Analisa Pariwisata Bandung PDF
Analisa Pariwisata Bandung PDF
Pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang telah menjadi suatu
industri dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan
Kota Bandung. Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata utama di
Wilayah Jawa Barat bagi wisatawan dari wilayah sekitarnya maupun dari
mancanegara. Selain itu berbagai faktor seperti faktor posisi Kota Bandung
sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian, pusat perdagangan dan industri
atau dapat dikatakan sebagai pusat kegiatan jasa dan kegiatan perekonomian Jawa
Barat, serta kondisi geografis Kota Bandung mendukung Kota Bandung untuk
menjadi salah satu tujuan wisata utama di Jawa Barat. Berdasarkan hal-hal
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Kota Bandung dapat berkembang sebagai
kota jasa dan pariwisata. (RIPPDA Kota Bandung 2006)
Berikut ini akan diuraikan mengenai potensi daya tarik wisata yang
terdapat di Kota Bandung.
a. Wisata Heritage.
Wisata heritage yang terdapat di Kota Bandung didominasi oleh
pengaruh peninggalan budaya asing akibat penjajahan, khususnya
peninggalan dari zaman penjajahan Belanda. Potensi pengembangan
wisata heritage di Kota Bandung dapat dilihat dengan banyaknya tempat-
tempat yang bias dikunjungi seperti kawasan-kawasan yang memiliki
nilai-nilai sejarah kolonial dan pecinan yang ditandai dengan karakteristik
fisik bangunan di kawasan-kawasan tersebut. Kawasan-kawasan di Kota
Bandung yang memiliki potensi daya tarik wisata heritage antara lain
terdapat pada kawasan pemerintahan dan perkantoran seperti pada ruas
jalan Asia Afrika-Braga-Cikapundung, kawasan militer seperti yang
terdapat pada gedung Kodam Siliwangi yang terdapat pada Jalan Aceh,
kawasan pemukiman seperti yang terdapat pada wilayah Cipaganti-Dago-
Riau dan kawasan perdagangan seperti pada ruas Jalan Otista dan Gardu
Jati.
Dalam pengembangan potensi wisata heritage ini, terdapat
berbagai hambatan, yaitu tingginya tingkat perubahan guna lahan dari
bangunan-bangunan tua dan bersejarah menjadi lahan komersial dan
perdagangan, seperti tingginya tingkat perubahan guna lahan pemukiman
di kawasan Jalan Dago maupun pada kawasan Jalan Riau menjadi
kawasan perdagangan dan kegiatan ekonomi seperti Factory Outlet.
b. Wisata Pendidikan.
Wisata pendidikan merupakan salah satu jenis daya tarik wisata
yang mulai digemari oleh masyarakat, khususnya akan kebutuhan
mengenai pendidikan yang bersifat outdoor dan berbagai fasilitas
penunjang aktivitas wisata pendidikan yang telah terdapat di Kota
Bandung. Berbagai objek wisata penunjang kegiatan pendidikan yang
terdapat di Kota Bandung antara lain adalah daya tarik wisata museum
(museum Geologi, museum Konferensi Asia Afrika, dan museum Pos,
dll), berbagai institusi pendidikan (ITB, Universitas Padjajaran,
Universitas Parahayangan, dll), pondok pesantren (Daarut Tauhid) dan
taman kota (Taman lalu lintas, Gasibu, Kebun Binatang, dll).
c. Wisata Belanja dan Kuliner.
Kegiatan wisata belanja dan kuliner dapat dikatakan menjadi daya
tarik utama bagi pengembangan kegiatan pariwisata di Kota Bandung.
Jenis wisata belanja yang marak ada di Kota Bandung yang menjadi daya
tarik seperti Factory Outlet yang berada pada kawasan Jl. Dago dan Jl.
Riau, kawasan pusat perbelanjaan lain seperti Cihampelas dan Alun-alun
Kota Bandung. Untuk keberadaan Factory Outlet, saat ini telah terdapat
sedikitnya sekitar 39 unit, sedangkan untuk kegiatan wisata kuliner,
keberadaan rumah makan dan restoran cenderung tersebar di Kota
Bandung dengan jumlah restoran mencapai 96 unit dan rumah makan
sebanyak 190 unit.
