Teknik Digital Pendekatan Praktis PDF
Teknik Digital Pendekatan Praktis PDF
T.{KAAI{
IP.-\N
II
\ T I}IUR
,.382
@"nAHAILMU
Teknik
trIigital DasiaF
Pendekata n P r a k t is
Edisae
Saludin Muis
TEKIIIK DIGITAL DASAR: PENDEI(ATAI\I PRAI(TIS
Oleh : Saludin Muis ,i
i
J,
Edisi Kedua
Cetakan Pertama,2012
762'c.9zlgp,ttf/frr2" Kotu Penganlsr
Hak Cipta @ 2012 pada penulis,
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapuo, secara elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya,
tanpa izin tertulis dari penerbit.
uksud dan tujuan penulisan buku ini adalah sebagai peng-
.- ,//
\J/l/O antar untuk memahami teknik digrtaT, yang ditujukan
kepada kalangan pelajarbalkyang sedang menuntut ilmu pada jenjang
GRAHA ILMU pendidikan strata satu atau sekolah menengah atas maupun kepada
Ruko Jambusari No. 7A kalangan penggemar elektronik.
Yogyakarta 55283
Telp. :0274-889836;0274-889398 Penyusunan buku ini ditekankan pada segi praktis, dimana pembahasan
Fax. :0274-889051
teoritis diarahkan untuk membantu pemahaman teknik perancangan
E-mail : info@grahatlmu.co.id
pada contoh contoh yang diberikan. Penulis berusaha menyajian
keseluruhan materi sesederhana mungkin tetapi tersistematis, sehingga
mudah untuk dipahami / dipelajari secara utuh dan dapat menjadi dasar
untuk pemahaman lebih lanjut tentang sistem digital yang berkaitan
dengan aplikasi mikroprosesor yang akan disajikan pada edisi
berikutnya.
Muis, Saludin
TEKNIK DIGITAL DASAR: PENDEKATAN PRAKTIS/Satudin Muis Tidak adakata yang dapat menempatkan karya apapun pada tempat
- Edisi Kedua- Yogyakarta; Grahallmu, 2012 yang memuaskan, karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk
xii + 180 hlm, I Jii. :23 cm. penyempurnaan edisi berikutnya, yang direncanakan mencakup sistem
ISBN: 978-979-7 56-800-9 aplikasi prosesor.
Akhirnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan
1. Teknik I. Judul rckan dari PT. Shirasuna Asia Permai Electronics (produser TV dan
Monitor, Tangcrang) yang membantu mengedit dan menyelesaikan
lrcnulisan buku ini dan.f uga kepada Ibu Salmah, Ibu Dwi Kristiani dan
Ray & Rex, Rajanirjandra yang senantiasa memberi semangat agar
menyelesaikan penulisan buku ini dan dapat memberikan manfaat
kepada pembaca yang budiman, terutamakepadakalangan adik adik
pelajar.
Daftur Isi
Ir. Saludin, M.Komp
Jakarta, Desember 2006
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vll
PENDAHULUAN xi
BAGIAN 1 SISTEM BILANGAN 1
ylil '
I i'h r i l'' I ) ili t t l ; l \t t I t k
t t t t t t l,rr t l, I i.t I\tlhtt l:t
BAGIAN 10 PIRANTI ADC, DAC DAN PULSA 163
1O.I DAC t64
IO.2 ADC 168
10.3 ADC 0809 170
lA.4 Contoh Termometer Digital 173
10.5 Pembangkit Pulsa 175
Pendahuluon
DAFTAR PUSTAKA 177
-oo0oo-
uku ini terdiri dari l0 bagian, disajikan secara garis besar sebagai
pengantar pemahaman teknik digital dan cukup memadai
sebagai pengetahuan dasar yang komprehensif tentang teknik digital.
Pembahasan meliputi sistem bilangan dan operasi aritmatika, gerbang
logika dasar yang masih sederhana sampai pada piranti flip flop yang
merupakan gabungan dari beberapa gerbang logika dengan fungsi
tertentu, juga disertai contoh-contoh perancangan yang bersifat praktis,
agar lebih dapat memahami penyajian teoritis padabagian awal.
0ll0lt0t x I (LSB)
110111
3 2-l s$a
10r
I 2-0 sisa I (MSB)
hasil l (MSB) 123 desimal = 11110 ll biner, dapat diperiksa ulang dengan konversi
001111 (sisapembilang)
kcbalikan.
101
Siston Ililungun
Teknik Digitttl: Pt'nlrhtttn I,ntl,t is
1111011 = I.20 +I.21 +0.22 +I.23 +1.24 +L.2s +1.26 1.8 Konversi Bilangan Biner Menjadi Heksa.
= | +2 +0 +8 +16 +32+64
= 123 desimal Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok
terdiri dari 4 digit, hasil konversi tiap kelompok 4 digit bilangan biner
1.6 Konversi Bilangan Biner Menjadi Okta merupakan bilangan heksa yang dimaksud.
Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok
Contoh:
terdiri dari 3 digit, hasil konversi tiap kelompok 3 digit bilangan biner
11010111 biner
merupakan bilangan okta yang dimaksud.
11010111 = kelompok I "1101" dankelompok2 "0l1l"
Contoh: = l 1.23 dan I .20 + l.2t + 1.22 + 0.23
-20 + 0.21 + 1.22 +
101111 biner
l+0+4+8 danl+2+4+0
= l3 danT
101 111 = kelompok 1 "101" dan kelompokz "lll"
= l.20+0.21+1.22 dan l.2o+1.2t+1.22 11010111 biner = D7 helsa. Dapat diperiksa ulang dengan konversi
= 1+0+4 danl+ 2 + 4 balik pada bagian 1.9.
= 5 danT
= 2:2 -1 sisaO = 3:2 =l sisal 57 helsa = ll0l011l biner. Hasil ini sesuai dengan hasil konversi
= 1:2 =0 sisal - I:2 -0 sisal
kebalikan dari contoh 1.8.
= 101 biner = 111 biner
57 okta = 101111 biner. Hasil ini sesuai dengan hasil konversi kebalikan
-oo0oo-
dari contoh 1.6.
Bilangan 1 = 2,4Y - 5V
Arus masukan untuk I = 40pA
Arus keluaran untuk 1 = 400 pA
Blla gambar 2.1Tegangan Vi = 0V - 0,4Y yang mewakili angka 0
biner maka transistor pada gambar 2.lberada pada kondisi tidak aktif
karena prategangan Vi tidak cukup untuk mendorong arus basis
melewati emitor sehingga keluaran antara kolektor dan basis merupakan
tegangan kolektor tidak aktif yang idealnya 5V.
1ro nr
T
Gambar 2.3 Saklar Logik 1
t2 'I i'fu i l' I ) i.ri t t l : I \t n It k tttt tt l'r, t l'! i t I't',r,ttlt,t,tttl,t () rltttt I llittt't l.l
oleh satu gerbang didepan terhadap gerbang-gerbang dibelakangnya.
Misalnya data di atas menunjukan :
Arus masukan untuk 1
Arus keluaran untuk 1
40 pA
-400 pA
Ba ian 3
sama dengan4}}1tA/40 pA = 10, artinya gerbangdidepannya mampu Gerbong Logiku Dasar
mendorong 10 gerbang dibelakangnya.
40 pA
"kita sering lupa hidup dalam kenisbihan nilai, sehingga sering flrencerca
orang lain sebagai pihak yang kurang benar dalam kehidupan bermasyarakat.
Apa yang kita yakini benar saat ini bisa menjadi salah dikemudian hari dan
sebaliknya"
-oo0oo- t{ B Y
n- 0 0 0
*r --l \
tr I
u ----1-t J-Y tl I tl
1 0 0
I I
Y=A.B Y=A+B
Bila jumlah masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran ditulis: Bila jumlah masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran ditulis:
Y = A.B.C........N Y=A+B+C+........N
Sesuai dengan fungsi perkalian pada tabel kebenaran gambar 3.1. Y Sesuai dengan fungsi penjumlahanpada tabel kebenaran gambar 3.3.
hanya bernilai t hanya bila semua masukan A,B,C......N bernilai 1. Y akan bernilai 1 bila salah satu masukan A,B,C......N bernilai 1.
