Ahmad nursugara
Deden joyo suparjo
Dian nitasari
Ratnasari dewi
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pengaruh TEKNIK RELAKSASI DAN TEKNIK
DISTRAKSI TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA
PASIEN POST OPERASI DIRUANG OK RSUD KARAWANG dan manfaatnya
untuk menambah pengetahuan mahasiswa.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II MATERI
A. Pengertian Hernia ....................................................................... 3
B. Etiologi ...................................................................................... 3
C. Tanda dan Gejala ....................................................................... 3
D. Komplikasi ................................................................................ 4
E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 4
F. Penatalaksanaan ........................................................................ 4
G. Distraksi .................................................................................... 6
H. Jenis Tehnik Distraksi antara .................................................... 6
I. Cara menggunakan Distraksi ..................................................... 8
J. Relaksasi .................................................................................... 9
K. Langkah-Langkah Teknik Relaksasi Pernafasan ....................... 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan............................................................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau
luka yang dihasilkan merupakan suatu trauma bagi penderita dan ini bisa
menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Akibat dari prosedur
pembedahan pasien akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri
sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan. (Perry & Potter, 2005).
iv
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Menjelaskan konsep dan proses teknik relaksasi dan teknik distraksi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi distraksi
b. mengidentifikasi jenis tehnik distraksi
c. mengidentifikasi cara menggunakan distraksi
d. mengidentifikasi relaksasi
e. mengidentifikasi langkah-langkah teknik relaksasi pernafasan
v
BAB II
MATERI
A. pengertian
Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun jaringan
melalui bagian lemah dari dindingrongga yang bersangkutan atau lubang
abnormal (Nada, 2007)
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersan
B. Etiologi
a. Konginetal atau primer
b. Sekunder akibat peningkatan tekanan intra abdomen, misal disebabkan
karena konstipasi, kehamilan, penyumbatan jalan keluar kandung
kemih, masa abdomen yang terlalu besar, pengangkatan beban berat.
vi
Bila pasien mengedan atau batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.
D. Komplikasi
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini
disebut hernia inguinalis irreponibilis. Pada keadaan ini belum ada
gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan
keadaan irreponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada
dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi
lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan irreponibilis pada usus
halus.
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya
usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus
diikuti dengan gangguan vaskuler (proses strangulasi). Keadaan ini
disebut hernia inguinalis strangulata.Pada keadaan strangulata akan
timbul gejala illeus, yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada
strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah
benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisah
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar x abdomen menunjukan abnormalnya kadar gas dalam usus /
obstruksi usus.
b. 2. Pemeriksaan darah lengkp mencakup Hb, leukosit, eritrosit, hitung
jenis leukosit, CT, BT, golongan darah, trombosit, BUN, kreatinin
serum
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ada 2 macam :
1. Penatalaksanaan Konservatif ( Townsend CM )
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
vii
telah di reposisi.Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat
kambyh kembali. Terdiri atas :
a. Reposisi
Adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia ke dalam
cavum peritonii atau abdomen,di lakukan secara bimanual.Reposisi
di lakukan pada pasien dengan henia reponibilis dengan cara
memakai dua tangan. Reposisi tidak di lakukan pada hernia
inguinalis strangulata kecuali pada anak - anak.
b. Suntikan
Penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin di daerah
sekitar hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami
sclerosis atau penyempitan sehingga isi hernia keluar dari cavum
peritonii.
c. Sabuk Hernia
Di berikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak di
lakukan operasi
2. Penatalaksanaan Operatif
Operasi merupakan tindakan paling baik dan dapat di lakukan pada :
a. Hernia Reponibilis
b. Hernia irreponibilis
c. Hernia strangulasi
d. Hernia incarserata
a. Herniotomy
Membuka atau memotong kantong hernia serta
mengembalikan isi hernia ke cavum abdominalis
b. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya
pada conjoint tendon
viii
c. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar
LMR hilang / tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena
tertutup otot. Hernioplasty pada HIL ada bermacam macam
menurut kebutuhannya.
G. Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa
terhadap nyeri yang dialami. Misalnya seorang pasien sehabis operasi
mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepakbola
di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat
dijelaskan dengan teori Gate Control.Pada spina cord, sel-sel reseptor
yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari
serabut-serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih
lambat daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-
pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke
otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cummings 1981).
Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas secara pelan-pelan,
massage sambil bernafas pelan-pelan, mendengar lagu sambil menepuk-
nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah
sambil menutup mata.
ix
untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
x
4. Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan
perangko, menulis cerita.
5. Tehnik pernafasan
Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang
6. Imajinasi terbimbing
Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut
serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian
terhadap nyeri
I. Cara menggunakan Distraksi
xi
Pernafasan ini, kita bisa memakai beberapa postur tubuh untuk
memudahkan kita sampai pada posisi rileks yang dikehendaki;
sekaligus dengan postur tubuh tersebut, kita akan mendapatkan
stimuli yang dibutuhkan syaraf-syaraf tertentu.
Teknik Relaksasi ini sebenarnya juga bertujuan untuk
mengaktifkan kekuatan energi dari otak kanan, yaitu bagian otak
yang mengurusi masalah emosi dan imajinasi manusia.
J. Relaksasi
Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang
mengalami nyeri kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam
relaksasi yaitu posis yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang
tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian
tubuh disokong (missal bantal menyokong leher), persendian fleksi,
dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan).
Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan
memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke
dinding , sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien
dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan geraham bawah
kendor. Steward (1976: 959) menjelaskan teknik relaksasi sebagai
berikut:
1. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan
udara
.
xii
2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh
menjadi kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal
4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-
pelan dan membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang
kendor.Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan
pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
2. Gambaran indah
Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah
satu teknik pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang
Anda pilih, yang penting bisa membuat Anda nyaman. Meskipun
awan, laut dan gunung merupakan pilihan yang umum digunakan,
Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai. "Ada pasien
yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan
semua yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang
xiii
Walsleben, seperti dikutip situs health.com. Ada juga yang
membayangkan sedang meniup balon sabun. Mereka melihat diri
mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun, memandangi
gelembung memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."
4. Meditasi pikiran
Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda.
Fokuskan pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan
pikiran tersebut. Lakukan juga pada pikiran yang lain. Anda akan lebih
tenang setelah melepaskan semua beban pikiran yang memenuhi
kepala Anda. Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15
menit dan tuliskan semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian
gunakan 15 menit berikutnya untuk memikirkan dan menulis langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah Anda. Teknik
ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari. Dengan
begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di
malam hari.
5. Hitung mundur
Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke
atas."Sedikit peregangan mata bisa membuat Anda rileks," terang
Doner. Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat mengeluarkan nafas,
biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks. Ulangi satu atau dua kali.
Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat
dengan menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka
menuntun
xiv
langkah Anda ke anak tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas
setiap Anda melangkah turun.
Langkah Pertama:
Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak
tangan menutup dan menempel di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 - 10 menit.
Setelah duduk tegak dan memejamkan mata dengan perlahan, mulai
dengan mengendurkan seluruh otot tubuh Anda. Mulai dari otot leher
dan bahu, lemaskan secara perlahan-lahan. Setelah itu cobalah ke
bagian tubuh lain yang masih tegang. Mulailah mengeksplorasi setiap
bagian tubuh dengan visualisasi pikiran, dari ujung jari kaki naik
perlahan ke atas sampai ke ubun-ubun kepala. Mata Anda tetap
terpejam dengan rileks. Setelah seluruh tubuh terasa kendur, lemas dan
nyaman; nikmatilah posisi tersebut beberapa saat dan tenangkan nafas,
lambatkan ritmenya tanpa ada penahanan sama sekali. Usahakan
seluruh tubuh Anda merasa nyaman.
Langkah Ke dua:
Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak
tangan membuka, punggung tangan menempel di atas paha.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 - 10 menit.
Posisi seperti yang Anda lakukan di Langkah Pertama, tetapi posisi
telapak tangan membuka ke atas dengan punggung tangan menempel
di paha. Rasakan saja dengan seluruh bagian tubuh Anda; suasana,
situasi ataupun kondisi ruangan tempat Anda sedang berlatih. Setelah
seluruh tubuh Anda merasa nyaman, arahkan perhatian ke pusat
xv
telapak tangan yang terbuka. Rasakan sensasi atau getaran atau apapun
itu, yang terjadi di telapak tangan.
