSNI T-02-
2005-tentang Pembebanan untuk Jembatan.
KOMBINASI BEBAN
2.5.Perancangan Jembatan
Perancangan jembatan harus mengacu pada teori-teori yang relevan, kajian penelitian
yang memadai, serta aturan aturan yang berlaku. Adapun acuan perancangan tersebut meliputi:
Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, BMS, 1992.
Pembebanan Untuk Jembatan (RSNI T-02-2005),
Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (RSNI T-12-2004),
Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI T-03-2005), dan
Standar Perencanaan Ketahan Gempa untuk Jembatan (SNI 03-2833-200x)
Dalam merencanakan struktur jembatan kita harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi sebelum atau sesudah proses pembuatan jembatan. Kriteria desain jembatan yaitu
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Survey Pendahuluan
Kompilasi data
Pradesain
Evaluasi
MULAI
Mn
Hitung = . fy. ( 1 0,59. . fy/fc )
b x d2
= = 1000/
Angkur
Cover plate
Kabel / Tendon
Internal
Prestressing
Segitiga
Trapesium
Model
Parabolik
Eksternal
Prestressing
Segitiga
Trapesium
Lurus
Girder Girder
MPi = Pi x e Ix Ix
Wb Wa
yb ya
Tendon
Tabel 2. 1 Spesifikasi Tendon
LOSS OF PRESTRESS
1. Penyusutan/pemendekan beton
Data yang diperlukan: Pi, Ap, Ec, Pi, t(umur beton, min. 28 hari)
Pi 200 x105 loss x Ec
Pi loss Prosentase kehilangan tegangan = x100%
Ap log10 t 2 Pi
Kehilangan tegangan = Po - Px
Po - Px
Prosentase kehilangan tegangan = x100%
Po
Rangkak Beton
Data yang diperlukan: Es, Ec, cc, Pi, Ap ,fc ( tegangan akhir beton), fp1(tegangan tendon)
Tabel 2. 4 Faktor Rangkah Rencana Tipikal 30 tahun
Lendutan
- Batas Lendutan
b. Pembebanan
Untuk tumbukan kapal dari depan diperhitungkan ekuivalen dengan gaya tumbukan
statis pada obyek yang kaku dengan rumus berikut :
Untuk kapal yang membentur pilar atau pylon dari arah samping dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
CH x0, 5W (V ) 2 Wa
1
d 2 L pp . a
E
g 4
0.8
0.7
0.6
0.5
C 0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3
CH
T
EFW
2 h
T = 0,5 C (Vs) A (kN)
EFW D D
0,6h
Keterangan :
CD = Koefisien seret : - Pilar dinding lancip = 0,8
- Pilar dinding segi empat = 1,4
- Pilar dinding bulat = 0,7
- Pilar bulat = 0,7
VS = kecepatan rata-rata = Va :1,4 jika tidak diketahui Va dapat diambil 3 m/dt
AD = Luas bagian yang tertekan air. Proyeksi tegak lurus terhadap aliran air.
T Permukaan air
EF banjir
M .(Va ) 2
TEF (KN)
d
M = massa batang kayu = 2 ton
Va = Kecep air permukaan
Va = 1,4 Vs
Jika tidak diketahui ; Va = 3 m/dt
d = lendutan statis : pilar beton masif = 0,075 m
pilar beton perancah = 0,150 m
pilar baja/kayu perancah = 0,300 m
- Beban Gempa
TEQ K h .I .WT (kN)
TEQ C.S .I .WT (kN)
Keterangan :
I = Faktor kepentingan
C. Beban Khusus
- Beban Sentrifugal
0,5(L1+L2)
P
q
Kepala
Jembatan Pilar
L L L
Susunan dari struktur jembatan rangka batang ini terdiri dari : Struktur rangka batang
dipasang di bagian kiri-kanan yang merupakan Gelagar Induk, yang menopang Gelagar
Melintang dan gelagar memanjang yang bekerja menahan beban kerja dari lantai
kendaraan, seperti pada gambar berikut :
2.11. Elastomer
Elastomer adalah suatu elemen jembatan yang terbuat dari karet alam atau karet sintetis
(neoprene) yang berfungsi untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah.