Dengan kata lain bila salah satu masukan A,B,C....N bernilai 0 maka Dengan kata lain keluarun gerbangOR hanya akan bernilai 0 bila semua
keluaran gerbangAND akanbernilai 0. Gerbang AND dapatdibentuk masukan A,B,C....N bernilai 0.
dari rangkaian Diode-Resistor secara mudah dan sederhana sebagai
berikut
f" I 'r\
Y=A+ B
+Vs
Gambar 3.2 Rangkaian Gerbang AND
3.2 Gerbang OR
Gerbang OR dikenal sebagaigerbatgfungsi penjumlahan logika, simbol
dan tabel kebenaran sebagai berikut :
_t,l. B Y
0 0 I
A --q-r rJ
Ett./r [ \-- 0 1 I
" ----I-J I 0 I
I I
t6 'l i'k n i k I ) iili t tt l : I \t rt It L't t I t t t r I' n t l'! i t ( ;rt l\t t t.t: I t\:i l" t I ), t v t t t;
3.3 Gerbang XOR Sifat gerbang XOR dapat diringkas sebagai berikut :
DI}
l) J
)-Y I I 1 3.4 Gerbang NOT
tt-_--r
-I I 0 I Gerbang NOT dikenal sebagai gerbang fungsi logika kebalikan/ inverse,
I I 0 simbol dan tabel kebenaran sebaeai berikut :
Y=A@B
:
a
-p.--v
=,q.g + a-.9 Gambar 3.7 Gerbang NOT
Sesuai dengan fungsi eklusif gerbang OR padatabelkebenaran garrbar 1r
vC
3.5. Keluaran gerbang XOR hanya bernilai bila salah satu masukan
bernilai I dan lainnya bernilai 0. Dengan kata lain keluaran gerbang
XOR akan bernilai 0 bila kedua masukan sama sama bernilai 0 atau 1.
Gambar 3.6 Rangkaian Gerbang XOR Gambar 3.8 Rangkaion Gcrhang NOT
t8 '
I i'lt t i I' I ) i t i t,t l ; l \t tr l,'ht t,t t t l'r,t I't i t ( ;.'rl \ t, t.t: l,o.r,,i h t I \ t* t r lo
Persamaan matematis untuk keluaran gerbangNOT adalah : Persamaan keluaran gerbang NAND ditulis :
Y=A Y=A'B
Bila masukan lebih dari dua, maka persamaan keluaran menjadi
3.5 Gerbang NAND
Gerbang NAND dikenal sebagai gerbang fungsi logika keballkan/in- Y=A.8.C...N
verse dari gerbangAND. Keluaran gerbangNAND merupakan NOT
dali gerbang AND sehingga berdasarkan gantbar 3.1 di atas, keluaran
gerbang NAND hanya akan bernilai 0 bila semua masukan bernilai
"1". Simbol dan tabel kebenaran gerbang NAND sebagai berikut :
A B TT
I
A 0 I I
_ -t-.,
I b_Y
B 1-J 0
I
I
0
I
I
J!
I I 0 B
B Y1 Y
0 0 0 I Gambar 3.\0 Rangkaian Gerbang NAND
0 I 0 I
I 0 I I 3.6 Gerbang NOR
I I 1 0 ( icrbang NOR dikenal sebagai gerbang fungsi logika kebalikan/inverse
rlari gerbang OR. Keluaran gerbang NOR merupakan NOT dari
1it'rbang OR sehingga berdasarkan gambar 3.3 di atas, keluaran gerbang
Gambar 3.9b Gerbang AND + NOT
N()l{ hanya akan bernilai I bila semua masukan bernilai "0". Simbol
rl:rn tatrcl kcbcnaran gcrbang NOR sebagai berikut :
20 '
I i'h t i l' I ) i.gi t rt l ;l 1' t t t I t l't t ! r t t t l' r t I' t i ; ( )nltttt.ty l.ot:iltt l\tvtt 2t
A B Y
A-sr 0 0 1
B j-FY 0
i 0
I 0
I 1 0
Y=A+ B
Gambar 3.11a Gerbang NOR
Gerbang NOR dapat digambarkan terdiri dari gerbang OR dan gerbang +Ve
NOT.
A B YT Y
trF' 0
0
I
I
CI
I
0
I
0
I
I
I
I
0
0
0
Y=A.8.C...N
22 Tekn i k Digi ta l : Pc,ndtku tun I' nt lt is I )1'2 11111.1' I t\:iltt I ),tvtt .l.l
Ba ian 4
Aljabur Booleon
"Apa yang tampak, sering bukan hal yang sebenarnya, namufl apa yarxg
tumpak, sering dijadikan dasar penalaran untuk menyimptikan sesuatu
bcrdasarkan persepsi kita masing-masing dan atas dasar itulah kita
mengekspresikan sikap kita yang rnungkin justru salah bahkan melukai
Irrasoan orang lain"
A.B = B.A E
A
Gambar 4.2 Siftt Kumutatif Gerbang AND C
A(B+C) = AB+AC
26 '
I i'h i l' I ) i {i t i l. I \r r l,'It t t
t r t t t I' r, t l.! i.s ,'llittlutt lhrtlnttt :17
A B C A(B+C) fI B C AB+AC 7. A.A 0
0 0 0 0 D 0 0 0
8. 4*A I
0 0 I 0 0 0 0
9. A A
0 I 0 0 0 0 U
I I 0 I I 0
10. a+E.B A+B
0 0
D 0 0 1 0 0 0
11. E+A.B A+B
I 0 I I I I I I
12. A+B A.B
I I 0 I I 0 I 13. A.B A+g
I I I 1 I
Contoh:
Gambar 4.5 Sifat Distributif Gerbang Logika Aturan 1 :
4.2 Aturan Reduksi Boolean Mengacu pada tabel kebenaran gambar 3. 1 untuk gerbangAND. Salah
satu masukan gerbang logika bernilai 0 maka keluaran akan 0.
Penyederhanaan fungsi logika untuk keluaran rangkaian yang terdiri
A T
dari kombinasi berbagai macam gerbang, dapat dilakukan dengan
ff=rrgn
-[-\
)L-
hukum reduksi Boolean.
Berdasarkan 4.1.
1. A+B = B+A
A.B = B.A Gambar 4.6 Aturan I
2. A+(B+C) = (A+B) + C Atvran2:
A.(B.c) = (A.B).C Mengacu padatabelkebenaran gambar 3.1. untuk getbangAND. Sifat
3. A.(B+C) = A.B + A.C gerbang logika AND adalah perkalian sehingga masukan gerbang logika
(A+B).(C+D) = A.C +A.D + B.C + B.D yangbernilai 1 tidak akanberpengaruh terhadap keluaran (dengan kata
Aturan reduksi Boolean :
lain keluaran logika ditentukan oleh masukan yang bukan bernilai 1)
kecuali semua masukan bernilai 1 maka keluaran akan bernilai 1 pula.
l. A.0 =Q
2. A.1 =[ A-.-ft 1r
I
3. A+0
4. A+l
-A E=,,1,, -+)
=l
5. A.A -A
6. A+A -A Gambar 4,7 Aturan 2
a
ltt)_- --5--r lI Aturan 6 :
Ff=tt1-1tt J Mengacu padatabel kebenaran gambar 3.3 untuk gerbang OR. Sifat
-, gerbanglogika OR adalah penjumlahan sehingga bila kedua masukan
selalu bernilai sama (0 atau 1), keluaran logika akan selalu bernilai
Gambar 4.8 Aturan 3 sama dengan masukan. Kondisi khusus ini menyebabkan operasi
gerbang OR sama dengan gerbang AND, sehingga atvrarl 6 sama
Aturan 4 : dengan aturan 5 (untuk kondisi khusus dimana kedua gerbang selalu
Mengacu padatabel kebenaran gambar 3.3 untuk gerbang OR. Sifat bernilai sama).
gerbang logika OR adalah penjumlahan sehingga bila salah satu
masukan bernilai 1 keluaran logika akan selalu bernilai 1, dengan kata
lain keluaran logika tidak tergantung pada kondisi masukan lainnya. A
-5f1-Y
-LJ
a$r y
E=,,1,,4_f- Gambar 4.ll Aturan 6
Aturan 7 :
;-LI)-' 1 I I
Aturan 1l :
Gambar 4.\3 Aturan I Aturan ll
dapat dibuktikan dengan memeriksa hasil dari persamaan
Aturan 9 : ruas sebelah kiri dan ruas sebelah kanan.
Mengacu pada tabel kebenaran gambar 3.7 untuk gerbangNOT. Sifat A --l\------,
l/'
gerbang NOT adalah keluaran gerbang merupakan kebalikan dari = Lf-r
I L
1r
I
masukan gerbang, sehingga masukan yang di NOT dua kali akan - -------------I__-..
kembali ke kondisi awal.
Ew
A B A+AB A+B
0 0 I I
0 I I I
I 0 0 0
I 1 I I
JZ 'I i'fu i I' I ) i! itttl; l \r t t I rl'u ! t tt t I'r, t l,' ti : ,l I j,t lr, t t I lortlt'r t rt 1.1
Aturan 12 :
Aturan 12 dapat dibuktikan dengan memeriksa hasil dari persamaan
ruas sebeiah kiri dan ruas sebelah kanan.
