Rumah Sakit Tipe B
Rumah Sakit Tipe B
Rumah sakit tipe B merupakan sebuah rumah sakit yang diklasifikasikan oleh
peraturan menteri kesehatan yang diatur dalam PMK 340 tahun 2010 sebagai rumah
sakit yang memiliki fasilitas pelayanan spesialis dan subspesialis yang terbatas.
Rumah sakit tipe B ini didirikan di setiap ibukota di setiap kabupaten. Rumah sakit
ini menerima rujukan dari rumah sakit kabupaten di sekitarnya. Rumah sakit tipe B
diberi nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Yang membedakan rumah sakit tipe B dengan rumah sakit tipe lain adalah
fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya. Rumah sakit Tipe B harus sedikitnya
memiliki empat Pelayanan Medik Spesialis dasar, empat Pelayanan Spesalis
Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan dua Pelayanan
Medik Subspesialis Dasar. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 340 tahun 2010
pasal 10 dan 11 dijelaskan bahwa Rumah sakit tipe B harus memiliki fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik yang jumlahnya disesuaikan dengan klasifikasi di atas,
sebagai berikut, :
Direktur
Bagian Penunjang
Seksi Pelayanan
Seksi Logistik dan SeksiPengendalian
Sarana dan
DIagnostik Instalasi
Prasarana
a) Direktur
Direktur Mempunyai tugas pokok untuk membantu dalam
pengelolaan rumah sakit dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Direktu rumah sakit harus melaksanakan upaya kesehatan
berdaya guna da berhasil guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
promotif dan preventif. Penyelenggaraan tersebut di atas harus dilakukan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Selain itu Direktur harus
dapat menentukan peraturan-peraturan rumah sakit dan perencanan
pelaksanaan rumah sakit, memberikan tugas yang sesuai dengan
bawahan, melakukan monitoring terhadap bawahannya dan
mengevaluasinya.
d) Bidang Penunjang
Bidang Penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan
yang berkaitan dengan bidang penunjang rumah sakit. Kepala Bidang
Penunjang memiliki fungsi sebagai berikut:
Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik
Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
Prasarana
Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi
Bidang penunjang terdiri dari tiga seksi atau bagian, yaitu seksi
Logistik dan Diagnostik, Pelayanan Sarana dan Prasarana, dan
Pengendalian Instalasi.
Seksi Logistik dan Diagnostik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan
dengan logistik dan diagnostik rumah sakit. Hal yang dimaksud
dengan logistic adalah hal-hal yang berkaitan dengan perbekalan
farmasi, linen dan Gizi. Sedangkan yang dimakud dengan diagnostic
adalah hal yang berkaitan dengan radiologis dan laboratorium di
rumah sakit. Kepala seksi Logistik dan Diagnostik harus bisa
mengatur bawahannya untuk selalu merencanakan sampai
melaporkan penggunaan atau penyelenggaraan hal yang berkaitan
dengan logistik dan diagnostik sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Seksi sarana dan Prasarana
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang berkaitan
dengan berbagai sarana dan prasarana rumah sakit. Tugas seksi ini
adalah menyusun dan merencanakan sampai ke tingkat pengawasan
terhadap sarana rumah sakit misalnya ruang rawat inap, rawat jalan,
laboratorium, gawat darurat dan lain sebagainya. Serta dalam hal
prasarana rumah sakit misalnya instalasi air, instalasi listrik dan lain
sebagainya.
Seksi Pengendalian Instalasi
Memiliki tugas pokok untuk memempersiapkan, memperbaiki dan
memelihara sarana dan prasarana instalasi rumah sakit. Bertugas
untuk mengawasi kelayakan dari sarana dan prasarana Rumah Sakit
tipe B, dan apabila menemukan adanya ketidaklayakan maka seksi
ini akan melaporkan dan menindaklanjuti sesuai perintah dari kepala
bidang penunjang.
e) Komite Medis
Merupakan satuan organisasi non struktural yang dibentuk dan
bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit yang bukan merupakan
wadah perwakilan staf medik. Sekurang-kurangnya ada ketua, sekretaris,
dan subkomite.
Komite medis berfungsi sebagai penasihat atau bagian yang
memberikan saran kepada direktur rumah sakit dan/atau kepala bidang
pelayanan medik. Selain itu juga berfungsi untuk menyusun kebijakan,
mengkoordinasi, dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik di rumah
sakit. Komite medik juga menangani hal yang berhubungan dengan etik
kedokteran.
f) Satuan Pengendali Intern
Merupakan satuan yang dibentuk dan memiliki pertanggung jawaban
langsung kepada direktur utama rumah sakit. Tugas dari Satuan
Pengendali Intern adalah melakukan pemeriksaan, pemantauan, penilaian,
pengujian dan pengusutan terhadap laporan baik laporan rutin maupun
laporan insidentil terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja baik
struktural, fungsional, maupun yang non struktural agar dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Namun ruang lingkup
tugas dari SPI ini hanyalah pada masalah administratif manajerial karena
hal-hal yang bersifat teknis medis sudah ditangani oleh komite medis.