Tahapan perhitungan untuk mencari tebal elastomer, yaitu :
1. Menentukan nilai lendutan pada tengah bentang jembatan,
2. Menentukan nilai reaksi pada perletakan pada jembatan akibat beban-beban yang
bekerja,
3. Menghitung nilai rotasi,
= 1
2
d. Detail Jembatan
3.1.Data Jembatan
Nama jembatan : Jembatan Sastra
Panjang : 50 m
Lebar :9m
Panjang : 30 m
Ly 5
= = 2,5 2,5 (tulangan 1 arah)
Lx 2
0,2
b1/a = = 0,1
2
0,5
a1/a = = 0,25
2
Pembebanan
Beban mati tambahan (SDL) Aspal = BI aspal x tebal aspal x b x faktor beban
(0,5 x 2)
= 0,0012 x 1,2 x (25)2 x [ 1,75] x 1.8 = 9.257 kN = 0.9257 t
Jadi,
Momen
Momen DL
Rumus Koef
Ly 5
= = 2.5 2,5 (tulangan 1 arah)
Lx 2
Momen LL
0,2 0,5
b1/a = = 0,1 a1/a = = 0,25
2 2
Dari hasil perhitungan diatas, nilai tersebut akan digunakan untuk menentukan nilai
koefisien perhitungan momen dengan cara interpolasi pada tabel. Dari hasil itu maka
dimasukkan pada perhitungan momen pada momen truk dan momen angin.
Momen Tew
Mxvs = Koef x Tew x jarak antar girder
Penulangan Lapangan
Mu lx = 8.9325 tm = 89.325 kNm
Mu 89.325
= 1 x 0.1752 = 2916.735 = 0.0099
t x d2
Tulangan Bagi
Untuk menahan susut dan tegangan akibat perubahan suhu, perlu dipasang tulangan
susut/tulangan bagi dalam arah tegak lurus tulangan utama. Digunakan tulangan susut D16,
a = 100 cm /3 = 33 cm = 330 mm
Cek Geser
Vc = 2d x [(1 + ) + (1 + )] [ 10]
6
40
= 2 x 17.5 x [(50 + 17.5) + (20 + 17.5)] [ 10] = 38737.901 kg
6
, ,
Vc > ,
B. Section Properties
C. Load Patterns
D. Load Cases
E. Load Combination
d = 21.7 25
b = 20 + 2x
d 21.5
x= = = 21,5
tan 45 1
b = 20 + 2(21,5) = 63 0,63
4.1.2.3.Penulangan
Setelah semua beban dimasukkan, run beban-beban yang ingin dijalankan.
Setelah itu pilih start design/check of structures maka akan didapatkan hasil seperti
dibawah ini (dalam satuan kg,cm,C)
A. Tulangan Lapangan
Dari Gambar 4.23 didapatkan hasil luas tulangan yang diperlukan adalah
8.559 cm2 (diambil dari nilai yang terbesar). Digunakan tulangan D16.
1
As = 4 x x D2 = 2,01 cm2
8.559 1
n = 0,63 = 6,76 7 buah
2,01
B. Tulangan Tumpuan
Dari Gambar 4.21 didapatkan hasil luas tulangan yang diperlukan adalah
6.281 cm2 (diambil dari nilai yang terbesar). Digunakan tulangan D16.
1
As = 4 x x D2 = 2,01 cm2
6.281 1
n = 2,01 0,63 = 4.96 5 buah
Lebar Tumpuan 100
Jarak antar tulangan = = = 20 cm
n 5
Digunakan D16-200
Digunakan D8-100
D. Cek Geser
Vc = 2d x [(1 + ) + (1 + )] [ 10]
6
40
= 2 x 17,7 x [(50 + 17,7) + (20 + 17,7)] [ 10]
6
= 51877.8 kg
TLL x 1,8 x 1,3 11250 1,8 1,3
= =37607 kg
0,7 0,7
1,8 1,3
Vc > OKE
0,7
4.1.2.4.Gambar Penulangan
Digunakan Profil Floor Deck dari pabrikasi Tata Steel jenis ComFlor 210.