Ba ian 5
Contoh Kombinnsi Gerbang
A B A+B A.B
0 0 I 1
0 I 0 0
I 0 0 0
I I 0 0
Gambar 4.17 Aturan 12 "Ketika cerita tentang keindahan surga mulai sirna dan kebaikan adalah
pemeltang terakhir mulai tidak bergema, maka sikap pragmatis manusia
Aturan 13 : menjadi hakim bagi segala sepak terjang dan impian keberuaran seiati hanyalah
Afuran 13 dapat dibuktikan dengan memeriksa hasil dari persamaan sebagai pengantar renungan tidur ffialem".
ruas sebelah kiri dan ruas sebelah kanan.
ontoh pada bagian 5 ini menggunakan cara penyederhanaan
aturan Boolean yang dibahas pada bagian sebelumnya. Cara
pcnyederhanaan dengan menggunakan aturan Boolean merupakan cara
yang paling umum dan yang paling sederhana dan sangat praktis untuk
rrntai atau rangkaian gerbang digital yang masih sederhana.
A B AB A+B
0 0 1 I 5.1 Penyederhanaan dengan menggunakan afuran 4
0 I I I
I 0 I I Y =A.B.C+E
0 0
= A (g'c + 1) aturan
1 1
4
:E
Gambar A.LB Aturan 13
-oo0oo-
Y-
=S+T
= (A.B + C) + (B.D + C.E)
B+,
fI
B
f. AC
A
5.4 Penyederhanaan dengan menggunakan aturan
B 7,12dan 1 3
- Y=A+B'A attvanl|
= A.(B.C)
: :
= + A)
A'(B aturanl3
=4.(g+a) atnranT
= A'll
Gambar 5.2 Contoh Aturan 11.
16 I i'h i I' I
r ) i.t:i ttt l: I \trr h' k t l,t r t l' t,t l't i t (\tttItit L' rtrttItirtrtsr' ( )t,t IttttX t7
5.6 Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan 2, 4, 7 dan 11
Y=(A+B)B+B+B.C
Gambar 5.4 Contah Aturan 7,12 dan 13
= A.B + B.B + B+ B.C
5.5 Penyederhanaan dengan menggunakan = A'B+B+ B.C Aturan 7
38 Tt'I'n i l' I )i!:i t d l : I\n|*ttt tt l'nt lll i.' ('otttttlt h'tt,,ll,tutt\t ( it't luttt.t:
5.9 Penyederhanaan dengan menggunakan
A f-.\
aturan 6, 9, 12 dan 13
ii ---L_J-, Y= A.B.(C + D).A.B
= A.B.(C+D)+A.B aturan 12 danl3
= A.B+C+D+A.B aturan 13
= A+B+C+D+[+B aturan 9 danl3
Garnbar 5.7 Contoh Aturan 1,2,4,5,7
= A+A+g+B+C+D
5.8 Penyederhanaan dengan menggunakan = E+B+C+D aturan6
aturan 4, 5, 12 dan 13
A----F--
Gambar 5.8 Aturon 4, 5, 12 dan 13 I
-
.--+o--__-J
--t
40 7i'b i l' I )i.gi t tt l: I \'nttkt! r r rt l'nt I't i s ( \tttlttlt L'tt,,tlti,ttl\t ( it,tl,rut.t: .ll
5.11 Penyederhanaan dengan menggunakan 5.12 Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan 4, 5, 9, 12 dan 13 aturan 8, 9, '11 dan 12
Y= B.C+A.C+A.B
A.B.A.C.B.C
--- atran12
= (A+B)(A+C)(B+C) afillan12
= (A+B)(A+C)(B+C) afrnan9
(Lsxa+B+e)
A
D
: p.p+p.y+p.y aturan 5
aturan 13
= p+p.y+p.y aturan 5
Y= A.s.c + B.c.D + R.B.P + a.c.P = p+p(y+y)
= B.C (A +B; + a.O (n +e)
= p+p aturan8
B.C (A-D)+ A.D fBCl aturan 13 =p aturan 6
: B.C @ A.D = a+n.C
Y = (A+B)A.B
= A+B+A.B aturan12 Gambar 15.16 Contoh Aturan 4, 9 dan 12
= -A3+A.B aturan 12 dan9
5.17 Penyederhanaan dengan menggunakan
aturan 5,7 dan 12
Y = 1a.n + A.B) (A + B)
= 1a.n + e.Bl E.E aturanT2
= A.g.A.g + a.B.a.g
^ \f-\ =
;4L-F-, E.g aturan 5 danT
TrA'ni k Digitrrl : l\utliltt ! tt tr l'nt kt i s ('ott l olt k otnh i tt,t ti ( )o l\ t tt.ri .17
46
Ba ian 6
Tubel Kurnaugh
t4"
Gambar 15.17 Contoh Aturan 5, 7 dan 12
"kebahagiaan itu seperti sebuah mimpi, semakin diharapkan semakin tidak
akan pernah bermimpi, mimpi itu sebenarnya ada dalam pikiran diri kita,
5.18 Penyederhanaan dengan menggunakan
mencari sama halnya tidak akan menemukan, karena bagaimana mungkin
aturan 7, '12 dan 13 mencari sesuatu yang kita miliki, namun jauh di luar disana ?"
t- e"n(s+C)@A.BfP+cl
= 14 +B;.6+ c; o n.o.B.e aturatl?dan 13 abel Karnaugh dipergunakan untuk menyederhanakan
,^q
= a.g+A.c+B.g+g.c \:, persamaan keluaran yang merupakan fungsi dari gerbang
= [.s+A.c+B.c atvranT gerbang penyusunnya. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan cara
penjumlahan dari hasil perkalian (sum of product) atau perkalian dari
l{ hasil penjumlahan Qtroduct of sum).
B
6.1 Sum of Ptoduct
Aturan penyederhanaan dengan menggunakan cara sutlt of product
rnengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
I . Keluaran yang bernilai I dari tabel kebenaran ditulis dalam bentuk
suku fungsi gerbang AND (disebut Minterm).
2. Suku fungsi gerbangAND terdiri dari variabel-variabel masukan,
bila variabel masukan (misalnya A) berupa 0 maka ditulis sebagai
inverse ([) pada suku fungsi gerbang AND, sebaliknya bila
variabel masukan berupa I maka ditulis tanpa inverse (A).
l. Fungsi keluaran merupakan penjumlahan dari suku suku fungsi
Gambar 15.18 Contoh Aturan 7, 12 dan 13 gcrbang AND.
-oo0oo-
48
'
I i'b t i k I ) ryi ht I. I \r t, l,' l', t t t t t tI\o I't i :
Secara matematis ditulis :
Contoh 1 : B fl Y SDP
Gambar 6.1 Contoh Sum of Product I
0 0 0 0 Contoh 2 :
0 0 I 0
0 I 0 0
0 1 I I A.B.C
A B C Y SOP
0 0 0 0
1 0 0 0
I 0 I I A.B.C 0 0 I 0
I I 0 I A.B.C 0 I 0 u
I I I I A.B.C 0 I I I A.B.C
I 0 0 I A.B.C
Y = E.e.c+e.B.C+A.B.c+A.B.c I 0 I 1 A B.C
= E.g.c + A.B.C + R.g.c + A.B.c + A'B'e + A'B'c aturan 6
I 0 I A.B.C
= B.C (E+A)+ A.C (B +B) +A.B(C +C)
1
aturan8 I I I I A B.C
= B.C+A.C+A.B
Y= A.s.c + a.B.e + e.B.c + A.B.e + A.B.C
A.s.c + a.B (e + C) + A.B (e + C)
= E.g.c + A.B+ A.B aturan8
A.s.c+A(B+B)
A.s.c + a aturan8
A+BC aturan10
0 I 0
I 0 0
I I I A.B
Ye
Y1
,tr
B
Gambar 6.3 Contoh Sum of Product 3
C
6.2 Ptoductof 9um
Gambar 6.2 Contoh Sum of Product 2 Aturan penyederhanaan dengan menggunakan cara product of sum
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
Contoh 3 :
L Dari tabel kebenaran, lakukan inverse terhadap fungsi keluaran y
Untuk penjumlahan biner dua digit, tabel kebenaran adalah sebagai 2. Kemudian keluaran yang bernilai 1 (setelah inverse) dari tabel
berikut : kebenaran ditulis dalam bentuk suku fungsi gerbang AND (disebut
Maxterm).
3. Suku fungsi gerbang AND terdiri dalvarrabel variabel masukan,
A B A+B=Yr SOP
bila variabel masukan (misalnya A) berupa 0 maka ditulis sebagai
0 0 u inverse ([) pada suku fungsi gerbang AND, sebaliknya bila
u 1 1 Ee variabel masukan berupa 1 maka ditulis tarrpa inverse (A).
