Anda di halaman 1dari 9

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam


pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh diperlukan untuk
pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. Kalsium berperan dalam pembentukan
tulang dan gigi (Almatsier, 2001). Kalsium merupakan salah satu nutrien esensial
yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh (Gobinathan et al. 2009).

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium
dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh
berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam aneka cairan tubuh
(Ernes, 2006).
Kebutuhan kalsium pada masa remaja sangat tinggi oleh karena masa
pembentukan tulang terbesar terjadi pada masa ini. Karenakebutuhannya yang sangat
tinggi, efisiensi penyerapan dan deposit kalsium meningkat hingga 2 kali lebih besar
dari masa-masa sebelum ataupun sesudahnya. Sehingga suplai kalsium yang adekuat
dari makanan menjadi sangat penting untuk memaksimalkan PBM dan menjaga
keseimbangan kalsium tubuh yang optimal. (Worthington,2000)

1.2 Rumusan Masalah


1) Jelaskan sifat-sifat kalsium?
2) Sebutkan fungsi dari kalsium?
3) Sebutkan sumber kalsium?
4) Apa akibat kekurangan kalsium?
5) Apa akibat kelebihan kalsium?
6) Berapakah jumlah kalsium yang dikonsumsi untuk tubuh per hari?

1
7) Bagaimakah metabolisme kalsium dalam tubuh?

1.3 Tujuan
1) Dapat mengetahui dari sifat-sifat kalsium
2) Dapat mengetahui fungsi dari kalsium
3) Dapat mengetahui sumber kalsium
4) Dapat mengetahui dampak/akibat dari kekurangan kalsium
5) Dapat mengetahui dampak/akibat dari kelebihan kalsium
6) Dapat mengetahui jumlah kalsium yang dikonsumsi untuk tubuh per hari
7) Dapat mengetahui metabolisme kalsium dalam tubuh

1.4. Manfaat
Memberikan wawasan baru kepada mahasiswa mengenai kalsium baik dari
segi sifat, fungsi, sumber, dan lain-lain.

2
Bab 2
Pembahasan
2.1 Sifat Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh, yaitu
1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini,
99% berada didalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk
hidroksiapatit [(3Ca3(PO4)3.Ca(OH)2. Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang
dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/l (9-10,4
mg/100 ml). Kalsium termasuk unsur yang esensial bagi semua makhluk hidup.
(Almatsier,2001)
Tabel 1. Beberapa sifat kalsium
Karakteristik 20Ca (Kalsium)
Konfigurasi elektronik [18Ar]4s2
o
Titik leleh/ C 839
o
Titik didih/ C 1487
Densitas/ g cm-3 (20 oC) 1,54
Jari-jari atomik/ pm 197
Jari-jari iomik M+2/ pm 114
Energi ionisasi/ KJ mol-1 I 590
II 1145
Potensial reduksi standar/ V -2,87
∆H atomisasi / KJ mol-1 177
Elektronegatifitas 1,0
Warna nyala Merah bata
Sumber : Sugiyarto, Kristian H. dan Retno D. Sugiyanti, Kimia Anorganik Logam

2.2 Fungsi Kalsium


Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu Pembentukan tulang.
Kalsium didalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian integral dari
struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. (Almatsier,2001)
Kalsium bukan hanya berfungsi untuk memperkuat tulang saja. Namun
sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi otot, penggumpalan darah,
membantu menstabilkan tekanan darah, membantu transmisi gelombang listrik pada
saraf, dan lain-lain. Karena kalsium sangat penting, tubuh telah mengembangkan

3
sistem hormon yang luas untuk menjaga kalsium tetap konstan dalam darah. Unsur-
unsur yang paling penting adalah hormon paratirod, vitamin D, dan kalsitonin (Ernes,
2006).
Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini turun
di bawah poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan meningkatkan
kalsium darah dengan beberapa cara. Karena kalsium penting bagi kesehatan otak dan
sel maka tulang mungkin berkorban untuk memastikan kalsium yang memadai tetap
ada dalam darah. Vitamin D, seperti halnya hormon paratiroid, bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu dalam darah. Hormon kalsitonin juga
digunakan untuk melindungi tulang dari efek penyerapan yang disebabkan oleh
hormon paratiroid (Lane, 2001).