b. Life Load
qll = 1 /2 x 0,6 = 0,6 /2
= 1,008
1 1
= 12 2 = 12 6,049 / (2 )2
= 2,016
= 2 = 350 2 2 85895 3
= 59916500 = 59,917
Cek daerah Mu positif (Lapangan)
<
1,008 < 0,9 59,917
1,008 < 53,925 ()
B. Tahap II
Tahap yang pertama adalah beton telah dicor dan sudah mengeras yang
berarti sudah terjadi aksi komposit
1. Menhitung Beban
a. Dead Load
= (5 x (0,26 0,00125)) x 24 /3
= 31,05 /
= 0,8 /
c. Life Load
Orang = 5 2 x 5 m = 25
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk
yang mempunyai susunan dan berat as seperti gambar (RSNI T-02-2005-
Pembebanan Jembatan), T = 112,5 kN. Faktor beban dinamis untuk truk diambil,
FBD = 0,30. Sehingga faktor kejutnya menjadi 1,3.
= 0,309
2. Menghitung Momen
Dead Load
Gambar 4. 31 Hasil Analisa Struktur Akibat Beban Truk dan Beban Angin
= 200000
0 = 0
(260 95)
[600 ( 6,728)]
{[26 + 218,8 + 425 + 218,3 + 28 ] 1,21 95,00} + { }
(260 95)
[95,00 + ( 2)]
(260 95)
= {[26 + 218,8 + 425 + 218,3 + 28] 1,21} + {[600 ( 6,728)]}
2717151,71 = 15823,11
= 171,72
= 243252863 = 243,253
<
35,65 < 0,9 243,253
5,65 < 218,928 ()
<
56,92 < 0,9 243,253
56,92 < 218,928 ()
Cek Geser
- Gaya Geser Nominal
f c
Vc = 2d [(b1 + d) + (a1 + d)] [ ]
6
40
Vc = 2 x (260 95) [(500 + (260 95)) + (200 + (260 95))] [ ]
6
= 300890,72
= 211120 N
- Cek Vu terhadap Vn
( + )
263250 0,7 512010,72
263250 358407,504 ()
Setelah itu pilih start design/check of structures maka akan didapatkan hasil seperti
dibawah ini (dalam satuan kg,cm,C)
E. Tulangan Lapangan
Dari Gambar diatas didapatkan hasil luas tulangan yang diperlukan adalah
24,532 cm2 (diambil dari nilai yang terbesar). Digunakan tulangan D16.
1
As = 4 xxD2 = 2,01 cm2
24,532 1
n = x 0.654 = 18,662 19 buah
2,01
Digunakan D16-50
Cek luas bondek dengan hasil software SAP2000 v.14.
24,532
(As = 37,692 cm2) > = 33,455 cm2 (OKE)
0.6
F. Tulangan Tumpuan
Dari Gambar diatas didapatkan hasil luas tulangan yang diperlukan adalah
17,821 cm2 (diambil dari nilai yang terbesar). Digunakan tulangan D16.
1
As = 4 xxD2 = 2,01 cm2
13,266 1
n = x 0,654 = 10,091 11 buah
2,01
Digunakan D16-90
G. Bagi/Susut
Tulangan bagi diambil 25% dari tulangan pokok yang paling besar antara
tumpuan dan lapangan, maka didapatkan luas tulangan yang dibutuhkan dan
jarak tulangan.