Kegiatan wisata belanja dan kuliner di Kota Bandung dirasa perlu
memperhatikan berbagai infrastruktur pendukung kegiatan tersebut, karena
kegiatan wisata belanja di Kota Bandung telah memberikan dampak yaitu
kemacetan di daerah pemusatan kegiatan wisata belanja dan kuliner.
Pemusatan kegiatan wisata belanja tersebut juga menimbulkan berbagai
dampak bagi industri-industri wisata belanja lainnya seperti kawasan
belanja Cibaduyut dan Alun-alun yang sekarang telah sepi dari
pengunjung karena kalah oleh kegiatan wisata belanja di kawasan
Bandung Utara. (RTRW Kota Bandung Tahun 2003-2013)
Kegiatan wisata belanja dan kuliner juga didukung oleh
bertambahnya pusat perbelanjaan seperti mall, hypermarket dan plaza
yang memberikan berbagai fasilitas penunjang yang lebih lengkap yang
dirasa akan semakin menarik wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata
belanja dan kuliner dan dapat mengembalikan citra Kota Bandung sebagai
kota fashion dan cuisine. Hal tersebut dapat menggambarkan sedikit
mengenai pentingnya berbagai sarana prasarana yang dapat menunjang
kegiatan pariwisata di Kota Bandung, seperti ketersediaan lahan parkir.
d. Rekreasi dan Hiburan
Posisi Kota Bandung yang cukup dekat dengan Jakarta menjadikan
Kota Bandung sebagai salah satu daerah tujuan utama bagi warga Jakarta
yang ingin berekreasi guna melepaskan segala kepenatan kerja dan
aktifitas sehari-hari, khususnya setelah dibangunnya akses yang
memudahkan wisatawan untuk pergi menuju Kota Bandung. Oleh karena
hal tersebut, maka Kota Bandung sangat berpotensi sebagai destinasi
wisata utama bagi warga Jakarta. Untuk kegiatan rekreasi dan hiburan di
Kota Bandung sendiri lebih banyak merupakan jenis wisata buatan, bukan
jenis wisata alam, yaitu seperti kolam renang, berbagi pusat perbelanjaan,
Factory Outlet. Untuk kegiatan hiburan yang berupa wisata budaya,
wisatawan dapat menikmati berbagai jenis kegiatan di Saung Angklung
Mang Udjo. Selain itu, Kota Bandung juga memiliki berbagai jenis wisata
religi seperti berbagai tempat peribadatan (Mesjid Agung, Gereja Katedral,
dll). Peluang Kota Bandung sebagai salah satu wadah budaya dan kesenian
sunda perlu dikembangkan dan diberi perhatian lebih, mengingat Kota
Bandung sebagai pusat distribusi wisatawan di Jawa Barat.
e. MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition)
Potensi jenis wisata MICE di Kota Bandung cukup besar, terutama
dalam skala kecil. Hal tersebut didukung oleh tersedianya berbagai sarana
prasarana pendukung seperti aksesibilitas, jaringan telekomunikasi, sarana
dan prasarana transportasi, gedung konfrensi, dll. Salah satu bentuk
kegiatan MICE yang berskala internasional yang pernah diadakan di Kota
Bandung adalah Konferensi Asia Afrika yang dihadiri oleh berbagai
Negara sahabat Indonesia yang diadakan di Gedung Asia Afrika. Sesuai
dengan visi misi Kota Bandung, maka pengembangan jenis wisata MICE
perlu lebih diperhatikan guna memperkuat visi dan misi Kota Bandung
tersebut.