I 0 1 A.B I F'ungsi keluaran (inversi) merupakan penjumlahan dari suku-suku
I I B
f'ungsi gerbangAND.
Kcluaran Y scbenarnya yang dicari merupakan hasil inverse dari
kclu;rran pada langkah kc 4.
F(A,B,C)=M1,M2,...
F(A, B,C) = fIM(1,2,...)
M, M2 merupakan posisi suku penjumlahan yang dimaksud, misalnya
M4berarti suku penjumlahan pada posisi 100, M7 berarti suku
penjumlahan pada posisi 111 dan seterusnya.
Contoh 4 :
A B C Y Y POS
0 0 0 I 0
0 0 I 0 1 A.B.C
0 1 0 0 1 Eec
0 I I 0 I A.B.C
I 0 B 0 I A.B.C
1 0 I 0 I A.B,C
1 I 0 0 I A.B.C
1 I I 1 0
lith'l Kunruuglr
54 Ttknik Dilital : Pcndckutun Prukt is .t.5
A B fl Yl Y2 v= A.B.C+A.B.C+A.B.E
0 0 0 I I = E.B (e + c; + A.n.e
0 CI I 0 0
= A.B+A.s.e aturan 8
0 1 0 0 0
= E(B+B.c)
0 I I 0 0 A@+cy aturan 1 I
I 0 0 0 0
A.B+A.e
I 0 I 0 0
1 I 0 0 0
Y= A.B + A.C
I I I I I
(4.BXB.C)
_
A.B.C + A.B.C = (A+B)(B+C)
__J (A+B)(B+C) afixan9
V
1f
rl A.B+A.C+B.B+B.C
A.B+A.C+B+B.C aturan 5
A.B+A.C+B(1+C)
A.B+A.C+B atvran4
(A+1)B+A.C
B+A.C
A
Gambar 6.5 Contoh Product of Sum 2.
B
Contoh 6 :
A B C Y T POS
0 0 0 0 I A B.C
0 0 1 0 1 A.B.C
0 I 0 0 I A.B.C
I I I I 0
I 0 0 I 0
I 0 I I 0
I I 0 I 0
I I I I 0
Gambar 6.6 Contoh Protluct of Sum 3.
A
(A+B)(A+B;(A+B) aturan9
B A+B=Yr POS
= (A.A + B.B + A.B + n.B; (A + B)
0 0 I A.B
= (A + A.B + A.B) (A + B) aturan 7 dan9
0 I 0
= A.A+ A.B + A.B.A+A.B.e + A.B.E + A.B.B
I 0 0
A.B+A.B aturanT
I I 1 A.B
= A.B aturan6
A B A+B =% POS
0 0 I AB
0 I I Ar
1 0 I AB
I I 0
E= A.B + A.B
Yr= --
A.B + A.A
(A.B) (A.B)
= afiiran12
-
(A+B)(A+B) aturan 13
= (A+B)(E+B) aturan 9
= A.A+a.g+E.g+B.B
= e.B +E.s aitranT
Yt=A
Yr=A
11
B oo l lr ro
0 0 J 6 4
I I
.)
) -7
5 (lambar 6.9a Caru Lingkar Duo Vuriabel t.
litlryl Kttntdu!:h
60
'
I i'b t r l' l, r !:i t, t l ; l \' t n h' l'r t I t tt t l' n t l' I i t
Yr =A.B+A.g Contoh 2. Tiga variabel.
=A(B+B)
=E
Yr=A
Yz =A.B+A'B
=A(B+B)
_A Y:=A
Yr=B
62
'
li'ht i k I )i.t:it tt l; l\udtkdun l'rukt is 'lithi Kttr,,iu.{lt 6.1
Yr = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C Yz = A.B.c + A.B.c + A.B.c + a.B.c
=14+A)B.e+(A+A)B.C =A.C(B+B)+a.e1n+n;
= B.e + B.C = A.c + A.C
=B(e+C) = (A+A) C
_B
-C
=B
64 '
I i'b t i l' l, t.t:t t, r I I i' t t, I rkt t I t n
t
)
I n t l't i s lithrl Kttrnouglt
f,.t
Yr = A.s.e.D + A.s.e.D + A.B.C.D + A.B.C.D
Yz = E.s.e.D + A.s-e.p + A.n.c.o + A's'c'D
= 1B + B) E.e.D + @ + B) A.e.D
=A.s.e (D + D)+A.n.c (D +D)
= A.C.D + A.C.D
= A.g.e + A.g.c
=A.B(e+C) =14+A)C.D
=E.B =e.D
=A.B(e+C) =1A+A)C.D
= C.D
= A.B
Y+ = C'D
(a '
I i' h tt k l, t
!: r t rt I I \t n I t l'( t I t t t, I', il I'l i.\ litl,l Krtnuullt 69
yr = A.B.e.n + E.s.e.p + A.B.c.D + A.B.c.D
= 1B + s)E.e.p + 1B + n;A.c.o
= R.e.p+E.c.P Yi = B.C
=1e +C)E.D
=E.D
= (B + B)A.e.D + 1n + B;A.C.D
YZ = A.B.C.P + A.N.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D
= A.e.D+ A.C.D
= A.B.c (D + D) + A.B.c 1D + D)
=A.D(C+C)
= A.B.c + A.B.c
=A.D
=18+A)B.C
= B.C
Yr = B.D
YE = B.D
Yl=C
Y2= C
Yl=B
Gambar 6.lli Cara Lingkar Empat Variabel g
Gambar 6.11h Cara Lingkar Empat Variabel I
'lithd K,lnt.tullt
74 T'knik I )igi tal ; |l'nd&ilon I'ruL't is 75
Yl= A.B.e.D + A.B.e.D + A.B.e.D + A.B.C.D +
A.B.e.p + e.s.e.D + a.n.e.o + e.B.e.o
Yr= A.B.C.D + A.B.e.D + A.B.e.D + A.B.e.D +
a.B.c.D + A.e.c.D + A.B.C.D + a.B.c.D
A.e.D (B + B) + (B + B; a.e.D +
A.e.D (B + B) + A.e .D (B + E) +
A.e.o1n+B)+(B+B) Ae.D
n.c.D 1n + B) + A.CD 18 + B)
A.e.D + A.e.D + A.e.p + e.e .p
A.e.D + a.e.D +A c.D + A.C.D
A.e (D+D)+A.e (D+D)
(A+A)+e.D(A+A)C.D
A.e +A.e
(A+A)e e.D+c.D
(C + C)D
e
D
Y2= A.g.c.p + A.B.G.D + A.B.C.D + A.B.G.D +
E.B.c.D +A.B.C.D + A.B.C.D + a.s.c.D L2 A.n.e.n + A.s.e.o + a.s.e.p + e.s.e.p +
A.c.o 18 + B) + A.C.D(B +B) + A.B.c.p + A.B.C.D + A.B.c.D + A.B.c.D
A.c.D (B + ny + A.c.D (B + B)
= A.e.o 1B + B) + A.e .D(B + B) +
e.C.P + e.C.D + R.C.D + A.C.D A.C.D (B + B) + A.C.D(B+ B)
(A+A)C.D+(A+A)C.D A.e.o + a.e.D + [.c.o + A.c.D
C.D+C.D (A + A) +e.D(A +A) C.D
c(D+D) e.n+c.p
C (e +c)D
D
Yr=D Contoh 4 :
i B 11 Y SOP
0 0 0 1 ABC
I I I 1 A B.C
0 I 0 1 A.B C
0 I I 0
I 0 0 0
I 0 I I
I 1 0 0
I I I 0
00 0l 1l l0
-I
-,.|
:
0 1
:
:
0 0 Gambar 6.12 Contoh Penggunaan Karnaugh 1.
t.i
Contoh 5.
I 1 0 0 0
Sama halnya contoh 4 di atas, terdiri daritiga variabel A,B,C, dengan
keluaran "1" untuk kondisi masukan 0, 2, 4,6 desimal.
Y=A.C+A.B
f(A.B.C)=Xm (0,2,4,6)
Metode SOP dan disederhanakan;
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C
= A.B (e + c) + A.s.e
=A.B+A.s.e
=E1n+n.e;
=A1B+e;
=A.B+A.e
78 I )'I' rt i l' I ) i !i t, t l' I \' t rr l,'ll, r t, tt t l' t' t I't i' 'litln'l Ktnuuglr 79
Tabel kebenaran untuk fungsi SOP adalah :
A B C Y SOP
0 0 0 1 A.B.E
0 0 I 0
0 I 0 I A.B.C
0 1 I 0
1 0 0 I A.B.C
1 0 I 0
I I 0 1 A.B.E
1 1 I 0
I
C
CI
I
E
0
1
0
1
0 0
Contoh 6.
