Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat-zat makanan yang diperlukan tubuh untuk melekukan fungsinya
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-
proses kehidupan terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa
trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Fraktur lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering
berhubungan dengan olah-raga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan
kendaraan bermotor.

B. Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca mengetahui pengertian fraktur


2. Agar pembaca mengetahui tujuan pemberian nutrisi fraktur
3. Agar pembaca mengetahui kebutuhan nutrisi fraktur
4. Agar pembaca mengetahui zat-zat gizi yang di butuhkan fraktur
5. Agar pembaca mengetahui contoh menu sehari pada nutrisi fraktur

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dituliskan dalam muakalah ini adalah :


1. Bagaimana pengertian fraktur
2. Bagaimana tujuan pemberian nutrisi fraktur
3. Bagaimana kebutuhan nutrisi fraktur
4. Bagaimana zat-zat gizi yang di butuhkan fraktur
5. Bagaimana contoh menu sehari pada nutrisi fraktur
D. Metode Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode literatur yaitu penulis membaca dan
mencari informasi dari buku refrensi.

E. Sistematika

Untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami karya tulis ini, penulis
membagi pembahasan dalam beberapa bagian. Dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I berisi Pendahuluan meliputi : latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode dan sistematika penulisan.
Bab II berisi nutrisi untuk fraktur meliputi: pengertian fraktur, tujuan pemberian nutrisi
fraktur , kebutuhan nutrisi fraktur, zat-zat gizi yang di butuhkan fraktur, contoh menu sehari
pada nutrisi fraktur Bab III berisi Penutup meliputi : Kesimpulan dan saran.
BAB II

NUTRISI UNTUK FRAKTUR

A. Pengertian fraktur
Fraktur adalah rusak atau hilangnya sebagian jaringan kulit, dan Fraktur adalah terputusnya
kesinambungan sebagian atau seluruh tulang atau tulang rawan.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.
(Soebroto Sapardan, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. (Marylin E. Doengoes. 2000)
Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk
terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 2000 : 1138).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma
langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami
oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup
banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 2005:543)

B. Tujuan pemberian nutrisi fraktur


Tujuan pemberian nutrisipadapasien fraktur adalah untuk memenuhi kebutuhan energi untuk
proses metabolisme, perbaikan jaringan. memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup, agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien

C. Kebutuhan Nutrisi Fraktur


Kebutuhan nutrisi yang baik untuk pasien fraktur adalah dengan melakukan diet TKTP (
Tinggi Kalori Tinggi Protein ).
Pengertian Diet TKTP
Diet TKTP adalah pengaturan jumlah protein dan kalori serta jenis zat makanan yang
dimakan disetiap hari agar tubuh tetap sehat.
Tujuan diet TKTP
Diet TKTP bertujuan untuk :
a) Memberikan makanan secukupnya atau lebih dari pada biasa untuk memenuhi kebutuhan
protein dan kalori.
Maksudnya, jumlah makanan khusus kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan dalam jumlah
lebih dari pada kebutuhan biasa.
b) Menambah berat badan hingga mencapai normal.
Penambahan berat badan hingga mencapai normal menunjukkan kecukupan energi. Untuk
mengetahui berat badan yang normal, seseorag dapat menggunakan kartu menuju sehat
(KMS), untuk anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan kelompok usia lanjut. Bagi
orang dewasa digunakan Indek Masa Ttubuh (IMT).
c) Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan.
Artinya, dengan terpenuhinya kebutuhan energi / kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga
menjamin terbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh.