= 25% = 25% 24,532 2 = 4,906 2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 8 mm, maka
akan didapat jarak antar tulangan sebesar
4,906 2
= = = = 9,761 = 10
1 2 1 (0,8 )2
4 4
Lebar Tumpuan 100
Jarak antar tulangan = = = 10 cm 100 mm
n 10
Digunakan D8-100
(U-50) yaitu :
a. Tulangan D16
- Diameter : D16
= 0,6432 cm2
JBLK Union
Gambar 5. 1 (a) Tampak Melintang Penampang Ujung dan (b) Penampang Tengah
Jembatan Beton Prategang
Keterangan :
Tebal slab lantai jembatan : 0,25 meter
Tebal lapisan aspal + overlay : 0,05 meter
Jarak antar balok prategang : 2 meter
Lebar 1 Jalur : 2 x 3,5 meter
Lebar Trotoar : 2 x 1 meter
5.2.Pembebanan
Beban Mati (DL)
qDL = [luas penampang girder + luas lantai kerja] x BI beton
= [1.2807 m2 + [2 x (0.07 x 0.67)] m x 2.4 t/m3] = 3.298 t/m
MLL = [1/8 x qDL x L2 x faktor beban] = [1/8 x 3,298 t/m x 302 x 1,3] = 482,33 tm
MLL = [1/8 x qLL x L2 x faktor beban] = [1/8 x 1.8 t/m x 302 x 1.8] = 364,5 tm
PLL = [ x FBD x L x faktor beban] = [ x 13.72 t x 30 x 1.8] = 185,22 tm
= , / = 0,0741tm
MQEW = [1/8 x qEW x L2 x faktor beban] = [1/8 x 0,0741 t/m x 302 x 1.8 ] = 15 tm
Cek Terhadap
Mu total = 1514 tm
hf /d = 0,25 m / 1,68 m = 0,149
bw / b = 0,2 m / 2 m = 0,100
Mu
= 0,068
f c x b x d2
Mukp = 0,068 x fc x b x d
= 0,068 x 40 x 2000 x 1680
= 1535385600 Nmm
= 1535,3856 tm
Mukp x Mutotal
1535,3856 tm x 0,8 > 1096,55 tm
1228,31 tm > 1096,55 tm OKE
Gambar 5. 5 Grafik mencari koefisien pada
Mukp
- Lantai Kerja
M x Va2 2 x 32
TF = = = 120 KN = 12 t
d 0,150
Io = A x y
Ip = 1/12 x b x h
Yb = (A.Y) / A = 85,6 cm
Ya = tinggi girder Yb = 170 cm 85,6 cm = 84,4 cm
Ka = Ix / (Yb . A) = 28,4 cm
Kb = Ix / (Ya . A) = 28,8 cm
Kondisi akhir
Yb = (A.Y) / A = 114,1 cm
Ya = tebal lantai + tinggi girder Yb = 25 cm + 140 cm 114,1 cm = 80,9 cm
Ka = Ix / (Yb . A) = 32,2 cm
Kb = Ix / (Ya . A) = 45,5 cm
Wa = Ix/Ya = 773365,291 cm3
Wb = Ix/ Yb = 548264,059 cm3
Yb = (A.Y) / A = 82,2 cm
Ya = tinggi girder Yb = 170 cm 82,2 cm = 87,8 cm
Wa = Ix/ Ya = 272647,446 cm3
Wb = Ix/ Yb = 291303,505 cm3
Yb = (A.Y) / A = 124,9 cm
Ya = tebal lantai + tinggi girder Yb = 25 cm + 170 cm 124,9 cm = 70,1 cm
Wa = Ix/ Ya = 757451,88 cm3
Wb = Ix/ Yb = 424917,44 cm3
Rangkuman nilai Wa dan Wb pada kondisi awal dan akhir penampang tengah
Penampang Tengah
(nselongsong x jarak antar sel.) + [(nselongsong 1) x sel] + (x sel) = 25 cm
25 cm < Kb = 36,2129 cm OK
Pi
( )
jumlah angkur
Stroke = x maximum stroke = 154,15 mm < 250 mm OKE
maximum force
Pi
( )
jumlah angkur
Pressure = x Max. pressure = 369,967 bar
Max. Force K500
PREDIKSI LOSS
Prediksi loss = 12%
Pe1 = Pi x (1 loss) = 748000 kg
MPe1 = Pe1 x e = 41280710.31 kg
qDL lantai = [(tlantai x Llantai) + (tlantai kerja x Llantai kerja)] x BIbeton
= [(0,25 x 2) + (0,07 x (2 0,67))] x 2,4 t/m = 0,72344 t/m
qLL pekerja = berat pekerja x Llantai
= 0,05 t/m x 2
= 0,1 t/m
M lantai = (1/8 x qtotal x L)