Langkah Ke tiga:
Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, kedua tangan di samping tubuh.
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 - 10 menit.
Setelah posisi berdiri Anda terasa enak dan nyaman, tempatkan
sebagian perhatian anda pada kedua belah tangan, mulai dari bahu
perlahan turun ke lengan atas, siku sampai lengan bawah dan akhirnya
telapak tangan. Arahkan perhatian pada pusat telapak tangan. Setelah
beberapa saat mungkin Anda akan merasakan suatu sensasi di telapak
tangan atau getaran di lengan dan bahu. Ikuti saja bila getaran atau
tenaga tersebut akhirnya mengangkat lengan naik perlahan, kemudian
turun lagi. Ikuti terus getaran atau sensasi lainnya yang mengangkat
lengan Anda tanpa tenaga otot itu. Terangkat dengan sendirinya, bukan
atas kemauan Anda. Bila Anda tergolong orang yang kurang peka
sehingga tidak merasakan apa-apa, tenang dan rileks saja terus. Hal ini
tidak berarti Anda gagal atau tidak mendapatkan manfaat dari latihan
ini. Latihan ini bukan sekedar fisik, tetapi juga olah pikiran dan jiwa.
Langkah Ke empat:
Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, telapak tangan saling berhadapan
didepan dada tetapi tidak bersentuhan (ada jarak).
Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.
Waktu : 5 - 10 menit.
Setelah posisi Anda nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada
kedua tangan, mulai bahu perlahan turun ke lengan, siku sampai
lengan bawah dan kemudian telapak tangan. Arahkan perhatian Anda
pada pusat telapak tangan. Setelah beberapa saat mungkin Anda akan
merasakan sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan. Bila
sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan terasa menggerakkan
tangan anda, ikuti saja gerakannya, jangan dilawan. Ikutilah terus
xvi
gerakan tangan anda tanpa tenaga otot tersebut. Kalau Anda mau
melatih Teknik Relaksasi Pernafasan seperti uraian saya di atas ini,
maka Anda akan merasakan bertambahnya energi dalam diri Anda
semakin hari menjadi semakin besar dan kuat. Sehingga dengan
demikian, kehidupan sehari-hari Anda akan selalu diwarnai
kegembiraan, dan kesehatan yang Luar Biasa Prima.
Problem kesehatan Anda akan menjadi hilang-sirna seketika, begitu
Anda melakukan Latihan Teknik Relaksasi Pernafasan ini. Dan
digantikan dengan kesehatan dan kekuatan lahir-batin Anda yang Luar
Biasa Prima! Selamat mencoba melakukan latihan ini dan Anda akan
merasakan, bangkitnya energi dalam atau inner power diri Anda
yang selama ini terabaikan karena kesibukan Anda sehari-hari
xvii
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut jenis operasi yang dijalani pasien, kebanyakan pasien menjalani operasi
apendektomi. Pasien dalam penelitian ini selain telah diberikan tindakan relaksasi
dan distraksi juga tetap diberikan terapi farmakologis dengan menggunakan
analgesik. Jenis analgesik yang digunakan adalah ketorolac. Untuk menghindari
kerancuan data hasil relaksasi dan distraksi dengan efek farmakologis pemberian
analgesik, maka tindakan dilakukan 4-6 jam sesudah pemberian obat dan atau 30
menit sebelum pemberian obat.
1. Teknik Relaksasi.
Hasil penelitian terhadap 15 responden sebelum dilakukan teknik relaksasi
didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami intensitas nyeri lebih
nyeri yaitu sebanyak 6 orang (40%), intensitas nyeri sedikit lebih nyeri
sebanyak 4 orang (26,7%), intensitas nyeri sangat nyeri 3 orang (20%) dan
intensitas nyeri sedikit nyeri sebanyak 2 orang (13,3%). Setelah dilakukan
teknik relaksasi, sebanyak 2 responden menyatakan tidak mengalami nyeri
dan tidak ada responden yang mengalami intensitas nyeri sangat nyeri dan
intensitas nyeri lebih nyeri.
xviii
irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D Kandou Manado didapatkan hasil diketahui
dari 11 orang (55,0 %) dengan intensitas nyeri hebat terkontrol berkurang
menjadi 10 orang dengan intensitas nyeri sedang dan 1 orang dengan
intensitas tidak nyeri. Hal yang sama juga terjadi pada 8 orang (40,0 %)
dengan intensitas nyeri sedang berkurang menjadi intensitas nyeri ringan.
