Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi adalah zat-zat makanan yang diperlukan tubuh untuk melekukan fungsinya
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-
proses kehidupan terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa
trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Fraktur lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering
berhubungan dengan olah-raga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan
kendaraan bermotor.
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode literatur yaitu penulis membaca dan
mencari informasi dari buku refrensi.
E. Sistematika
Untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami karya tulis ini, penulis
membagi pembahasan dalam beberapa bagian. Dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I berisi Pendahuluan meliputi : latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode dan sistematika penulisan.
Bab II berisi nutrisi untuk fraktur meliputi: pengertian fraktur, tujuan pemberian nutrisi
fraktur , kebutuhan nutrisi fraktur, zat-zat gizi yang di butuhkan fraktur, contoh menu sehari
pada nutrisi fraktur Bab III berisi Penutup meliputi : Kesimpulan dan saran.
BAB II
A. Pengertian fraktur
Fraktur adalah rusak atau hilangnya sebagian jaringan kulit, dan Fraktur adalah terputusnya
kesinambungan sebagian atau seluruh tulang atau tulang rawan.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.
(Soebroto Sapardan, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. (Marylin E. Doengoes. 2000)
Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk
terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 2000 : 1138).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma
langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami
oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup
banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 2005:543)
Kebutuhan kalori dan protein pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada umur dan
berat badan masing-masing orang.
- untuk menghitung kebutuhan normal protein per hari dapat dihitung dengan cara :
Kebutuhan protein (gr) = Berat Badan(kg)x8
- untuk menhitung kebutuhan kalori untuk perorangan dihitung berdasarkan FAO/WHO
1973 Energy and Protein Requirements seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
<1 1.090
13 1.360
46 1.830
79 2.190
Laki-laki :
10 12 2600
13 15 0,97 M x A
16 19 1,02 M x A
20 39 1,00 M x A
40 49 0,95 M x A
50 59 0,90 M x A
60 69 0,80 M x A
>70 0,70 M x A
Wanita :
10 12 2.350
13 15 1,13 M x A
16 19 1,05 M x A
20 39 1,00 M x A
40 49 0,95 M x A
50 59 0,90 M x A
60 69 0,80 M x A
>70 0,70 M x A
Keterangan :
M = berat badan x 46 kalori = kebutuhan kalori laki-laki dewasa pada berat badan tertentu
F = berat badan x 40 kalori = kebutuhan kalori wanita dewasa pada berat badan tertentu
A = indeks aktivitas
ringan = 0,90 , sedang = 1,0 , aktif = 1,17
Sumber makanan yang berprotein tinggi (per 100gram)
Protein adalah kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai
zat pembangun dan pendorong metabolisme. Zat ini tidak bisa dihasilkan sendiri oleh
manusia kecuali lewat makanan.
Kalori adalah satuan energi. Dalam nutrisi danbahasa sehari-hari, kalori mengacu pada
konsumsi energi melalui makan dan minum danpenggunaan energi melalui aktivitas fisik.
PENDAHULUAN
1.2.1 Apakah penurunan berat badan pada pasien obesitas dengan diet rendah
kalori dan metformin lebih tinggi dari pada hanya dengan diet rendah
kalori?
1.2.2 Apakah penurunan berat badan pada pasien obesitas dengan diet rendah
kalori dan metformin lebih tinggi dari pada hanya dengan metformin?
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi Obesitas
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obesitas adalah kondisi dimana tubuh kelebihan berat badan akibat
penimbunan lemak (The Asia Pasific Perspective, 2000). Berdasar indeks massa
tubuh (IMT) dibedakan antara over weight (kelebihan berat badan) dengan nilai
indeks 25 30, dengan obesitas yang memiliki nilai indeks 30 (Insel, 2002).
Menurut kriteria Asia Pacifik disebut over weight bila IMT = 23 < 25,
sedang obesitas klas I bila IMT 25 < 30, dan obesitas klas II bila = 30.
2. Faktor Eksternal
1) Perilaku makan (behaviour)
Kebiasaan makan dan faktor budaya dalam keluarga dan atau
masyarakat mempengaruhi perilaku seseorang, misal: banyak
ngemil, suka makanan berlemak (gorengan, manis, santan), makan
makanan cepat saji (junk foods dan fast foods).
2) Pola aktivitas
Gaya hidup modern, dimana unsur kenyamanan dan kemudahan
menjadi tujuan, orang cenderung mencari cara mudah dan sedikit
menggunakan tenaga. Pola hidup sedentari merupakan pola yang
umum dalam masyarakat modern. Obesitas banyak dijumpai pada
orang yang kurang melakukan aktivitas fisik dan kebanyakan
duduk. Dimasa industri sekarang ini, dengan meningkatnya
mekanisasi dan kemudahan transportasi, orang cenderung kurang
gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktivitas sehari-hari.