= 1/8 x ( 0,72344 + 0,1) x 30
KONTROL TEGANGAN
y = 2 x h2 = 149.18 cm
149,18
= tan-1 = tan-1 = 5.67
1500
= 90 = 84.32
Panjang bentang jembatan
R = = 15156.80491 cm
cos
L = 360 x 2 R = 3004.91879 cm
% Loss of prestress = ( Pi x L ) x 100% = 2.107 %
Ac = 11737 cm2
Syarat
RANGKAK BETON
Es = 1950000 kgcm2
Ec = 4700 fc = 4700 x 40 = 29725,41 Nmm2 = 297254.1001 kg/mm2
cc = 1,825
Pi = 850000 kg
Ap = 69 cm2
fc = 52.416 kgcm2
Pi
fpi = x(1 loss awal) = 10867.343 kgcm2
Ap
Es
e = = 6.560
Ec
loss = cc . fc . e = 627.525 kgcm2
loss
% loss = ( ) x 100 % = 5.774 %
fpi
RELAKSASI TENDON
J = 50 tahun = 50 tahun x 365 hari = 18250 hari
K4 = log(5,4 x J1,6 ) = log(5,4 x 182501,6 ) = 7,551
Pe
fp = = 9671.935 kgcm2
Ap
fp = 0,60 fpu = 0,60 x 18400 kgcm2 = 11040 kgcm2
fp
= 0.876
fp
K5 = 1,7
T 32
K6 = = = 1,6
20 20
Rb = 2% = 0,02
MB = 0
1 1
R A . 30 m = ( 3.262 302 ) + ( x 3.262 x 302 ) + (13.72 x (30 1,95))
2 2
R A = 887,582 KN = 88758.200 kg ()
= 5.680
Pe = Pe1 x (1 loss aktual terakhir) = 667363.528 kg
Pv = Pe x sin = 66045.931 kg ()
Vc = R A + Pv = 154804.131 kg
Ph = Pe x cos = 664087.354 kg
Ac = 13762 mm2
Ph fc
Vc = (1 + )x( ) x bw x d = 639821.212 kg
14. Ac 6
Pi = 850000 kg
Acp = 31,5 x 31,5 = 992,25 cm2
f c = 40 Nmm2
fi izin = 0,6 x f c = 0,6 x 40 Nmm2 = 24 Nmm2 = 240 kg/cm2
Pi
angkur
fi = = 284.145 kgcm2
Acp
> 284,145 kgcm2 > 240 kgcm2 Gunakan Tulangan Endzone Teoritis
5.12. Lendutan
L = 3000 cm
1 1 1 1
Camber = ( + ) xL=( + ) x 30 m = 0,1375 m = 13,75 cm
800 300 800 300
1/800 x L = 10 cm
1/300 x L = 3.75 cm
e = 74,57 cm
5. qi. L4 5 . qDL. L4
q() =
384EI 348EI
5 x 56.08 x 30004 5 x 56.08 x 30004
= 384 x 297254.1 x 53081240.81 = 1.568 cm < 10 cm OK
348x 297254.1 x 53081240.81
5.13. Elastomer
Dari hasil diatas maka bisa didapatkan tebal elastomer yang digunakan,
Tebal Karet = 53 mm
Specific Gravity
Beton : 24 kN/m3
Floordeck : 0,16 kN/m2
Orang :5 kN/m2
Kendaraan :9 kN/m2
Baja : 78,5 kN/m3
Aspal : 22 kN/m3
*Satuan dalam mm
Gambar 6. 6 Beban Plat Beton Pada Batang Dengan Program CSI 2017
Gambar 6. 11 Beban Pagar Pembatas Pada Batang Dengan Program CSI 2017
= 5663065 mm3
= 5663,065 cm3
maka, Mn = Mp = fy.Zx
= 290 N/mm2 . 7290 . 103 mm3
= 2114100000 N.mm
= 2114,1 kN.m
2. Badan (web)
800226228
= = = 49,43
14
1680 1680
p= = = 98,65
290
2550 2550
r= = = 149,741
290
= fy x Zx
1,76 (66,2)
= 10/5 Lp = 290
200000
=2m = 3059,75 mm
= 3,059 m
Karena (Lb < Lp), maka bentang termasuk bentang pendek, sehingga Mn = Mp
6.5.6. Tentukan Nilai Mn
Mn = Mp = fy x Zx
= 290 N/mm2 . 7290 . 103 mm3
= 2114100000 N.mm
= 2114,1 kN.m
Cek Mu < Mn
1506,935 kNm < 0,9 x 2114,1 kNm
1506,935 kNm < 1902,69 kNm (OKE)
*Satuan dalam m
Gambar 6. 18 Pemodelan Rangka Dengan Program Autocad 2017
- Beban floordeck
Tepi = Berat floordeck x Tributari
= 0,16 x 5/2
= 0,4 KN/m
Tengah = Berat floordeck x Tributari
= 0,16 x 5
= 0,8 KN/m
- Beban Diafragma
Tepi = Berat Diaf. x setengah bentang diafragma.