Syarat Diet TKTP


a. Tinggi Energi
b. Tinggi Protein
c. Cukup mineral dan Vitamin
d. Mudah dicerna
e. Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan darurat
f. Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan dihindari.
Indikasi Pemberian Diet TKTP
a. Malnutrisi, defisiensi kalori, protein, anemia, kwashiorkor.
b. Sebelum dan sesudah operasi.
c. Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit berlangsung lama.
d. Trauma perdarahan.
e. Infeksi saluran pernafasan
Macam-macam Diet TKTP
a. TKTP I : Kalori : 2600 kal/kg BB
Protein : 100 g (2 g/kgBB)

b. TKTP II : Kalori : 3000 kal / kg BB


Protein : 125 g (2 g / kg BB)

Kebutuhan kalori dan protein pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada umur dan
berat badan masing-masing orang.
- untuk menghitung kebutuhan normal protein per hari dapat dihitung dengan cara :
Kebutuhan protein (gr) = Berat Badan(kg)x8
- untuk menhitung kebutuhan kalori untuk perorangan dihitung berdasarkan FAO/WHO
1973 Energy and Protein Requirements seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Gol. Umur Kebutuhan Kalori

<1 1.090
13 1.360
46 1.830
79 2.190
Laki-laki :
10 12 2600
13 15 0,97 M x A
16 19 1,02 M x A
20 39 1,00 M x A
40 49 0,95 M x A
50 59 0,90 M x A
60 69 0,80 M x A
>70 0,70 M x A
Wanita :
10 12 2.350
13 15 1,13 M x A
16 19 1,05 M x A
20 39 1,00 M x A
40 49 0,95 M x A
50 59 0,90 M x A
60 69 0,80 M x A
>70 0,70 M x A

Keterangan :
M = berat badan x 46 kalori = kebutuhan kalori laki-laki dewasa pada berat badan tertentu
F = berat badan x 40 kalori = kebutuhan kalori wanita dewasa pada berat badan tertentu
A = indeks aktivitas
ringan = 0,90 , sedang = 1,0 , aktif = 1,17
Sumber makanan yang berprotein tinggi (per 100gram)

Protein adalah kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai
zat pembangun dan pendorong metabolisme. Zat ini tidak bisa dihasilkan sendiri oleh
manusia kecuali lewat makanan.

Bahan Makanan Nilai Protein


Kacang Kedelai 34,9
Kacang Merah 29,1
Kacang tanah 25,3
Keju 22,8
Kacang Hijau 22,2
Mete 21,2
Udang Segar 21,0
Daging Sapi 18,8
Tempe kacang kedelai murni 18,3
Ayam 18,2
Krupuk Udang 17,2
Ikan Segar 16,0
Telur Bebek 13,1
Telur Ayam 12,0
Jagung Kuning 9,2
Roti putih 8,0
Mie Kering 7,9
Tahu 7,8
beras setengah giling 7,6
Daun singkong 6,8
Bayam 3,5
Kangkung 3,0
Kentang 2,0
Singkong 1,2
Sumber makanan yang tinggi Kalori

Kalori adalah satuan energi. Dalam nutrisi danbahasa sehari-hari, kalori mengacu pada

konsumsi energi melalui makan dan minum danpenggunaan energi melalui aktivitas fisik.

Bahan Makanan Nilai kalori


Minyak sawit (216 g) 1910
Bawang Bombay (160 g) 64
Wortel (126 g) 52
Nasi (186 g) 242
Terigu (28 g) 102
Tuna (196 g) 204
Susu cair (244 g) 146
Telur (243 g) 347

D. Makanan yang dianjurkan dan dihindari oleh pasien fraktur

Makanan yang dihindari


Makanan yang harus dihindari adalah makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat
mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya.
Makanan yang dianjurkan
Makanan yang harus diberikan meliputi :
- Sumber Kalori : Nasi,Kentang,Roti,Gandum, Jangung dan lain-lain
- Sumber Protein hewani : ayam,daging,hati,telur,susu dan keju.
- Sumber protein nabati : kacang-kacangan ,tahu,tempe, dan oncom
- Sumber Protein Vitamin D : Ikan lele, sarden, ikan salmon, minyak ikan, telur ayam, hati
sapi.