TABEL III-2
PANJANG JALAN, JUMLAH FASILITAS PARKIR DAN JUMLAH
KENDARAAN MASUK KOTA BANDUNG TAHUN 2003-2006
GAMBAR 3.1
PANJANG JALAN DI KOTA BANDUNG
1,250.00
1,200.00
1,150.00
1,100.00 PanjangJalan
1,050.00
1,000.00
2002 2003 2004 2005
Dari grafik di atas dapat diihat bahwa terjadi kenaikan jumlah panjang
jalan di Kota Bandung antara tahun 2003 dan 2004, namun pada tahun 2005,
panjang jalan di Kota Bandung belum bertambah. Panjang jalan di Kota Bandung
dirasa masih belum dapat melayani kebutuhan masyarakat Kota Bandung maupun
kebutuhan pengunjung dan wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Hal tersebut
dapat dilihat dari seringnya terjadi kemacetan lalu lintas khususnya pada waktu
akhir pekan. Saat ini, yang menggunakan prasarana jalan raya bukan hanya
masyarakat Kota Bandung saja, melainkan wisatawan yang datang ke Kota
Bandung dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, pada akhir pekan
maupun pada hari-hari libur, kemacetan lalu lintas dapat terjadi karena kapasitas
jalan yang ada tidak dapat menampung kendaraan masyarakat Kota Bandung dan
wisatawan yang datang ke Kota Bandung pada akhir pekan.
TABEL III-3
JUMLAH LOKASI PARKIR UMUM DI KOTA BANDUNG
Tahun
Jenis Parkir
2003 2004 2005 2006
Pelataran Parkir 3 3 2 2
Parkir Gedung 16 16 14 14
TABEL III-4
PROYEKSI JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA
BANDUNG TAHUN 2006-2010
WISATAWAN NUSANTARA
JABODETABEK
KAB.
KOTA SUBANG CIREBON, DLL
CIMAHI
KOTA
BANDUNG
KAB.
SUMEDANG
GAMBAR 3.3
POLA PERJALANAN WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA
BANDUNG
WISATAWAN MANCANEGARA
Wisatawan Malaysia,
ke Indonesia SIngapura
Yogyakarta,
Jakarta Bandung
Bali
Aspek Deskripsi
Wistawan asal daerah sekitar Kota Bandung (Kab. Bandung, Sumedang, Subang, Garut,
Aspek Geografis Purwakarta, Cianjur, dan Kota Cimahi.
(Geographic
Segmenting) Wisatawan asal Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi)
Wisatawan asal kabupaten / kota lainnya di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogjakarta.
Wisatawan remaja
Aspek Wisatawan keluarga
Demografis
Cenderung memiliki edukasi yang baik
(Demographic
Segenting) Memiliki daya beli yang bervariasi, mulai dari yang membatasi diri dalam berbelanja maupun yang
memiliki kebebasan dalam berbalanja
Mayoritas bertujuan untuk melakukan rekreasi, sebagian besar melakukan bisnis dan MICE
Telah menjadikan Kota Bandung sebagai daerah tujuan utama wisata mereka
Kota Bandung telah ditetapkan sebagai wisata perkotaan (belanja dan kuliner) dan wisata alam
Aspek Psikologis pegunungan
(Psychographic Sebagian besar wisatawan yang datang menggunakan kendaraan pribadi, namun cukup signifikan
Segmenting) yang menggunakan kendaraan umum
Lama tinggal kurang dari 1 hari, dan 1-2 hari
Untuk wisatawan yang menginap, cenderung menggunakan hotel baik itu hotel melati maupun hotel
berbintang
Sifat kunjungan cenderung individual dan berkelompok
Pengunjung repeater jumlahnya cukup banyak
Perilaku Adanya keinginan dari wisatawan untuk mendapatkan pilihan wisata yang memberikan
Berwisata pengetahuan dan pengalaman yang dikemas secara menarik
(Behavioristic Menikmati keanekaragaman pilihan cinderamata asal Kota Bandung baik berupa barang maupun
Segmenting) berupa makanan
Kurangnya apresiasi terhadap atraksi budaya sunda karena keterbatasan akan atraksi budaya yang
ditawarkan
Sumber : RIPPDA Kota Bandung Tahun 2006
TABEL III-6