= 2,07 x 5/2
= 5,175 KN/m
Tengah = Berat Diaf. x setengah bentang diafragma.
= 2,07 x 5
= 10,35 KN/m
Dengan memasukkan respon spectrum dapat diketahui pergerakan jembatan setelah di run dan
dapat dianalisis.
6.7.Analisis
Sebagai bentuk permodelan jembtan maka setelah memasukkan data pembebanan yang
telah dihitung pada program CSIBridge 2017, dengan cara cba-coba penulis menentukan
dimensi profil komponen jembatan agar dapat langsung dianalisi pada program secara
otomatis. Komponen jembatan rangka:
Stringer : 400 x 200 (warna kuning)
Rangka utama : 400 x 400 (warna biru)
Wind Bracing : 250 x 250 (warna hijau)
Diafragma(dihitung) : 800 x 300 (warna merah)
Setelah di Run maka hasil analisis jembatan yang telah dibebani dengan dimensi seperti diatas
hasilnya kuat dan aman, maka proil dapat digunakan. (Gambar hail Analisis)
DETAIL Pu (Kn)
1 1620.926
2 2166.415
3 1375.507
4 2295.366
5 1375.507
6 2593.843
7 1958.537
8 2672.195
9 2128.972
10 2672.195
11 2164.377
= 5505.171 kN
Pu < Vf
Nn = Ant x fu
= 6048 x 500
= 3024000 N = 3024 kN
Bidang Geser
Agv = 4 x (S1 + 3 S2) x tf
= 4 x (60 + 3 x 110) x 21
= 32760 mm2
Aev =Agv 4 x (6,5 x dlubang x tf)
= 32760 4 x (3,5 x 36 x 21)
= 22176 mm2
Nn = 0,6 x Anv x fu
= 0,6 x 22176 x 500
= 6652800 N = 6652,8 kN
Dari hasil diatas nilai Nn bidang geser > Nn bidang Tarik, maka
Nn = 0,75 (0,6 x Anv x fu + Agt x fy)
Cek Pu < Nn
2672,195 KN < 6633,9 KN (OKE)
Dengan menggunakan rumus seperti diatas pada aplikasi excel didapat jumlah baut setiap titik
sambungan yaitu :
n baut i ii iii
Kr DETAIL n BAUT Pu (Kn)
satu sisi NILAI CEK NILAI CEK NILAI CEK
1 1 6 12 1620.926 3120.059 OK 12960 OK 2283.75 OK
1 2 6 12 2166.415 3120.059 OK 12960 OK 2283.75 OK
1 3 4 8 1375.507 2080.04 OK 8640 OK 1522.5 OK
0.9925 4 8 16 2295.366 4128.878 OK 17280 OK 3045 OK
1 5 4 8 1375.507 2080.04 OK 8640 OK 1522.5 OK
0.9925 6 8 16 2593.843 4128.878 OK 17280 OK 3045 OK
1 7 6 12 1958.537 3120.059 OK 12960 OK 2283.75 OK
0.9925 8 8 16 2672.195 4128.878 OK 17280 OK 3045 OK
1 9 6 12 2128.972 3120.059 OK 12960 OK 2283.75 OK
0.9925 10 8 16 2672.195 4128.878 OK 17280 OK 3045 OK
1 11 6 12 2164.377 3120.059 OK 12960 OK 2283.75 OK
Gaya geser yang terjadi pada diafragma berdasarkan hasil analisis CSI adalah 199,011
KN. Gaya geser yang ada berpengaruh dengan gaya tarik pada pelat.