2.3 Sumber
Sumber kalsium diperoleh dari jaringan-jaringan hewan dan tumbuhan. Sumber
kalsium yang baik adalah susu, ikan laut, udang, keju. Sumber nabati yang banyak
mengandung kalsium adalah daun singkong, kacang panjang dan berbagai sayuran
lain. (Poedjiaji dan Supriyanti,2009)
Tabel 2. bahan makanan sumber kalsium tinggi
No. Bahan Makanan Kandungan Kalsium
per 100 mg
Sumber Hewani :
1 Ikan bandeng presto 1422
2 Udang kering 1209
3 Ikan teri kering 1200
4 Keju 777
5 Tepung susu 770
6 Sarden kaleng 354
7 Susu kental manis 300
8 Kuning telur bebek 150
9 Kuning telur ayam 147
10 Susu sapi 143
11 Udang segar 136
12 Es krim 123
13 Yoghurt 120
14 Belut 48

4
15 Ikan rebon segar 31
16 Daging ayam 13
17 Daging sapi 3

Sumber Nabati
1 Kacang tanah 316
2 Bayam 267
3 Sawit 220
4 Selada air 182
5 Daun singkong 165
6 Tempe 129
7 Tahu 124
8 Oncom 96
9 Kacang merah 84
10 Singkong 77
11 Biskuit 62
12 Susu kedelai 50
13 Jeruk 33
14 Toge 29
15 Jambu biji 28
16 Pepaya 12
17 Roti 10
Sumber : DKBM, dalam Atmarita,2005; Direktorat Gizi Depkes RI,1992

2.4 Akibat Kekurangan


Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka
mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab
osteoporosis di usia tua. Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan:
a) Karies dentis (kerusakan gigi).

b) Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna.

c) Sukar terjadi penggumpalan darah.

d) Terjadinya kekejangan otot.

Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan


fosfor juga dapat menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan hormon
paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus
terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2001).

5
2.5 Akibat Kelebihan
Konsumsi tidak lebih dari 2500 mg per hari masih bisa ditoleransi oleh tubuh,
dengan cara mengeluarkannya melalui keringat, urin, dan feses, maka konsumsi
kalsium hendaknya tidak lebih 2500 mg per hari. Kelebihan kalsium dapat
menyebabkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Disamping itu dapat menyebabkan
konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan
suplemen kalsium. (Almatsier,2001)
2.6 Jumlah yang Dibutuhkan
Kebutuhan kalsium perhari yang dianjurkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Kalsium dapat dilihat dari table tersebut.
Tabel 3. AKG (Angka Kecukupan Gizi) Kalsium
Umur Kebutuhan Kalsium
(mg)
Bayi 0-6 bulan 200
Bayi 7-11 bulan 250
Anak 1-3 tahun 650
Anak 4-6 tahun 1000
Anak 7-9 tahun 1000
Laki-laki 10-12 tahun 1200
Laki-laki 13-15 tahun 1200
Laki-laki 16-18 tahun 1200
Laki-laki 19-29 tahun 1100
Laki-laki 30-49 tahun 1000
Laki-laki 50-64 tahun 1000
Laki-laki 65-80 tahun 1000
Laki-laki > 80 tahun 1000

Perempuan 10-12 tahun 1200


Perempuan 13-15 tahun 1200
Perempuan 16-18 tahun 1200
Perempuan 19-29 tahun 1100
Perempuan 30-49 tahun 1000
Perempuan 50-64 tahun 1000
Perempuan 65-80 tahun 1000
Perempuan > 80 tahun 1000
6
Tambahan Bumil Trimester 1 +200
Tambahan Bumil Trimester 2 +200
Tambahan Bumil Trimester 3 +200
Tambahan Busui 6 bulan +200
Tambahan Busui 6 bulan kedua +200
Sumber : AKG (Angka Kecukupan Gizi) 2013