E. Zat-zat gizi yang di butuhkan pada fraktur femur

Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan mempertahankan kepadatan tulang


Vitamin D mendorong penyerapan kalsium dan membantu membentuk dan
mempertahankan tulang yang kuat
Fosfor bergabung dengan kalsium untuk membentuk kalsium fosfat, yaitu zat yang
memberikan kekerasan tulang
Magnesium kira-kira 50% dari seluruh magnesium tubuh ditemukan di dalam tulang
dan berkontribusi pada kerangka fisik tulang
F. Contoh menu sehari pada nutrisi fraktur femur
Pagi Siang Malam
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan goreng Daging empal
Daging semur Ayam goreng Telur balado
Ketimun dengan
Tempe bacem Sup sayuran
tomat iris
Susu Sayur asam Pisang
Pepaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20,00
Bubur kacang hijau Susu Roti panggang
Susu Teh

Diet Rendah Kalori

1.1 Latar Belakang


BAB I

PENDAHULUAN

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang bersifat global;


demikian juga merupakan masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat
Indonesia, dimana prevalensi makin meningkat dari waktu ke waktu. Terjadinya
obesitas pada umumnya berhubungan erat dengan pola makan yang tidak baik dan
cenderung kelebihan asupan kalori. Obesitas adalah penimbunan lemak berlebihan
didalam tubuh yang secara klinis dinyatakan dalam bentuk Indeks Massa Tubuh
(IMT) 30 (WHO, 1998).
Obesitas adalah bagian dari kelainan metabolisme yang paling dominan
dari suatu gejala yang disebut sindroma metabolik yaitu obesitas, hipertensi,
hypercholesterol/hyperlipidemia, resistensi insulin/diabetes melitus (DM). Hal
lain yang bisa terjadi sebagai komplikasi dari obesitas: kanker, osteoarthritis,
gangguan pernafasan (sesak, sleep apnea), hiperurisemia, penyakit jantung
koroner (PJK), kholelitiasis. Gangguan-gangguan tersebut menjadikan penderita
obesitas mempunyai risiko kematian lebih tinggi dibanding bukan penderita
obesitas (Iwaningsih, 2005).
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penurunan berat badan pada pasien obesitas dengan diet rendah
kalori dan metformin lebih tinggi dari pada hanya dengan diet rendah
kalori?
1.2.2 Apakah penurunan berat badan pada pasien obesitas dengan diet rendah
kalori dan metformin lebih tinggi dari pada hanya dengan metformin?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan hasil diet rendah kalori, hasil metformin, hasil diet
rendah kalori dengan metformin dalam menurunkan berat badan pasien
obesitas.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1.3.2.1 Mengetahui pemberian diet rendah kalori dan metformin menurunkan
berat badan lebih tinggi dari pada diet rendah kalori saja.
1.3.2.2 Mengetahui pemberian diet rendah kalori dan metformin menurunkan

berat badan lebih tinggi dari pada pemberian metformin saja.

2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi Obesitas
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Obesitas adalah kondisi dimana tubuh kelebihan berat badan akibat
penimbunan lemak (The Asia Pasific Perspective, 2000). Berdasar indeks massa
tubuh (IMT) dibedakan antara over weight (kelebihan berat badan) dengan nilai
indeks 25 30, dengan obesitas yang memiliki nilai indeks 30 (Insel, 2002).
Menurut kriteria Asia Pacifik disebut over weight bila IMT = 23 < 25,
sedang obesitas klas I bila IMT 25 < 30, dan obesitas klas II bila = 30.

2.1.2 Cara menentukan Obesitas


2.1.2.1 Metode Broca
Obesitas apabila berat badan 30% lebih dari berat badan ideal.
Berat badan ideal = [ tinggi badan (cm) 100 ] 10 % dalam Kg.
2.1.2.2 Pengukuran persentasi lemak tubuh.
Pengukuran lemak tubuh dapat dilakukan dengan mengukur ketebalan
lemak dibawah kulit lengan atas, pinggang dan perut dengan menggunakan
skinfold calliper sebagai pengukuran secara anthropometri (Wong, 1996).
Lemak tubuh dapat diukur secara absolut yang dinyatakan dalam
kilogram, dan secara relatif dengan persen terhadap berat total tubuh. Ada variasi
berdasar kelamin dan umur, umumnya pria 3,1 kg lemak bawah kulit, sedang
wanita 5,1 kg (Supariasa, 2002).
2.1.2.3 Metode Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT dihitung dengan cara membagi berat tubuh dalam kg dengan kuadrat
tinggi tubuh dalam m.
BB (kg)
IMT =
TB (m)