Intensitas nyeri ringan 1 orang (5,0 %) berkurang menjadi tidak nyeri. Serta
terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post
operasi fraktur di ruang irina A BLU RSUP Prof Dr. R. D Kandou Manado
dengan nilai P = 0,000.
Penanganan nyeri secara farmakologis memiliki efek yang tidak baik bagi
tubuh, sehingga tindakan non farmakologis dianjurkan dalam penanganan
nyeri. Salah satu tindakan non farmakologis yaitu pemberian teknik relaksasi.
Menurut Smelzer & Bare (2002), Prinsip yang mendasari penurunan nyeri
xix
oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi system syaraf otonom yang
merupakan bagian dari system syaraf perifer yang mempertahankan
homeostatis lingkungan internal individu.
2. Teknik Distraksi
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 15 responden didapatkan hasil
responden dengan intensitas nyeri sedikit lebih nyeri dan intensitas nyeri
lebih nyeri yaitu berjumlah masing-masing 5 orang atau 33,3%, reponden lain
mengalami intensitas sangat nyeri berjumlah 4 orang (26,7%) dan nyeri
sangat hebat 1 orang(6,7%). Setelah diberikan teknik distraksi terdapat 1
orang (6,7%) menyatakan tidak nyeri. Setelah dilakukan teknik distraksi tidak
terdapat pasien yang mengalami intensitas nyeri sangat nyeri dan nyeri sangat
hebat.
xx
intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik distraksi relaksasi dengan
prosentase tertinggi masuk interval nyeri skor 4 - 6 sebanyak 18 responden
(41,86%), dan tidak ada responden (0,00%) dengan interval nyeri skor 0, 1
3. Intensitas nyeri setelah dilakukan teknik distraksi relaksasi dengan interval
nyeri skor 4 6 sebanyak 25 responden (58,14%), dan tidak ada responden
(0,00%) dengan interval nyeri skor 0. Ada pengaruh teknik distraksi relaksasi
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di
PKU Muhammadiyah Gombong dengan p-value=0,000.
xxi
adalah dengan merangsang sekresi endorfin yang akan menghambat
pelepasan substansi P. Teknik distraksi khususnya distraksi pendengaran
dapat merangsang peningkatan hormon endorfin yang merupakan substansi
sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Individu dengan endorfin banyak
lebih sedikit merasakan nyeri dan individu dengan endorfin sedikit merasakan
nyeri lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan perubahan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik distraksi.
Berdasarkan hasil diatas tidak dapat dipastikan tindakan mana yang lebih
efektif untuk mengatasi nyeri pasien, tetapi dapat dipastikan bahwa
pemberian teknik relaksasi dan teknik distraksi sama-sama efektif untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien post operasi.
xxii
BAB IV
Kesimpulan
23
Daftar Pustaka
24
Sjamsuhidayat, R dan Jong.W.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Smeltzer & Bare.(2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Snyder, dkk. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb (ed.
5.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sucipto, Aditya Yayang. (2012). Pengaruh Relaksasi Guided Imagery Terhadap
Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit
Daerah Dr. Soebandi Jember. Skripsi. Jember: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember
Sumiati, dkk. (2010). pengaruh penggunaan tindakan teknik relaksasi napas
dalam, distraksi, gate kontrol, terhadap penurunan sensasi nyeri ca mammae
di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal. Makassar: STIKES Nani
Hasanuddin Makassar. http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/5/e-
library%20stikes%20nani%20hasanuddin--sumiatiern-201-1-artikel8.pdf
Diakses tanggal 24 juli 2014
Tamsuri, A. (2007) . Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Triyana, Yani Firda.(2012). Teknik prosedural keperawatan. Jogjakarta: D-
Medika.
World Health Organization. (2005). Pedoman Perawatan Pasien (Moica Ester,
Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
25