Nilai terkecil dari perhitungan geser, tumpu, dan gesek adalah 142353,75 N. Gaya geser
diafragma dalam kondisi ultimit digunakan untuk menentukan jumlah baut.
= 0.08 2 Buah
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa jumlah baut yang digunakan
adalah 2 buah.
Nn = 0,6 x Anv x fu x
Gaya aksial Tarik terbesar yang terjadi pada ikatan angina adalah 300,353 KN
= 5,66 6 Buah
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa jumlah baut yang digunakan
adalah 6 buah.
Cek Pu < Vf
300,353 kN < 0,75 x 701662,5 kN
300,353 kN < 526,247 kN (OKE)
Nn = Ant x fu
= 840 x 410
= 344400 N
Bidang Geser
Agv = 4 x S x tp
= 4 x (40 + (2 x 60)) x 14
= 8960 mm2
Anv =Agv (4 x 2,5 x d lubang x tp)
= 8960 (4 x 2,5 x 21 x 20)
= 4760 mm2
Nn = 0,6 x Anv x fu
= 0,6 x 4760 x 410
= 1170960 N
Dari hasil diatas nilai Nn bidang geser > Nn bidang Tarik, maka
Nn = 0.75 (0,6 x Anv x fu + Agt x fy)
= 0.75 (0,6 x 4760 x410 + 1680 x 250)
= 1193220 N
Cek Pu < Nn
300,353 kN < 1193,22 kN (OKE)
=154504,376 141692.5
Qc =141692,5 N= 141,6925 KN
=154504,376 141692.5
Qc =141692,5 N= 141,6925 KN
Rotasi = 466,848 KN 0,466 MN Dari table diambil nilai 0,63 = 200 x 250
Rotasi = 0.00211 = 2.11/1000 2.11 Diambil rotasi 3 dengan jumlah layer 1 lapis
Dari hasil diatas maka bisa di dapatkan tebal elastomer yang digunakan,
Tebal Karet = 13 mm
Bahan Struktur :
Beton
- Kuat Tekan (fc) : 40 Mpa
- Modulus Elastisitas (Ec) : 29725 MPa
- Angka Poisson (U) : 0,2
- Modulus Geser (G) : 12385,417 MPa
- Koefisien Muai Panjang () : 1,0 x 10-5 /C
- Pengaku
Pada pengaku digunakan tulangan dengan Diameter 14 mm. Selimut beton sebesar 40 mm.
1. WTP
WTP struktur atas didapat dari analisis dengan CSiBridge 2017, yaitu sebesar 4711,16
kN. = 471,116 ton
3 12EI
K2
h2 3
3 12 29725410 (1,8 4 )
K2 64
3,53
K2 12861337,66 kN/m
1 1
1 1 1 1
K 7891661,57 kN/m
k1 k2 20423327,86 12861337,66
`
Waktu Getar
WTP 4711,16 kN
T 2 2 0,049s
g Kp 9,81 7891661,57
Untuk Tipe Jembatan A dan B, dengan daerah sendi beton bertulang S = 1,3F, dimana
F adalah :
F = 1,25 0,025 x 8
F = 1,05
Kekakuan
3EI
K1
h2 3
3 2972541 3 x (1,8 4 )
K1 64
3
3
K1 510583,2 kN/m
3EI
K2
h13
3 2972541 3 x x (1,8 4 )
K2 64
3
3,5
K2 321533,44 kN/m
1 1
1 1 1 1
K 197291,54 kN/m
k2 k1 321533,44 510583,2
Waktu Getar
WTP 4711,16 kN
T 2 2 0,31s
g Kp 9,81 197291,54
Untuk Tipe Jembatan A dan B, dengan daerah sendi beton bertulang S = 1F, dimana F
adalah :
F = 1,25 0,025n
F = 1,225
Analisa Penulangan
250
= 4,909
= 50,93 = 51 buah
Tulangan dibuat 2 lapis dengan jarak antar lapis 10 cm
514,91 (2.5 26 )
= 26
= 18 cm > 3,75 = 4 cm OK
digunakan Tulangan Utama Lapis I yaitu 26D25-180
Tulangan Sengkang
Direncanakan menggunakan sengkang dengan diameter 8 mm
1 1
AsSengkang D 2 0.8 2 0,5027cm 2
4 4
Astotal 130
n 20sengkang
An 2.01
karena tulangan dibuat 2 lapis, maka di tiap lapis terpasang 20/2 = 10 sengkang