Terdiri dari empat variabel A,B,C, D dengan keluaran "1" untuk
kondisi masukan l, 5,9,12, 13,15 desimal.
'lith'l Kunmu_glt 8t
80 Ti,kni l' I )igi to l : I\tiltkutttt l'nt lt is
Tabel kebenaran untuk fungsi SOP adalah :
CD
00 0l ll lI
A B C D Y SOF
0
0
0
0
0
0
0
I
0
I A.B.C D
00 0 0
n 0
0 0 I 0 B 0l 1i
[_ ---r
0
0
0
0
0
I
I
I
1
0
0
I
I
0
I
B
0
0
I
0
A.BCD
ll
l0
0
0
0
0
t
'1,,,,i..
0
-T
0
0
0 I I I 0
t 0 0 0 0
Y=C.D+A.B.C+A.B.D
I 0 0 1 I A.B.C.D
I 0 I 0 0
Rangkaian gerbang sebelum dan sesudah penyederhanaan adalah
I 0 1 I 0
sebagai berikut :
I I 0 0 I A.B C.D
I I 0 I I A.B.C.D
I I I 0 0
I I I I 1 A.B.C.D
B
C
Bentuk persamaan SOP :
y = e.g.e.p+A.s.e.o+a.B.e.p+e.g.e.D+ D
a.g.e.o+e.B.c.D
(rangkaian sesudah penyederhanaan)
Bila persamaan SOP disederhanakan dengan aturan-aturan yang ada
(sebagai latihan), hasilnya akan sama dengan metode Karnaugh sebagai
berikut :
Penyelesaian dengan menggunakan cara Karnaugh map.
t_
A B C D des 1-7
I SOP
l] CI 0 B 0 0
U
I 0 0 I I I A.B C.D
0 I I 0 2 0
0 0 I 1 J I E.n.c.n
0 1 0 0 4 0
t
0 I 0 1 ) A B.C.D
0 I 0 6 0
0 I I 7 1 A.B.C D
I 0 0 0 U 0
I 0 0 1 9 I A.B.C.D
Contoh 7.
B Penampil 7 segmen
C
D
0[10 I 0 I I 0 I ?
00ll 1 I I I 0 0 I 3
0100 0 I I 0 0 I 1 4
.tt 0l0l I 0 I 0 I 1 5
B 0110 I 0 I I I I I 6
01ll I I I 0 0 0 0 7
C
D
10CI0 I I I I I I I U
l00l I I I 0 I I 9
'llthrl Ktrntuglr
,\(t
'
I i'l' trt l' I I
t t t t, t I I \' t r, ltl'r t t rn t l' t t t I't i t 87
00 Y=E.C+B.D+A.e+B.D
= A.C + A.e + B.D + B.D
0l
Gambar 6.17 Contoh penggunaan Karnaugh 5b.
c-4LJf_r''
A
00 Y=e+D+B
B-\\\, \T* r'--" 0l
o
--J'/J ll
Gambar 6.16 Contoh Penggunaan Karnaugh 5a.
l0
Penyelesaian untuk segmen b :
00 Y=A.C+B.D+A.C+B.D
= E.C + A.C + B.D + B.D Gambar 6.18 Contoh Penggunaan Karnaugh 5c.
0l
Y = C.Doc.D+ B I)enyelesaian untuk segmen d :
l0
8E
'li'knik I tlgt!ril l\'tnhktttn I)rukt is litlx'l Ktnntu.qlt 89
00 01 11 10
CD
00 0l ll l0
CD
t-....,......u.....-
00 \1 0 Y = B.D + A + B.e.D + A.B.c + C.D 00 tii ,t-l--l-llt--;:,
\Ji____.i.__'_i\ ,
Y=B.D+C.D
01 0
E xi 1 0t 0 0 x 0
ll 0 X x 1l 0 0 x x
tr-]
l0
#ti 1 x l0 B x rr-\
A B
D
B
C C
00 0t l1 lB
Gambar 6.19 Contoh Pengg,unaan Karnaugh 5d.
ll
l0
90
'
I i'fu t i l' I ) ti.t: t t, t I I Ir n Ir lt t I rt t t l' n t I't i t 'lhld Krtnruuglt ot
A Contoh 9.
Terdiri dari tiga variabel A,B,C biner masukan untuk memilih salah
B
satu masukan Io, I,, ..... I, Vang akan dihubungkan ke keluaran Y
C (berfungsi sebagai data selector).
-tL B n Y
I2 0 0 0 Io
Gambar 6.21 Contoh Penggunaan Karnaugh 5f.
I
I
0 0 I II
Penyelesaian untuk segmen g : I
0 I 0 I?
I
AB
00
I
AB ri
I
I
I
0
0
0
I
I{
I5
I I 0 I6
0[
Y=B.e+e+n.D+B.C 1 I I T?
0l Penyelesaian untuk \ :
ll
AB
00 I l1 l0
C
l0
0
o 0 0 0
A I 0 0 0 0
B
C
Y" =A.B.C
AB
00 01 1l l0 00 01 ll t0
C 11
0 0 0 0 0
0 0 0 0 .l
1
o 0 0 0
I 0 0 0 0
Y, =A.B.c Ya = A.B'C
Penyelesaian untuk Y, : Penyelesaian untuk \ :
AB
C
00 0l 1l l0 AB
00 0r 1l 10
C
0 0
o 0 0 0 0 0 0 0
I 0 0 0 0 I 0 0 0
o
Ys =A.B.C
% =A.s.e
Penyelesaian untuk \ :
Penyelesaian untuk \ :
AB AB
C
00 01 l1 10
11
00 0r ll t0
0 0 0 tl 0 0 0 0
o 0
I 0
o 0 0 I 0 0 0 0
Y, =A'g'c % =A.B.C
94 l',' l' ttr l' I I t,t:t t, t I I \t t, I r lt t trt t t l' r, t ll I i t 'l lt ln'l K rt t ttttu,glt 9.5
Penyelesaian untuk Y, : Contoh 10.
Rangkaian gerbang logika yang merubah kode BCD menjadi kode
AB Excess-3, dimana kode Excess-3 diperoleh dari menambah angka 3
00 01 1l 1U
C kepada kode BCD. Kode BCD yang dipakai hanya dari 0 hinga 9,
angka dari 10 sampai 15 diabaikan (do not care).
0 0 0 0 0
'Iabel kebenaran dan fungsi keluaran (excess-3) :
1 0 0 rn 0
ABC
Gambar 6.23 Contoh Penggunaan Karnaugh 6.
CD
00 0l 11 l0
00 0l ll
Lt 1 xi j CD
l0
tr3
00
I
00 0 0
0l
1
0 0 x 0
0l 0 x
ll 0 0 x x
1l j4 0 x
Iu
f 1 x
10 ! 0
{
E
Yr =D
Y, =B.c+B.D+B.e.D
Penyelesaian untuk Y, :
Penyelesaian untuk Yo :
CD
000tul0
AB
00
00
ti- 1 rit
00
0l 0 0 x 0
1l
l0
I it !
0 0
x
x x
0t
1l
l0
E =e.D+c.P
Ya =A+B.C+B.D
00 0 0 0 0 0 0 0 0
0l
111
]
0
0
C
0
l 0
0
I
0
101
I
r- 1
0 0
1
0
A
B
Contoh 11.
D
Penyederhanaan fungsi keluaran untuk 5 variabel A,B,C,D,E dimana
fungsi keluaran dalam bentuk persamaan SOP adalah : E
f (A.B.C.D.E) : E (1, 2, 6,7, 9,13,14, 15,17, 22, 23, 25, 29, 30, 3l)
Dalam bentuk tabel Karnaugh dan cara pelingkarannya :
-oo0oo-
2,6,10,14
0000
2,10,6,14 -10 (ulangan)
-10
I 0001
2 0010 Dari dua kali tahapan operasi OR, suku-suku esensi yang tidak
I 1000 tercakup pada operasi OR selanjutnya maupun suku-suku esensi
yang tidak berupa ulangan, merupakan bagian dari fungsi sisa
5 0101
pcnyederhanaan yang dicari.
6 0110
9 1001
t0E '
I |h i l' I ili t t l.' I \', tt lt' l'(t t
t ) ( t, t l'r rt I't i :
Mrlorh Qu inr Mc('l u:;k,y
lu)
Contoh 4 : Contoh 5
Menggunakan data dari contoh I padabagianT 'L. Menggunakan data dari contoh 2 padabagian 7.1.