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN MANCANEGARA DI KOTA
BANDUNG
Aspek Deskripsi
Aspek Geografis
Sebagian besar wisatawan berasal dari Eropa Barat, dan kini mulai berkembang untuk wisatawan
(Geographic
dari Malaysia dan Singapura
Segmenting)
Aspek Wistawan usia remaja dan dewasa
Demografis Memiliki edukasi yang baik
(Demographic
Memiliki daya beli yang tinggi
Segenting)
Aspek Mayoritas bertujuan untuk rekreasi dan sebagian untuk nostalgia
Psikologis Lama tinggal 1-2 hari
(Psychographic
Membutuhkan hotel berbintang
Segmenting)
Perilaku Mayoritas menggunakan biro perjalanan wisata dan mengikuti program kunjungan ke beberapa
Berwisata daerah seperti Jawa dan Bali
(Behavioristic
Apresiasi terhadap budaya Sunda dan keindahan alam tinggi
Segmenting)
Sumber : RIPPDA Kota Bandung Tahun 2006
Wisatawan yang datang ke Kota Bandung pasti memiliki tempat tujuan
wisata untuk dikunjungi. Terdapat 15 kantong-kantong wisata atau kawasan
wisata yang dapat dikunjungi wisatawan di Kota Bandung. Kantong-kantong atau
kawasan-kawasan wisata yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gegerkalong Setiabudi
Sukajadi Sarijadi Setrasari Pasteur
Cihampelas Cipaganti
Alun alun Sudirman Otista Gardujati Pasirkaliki
Dago Utara Punclut
Gedung Sate Gasibu Sabuga
Padasuka Suci
Ir. H. Juanda Merdeka Riau
Braga Asia Afrika- Dikapundung
Gatot Subroto Binong Jati
Tegallega
Cibaduyut
Cigondewah
Ujung Berung, dan
Gede Bage
Wisatawan yang datang ke Kota Bandung pada akhir minggu atau pada
hari libur kerap kali memenuhi berbagai kawasan wisata seperti kawasan wisata
belanja di daerah Dago dan Riau, khususnya bagi wisatawan yang datang dari
Jakarta dan sekitarnya. Selain memenuhi kawasan wisata belanja, wisatawan yang
datang ke Kota Bandung juga memenuhi kawasan wisata lain seperti kebon
binatang Bandung dan kolam renang karangsetra. Selain kebon binatang, objek
wisata lain yang selalu dikunjungi oleh wisatawan pada akhir pekan atau hari libur
adalah kawasan perbelanjaan Factory Outlet di kawasan Dago dan Riau.
Berdasarkan berbagai potensi daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kota Bandung,
maka wisatawan datang ke Kota Bandung dengan berbagai alasan dan tujuan,
tergantung dari kebutuhan dari wisatawan itu sendiri. Alasan dan tujuan para
wisatawan tersebut dapat dikatakan sebagai karakteristik dari wisatawan tersebut.
Tujuan dan alasan tersebut juga yang mempengaruhi pola pergerakan wisatawan
baik itu yang dari dan ke Kota Bandung, maupun perkerakan wisatawan di dalam
Kota Bandung sendiri. Selain itu, perbedaan kepentingan dan tujuan dari tiap-tiap
individu wisatawan akan mempengaruhi persebaran wisatawan di berbagai lokasi
objek wisata di Kota Bandung. Berikut ini pada TABEL III-7 dapat dilihat alasan
wisatawan untuk datang ke Kota Bandung.
TABEL III-7
ALASAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG
Kawasan Mengunjungi
Wisata Pendidikan Lainnya Belanja Total
Penelitian Teman
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar wisatawan yang
datang ke Kota Bandung dengan tujuan belanja. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentasenya yang paling besar, yaitu sebesar 43,6%. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kegiatan wisata belanja di Kota Bandung didominasi oleh
kegiatan wisata belanja di Factory Outlet dan berbagai pusat perbelanjaan lain
seperti daerah Alun-alun dan sekitarnya.