3) Sosial ekonomi
Kekurangan kemampuan daya beli menyebabkan keterbatasan
pilihan makanan yang sehat dan bergizi baik. Obesitas banyak
dijumpai pada wanita keluarga miskin karena sulitnya membeli
makanan yang tinggi kandungan protein. Mereka hanya mampu
membeli makanan murah yang umumnya mengandung banyak
hidrat arang dan berlemak.
yang telah gagal dengan metode lain. Juga digunakan untuk tujuan penurunan
berat badan dalam waktu singkat dengan maksud tertentu. Beberapa manfaat
diet sangat rendah kalori antara lain perbaikan dalam hal (Franklin, dkk):
a. Sindroma metabolik
b. Glycaemic control
c. Tekanan darah (8-13%)
d. Serum kolesterol (5-25%)
e. Trigliserida (15-50%)
3) Diet rendah karbohidrat
Diet ini bertujuan untuk mencegah lipogenesis (pembentukan jaringan lemak)
dari karbohidrat. Kalori yang diberikan rata-rata 1.300 kalori. Diet ini dapat
digunakan bagi obesitas derajat ringan sampai sedang.
4) Diet rendah lemak
Metaanalisis menunjukkan terdapat hubungan yang tergantung pada dosis
antara penurunan asupan lemak dan penurunan berat badan. Untuk tiap 1%
penurunan energi dari lemak terdapat penurunan 0,28 kgBB. Bila hanya fokus
asupan lemak tanpa menghitung kalori, tampaknya tidak banyak mengurangi
berat badan.
5) Diet tinggi protein
Diet tinggi protein mengandung lebih dari 20% protein dari total energi yang
dikonsumsi, sedang karbohidrat kurang dari 40% dari total energi. Contoh diet
Atkins. Protein tinggi, diet rendah kalori akan memicu ketogenesis dan
menurunkan berat badan karena kekurangan cairan, selain keton akan
menekan nafsu makan. Keadaan ini akan menurunkan asupan kalori sebagai
faktor yang menginduksi penurunan berat badan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nutrisi diperlukan pada pasien fraktur (patah tulang). Karena Nutrisi adalah zat-zat
makanan yang diperlukan tubuh untuk melekukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Sumber Kalori
Hewani : produk susu (susu, yoghurt, keju)
Nabati : produk kedelai, kacang-kacangan, rumput laut dan brokoli
Sumber Protein dan Vitamin D
Ikan lele, sarden, ikan salmon, minyak ikan, telur ayam, hati sapi.
B. SARAN
1. Diharapkan bagi penderita fraktur untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi seperti
Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
2. Diharapkan bagi penderita fraktur untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas agar tubuh
dapat terjaga dan terlindungi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://health.detik.com/read/2012/02/08/134803/1837291/1307/nutrisi-apa-yang-bagus-
untuk-penyembuhan-patah-tulang
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_gizifraktur.php
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_gizimanula.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Fraktur
www.nutritiondata.com
Almatsier,Sunita.2009. Prinsip dasar Ilmu Gizi.Jakarta.Gramedia Pustaka
Utama
DAFTAR PUSTAKA
Adi, S. 2003. National Obesity Symposium II. Surabaya: Pusat Diabetes dan
Nutrisi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Bailey, J.C., et al. 2007. Metformin: The Gold Standard. A Scientific Handbook.
U K: John Wiley & Sons, Ltd.
Bassett, J., et al.2000. Redefining Obesity and Its Treatment. The Asia-Pacific
perspective. Australia: Health Communications Australia Pty Limited.
Departemen Kesehatan RI. 2001. Studi Morbiditas dan Disabilitas. Dalam: Tim
Surkesnas Badan Litbang Kesehatan (editor). Buku Laporan Survei
Kesehatan Nasional (SURKESNAS). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
No comments:
Post a Comment
About Me
Nissa Uchil
My name is Annisa Resiana,
From Brebes, Central Java, Indonesia
I'am a NURSE
Pilih Bahasa
Total Pengunjung
1352821
Pengikut
Search This Blog
My Posting
2011 (15)
2012 (1)
2013 (8)
o December (8)
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
MAKALAH TENTANG NUTRISI BAGI PENDERITA
HIPERTENSI
MAKALAH TENTANG NUTRISI PASIEN LUKA BAKAR
NUTRISI PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN
PEMERIKSA...
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN GAGAL GINJAL
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN HEPATITIS
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN POST PARTUM
MAKALAH TENTANG NUTRISI UNTUK PASIEN FRAKTUR
2014 (110)
2015 (56)
2016 (3)