2.7 Metabolisme (Proses Pencernaan, Absorbsi, Transport, Penyimpanan, dan


Eksresinya
Absorpsi terjadi dalam usus halus yaitu duodenum. Duodenum adalah tempat
absorpsi kalsium yang paling efisien karena dapat mengambil kalsium bahkan pada
keadaan diet sangat rendah kalsium melalui mekanisme aktif, juga memiliki seluruh
komponen bagi transpor kalsium melalui jalur transcelluler dan paracelluler.
Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Kalsium
hanya dapat diabsorsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karna
unsur makanan lain,seperti oksalat. (Almatsier,2001; Charoenphandhu,2007;
Teerapornpuntakit et al,2009)

Transpor kalsium dalam usus halus dimediasi oleh proses transpor yang tersusun
kompleks dan diregulasi oleh caltropic hormones, yaitu: 1,25-(OH)2D3 and PTH.
Hormon-hormon lain, seperti glukokortikoid, prolaktin dan estrogen berperan sebagai
regulator absorpsi kalsium di usus halus. Absorpsi kalsium di usus halus dapat
melalui 2 mekanisme, yaitu aktif dan pasif( Binder and Reuben,2009). Transpor
kalsium aktif terjadi terutama di duodenum dan proksimal jejunum dengan
menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium., sementara transpor pasif terjadi
pada seluruh usus halus. Usus besar juga mampu mengabsorpsi kalsium namun hal
tersebut masih kontroversial. (Charoenphandhu,2007; Teerapornpuntakit et al,2009)
Untuk mempertahankan keseimbangan kalsium, ginjal harus mengeksresikan
kalsium dalam jumlah yang sama dengan kalsium yang diabsorpsi dalam usus halus.
(Charoenphandhu,2007)

7
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kalsium adalah mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh terutama tulang.
Bukan hanya tulang, sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi otot,
penggumpalan darah, membantu menstabilkan tekanan darah, membantu transmisi
gelombang listrik pada saraf, dan lain-lain Pada masa remaja, kebutuhan kalsium
sangat tinggi karena masa remaja adalah masa pertumbuhan manusia. Walaupun
kalsium sangat penting untuk tubuh, tapi kalsium ada batasan untuk dikonsumsi.
Apabila ada kekurangan/kelebihan dalam konsumsi kalsium, maka akan
menimbulkan penyakit seperti karies dentis, pertumbuhan tulang tidak membaik,
osteoposis, dan lain-lain.

3.2 Saran
Konsumsilah kalsium secukupnya karena kalsium dapat memberikan manfaat
untuk pertumbuhan tubuh.
Kami mengakui bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu diharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

8
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Atmarita. 2005. Nutrition Problems in Indonesia, in Integrated International Seminar
and Workshop on Lifestyle – Related Diseases. Yogyakarta, 19-20 March.
Gajah Mada University, Yogyakarta.
Binder,HJ; Reuben, A. Nutrient Digestion and Absorption. Dalam: BaronWF,
Boulpaep EL, penyunting. Medical Physiology A Cellular and Molecular
Approach. Edisi ke-2. Canada: Saunders, 2009; h. 973-4.
Charoenphandhu,N. Physical Activity and Exercise Affect Intestinal Calcium
Absorption: A Perspective Review. J. Sports Sci. Technol. 2007;7(1):171-81.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Bhartara Karya Aksara, Jakarta.
Ernes, 2006. Tips Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Restu Agung.
Gobinathan P., Murali P. V., & Panneerselvam, R. (2009). Interactive effects of
calcium metabolism in pennisetum typoidies. Advances in Biological
Research 3(5-6), 168-173.
Lane, E.N., 2001. Lebih Lengkap Tentang: Osteoporosis (Rapuh Tulang). In: Eri D.
Nasution. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Poedjiaji, A; Supriyanti, T. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press)

Sugiyarto, Kristian H. dan Retno D. Sugiyanti, Kimia AnorganikLogam, Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2010.
Teerapornpuntakit, J; Dorkkam, N; Wongdee, K; Krishnamra, N; Charoenphandhu,
N. Endurance swimming stimulates transepithelial calcium transport and
alters the expression of genes related to calcium absorption in the intestine of
rats. Am J Physiol Endocrinol Metab. 2009; 296; E775-E86.
Worthington-Robert BS, Williams SR, editors. Nutrition throughout the life cycle.
Boston: McGraw-Hill; 2000.
9

Anda mungkin juga menyukai