70
= 2,011
= 34,80 = 35 buah
200 8 56 35 S
200 8 56 34 S
136 = 34S
4 cm > 2,4 = 3 cm OK
Tulangan Sengkang
Dicoba tulangan 16
1 1
AsSengkang D 2 1,6 2 2,011cm 2
4 4
150
= = 2,011 = 20,11
74,59
80
= 1,539 = 51,98 = 52 buah
- Lapis bawah dan atas dengan jumlah tulangan 20 dan jarak antar tulangan :
PanjangPen gaku (2 d ) (n D) [(n 1) S ]
100 (2 4) (20 1,6) [(20 1) S ]
100 8 28 19 S
100 8 28 19 S
29,5 = 19S
- Lapis kedua digunakan dengan jumlah tulangan 12 dan jarak antar tulangan :
PanjangPen gaku (2 d ) (n D) [(n 1) S ]
75,2 = 11S
Tulangan Sengkang
Dicoba tulangan 16
1 1
AsSengkang D 2 1,6 2 2,011cm 2
4 4
80
= = 4,02 = 40,2
19,9
Tulangan Sengkang
Direncanakan digunakan tulangan sengkang diameter 16 mm
7.4.1. Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Uji N-SPT Metode Meyerhoff
=
= +
= (40. . ) + (0,2. . )
Dimana : Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)
Qb = tahanan ujung ultimit (ton)
Qs = tahanan gesek ultimit (ton)
= (40 . . )
= (3,14 0,2 0,2) = 0,1256 2
= (40 30 0,1256) = 150,72
= +
= 678,24 + 150,72 = 828,96
Beberapa peneliti menyarankan faktor aman yang tidak sama untuk tahanan gesek
dinding dan tahanan ujung. Kapasitas ijin dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
= +
3 1,5
Penggunaan faktor aman F = 1,5 untuk tahanan gesek dinding (Qs) yang lebih kecil dari
faktor keamanan untuk tahanan ujung tiang (yaitu 3), karena nilai puncak dari tahanan gesek
sisi tiang dicapai bila tiang mengalami penurunan 2 7 mm, sedangkan tahanan ujung (Qb)
membutuhkan penurunan yang lebih besar agar tahanan ujungnya bekerja secara penuh. Jadi,
maksud dari penggunaan faktor-faktor keamanan tersebut adalah untuk meyakinkan keamanan
tiang terhadap keruntuhan tiang dengan mempertimbangkan penurunan tiang pada beban kerja
yang diterapkan.
Tabel 7. 6 Faktor Efisiensi untuk kelompok tiang dalam tanah lempung (Kerisel, 1997)
Jarak Pusat ke Pusat Tiang Faktor Efisiensi (Eg)
10d 1,00
8d 0,95
6d 0,90
5d 0,85
4d 0,75
3d 0,65
2,5d 0,55
= = 1861,239
Berdasarkan persamaan-persamaan efisiensi tiang yang disarankan oleh Converse-Labarre
formula, kita mendapatkan nilai effisiensi sebesar 0,598.
= . . = 0,598 44 326,56 = 8592,45
, , (OK!)
9.1. KESIMPULAN
Dalam perhitungan yang dilakukan baik pada rangka atas maupun bawah dilengkapi
dengan dukungan dari perhitungan menggunakan software CSI 2017, sehingga dalam
perhitungan akan menjadi lebih cepat efisien dan benar dengan ketelitian yang tinggi.
Dalam perencanaan jembatan ada beberapa saran yang dapat kami ambil :
1. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan jembatan harus mencangkup dalam peraturan yang
berlaku. Serta diperlukan penguasaan ilmu yang baik dan cukup untuk merancang maupun
melaksanakan jembatan.
2. Diperlukan pemeriksaan jembatan secara berkala.
3. Diperlukakan perawaatan jembatan secara berkala