TABEL III-8
KANTONG-KANTONG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOTA
BANDUNG
TABEL III-9
JUMLAH PENGUNJUNG DI BERBAGAI OBJEK WISATA DI KOTA
BANDUNG TAHUN 2003-2006
GAMBAR 3.4
POSISI PARIWISATA KOTA BANDUNG DALAM TOURISM LIFE
CYCLE
Peningkatan
A
Jumlah
kunjungan B
Daerah Kritis C Stagnan
E
Penurunan
Pembangunan
Posisi Pariwisata
Kota Bandung
Eksplorasi
Waktu
GAMBAR 3.5
KONDISI LALU LINTAS DAN JALAN DI KOTA BANDUNG
60
50
Persen (%)
40
30 Semakin tertib
20 Tetap tertib
10
Tetap semerawut
0
Semakin semerawut
Tidak tahu
GAMBAR 3.6
PERSOALAN UTAMA KOTA BANDUNG
4% Sampah
Kemacetan lalu lintas
Ketertiban lalu lintas
22% Sarana dan prasarana
19%
Tenaga kerja
2% Pedagang kaki lima
2% Pendidikan
12%
3% Keamanan
Tata kota
3%
10% Ekonomi
4% 7%
4% 8% Transportasi
Lainnya
Tidak tahu
Sumber : Litbang Kompas, 2008
Dari gambar diatas diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Litbang Kompas, permasalahan utama yang terdapat di Kota
Bandung adalah permasalaha sampah atau kebersihan. Citra Kota Bandung
sebagai salah satu destinasi pariwisata dapat terganggu dengan permaslahan
kebersihan. Permasalahan terbesar kedua adalah kemacetan lalu lintas di Kota
Bandung. Temuan yang dihasilkan oleh Litbang Kompas mendukung hasil
analisis yang telah dilakukan oleh penulis. Berdasarkan hasil pengolahan data
penyebaran kuesioner, kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung
merupakan hambatan utama yang dihadapi oleh pengunjung dan hampir selueruh
pengunjung merasa terganggu oleh kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota
Bandung. Hal tersebut dapat menyimpulkan bahwa Kota Bandung telah berubah
menjadi kota yang semakin tidak nyaman bagi masyarakat Kota Bandung maupun
bagi pengunjung yang datang ke Kota Bandung.
TABEL III-11
KARAKTERISTIK WISATA DI KAWASAN RIAU
Parameter Karakteristik
Didominasi oleh kegiatan wista belanja, namun banyak didukung oleh berbagai
Jenis Kegiatan Wisata
macam sarana pendukung seperti rumah makan dan toko oleh - oleh.
Didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Jabodetabek dan menggunakan
Wisatawan kendaraan pribadi dalam mengunjungi Kota Bandung maupun dalam berwisata selama
di Kota Bandung.
Sebagian besar objek wisata belanja di kawasan ini belum memiliki fasilitas parkir
yang memadai. Hanya di beberapa lokasi saja yang telah memiliki fasilitas parkir
Ketersediaan sarana
dengan kapasitas yang cukup banyak seperti Cascade Factory Outlet, Stamp Factory
prasarana
Outlet, Rumah Mode Factory Outlet dan Kartika Sari. Pada kawasan ini juga terdapat
beberapa hotel yang dapat menunjang kegiatan pariwisata di kawasan ini.
Kepadatan lalu lintas pada akhir pekan yang kerap menyebabkan kemacetan lalu
Permasalahan lintas. Hal yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain adalah kurangnya
kapasitas tampung fasilitas parkir dan on street parking.
Parameter Karakteristik
Didominasi oleh kegiatan wisata belanja berupa outlet penjualan celana jeans yang
Jenis Kegiatan Wisata terkenal di Kota Bandung. Pada kawasan ini juga terdapat pusat perbelanjaan yang
cukup memperbesar tarikanyang dimiliki oleh kawasan ini.
Pengunjung yang datang ke kawasan ini cenderung lebih beragam, namun banyak
pengunjung yang datang berasal dari daerah di sekitar Kota Bandung seperti Cimahi,
Wisatawan
Padalarang, Lembang, dsb. Pengunjung yang datang ke kawasan ini sering kali datang
secara berkelompok dan menggunakan bus.