2.1.3 Faktor-faktor penyebab obesitas


2.1.3.1 Pengelompokan etiologi obesitas sebagai berikut (Adi, 2003) :
1. Faktor Internal
1) Faktor Genetik
Sebagai unsur genetik, obesitas cukup berperan pada anak. Pada
orang tua obesitas, pengaruh gen pada anak adalah 80%, bila salah
satu orang tua obesitas adalah 40%, dan bila orang tua tidak
obesitas adalah 14%.
2) Psikologi
Pada beberapa orang tertentu dalam keadaan stress, frustasi, sedih,
dan kesepian biasanya makan menjadi lebih banyak sebagai
kompensasi dari kejiwaan.
Untuk mengubah perilaku makan yang dipengaruhi emosional/
psikologis, perlu keterlibatan psikolog.

2. Faktor Eksternal
1) Perilaku makan (behaviour)
Kebiasaan makan dan faktor budaya dalam keluarga dan atau
masyarakat mempengaruhi perilaku seseorang, misal: banyak
ngemil, suka makanan berlemak (gorengan, manis, santan), makan
makanan cepat saji (junk foods dan fast foods).
2) Pola aktivitas
Gaya hidup modern, dimana unsur kenyamanan dan kemudahan
menjadi tujuan, orang cenderung mencari cara mudah dan sedikit
menggunakan tenaga. Pola hidup sedentari merupakan pola yang
umum dalam masyarakat modern. Obesitas banyak dijumpai pada
orang yang kurang melakukan aktivitas fisik dan kebanyakan
duduk. Dimasa industri sekarang ini, dengan meningkatnya
mekanisasi dan kemudahan transportasi, orang cenderung kurang
gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktivitas sehari-hari.
3) Sosial ekonomi
Kekurangan kemampuan daya beli menyebabkan keterbatasan
pilihan makanan yang sehat dan bergizi baik. Obesitas banyak
dijumpai pada wanita keluarga miskin karena sulitnya membeli
makanan yang tinggi kandungan protein. Mereka hanya mampu
membeli makanan murah yang umumnya mengandung banyak
hidrat arang dan berlemak.

2.1.5 Penatalaksanaan Obesitas


Prinsip penanganan obesitas adalah pertama mencegah komplikasi dan
menurunkan gejala klinis yang timbul karena obesitas. Yang kedua, pengobatan
untuk menurunkan berat badannya. Pencapaian berat normal sering tidak realistik,
dan tidak seharusnya menjadi tujuan penurunan berat badan. Kehilangan berat
tingkat moderat dapat memberi manfaat kesehatan yang cukup berarti (The Asia-
Pasific perspective, 2000).
Program menurunkan berat badan antara lain dengan :
1) Diet rendah kalori
Diet bebas dengan pemberian kalori rata-rata 900 1.700 kkalori atau
pengurangan 500 sampai 1000 kkalori dari kebutuhan. Diet ini umumnya
diberikan pada obesitas derajat ringan sampai sedang.
2) Diet sangat rendah kalori
Diet yang membatasi asupan kalori, dengan pemberian antara 400 800
kkal/hari. Jumlah ini dibawah kebutuhan energi pada saat istirahat. Diet ini
memerlukan persyaratan yang ketat, karena dapat menimbulkan komplikasi
yang beragam. Diet ini digunakan pada pasien yang punya tekad kuat dan