01256'l
0125678910 l4 (0,1) arbr
(0,2) *"' I-T
rl l
( 0,1,9,9 ) uc (1,5) brc x
( 0,2,9,10) brdt (2,6) hct
rl
( 2,6,10,14) Cfl (5,7) AE
(5,7) arbd
(6,?) albc Gambar 7.2a Cara Peta Suku Esensi (contoh 2)
Dari tabel 7.2a dan 7.2b tampak jelas, penyederhanaan persamaan
yang dihasilkan berbeda satu sama lain, walaupun secara fungsional
Gambar 7.1 Cara Peta Suku Esensi (contoh 1)
akan memberikan hasil yang sama. Fungsi 7 .2adan7 .2byangdimaksud
D aitabel-tabel di atas, yang perlu diperhatikat adalahbahwa penarikan adalah:
garis baik secara horisontal maupun vertikal harus mencakup semua f=a'b'*bc'*ac
variabel/suku persamaan, suku persamaan dengan nilai 9 dan | 4 secara
dan
vertikal tidak adatemansehingga hatya dapatdicakup lewat penarikan
garis secara horisontal. Dengan demikian dua garis horisontal pertama f=a'c'*b'c*ab
harus lewat variabel 9 dan 14, dilanjutkan penarikan garis vertikal,
variabel sisa adalah 5 dan 7 yang masing masing terdiri dari dua suku
012567
persamaan, keempatan suku persamaan tersebut dapat dicakup dengan (0,1) arbr
menarik garis horisontal lewat (5,7), sehingga peta yang (0,2) arcr
menghubungkan semua suku persamaan dalam tabel terdiri dati tiga
(1,5) brc
garis horisontal yang mewakili tiga suku esensi persamaan yang dicari,
yaitu :
(2,6) bcr
(5,7) ac
f=b,c,+cd'+a'bd (6,7) ab
lt0 'l lht tk I )r ! I t I l't'thlil'd t.t,, l'ru kl i s Irl,'l tt lr ()tt i ttr Al, ('l t t tk't, ilt
Contoh 5
( 1,3,9,11) btd
23791113 Ba ian B
( 2,3,10,1 1) hlc
Flip Flop
( 3,7,1 1,15) cd
( 9,1 l,l3,l5) ad
-oo0oo-
'Alam setnesta menyembunyikan rahasianya dalam dua kata ampuh di dalam
pengetahuan, yaitu simetris dan tidak simetris"
s(r)
R(r)a(t)
Gambar 8.la Gerbang NOR (SR-FF) r
[0
7
0l
1l
10
a
tz, t 3 t2 t 31
Gambar 8.lj Bentuk Pulsa Keluarun SR-FF (l)
Keterangan :
ll6 '
l','l' r t t I' I t t t t, t I I \' t t, l,'
I l'rt t r t t t I' t rt I't i s
l;lip l;lop t 17
Dari tabel operasi di atas dapat dicari fungsi keluaran e untuk D-FF
dengan menggunakan tabel Karnaugh.
Q(t+l) = D(t)
* [--l l-l
Y-
Q ----------------
I l-_l
1234233321243
Gambar 8.lk Bentuk Pulsa Keluaran SR-FF (2) Gambar 8.2b Tabel Karnaugh D-FF
Keterangan : Simbol dan tabel kebenaran D-FF dengan fasilitas pewaktu (c) adalah:
1=set
2 = memori
3 = SR-FF tidak aktif (keluaran dalam kondisi hold) S a
4 = reset
C
8.2 Piranti D- FF
D-FF merupakan operasikhusus dari SR-FF dimana masukan SRselalu R a
diberi nilai berlawanan, bila S=1 maka R =0 dan sebaliknya. Dengan
demikian kondisi terlarang yang dijumpaipada tabel kebenaran SR-
FF tidak akan dijumpai pada tabel kebenaran D-FF karena tidak
memungkinkan adanya masukan S=R= 1. Tabel operasi dan tabel
kebenaran untuk D-FF dapat secara langsung diturunkan dari SR-FF.
I I I
1 0 I
Gambar 8.2a Tabel Operasi D'FF Gambar 8.2c Simbol D-FF (1)
Da D
ca a
122211r2222t
Gambar 8.2f. Bentuk Pulsa Keluaran D-FF (1)
Keterangan:
Gambar 8.2d Simbol D-FF (2) 1 = Q sama dengan D
2 = memori
Tambahan fasilitas masukan set-reset pada piranti D-FF memungkinkan
C D a a Keterangan keluaran D-FF dioperasikanpada mode operasi serempak (dipengaruhi
H L L H Reset pewaktu) maupun tak serempak (tidak dipengaruhi pewaktu).
H H H L Set
L x a a Memori e R C D a 0 Keterangan
L H Y rr H L Set *
Gambar 8.2e Tabel Kombinasi D-FF (1)
H L x x L H Reset *
L L x x :* {( )t
Dari tabel kebenaran D-FF (1) maupun fungsi keluaran Q(t+l) = D(t), H H n H H L Set**
tampak jelas bahwa dalam kondisi normal (terdapat masukan SR), D- H H a L L H Reset **
FF akan berfungsi sebagai memori mengikuti masukan S. Sifat ini akan
lebih jelas, melihat secara grafik hubungan attara masukan SR dengan Gambar 8.2g Tabel Kebenaran D-FF (2)
keluaran Q dan responnya terhadap pewaktu C (atggap sensitil' Keterangan:
terhadap lereng naik). * - operasi mode tak serempak
** = operasi mode serempak
*** = secara operasional, mode tersebut tidak dipakai.
t20 '
l'rhr t l' I ! t t, t I I \t n l,'k
)t t Itt t r l' nt I'l t t l"lip lihy l2t
C
Ka
, l----] [-
a Gambar 8.3a Simbol JK-FF (t)
t I
AS SR
tl
SSAR
il
SS AR
t
SS
Tabel operasional JK-FF dan fungsi keluaran e pada dasarnya dapat
diturunkan dari SR-FR secara fungsi terdapatkemiripan antarakedua
piranti memori tersebut.
I 0 I I
Sarna halnya D-FR JK-FF juga diturunkan dari SR-FF sebagai piranti
1 I 0 I
rnemori dasar, bedanya D-FF merupakan operasi khusus dari SR-FF
dengan masukan S selalu berlawanan dengan R, sedangkan JK-FF I I I 0
memiliki karakteristik berbeda dengan SR-FF terutama pada kondisi
terlarang (S=R=1). Untuk JK-FF kondisi tersebut (sebagai gantinya Gambar 8.3b Tabel Operasi JK-FF
J=K=1) justru dipergunakan untuk pengalihan Q(t+1) * Q(t) atau
Fungsi keluaran JK-FF :
disebut kondisi "toggle". Dengan kata lain bila masukan J=K=l
(untuk JK-FF) maka keluaran Q akan berupa pulsa kontinu karena Q(t+t) = Q(t)K'(t) + Q,(t)(t)
keluaran Q akan beralih dari 1 ke 0 dan dari 0 ke I tanpa henti mengikuti
pulsa pewaktu.
Q,
e{
J R 11 J K a 0 Keterangan
L H x x x H L Set +
H L x x Y L H Reset *
L L x x x :fi *,fi
H H H H H o a Memori *
H H H I H L H Set r**
Garnbar 8.3g Konstruksi JK-FF (2)
H H H H I H L **
Reset
H H H I I a a Memod **
Keterangan :
n7
Fungsi keluaran T-FF dapat diperoleh dari tabel operasi diatas dengan
menggunakan tabel Karnaugh.