Sebagian besar outlet yang berada di kawasan ini belum memiliki fasilitas parkir yang
memadai, namun dengan keberadaan pusat perbelanjaan, maka secara tidak langsung
Ketersediaan sarana
telah menyediakan fasilitas parkir untuk kendaraan yang ingin melakukan kegiatan
prasarana
wisata di kawasan ini. Pada kawasan ini juga dilengkapi oleh sarana penunjang
pariwisata seperti hotel dan restoran.
Outlet yang berada langsung di pinggir jalan sering kali menyebabkan hambatan bagi
lalu lintas di ruas jalan ini karena lokasi parkir yang berada hampir di setiap bagian
Permasalahan depan dari outlet. Bus-bus yang biasa digunakan wisatawan belum memiliki lokasi
parkir khusus dan sering menyebabkan kemacetan lalu lntas karen kesulitasn dalam
mencari lokasi parkir.
Sumber : Hasil Observasi 2008
TABEL III-13
KARAKTERISTIK KEGIATAN WISATA DI KAWASAN ALUN ALUN
Parameter Karakteristik
Jenis kegiatan wisata yang terdapat di kawasan ini lebih beragam. Daya tarik utama
Jenis Kegiatan dari kawasan ini adalah terdapatnya ruang terbuka yang berperan sebagai alun - alun
Wisata Kota Bandung serta keberadaan mesjid Agung. Selain itu, terdapat objek wisata lain
yang berupa pusat perdagangan seperti Kings dan Pasar Baru.
Didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Kota Bandung maupun yang datang dari
sekitar Kota Bandung, seperti Soreang, Sumedang, dsb. Wisatawan yang datang ke
Wisatawan
kawasan ini banyak yang menggunakan kendaraan paribadi maupun kendaraan
umum.
Kawasan ini dilengkapi oleh berbagai sarana prasarana pendukung kegiatan
Ketersediaan sarana pariwisata seperti fasilitas parkir umum, halte bus, trotoar, zebra cross, dll. Selain itu,
prasarana kawasan ini juga dilewati oleh berbagai trayek angkutan sehingga memudahkan
masyarakat untuk mencapai lokasi ini.
Permasalahan yang sering kali terjadi di alun - alun adalah kemacetan lalu lintas dan
Permasalahan permasalahan PKL yang dapat mengurangi kenyamanan wisatawan dalam melakukan
kegiatan wisata di daerah ini.
Sumber : Hasil Observasi 2008
Parameter Karakteristik
Jenis kegiatan yang berada di kawasan ini adalah kegiatan rekreasi. Daya tarik
Jenis Kegiatan Wisata
utamanya adalah banyaknya binatang - binatang liar yang dapat dilihat dari dekat.
Wisatawan yang datang ke kebon binatang lebih banyak yang berasal dari Kota
Bandung dan yang datang dari sekitar Kota Bandung seperti Padalarang, Cimahi,
Soreang, Subang, dsb. Wisatawan yang datang biasanya menggunakan kendaraan
Wisatawan
pribadi dan kendaraan umum. Untuk wisatawan yang datang secara berkelompok
(rombongan), biasanya mereka menggunakan bus atau menyewa angkutan kota
sebagai moda transportasi.
Sarana prasarana yang dimiliki kebon binatang yang dapat mendukung kegiatan
Ketersediaan sarana pariwisata di kawasan kebon binatang antara lain ketersediaan fasilitas parkir umum
prasarana dan trotoar. Pada kawasan ini dilewati oleh berbagai trayek angkutan kota sehingga
cukupmudah dijangkau oleh wisatawan.
Ketersediaan fasilitas parkir yang baru memberikan pengaruh yang cukup baik dalam
mengurangi permasalahan lalu lintas yang biasa terjadi. On street parking menjadi
Permasalahan masalah utama yang menyebabkan permasalahan kemacetan lalu lintas. Angkutan
kota yang ngetem, wisatawan yang berjalan di badan jalan, maupun PKL turut
menyebabkan kemacetan lalu lintas pada kawasan ini.
Sumber : Hasil Observasi 2008