yang telah gagal dengan metode lain. Juga digunakan untuk tujuan penurunan
berat badan dalam waktu singkat dengan maksud tertentu. Beberapa manfaat
diet sangat rendah kalori antara lain perbaikan dalam hal (Franklin, dkk):
a. Sindroma metabolik
b. Glycaemic control
c. Tekanan darah (8-13%)
d. Serum kolesterol (5-25%)
e. Trigliserida (15-50%)
3) Diet rendah karbohidrat
Diet ini bertujuan untuk mencegah lipogenesis (pembentukan jaringan lemak)
dari karbohidrat. Kalori yang diberikan rata-rata 1.300 kalori. Diet ini dapat
digunakan bagi obesitas derajat ringan sampai sedang.
4) Diet rendah lemak
Metaanalisis menunjukkan terdapat hubungan yang tergantung pada dosis
antara penurunan asupan lemak dan penurunan berat badan. Untuk tiap 1%
penurunan energi dari lemak terdapat penurunan 0,28 kgBB. Bila hanya fokus
asupan lemak tanpa menghitung kalori, tampaknya tidak banyak mengurangi
berat badan.
5) Diet tinggi protein
Diet tinggi protein mengandung lebih dari 20% protein dari total energi yang
dikonsumsi, sedang karbohidrat kurang dari 40% dari total energi. Contoh diet
Atkins. Protein tinggi, diet rendah kalori akan memicu ketogenesis dan
menurunkan berat badan karena kekurangan cairan, selain keton akan
menekan nafsu makan. Keadaan ini akan menurunkan asupan kalori sebagai
faktor yang menginduksi penurunan berat badan.

2.2.3 Diet dan Kalori


2006):
Nilai kalori untuk masing-masing zat gizi per satu gram adalah (Suhardjo,
1. Karbohidrat nilai 4 kalori
2. Protein nilai 4 kalori

3. Lemak nilai 9 kalori


Karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan
pokok terutama pada negara sedang berkembang, dikonsumsi sekitar 70-80% dari
total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90% (Hutagalung,
2004).
Perhitungan kebutuhan kalori pada tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung
antara lain jenis kelamin, umur, pekerjaan, secara umum kebutuhan kalori untuk
wanita dewasa per hari sekitar 1.900 kalori; sementara untuk pria 2.100 kalori.
Menu makanan yang seimbang terdiri atas 50% - 60% karbohidrat, 25% lemak,
10-15% protein dari nilai kebutuhan kalori dan vitamin serta mineral sesuai
dengan gizi yang dianjurkan (Elvina, 2007).

2.3 Diet Rendah Kalori Seimbang


Diet rendah kalori seimbang adalah diet yang kandungan energinya
dibawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral, serta cukup mengandung
serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi
makanan padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat
sederhana dan lemak serta goreng-gorengan (Almatsier, 2004). Dalam diet ini
tetap menjaga keseimbangan karbohidrat, lemak, protein dan keperluan vitamin
mineral.
2.3.1 Tujuan Diet Rendah Kalori
2.3.1.1 Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, jenis
kelamin dan kebutuhan fisik.

2.3.1.2 Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan


sebanyak 0,5 1 kg per minggu.
2.3.2 Syarat-syarat diet rendah kalori
2.3.2.1 Untuk menurunkan berat badan sebanyak 0,5 1 kg per minggu, asupan
energi dikurangi sebanyak 500 1.000 Kkal per hari dari kebutuhan
normal.
2.3.2.2 Protein normal atau sedikit diatas kebutuhan normal, yaitu 1 1,5 g/kg
berat badan/hari atau 15 20% dari kebutuhan normal.
2.3.2.3 Lemak 15 20% dari energi total.
2.3.2.4 Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55 65% dari kebutuhan energi
total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi
rasa kenyang dan mencegah konstipasi.
2.3.2.5 Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
2.3.2.6 Dianjurkan untuk tiga kali makan utama dan 2 3 kali makan selingan.
2.3.2.7 Cairan cukup, yaitu 8 10 gelas/hari.
Pada penelitian ini dianjurkan diet rendah kalori seimbang, yaitu asupan
energi dikurangi 500 Kkal dari kebutuhan normal (diet 1.500 Kkal). Bahan
makanan yang diberikan sehari dan nilai gizinya dapat dilihat pada tabel 2.6 dan
2.7.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nutrisi diperlukan pada pasien fraktur (patah tulang). Karena Nutrisi adalah zat-zat
makanan yang diperlukan tubuh untuk melekukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Sumber Kalori
Hewani : produk susu (susu, yoghurt, keju)
Nabati : produk kedelai, kacang-kacangan, rumput laut dan brokoli
Sumber Protein dan Vitamin D
Ikan lele, sarden, ikan salmon, minyak ikan, telur ayam, hati sapi.