Q(t+1)=T(t)@Q(t)
r(tN o l .l
?llTt
Gambar 8.4b Tabel Karnaugh T-FF
Simbol T-FF, tabel kebenaran dan rangkaian T-FF serta bentuk pulsa
_ft
keluaran T-FF adalah sebagai berikut :
rt++^+
1 T TI I I
-s
AS SR ST AR SH AS
1 0 I
Gambar 8.4d Tabel Kebenaran T-FF
I 1
0
Qr
QrQo 0 I
7_
00
UI 0 0
a
01 0 0
Tr = QoQr
l1 I I
Gambar 8.tlf Bentuk Pulsa Keluaran T-FF l0 0 0
Tl
1.10
'
I i'k n t l' I I
t ! t l, t I I \' t t, I t l'r t I r t t t l' n t l't i.s l;lip lthy LVI
Rangkaian pencacah 3 digit biner pada gambar 8,5c dapat digambarkan
QrQo ke bentuk lain dengan menggunakan fasilitas clock sebagai berikut :
7 --
UU
J
0t
To=l
1l
l0
To
t.12 'l'ekni k l riy tt t I I \r t' lrht t tt rt l'nt l't i t l"liy l;1,,n 1.1.1
8.5.2 Pencacah 3 Angka Biner Dengan SR-FF
QrQo
7
00
Qt Qrl 7
Sr Rr Sl Rl ep
u0 rr0 Rr = QlrQo
QrQrQo Q:QrQo
000 100 t0 0x 0x
001 Ell EX xx
010 0ll 0x x0 10
011 000 0x 0l 0l QrQo
100 lll x0 l0 l0 /
00
101 xx HX ]tx s
0l
Pr-Ht
110 xx xx XH ll
lll 010 0l x0 01 10
QrQo
QrQo 0l 'oo
00
0l 0 0 Ro =Qo
7
0l x x
Rr=Qo
il x I
l0 x x
QrQo
Rt 'oo
7
0l
Qr 1l
QrQo
7
0l l0
00
0t 1 x
I
0l x x so
Sr = Qtr
ll 0 0
=ezel +erel
So =Q6(Qz +Qr)
l0 0 0
Qr Qrf l
QrQrQn QrQrQo J? K? tr
Jl ILl Jo Ko
000 100 lx 0x 0x
001
[10 0ll 0x x0 lx
011 000 Ux xl AI
100 lll x0 lx 10
l0t rrv
ll0 :{x HX xlI
lll 010 xl x0 xl
Garnbar 8.7a Tabel Kebenaran Pencacah 3 digit (JK-FF)
Qr
QrQo
7
00
/
Jr = Qlr
J2
QrQo
r __
Gambar 8.6c Rangknian Pencacah 3 Digit SR-F'I.
UU
7
01
K:=Qo
ll
l0
Kx
QrQo
7
00 o"
?
0l
Jt=Qr
ll
l0
Jr
QrQo
7 __
UU
7
0l Qo
Kr = QIrQo
1l
Qo
10
K1
QrQo
Gambar 8.7c Rangkaian Pencacah 3 Digit JK-FF
7
00 8.5.4 Pencacah 3 Angka Biner Dengan D-FF.
7
01
Jo=Qr +Qr
ll Q' Q.* t Output D rnput
l0
Qr Qr Qo Qr Qr Qo BxBl Bo D2Dl Do
000 001 000 001
Jo
001 010 [01 011
QrQo
010 011 010 [10
s
00
011 100 0tt 110
s
0l 000 101 111 llt
Ko=l 101 110 t0l 1[t
ll
l0 1l[ lll 1lU lu0
l1l 000 tll 000
Jo
Qo
Qr ai
D1 = Qz .Qo + Qr .Qo
DI UI
1t
1[
Qo
Qr ai
00 Br =Qz @Qr
F
Br 0l
ll Gambar 8.8c Rangkaian Pencacah 3 Digit D-FF
l0
-oo0oo-
t40 I l'A' t t r l' l, t,t:t t, t I I \' t t, l, l, t r, t t t I' t,t l,'t i t ('ott t oh R rt n1hil rut I tt ili u l tt il t4t
Ba ian 9
Contoh Rongkaian Lanjuton
Pulsa penggeser
Sinyal kirim data
Data
Masukan
eo T-l
Gambar 9.2 Penggeser Data Serial4 Bit
Sinyal pengaktif pengu:man data
9.3 Pembagi Frekuensi
Gambar 9.lb Pengiriman Data Tak Serempak Sesuai dengan namanya maka piranti yang dimaksud akan membagi
frekuensi secara biner, yaitl :2, '.4, '.8,.......2" dan seterusnya. Keluaran
9.2 Penggeser Data Serial Q, sebagai pembagi 2, keluaran Q sebagai pembagi 4, keluaran Q
Penggeser data serial (pirantinya dikenal sebagai Serial shift register), sebagai pembagi 8, dan untuk JK-FF ke n maka keluaran
Q merupakan
merupakan piranti yang menerima data pada sisi masukan dan data sebagai pembagi2".
digeser secara serial satu persatu ke sisi keluaran (FIFO). Pada contoh
penggeser data serial 4 bit di bawah ini, termasuk salah satu contoh
sinkronisasi data tipe serempak.
0001
I
a
a,
0010 (2 desimal)
a,
q,
Perancangan rangkaian pembagi frekuensi 2' pada gambar di atas, dapat lunllah
Pada gambar, tampakjelas bahwa umpan 4bit data A (dari sisi atas)
padatahappertamaakan langsung dijumlahkan oleh IC 74LS83 karena
tanda untuk data A adalah positif dengan T=1 (kondisi,awal 0000,
sehingga tidak merubahdataA) dan selanjutnya disimpan pada piranti Gambar 9.5a Pencacah Frekuensi Modulus 6
4buah D-FF. Tahap berikutnya adalah mengumpan data kedua yaitu
B. Tanda atau jenis operasi yang dikehendaki tergantung kepada nilai
T dan K, bila dikehendaki operasi penjumlahan maka T=1 dan K=0
sebaliknya operasi pengurangan T=0 dan K=0.
.-l
p.
o.
t50 '
I rkn r l' l rt!t t,tl' l'onlrl'oltn I'rol'l i.t (.\ntolt Rilnlktirtil l,ttrtluttt,t l5t
Qr Qr
A
Masukan serial
IVIR CP
Masrrkan
Desimal
Sr Sr So E
Pemilih Pengaktif
Masukan Keluaran
c{
E s2 SI ,J0 Z
H x x x L
L 0 u 0 l0
L 0 0 1 l1
L 0 1 I t7,
L 0 I 1 l3
L I 0 0 14
L 1 0 0 15
L t I 0 16
$aSrSoE L I I I t'I
pemlh Pengaktif
I 0 I 0 I2 Masukan
0 0 1 1 I3
0 I I u I+
0 I 0 1 IJ
0 I I 0 I6 ItJ -----*
0 I I I t?
I 0 0 0 I"
I 0 I 1 Ie
I 0 I 0 Ito
I 0 I I Itr 56 51 52 53
1 I 0 I Ire
t____rr_-
I I 0 I Irr Pemilih
1 I I I It+
I I 1 I Its Gambar 9.9b Multiplexer 16 Masukan -1 Keluar
Femrlik Keluaran
52 51 SO 0? 06 05 04 03 Q2 Ql Q0 2 Qr
000 0000000D
0lr 000000D0 3
010 00000D00
[11 0000D000
100 000D0000 4
r01 00D00000
110 0D000000
111 D0000000 5
74138
7 Qr
Keluaran
demr*<
& Al A,o Sr 51 So D
H#
Pemdrh Data
t60 '
I l'/l t i l' I ) i.t:t t, t l ; l \r u I rkt t t t l' ru kt i s
t
(onlolt lltn.{htirt u I ttttiill(t,t t6t
Salah satu contoh penerapan fungsi multiplexer adalah sebagai
pendeteksi kondisi pintu (tertutup atau terbuka) dimana satu dari 8
pintu yang hendak dideteksi diumpankan ke masukan multiplexer IC
74151, keluaran multiplexer diumpankan sebagai masukan bagi
Ba ian 10
demultiplexer IC 74138. 8 kisi keluaran IC 74138 mewakili 8 kondisi Pirunti ADC, DAC don Pulsu
8 pintu (terbuka atau tertutup). Pendeteksian pintu dilakukan secara
terus menerus sehingga baik IC 74138 maupun IC 74138 kisi pemilih
(S0, S, 52, A0, A, A2) dihubungkan ke pencacah modulus 8 yang
akan memberikan nilai mulai 0 sampai 8 untuk memilih 1 dari 8
masukan atau keluaran, kemudian kembali ke 0 dan seterusnya.
t62 '
I i' l' n i l' I )t g t, t L l \'t Jr l\
t tt t t, t l' r, t L't i s
f-=*,'* I meter penting DAC yang disebut resolusi, yaitu besaran terkecil yang
lu'* |
masih dapat dikonversikan (P volt = kenaikan tiap satu satuan digi-
tal).
I 2N.P volt
FM
?
E I -l
fslstem
|,r*ror*
+t
I
0 Volt
ry
Secara garis besar parameter masukan dan keluaran DAC adalahsebagai
berikut :
nL x
untuk Vr:
%, = _(RJ/&) %
dan seterusnya (lihat buku pada daftar perpustakaan untuk pembahasan
Tegangan analog detailnya).
Tegangan keluaran total :
Gambar 10.3 Simulasi Konversi DAC
! = Vo,* Yo,
Teknik yang dipergunakan piranti DAC untuk mengkonversi besaran
bobot digital menjadi besaran analog tidak begitu rumit, yaitu Sejauh ini terdapat dua metode yang dipergunakan DAC untuk
memanfaatkan sifat penguat Op-Amp (tidak dibahas detail karena mengkonversi bobot digital menjadi tegangan analog, yaitu :
bukan tujuan buku ini membahas teori analog) sebagai berikut : nRR
Dn
Blla pada sisi masukan hanya terdapat Rr (R lain tidak ada) maka nh
rut
p-----J\,q/1',
hubungan \ dan \ adalah :
li
,
I
V keluaran
Vo=-(&/R,).V, iV,=V, i
t-\ - l-nt
rvJ
L.,0H-r1r4n
Vr
Vs keluaran Do (LSB) D" (MSE)
!'I
.vRr
Vr.r
Vl analog
__Ll- Pulsa selesai Secara garis besar parameter masukan dan keluaran
berikut :
ADC adalah sebagai
Pulsa mulai
ambil dan titik ffii
Pulsa pewattu
acah digrtal
Gambar 10.7 Cara Kerja ADC
Pada saat "pulsa mulai konversi" diberikan, pencacah frekuensi (lihat
contoh padabagian 10) akan mulai mencacah dari nol hingga ada
perintah berhenti berupa "pulsa selesai". Pulsa selesai muncul bila
tegangan keluaran DAC sama atau lebih besar dari tegangan V' Yang
_rL -LT
hendak dikonversi ke besaran digital (baca sifat penguat Op-Amp pada Pulsa mulai Pulsa selesai
buku halaman daftar perpustakaan). Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagai berikut : Gambar 10.8 Diagram Waktu Konpersi ADC
I6tl '
I i' b t i I' I ) i i t, t l ; l \t nlt I't t ! t t t l' nt l't i.s l'inttti /l)(', lil(',htt I'ul',t 169
10.3 ADC 0809
ADC0809 menrpakan piranti ADC yangbanyak dipergunakan dalam
aplikasi sistem yang sederhana, terbuat dari CMOS dengan 8 bit
masukan analog (No - INr) yang dapat dikonversikan menjadi digital
secara individual dengan memilih salah satu masukan analog dengan 8x
Tri
masukan
fasilitas multiplexer 8 masukan - 1 keluaran yang dikendalikan lewat analog State
output
ADDA, ADDB, ADD.. ADC0809 dirancang kompatibel dengan sistem lalch
buffer
bus mikroprosesor standard sehingga dapat langsung diaplikasikan 3x hsi mtr:k
sebagai bagian sistem bersama mikroprosesor tanpa banyak tambahan pengalamatan
piranti perarltaru.
ALE
*26 INo
INr 2E
INr 19
Masukan INi l8
Analog Keluaran digital Gambar 10.10 Bagan Kotak Internal ADC0809
INr
INs ADC l5 8 bir 00000000 -
Tegangan masukan analog setelah dipilih oleh multiplexer (ALE aktif,
INc '0809 l4
lil1ll11
Address Latch Enable), selanjutnya akan dibandingkan dengan
INr
Pengalamata4 l1 tegafigan dari "256 R lewat saklarnya" oleh komparatot yang
memilih sah.r t2 dikendalikan oleh "conffol & timing" (sinyal Start perlu diaktifkan).
dari 8 masukan { .,,+ l6
Keluaran dari komparator (pembanding) dipergunakan oleh SAR (suc-
22
16 cessive Aproximation Register) untuk menggerakan cabang cabang
13 saklar (Switch) yang terhubungkan dengan salah satu titik pembagi
tegangan 256 R. Tegangan inilah yang akan diperbandingkan oleh
Gambar 10.9 ADC0809 komparator sampai tegangafi sama dengan tegangan analog masukan
(sinyal EOC aktif, End Of Conversion) dan hasilnya berupa bobot
ADC0809 menggunakan pendekatan berangsur sebagai teknik konversi
digital 8 bit tersediapada keluaran (dapat dlbaca dengan mengaktifkan
dari tegangan analog menjadi bobot digital. Berisikan 256 R untuk
sinyal OE, Output Enable).
pembagi tegangan beserta saklar untuk melakukan fungsi pendekatan
berangsur yang dimaksud. Beberapa karakteristik penting IC ADC0809 yangperlu dipahami bila
dikoneksikan ke piranti lain sebagai sistem, misalnya dengan mikro-
prosesor.
t70 li'/rtil' l)i!it,tl' l\tt,l,'htt,ttt I'ntl'!i: I)iruttti Al )(', lr,|r('rhttr I'ul.vt t7t
EOC menjadi high ("1") bila tegangan masukan analog telah ADD v,* Digital Vour (Digital)
selesai dikonversi ke bobot digital (dibutuhkan 65 siklus waktu
atau pulsa).
000 ,ggy 1111111I 4,98Y
Pulsa Start adalah negatif edge, sedangkan pulsa ALE adalah
001 4,37Y 11011111 4,35V
positif edge.
010 3,74Y 10111111 3,73Y
0l I 3,12v 10011111 3,10V
Perhitungan konversi :
100 2,49Y 0111111 I 2,48V
V," = [(V*. - V*) E 1/2N ] + V*. 101 I,g7Y 01011111 1,85V
N = 1,2. ....8 (umlah bit digital) 110 1,24Y 01000000 1,23Y
Contoh :
111 0,62Y 00100000 0,6lv
Digital 00101011
'1O.4 Contoh Termometer Digitat
V** = 5V;V*_ = -2Y iV,* = 2,52Y
Contoh penerapan ADC sangat luas, salah satu penerapan yang sering
V,* = (5-2)(l/8 +l/32+L/L28+l/256) +2 = 2,5Y
dijumpai adalah sebagai alat penunjuk suhu (thermometer). Dengan
Terjadi selisih 5,25y - 2,5Y = 0,05V merupakan kesalahan akibat menggabungkan beberapa piranti berupa alat sensor suhu, ADC dan
resolusi dari ADC dan akibat resistansi dari alat ukur tegangan pengalih BCD - 7 segmen serta penampil 7-segmen dapat dirancang
yang dipergunakan. satu thermometer digital yang cukup akurat.
Contoh: Piranti ADC yang dipergunakan adalahMcl|433 yang mengkonversi
Digital 11111111 tegangan analog masukan pada kisi V*, sedangkan tegangan referensi
V** = 5V;V*_ = 0V iV,ru = 4,99Y dan kalibrasi dilakukan pada kisi V. dan Voo. Berfungsi sebagai sensor
suhu adalah diode 1N4148 (semakin aktif diode, arus yang masuk
V,o, = 5.(l/ 2+l / 4+l /8+l / 16+l / 32+l / 64+l / 128+l /256)
kisi basis transistor semakin kecil sehingga transistor semakin tidak
= 4,98Y aktif dan tegangan kolektor akan semakin membesar). Perubahan
Terjadi selisih 4,99V - 4,98V = 0,01V merupakan kesalahan akibat tegangan ini terkorelasi dengan suhu yang dikenakan kepada diode
resolusi dari ADC dan resistansi dari alat ukur yangdipetgunakan. yang berfungsi sebagai sensor.
Contoh: keluaran ADC14433 berupa BCD, dikatakan 3% digit karena angka
Beberapa pengukuran dengan menggunakan ADC0809 dan hasilnya paling signifikan (MSB, most significant byte) hanya menampilkan
sebagai berikut : angfta "1" desimal. 3 digit lainnya dapat menampilkan besaran 0 - 9
desimal. Untuk memilih satu diantara 4 digit penampil 7-segmen,
piranti MCI4433 menggunakan fasilitas DS, DS2, DS3, DS4 (4 kisi
keluaran mewakili 4 penampil 7-segmen). Dengan demikian fasilitas
DS ini mcnghindari MCl4433 untuk menyediakan keluaran 4x 4bit
Rr
MC14433 (ADC)
ABCD 4
MC154tt
pengalih BCD
ke 7 sesmen
m HH
tr tn
t74 'Ii'l'nik I )itittrl: I7'ndtkotun I'ruktis I'ironti Al)(', l)A('tltn l\lyt l7.t
.L
t =T tL +tH
tz =0,693 Rz C
tg =0,693'(Rr +Rz)C
tH Daftar Pustaka
dutvcvcle=
tH +t2
Contoh
680
L
pf
I =I
6.
7.
Robert F. Coughlin ; "Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linear "; 1982; Penerbit Erlangga.
John V. Wait ; " Introduction to Operational Amplifier Theory
and Applications"; 1975; McGraw-Hill.
8. Ronald J. Tocci; " Digital Systems, Principles and Application";
Gambar 10.13 Rangkaian Pembangkit Pulsa
1995; Printice-Hall, Inc
-oo0oo- 9. William Kl eitz; " Digital Elecffonic, A Practical Approach" ; 1996;
Printice-Hall, Inc.
-oo0oo-
r76 '
I i'l' r t i I' I ) i ! t t rt L l \r n h'h t t t t t I' nt
t I't i.t