B. SARAN

1. Diharapkan bagi penderita fraktur untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi seperti
Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
2. Diharapkan bagi penderita fraktur untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas agar tubuh
dapat terjaga dan terlindungi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

http://health.detik.com/read/2012/02/08/134803/1837291/1307/nutrisi-apa-yang-bagus-
untuk-penyembuhan-patah-tulang
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_gizifraktur.php

http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_gizimanula.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Fraktur
www.nutritiondata.com
Almatsier,Sunita.2009. Prinsip dasar Ilmu Gizi.Jakarta.Gramedia Pustaka
Utama

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. 2003. National Obesity Symposium II. Surabaya: Pusat Diabetes dan
Nutrisi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr. Soetomo
Surabaya

Ahima, R.S. 2006. Adipose Tissue as an Endocrine Organ. Obesity ; 242S-248S

Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Amatruda,J.M., Richeson,F.,Welle,S.L.,Brodows,R.G.,Lockwood,D.H.1988. The


Safety and Efficacy of a Controlled Low-Energy ('Very-Low-Calorie') Diet
in Non-Insulin-Dependent Diabetes and Obesity treatment Arch Intern
Med. 148 (4) :873-877.

Bailey, J.C., et al. 2007. Metformin: The Gold Standard. A Scientific Handbook.
U K: John Wiley & Sons, Ltd.

Bassett, J., et al.2000. Redefining Obesity and Its Treatment. The Asia-Pacific
perspective. Australia: Health Communications Australia Pty Limited.

Bray,G.A.2008. Good calories, Bad calories by Gary Taubes; New York: AA


Knopf. Obes Rev 9:251-263.

Campbell,D.T.,Stanley,J.C. 1963. Experimental and Quasi-Experimental Design


for Research. USA: Houghton Mifflin Company.

Departemen Kesehatan RI. 2001. Studi Morbiditas dan Disabilitas. Dalam: Tim
Surkesnas Badan Litbang Kesehatan (editor). Buku Laporan Survei
Kesehatan Nasional (SURKESNAS). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Dewantari,N.M.2007. Senam Ayo Bangkit dan Jalan Masing-masing disertai


Diet Energi Rendah Menurunkan Berat Badan dan Lemak Tubuh. Tesis
Program Magister Program Studi Fisiologi Olahraga Program
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Eades, M.R. 2006. Protein sparing effect. Available from


http:/www.proteinpower.com/drmike/uncategorized/proteinsparingeffect/
accessed November 17, 2010.

Diposkan oleh Nissa Anagh Uchil di 11:16:00 pm


Reaksi:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

Nissa Uchil
My name is Annisa Resiana,
From Brebes, Central Java, Indonesia
I'am a NURSE

I LOVE traveling very much but i don't like climbing a mountain


I like beach in indonesia,
so give me recomended a beautifull place in java

View my complete profile


Translate

Pilih Bahasa

Total Pengunjung
1352821

Pengikut
Search This Blog

My Posting
2011 (15)

2012 (1)

2013 (8)
o December (8)
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
MAKALAH TENTANG NUTRISI BAGI PENDERITA
HIPERTENSI
MAKALAH TENTANG NUTRISI PASIEN LUKA BAKAR
NUTRISI PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN
PEMERIKSA...
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN GAGAL GINJAL
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN HEPATITIS
MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PASIEN POST PARTUM
MAKALAH TENTANG NUTRISI UNTUK PASIEN FRAKTUR

2014 (110)

2015 (56)

2016 (3)

Picture Window template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai